SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Ika Dessy S, SST
Pre eklampsia merupakan salah satu komplikasi yang
sering terjadi pada kehamilan, yang biasanya terjadi
pada kehamilan lebih dari 20 minggu, yang ditandai
oleh adanya hipertensi, proteinuria, dan edema.
Keluhan-keluhan yang biasa timbul ialah adanya
pertambahan berat badan (karena edema), mudah
timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing,
pandangan kabur, nyeri lambung, oligouria, gelisah
dan kesadaran menurun.
Ciri khas dari diet ini adalah memperhatikan asupan
garam dan protein.
Tujuan dari pemberian diet pre eklampsia ialah :
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar
tetap normal
Mencegah dan mengurangi retensi garam dan
air/cairan
Mencapai keseimbangan nitrogen
Menjaga agar penambahan berat badan
tidak melebihi normal
Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor
resiko lain atau penyulit baru pada saat
kehamilan atau setelah melahirkan
Syarat diet pada pre eklampsia, ialah :
1. Energi dan zat gizi yang diberikan harus cukup.
Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam
menerima makanan. Penambahan energi tidak
melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum
hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat
ringannya retensi garam atau air. Penambahan
berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau
di bawah 1 kg/minggu.
3. Protein tinggi (1 ½ - 2 gr/kg berat badan)
4. Pemberian lemak sedang, sebagian lemak berupa
lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh
ganda.
5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan
sedikit lebih tinggi.
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan
makan pasien
8. Cairan diberikan 2500ml/hari. Pada keadaan
oligouria cairan dibatasi dan disesuaikan dengan
cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat,
dan pernapasan.
Ada 3 macam pemberian diet untuk pre eklampsia,
yaitu :
1. Diet Pre eklampsia I
Diet ini diberikan pada pasien dengan preeklampsia
berat (PEB). Makanan diberikan dalam bentuk cair
yang terdiri dari sari buah dan susu. Jumlah cairan
yang diberikan paling sedikit 1500ml sehari per
oral, dan kekurangannya diberikan secara
parenteral. Karena makanan ini kurang mengandung
zat gizi dan energi, maka hanya diberikan 1-2 hari
saja.
2. Diet Pre eklampsia II
Diet ini diberikan kepada pasien pre
eklampsia yang penyakitnya tidak terlalu
berat atau sebagai makanan peralihan dari
diet pre eklampsia I. Makanan diberikan
dalam bentuk saring atau lunak dan diberikan
sebagai Diet Rendah Garam I. Dalam diet ini
makanan yang diberikan cukup mengandung
energi dan zat gizi lainnya.
3. Diet Pre eklampsia III
Diet pre eklampsia III diberikan kepada pasien
dengan pre eklampsia ringan (PER) atau sebagai
peralihan dari diet pre eklampsia II. Pada diet ini
makanan mengandung tinggi protein dan rendah
garam. Makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Pada diet, jumlah energi harus
disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang
tidak boleh lebih dari 1 kg/bulan. Pada diet ini
makanan yang diberikan mengandung cukup
semua zat gizi dan energi.
Bahan
makanan
Diet PE I Diet PE II Diet PE III
Berat (g) UTR Berat(g) URT Berat (g) URT
Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls tim
Telur - - 50 1 btr 50 1 btr
Daging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Tempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdg
Sayuran - - 200 2 gls 200 2 gls
Sari buah 1000 5 gls 400 4 ptg sdg
pepya
400 4 ptg sdg
pepaya
Gula
pasir
80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm
Mnyk
nabati
- - 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm
Susu
bubuk
75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm
Diet PE I Diet PE II Diet PE III
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Karbohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 246 212 213
Natrium (mg) 228 248 403
Diet Preeklampsia I
Pukul 06.00 teh 1 gelas
Pukul 08.00 Sari tomat 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gelas
Pukul 13.00 Sari advokat 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 16.00 Sari tomat 1 gelas
Susu 1 gelas
Pukul 18.00 Sari pepaya 1 gelas
Sari jeruk 1 gelas
Pukul 20.00 teh 1 gelas
Susu 1 gelas
Diet Preeklampsia II dan III
Waktu Bhn
makanan
Diet PE II Diet PE III
Berat (g) URT Berat (g) URT
Pagi Beras 50 1 gls tim 50 1 gls
tim
Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr
Sayuran 50 ½ gelas 50 ½ gls
Minyak 5 ½ gelas 5 ½ sdm
Susu bubuk 25 5 sdm 25 5 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
10.00 Buah 100 1 ptg 100 1 ptg
sdg
pepay
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Waktu Bahan
makanan
Diet PE II Diet PE III
Berat
(g)
URT Berat (g) URT
Siang Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim
Daging 50 1 ptg sedang 50 1 ptg sdg
Tahu 50 ½ bh besar 100 1 bh besar
Sayuran 75 ¾ gelas 75 ¾ gls
Buah 100 1 ptg sdg
pepaya
100 1 ptg sdg
pepaya
Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm
16.00 Buah 100 1 ptg sdg
pepaya
100 1 ptg sdg
pepaya
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Susu bubuk - - 25 5 sdm
Malam Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim
Ikan 50 1 ptg sedang 50 1 ptg sdng
Tempe 25 1 ptg sedang 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 ¾ gelas 75 ¾ gls
Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
Konstipasi didefinisikan sebagai kesulitan
atau jarang defekasi yang mungkin karena
feses keras atau kering, dapat terjadi
sekunder akibat kebiasaan defekasi tidak
teratur, gangguan metabolik dan endokrin,
aktivitas faktor psikogenik, kurang aktivitas,
asupan serat dan cairan yang tidak edekuat,
dan abnormalitas usus (mis: tumor, hernia
dsb)
Perubahan hormon tonus otot menurun
menghambat peristaltik usus konstipasi
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diberikan diet.
Tujuan diet ini adalah untuk memberi makanan sesuai
kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat
merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan
normal.
 Cukup protein dan lemak
 Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan
energi total
 Vitamin dan mineral tinggi, terutama vit B1
dan B kompleks untuk memelihara otot
saluran cerna
 Cairan tinggi, yaitu 2 – 2,5 L untuk membantu
memperlancar defekasi. Pemberian minum
sebelum makan akan membantu merangsang
peristaltik usus
 Serat tinggi, yaitu 30 – 50 g/hari terutama
serat tidak larut air yang berasal dari beras
tumbuk, beras merah, sayuran, dan buah
BAHAN MAKANAN BERAT (g) URT
Beras merah 275 4 gelas nasi
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Kacang hijau 25 2 ½ sdm
Sayuran 300 3 gelas
Buah 300 3 ptg sdg pepaya
Minyak 25 2 ½ sdm
Gula pasir 25 2 ½ sdm
Energi : 2100 kkal Vit A : 34404 RE
Protein : 79 g Tiamin : 1,5 mg
Karbohidrat : 329 g Vit C : 186 mg
Kalsium : 700 mg Serat : 41 g
Besi : 23 mg
Pagi
Beras merah 75 g = 1 gls nasi
Telur ayam 50 g = 1 butir
Sayuran 100 g = 1 gls
Minyak 5 g = ½ sdm
Pukul 10.00
Kacang hijau 25 g = 2 ½ sdm
Gula pasir 15 g = 1 ½ sdm
Siang /malam
Beras merah 100 g = 1 ½ gls nasi
Daging 50 g = 1 ptg sedang
Tempe 50 g = 2 ptg sedang
Sayuran 100 g = 1 gls
Jeruk apel 100 g = 1 buah
Minyak 10 g = 1 sdm
Pukul 16.00
Nenas 100 g = 1 ptg sedang
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Sumber karbohidrat : beras tumbuk/merah,
havermout, roti whole wheat
Sumber protein nabati : kacang-kacangan yang
dikonsumsi dengan kulitnya seperti kacang
keselai, kacang tanah, kacang hijau, dan
hasil olah kacang-kacangan, seperti tempe.
Sayuran : sayuran dengan serat tinggi: daun
singkong, daun kacang panjang, daun
pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare,
kacang panjang, buncis, dan ketimun.
Buah : buah-buahan yang berserat tinggi,
seperti jeruk (dimakan dengan selaputnya),
nenas, mangga, pisang, pepaya, sirsak serta
buah yang dimakan dengan kulitnya seperti
apel, anggur, belimbing, pir dan buah jambu
Diabetes melitus adalah kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang mengalami
peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan hormon insulin secara
absolut atau relatif.
Tujuan: mempertahankan kadar glukosa
darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan, memberi
cukup energi untuk mempertahankan atau
mencapai berat badan normal
 Energi cukup untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan normal.
 Kebutuhan protein normal 10 – 15% dari
kebut energi total
 Kebutuhan lemak sedang yaitu 20 – 25% dari
kebutuhan energi total.
 Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari
kebutuhan energi total yaitu 60-70%
 Penggunaan gula murni dalam minuman dan
makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
 Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan
mengutamakan serat larut air yang terdapat
di dalam sayur dan buah
 Cukup vitamin da mineral. Apabila asupan
dari makanan cukup, penambahan vitamin
dan mineral dalam bentuk suplemen tidak
diperlukan.
Jenis diet Energi kkal Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VII 2500 80 62 396
 Dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
adalah sebagai berikut :
Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm
– 100) x 1 kg.
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160
cm dan wanita di bawah 150 cm, atau bagi
mereka yang berumur lebih dari 40 tahun,
rumus dimodifikasi menjadi.
Berat badan ideal = (TB dalam cm – 100) x 1
kg.
- Menghitung kebutuhan basal dengan cara
mengalikan berat badan ideal dengan 30
untuk laki-laki dan 25 untuk wanita.
- Pada permulaan kehamilan diperlukan
tambahan 150 kalori/hari dan pada trimester
II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi
diperlukan tambahan sebanyak 550
kalori/hari.

More Related Content

What's hot

Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Ratnawati Sigamma
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)Shela Rizky Tarinda
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis'Rheyfan Caspian
 
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu Hamil
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu HamilSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu Hamil
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu HamilAnnisa Setia Candra
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptirwan56
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHATPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHATIFTITAH INDRIANI
 
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)Agnescia Sera
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptmerlin485713
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaWira Rotinsulu
 
Materi Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptx
Materi Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptxMateri Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptx
Materi Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptxMeliPurba
 
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilNur Angraini
 

What's hot (20)

Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Ppt jajanan sehat
Ppt jajanan sehatPpt jajanan sehat
Ppt jajanan sehat
 
Diet hipertensi
Diet hipertensiDiet hipertensi
Diet hipertensi
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis
 
Penyusunan menu
Penyusunan menuPenyusunan menu
Penyusunan menu
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Makanan Sehat
Makanan SehatMakanan Sehat
Makanan Sehat
 
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu Hamil
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu HamilSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu Hamil
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Nutrisi Ibu Hamil
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.ppt
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHATPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.ppt
 
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan PreeklampsiaDiet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Diet Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia
 
Materi Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptx
Materi Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptxMateri Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptx
Materi Etika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses pelayanan.pptx
 
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
 

Similar to Prinsip diit pada preeklampsia dan eklampsia

Diabetes bukan penyakit baru
Diabetes bukan penyakit baruDiabetes bukan penyakit baru
Diabetes bukan penyakit baruLina Susanti
 
Food in hospitals
Food in hospitalsFood in hospitals
Food in hospitalsHesti Arini
 
Pengurusan berat badan
Pengurusan berat badan Pengurusan berat badan
Pengurusan berat badan Ramu Velusamy
 
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptx
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptxGizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptx
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptxVeronicaYulisnaSinuk
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusiaGizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusiaMuhammad Yusuf
 
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusiaGizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusiaRachmad Walujo
 
Tatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.ppt
Tatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.pptTatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.ppt
Tatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.pptTaufiqurrokhman Rofii
 
GIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu Chaesar
GIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu ChaesarGIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu Chaesar
GIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu ChaesarPangestu S
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolonelsegintzna
 

Similar to Prinsip diit pada preeklampsia dan eklampsia (20)

Diabetes bukan penyakit baru
Diabetes bukan penyakit baruDiabetes bukan penyakit baru
Diabetes bukan penyakit baru
 
Modul iv gizi kb 4
Modul iv gizi kb 4Modul iv gizi kb 4
Modul iv gizi kb 4
 
1.ppt
1.ppt1.ppt
1.ppt
 
DM.pptx
DM.pptxDM.pptx
DM.pptx
 
Food in hospitals
Food in hospitalsFood in hospitals
Food in hospitals
 
Pengurusan berat badan
Pengurusan berat badan Pengurusan berat badan
Pengurusan berat badan
 
Pengurusan berat badan
Pengurusan berat badan Pengurusan berat badan
Pengurusan berat badan
 
Masalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumilMasalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumil
 
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
 
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptx
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptxGizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptx
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia.pptx
 
Diet wanita hamil
Diet wanita hamilDiet wanita hamil
Diet wanita hamil
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusiaGizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia
 
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusiaGizi seimbang dalam siklus hidup manusia
Gizi seimbang dalam siklus hidup manusia
 
Tatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.ppt
Tatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.pptTatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.ppt
Tatalaksana diabetes melitus puasa pada bulan ramadhan.ppt
 
Diet DM.pptx
Diet DM.pptxDiet DM.pptx
Diet DM.pptx
 
GIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu Chaesar
GIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu ChaesarGIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu Chaesar
GIZI Diet pasien ibu hamil dengan anemia by Pangestu Chaesar
 
Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolon
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 

Prinsip diit pada preeklampsia dan eklampsia

  • 2. Pre eklampsia merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan, yang biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu, yang ditandai oleh adanya hipertensi, proteinuria, dan edema. Keluhan-keluhan yang biasa timbul ialah adanya pertambahan berat badan (karena edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, pandangan kabur, nyeri lambung, oligouria, gelisah dan kesadaran menurun.
  • 3. Ciri khas dari diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein. Tujuan dari pemberian diet pre eklampsia ialah : Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air/cairan Mencapai keseimbangan nitrogen
  • 4. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan
  • 5. Syarat diet pada pre eklampsia, ialah : 1. Energi dan zat gizi yang diberikan harus cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam menerima makanan. Penambahan energi tidak melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil. 2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu. 3. Protein tinggi (1 ½ - 2 gr/kg berat badan)
  • 6. 4. Pemberian lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. 5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi. 6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium. 7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien 8. Cairan diberikan 2500ml/hari. Pada keadaan oligouria cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernapasan.
  • 7. Ada 3 macam pemberian diet untuk pre eklampsia, yaitu : 1. Diet Pre eklampsia I Diet ini diberikan pada pasien dengan preeklampsia berat (PEB). Makanan diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari sari buah dan susu. Jumlah cairan yang diberikan paling sedikit 1500ml sehari per oral, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Karena makanan ini kurang mengandung zat gizi dan energi, maka hanya diberikan 1-2 hari saja.
  • 8. 2. Diet Pre eklampsia II Diet ini diberikan kepada pasien pre eklampsia yang penyakitnya tidak terlalu berat atau sebagai makanan peralihan dari diet pre eklampsia I. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai Diet Rendah Garam I. Dalam diet ini makanan yang diberikan cukup mengandung energi dan zat gizi lainnya.
  • 9. 3. Diet Pre eklampsia III Diet pre eklampsia III diberikan kepada pasien dengan pre eklampsia ringan (PER) atau sebagai peralihan dari diet pre eklampsia II. Pada diet ini makanan mengandung tinggi protein dan rendah garam. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Pada diet, jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang tidak boleh lebih dari 1 kg/bulan. Pada diet ini makanan yang diberikan mengandung cukup semua zat gizi dan energi.
  • 10. Bahan makanan Diet PE I Diet PE II Diet PE III Berat (g) UTR Berat(g) URT Berat (g) URT Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls tim Telur - - 50 1 btr 50 1 btr Daging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg Tempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdg Sayuran - - 200 2 gls 200 2 gls Sari buah 1000 5 gls 400 4 ptg sdg pepya 400 4 ptg sdg pepaya Gula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm Mnyk nabati - - 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm Susu bubuk 75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm
  • 11. Diet PE I Diet PE II Diet PE III Energi (kkal) 1032 1604 2128 Protein (g) 20 56 80 Lemak (g) 19 44 63 Karbohidrat (g) 211 261 305 Kalsium (mg) 600 500 800 Besi (mg) 6,9 17,3 24,2 Vitamin A 750 2796 3035 Tiamin (mg) 0,5 0,8 1 Vitamin C (mg) 246 212 213 Natrium (mg) 228 248 403
  • 12. Diet Preeklampsia I Pukul 06.00 teh 1 gelas Pukul 08.00 Sari tomat 1 gelas Susu 1 gelas Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gelas Pukul 13.00 Sari advokat 1 gelas Susu 1 gelas Pukul 16.00 Sari tomat 1 gelas Susu 1 gelas Pukul 18.00 Sari pepaya 1 gelas Sari jeruk 1 gelas Pukul 20.00 teh 1 gelas Susu 1 gelas
  • 13. Diet Preeklampsia II dan III Waktu Bhn makanan Diet PE II Diet PE III Berat (g) URT Berat (g) URT Pagi Beras 50 1 gls tim 50 1 gls tim Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr Sayuran 50 ½ gelas 50 ½ gls Minyak 5 ½ gelas 5 ½ sdm Susu bubuk 25 5 sdm 25 5 sdm Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm 10.00 Buah 100 1 ptg 100 1 ptg sdg pepay Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
  • 14. Waktu Bahan makanan Diet PE II Diet PE III Berat (g) URT Berat (g) URT Siang Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim Daging 50 1 ptg sedang 50 1 ptg sdg Tahu 50 ½ bh besar 100 1 bh besar Sayuran 75 ¾ gelas 75 ¾ gls Buah 100 1 ptg sdg pepaya 100 1 ptg sdg pepaya Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm 16.00 Buah 100 1 ptg sdg pepaya 100 1 ptg sdg pepaya Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm Susu bubuk - - 25 5 sdm Malam Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim Ikan 50 1 ptg sedang 50 1 ptg sdng Tempe 25 1 ptg sedang 50 2 ptg sdg Sayuran 75 ¾ gelas 75 ¾ gls Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
  • 15. Konstipasi didefinisikan sebagai kesulitan atau jarang defekasi yang mungkin karena feses keras atau kering, dapat terjadi sekunder akibat kebiasaan defekasi tidak teratur, gangguan metabolik dan endokrin, aktivitas faktor psikogenik, kurang aktivitas, asupan serat dan cairan yang tidak edekuat, dan abnormalitas usus (mis: tumor, hernia dsb)
  • 16. Perubahan hormon tonus otot menurun menghambat peristaltik usus konstipasi Untuk mengatasi hal tersebut perlu diberikan diet. Tujuan diet ini adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
  • 17.  Cukup protein dan lemak  Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total  Vitamin dan mineral tinggi, terutama vit B1 dan B kompleks untuk memelihara otot saluran cerna  Cairan tinggi, yaitu 2 – 2,5 L untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan membantu merangsang peristaltik usus
  • 18.  Serat tinggi, yaitu 30 – 50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk, beras merah, sayuran, dan buah
  • 19. BAHAN MAKANAN BERAT (g) URT Beras merah 275 4 gelas nasi Daging 100 2 ptg sdg Telur ayam 50 1 btr Tempe 100 4 ptg sdg Kacang hijau 25 2 ½ sdm Sayuran 300 3 gelas Buah 300 3 ptg sdg pepaya Minyak 25 2 ½ sdm Gula pasir 25 2 ½ sdm
  • 20. Energi : 2100 kkal Vit A : 34404 RE Protein : 79 g Tiamin : 1,5 mg Karbohidrat : 329 g Vit C : 186 mg Kalsium : 700 mg Serat : 41 g Besi : 23 mg
  • 21. Pagi Beras merah 75 g = 1 gls nasi Telur ayam 50 g = 1 butir Sayuran 100 g = 1 gls Minyak 5 g = ½ sdm Pukul 10.00 Kacang hijau 25 g = 2 ½ sdm Gula pasir 15 g = 1 ½ sdm
  • 22. Siang /malam Beras merah 100 g = 1 ½ gls nasi Daging 50 g = 1 ptg sedang Tempe 50 g = 2 ptg sedang Sayuran 100 g = 1 gls Jeruk apel 100 g = 1 buah Minyak 10 g = 1 sdm Pukul 16.00 Nenas 100 g = 1 ptg sedang Gula pasir 10 g = 1 sdm
  • 23. Sumber karbohidrat : beras tumbuk/merah, havermout, roti whole wheat Sumber protein nabati : kacang-kacangan yang dikonsumsi dengan kulitnya seperti kacang keselai, kacang tanah, kacang hijau, dan hasil olah kacang-kacangan, seperti tempe. Sayuran : sayuran dengan serat tinggi: daun singkong, daun kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang panjang, buncis, dan ketimun.
  • 24. Buah : buah-buahan yang berserat tinggi, seperti jeruk (dimakan dengan selaputnya), nenas, mangga, pisang, pepaya, sirsak serta buah yang dimakan dengan kulitnya seperti apel, anggur, belimbing, pir dan buah jambu
  • 25. Diabetes melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif. Tujuan: mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan, memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
  • 26.  Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.  Kebutuhan protein normal 10 – 15% dari kebut energi total  Kebutuhan lemak sedang yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total.  Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%  Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
  • 27.  Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah  Cukup vitamin da mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
  • 28. Jenis diet Energi kkal Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) I 1100 43 30 172 II 1300 45 35 192 III 1500 51,5 36,5 235 IV 1700 55,5 36,5 275 V 1900 60 48 299 VI 2100 62 53 319 VII 2300 73 59 369 VII 2500 80 62 396
  • 29.  Dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai berikut : Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg. Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, atau bagi mereka yang berumur lebih dari 40 tahun, rumus dimodifikasi menjadi. Berat badan ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg.
  • 30. - Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalikan berat badan ideal dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. - Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kalori/hari.