Chelicerata adalah kelompok besar yang mencakup laba-laba, kalajengking, dan hewan lain yang memiliki alat mulut berupa chelicera. Terdiri atas kelas Arachnida, Pycnogonida, dan Merostomata. Masing-masing kelas memiliki ciri khas seperti Arachnida yang memiliki chelicera dan empat pasang kaki, Pycnogonida dikenal sebagai laba-laba laut dengan empat pasang kaki panjang, dan Merostomata yang terdiri atas X
3. CELICERATA
Chelicerata merupakan semacam kelompok
besar yang memayungi jenis-jenis laba-laba,
kalajengking, kalajengking semu, kalacuka dan
bahkan mimi dan mintuno. Kelompok
Chelicerata ini dikenal karena anggotanya
mempunya alat mulut berupa “chelicera”
yang terdiri dari dua segmen.
4. Klasifikasi Celicerata
Berdasarkan klasifikasinya chelicerata terdiri atas
kelas Arachnida, Pycnogonida, dan Merostomata. Adapun
beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan
Chasmataspidida.
5. Celicerata
Kelas Aracnida Kelas Pycnogonida Kelas Merostomata
Gambar 1 : laba- laba
Gambar 2: Laba- Laba Laut Gambar 3: Kepiting Tapal Kuda
6. Kelas Arachnida
Biasanya arachnida adalah predator yang memakan
.
arthropoda lainnya. Mereka menggunakan racun
neurotoksin yang melumpuhkan mangsanya. Racun
dapat berasal dari chelicerae atau pedipalpus atau dari
sebuah sengatan posterior arakhnida.
7. Kelas arachnida
Ordo Spcorpid (segala macam golongan kalajengking)
Odo Araneae (bangsa laba-laba)
Ordo Acarima (jenis laba-laba yang bersifat parasit)
8. Ordo Spcorpid
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfilum : Celicerata
Kelas : Aracnida
Ordo : Spcorpid
Family :Thelyphonisidae
Genus : Thelyphonus
Spesies : Thelyphonus
condutus ( Kalajengking)
9. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfilum : Celicerata
Kelas : Aracnida
Ordo : Spcorpid
Family : Mastigoproctucideae
Genus : Mastigoproctus
Spesies: Mastigoproctus
giganteus (kalajengking
raksasa)
10. Ordo Araneae
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Aracnida
Ordo : Araneae
Family : Aranedae
Genus : Araneus
Spesies : Araneus
diadematus ( Laba- laba
penenun )
11. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Aracnida
Ordo : Araneae
Family : Aranedae
Genus : Latrodectus
Spesies : Latrodectus
mactans (Laba-laba berbisa
black widow)
12. Silk
Sutra adalah protein, serat, yang mengandung proporsi
yang sangat tinggi dari asam amino glisin dan alanin.
Sepuluh kali lebih kuat dari kolagen, sekuat nilon tapi lebih
elastis.
diproduksi oleh gland, yang terbentuk dengan cepat dan
berbentuk pemintal diluar.
15. Jaring Laba-laba
Laba-laba yang berbeda membuat jaring berbentuk
berbeda, belum tentu dua dimensi: saluran, segitiga, kubah,
lembar, ditempatkan secara horizontalatau vertikal.
16. Pola Jaring Pada Laba- Laba
Struktur jaring laba-laba ekstra ini
memiliki nama ilmiah stabilimentum
atau stabilimenta saat peneliti
menduga bahwa pola ini bertujuan
untuk membuat jaring laba-laba
stabil.
17. Thermoregulation,
teori ini menyebutkan
bahwa pola ekstra ini
membantu laba-laba
menjaga suhu tubuhnya
Pola ekstra jaring laba-laba ini diyakini optimal untuk bertahan
mampu memantulkan sinar ultraviolet hidup dalam cuaca
sehingga meanrik lebih banyak lagi mangsa apapun.
untuk mendekati jaring.
18.
19.
20. Ordo Acarina
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfilum : Celicerata
Kelas : Arachnida
Ordo : Acariformes
Family : Pyroglyphidae
Genus :Dermatophagoides
Spesies :Dermatophagoides
farinae
21. Anatomi pada Kelas Arachnida
Arachnida mempunyai tubuh yang terbagi atas
(cephalothoraks) dan perut (abdomen).
Pada cephalotoraks terdapat
sepasang chelicera (alat gerak pertama), sepasang
pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan
4 pasang kaki.
Kepala kecil, terdapat beberapa mata tunggal
(oceli). Mempunyai kaki empat pasang yang terdapat pada
sefalotorak.
22.
23.
24.
25. SITEM REPRODUKSI
Arachnida memiliki satu atau dua buah gonad. Gonad
terletak dibagian perut (abdomen). Alat kelamin arachnida
terletak di bawah segmen perut (abdomen) kedua. Pada saat
reproduksi arachnida jantang mentrasfer sperma kepada
betina melalui spermatophore.
26. SISTEM RESPIRASI
Laba-laba (Arachnida)
dan kalajengking (Scorpionida)
bernapas dengan paru-paru
buku. Udara dari luar, masuk
melalui spirakel secara difusi.
Selanjutnya, udara masuk di
antara sel-sel lamela dan
berdifusi dengan pembuluh
darah di sekitar lamela.
27. ORGAN EKRESI
Kelenjar coxal melayani regulasi osmotik. Studi
mengungkapkan tanda centang ultrafiltrasi ke sebuah
kantung, tersedot oleh otot eksternal. ekskresi Nitrogen tidak
terjadi dalam kelenjar coxal tetapi dalam 'Malphigi tubulus„
atau di dinding midgut. Titik akhir nitrogen adalah guanin,
sebuah purin yang lebih larut dibandingkan asam urat.
28. ORGAN PERASA
Dalam arakhnida, organ-organ indera terdiri dari
tiga jenis:
Rambut di kutikula, yang dimodifikasi untuk mendeteksi
rangsangan mekanik atau kimia.
mata, biasanya sederhana daripada senyawa dan
sering tersebar di tubuh, dan memotong organ sensorik,
Terakhir ini digunakan sebagian besar sebagai
proprioceptors, yaitu untuk menginformasikan hewan
tentang tingkat kontraksi otot sendiri.
29. Sstem Pencernaan
Pencernaan sering terjadi di luar tubuh, dengan
ujung posterior kerongkongan dimodifikasi sebagai 'perut
memompa' untuk menghisap masuk makanan yang
dicerna.
30. Peredaran Darah
Jantung memompa darah ke depan dengan
serangkaian arteri dorsal ke haemocoel dari
prosoma tersebut, di mana peningkatan tekanan
darah menjorok ke kaki berjalan: yang tekanan
darahnya dapat dua kali lipat ketika melompat
melompat laba-laba.
31.
32. Siklus Hidup Pada kelas Aracnida
Kalajengking memiliki periode kehamilan yang lama
(dari 2-18 bulan). Setiap betina melahirkan 25-35 anak
yang memanjat ke punggung induknya.
Mereka tetap berada di punggung induk selama
satu atau dua minggu setelah kelahirannya. Setelah
mereka turun dari punggung, mereka akan mandiri dan
membutuhkan 2-6 tahun untuk mencapai kematangan.
Rata-rata kalajengking hidup tiga hingga lima
tahun, tapi sejumlah spesies dapat hidup hingga 10-15
tahun.
33. Labah-labah betina menghasilkan kantung telur,
Kantung telur umumnya terdiri atas kumpulan benang
sutera yang membungkus telur. Beberapa spesies
meninggalkan kantung ini di dekat habitatnya atau di dalam
galian. Telur menetas di dalam kantung, dan labah labah
muda berganti kulit sekali sebulum muncul. Labah-labah
muda ini disebut spiderling atau nimfa, dan sudah mencari
makanan sendiri. Nimfa ini adalah bentuk miniatur labah-
labah dewasa, ang mempunyai spineret dan kelenjar racun
yang sudah berfungsi.
34. Daur hidup pada kebanyakan labah-labah pemintal
benang adalah kurang dari 12 bulan, tetapi pada labah-labah
penggali tanah berekembang lebih lama dan tampaknya
mempunyai daur hidup yang lebih lama (beberapa tahun).
35. Siklus hidup pada tungau atau caplak
telur-larva-nimpha-tungau/caplak dewasa
Larva caplak, setelah makan darah induk semang, akan
tumbuh menjadi nimpha yang memiliki 4 pasang kaki.
Nimpha makan darah dan akan tumbuh menjadi caplak
dewasa. Caplak dewasa betina akan bertelur kemudian ia mati.
Caplak memerlukan + 1 tahun untuk menyelesaikan satu siklus
hidup di daerah tropis dan lebih dari satu tahun di daerah lebih
dingin.
36. Caplak dapat bertahan hidup selama berbulan- bulan
tanpa makan jika belum mendapatkan induk semangnya.
Caplak dapat hidup pada 1-3 induk semang berbeda
selama fase pertumbuhannya.
37. Proses Metamorfosa Kutu
telur-nimpha-individu dewasa
Seluruh siklus hidup terjadi di tubuh induk semang. Telur kutu akan
menempel pada rambut induk semang dengan bantuan zat perekat yang
dihasilkannya. Sedangkan siklus hidup yang dijalani pinjal merupakan
metamorfosa sempurna yaitu telur-larva-pupa-dewasa. Larva yang
baru menetas tidak memiliki kaki. Fase pupa adalah fase yang tidak
memerlukan makanan .
38.
39.
40. Kelas Pycnogonida
Pycnogonida merupakan hewan avertebrata akuatik dari
filum Arthropoda dan subfilum Chelicerata. Pycnogonida
dikenal sebagai laba-laba laut (Sea Spider). Pycnogonida
dapat di temukan di wilayah perairan Australia, Selandia
Baru, Laut Mediterania dan Laut Karibia. Pycnogonids
disebut laba-laba laut karena mereka biasanya memiliki
empat pasang kaki yang sangat panjang, masing-masing
ditahan pada segmen pendukung yang besar .
41. Ciri-ciri
warna tubuh gelap dan kusam, tubuh panjang dan langsing,
berukuran 1-90 cm,
tubuhnya bersegmen,
hidup di perairan dengan kedalaman 7000 m,
Memiiki empat pasang kaki.
42. Kelas Pycnogonida
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthpoda
Subfilum : Ceriterata
Kelas : Pynogonida
Ordo : Pantopoda
Family :
Genus :
Spesies :
44. Reproduksi
Seksual, dengan fertilisasi eksternal yaitu
dengan pembuahan di luar tubuh.
Pycnogonida jantan akan mengeluarkan
sperma ke perairan kemudian betina akan membuka
oviger dan mengeluarkan telur.
45. Peredaran Darah
System peredaran darah terbuka,
dimana darah dipompa ke haemocoel
dengan hati yang terletak didekat
punggung hati.
46. Pencernaan Makanan
Pencernaannya bersifat intraselular.
Makanan dimasukan kedalam mulut dengan
chelicerae kemudian diserap oleh dinding sel dan
diproses secara kimiawi oleh enzim-enzim.
47. Ekskresi
Semua Chelierata
akan mngeluarkan Limbah
makanan melalui anus, pada
Pycnogonida anus terletak
di bagian punggung.
48. Sistem Pertahanan Diri
Pycnogonida dan Arachnida memiliki alat
pertahanan diri berupa racun yang terdapat dirahang atau
taring racun sebagai sarana untuk membunuh mangsa.
Tidak ada pertahanan diri dari mimi, karena tidak
ada predator yang memangsanya, kecuali manusia yang
menangkapnya sebagai pakan ikan. Pycnogonida dan
Arachnida memiliki alat pertahanan diri berupa chelicerae.
49. Siklus Hidup
Setelah kawin, jantan akan merawat telur – larva-
juvenil - kemudian mengalami pergantian kulit berkali-kali
hingga akhirnya menjadi dewasa.
50. Mereka adalah karnivora. Makanan yang diketahui
mencakup hewan- hewan bertubuh lunak dengan mobilitas
rendah semisal spons, cacing laut, bryozoa (hewan laut
berbentuk bunga), dan cnidaria (hewan semisal anemon).
Namun sejumlah spesies juga diketahui merupakan
herbivora karena hidup dengan memakan tumbuhan laut
51. Kelas Merostomata
Merostomata; terdiri dari 2 bangsa yaitu
Xiphosura (mimi) dan Eurypterida. Pada masa kini
tinggal 4 jenis dari 3 keluarga yang masih hidup, yaitu
Limulus polyphemus, Tachypleus tridentatus,
Tachypleus gigas (mimi bulan) dan Carcinoscorpius
rotundicauda (mimi ranti). Ordo Eurypterida sudah
punah.
52. Ordo Xiphosura
Xiphosura sering dikenal dengan sebutan Mimi (jantan) dan
Mituno (betina) di jawa. Bentuk dari hewan ini mirip dengan
tapal kuda sehingga Xiphosura dikenal Horse Shoe Crab atau
kepiting tapal kuda ( Limulus), meskipun hewan ini disebut
keiting tetapi hewan ini bukanlah kepiting yang sesungguhnya.
53. Ciri-ciri xiphosura
• hidup di perairan laut dangkal,
• dapat mencapai panjang 60cm,
• berwarna coklat tua atau hijau kecoklatan,
• bentuk tubuh cembung,
• karapas berbentuk sepatu kuda yang menutup prosoma,
• pada bagian dorsal terdapat sepasang mata majemuk dan
sepasang mata sederhana.
54. Ordo Xiphosura
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfillum : Chelicera
Kelas : Merostomata
Ordo : Xiposura
Famili : Limulidae
Genus : Limulus
Spesies : Limulus
Polyphemus ( Kepiting tapal Kuda
)
Gambar 1 : Limulus Polyphemus
55.
56. Kelas Xiphosura
Ditinjau dari segi anatominya tubuh terbagi
atas 3 bagian utama yang masing- masingnya
dipisahkan oleh sambungan tipis atau segmen
ialah kepala (prosoma), perut (opithososma), dan
ekor (telson).
57.
58. Makanan
Moluska, cacing atau hewan lainnya yang diambil oleh
chelate pelengkap dan diadakan melawan alur ventral dalam
tubuh. Makanan dikunyah bukan dengan rahang keras tetapi oleh
'gnathobases' dari posterior kaki yang berjalan dan melewati
depan untuk mulut, lalu tertelan dan kemudian hancur dalam
sebuah empedal.
59. Respirasi
'buku insang„. Darah berisi
pigmen pernapasan haemocyanin,
yang memiliki afinitas oksigen
rendah, dapat berfungsi pada
lingkungan tekanan oksigen rendah.
Darah memasuki jantung
melalui delapan pasang ostia dengan
katup. Sirkulasi lanjut adalah
kompleks, dengan arteri yang
membuka ke haemocoel tersebut.
60. peredaran darah
terdiri dari jantung dan arteri yang membawa
darah ke seluruh tubuh dan kemudian menjadi dua vena
yang melewati insang dimana CO 2 dan O 2
dipertukarkan sebelum kembali ke jantung.
61. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari otak sirkum-oesophagal
dengan tali saraf vetral yang menimbulkan lima set ganglia
dari mana saraf menyebar ke tubuh. Ada juga sepasang tali
saraf longitudinal, inilah yang mengendalikan jantung.
62. Ekskresi
limbah nitrogen dikeluarkan dengan difusi amonia
melalui insang dan sebagian melalui kelenjar mesodermal di
dasar sepasang pelengkap (di sini 'Coxal kelenjar' di samping
kaki belakang).
63. Reproduksi
Jenis kelamin terpisah. Jantan dan betina berkumpul di
perairan dangkal pada saat pasang saat bulan penuh.
Fertilisasinya eksternal: jantan menempelkan diri betina dan
menuangkan sperma pada ribuan telur saat ia meletakkan
mereka. Seluruh spesies mimi mempunyai sepasang lubang
pengeluaran telur.
64. Mata Majemuk
Limulus 'mata majemuk digunakan untuk mendeteksi
gerakan kepiting tapal kuda lainnya di seluruh bidang, mereka
ternyata hanya digunakan untuk mencapai berkumpulnya
kawin laki-laki dan perempuan di perairan dangkal pada saat
pasang. Dengan demikian, struktur dan kinerja mata ini relatif
sederhana.
65. Siklus Hidup
Telur- telur menetas setelah 2-5 minggu. Saat pasang
naik tiba, larva akan memasuki fase planktonik dimana larva
yang terseret oleh arus pasang selanjutnya hidup melayang-
lanyang di laut dan mengandalkan cadangan kuning telur
sebagai makanannya. Sekitar seminggu kemudian, larva jatuh
kedasar laut dan memasuki fase selanjutnya yaitu fase
pertumbuhan ( fase juvenil)
66.
67. Peranan Celicerata
Mimi merupakan bahan baku dalam industri farmasi, karena ekstrak
plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam studi
biomedis, farmasi, dan ilmu lingkungan. Plasma darah mimi telah diproduksi
secara masal di Amerika dari genus Limulus di Jepang dan Cina dari genus
Tachyplus. Ekstrak plasma darah Limulus Amoebocyte Lysate dapat
digunakan untuk mendiagnosa penyakit meningitis.
68. Peranan buruk
Ada beberapa kerugian dari chelicerata antara
lain, dapat menularkan virus west nile (WNV), virus ini
ditularkan oleh arachnida, kemudian sebagai parasit
pada coelenterate. Tungau merupakan hama bagi
berbagai jenis tumbuhan dan juga hewan ternak.
70. Kesimpulan
Kelompok Chelicerata ini dikenal karena anggotanya
mempunyai alat mulut berupa “chelicera” yang terdiri dari dua
segmen.
Berdasarkan klasifikasinya chelicerata terdiri atas kelas
Arachnida, Pycnogonida, dan Mirotosmata. Adapun
beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan
Chasmataspidida.