1. LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS SPEKTROSKOPI
PERCOBAAN V
ANALISIS KUALITATIF DAN ANALISIS KUANTITATIF RHODAMIN B
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
NAMA : MILA INDRIANI
NIM : J0B113214
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RIRI AL KAHFI
PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
2. LEMBAR PENILAIAN
ANALISIS SPEKTROSKOPI
PERCOBAAN V
ANALISIS KUALITATIF DAN ANALISIS KUANTITATIF RHODAMIN B
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Nama : MILA INDRIANI
NIM : J0B113214
Asisten : RIRI AL KAHFI
Tanggal mengumpul laporan : 27 November 2014
Tanggal Laporan dikembalikan :
Nilai Sementara: Nilai Akhir:
PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
3. PERCOBAAN V
ANALISIS KUALITATIF DAN ANALISIS KUANTITATIF RHODAMIN B
DALAM SAMPEL MAKANAN DAN MINUMAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa memahami prinsip
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis
dan mampu menentukan kadar dari rhodamin b dalam sampel makanan dan
minuman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena seluruh masyarakat tanpa terkecuali merupakan
konsumen pangan (Wisnu Broto, 2003). Makanan yang dikemas biasanya
mengandung bahan tambahan, yaitu suatu bahan - bahan yang ditambahkan ke
dalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan
untuk tujuan tertentu (Winarno dan Titi, 1994). Begitu juga dalam pembuatan
saus tomat, produsen biasanya menambahkan bahan tambahan seperti pewarna dan
pengawet agar terlihat menarik dan tahan lama. Penggunaan bahan tambahan
pangan sebaiknya dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan
(Cahyadi, 2006).
Penambahan pewarna pada makanan bertujuan untuk memperbaiki warna
makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau
memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
(Winarno dan Titi, 1994). Akan tetapi, sering kali terjadi penyalahgunaan
pemakaian zat warna pada makanan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit
dipakai untuk mewarnai bahan makanan (Cahyadi, 2006).
4. Timbulnya penyalahgunaan disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
mengenai pewarna untuk makanan, disamping itu harga zat pewarna untuk industri
jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk makanan dan warna
dari zat pewarna untuk industri biasanya lebih menarik. Pada peraturan Menteri
Kesehatan RI no.1168/Menkes/PER/X/ 1999 beberapa bahan tambahan pewarna yang
dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah) dan methanyl yellow (pewarna kuning)
(Cahyadi, 2006).
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih
terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat
Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada
sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia
yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya
zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai
keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari
(Hamdani, 2013)
Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul
sebesar 479.000.
Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal
hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang akan
menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga
5. merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam
laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co,
Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 165?C (Hamdani, 2013).
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat
informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja
disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang
terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh
senyawa anorganik lain seperti timbaledan arsen.Dengan terkontaminasinya
Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika
digunakan dalam makanan ( Hamdani, 2013).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik,
gelas beker, labu ukur, waterbath, corong, kertas saring, dan
Spektrofotometer UV-Visible.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades,
metanol, HCL 0,1 N, Na-sulfat anhidrat, asam asetat, NaOH 10%, eter,
sampel saus dan sampel minuman.
IV. PROSEDUR KERJA
A. Analisis Kualitatif
a. Preparasi sampel
Minuman tak beralkohol
1. Diasamkan Sampel dengan asam asetat.
Makanan larut dalam air (saus)
1. Dilarutkan Sampel dalam 30 mL air.
b. Cara uji
Direaksi khusus untuk Rhodamin B
6. 1. Ditambahkan 1 mL NaOH 10% ke dalam kedua sampel sampai basa.
2. Ditambahkan 2 mL eter, lalu digojog dan dipisahkan.
Ambil lapisan eternya.
3. Ditambahkan 2 mL HCl 10% secukupnya. Amati hasil yang terjadi.
B. Analisis Kuantitatif
a. Preparasi sampel
1. Ditimbang 2 gram sampel lalu dimasukkan ke dalam cawan penguap.
2. Ditambahkan 16 tetes HCl.
3. Ditambahkan 30 mL metanol.
4. Dilelehkan diatas water bath lalu disaring dengan kertas saring.
5. Ditambahkan Na-sulfat anhidrat.
6. Disaring kembali, lalu amati dengan spektrofotometri UV-Vis.
b. Pembuatan larutan baku
1. Dibuat larutan baku rhodamin B dengan konsetrasi 100 ppm.
2. Dari larutan tersebut dibuat larutan baku 10 ppm.
3. Selanjutnya dibuat satu seri larutan baku dengan konsentrasi masing-masing 0,2;
0,4; 0,6; 0,8; dan 1 ppm, sebagai pelarut digunakan larutan HCL 0,1 N dan sebagai
blanko digunakan HCL 0,1 N.
c. Penetapan kadar zat warna Rhodamin B
1. Masing-masing larutan diukur secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 538 nm.
2. Dihitung kadar rhodamin B dalam sampel dengan menggunakan kurva kalibrasi
dengan persamaan regresi : y = ax+b.
7. V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Uji Kualitatif
N
No.
Nama Sampel Hasil Uji
1
1.
Minuman 1 Negatif (-)
2
2.
Minuman 2 Negatif (-)
3
3.
Saos 1 Negatif (-)
4
4.
Saos 2 Negatif (-)
b. Uji Kuantitatif
No. Nama
Sampel
Panjang gelombang
maksimum
(λ maks)
Konsentrasi Absorbansi
1. Larutan
blangko
557 nm 0,2 0,422
0,4 0,711
0,6 0,033
0,8 0,505
1 1,855
2. Saos 1 557 nm - 0, 100
3. Saos 2 557 nm - 0,094
4. Minuman 1 Hasil : negatif - -
5. Minuman 2 Hasil : negatif - -
8. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan
absorbansi Rhodamin B pada λmaksRhodamin B =
557 nm
y = 0.266x - 0.0928
R² = 0.3735
2
1
Grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi pada rhodamin B
c. Perhitungan :
Diketahui: Absorbansi sampel saos 1 = 0,102
Absorbansi sampel saos 2 = 0,094
y = 0,266x - 0,092
Absorbansi = y
Ditanya: x (konsentrasi) = …..?
Penyelesaian:
Untuk sampel saos 1
y = 0,266x - 0,092
0,102 = 0.266x - 0,092
0,102 + 0,092 = 0.266x
0,194 = 0,266x
0,194 = x
0.266
= 0,7295 ppm
Untuk sampel saos 2
y = 0,266x - 0,092
0,094 = y = 0,266x - 0,092
0,094 + 0,092 = 0,266x
0,186 = 0,266x
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1
Absorbansi
Konsentrasi
9. 0,186 = x
0,266
= 0,699 ppm
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan agar mahasiswa memahami prinsip analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan mampu
menentukan kadar dari rhodamin b dalam sampel makanan dan minuman. Ciri-ciri
mengandung Rhodamin B yaitu, Warna kelihatan cerah (merah menyala), sehingga
tampak menarik bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman warna merah
berpendar, Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus), Ada
sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun), Baunya tidak alami sesuai
makanannya, Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya
pada kerupuk, es puter), Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
Alat –alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu, neraca analitik, gelas
beker, labu ukur, waterbath, corong, kertas saring, dan Spektrofotometer UV-Visible.
Kemudian bahan-bahan yang digunakan pada percobaan rhodamin b ini yaitu,
akuades, metanol, HCL 0,1 N, Na-sulfat anhidrat, asam asetat, NaOH 10%, eter,
sampel saus dan sampel minuman.
Pada percobaan kali ini hasil yang didapatkan pada sampel saos dan sampel
minuman dengan metode uji kualitatif yaitu negatif (-) tidak ditemukannya zat
berbahaya rhodamin b tersebut. Sampel yang diambil pada percobaan saos tomat
pedagang pentol SDN banjarbaru utara dan SDN banjarbaru selatan. Selanjutnya uju
kuantitatif dengan cara menambahkan HCl, metanol 10 ml kemudian saos tersebut
berubah menjadi kumpalan, selanjutnya dipanaskan pada waterbath, setelah leleh
disaring menggunakan kertas saring dan di tambahkan Na-sulfat anhidrat. Keudian
disaring kembali dan di analisis menggunkan spektrofotometer UV-VIS. Dan
selanjutnya dilakukan pembuatan larutan baku rhodamin B dengan konsetrasi 100
ppm.dari larutan tersebut dibuat larutan baku 10 ppm. Selanjutnya dibuat satu seri
10. larutan baku dengan konsentrasi masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 ppm, sebagai
pelarut digunakan larutan HCL 0,1 N dan sebagai blanko HCL 0,1 N.
Dan Penetapan kadar zat warna Rhodamin B ,masing-masing larutan diukur
secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 538 nm. Kemudian hasil
yang didapat pada cara kuantitatif yaitu negatif (-). Dan dihitung kadar rhodamin B
dalam sampel dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi : y =
ax+b. Absorbansi sampel saos 1 = 0,102
Absorbansi sampel saos 2 = 0,094
y = 0,266x - 0,092
Absorbansi = y
Ditanya: x (konsentrasi) = …..?
Penyelesaian:
Untuk sampel saos 1
y = 0,266x - 0,092
0,102 = 0.266x - 0,092
0,102 + 0,092 = 0.266x
0,194 = 0,266x
0,194 = x
0.266
= 0,7295 ppm
Untuk sampel saos 2
y = 0,266x - 0,092
0,094 = y = 0,266x - 0,092
0,094 + 0,092 = 0,266x
0,186 = 0,266x
0,186 = x
0,266
= 0,699 ppm
11. VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada percobaan ini adalah :
1. Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan
pada industri tekstil dan kertas.
2. Digunakan uji kuantitatif pada sampel saos a dan b dengan hasil
absorbansi sampel saos a = 0,102 dan absorbansi sampel saos b = 0,094.
3. Dan nilai konsentrasinya pada saos a = 0,7295 ppm dan nilai konsentrasi
pada saos b = = 0,699 ppm
12. DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W., 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani. 2013. Available online at http://catatankimia.com/catatan/rhodamin-b.html
[Diakses tanggal 1-12-14].