Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Kata pengantar chordata
1. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji seta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Chordata” ini.
Makalah ini disusun sebagai tugas dari guru biologi, bapak Eris Rustandi untuk
penambahan nilai pelajaran biologi kelas X semester 2.
Makalah ini berisi materi tentang semua yang berhubungan dengan filum Chordata, mulai
dari ciri-ciri, klasifikasi, hingga contohnya.
Namun, saya menyadari betul bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini mengingat saya masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu, kritik dan saran sangat saya
harapkan dari semua pihak yang bersifat membangun bagi kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, saya
mengucapkan banyak terimakasih bagi semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan
makalah ini.
Sukabumi, 11 Maret 2012
Penyusun
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................................
B. BATASAN MASALAH............................................................................................
C. TUJUAN................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. CIRI – CIRI CHORDATA.........................................................................................
B. ASAL – USUL CHORDATA.....................................................................................
C. KLASIFIKASI CHORDATA.......................................................................................
D. PERANAN CHORDATA........................................................................................
BAB III : PENUTUP
1. KESIMPULAN.......................................................................................................
2. SARAN.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya baik flora
maupun fauna. Fauna yang merupakan kingdom Animalia memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk
mengembangkan keanekaragaman fauna, maka akan banyak sekali keuntungan yang diperoleh
dari usaha tersebut. Namun, sebagian besar manusia tidak memahami benar mengenai kingdom
animalia itu sendiri.
Kebanyakan Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi Kingdom
Animalia serta jenis-jenisnya. Untuk itu, penulis tergerak hatinya untuk membuat makalah yang
menjelaskan salah satu filum dari kingdom animalia, yaitu “Chordata”. Diharapkan hal ini dapat
mendorong masyarakat lainnya untuk mengenal filum-filum yang lain.
B. Batasan Masalah
1. Ciri - Ciri Chordata
2. Asal – Usul Chordata
3. Klasifikasi Chordata
4. Peranan Chordata
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas biologi untuk penambahan nilai semester 2
2. Menambah wawasan akan keanekaragaman filum chordata
3. Memberi motivasi agar masyarakat ingin lebih mendalami pengetahuan mengenai klasifikasi
kingdom Animalia
4. BAB II
PEMBAHASAN
Chordata adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa
Yunani yang berarti tali. Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki
penyokong tubuh dalam.
A. Ciri – Ciri Chordata
a. Memiliki notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer
b. Memiliki celah faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa perkembangannya
c. Memiliki tali saraf dorsal
d. Memiliki ekor, paling tidak pada masa embrionik
Sedangkan sifat-sifat Chordata adalah :
1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis terjadi
dari entoderm primer.
2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan larva
atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang.
3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva.
Rongga ini disebut neuroceia.
Di dalam tubuh chordata terdapat celom. Mesoderm yang merupakan dinding celom tersebut
berasal dari entoderm primer, sehingga chordata termasuk Enterocelomata bersama
Echinedermata.
B. Asal – Usul Chordata
1. Teori Anelid
Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ
ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah
longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran
pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordata.
2
Namun, mulut anelida itu lalu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang
mulutnya di sebelah ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah.
Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda atau
celah-celah insang.
2. Teori Araknid
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm
(chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata tidak
mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal.
Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral.
3. Teori Ekinodermika
Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) tdan larva
bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia eksternal, dengn ruang selom, dan
mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu
5. diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva
echinodermata→larva hemichordata→larva tunikata→amfioksus→ostracoderm. Jika hipotesis
itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba.
C. Klasifikasi Chordata
Chordata diklasifikasikan kedalam 4 subfilum, yaitu :
1. SUB PHYLUM HEMICHORDATA
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam sub
phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh karena
ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan chordata.
Anatomi
Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan
dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat
dibedakan:
· Proboscis, yang berbentuk seperti conus
· Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis proboscis.
· Truncus, yang panjang agak pipih.
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis, truncus longitudinalis dorsalis, truncus
longitudinalis ventralis, glomerolus, dan plexus.
3
Tidak mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat pada
proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris.
Dinding badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom yang
bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare terdapat dua celom
yang dipisah satu dari yang lain oleh suatu sekat median ialah mesenterium dorsale dan
menseterium entrale. Juga celom ini bermuara keluar masing-masing melalui porus collare.
Celom di dalam proboscis dan di dalam collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom
itu dapat diisi dengan air laut melalui pori.
Fisiologi
Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut sehingga
mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan gerakan otot tuncus, hewan
dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, sehingga air dan lumpur yang mengandung
sisa-sisa organis masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang, kandung-
kandung, celah-celah insang, sisa-sisa organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan
melalui anus.
Embryo
Pada Balanoglossusterdapat amphigoni terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria
dan testes berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris. Mereka terdapat
di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris pori yang terdapat pada tepi
crista genetalis.
Fertilisasi berlangsung external. Perkembangan dapat langsung atau dengan
metamorphosis. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus, terjadi
pembelahan secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula
berubah menjadi bentuk grastula dengan cara invaginasi. Gastroporus kemudian menutup dan
6. entoderm memisah dari ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar
terjadi sebagai invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus.
Sub Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu:
· Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp.
· Class : Peterobranchia
· Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp.
· Ordo : Rhabdopleuridea, contoh : Rhabdopleura, sp.
2. SUB PHYLUM UROCHORDATA
Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 m.
Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup bebas.
Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk hewan ini
bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa hidup
secara koloni.
4
Anatomi
Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder
atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya ditutup oleh tunica
yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi
pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut
otot, yang terutama berjalan melingkar.
Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada
satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada
tepi lubang tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling
lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat.
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran
tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel
indra yang berfungsi sebagai chemoreeseptor. Esophagus mulai dari dasar
saccus branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar.
Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum
bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist.
Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi
oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke
dalam atrium dekat anus.
Fisiologi
Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat
oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan
dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang
esophagus, lalu mengalir melalui stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air.
Kontraksi cor ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga
berganti-ganti.
Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung asam
urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris berhubungan
dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada sel-sel yang berfungsi sebagai
chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat indera. Pada
keadaan protogyni, ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi
autofertilisasi.
7. Embryo
Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk blastula.
Bentuk blastula ialah pipih dengan sel-sel, yang membentuk ectoderm yang agak cembung di
atas dan sel-sel yang embentuk entoderm yang agak cekung di bawah. Sel-sel ectoderm
memperbanyak diri lebih cepat, sehingga mereka lebih kecil.
5
Bentuk gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada cara ini sel-sel
ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm makin lama makin cekung
dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocela menghilang dengan mendalamnya cekung
terjadilah bentuk gastrula dengan archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil
dan terletak pada ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah
atau lebih mendata, padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung.
Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah, ekor serta
chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang. Bangunan-bangunan yang
dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera menghilang, bagian cranial medulla
spinalis menjadi suatu ganglion dan dan gonades serta saluran mereka terjadi antara ventriculus
dan intestenum dari mesoderm.
Bagian tubuh antara bagian yang melekat dan mulut tumbuh cepat sehingga tubuh
memutar mencapai 1800 dengan mulut dan lubang atrial terdapat pada ujung yang bebas.
Akhirnya papillae adhesivae menghilang dan seluruh tubuh dikelilingi oleh tunica.
Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut:
· Class Larvaceae, contoh: Appendicularis sp.
· Class Ascidiaceae, contoh: Ascidiaceae sp
· Class Thalliaceae, contoh: Thalliaceae sp.
· Ordo Enterogona, contoh: Ascidia intestinalis
· Ordo Pleurogona, contoh: Botryllus violaceus
· Ordo Doliolida, contoh : Doliolum denticulatum
· Ordo Salpida, contoh: Salpa
· Ordo Pyrosomida, contoh: Pyrosoma giganteum
Berikut ini adalah contoh-contoh dari anggota subphylum Urochordata:
Botryllus schlosseri
Appendicularis Didemnum commune
Tunnicate Cyclosalpa affinis
3. SUBPHYLUM CHEPALOCHORDATA
Bentuk seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah
AMPHIOXUS dan LANCELET. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih
di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya
berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir tubuh runcing. Ciri Chordata
pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan
Tunicata.
Anatomi
6
Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung
cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal, ialah sirip
dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke
8. venral cranial sampai dimana penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip
ventral. Ada 2/3 bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran
lateral dan dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura.
Ada 100 celah-celah insang atau lebih. Mereka ialah memanjang ke arah entrodorsal atau
agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah insang satu dari yang lain,
disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek dan tidak bercilia yang berasal dari
ectodermal.
Pembuluh-pembuluh darah Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena
ada homologinya pada pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut
arteriae dan beberapa venae.
Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan hewan betina
ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme. Gonades berbentuk sebagai kandung-kandung
sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan dan dinding lateral atrium, di daerah
pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin
masak, sel-sel tersebut menembus dinding lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk
kemudian keluar melalui actoporus.
Fisiologi
Interaksi satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat myomer itu. Bila
kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari canial ke caudal dan berganti-ganti
kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari tubuh cranial ke caudal.
Embryologi
Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir
equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian
terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya
invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian
archenteron mendalam dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi
ujung caudal, di datran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran
yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ectoderm terdapat cilia.
Kemudian seperti halnya pada Urochordata, ectoderm di sebelah dorsal, cranial dan
gastropopus, menjadi lamina medullaris.
Sub Phylum Chepalochordata hanya terdiri atas satu class, ialah:
Class: Cephalochordata
7
Klasifikasi selanjutnya ialah sebagai berikut:
Ordo : Branchiostomidae
Familia : Branchiostomidae
Contoh : Amphioxus lanceolatus
Ordo : Amphioxidia
Famili : Amphioxididiae
Contoh : Amphioxides sp.