SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Polisakarida Fungsional
Dr. Ir. Tri Dewanti W. M.Kes., ITP – THP FTP UB
 Polisakarida
Tercerna oleh enzim
pencernaan
Tidak tercerna oleh
enzim pencernaan
PATI
Serat Pangan
Heteropolisakarida
Larut Air
Tidak Larut
Air
Glikoprotein
Glikosaminoglikan
Kitin
Dll.
Amilosa
Amilopektin
Mis: pektin
Mis: selulosa
PATI
Resisten
Pati Resisten = Resistant Starch
(RS)
1. Pati resisten : merupakan bagian dari pati
yang tahan (resisten) terhadap hidrolisis enzim-enzim
pencernaan.
 Pati resisten tidak dapat dicerna oleh enzim
pencernaan karena strukturnya berupa kristal yang
tidak larut air atau karena amilosa yang
teretrogradasi, terutama akibat proses pada suhu
tinggi.
 Dilihat secara fisik, dari kelarutannya, RS seperti IDF
(serat pangan tidak larut), namun di dalam kolon,
secara fungsional, RS dapat difermentasi oleh bakteri
alami dalam usus seperti halnya SDF (serat pangan
yang larut).
  RS memiliki fungsi fisiologis bagi kesehatan usus.
 Pati resisten tipe I (RS I)
 RS I merupakan pati yang resisten secara fisik
karena enkapsulasi dalam matriks alaminya
 seperti biji-bijian yang tidak digiling sempurna.
 RS I terdiri atas pati yang secara spesifik
terperangkap dalam sel-sel tanaman dan matriks
bahan pangan  contohnya padi yang digiling
kasar.
 Jumlah RS I dipengaruhi oleh proses pengolahan
dan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
penggilingan.
Pati resisten dibagi menjadi 4 golongan :
2. Pati resisten tipe II (RS II)
 RS II merupakan pati dengan bentuk granular tertentu
dan secara alami lebih resisten terhadap pencernaan
enzim (α-amilase)
 pada pisang yang belum matang, pati kentang
mentah, dan pati jagung tinggi amilosa.
 Pati jagung tinggi amilosa atau high-amylose maize
starch (HAMS). Bila HAMS ini dicampurkan dalam
formulasi bahan pangan maka produk pangan yang
dihasilkan juga dapat menjadi pangan yang bersifat
seperti pati resisten.
3. Pati resisten tipe III (RS III)
 RS III merupakan fraksi pati yang paling resisten,
terutama berupa amilosa teretrogradasi yang
terbentuk selama pendinginan pati tergelatinisasi.
 RS III adalah pati yang termodifikasi secara fisik
(misalnya dengan pendinginan atau HMT, Heat
Moisture Treatment).
 RS III dapat mempertahankan sifatnya selama proses
pengolahan pangan.
 pada jenang, dodol, pati instan
5. Pati resisten tipe IV (RS IV)
 RS IV benar-benar resisten terhadap pencernaan oleh
amilase pankreas.
 RS IV adalah pati resisten yang memiliki ikatan kimia baru
selain α-(1-4) dan α-(1-6) akibat perlakuan kimia seperti
dengan garam trimetafosfat yang membentuk jembatan
ester fosfat di antara dua molekul pati
 RS IV adalah pati yang termodifikasi secara kimia
(misalnya dengan penambahan STPP sehingga
menghasilkan ikatan ester fosfat pada pati yang tidak dapat
dihidrolisis), misalnya dimodifikasi secara esterifikasi,
eterifikasi, dan ikatan silang.
 The Glycemic Index (GI) is a ranking of
carbohydrate containing foods on a scale from
0 to 100 according to the extent to which they
raise blood sugar levels after eating
 Carbohydrates that breakdown
quickly during digestion have the
highest glycemic indexes. The blood
glucose response is fast and high.
 Carbohydrates that break down slowly, releasing
glucose gradually into the blood stream, have low
glycemic indexes.
Indeks glikemik (GI) adalah skala atau
angka yang diberikan pada makanan
tertentu berdasarkan seberapa besar
makanan tsb. meningkatkan kadar gula
darahnya, skala yang digunakan adalah
0-100.
Indeks glikemik disebut :
rendah jika : < 55,
sedan : 56-70 dan
tinggi : > 70.
Indeks glikemik adalah peringkat seberapa
cepat karbohidrat dari makanan dilepaskan
ke dalam tubuh.
Makanan yang memiliki indeks glikemik
rendah akan melepaskan karbohidrat yang
lambat ke dalam tubuh.
 Rendahnya indeks ini dapat mencegah
penurunan atau kenaikan kadar gula darah
sebagai sinyal yang fluktuatif pada tubuh
Anda.
Situs web Glycemic Index Foundation's
menempatkan pisang pada indeks glikemik
51— nilai yang rendah di mana angka di atas
70 dipertimbangkan tinggi sedangkan di
bawah 55 dikategorikan rendah.
Glycemic Index
Glycemic Index (GI) measures how 50 grams of
available carbohydrate from a food raises blood
sugar and subsequently, insulin levels
Low Medium High
GI <55 56-69 >70
0
20
40
60
80
100
Glycemic Index
Low
Medium
High
Type of starch
Physical entrapment
Viscosity of fiber Food Processing
Sugar content
Protein Content
Cooking
Acid content
How does all this affect our glycemic levels?
How does all ths make us feel after eating
carbohydrate-containing foods?
Factor Influencing GI Ranking
 Serat Pangan (dietary fiber)  bahan pangan yang berasal dari tanaman yang tidak
dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia
 Istilah serat pangan (dietary fiber) harus dibedakan dari
istilah serat kasar (crude fiber) maupun residu non-
nutritif
 Serat kasar (crude fiber) = bahan pangan yg tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan
kimia
 Asamsulfat dan NaOH (digunakan pd analisa serat kasar)
 kemampuan menghidrolisisnya lebih besar daripada enzim pencernaan
 nilai serat kasar lebihkecilsekitar 1/3 sampai ½ dari nilai serat makanan
SERAT PANGAN (Dietary Fiber)
Serat kasar (crude fiber) : metode AOAC
 residu yang tidak larut dalam NaOH dan
H2SO4 encer panas
 tidak menunjukkan nilai serat pangan
yang sebenarnya : sekitar 50-90 %
lignin, 80 % hemiselulosa dan 20-50
% selulosa, serta semua komponen
serat larut lainnya (pektin, gum)
hilang selama analisis
Metode analisis menggunakan deterjen (acid detergen
fiber atau neutral detergen fiber) : hanya dapat
mengukur komponen serat pangan tidak larut
Serat pangan (dietary fiber) dianalisis menggunakan
metode enzimatik (alfa-amilase tahan panas
serta pepsin dan pankreatin)  dapat mengukur
komponen serat larut maupun tidak larut
sekaligus dan secara terpisah
GULA, PATI
PROTEIN
LIPIDA
PEKTIN
GUM
SELULOSA
HEMISELULOSA
LIGNIN
DINDING SEL
BAKTERI USUS
BAHAN ENDOGEN
Makanan
Feses
Serat Kasar
Serat Pangan
Residu
Non-Nutritif
SERATPANGAN
Serat larut
(Soluble Dietary
Fiber, SDF)
Serat tidak
larut (Insoluble
Dietary Fiber,
IDF)
Serat yang larut dalam
air misalnya : pektin,
musilage dan gum
Serat yang tidak
larut dalam air
misalnya : sellulosa,
hemisellulosa dan
lignin
Akan difermentasi oleh
bakteri (BAL) di dalam usus
besar  SCFA
Akan mempengaruhi
gerak peristaltik usus
shg memperlancar
buang air besar
 Efek pencahar
atau laksatif
Macam-Macam Serat dan Sumbernya
JENIS SERAT SIFAT SUMBER
SELULOSE Tak Larut Air, Bagian Utama
Dinding Sel Tumbuh2an, Mampu
Menyerap Air, Melunakan &
Memberi Bantuk Pd Feses,
Membantu Gerakan Peristaltik
Usus, Membantu Defekasi &
Mencegah Konstipasi
Kulit Padi, Kacang
Polong, Kol, Apel.
HEMI-
SELULOSE
Tak Larut & Sebagian Larut Air,
Agian Utama Serat Seralia
Kulit Padi & Gandum
LIGNIN
Tak Larut Air, Bagian Keras Dari
Tumbuh2an, Memberi Kekuatan
Pd Struktur Tumbuh2an
Tangkai Sayuran, Bag
Inti Wortel, Biji Jambu
Biji
JENIS SERAT SIFAT SUMBER
PEKTIN Larut Air, Berfungsi Sebagai
Bahan Perekat Antar Sel
Sayur & Buah :
Apel, Anggur, Wortel,
Jambu Biji, Jenis Sitrus
GUM Larut Air, Digunakan Dlm Industri
Pangan Sebagai Pengental,
Emusifer, Stabilizer
Sari Pohon Akasia ( Gum
Arabic )
MUSILAGE Larut Air, Struktur Yg Komplek Aloe vera, cincau hitam
GLUKAN Larut Air, Diduga
Berperan Dlm
Menurunkan Kolesterol
Seralia Oat, glukomanan umbi2an
ALGAL Larut Air, Bahan
Pengental & Stabilizer
Digunakan Sbg Agar2
Algae & Rumput Laut
JENIS SERAT SIFAT SUMBER
~ Serat tidak tercerna oleh enzim pencernaan
 masuk usus besar/kolon
 Serat pangan larut
 difermentasi oleh: mikroflora usus (bakteri asam
laktat yaitu : Bifidobacterium dan Lactobacillus)
 menjadi SCFA (Short Chain Fatty Acids ) atau
asam lemak rantai pendek dan gas CO2
- SCFA : asam asetat,
asam propionat,
asam butirat dan
asam valerik
Metabolisme Serat
 Gambar
ditempatkan disini
 SCFA :  berpengaruh terhadap metabolisme
karbohidrat dan lemak.
1 g SCFA = 1,87 Kal
 50 % dari kalori gula/KH tercerna ( 4 Kal/g )
- SCFA  menyebabkan suasana asam dlm
usus bakteri patogen tidak tumbuh
- CO2 bila menumpuk  flatulensi
Serat makanan tidak larut
 Berpengaruh terhadap gerak peristaltik usus dan
massa fases, tetapi tidak berpengaruh terhadap
metabolisme.
Kebutuhan Serat makanan :
~ orang dewasa 20 - 35 gram/hari atau
10-13 gram serat / 1000 kal.
~ tingkat konsumsi serat penduduk
Indonesia secara umum
= 10.5 gram/orang/hari  baru ½ dari kecukupan
# Efektif dalam menurunkan kadarn kolesterol plasma
# Efektif mereduksi kadar LDL serta meningkatkan kadar
HDL plasma
# Berperan dalam mereduksi absorpsi glukosa dalam
usus  bermanfaat bagi penderita Diabetes Melitus
# Membuat perut cepat merasa kenyang bermanfaat
untuk mempertahankan berat badan normal atau
menurunkan berat badan
Manfaat Serat larut
Peranan Serat PanganTerhadap Kesehatan
Pengaruh Serat Makanan terhadap
Penyakit Diabetes
Sindrom Metabolik
Viskous
kenyang
Pencegahan
diabetes
Awet
Menurunkan
absorbsi glukosa
Menurunkan
Efek insulinogenik
SP larut : Diet ruah
Menurunkan asupan
gula sederhana
Diet tinggi
Serat Pangan
Pengaruh Diet Serat Pangan dalam Pencegahan
Penyakit Diabates
Dietary soluble fiber
Decrease insulin surge
Delayed gastric emptying
Flattened blood glucose curve
Gel formation in stomach
Uniform level of CHO to the small intestine
v Hasil- Hasil Penelitian tentang Manfaat Serat larut :
 Pengaruh jenis gum thd kolesterol plasma anak ayam
Jenis Gum Kadar gum dalam ransum
1% 2% 3%
Kolesterol plasma (% kontrol)
Karagena 89 72 49
Guar 72 48 40
Locust bean 91 67 58
Ghatti 104 106 108
Tragacanth 84 63 58
Pektin 96 86 71
 Pe +  100 g bekatul dlm diet  menurunkan kolesterol (LDL)
22%
 Kolesterol normal 200  40 mg/100 ml
 Serat larut -glukan (pada oat)  dpt menurunkan kolesterol
Diet serat tinggi 25 g/haripengontrolan gula darah, 
menurunkankan
peningkantan insulin serta menurunkan lemak
Manfaat Serat tidak larut
# tidak signifikan sebagai agen hipokolesterolemik
# peranannya sangat penting dalam pencegahan
disfungsi alat pencernaan :
- konstipasi (sembelit)
- haemoroid (ambeien)
- kanker usus besar
- infeksi usus buntu
- divertikulosis
KONSUMSI SERAT PANGAN RENDAH
konsumsi KH murni tinggi
Insufisiensi pankreatik
DIABETES OBESITAS
makanan kalori tinggi
konsumsi berlebihan
konsumsi lemak tinggi
PENYAKIT
JANTUNG
KORONER
pengurangan kekambaan dlm usus besar
pengurangan stimulus motilitas
transit lama
konsentrasi
metabolit tinggi
kontak dgn mukosa
usus lama
KANKER USUS
BESAR
penurunan kadar
bahan organik
penyerapan air
maksimum
massa
berkurang
fermentasi lama
feses kental & kering
tekanan pd
usus meningkat
DIVERTIKULOSIS
sulit buang air besar
KONSTIPASI
(SEMBELIT)
Penghambatan KANKER USUS BESAR oleh Serat Pangan
PREKURSOR
KARSINOGEN
Waktu
Konsentrasi
Aksi
Bakteri
KANKER
SERAT
PANGAN
Perubahan
mikroflora usus
Mengurangi waktu transit
Meningkatkan
kandungan air
Peranan serat pangan :
(1) mempengaruhi mikroflora usus sehinga tidak terbentuk
karsinogen,
(2) meningkatkan kandungan air sehingga konsentrasi karsinogen
menjadi rendah, dan
(3) mempercepat waktu transit residu makanan dalam usus besar
a.Pengikatan asam empedu oleh serat
menyebabkan
~ peningkatan ekskresi asam empedu dlm
fases
~ peningkatan sintesis asam empedu dari
kolesterol
b.Penurunan laju absorbsi KH  penurunan
insulin  mengurangi stimulasi thd sintesis
kolesterol dan lipoprotein
c.Penghambatan sintesis kolesterol oleh SCFA
hasil produksi fermentasi serat larut oleh
bakteri di kolon
d.Penurunan absorsi lemak dan kolesterol
Mekanisme Penurunan
Kolesterol oleh Serat Pangan
DIVERTIKULOSIS
Penyakit ini ditandai dgn adanya benjolan-benjolan
pada usus besar, yang timbul akibat
terbentuknya feses yang kecil dan keras
Konsumsi serat pangan yang cukup akan membentuk
feses yang besar dan lunak, sehingga tekanan
pada permukaan usus menurun dan terjadinya
divertikulosis dapat dicegah
Kurang serat :
- Feses bulat kecil & keras
- Kontraksi otot usus
dgn tekanan besar
(> 90 mm Hg)
Cukup serat :
- Feses besar dan lunak
- Kontraksi otot usus
dgn tekanan rendah
(>10 mm Hg)
KEGEMUKAN (OBESITAS)
Meningkatnya densitas kalori dalam
makanan/minuman yang menyertai
meningkatnya kemakmuran
Pada hewan percobaan : kegemukan
berhubungan langsung dengan rasio
serat pangan terhadap energi (kalori)
di dalam ransum
 Serat pangan akan membuat cepat kenyang, akibat
sekresi saliva dan cairan lambung yang lebih banyak dan
serat akan tertahan lebih lama di dalam lambung
 Dengan adanya serat, penyerapan zat-zat gizi sumber
energi (pati, gula, protein, lemak) akan terhambat,
sehingga lebih sedikit sumber energi yang masuk ke dalam
tubuh
Penelitian yang dilakukan pada 9 orang pria sehat, ditemukan bahwa
dengan mengkonsumsi selama seminggu akan meningkatkan jumlah
Bifidobacterium secara signifikan
Pengaruh Negatif Serat Makanan :
 Berpengaruh terhadap Biovailabilitas Mineral
 Serat dapt mengikat Ca, Fe dan Zn yg dipengaruhi adanya asam fitat yg
terikat pada serat
 Menyebabkan penumpukan gas (flatulensi)
 Berpengaruh terhadap Biovailabilitas vitamin terutama vitamin yang larut
lemak (A D E K)
 Kandungan serat makanan dalam menu sehari dengan 2100-2200 kalori
seperti dalam Contoh Menu Sehari, Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi
Seimbang DepKes adalah 28 gram  sudah sesuai dengan kecukupan yang
dianjurkan
Pengembangan
Produk
GI-SERAT
GI-SERAT
GI-SERAT
GI-SERAT
GI-SERAT

More Related Content

What's hot

PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita Chiyapuri
 
Makalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidratMakalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidratHajar 'Irmawati
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaendang_ruslan
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
 
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasiMetabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasiYona Oktasari
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratAdela Adiibah
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziCahya
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 

What's hot (20)

PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita
 
Makalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidratMakalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidrat
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusia
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 
Ppt protein
Ppt proteinPpt protein
Ppt protein
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Chapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidratChapter 1. karbohidrat
Chapter 1. karbohidrat
 
Obesitas
ObesitasObesitas
Obesitas
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasiMetabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
Metabolisme protein Transaminasi dan deaminasi
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Pangan fungsional
Pangan fungsionalPangan fungsional
Pangan fungsional
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 

Similar to GI-SERAT

Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxMetabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxyoe5oep
 
Pp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lainPp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lainIsmail Ibrahim
 
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalevaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalAila Yumeko
 
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.pptputinur1
 
Situs yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacor
Situs yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacorSitus yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacor
Situs yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacoryes8indoSEO
 
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayantiTugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
 
Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananDestina Destina
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanandinartanti
 
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdfAchmadMuzakkyDityana
 
Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)
Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)
Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)WAODEAISYAHFEA
 
Tugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_a
Tugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_aTugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_a
Tugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_awaambeambe
 
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptxFisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptxsantinurdin1
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anaksiakadurban
 
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.pptDasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.pptSieningsih
 

Similar to GI-SERAT (20)

Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxMetabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
 
Pp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lainPp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lain
 
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalevaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
 
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
20230511-PERT 1-SEMESTER 2-KARBOHIDRAT.ppt
 
Situs yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacor
Situs yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacorSitus yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacor
Situs yes8 indo merupakan salah satu bandar slot terbaru tergacor
 
Functional food
Functional foodFunctional food
Functional food
 
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayantiTugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 8 q1 a117036_tri asmayanti
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Puasa sehat
Puasa sehatPuasa sehat
Puasa sehat
 
Pencernaan
PencernaanPencernaan
Pencernaan
 
SISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdf
SISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdfSISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdf
SISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdf
 
Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makanan
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
5. PERANAN ENZYM DALAM BIOTEKNOLOGI PAKAN.pdf
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)
Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)
Sistem Pencernaan Dan Sistem Enzim, Waode Aisyah Fea (O1A120216)
 
Tugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_a
Tugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_aTugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_a
Tugas 1_Ppt biokimia O1 A120048_wa ambe_a
 
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptxFisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
Fisiologi Saluran Pencernaan Dan Digesti Pada Ternak Non.pptx
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anak
 
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.pptDasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
Dasar-dasar-Ilmu-Gizi-Pertemuan-13.ppt
 

More from Muhammad Luthfan

Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptMuhammad Luthfan
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaMuhammad Luthfan
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Muhammad Luthfan
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Muhammad Luthfan
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Muhammad Luthfan
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806Muhammad Luthfan
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisMuhammad Luthfan
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Muhammad Luthfan
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACMuhammad Luthfan
 
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)Muhammad Luthfan
 

More from Muhammad Luthfan (20)

Pengumuman.pptx
Pengumuman.pptxPengumuman.pptx
Pengumuman.pptx
 
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.pptKuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
Kuliah Mikrobiologi Umum FATTOMP 2014-150713101121-lva1-app6891.ppt
 
Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)Lipid Evaluation (FTP UB)
Lipid Evaluation (FTP UB)
 
Seminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas BrawijayaSeminar MM Universitas Brawijaya
Seminar MM Universitas Brawijaya
 
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
Forkita Potensi Diri 150809115556-lva1-app6892
 
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
Spl Solid Waste Treatment 150702072553-lva1-app6892
 
Suplemen makanan
Suplemen makanan Suplemen makanan
Suplemen makanan
 
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
Spl Pengolahan Limbah Gas FTP UB 150702072311-lva1-app6892
 
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
Listeria FTP UB 150207083307-conversion-gate02
 
Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017Sterilisasi versi 2017
Sterilisasi versi 2017
 
Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015Sterilisasi Versi 2015
Sterilisasi Versi 2015
 
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
Sterilisasi versi 2016 (FTP UB)
 
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
Dasar Keteknikan (Dastek) Pengolahan Pangan FTP UB 150529064527-lva1-app6891
 
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
Manajemen sanitasi dan limbah industri 160704035630
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
 
Introduction to Electrophoresis
Introduction to ElectrophoresisIntroduction to Electrophoresis
Introduction to Electrophoresis
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
 
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
Jenis - Jenis Pengawet Alami 141225053457-conversion-gate02
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
 
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
 

GI-SERAT

  • 1. Polisakarida Fungsional Dr. Ir. Tri Dewanti W. M.Kes., ITP – THP FTP UB
  • 2.  Polisakarida Tercerna oleh enzim pencernaan Tidak tercerna oleh enzim pencernaan PATI Serat Pangan Heteropolisakarida Larut Air Tidak Larut Air Glikoprotein Glikosaminoglikan Kitin Dll. Amilosa Amilopektin Mis: pektin Mis: selulosa PATI Resisten
  • 3. Pati Resisten = Resistant Starch (RS) 1. Pati resisten : merupakan bagian dari pati yang tahan (resisten) terhadap hidrolisis enzim-enzim pencernaan.  Pati resisten tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan karena strukturnya berupa kristal yang tidak larut air atau karena amilosa yang teretrogradasi, terutama akibat proses pada suhu tinggi.  Dilihat secara fisik, dari kelarutannya, RS seperti IDF (serat pangan tidak larut), namun di dalam kolon, secara fungsional, RS dapat difermentasi oleh bakteri alami dalam usus seperti halnya SDF (serat pangan yang larut).   RS memiliki fungsi fisiologis bagi kesehatan usus.
  • 4.  Pati resisten tipe I (RS I)  RS I merupakan pati yang resisten secara fisik karena enkapsulasi dalam matriks alaminya  seperti biji-bijian yang tidak digiling sempurna.  RS I terdiri atas pati yang secara spesifik terperangkap dalam sel-sel tanaman dan matriks bahan pangan  contohnya padi yang digiling kasar.  Jumlah RS I dipengaruhi oleh proses pengolahan dan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan penggilingan. Pati resisten dibagi menjadi 4 golongan :
  • 5. 2. Pati resisten tipe II (RS II)  RS II merupakan pati dengan bentuk granular tertentu dan secara alami lebih resisten terhadap pencernaan enzim (α-amilase)  pada pisang yang belum matang, pati kentang mentah, dan pati jagung tinggi amilosa.  Pati jagung tinggi amilosa atau high-amylose maize starch (HAMS). Bila HAMS ini dicampurkan dalam formulasi bahan pangan maka produk pangan yang dihasilkan juga dapat menjadi pangan yang bersifat seperti pati resisten.
  • 6. 3. Pati resisten tipe III (RS III)  RS III merupakan fraksi pati yang paling resisten, terutama berupa amilosa teretrogradasi yang terbentuk selama pendinginan pati tergelatinisasi.  RS III adalah pati yang termodifikasi secara fisik (misalnya dengan pendinginan atau HMT, Heat Moisture Treatment).  RS III dapat mempertahankan sifatnya selama proses pengolahan pangan.  pada jenang, dodol, pati instan
  • 7. 5. Pati resisten tipe IV (RS IV)  RS IV benar-benar resisten terhadap pencernaan oleh amilase pankreas.  RS IV adalah pati resisten yang memiliki ikatan kimia baru selain α-(1-4) dan α-(1-6) akibat perlakuan kimia seperti dengan garam trimetafosfat yang membentuk jembatan ester fosfat di antara dua molekul pati  RS IV adalah pati yang termodifikasi secara kimia (misalnya dengan penambahan STPP sehingga menghasilkan ikatan ester fosfat pada pati yang tidak dapat dihidrolisis), misalnya dimodifikasi secara esterifikasi, eterifikasi, dan ikatan silang.
  • 8.  The Glycemic Index (GI) is a ranking of carbohydrate containing foods on a scale from 0 to 100 according to the extent to which they raise blood sugar levels after eating  Carbohydrates that breakdown quickly during digestion have the highest glycemic indexes. The blood glucose response is fast and high.  Carbohydrates that break down slowly, releasing glucose gradually into the blood stream, have low glycemic indexes.
  • 9. Indeks glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tsb. meningkatkan kadar gula darahnya, skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut : rendah jika : < 55, sedan : 56-70 dan tinggi : > 70.
  • 10. Indeks glikemik adalah peringkat seberapa cepat karbohidrat dari makanan dilepaskan ke dalam tubuh. Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah akan melepaskan karbohidrat yang lambat ke dalam tubuh.  Rendahnya indeks ini dapat mencegah penurunan atau kenaikan kadar gula darah sebagai sinyal yang fluktuatif pada tubuh Anda. Situs web Glycemic Index Foundation's menempatkan pisang pada indeks glikemik 51— nilai yang rendah di mana angka di atas 70 dipertimbangkan tinggi sedangkan di bawah 55 dikategorikan rendah.
  • 11. Glycemic Index Glycemic Index (GI) measures how 50 grams of available carbohydrate from a food raises blood sugar and subsequently, insulin levels Low Medium High GI <55 56-69 >70 0 20 40 60 80 100 Glycemic Index Low Medium High
  • 12.
  • 13. Type of starch Physical entrapment Viscosity of fiber Food Processing Sugar content Protein Content Cooking Acid content How does all this affect our glycemic levels? How does all ths make us feel after eating carbohydrate-containing foods? Factor Influencing GI Ranking
  • 14.  Serat Pangan (dietary fiber)  bahan pangan yang berasal dari tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia  Istilah serat pangan (dietary fiber) harus dibedakan dari istilah serat kasar (crude fiber) maupun residu non- nutritif  Serat kasar (crude fiber) = bahan pangan yg tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia  Asamsulfat dan NaOH (digunakan pd analisa serat kasar)  kemampuan menghidrolisisnya lebih besar daripada enzim pencernaan  nilai serat kasar lebihkecilsekitar 1/3 sampai ½ dari nilai serat makanan SERAT PANGAN (Dietary Fiber)
  • 15. Serat kasar (crude fiber) : metode AOAC  residu yang tidak larut dalam NaOH dan H2SO4 encer panas  tidak menunjukkan nilai serat pangan yang sebenarnya : sekitar 50-90 % lignin, 80 % hemiselulosa dan 20-50 % selulosa, serta semua komponen serat larut lainnya (pektin, gum) hilang selama analisis Metode analisis menggunakan deterjen (acid detergen fiber atau neutral detergen fiber) : hanya dapat mengukur komponen serat pangan tidak larut Serat pangan (dietary fiber) dianalisis menggunakan metode enzimatik (alfa-amilase tahan panas serta pepsin dan pankreatin)  dapat mengukur komponen serat larut maupun tidak larut sekaligus dan secara terpisah
  • 16. GULA, PATI PROTEIN LIPIDA PEKTIN GUM SELULOSA HEMISELULOSA LIGNIN DINDING SEL BAKTERI USUS BAHAN ENDOGEN Makanan Feses Serat Kasar Serat Pangan Residu Non-Nutritif
  • 17. SERATPANGAN Serat larut (Soluble Dietary Fiber, SDF) Serat tidak larut (Insoluble Dietary Fiber, IDF) Serat yang larut dalam air misalnya : pektin, musilage dan gum Serat yang tidak larut dalam air misalnya : sellulosa, hemisellulosa dan lignin Akan difermentasi oleh bakteri (BAL) di dalam usus besar  SCFA Akan mempengaruhi gerak peristaltik usus shg memperlancar buang air besar  Efek pencahar atau laksatif
  • 18.
  • 19. Macam-Macam Serat dan Sumbernya JENIS SERAT SIFAT SUMBER SELULOSE Tak Larut Air, Bagian Utama Dinding Sel Tumbuh2an, Mampu Menyerap Air, Melunakan & Memberi Bantuk Pd Feses, Membantu Gerakan Peristaltik Usus, Membantu Defekasi & Mencegah Konstipasi Kulit Padi, Kacang Polong, Kol, Apel. HEMI- SELULOSE Tak Larut & Sebagian Larut Air, Agian Utama Serat Seralia Kulit Padi & Gandum LIGNIN Tak Larut Air, Bagian Keras Dari Tumbuh2an, Memberi Kekuatan Pd Struktur Tumbuh2an Tangkai Sayuran, Bag Inti Wortel, Biji Jambu Biji
  • 20. JENIS SERAT SIFAT SUMBER PEKTIN Larut Air, Berfungsi Sebagai Bahan Perekat Antar Sel Sayur & Buah : Apel, Anggur, Wortel, Jambu Biji, Jenis Sitrus GUM Larut Air, Digunakan Dlm Industri Pangan Sebagai Pengental, Emusifer, Stabilizer Sari Pohon Akasia ( Gum Arabic ) MUSILAGE Larut Air, Struktur Yg Komplek Aloe vera, cincau hitam
  • 21. GLUKAN Larut Air, Diduga Berperan Dlm Menurunkan Kolesterol Seralia Oat, glukomanan umbi2an ALGAL Larut Air, Bahan Pengental & Stabilizer Digunakan Sbg Agar2 Algae & Rumput Laut JENIS SERAT SIFAT SUMBER
  • 22. ~ Serat tidak tercerna oleh enzim pencernaan  masuk usus besar/kolon  Serat pangan larut  difermentasi oleh: mikroflora usus (bakteri asam laktat yaitu : Bifidobacterium dan Lactobacillus)  menjadi SCFA (Short Chain Fatty Acids ) atau asam lemak rantai pendek dan gas CO2 - SCFA : asam asetat, asam propionat, asam butirat dan asam valerik Metabolisme Serat  Gambar ditempatkan disini
  • 23.  SCFA :  berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat dan lemak. 1 g SCFA = 1,87 Kal  50 % dari kalori gula/KH tercerna ( 4 Kal/g ) - SCFA  menyebabkan suasana asam dlm usus bakteri patogen tidak tumbuh - CO2 bila menumpuk  flatulensi
  • 24. Serat makanan tidak larut  Berpengaruh terhadap gerak peristaltik usus dan massa fases, tetapi tidak berpengaruh terhadap metabolisme. Kebutuhan Serat makanan : ~ orang dewasa 20 - 35 gram/hari atau 10-13 gram serat / 1000 kal. ~ tingkat konsumsi serat penduduk Indonesia secara umum = 10.5 gram/orang/hari  baru ½ dari kecukupan
  • 25. # Efektif dalam menurunkan kadarn kolesterol plasma # Efektif mereduksi kadar LDL serta meningkatkan kadar HDL plasma # Berperan dalam mereduksi absorpsi glukosa dalam usus  bermanfaat bagi penderita Diabetes Melitus # Membuat perut cepat merasa kenyang bermanfaat untuk mempertahankan berat badan normal atau menurunkan berat badan Manfaat Serat larut Peranan Serat PanganTerhadap Kesehatan
  • 26. Pengaruh Serat Makanan terhadap Penyakit Diabetes
  • 27.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Viskous kenyang Pencegahan diabetes Awet Menurunkan absorbsi glukosa Menurunkan Efek insulinogenik SP larut : Diet ruah Menurunkan asupan gula sederhana Diet tinggi Serat Pangan Pengaruh Diet Serat Pangan dalam Pencegahan Penyakit Diabates
  • 33. Dietary soluble fiber Decrease insulin surge Delayed gastric emptying Flattened blood glucose curve Gel formation in stomach Uniform level of CHO to the small intestine
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. v Hasil- Hasil Penelitian tentang Manfaat Serat larut :  Pengaruh jenis gum thd kolesterol plasma anak ayam Jenis Gum Kadar gum dalam ransum 1% 2% 3% Kolesterol plasma (% kontrol) Karagena 89 72 49 Guar 72 48 40 Locust bean 91 67 58 Ghatti 104 106 108 Tragacanth 84 63 58 Pektin 96 86 71  Pe +  100 g bekatul dlm diet  menurunkan kolesterol (LDL) 22%  Kolesterol normal 200  40 mg/100 ml  Serat larut -glukan (pada oat)  dpt menurunkan kolesterol Diet serat tinggi 25 g/haripengontrolan gula darah,  menurunkankan peningkantan insulin serta menurunkan lemak
  • 39. Manfaat Serat tidak larut # tidak signifikan sebagai agen hipokolesterolemik # peranannya sangat penting dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan : - konstipasi (sembelit) - haemoroid (ambeien) - kanker usus besar - infeksi usus buntu - divertikulosis
  • 40. KONSUMSI SERAT PANGAN RENDAH konsumsi KH murni tinggi Insufisiensi pankreatik DIABETES OBESITAS makanan kalori tinggi konsumsi berlebihan konsumsi lemak tinggi PENYAKIT JANTUNG KORONER pengurangan kekambaan dlm usus besar pengurangan stimulus motilitas transit lama konsentrasi metabolit tinggi kontak dgn mukosa usus lama KANKER USUS BESAR penurunan kadar bahan organik penyerapan air maksimum massa berkurang fermentasi lama feses kental & kering tekanan pd usus meningkat DIVERTIKULOSIS sulit buang air besar KONSTIPASI (SEMBELIT)
  • 41. Penghambatan KANKER USUS BESAR oleh Serat Pangan PREKURSOR KARSINOGEN Waktu Konsentrasi Aksi Bakteri KANKER SERAT PANGAN Perubahan mikroflora usus Mengurangi waktu transit Meningkatkan kandungan air Peranan serat pangan : (1) mempengaruhi mikroflora usus sehinga tidak terbentuk karsinogen, (2) meningkatkan kandungan air sehingga konsentrasi karsinogen menjadi rendah, dan (3) mempercepat waktu transit residu makanan dalam usus besar
  • 42. a.Pengikatan asam empedu oleh serat menyebabkan ~ peningkatan ekskresi asam empedu dlm fases ~ peningkatan sintesis asam empedu dari kolesterol b.Penurunan laju absorbsi KH  penurunan insulin  mengurangi stimulasi thd sintesis kolesterol dan lipoprotein c.Penghambatan sintesis kolesterol oleh SCFA hasil produksi fermentasi serat larut oleh bakteri di kolon d.Penurunan absorsi lemak dan kolesterol Mekanisme Penurunan Kolesterol oleh Serat Pangan
  • 43. DIVERTIKULOSIS Penyakit ini ditandai dgn adanya benjolan-benjolan pada usus besar, yang timbul akibat terbentuknya feses yang kecil dan keras Konsumsi serat pangan yang cukup akan membentuk feses yang besar dan lunak, sehingga tekanan pada permukaan usus menurun dan terjadinya divertikulosis dapat dicegah Kurang serat : - Feses bulat kecil & keras - Kontraksi otot usus dgn tekanan besar (> 90 mm Hg) Cukup serat : - Feses besar dan lunak - Kontraksi otot usus dgn tekanan rendah (>10 mm Hg)
  • 44. KEGEMUKAN (OBESITAS) Meningkatnya densitas kalori dalam makanan/minuman yang menyertai meningkatnya kemakmuran Pada hewan percobaan : kegemukan berhubungan langsung dengan rasio serat pangan terhadap energi (kalori) di dalam ransum  Serat pangan akan membuat cepat kenyang, akibat sekresi saliva dan cairan lambung yang lebih banyak dan serat akan tertahan lebih lama di dalam lambung  Dengan adanya serat, penyerapan zat-zat gizi sumber energi (pati, gula, protein, lemak) akan terhambat, sehingga lebih sedikit sumber energi yang masuk ke dalam tubuh
  • 45. Penelitian yang dilakukan pada 9 orang pria sehat, ditemukan bahwa dengan mengkonsumsi selama seminggu akan meningkatkan jumlah Bifidobacterium secara signifikan
  • 46. Pengaruh Negatif Serat Makanan :  Berpengaruh terhadap Biovailabilitas Mineral  Serat dapt mengikat Ca, Fe dan Zn yg dipengaruhi adanya asam fitat yg terikat pada serat  Menyebabkan penumpukan gas (flatulensi)  Berpengaruh terhadap Biovailabilitas vitamin terutama vitamin yang larut lemak (A D E K)  Kandungan serat makanan dalam menu sehari dengan 2100-2200 kalori seperti dalam Contoh Menu Sehari, Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang DepKes adalah 28 gram  sudah sesuai dengan kecukupan yang dianjurkan