SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Zat warna menurut Witt (1876:70) merupakan gabungan zat organik tidak jenuh, kromofor
dan auksokrom. Zat organik tidak jenuh adalah molekul zat warna yang berbentuk senyawa
aromatik yang terdiri dari hidrokarbon aromatik, fenol dan senyawa yang mengandung
nitrogen. Kromofor adalah pembawa warna sedangkan auksokrom adalah pengikat antara
warna dengan serat.
Zat warna telah dikenal manusia sejak 2500 tahun sebelum masehi, zat warna pada masa itu
digunakan oleh masyarakat China, India dan Mesir, mereka membuat zat warna alam dari
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral untuk mewarnai serat, benang dan
kain. Peningkatan
mutu sumber daya manusia dan teknologi saat ini menjadikan zat warna kian berkembang
dengan pesat. Keterbatasan zat warna alam membuat industri tekstil menggunakan zat warna
buatan (sintetik) sebagai pewarna bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak
memiliki warna, tahan luntur dan mudah cara pemakaiannya ketimbang zat warna alam yang
kian sulit diperoleh.
Secara umum zat pewarna pada makanan digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat
pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang
berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang
lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang
sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan
aroma makanan. Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar
dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak
dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis.
Dewasa ini keamanan penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan masih dipertanyakan di
kalangan konsumen. Sebenarnya konsumen tidak perlu khawatir karena semua badan
pengawas obat dan makanan di dunia secara kontinyu memantau dan mengatur zat pewarna
agar tetap aman dikonsumsi. Jika ditemukan adanya potensi risiko terhadap kesehatan, badan
pengawas obat dan makanan akan mengevaluasi pewarna tersebut dan menyebarkan
informasinya ke seluruh dunia. Pewarna yang terbukti mengganggu kesehatan, misalnya
mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memicu kanker, akan
ii
dilarang digunakan. Di Indonesia tugas ini diemban oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM).
Pemerintah

Indonesia

melalui

Peraturan

Menteri

Kesehatan

(Permenkes)

No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamine B termasuk
salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan dilarang
digunakan pada produk pangan. Namun demikian, penyalahgunaan salah satu zat pewarna
tekstil yaitu pewarna tekstil merah atau Rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan
masih sering terjadi di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Biasanya zat
tersebut digunakan pada kerupuk, saus, minuman maupun mie. Para pedagang makanan
menggunakan zat pewarna tekstil tersebut karena faktor keuntungan, dengan biaya yang
murah mereka akan mendapat keuntungan yang lebih. Meskipun, makanan tersebut
berdampak buruk bagi orang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.

Apa itu Rhodamin B ?

2.

Apa dampak bagi tubuh apabila terpapar Rhodamin B ?

3.

Bagaimana pencegahan agar tidak terpapar Rhodamin B ?

4.

Bagaimana pengobatan yang harus dilakukan apabila terpapar Rhodamin B ?

1.3 TUJUAN
1.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rhodamin B.

2.

Untuk mengetahui dampak apabila terpapar Rhodamin B.

3.

Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah agar tubuh tidak terpapar Rhodamin B.

4.

Untuk mengetahui cara pengobatan apabila tubuh terpapar Rhodamin B.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RHODAMIN B
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri
tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan
melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan
Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar
berhasil menemukan zat Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui
pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah
bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada
awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai
keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari.
Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar
479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau
atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna
merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam
alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan
sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu
165?C.
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat
informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan
oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam
Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik
lain seperti timbaledan arsen (Subandi,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B
dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam
makanan.
Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa
klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk
mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi FrieldCrafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat
anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein.
Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan
rhodamin B.
ii
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan
konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah.
Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya
kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya
efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk
dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan
toksik dan karsinogen.
Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B
·

Acid Bruliant Pink B

·

ADC Rhodamine B

·

Aizen Rhodamine BH

·

Aizen Rhodamine BHC

·

Akiriku Rhodamine B

·

Briliant Pink B

·

Calcozine Rhodamine BL

·

Calcozine Rhodamine BX

·

Calcozine Rhodamine BXP

·

Cerise Toner

·

[9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene] dietil ammonium klorida

·

Cerise Toner X127

·

Certiqual Rhodamine

·

Cogilor Red 321.10

·

Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc

·

Edicol Supra Rose B

·

Elcozine rhodamine B

·

Geranium Lake N

·

Hexacol Rhodamine B Extra

·

Rheonine B

·

Symulex Magenta

·

Takaoka Rhodmine B

·

Tetraetilrhodamine

ii
2.2 DAMPAK RHODAMIN B TERHADAP TUBUH
Penggunaan Rhodamine B dalam produk pangan dilarang karena bersifat karsinogenik kuat,
dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati hingga kanker hati (Syah et al. 2005). Beberapa
sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata,
menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari
Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain
senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang
radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita
ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau
memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan
senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker
pada manusia.
Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin sendiri adalah gas
beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan
mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi
dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asam hipoklorit (HClO).
Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan
air sendiri tidak mewakili bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang
hadir dalam air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak
kesehatan manusia. Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam
kolam renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan kulit
manusia.
Bahaya jangka pendek diantaranya adalah mual, muntah, sakit perut, dan tekanan
darah rendah. Sedangkan bahaya jangka panjangnya adalah kanker.
Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B :
1. Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.
2. Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
3. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada
kelopak mata.
4. Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau
merah muda.

ii
2.3 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
 Pencegahan
Konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus meneliti kondisi fisik, kandungan
bahan pembuatnya, kehalalannya melalui label makanan yang terdapat di dalam kemasan
makanan tersebut agar keamanan makanan yang dikonsumsi senantiasa terjaga dan Lihat
nomor registrasi keamanan dari BPOM.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung
Rhodamin B. Adapun cirinya sebagai berikut :
1. Warna kelihatan cerah (merah menyala), sehingga tampak menarik bila produk pangan
dalam bentuk larutan/minuman warna merah berpendar.
2. Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus).
3. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
4. Baunya tidak alami sesuai makanannya.
5. Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es
puter).
6. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
7. Harganya Murah
 Pengobatan
Pertolongan Pertama pada Keracunan Rhodamine B:
1. Bila terhirup segera pidahkan korban dari lokasi kejadian, pasang masker berkatup atau
perlatan sejenis untuk melakukan pernapasan buatan, bila perlu hubungi dokter;
2. Bila terkena kulit segera lepaskan pakaian perhiasan dan sepatu penderita yang
terkontaminasi/terkena Rodamin B. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai
bersih dari Rodamin B, selama kurang lebih 15 menit sampai 20 menit. Bila perlu hubungi
dokter;
3. Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisilogis, mata dikeip
kedipkan sampai dipastikan sisa Rodamin B sudah tidak ada lagi atau sudah bersih. bila
perlu hubungi dokter;
4. Bila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk
mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernapasan. Bila korban tidak sadar,
miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi. Segera hubungi dokter.

ii
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a.

Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaannya

pada

makanan

melalui

Menteri

Kesehatan

(Permenkes)

No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih
terdapat di lapangan.
b.

Bahaya jangka pendek apabila terpapar Rhodamin B diantaranya adalah mual,
muntah, sakit perut, dan tekanan darah rendah. Sedangkan bahaya jangka
panjangnya adalah kanker seperti Kanker Hati.

c.

Pencegahan agar tidak terpapar oleh Rhodamin B adalah dengan mengenali ciri-ciri
makanan yang mengandung Rhodamin B dan tidak mengkonsumsinya.

d.

Pengobatan apabila terpapar Rhodamin B dapat dilakukan dengan pertolongan
pertama seperti membasuh dengan bersih kulit dan mata yang terpapar, menjauh dari
lokasi dan menggunakan masker apabila terhirup, dan segera hubungin dokter
ataupun membawa korban ke rumah sakit.

3.2 SARAN
Seharusnya pemerintah dapat menangani kasus dengan serius dan tegas. Misalnya dengan
membuat peraturan bahwa zat pewarna tekstil tidak dapat dijual bebas. Namun, masyarakat
juga harus sadar diri sendiri dalam berhati-hati mengkonsumsi makanan. Contohnya dengan
tidak jajan sembarangan, memberikan bimbingan kepada anak agar tidak jajan sembarangan,
dan membawa makanan dari rumah. Karena kasihan anak-anak sebagai penerus bangsa sudah
teracuni sejak dini oleh jajanan mereka sendiri yang dapat mengganggu masa depan mereka
karena makanan yang tidak sehat.

ii
DAFTAR PUSTAKA
 Ervina. 2011. Bahaya Makanan yang Menggunakan Zat.
http://ervinanana.blogspot.com/, diakses pada 30 Desember 2012.
 Fifi. 2010. Awas Pewarna Tekstil Rhodamin B dalam Makanan Anda.
http://coretanfifi.wordpress.com/, diakses pada 30 Desember 2012.
 Hamdani, S. 2012. Rhodamin B. http://catatankimia.com/, diakses pada 30 Desember
2012.
 NN. 2009. Bahaya Zat Pewarna pada Makanan.
http://informasisehat.wordpress.com/, diakses pada 30 Desember 2012.
 Sorandaka. 2012. Dampak Penggunaan Zat Warna pada Makanan.
http://sorandaka.blogdetik.com/, diakses pada 30 Desember 2012.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
2.1. Pengertian RHODAMIN B........................ ................................................3
2.2. dampak RHODAMIN B terhadap tubuh....................................................5
2.3. pencegahan dan pengobatan....................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................7
2.1 Kesimpulan..................................................................................................7
2.2 Saran...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“DAMPAK PENGGUNAAN MAKANAN TERHADAP RODA MIN B”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha, Oktober 2013

"Penulis"

ii
MAKALAH
DAMPAK PENGGUNAAN
MAKANAN TERHADAP RODA
MIN B.

DISUSUN OLEH :
NAMA

:

LA DEDI

NIM

:

11.11.867

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
ii
2013

ii

More Related Content

What's hot

Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
Ernalia Rosita
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Ria Rohmawati
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
Ernalia Rosita
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
agta liem agta
 
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratModul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Venansi Viktaria
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
Paranody
 
38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia
AshrielUnilexone AshrielUnilexone
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
Apriana Syafitri
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Astika Rahayu
 
TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3
TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3
TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3
IntanSaragih2
 
Iodimetri
IodimetriIodimetri
Iodimetri
Auliabcd
 
Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan
Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan
Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan
Elisaadp_
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
 

What's hot (17)

Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratModul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
 
TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3
TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3
TUGAS KIMIA UNSUR - Kelompok 2 Halogen XII MIPA 3
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Iodimetri
IodimetriIodimetri
Iodimetri
 
Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan
Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan
Analisis Zat Adiktif Pewarna pada Bahan Pangan
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 

Similar to Dampak penggunaan makanan terhadap roda min b

PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASARPENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
Laurensia Claudia Pratomo
 
analisis spektroskopi percobaan 5
analisis spektroskopi percobaan 5analisis spektroskopi percobaan 5
analisis spektroskopi percobaan 5
mila_indriani
 
Makalah Promosi Kesehatan
Makalah Promosi KesehatanMakalah Promosi Kesehatan
Makalah Promosi Kesehatan
Allandd Christo
 
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdfMEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
ekaoktamariza
 
Limbah b3
Limbah b3Limbah b3
8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah
Alfie Kesturi
 
Modul i
Modul iModul i
Modul i
anthy94
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st edition
Reaper-Ami
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st edition
Reaper-Ami
 
Standar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihStandar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersih
yudi3456
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
Doris Agusnita
 
limbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdflimbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdf
KhoirudinZuhri3
 
MAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdf
MAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdfMAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdf
MAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdf
DesyLilianiHusain1
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
Ela Afellay
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisida
inayah9
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
shofisfna
 
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupPencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
eloksksm
 
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadiManfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
WahyuSept25
 
PB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
PB 3. PENCEMARAN UDARA.pptPB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
PB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
thamaramaulyhusade1
 

Similar to Dampak penggunaan makanan terhadap roda min b (20)

PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASARPENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
 
analisis spektroskopi percobaan 5
analisis spektroskopi percobaan 5analisis spektroskopi percobaan 5
analisis spektroskopi percobaan 5
 
Makalah Promosi Kesehatan
Makalah Promosi KesehatanMakalah Promosi Kesehatan
Makalah Promosi Kesehatan
 
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdfMEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
MEDIA_PPT zat aditif dampak penggunaan zat aditif pada makanan.pdf
 
Manfaat clorin
Manfaat clorinManfaat clorin
Manfaat clorin
 
Limbah b3
Limbah b3Limbah b3
Limbah b3
 
8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah8 11. bahan kimia di rumah
8 11. bahan kimia di rumah
 
Modul i
Modul iModul i
Modul i
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st edition
 
Foodwatch 1st edition
Foodwatch 1st editionFoodwatch 1st edition
Foodwatch 1st edition
 
Standar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihStandar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersih
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
limbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdflimbahb3-170123125232 (1).pdf
limbahb3-170123125232 (1).pdf
 
MAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdf
MAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdfMAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdf
MAKALAH RHODAMIN B DAN METHIL YELLOW.pdf
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisida
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupPencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
 
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadiManfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
 
PB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
PB 3. PENCEMARAN UDARA.pptPB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
PB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Dampak penggunaan makanan terhadap roda min b

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Zat warna menurut Witt (1876:70) merupakan gabungan zat organik tidak jenuh, kromofor dan auksokrom. Zat organik tidak jenuh adalah molekul zat warna yang berbentuk senyawa aromatik yang terdiri dari hidrokarbon aromatik, fenol dan senyawa yang mengandung nitrogen. Kromofor adalah pembawa warna sedangkan auksokrom adalah pengikat antara warna dengan serat. Zat warna telah dikenal manusia sejak 2500 tahun sebelum masehi, zat warna pada masa itu digunakan oleh masyarakat China, India dan Mesir, mereka membuat zat warna alam dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral untuk mewarnai serat, benang dan kain. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan teknologi saat ini menjadikan zat warna kian berkembang dengan pesat. Keterbatasan zat warna alam membuat industri tekstil menggunakan zat warna buatan (sintetik) sebagai pewarna bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak memiliki warna, tahan luntur dan mudah cara pemakaiannya ketimbang zat warna alam yang kian sulit diperoleh. Secara umum zat pewarna pada makanan digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis. Dewasa ini keamanan penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan masih dipertanyakan di kalangan konsumen. Sebenarnya konsumen tidak perlu khawatir karena semua badan pengawas obat dan makanan di dunia secara kontinyu memantau dan mengatur zat pewarna agar tetap aman dikonsumsi. Jika ditemukan adanya potensi risiko terhadap kesehatan, badan pengawas obat dan makanan akan mengevaluasi pewarna tersebut dan menyebarkan informasinya ke seluruh dunia. Pewarna yang terbukti mengganggu kesehatan, misalnya mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memicu kanker, akan ii
  • 2. dilarang digunakan. Di Indonesia tugas ini diemban oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamine B termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan dilarang digunakan pada produk pangan. Namun demikian, penyalahgunaan salah satu zat pewarna tekstil yaitu pewarna tekstil merah atau Rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan masih sering terjadi di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Biasanya zat tersebut digunakan pada kerupuk, saus, minuman maupun mie. Para pedagang makanan menggunakan zat pewarna tekstil tersebut karena faktor keuntungan, dengan biaya yang murah mereka akan mendapat keuntungan yang lebih. Meskipun, makanan tersebut berdampak buruk bagi orang lain. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu Rhodamin B ? 2. Apa dampak bagi tubuh apabila terpapar Rhodamin B ? 3. Bagaimana pencegahan agar tidak terpapar Rhodamin B ? 4. Bagaimana pengobatan yang harus dilakukan apabila terpapar Rhodamin B ? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Rhodamin B. 2. Untuk mengetahui dampak apabila terpapar Rhodamin B. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah agar tubuh tidak terpapar Rhodamin B. 4. Untuk mengetahui cara pengobatan apabila tubuh terpapar Rhodamin B. ii
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 RHODAMIN B Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari. Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 165?C. Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbaledan arsen (Subandi,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan. Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi FrieldCrafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B. ii
  • 4. Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen. Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B · Acid Bruliant Pink B · ADC Rhodamine B · Aizen Rhodamine BH · Aizen Rhodamine BHC · Akiriku Rhodamine B · Briliant Pink B · Calcozine Rhodamine BL · Calcozine Rhodamine BX · Calcozine Rhodamine BXP · Cerise Toner · [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene] dietil ammonium klorida · Cerise Toner X127 · Certiqual Rhodamine · Cogilor Red 321.10 · Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc · Edicol Supra Rose B · Elcozine rhodamine B · Geranium Lake N · Hexacol Rhodamine B Extra · Rheonine B · Symulex Magenta · Takaoka Rhodmine B · Tetraetilrhodamine ii
  • 5. 2.2 DAMPAK RHODAMIN B TERHADAP TUBUH Penggunaan Rhodamine B dalam produk pangan dilarang karena bersifat karsinogenik kuat, dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati hingga kanker hati (Syah et al. 2005). Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia. Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asam hipoklorit (HClO). Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan air sendiri tidak mewakili bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang hadir dalam air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak kesehatan manusia. Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam kolam renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan kulit manusia. Bahaya jangka pendek diantaranya adalah mual, muntah, sakit perut, dan tekanan darah rendah. Sedangkan bahaya jangka panjangnya adalah kanker. Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B : 1. Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan. 2. Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit. 3. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata. 4. Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda. ii
  • 6. 2.3 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN  Pencegahan Konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus meneliti kondisi fisik, kandungan bahan pembuatnya, kehalalannya melalui label makanan yang terdapat di dalam kemasan makanan tersebut agar keamanan makanan yang dikonsumsi senantiasa terjaga dan Lihat nomor registrasi keamanan dari BPOM. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung Rhodamin B. Adapun cirinya sebagai berikut : 1. Warna kelihatan cerah (merah menyala), sehingga tampak menarik bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman warna merah berpendar. 2. Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus). 3. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun). 4. Baunya tidak alami sesuai makanannya. 5. Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter). 6. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya. 7. Harganya Murah  Pengobatan Pertolongan Pertama pada Keracunan Rhodamine B: 1. Bila terhirup segera pidahkan korban dari lokasi kejadian, pasang masker berkatup atau perlatan sejenis untuk melakukan pernapasan buatan, bila perlu hubungi dokter; 2. Bila terkena kulit segera lepaskan pakaian perhiasan dan sepatu penderita yang terkontaminasi/terkena Rodamin B. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari Rodamin B, selama kurang lebih 15 menit sampai 20 menit. Bila perlu hubungi dokter; 3. Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisilogis, mata dikeip kedipkan sampai dipastikan sisa Rodamin B sudah tidak ada lagi atau sudah bersih. bila perlu hubungi dokter; 4. Bila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernapasan. Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi. Segera hubungi dokter. ii
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN a. Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. b. Bahaya jangka pendek apabila terpapar Rhodamin B diantaranya adalah mual, muntah, sakit perut, dan tekanan darah rendah. Sedangkan bahaya jangka panjangnya adalah kanker seperti Kanker Hati. c. Pencegahan agar tidak terpapar oleh Rhodamin B adalah dengan mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung Rhodamin B dan tidak mengkonsumsinya. d. Pengobatan apabila terpapar Rhodamin B dapat dilakukan dengan pertolongan pertama seperti membasuh dengan bersih kulit dan mata yang terpapar, menjauh dari lokasi dan menggunakan masker apabila terhirup, dan segera hubungin dokter ataupun membawa korban ke rumah sakit. 3.2 SARAN Seharusnya pemerintah dapat menangani kasus dengan serius dan tegas. Misalnya dengan membuat peraturan bahwa zat pewarna tekstil tidak dapat dijual bebas. Namun, masyarakat juga harus sadar diri sendiri dalam berhati-hati mengkonsumsi makanan. Contohnya dengan tidak jajan sembarangan, memberikan bimbingan kepada anak agar tidak jajan sembarangan, dan membawa makanan dari rumah. Karena kasihan anak-anak sebagai penerus bangsa sudah teracuni sejak dini oleh jajanan mereka sendiri yang dapat mengganggu masa depan mereka karena makanan yang tidak sehat. ii
  • 8. DAFTAR PUSTAKA  Ervina. 2011. Bahaya Makanan yang Menggunakan Zat. http://ervinanana.blogspot.com/, diakses pada 30 Desember 2012.  Fifi. 2010. Awas Pewarna Tekstil Rhodamin B dalam Makanan Anda. http://coretanfifi.wordpress.com/, diakses pada 30 Desember 2012.  Hamdani, S. 2012. Rhodamin B. http://catatankimia.com/, diakses pada 30 Desember 2012.  NN. 2009. Bahaya Zat Pewarna pada Makanan. http://informasisehat.wordpress.com/, diakses pada 30 Desember 2012.  Sorandaka. 2012. Dampak Penggunaan Zat Warna pada Makanan. http://sorandaka.blogdetik.com/, diakses pada 30 Desember 2012. ii
  • 9. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2 1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2 2.1. Pengertian RHODAMIN B........................ ................................................3 2.2. dampak RHODAMIN B terhadap tubuh....................................................5 2.3. pencegahan dan pengobatan....................................................................6 BAB III PENUTUP................................................................................................7 2.1 Kesimpulan..................................................................................................7 2.2 Saran...........................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8 ii
  • 10. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “DAMPAK PENGGUNAAN MAKANAN TERHADAP RODA MIN B” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Raha, Oktober 2013 "Penulis" ii
  • 11. MAKALAH DAMPAK PENGGUNAAN MAKANAN TERHADAP RODA MIN B. DISUSUN OLEH : NAMA : LA DEDI NIM : 11.11.867 AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA ii