SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
KONSEP LARUTAN
DAN KOLOID
DEFINISI LARUTAN
 Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih
 Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven)
 Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi juga berbentuk gas dan padat.
 Contoh larutan:
- berbentuk cair : larutan gula
- berbentuk gas : udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas
terutama gas nitrogen dan oksigen
- berbentuk padat : emas 22 karat yang merupakan campuran homogen dari
emas dengan perak
SIFAT LARUTAN
 tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya
 antara partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan
 komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika
larutan berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut
 komposisi di seluruh bagian adalah sama
JENIS LARUTAN : ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT
 Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik
 Contoh: larutan garam dapur, larutan asam asetat, larutan asam sulfat, air
laut, air sungai, larutan kapur sirih, dan larutan tawas
 Larutan non elektrolit dalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik
 Contoh: larutan gula, larutan urea, dan larutan alkohol
JENIS LARUTAN : ELEKTROLIT DAN
NON ELEKTROLIT
 Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan
konsentrasinya.
 Larutan yang mempunyai daya hantar relatif baik walaupun
konsentrasinya relatif kecil  elektrolit kuat. Contoh : larutan garam
dapur, larutan asam sulfat, dan larutan natrium hidroksida
 Larutan yang mempunyai daya hantar rendah meskipun
konsentrasinya besar  elektrolit lemah. Contoh: larutan asam
asetat, larutan amonia
 Pada konsentrasi yg sama, larutan elektrolit kuat menghantarkan
listrik lebih baik daripada elektrolit lemah
JENIS LARUTAN : ELEKTROLIT DAN
NON ELEKTROLIT
 Hantaran listrik dalam suatu larutan dapat diukur
dengan alat konduktometer atau konduktivitimeter
 Satuan daya hantar = ohm-1
 Atau dalam SI = Siemens disingkat S
ELEKTROLIT DAN IKATAN KIMIA
1. Senyawa ion
 Senyawa ion terdiri atas ion. Contoh NaCl.
 Jika dilarutkan maka ion dapat bergerak bebas dan larutan dapat
menghantarkan listrik
 Semua senyawa ion yang larut dalam air merupakan elektrolit
kuat
 Kristal senyawa ion tdk menghantarkan listrik, tapi jika dilelehkan
bisa menghantarkan listrik
ELEKTROLIT DAN IKATAN KIMIA
2. Senyawa kovalen polar
 Air merupakan pelarut polar
 Jika zat terlarut yang bersifat polar dilarutkan dengan
air maka terdapat gaya tarik-menarik yang cukup kuat
sehingga dapat memutuskan salah satu ikatan
membentuk ion  hidrolisis
 Contoh : berbagai jenis asam dan basa
CONTOH SENYAWA KOVALEN
POLAR (HIDROLISIS)
air
HCl (aq)  H+
(aq)+ Cl-
(aq)
air
CH3COOH (aq)  H+
(aq) + CH3COO-
(aq)
NH3 (aq) + H2O (l)  NH4
+
(aq) + OH-
(aq)
PERHITUNGAN YANG TERKAIT DENGAN
KONSENTRASI LARUTAN
1. MOLARITAS (M)
menunjukkan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
M = molaritas (mol/l)
n = mol
v = volum larutan (L)
G = massa padatan (gram)
Mr = massa molekul relatif (g/mol)
n
M
V
G
M x
Mr v(mL)


1000
CONTOH:
1. Sebanyak 30 g urea (Mr = 60 g/mol) dilarutkan ke dalam
100 ml air. Hitunglah molaritas larutan.
 Jawab:
n = 30 / 60 = 0,5 mol
v = 100 ml = 0,1 L
M = n / v = 0,5 / 0,1 = 5 M
CONTOH
2. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 ml air
untuk menghasilkan larutan 0,15 M?
Jawab:
- Cari mol terlebih dahulu dengan memasukkan data dalam
rumus molaritas:
- n NaOH= M x V = 0,15 mol/L x 0,5 L= 0,075 mol
- m NaOH = n x Mr NaOH = 0,075 mol x 40 g/mol
= 3 g
PERHITUNGAN YANG TERKAIT DENGAN
KONSENTRASI LARUTAN
2. MOLALITAS (m)
Molalitas disimbolkan dengan huruf m, yaitu suatu besaran
yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000
gram (1 kg) pelarut. Satuan molalitas adalah molal, yang
ditumuskan oleh persamaan berikut:
Keterangan:
m = molalitas (mol/kg)
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
massa = massa zat terlarut (g)
p = massa zat pelarut (g)
CONTOH
1. Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan
3,45 gram urea (Mr=46) dalam 250 gram air?
 Jawab:
Diketahui:
Massa zat terlarut = 3,45 gram
Mr urea = 46
Massa pelarut = 250 gram
Ditanyakan molalitas urea (m)
Jawab:
m = (3,45/46)(1000/p)
m = 0,3 molal
jadi, molalitas larutan urea adalah 0,3 molal.
PERHITUNGAN YANG TERKAIT
DENGAN KONSENTRASI LARUTAN
3. NORMALITAS (N) DAN BERAT EKUIVALEN (BE)
adalah banyaknya gram atau berat ekivalen (BE) zat yang terlarut
dalam 1000 mL larutan.
Rumus normalitas:
N = massa
BE x volum
dimana: massa (g); BE (g/mol); volum (L)
 Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi,
sebagai berikut :
LANJUTAN…
 Dalam reaksi netralisasi , setiap senyawa akan melepaskan
atau menerima atom hidrogen. Jadi berat ekivalen (BE)
berdasarkan reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan
sebagai berikut :
 Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan dan
pengomplekan ditentukan oleh valensi dari senyawa tersebut.
LANJUTAN…
Berat ekivalen (BE) dalam reaksi
oksidasi reduksi didasarkan pada
banyaknya elektron yang
dilepaskan atau diikat dalam suatu
reaksi oksidasi atau reduksi.
CONTOH PERHITUNGAN BERAT EKUIVALEN:
 Reaksi asam basa :
BE HCl = Mr HCl
BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4
BE NaOH = Mr NaOH
 Reaksi pengendapan :
BE AgNO3 = Mr AgNO3
BE NaCl = Mr NaCl
 Reaksi oksidasi (dalam suasana asam) :
BE KMnO4 = 1/5Mr KMnO4
BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7
CONTOH PERHITUNGAN
NORMALITAS
1. Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ= 1,19
dan konsentrasinya 98% (Mr=98).
Jawab :
H2SO4  2H+ + SO4
2-  2 atom H yg dilepas
x , x
M , M
x , x
N , N
x
 
 
10 1 19 98
11 9
98
10 1 19 98
23 8
1
98
2
CARA MEMBUAT LARUTAN
1. Tentukan konsentrasi dan volum yang ingin dibuat
2. Hitung mol larutan yg ingin dibuat
3. Cari massa solut
4. Timbang solut
5. Tuang dalam beaker glass dan tambahkan akuades
secukupnya untuk melarutkan solut
6. Pindah ke dalam labu takar yang sesuai dengan volum yg kita
inginkan
7. Tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu takar,
dikocok sampai homogen
KOLOID
• Sistem koloid adalah bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi
(suspensi = campuran kasar).
• Sistem koloid terdiri dari fase terdispersi (bersifat
diskontinu/terputus-putus) dengan ukuran tertentu
dalam medium pendispersi (bersifat kontinu). Zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersikan
disebut medium pendispersi.
Larutan (dispersi
molekul)
Koloid (dispersi
koloid)
Suspensi (dispersi
kasar)
Contoh : larutan
gula dalam air
Contoh : campuran
susu dengan air
Contoh : campuran
tepung terigu
dengan air
 Homogen, tak dapat
dibedakan walaupun
menggunakan
mikroskop ultra
 Secara makroskopik
sifat homogeny
tetapi heterogen jika
diamati dengan
mikroskop ultra
 Heterogen
 Semua partikel
berdimensi (panjang,
lebar atau tebal)
kurang dari 2 nm
 Partikel berdimensi
antara 1 nm sampai
100 nm
 Salah satu atau
semua dimensi
partikelnya lebih
besar dari 100 nm
 Satu fase  Dua fase  Dua fase
 Stabil  Pada umumnya stabil  Tidak stabil
 Tidak dapat disaring  Tidak dapat disaring
kecuali dengan
penyaring ultra
 Dapat disaring
Fase
terdispersi
Fase
pendispersi
Nama Contoh
Padat Gas Aerosol
padat
Asap (smoke), debu di
udara
Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang,
tinta, cat, sol kanji, agar-
agar, gelatin.
Padat Padat Sol padat intan hitam
Cair Gas Aerosol Kabut (fog), awan,
hairspray
Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak
ikan, haircream, es krim
Cair Padat Emulsi
padat
mutiara, opal, keju,
mentega
Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok,
alat pemadam kebakaran
Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung
SIFAT KOLOID
• Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh
larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam
koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala arah.
• Gerak Brown
• Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak
Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak
seimbang dari molekul medium terhadap partikel koloid. 
energi kinetik
• Gerak Brown merupakan salah satu yang menstabilkan
koloid. Oleh karena bergerak terus menerus maka partikel
koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak
mengalami sedimentasi.
• Elektroforesis : pergerakan partikel koloid karena
medan listrik. Elektroforesis dapat digunakan untuk
menentukan jenis muatan koloid.
• Apabila ke dalam sistem koloid diberikan dua batang
elektrode kemudian diberi arus searah, maka koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode
positif) sedangkan koloid bermuatan positif bergerak
ke katode (elektrode negatif).
• Adsorpsi
• Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan listrik dan
molekul netral pada permukaan partikel koloid. Jika
penyerapannya sampai ke dalam permukaan (pori).
• Contoh : sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif
sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3
mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
……….ADSORPSI
• Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses seperti :
• Pemutihan gula tebu : zat warna dalam gula diadsorpsi dengan
melarutkan gula dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan
arang tulang.
• Pembuatan obat norit : norit yang masuk ke dalam usus membentuk
koloid dan dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.
• Penjernihan air : alumunium sulfat dalam air akan terhidrolisis
membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat warna atau
zat pencemar dalam air.
• Penghilangan bau badan : pada roll-on digunakan koloid Al-stearat.
• Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid.
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari :
• Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan
asam format.
• Perebusan telur : telur mentah merupakan sistem koloid, dan
jika direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur
menggumpal.
• Pembuatan yogurt : susu (emulsi) difermentasi sehingga
asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
PEMBUATAN KOLOID
Cara kondensasi : partikel larutan sejati (molekul atau ion)
bergabung menjadi partikel koloid.
• Reaksi redoks : reaksi yang disertai perubahan bilangan
oksidasi
Contoh : pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan
HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO :
2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3HCHO(aq) 2Au (koloid) +
5CO2(g) + 8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)
……KONDENSASI
• Hidrolisis : reaksi suatu zat dengan air
Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3, jika
ditambahkan air mendidih ke dalamnya :
FeCl3(aq) + 3H2O(l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
• Dekomposisi rangkap
Contoh : sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan
perak nitrat encer dengan larutan HCl :
AgNO3(aq) + HCl(aq)  AgCl(koloid) + HNO3(aq)
• Penggantian pelarut
Contoh : larutan jenuh kalsium asetat ditambah dengan alkohol
membentuk koloid berupa gel
……PEMBUATAN KOLOID
Cara dispersi : partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
• Cara mekanik : butir kasar digerus dengan lumping atau
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan
tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh : sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk
belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti
gula), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
…… DISPERSI
• Cara peptisasi : pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau
dari endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi
(pemecah).
Contoh : agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh
aseton, karet oleh bensin.
• Cara busur Bredig (gabungan dispersi dan kondensasi): logam
yang akan dijadikan koloid (sol logam) digunakan sebagai
elektrode yang dicelupkan pada medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula
atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom tersebut
mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid.
Do your
best

More Related Content

What's hot

Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)gitaagustina13
 
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSIPERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSIAntonius Padua Ratu Nunang
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Tillapia
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksBillqis yh
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaAndreas Cahyadi
 
PPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan KationPPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan KationSalsabila Azzahra
 

What's hot (20)

Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Laporan lengka1
Laporan lengka1Laporan lengka1
Laporan lengka1
 
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
analisis titrimetri (kimia analisi dasar)
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSIPERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoks
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
 
PPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan KationPPT Identifikasi Anion dan Kation
PPT Identifikasi Anion dan Kation
 

Viewers also liked (20)

Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
 
9 larutan ideal
9 larutan ideal9 larutan ideal
9 larutan ideal
 
Rph sains t2
Rph sains t2Rph sains t2
Rph sains t2
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Kp3 membran
Kp3 membranKp3 membran
Kp3 membran
 
Presentation kewarganegaraan
Presentation kewarganegaraanPresentation kewarganegaraan
Presentation kewarganegaraan
 
Suku banyak-kd-4 2
Suku banyak-kd-4 2Suku banyak-kd-4 2
Suku banyak-kd-4 2
 
Dna structure & central dogma
Dna structure & central dogmaDna structure & central dogma
Dna structure & central dogma
 
Basic mathematics integration
Basic mathematics integrationBasic mathematics integration
Basic mathematics integration
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Prokario teukariot
Prokario teukariotProkario teukariot
Prokario teukariot
 
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
Limitkekontinuan stt-b (versi 2)
 
Campuran tak bereaksi i
Campuran tak bereaksi iCampuran tak bereaksi i
Campuran tak bereaksi i
 
Strategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliahStrategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliah
 
Spektrofotometri uv vis spektrum
Spektrofotometri uv vis spektrumSpektrofotometri uv vis spektrum
Spektrofotometri uv vis spektrum
 
Penentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksiPenentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksi
 
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
 
Condensor
CondensorCondensor
Condensor
 
Penentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksiPenentuan mesin produksi
Penentuan mesin produksi
 
Kd meeting 5
Kd meeting 5Kd meeting 5
Kd meeting 5
 

Similar to Koloid dan Larutan

3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptxLisnaGianti
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknikJuleha Usmad
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................LetdaSusIPutuBagusMa
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 
Presentasi aslab
Presentasi aslabPresentasi aslab
Presentasi aslabFebti Rahmi
 
02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx
02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx
02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptxWuwuhWijang
 
Kimia Dasar - Bab 9.docx
Kimia Dasar - Bab 9.docxKimia Dasar - Bab 9.docx
Kimia Dasar - Bab 9.docxAgnesClarabella
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatidwinevergiveup
 
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi RedoksLarutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redokskintan ayu siva
 
PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptx
PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptxPENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptx
PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptxkelpo2
 

Similar to Koloid dan Larutan (20)

3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Kimia teknik
Kimia teknikKimia teknik
Kimia teknik
 
Presentasi aslab
Presentasi aslabPresentasi aslab
Presentasi aslab
 
02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx
02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx
02. KIMIA DASAR - LARUTAN GAS.pptx
 
Kimia Dasar - Bab 9.docx
Kimia Dasar - Bab 9.docxKimia Dasar - Bab 9.docx
Kimia Dasar - Bab 9.docx
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Larutan dan koloid
Larutan dan koloidLarutan dan koloid
Larutan dan koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
9. Kimia Larutan.pptx
9. Kimia Larutan.pptx9. Kimia Larutan.pptx
9. Kimia Larutan.pptx
 
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi RedoksLarutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptx
PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptxPENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptx
PENGGOLONGAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT.pptx
 

More from Muhammad Luthfan

Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptMuhammad Luthfan
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaMuhammad Luthfan
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Muhammad Luthfan
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Muhammad Luthfan
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Muhammad Luthfan
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806Muhammad Luthfan
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisMuhammad Luthfan
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACMuhammad Luthfan
 

More from Muhammad Luthfan (20)

Pengumuman.pptx
Pengumuman.pptxPengumuman.pptx
Pengumuman.pptx
 
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
 
Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas Brawijaya
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
 
Polisakarida Fungsional
Polisakarida FungsionalPolisakarida Fungsional
Polisakarida Fungsional
 
Suplemen makanan
Suplemen makanan Suplemen makanan
Suplemen makanan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
 
Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017
 
Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to Electrophoresis
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Koloid dan Larutan

  • 1. OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB KONSEP LARUTAN DAN KOLOID
  • 2. DEFINISI LARUTAN  Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih  Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven)  Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi juga berbentuk gas dan padat.  Contoh larutan: - berbentuk cair : larutan gula - berbentuk gas : udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas terutama gas nitrogen dan oksigen - berbentuk padat : emas 22 karat yang merupakan campuran homogen dari emas dengan perak
  • 3. SIFAT LARUTAN  tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya  antara partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan  komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut  komposisi di seluruh bagian adalah sama
  • 4. JENIS LARUTAN : ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT  Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik  Contoh: larutan garam dapur, larutan asam asetat, larutan asam sulfat, air laut, air sungai, larutan kapur sirih, dan larutan tawas  Larutan non elektrolit dalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik  Contoh: larutan gula, larutan urea, dan larutan alkohol
  • 5. JENIS LARUTAN : ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT  Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.  Larutan yang mempunyai daya hantar relatif baik walaupun konsentrasinya relatif kecil  elektrolit kuat. Contoh : larutan garam dapur, larutan asam sulfat, dan larutan natrium hidroksida  Larutan yang mempunyai daya hantar rendah meskipun konsentrasinya besar  elektrolit lemah. Contoh: larutan asam asetat, larutan amonia  Pada konsentrasi yg sama, larutan elektrolit kuat menghantarkan listrik lebih baik daripada elektrolit lemah
  • 6. JENIS LARUTAN : ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT  Hantaran listrik dalam suatu larutan dapat diukur dengan alat konduktometer atau konduktivitimeter  Satuan daya hantar = ohm-1  Atau dalam SI = Siemens disingkat S
  • 7. ELEKTROLIT DAN IKATAN KIMIA 1. Senyawa ion  Senyawa ion terdiri atas ion. Contoh NaCl.  Jika dilarutkan maka ion dapat bergerak bebas dan larutan dapat menghantarkan listrik  Semua senyawa ion yang larut dalam air merupakan elektrolit kuat  Kristal senyawa ion tdk menghantarkan listrik, tapi jika dilelehkan bisa menghantarkan listrik
  • 8. ELEKTROLIT DAN IKATAN KIMIA 2. Senyawa kovalen polar  Air merupakan pelarut polar  Jika zat terlarut yang bersifat polar dilarutkan dengan air maka terdapat gaya tarik-menarik yang cukup kuat sehingga dapat memutuskan salah satu ikatan membentuk ion  hidrolisis  Contoh : berbagai jenis asam dan basa
  • 9. CONTOH SENYAWA KOVALEN POLAR (HIDROLISIS) air HCl (aq)  H+ (aq)+ Cl- (aq) air CH3COOH (aq)  H+ (aq) + CH3COO- (aq) NH3 (aq) + H2O (l)  NH4 + (aq) + OH- (aq)
  • 10. PERHITUNGAN YANG TERKAIT DENGAN KONSENTRASI LARUTAN 1. MOLARITAS (M) menunjukkan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. M = molaritas (mol/l) n = mol v = volum larutan (L) G = massa padatan (gram) Mr = massa molekul relatif (g/mol) n M V G M x Mr v(mL)   1000
  • 11. CONTOH: 1. Sebanyak 30 g urea (Mr = 60 g/mol) dilarutkan ke dalam 100 ml air. Hitunglah molaritas larutan.  Jawab: n = 30 / 60 = 0,5 mol v = 100 ml = 0,1 L M = n / v = 0,5 / 0,1 = 5 M
  • 12. CONTOH 2. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 ml air untuk menghasilkan larutan 0,15 M? Jawab: - Cari mol terlebih dahulu dengan memasukkan data dalam rumus molaritas: - n NaOH= M x V = 0,15 mol/L x 0,5 L= 0,075 mol - m NaOH = n x Mr NaOH = 0,075 mol x 40 g/mol = 3 g
  • 13. PERHITUNGAN YANG TERKAIT DENGAN KONSENTRASI LARUTAN 2. MOLALITAS (m) Molalitas disimbolkan dengan huruf m, yaitu suatu besaran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram (1 kg) pelarut. Satuan molalitas adalah molal, yang ditumuskan oleh persamaan berikut: Keterangan: m = molalitas (mol/kg) Mr = massa molar zat terlarut (g/mol) massa = massa zat terlarut (g) p = massa zat pelarut (g)
  • 14. CONTOH 1. Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3,45 gram urea (Mr=46) dalam 250 gram air?  Jawab: Diketahui: Massa zat terlarut = 3,45 gram Mr urea = 46 Massa pelarut = 250 gram Ditanyakan molalitas urea (m) Jawab: m = (3,45/46)(1000/p) m = 0,3 molal jadi, molalitas larutan urea adalah 0,3 molal.
  • 15. PERHITUNGAN YANG TERKAIT DENGAN KONSENTRASI LARUTAN 3. NORMALITAS (N) DAN BERAT EKUIVALEN (BE) adalah banyaknya gram atau berat ekivalen (BE) zat yang terlarut dalam 1000 mL larutan. Rumus normalitas: N = massa BE x volum dimana: massa (g); BE (g/mol); volum (L)  Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut :
  • 16. LANJUTAN…  Dalam reaksi netralisasi , setiap senyawa akan melepaskan atau menerima atom hidrogen. Jadi berat ekivalen (BE) berdasarkan reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan sebagai berikut :  Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan dan pengomplekan ditentukan oleh valensi dari senyawa tersebut.
  • 17. LANJUTAN… Berat ekivalen (BE) dalam reaksi oksidasi reduksi didasarkan pada banyaknya elektron yang dilepaskan atau diikat dalam suatu reaksi oksidasi atau reduksi.
  • 18. CONTOH PERHITUNGAN BERAT EKUIVALEN:  Reaksi asam basa : BE HCl = Mr HCl BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4 BE NaOH = Mr NaOH  Reaksi pengendapan : BE AgNO3 = Mr AgNO3 BE NaCl = Mr NaCl  Reaksi oksidasi (dalam suasana asam) : BE KMnO4 = 1/5Mr KMnO4 BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7
  • 19. CONTOH PERHITUNGAN NORMALITAS 1. Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ= 1,19 dan konsentrasinya 98% (Mr=98). Jawab : H2SO4  2H+ + SO4 2-  2 atom H yg dilepas x , x M , M x , x N , N x     10 1 19 98 11 9 98 10 1 19 98 23 8 1 98 2
  • 20. CARA MEMBUAT LARUTAN 1. Tentukan konsentrasi dan volum yang ingin dibuat 2. Hitung mol larutan yg ingin dibuat 3. Cari massa solut 4. Timbang solut 5. Tuang dalam beaker glass dan tambahkan akuades secukupnya untuk melarutkan solut 6. Pindah ke dalam labu takar yang sesuai dengan volum yg kita inginkan 7. Tambahkan akuades hingga tanda batas pada labu takar, dikocok sampai homogen
  • 21. KOLOID • Sistem koloid adalah bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (suspensi = campuran kasar). • Sistem koloid terdiri dari fase terdispersi (bersifat diskontinu/terputus-putus) dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi (bersifat kontinu). Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
  • 22. Larutan (dispersi molekul) Koloid (dispersi koloid) Suspensi (dispersi kasar) Contoh : larutan gula dalam air Contoh : campuran susu dengan air Contoh : campuran tepung terigu dengan air  Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra  Secara makroskopik sifat homogeny tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra  Heterogen  Semua partikel berdimensi (panjang, lebar atau tebal) kurang dari 2 nm  Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm  Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm  Satu fase  Dua fase  Dua fase  Stabil  Pada umumnya stabil  Tidak stabil  Tidak dapat disaring  Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra  Dapat disaring
  • 23. Fase terdispersi Fase pendispersi Nama Contoh Padat Gas Aerosol padat Asap (smoke), debu di udara Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang, tinta, cat, sol kanji, agar- agar, gelatin. Padat Padat Sol padat intan hitam Cair Gas Aerosol Kabut (fog), awan, hairspray Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak ikan, haircream, es krim Cair Padat Emulsi padat mutiara, opal, keju, mentega Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok, alat pemadam kebakaran Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung
  • 24. SIFAT KOLOID • Efek Tyndall Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala arah.
  • 25. • Gerak Brown • Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul medium terhadap partikel koloid.  energi kinetik • Gerak Brown merupakan salah satu yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi.
  • 26. • Elektroforesis : pergerakan partikel koloid karena medan listrik. Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. • Apabila ke dalam sistem koloid diberikan dua batang elektrode kemudian diberi arus searah, maka koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif).
  • 27. • Adsorpsi • Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan listrik dan molekul netral pada permukaan partikel koloid. Jika penyerapannya sampai ke dalam permukaan (pori). • Contoh : sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
  • 28. ……….ADSORPSI • Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses seperti : • Pemutihan gula tebu : zat warna dalam gula diadsorpsi dengan melarutkan gula dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatom dan arang tulang. • Pembuatan obat norit : norit yang masuk ke dalam usus membentuk koloid dan dapat mengadsorpsi gas atau zat racun. • Penjernihan air : alumunium sulfat dalam air akan terhidrolisis membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat warna atau zat pencemar dalam air. • Penghilangan bau badan : pada roll-on digunakan koloid Al-stearat.
  • 29. • Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari : • Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format. • Perebusan telur : telur mentah merupakan sistem koloid, dan jika direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur menggumpal. • Pembuatan yogurt : susu (emulsi) difermentasi sehingga asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
  • 30. PEMBUATAN KOLOID Cara kondensasi : partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. • Reaksi redoks : reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi Contoh : pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO : 2HAuCl4(aq) + 6K2CO3(aq) + 3HCHO(aq) 2Au (koloid) + 5CO2(g) + 8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)
  • 31. ……KONDENSASI • Hidrolisis : reaksi suatu zat dengan air Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3, jika ditambahkan air mendidih ke dalamnya : FeCl3(aq) + 3H2O(l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq) • Dekomposisi rangkap Contoh : sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl : AgNO3(aq) + HCl(aq)  AgCl(koloid) + HNO3(aq) • Penggantian pelarut Contoh : larutan jenuh kalsium asetat ditambah dengan alkohol membentuk koloid berupa gel
  • 32. ……PEMBUATAN KOLOID Cara dispersi : partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. • Cara mekanik : butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh : sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
  • 33. …… DISPERSI • Cara peptisasi : pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Contoh : agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin. • Cara busur Bredig (gabungan dispersi dan kondensasi): logam yang akan dijadikan koloid (sol logam) digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan pada medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid.