Analisis wacana merupakan metode penelitian alternatif untuk menganalisis masalah sosial dengan mengungkap makna tersembunyi di balik teks. Metode ini mempelajari struktur sosial dan strategi komunikasi yang terkandung dalam percakapan atau teks tertulis. Analisis wacana memiliki kelemahan seperti membutuhkan pemahaman mendalam tentang bahasa dan konteks sosial, namun juga memberikan manfaat seperti memungkinkan re
1. Analisis Wacana, Sebuah Metode
REP | 25 May 2011 | 14:25 Dibaca: 2538 Komentar: 0 1 dari 1 Kompasianer menilai
aktual
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam penelitian suatu masalah sosial, dan analisis wacana
adalah salah satu metode yang dapat dilakukan. Analisis wacana adalah alternatif terhadap
kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh analisis isi
konvensional dengan paradigma positif atau konstruktivisnya[1]. Analisis Wacana akan
memungkinkan untuk memperlihatkan motivasi yang tersembunyi di belakang sebuah teks atau
di belakang pilihan metode penelitian tertentu untuk menafsirkan teks. Sedangkan pengertian
wacana sendiri adalah cara tertentu untuk membicarakan dan memahami dunia (atau aspek
dunia) ini2. Analisis Wacana Kritis itu tidak lebih dari dekonstruktif membaca dan menafsirkan
masalah atau teks (sambil tetap ingat bahwa teori-teori postmodern memahami setiap penafsiran
realitas, karena itu, realitas itu sendiri sebagai teks. Setiap teks dikondisikan dalam suatu wacana,
sehingga disebut Discourse Analysis3.
Fokus dari analisis wacana adalah setiap bentuk tertulis atau bahasa lisan, seperti percakapan
atau artikel koran. Topik utama yang menjadi pokok dalam analisis wacana adalah struktur sosial
yang mendasarinya, yang dapat diasumsikan atau dimainkan dalam percakapan atau teks. Ini
menyangkut alat dan strategi yang dipakai orang ketika terlibat dalam komunikasi, seperti
memperlambat suatu pidato untuk penekanan, penggunaan metafora, pilihan kata-kata tertentu
untuk menampilkan mempengaruhi, dan sebagainya4.
Kelemahan analisis wacana5:
Sebagai suatu metode yang digunakan dalam meneliti masalah-masalah sosial, analisis wacana
juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
1. Pada saat menganalisis suatu wacana, sangat diperlukan kecerdasan dan keterampilan yang
tinggi agar dapat memahami maksud dari pembuat wacana tersebut. Kita harus dapat mencerna
makna dari masing-masing kata dan kalimat dari wacana tersebut sehingga pada akhirnya kita
dapat memahami maksud atau isi dari wacana tersebut.
2. Dalam menafsirkan suatu wacana tidak hanya dipertemukan pada masalah kebahasaan, tetapi
juga dihadapkan pada problematika sosial, sehingga dalam memahaminya kita agak menemui
kesulitan.
3. Pemaknaan semakin rumit karena sebagai bagian dari metode penelitian sosial dengan
pendekatan kualitatif, analisisis wacana ini juga memakai paradigma penelitian. Dengan
demikian proses penelitiannya tidak hanya berusaha memahami makna yang terdapat dalam
sebuah naskah, melainkan seringkali menggali apa yang terdapat di balik naskah menurut
paradigma penelitian yang dipergunakan
2. 4. Perlu menguasai teori politik, karena Discourse Analysis lebih banyak mengambil wacana
politik dalam penelitiannya.
5. Dalam penelitian dengan analisis wacana, kita cenderung harus lebih cermat dan amat teliti
dalam memperhatikan semua aspek sekecil apapun itu.
6. Analisis Wacana tidak memberikan jawaban yang pasti, tetapi akan menghasilkan wawasan
atau pengetahuan yang didasarkan pada perdebatan dan argumentasi terus-menerus.
Kelebihan analisis wacana6 :
Analisis wacana dapat diterapkan pada setiap situasi dan setiap subjek.
Perspektif baru yang disediakan oleh analisis wacana memungkinkan pertumbuhan pribadi
tingkat tinggi pemenuhan kreatif dan dapat membimbing seseorang untuk dapat berfikir kritis.
Data yang ada dapat direkonstruksi untuk mengembangkan kerangka yang sudah ada
sebelumnya.
Tidak ada teknologi atau dana yang diperlukan tetapi analisis wacana dapat mengakibatkan
perubahan mendasar dalam praktek-praktek lembaga, profesi, dan masyarakat secara
keseluruhan.
Instrumen Penelitian Analisis Wacana:
Kuisioner. Pada kuisioner dilakukan untuk menggali dan membandingkan data atau informasi
yang diperoleh untuk digunakan sebagai bahan penelitian.
____________________
6http://www.ischool.utexas.edu/~palmquis/courses/discourse.htm
2. Wawancara. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data langsung dari narasumber
untuk memperjelas data yang dibutuhkan.
Ide-ide utama dalam Discourse Analysis7:
- Bahasa bukanlah refleksi realitas yang telah ada sebelumnya.
- Bahasa terstruktur dalam pola-pola atau wacana-wacana. Tidak hanya ada satu system umum
makna sebagaimana yang telah dikemukakan oleh strukturalis Saussureans namun terdapat
serangkaian system atau wacana, tempat makna-makna bisa berubah dari wacana satu ke wacana
lain.
- Pola-pola kewacanaan itu dipertahankan dan ditransformasikan dalam praktik-praktik
kewacanaan.
- Oleh karena itu pemeliharaan dan transformasi pola-pola tersebut hendaknya dieksplorasi
melalui analisis konteks-konteks khusus tempat bertindaknya bahasa.
3. Teknik Melakukan Analisis Wacana8
Dalam pelaksanaannya, analisis wacana untuk ilmu komunikasi ditempatkan sebagai bagian dari
metode penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dimaklumi dalam penelitian
sosial, setiap permasalahan penelitian selalu ditinjau dari perspektif teori sosial (dalam hal ini
teori-teori komunikasi). Analisis wacana sebagai metode penelitian sosial tidak hanya
mempersoalkan bahasa (wacana) melainkan pula dikaitkan dengan problematika sosial.
Lebih dari itu, sebagai bagian dari metode penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif,
analisisis wacana ini juga mamakai paradigma penelitian. Dengan demikian proses penelitiannya
tidak hanya berusaha memahami makna yang teradapat dalam sebuah naskah, melainkan
acapkali menggali apa yang terdapat di balik naskah menurut paradigma penelitian yang
dipergunakan. Walhasil, proses pelaksanaan analisis wacana untuk ilmu komunikasi dapat
digambarkan dengan gambar dibawah.
__________________________
7 Eriyanto, 2001, Analisa Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, LKIS
8 Ibnu Hamad. Jurnal Perkembangan Analisis Wacana Dalam Ilmu Komunikasi, Sebuah Telaah
Ringkas. Tahun Terbit dan Penerbit Tidak Diketahui
Dari gambar tersebut, aplikasi analisis wacana dimulai dengan pemilihan naskah (text, talk, act,
and artifact) dalam suatu bidang masalah sosial, misalnya naskah (:berita) tentang politik.
Selanjutnya kita memilih tiga perangkat analisis wacana yang saling berkaita: perpektif teori,
paradigma penelitian, dan metode analisis wacana itu sendiri. Dari penerapan ketiga perangkat
tadi secara simultan terhadap naskah yang dipilih akan diperoleh hasil penelitian analisis wacana.
Untuk perspektif teori, dalam analisis wacana sebagai metode penelitian sosial lazimnya
memakai dua jenis teori: teori substantif dan teori wacana. Teori substantif di sini adalah teori
tertentu yang sesuai dengan tema penelitian, misalnya teori politik, teori kekuasaan, teori gender,
teori ekonomi-politik, teori ideologi, dan sebagainya. Teori subtanstif diperlukan untuk
menjelaskan bidang permasalahan penelitian analisis wacana dari perpektif teori yang
bersangkutan.
Gambar Proses analisis wacana sebagai metode penelitian sosial
Adapun teori wacana diperlukan untuk membantu menganalisis naskah yang menjadi obyek
kajian analisis wacana. Teori wacana mana yang dipakai tergantung pada metode analisis naskah
yang dipakai. Jika pada analisis naskah dipakai metode semiotika, misalnya maka dipakailah
teori semiotika; bila digunakan framing sebagai metode analisis naskah, maka kita gunakan teori
framing sebagai teori wacana. Pun demikian, jika kita menerapkan CDA hendaknya kita
paparkan teori CDA dalam pendekatan teori wacana.
Sebagai bagian dari penelitian kualitatif, analisis wacana mengenal lima paradigma penelitian:
positivis, post positivus, konstruktif, kritis, dan partisipatoris dimana setiap paradigma memiliki
karakteristik dan tuntutan yang berbeda-beda dalam proses dan jenis data yang mesti
4. dikumpulkan (Denzin and and Lincoln, 2005). Dalam banyak hal, pemilihan paradigma ini
sangat terkait dengan tujuan analisis wacana yang dirumuskan peneliti.
Keabsahan Analisis Wacana dan Pemanfaatan Hasil Analisis9
Obyektivitas hasil penelitian analisis wacana terletak pada konsistensi si peneliti
mengaplikasikan suatu pendekatan teori, paradigma penelitian dan jenis riset serta metode
analisis wacana. Selama ia mengacu sekuat tenaga pada peralatan riset tersebut dalam rangka
menjawab permasalah dan membuktikan tujuan penelitian, maka hasil risetnya dapat dikatakan
sudah obyektif. Oleh karena itu hindarilah opini pribadi dan selalulah memakai kriteria kualitas
paradigma penelitian dan karakter metode analisis wacana yang dipakai sebelum, selama, dan
sesudah penelitian dilakukan. Upaya untuk senantiasa konsisten dengan kriteria kualitas
paradigma penelitian ini pada gilirannya bagian dari usaha peneliti menjaga validitas hasil
penelitian analisis wacana sesuai paradigma masing-masing.
Analisis wacana hanya berupaya menerangkan kandungan isi naskah dan jika perlu beserta
konteks atau hitorisnya tentang sebuah tema/isu yang dimuat dalam naskah tersebut. Dengan
demikian, hasil penelitian analisis wacana bersifat ideografis.
Analisis wacana mampu memberikan kemanfaatan yang tak sedikit kepada perubahan sosial
termasuk di dalamnya saling pemahaman dalam hubungan antar bangsa. Di samping signifikansi
sosial tersebut, penggunaan analisis wacana setidak-tidaknya menyadarkan para penafsir naskah
untuk lebih bertanggung jawab atas “bacaan” yang dilakukannya, tidak semata-mata didasarkan
atas pendapat pribadi melainkan dipandu oleh prinsip-prinsip methodologi penelitian secara
konsisten dan bertanggung jawab.