Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. Percobaan 1
Reaksi Asam Basa
I. Tujuan
1. Menentukan trayek pH berbagai indicator sintesis
2. Menetukan tayek pH imdikator alami
3. Menentukan pH larutan menggunakan indicator asam basa
4. Menentukan konsentrasi asam dangan menggunakan larutan standar basa
5. Menentukan volume larutan NaOH yang digunakan untuk titrasi asam basa
II. Prinsip percobaan
Pada praktikum kali ini akan dilakukan 3 percobaan yaitu,penentuan trayek pH
indicator asam basa, penentuan pH larutan dan titrasi asam basa.
Pada percobaan penentuan trayek pH indicator asam basa bertujuan untuk
menentukan trayek pH dari indicator asam basa sintesis dan indicator asam basa alami.
Pada praktikum ini indicator sintesis yang digunakan adalah metal jingga (MO), metal
merah (MM), phenolphthalein (PP), bromitol biru (BTB), sedangkan untuk indicator
alami yang digunakan ,yaitu kembang sepatu,kol merah, dan kunir.
Indicator asam basa adalah suatu senyawa organic yang dapat berubah warna
dengan berubahya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam
atau basadengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan
basa. Indicator sintesis yang biasa digunakan adalah metal jingga, metal merah,
phenolphthalein dan bromitol biru. Selain indicator sintesis indicator asam basa dapat
diperoleh secara langsung dari alam. Mulyono (2010) sumber indicator asam basa alami
dapat berasal dari tanaman (akar,daun,bunga,buah, atau biji) dan dapat dibuat memlalui
ekstaksi dengan pelarut yang sesuai.
Pada percobaan penentuan trayek pH disiapkan 12 tabung reaksi yang masing-
masing berisi larutan dengan pH 1-12 kemudian masng-masing tabign diberi 1-2 tetes
salah satu indikator sintesis kemusian amati perubahan warna pada setiap tabung dan
tentukan trayek pH. Setelah itu cuci tabung dan pipet sampai bersih dan keringkan.
Ulangi percobaan dengan menggunkan indicator sintesis yang berbeda. Termasuk
indicator alami. Cara membuat indicator alami dengan cara ekstarksi,pertama tumbuk 5g
bahan kemudian tambahkan 5-10 ml alcohol. Filtarat digunakan sebagai indicator.
Hasil yang diharapkan dari percobaan ini adalahperubhan warna metal jingga
menjadi merah sampai kuning,mtil merah berubah warna menjadi merah sampai
kuning,bromitol boru berubah warna menjadi kuning sampai biru dan phenophetalein
berabuah warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Sedangkan untuk indicator
alami seperti kembang sepatu dihaarapkan berubah warna menjadi hijau sampai
merah,kol merah berubah warna menjaid merah muda sampai hijau, dan kunir berubah
warna menjadi kuning sampai coklat.
2. Pada percobaan kedua bertujuan untuk menentukan pH beberapa larutan dengan
menggunakan indicator sintesis dan alami. Larutan yang akan diuji pH nya aslah larutan
HCl 0,1 M, larutan H2SO4 0,1 M, larutan Al(SO4) 0,1 M, larutan NaCl 0,1 M, larutan
Ca(OH)2 0,1 M, larutan NH4OH 0,1 M, larutan Na2CO3 0,1M dan sari buah jeruk
(vinegar).
Asam basa merupakan dua golangan zat kimia yang sangat penting. Asam adalh
zat kimia yang sangat penting. Asam adalah zat yang menghasilkan ion hydrogen (H+)
apabila dilarutkan dalam air. sedangkan basa adalah zat yang menghasilkan ion
hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam air.
Pada taun 1923, Bronsterl di Denmark dan Lowry di inggris menggemukakan
konsep tentang asam dan basa yaitu asam adalah zat yang mendonorkan proton dan basa
adalah akseptor proton.
Asam proton + basa
(basa konjungasi)
Jika suatu asam kehilangan proton,maka yang tinggal adalah suatu basa yang disebut basa
konjungasi. Proton (H+) tidak merupakan ion tersendiri dalam air,tetapi bereaksi dengan
molekul airmembentuk ion hydronium.
H+ +H2O H3O+
Suatu larutan dikatakan asm atau basa tergantung dengan pH larutan. pH larutan adalah
derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaaan
yang dimiliki oleh suatu larutan.
Soresen (1909) menyatakan bahwa dmaksud dengan pH suatu larutan adalah
pH =−log[ 𝐻+] = log
1
[ 𝐻+]
Secara umum digunakan
Px = 1-log x
Kw = [H+][OH-] =1 x 10-14
Pkw = pH +pOH =14
3. Pada percobaan ini disiapkan 8 tabung yang diisi dengan suatu larutna sebanyak 1 ml
kemudian celupkan sepotong lakmus merah pada setiap tabung dan setelah itu
dimasukkan salah satu indicator kedalam setiap tabung, kemudian amati yang terjadi .
setelah diuji bersihkan semua tabung dan keringkan. Diulangi percobaan tersebut
menggunakan indicator sintesis dan alami yang lain.
Hasil yang diharapkan dari percobaan larutan asam dapat merubah lakmus biru
menjadi merah dan warna sesuai dengan trayek warna indicator, sedangkan larutan basa
dapat merubah lakmus merah menjadi biru dan warna yang dihasilkan sesuai dengan
trayek warna indicator.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk menentukan konsentrasi laruan asam
dengan menggunakan larutan standar basa. Percobaan ini menggunakan metode titrasi.
Titrasi merupakan proses analisis dimana suatu volum larutan standar diambahkan
kedalam larutan dengan tujuan mengatahui komponen yang tidak dikenal. Laruta stadar
adalah larutan yang konsentrasinya sudah deketahui secara pasti. Berdasarkan kemurnian
larutan standar dibedkan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
(Day Underwood,1999)
Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titiat.
Titik ekuivalen adalah titik yang menyatakan banyaknya titran secara kiimia setara
dengan banyaknya analit. Titik akhir tititrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri. Titrasi
asam basa dapat dirumuskan
VA x MA x nA = VB x MB x nB
Keterangan
VA =volume asam
MA = molaritas aasam
Na = valensi asam
Vb = volume basa
MB = volume basa
NB = Valensi basa
Pada percobaan ini disiaapkan asam cuka sebanyak 5ml kemudian masukan
kedalam labu ukur 100 ml kemudian encerkan sampai +- 0,5 cm dibawah garis. Siapkan
buret dengan membilas terlebih dahulu sebanyak 3x menggunakan NaOH 0,1 M
sebanyak +- 15 ml. setelah itu isi buret dengan larutan standar NaOH 0,1 M sampai
ujung buret dan +- 0,5 cm melebihi garis nol. Masukan 25 ml larutan cuka yang sudah
diencerkan ke dalam enlemeyer dan tambahkan 1-3 tetes indicator PP. kemudian titrasi
laruan asam cuka sampai terjadi perubahan warna larutan. Ulangi proses titrasi sebanyak
3 kali kemudian ambil nilai rata-rata volume penutrasi.
Hasil yang diharpkan dari percobaan ini adalah warna asam cuka yang telah
ditirasi adalah pnk sulas dan titrasi tidak melebihi titik ekuivalen.
4. III. Alat dan bahan
Percobaan 1. Penentuan trayek pH indicator asam basa
Alat :
1. Tabung reaksi 12 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Gelas kimia 100 ml 3 buah
4. Gelas ukur 10 ml 1 buah
5. Pipet tetes 13 buah
6. Lumping dan alu 1 buah
Bahan :
1. Larutan pH dari pH 1-12 @7ml
2. Indicator metil jingga 2 tetes
3. Indicator metil merah 2 tetes
4. Indicator phenolphthalein 2 tetes
5. Indicator bromitol biru 2 tetes
6. Alcohol
7. Kembang sepatu
8. Kol merah
9. Kunir
10. Kertas saring
Percobaan 2. Penentuan pH larutan
Alat :
1. Tabung reaksi 12 buah
2. Rak tabung 1 buah
3. Pipet tetes 10 buah
Bahan :
1. Larutan HCl 0,1 M
2. Larutan H2SO4 0,1 M
3. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
4. Larutan NaCl 0,1 M
5. Larutan Ca(OH)2 0,1 M
6. Larutan NH4OH 0,1 M
7. Larutan Na2CO3 0,1 M
8. Larutan vinegar
9. Kertas lakmus
10. Larutan indicator MO
11. Larutan indicator MM
12. Larutan indicator PP
13. Lartuan indicator BTB
14. Ekstrak kembang sepatu
15. Ekstrak kol merah
16. Ekstrak kunir
5. Pecoabaan 3. Titrasi Asma Basa
Alat ;
1. Buret
2. Corong
3. Pipet gondok 25 ml
4. Piper gondok 5 ml
5. Labu ukur 100 ml
6. Pipet tetes
7. Enlemeyer
8. Gelas kimia
9. Statif,klem, dan menel
10. Balon pipet
11. Botol semprot
Bahan :
1. Larutan standar NaOH 0,1 M 150 ml
2. Larutan asam cuka sampel 5 ml
3. Indicator PP 9 tetes
4. Aquades
5. Kertas saring
IV. MSDS
1. Asam klorida (HCl)
Pengenalan bahaya
Dapat menyebabakna iritasi dan terbakar. Berbahaya jika tertelan. Hindari
uap ataupun asapnya. Gunakan dalam ventilasi cukup. Hindari kontak
langsung dengan mata, kulit ataupun pakaian.
Tata cara pertolongan pertama
Kulit : segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit. Bersihkan
pakainan dan sepatu secara menyeluruh sebelum digunakan kembali.
Mata :basuh mata dengan aiar selama paling sedikit 15 menit. Buka tutup
pelupuk mata beberapa kali.
Pernafasan : segera cari udara segar. Jika tidak bernafas berikan nafas
buatan
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air. Jangan dipaksa muntah.
Jangan memasukkan apapun kedalam mulut.
Data fisik dan kimiawi
Titik cair : -
Tekanan :@145,8 OC, 1mm Hg
Kelarutan dalam air : dapat larut
Bentuk dan bau : cairan bening tidak berbau
Stabilitas dan reaktivitas
Stabilitas : stabil
Materil yang dihidari : pengoksidasian,logam, basa
6. Produk dekomposisi berbahaya : asap HCl, Hidrogen, Klorin CiOX
Bahaya polimerisasi : tidak akan terjadi
2. NaOH
Pengenalan Bahaya
parah menyebabkan iritasi dan suka terbakar. Berbahaya jika tertelan.
Hindari menghirup uap atau debunya. Hindari kontak dengan mata, kulit,
dan pakaian. Cuci tangan sampai bersih setelah memegang.
Tata cara pertolongan pertama
Kulit : dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan air selama 15 menit
sambal melepas pakaian dan sepatu yang tercemar.
Mata : cuci mata dengan air sedikitnya selama 15 menit,buka tuttp
beberapa kali.
Pernafasan : hirup udara segar. Jika tidak bernafas berikan nafas buatan.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air. Jangan dipaksakan
muntah. Dilarang memberikan apapun melalui mulut
Data fisik dan kimia
Titik leleh : 318 OC
Titik didih :1390 OC
Kepadatan uap >1
Kelarutan dalam air : larut
Penampilan dan bau : kristal deliquescent, putih
Titik nyala : tidak mudah terbakar
Stabilitas dan reaktivitas
Stabilitas : stabil
Bahan-bahan yang dihindari : suasana asam, cairan yang mudah terbakar,
organic halogens, logam, nitrocompounds
Produk dekomposisi berbahaya : natrium oksida
Polimerisasi berbahaya : tidak akan terjadi
3. Asam sulfat (H2SO4)
Penganalan bahaya
Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar,berbahaya jika teroles. Hindari
uap ataupun asapnya. Hindari kontak dengan mata,kulit, atau baju. Cuci
tangan dengan bersih setelah menggunakan/memegang.
Tata cara pertolongan pertama
Kulit : segera basuh kulit dengan air minimal 15 menit saat membersihkan
pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi.
Mata : basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup
pelupuk mata beberapa kali.
Pernafasan : cari udara segar, jika tidak bisa bernafas berikan nafas
buatan, jika masih bisa bernafas,berikan oksigen.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air. Jangan memasukan
apapun kedalam mulut orang yang tidak sadar.
Data fisik dan kimiawi
7. Tekanan uap : 1 mm Hg @145,8 oC
Kepadatan uap : < 0,3 @25 OC
Kelarutan dalam air : dapat larut
Bentuk dan bau : cairan bening tidak berbau
Gravitasi yang digunakan : 1,84
V. Langkah kerja
Percobaan 1
Membua ekstak dari beberapa indicator alam
Diseidakan12tabung beri nomor1-12 Diambil 1 ml dari masing-masing
larutandan letakkandi masing-masing
tabung
Ditambahkan1-2 tetesindicator
MO padamasing-masingtabung
dan diamati perubahanwarna.
Dicuci kembali semuatabungdan
pipethinggabersihdandikeringkan
Diulangperobaanmenggunakan
indicatoryangberbeda
DitentukantrayekpHdari masing-
masingindicator
Diambil 5 g dari masing-masing
bahan
Tumbukdan gerusbahanalam,
ditumbuktidakperlusampai halus
Bahan yangtelahdigerusdimasukkan
kedalamgelaskimia,ditambahankan
5-10 ml alcohol diaduksampai warna
tercampursempurna.
Saringdengankerassaring,filtrat
digunakansebagai indikator
8. Percobaan 2. Penentuan pH larutan
Percobaan 3. Titrasi asam basa
Diambil 8 buahtabung,isi setiap
tabungdengan1 ml larutanyagn
akan diuji
Dimasukkankertaslakmusmerahke dalam
tabungraksi kemudiandicatatperubahan
warna dankertas lakmusdiganti menjadi
lakmusbirudan diamati perubahan
Tabung dicuci dandikeringkan
kemudiandiisikembali denganlarutan
Salahsatu indikatordimasukkan
kedalamtabung,laluamati
perubahanyangterjadi
Tabung dicuci kembali laludiulangi
percobaanmenggunakanindikator
yang lain
5 ml asam cuka diambil dandimasukkanke
abu ukur100 ml,kemudaiandiencerkan
denganaquadessampai +- 0,5 ml dibawah
garis
Bagianatas tabung dibersihkandan
ditambahkanaquades+- 1 cm dibawahgaris.
Kemudianditambahkanaquadesdenganpipet
tetes sampai garis.Kemudianhomogenkan
Buretdibersihkandandibilas
menggunakanNaOH0,1 M, 15 ml
sebanyak3 kali
Buretdiisi denganlarutanstandarNaOH0,1
M samapi ujungburet,dilebihkan+- 0,5 cm
melebihi garisnol
Sisalarutandidindingburet
bagianatas dibersihkan
menggunakankertassaring
Minuskuslarutanditempatkanpadagarisnol
denganmembukakranburet
9. VI. Data pengamatan
Percobaan 1
pH
larutan
Perubahan warna larutan dan lakmus
MO PP MM BTB
Kembang
sepatu
Kol
merah
kunir
1
Merah Bening Merah
muda
Kuning Merah Merah Kuning
2 Merah Bening Pink Kuning Merah Merah Kuning
3 Merah Bening Pink Kuning Merah Merah Kuning
4 Jingga Bening Pink Kuning Merah Pink Kuning
5
Kuning Bening Pink
seulas
Kuning Ungu
seulas
Ungu
seulas
Kuning
6
Kuning Bening Kuning
seulas
Ijo Ungu
kecoklatan
Coklat
seulas
Kuning
seulas
7
Kuning Bening Kuning
seulas
Ijo tosca Ungu
seulas ++
Coklat
seulas
Kuning
seulas
8
Kuning Bening Kuning
seulas
Biru laut Ijo
seulas++
Coklat Orange
kekuningan
9
Kuning Ping
seulas
Kuning
seulas
Biru + Coklat
sulas ++
Coklat
keijoan
Coklat
10
Kuning Pink+ Kuning
seulas
Biru ++ Coklat
pekat
Ijo Merah
11
Kuning Pink++ Kuning
seulas
Biru
+++
Ijo
kehitaman
Hijau + Coklat tua
12
Kuning
seulas
Pink
+++
Kuning
seulas
Biru
+++
Ijo
kehitaman
++
Hijau
++
Coklat tua
+++
25 ml asamcuka yang sudahdilarutkan
diambil kemudiandimasukkankedalam
enlemeyer250 ml dan ditambahkan1-3
tetesindikatorPP
Larutan asam cuka dititrasi
sampai terjadi perubahanwarna
larutan.Volume NaOHyang
dibutuhkandicatat
Diulangi titrasi sebanyak3kali dan
diambil nilai rata-ratavolume NaOH
10. Percobaan 2
Percobaan 3
Volume CH3COOH = 25 ml
Volume NaOH =
Konsentrasi CH3COOH = 4,1 M
Percobaan ke- Volume penitrasi (NaOH 0,1 M )
volume
awal ( ml)
voume
akhir (ml)
Volume yang dibutuhkan [volume
akhir -volume awal (ml) ]
1 0,5 19,5 19
2 2,5 22 19,5
3 0 19,5 19,5
4 0 22,6 22,6
Rata- rata volume 20,15
Pengamatan warna
larutan Penambahan Warna
NaOH - Bening
CH3COOH - Benung
CH3COOH Indikator PP Bening
CH3COOH Indikator PP + NaOH Pink seulas
Nama larutan
Prerubahan warna larutan terhadap lakmus
pH
larutan
MO PP MM BTB
KEMBANG
SEPATU
Kol
merah
kunir
HCl 0,1 M
Merah bening magenta oranye Merah hati Magenta
pekat
Coklat
jamu
H2SO4 0,1 M
Merah
fanta
bening magenta oranya Mera darah merah Coklat
Al2(SO4) 0,1
M
Oranye
pekat
Bening magenta Kuning
kunyit
navy ungu Coklat
NaCl 0,1 M
Oranye
jeruk
bening Jingga
seulas
oranye Coklat
kemerahan
Merah
muda +
Orange
prkat
Ca(OH)2 0,1
M
Kuning
kejinggan
ungu kuning navy Ijo lumut Ijo Coklat
tua
NH4OH 0,1
M
Jingga
seulas
Ungu
muda
Kuning
muda
biru Coklat
kehitaman
Hijau
pudar
Merah
bata
NaCO3 0,1 M
Oranye
terang
ungu kuning navy Ijo lumut Ijo toska Coklat
Vinegar
Oranye
pekat
Kuninga
seulas
Merah
fanta
Oranye
pekat
Merah tua ungu coklat
14. g. Larutan NaCO3
Indikator MO
| | | | | | | | |
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator BTB
| | | | | | | | |
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator kol merah
| | | | | | | | |
2 3 4 5 6 7 8 9 10
h. Larutan vinegar
Indikator MO
| | | | | | | | |
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator BTB
| | | | | | | | |
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator kol merah
| | | | | | | | |
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perhitungan berdasarkan teori
a. Larutan HCl
HCl H+ + Cl–
0,1 M
X x x
0,1-x x x
Ka =
[𝑥]2
[0,1−𝑥]
107=
[𝑥]2
[0,1−𝑥]
15. 107=
[𝑥]2
[0,1]
106=x2
b. Laeutan H2SO4
Ka =
[𝑥]2
[0,1−𝑥]
102=
[𝑥]2
[0,1−𝑥]
102=
c. Larutan Al2(SO4)
d. Larutan NaCl
e. Larutan Ca(OH)2
Ca(OH)2 Ca2+ + 2OH-
[OH-] =valensi basa x M
=2 x 0,1
=0,2
pOH = - log [OH-]
= - log 0,2
=0,7
pH = 14- pOH
= 13,3
f. Larutan NH4OH
NH4OH NH3 + OH-
0,1 M
X x x
0,1-x x x
Kb =
[𝑥]2
[0,1−𝑥]
1,8 x 10-5 =
[ 𝑥]2
[0,1−𝑥]
1,8 x 10-5 =[𝑥]2
[0,1]
1,8 x 10-6 = x2
X = 1,3x10-3
[OH-] =1,3x 10-3
16. pH =14 - (- log 1,3x 10-3) =11,1
g. Larutan NaCO3
Perhitungan titrasi
Diketahui ;
Mr CH3COOH = 60
Kadar CH3COOH = 25 %
𝜌 larutan = 0,996g/ml
Molaritas CH3COOH =
𝑚
𝑀𝑟
.
1000
𝑣
=
0,996.25
60
.
1000
100
=4,1 M
Standarisasi NaOH
VH2C2O4 X M= V NaOH X M
10X 0,1 = 10,73.M
M =0,093
Rumus Titrasi
V CH3COOH x M x a = V NaOH x M xb
25 xMx1 = 20,15x 0,093
M CH3COOH = 0,74 M
VIII. Analisis
Pada percobaan pertama bertujuan untuk menentukan trayek ph dari indikator yang akan
digunakan sebagai petunujuk untuk penentuan pH larutan berdasarkan praktikum. Pada
percobaan ini disiapkan 12 tabung dengan masing-masing berisi larutan dengan pH 1-12
sebanyak 1 ml,larutan ini bening, jumlah larutan yang diisi di tabung sebenarnya bisa
lebih sedikit dari 1 ml karena percobaan ini bersifat kualitatif. Setelah tabung diisi
selanjutnya diteteskan indikator metil jingga hasil yang didiaptkan warna berubah dari
bening menjadi merah pada kondisi asam dan menjadi kuning pada kondisi basa.
Kemudian diulangi pecobaan menggunakan indikator yang kedua yaitu phenopethline
17. ,sebelum melakukan percobaan 12 tabung dicuci dan dikeringkan. Setelah itu
dimasukkan larutan dengan pH yang berbeda ke masing-masing tabung. Kemudian
teteskan indikator phenopethaline ke masing-masing tabung,warna pada pH 1-8 warna
larutan tetap bening dan pada pH 9-12 warna berubah menjadi merah muda dengan
tingkat kegelapan yang berbeda semakin basa larutan warna larutan semakin pekat.
Kemudian tabung dicuci dan dikeringkan, diulangi percbaan dengan menggunakan
indikator metil merah. Tabung diisi dengan laruatn pH 1-12 dan diteteskan indikator
metil merah ke setiap tabung. Lartuan berabah warna pada pH 1-5 berwarna pink,pada
pH 6-12 warna larutan menjadi kuning semakin basa maka warna kuning semakin pekat.
Tabung reaksi dicuci dan dikeringkan. Diulangi percobaan dengan menggunakan
indikator Bromitol Biru,disiapkan 12 tabung dengan masing-masing diisi larutan pH 1-
12,kemudian ditetskan indikator bromitol biru pada setiap tabung. Terjadi perubahan
warna pada pH 1-5 warna menjadi kuning pada pH 6-7 warna menjadi hijau dan pada pH
8-12 warna menjadi biru, jika larutan semakin basa maka warna jiru akan semakin pekat.
Tabung dicuci dan di keringkan. Diulangi percobaan dengan menggunakan indikator
alami. Indikator alami dibuat terlebih dahulu dengan cara menggambil +-5 g bahan
indikator kemudian ditumbbuk mwnggunakan alu dan lumpang,ditumbuk tidak sampai
halus. Srtelah ditumbuk bahan disiram dengan alkohol sebanyak 5 ml. Alkohol berfungsi
sebagai pelarut agar antosianin yang ada di bahan alami bisa ikut terlarut. Setelah itu
ambil filtratnya dan dimasukkan kedalam gelas kimia,gelas kimia ditutup dengan
alumuniun foil agar larutan tidak menguap. Setelah terjadi endapan larutan yang berada
diatas endapan digunakan sebagai indikator. Dilanjutkan percobaan tadi menggunakan
indikator kembang sepatu. Disiapkan 12 tabung dan diisi dengan larutan pH 1-12 pada
masing-masing tabung. Kemudian setiap tabung diteteskan filtrat dari bahan yang sudah
dibuat. Terjadi perubahan warna pada pH 1-4 menjadi warna merah,pada pH 5-7 menjadi
ungu,pada pH 8 warna menjadi hijau seulas pada pH 9-10 warna menjadi coklat dan pada
pH 11-12 warna memjadi hijau kehitaman. Tabung dicuci dan dikeringkan. Diulanvi
percobaan dengan menggunakan indikator kembang sepatu. Setiap tabung diisi dengan
larutan pH 1-12, kemudian masing-masing tabung diteteskan indikator kembang sepatu.
Terjadi perubahan warna pada pH 1-4 warna menjadi merah,pada pH warna menjadi pink
pada pH 6 warna menjadi ungu ,pada pH 7-9 warna menjadi coklat semakin basa warna
coklat semakin kehijauan pada pH 10-12 warna telah berubah menjadi hijau,semakin
basa warna hijau semaakin pekat. Tabung reaksi dicuci dan dikeringkan. Diulangi
pecobaan dengan menggunakan indikator kunir. Disiapkan larutan dengan pH 1-12 ke
setiap tabung,kemudian setiap tabung diteteskan indikator kunir. Terjadi perubahan
warna pada pH 1-7 warna menjadi kuning semakin larutan bersifat netral warna kuning
semakin memudar, pada pH 8 warna menjadi orange kekuningan, pada pH 9 warna
menjadi coklat,pada pH 10 warna menjadi merah,pada pH 11-12 warna menjadi coklat.
Setelah semua indikator di uji maka ditentuka trayek pH, yaitu rentang pH dimana warna
berubah. Hasil yang didapatkan terlampir pada bagian perhitungan percobaan 1.
Pada percobaan kedua bertujuan untuk menentukan pH berdasarkan trayek pH yang
sudah ditentukan di percobaan 1. Larutan yang diuji pH nya adalah HCl,H2SO4, Al2(SO4)3
, NaCl, Ca(OH)2, NH4OH, Na2CO3 dengan masing-masing 0,1 M, dan larutan vinegar.
Didapatkan pH larutan berdasarkan hasil praktikum yaitu HCl dengan pH 3, larutan
H2SO4 dengan pH 3, larutan Al2(SO4)3 dengan pH 5, larutan NaCl dengan pH 3,larutan
18. Ca(OH)2 dengan pH 9,larutan NH4OH dengan pH 8, larutan Na2CO3 dengan pH 8,dan
larutan vinegar dengan pH 5. Hasil pH tersebut didapatkan dari warna yang dihasilkan
larutan ketika diteteska indikator kemudian dihitung/ditentukan dengan garis bantuan pH.
Percobaan ketiga bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan asam menggunakan
larutan standar basa. Percobaan ini menggunakan metode titrasi. Pada percobaan ini
fitentukan molaritas CH3COOH 25% yaitu 4,1 M. kemudian CH3COOH 2ml diencerkan
menjadi 100 ml,dan diambil 25 ml untuk dilakukan titarasi. Volume rata-rata NaOH yang
didapatkan dari hasil titrasi yaitu 20,15 ml. setalah melakukan perhitungan didapatkan
vlume CH3COOH yaitu 0,74 M. emungkinan kesalah yang terjadi pada perhitungan dan
proses titrasi.
IX. Pertanyaan
1. Tentukan konsentrasi larutan asam cuka sebelum direncerkan
Jawab
Diketahui ;
Mr CH3COOH = 60
Kadar CH3COOH = 25 %
𝜌 larutan = 0,996g/ml
Molaritas CH3COOH =
𝑚
𝑀𝑟
.
1000
𝑣
=
0,996.25
60
.
1000
100
=4,1 M
X. Kesimpulan
1. Didapatkan trayek indikator
Indikator warna Trayek pH
Metil orange Merah-Kuning 3-5
Phenophetaline Bening-pink 8-9
Metil merah Pink-kuning 4-6
Bromitol biru Kuning-biru laut 5-8
Kembang sepatu Merah-coklat seulas 4-9
Kol merah Merah-coklat 3-8
kunir Kuning-coklat 5-8
.
2. Didapatkan pH larutan berdasarkan hasil praktikum yaitu HCl dengan pH 3,
19. 3. larutan H2SO4 dengan pH 3,
4. larutan Al2(SO4)3 dengan pH 5,
5. larutan NaCl dengan pH 3
6. ,larutan Ca(OH)2 dengan pH 9,
7. larutan NH4OH dengan pH 8,
8. larutan Na2CO3 dengan pH 8,dan l
9. arutan vinegar dengan pH 5.
10. Volume naoh yang didapatkan 20,15 ml
XI. Daftar pustaka
Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Jakarta. Penerbit Erlangga. Hal 394, 396-404
Kartika, Irma Ratna. 2013. Petunjuk praktikum kimia dasar II. Jakarta: Laboratorium
FMIPA UNJ
Utomo Pranjoto. 2008. Teori asam basa. Makalah
Zulius Antoni. Rancangan Bagunan Monitoring pH Air Menggunakan Soil Moisture
Sensor di SMKN 1 Tebing Tinggi Kambupaten Empat Lawing. justikom vol2 .2017
20. Lampiran
Indikator MM
MM pH 1-6 MM pH 7-12
Indikator BTB
BTB pH 1-6 BTB pH 7-12
Indikator PP
PP pH 1-6 PP pH 7-12
21. Indikator kembang sepatu
Kembang sepatu pH 1-6 kembang sepatu pH -12
Indikator kol merah
Kol merah pH 1-6 kol merah pH 7-12
Indikator kunir
Kunir pH 1-6 kunir pH 7-12