SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
BAB 5
Standar Kompetensi:
 Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesian masalah
Kompetensi Dasar:
 Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan
hasil bagi dan sisa pembagian.
 Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan
masalah.
I. PENGERTIAN SUKUBANYAK,
NILAI SUKUBANYAK, DAN
OPERASI ANTAR-SUKUBANYAK
A. Pengertian Sukubanyak
Sukubanyak atau polinom dalam variabel x yang berderajat n
secara umum dapat ditulis sebgai berikut.
dengan:
• a , a , a , … , a , a , a adalah bilangan dengan
a  0. a adalah koefesien dari xn, a adalah
koefisien xn  1 , . . . , demikian seterusnya. a disebut suku
tetap (konstanta).
• n adalah bilangan cacah yang menyatakan derajat
sukubanyak.
1n  2n n 1 02
nn n  1
0
Sukubanyak yang disusun atau ditulis
dengan cara seperti di atas dikatakan
disusun mengikuti aturan pangkat turun.
Sukubanyak yang hanya mempunyai satu
variabel, disebut sukubanyak universal.
Sukubanyak dengan variabel lebih dari satu,
disebut sukubanyak multivariabel.
B. Nilai Sukubanyak
Sukubanyak dalam variabel x dapat dituliskan sebagai fungsi dari x.
a xn + a xn  1 + a xn  2 + . . . + a x2 + a x + an  1 n  2n 2 1 0
Catatan:
Nama fungsi sukubanyak di atas dinyatakan dengan f(x), kadang-
kadang dinyatakan dengan:
• S(x) yang menunjukkan fungsi sukubanyak dalam variabel x, atau
• P(x) yang menunjukkan fungsi polinom dalam variabel x.
Nilai sukubanyak dapat dicari dengan dua metode, yaitu dengan
metode subtitusi atau bagan atau skema.
1. Metode Substitusi
Nilai sukubanyak f(x) =
untuk x = k (k  bialangan real) ditentukan oleh
a (k)n + a (k)n  1 + a (k)n  2 + . . . + a (k)x2 + a (k) + an  1 n  2n 2 1 0f(x) =
Contoh
Nilai sukubanyak f(x) = x3 + 3x2 – x + 5 untuk nilai-nilai x = 1
Diperoleh:
f(1) = (1)3 + 3(1)2 – (1) + 5 = 1 + 3 – 1 + 5 = 8
Jadi, nilai f(x) untuk x = 1 adalah f(1) = 8
a xn + a xn  1 + a xn  2 + . . . + a x2 + a x + an  1 n  2n 2 1 0
2. Metode Bagan/ Skema
Sukubanyak f(x) berderajat 4
f(x) = a x4 + a x3 + a x2 + a x + a4 3 2 1 0
Nilai sukubanyak f(x) untuk x = k
f(k) = a k4 + a k3 + a k2 + a k + a4 3 2 1 0
 f(k) = (a k3 + a k2 + a k + a ) k + a4 3 2 1 0
 f(k) = {(a k2 + a k + a )k + a } k + a4 3 2 1 0
 f(k) = [{(a k + a )k + a }k + a ] k + a4 3 2 1 0
4
3
2
1
Algoritma Metode Bagan/Skema
Langkah 1
Kalikan a dengan k, kemudian jumlakan hasilnya
dengan a
Langkah 2
Kalikan hasil pada langkah pertama (a k + a )
dengan k, kemudian jumlahkan hasilnya dengan a
.
a k + a
4 3
4 3
(a k + a )k + a = a k2 + a k + a4 3 42 3 2
2
Langkah 3
Kalikan pada hasil langkah kedua (a k2 + a k + a ) dengan k, kemudian
jumlahkan hasilnya dengan a .
Langkah 4
Kalikan hasil pada langkah ketiga (a k3 + a k2 + a k + a ) dengan k,
kemudian juamlahkan hasilnya dengan a .
Hasil perhitungan pada langkah keempat ini tidak laian dalah nilai sukubanyak
4 3 2
4 3 2 1
f(x)= a k4 + a k3 + a k2 + a k + a untuk x = k4 3 2 1 0
1
0
(a k2 + a k + a )k + a = a k3 + a k2 + a k + a4 3 12 4 3 2 1
(a k3 + a k2 + a k + a )k + a = a k4 + a k3 + a k2 + a k + a4 3 12 0 4 3 2 1 0
Proses Perhitungan Memakai Bagan atau Skema
Catatan:
Tanda menyatakan operasi “kalian dengan k”
Catatan:
(1) Metode substitusi cocok untuk menghitung nilai sukubanyak yang
bentuknya sedeerhana dan nilai x yang tidak terlalu besar, serta untuk nilai
x bilangan bulat.
(2) Cara bagan atau cara skema dapat dipakai untuk menghitung nilai semua
bentuk sukubanyak dan sembarang nilai x  R.
Contoh
f(x) = x4 + 3x3 – 4x2  x + 10 untuk x = 5
a4 a3 a2 a0a1
5
1 3 4 1 10
1
10 70 345
+ + + +
2 12 69 345
5
   
Tanda menyatakan “kalikan dengan 5”
Jawab:
C. Operasi Antar-sukubanyak
1. Penjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian
Misalkan f(x) dan (g) masing-masing merupakan
sukubanyak berderajat m dan n, maka:
• f(x)  g(x) adalah sukubanyak berderajat
maksimum m atau n
• f(x)  g(x) adalah sukubanyak berderajat (m + n)
2. Kesamaan Sukubanyak
f(x)  g(x)
Misalkan
Jika f(x)  g(x) maka berlaku hubungan:
Sifat kesamaan dua buah sukubanyak di atas digunakan
untuk mencari nilai atau nilai-nilai dalam suatu bentuk aljabar
yang belum diketahui. Cara perhitungan demikian disebut
sebagai metode koefesien tak-tentu.
a x n + a x n  1 + a x n  2 + . . . + a x2 + a x + an  1 n  2n 2 1 0f(x) =
b x n + b x n  1 + b x n  2 + . . . + b x2 + b x + bn  1 n  2n 2 1 0g(x) =
b , a = b , . . . . , a = b , a = b , dan a = bn  1n 2n n  1 2 1 1 0 0b =
II. PEMBAGIAN SUKUBANYAK
A. Hubungan antara yang Dibagi, Pembagi, Hasil Bagi,
dan Sisa Pembagian
Yang dibagi = pembagi  hasil bagi + sisa pembagian
Misalnya sukubanyak x3 + 4x2 – 2x + 4 dibagi dengan x – 1 diselesaikan
dengan metode bersusun pendek.
x2 + 5x + 3
x3 + 4x2 – 2x + 4
x3  x2

5x2  2x
5x2  5x

3x + 4
3x  4

7
x  1 yang dibagi
sisa pembagian
pembagi
hasil bagi
B. Pembagian Sukubanyak dengan Pembagi
Berbentuk Linear
Cara yang akan digunakan untuk membagi sukubanyak dengan
pembagi berbentuk linear dikenal sebagai metode Hörner.
1. Pembagian Sukubanyak dengan (x – k)
Menetukanhasil bagi H(x) sisa pembagian S pada pembagian
sukubanyak f(x) oleh (x – k) dengan menggunakan batuan bagan atau
skema dikenak sebagai metode pembagian sintetik atau metode
Hörner.
f(x) = (x - k)  H(x) + S
Contoh
Jawab:
Tentukan hasil bagi dan sisa pada pembagian sukubanyak
f(x) = x4 + x3 – 2x2 + x + 2 dengan x + 2
1 1 2 1 2
1
2 2 0 2
1 010
2
   
+ + + +
H(x) = x4 + x3 + 1 sisa S = 0
2. Pembagian Sukubanyak dengan (ax + b)
Misal k =
a
b

f(x) = (x + )  H(x) + S
a
b
f(x) = (ax + b)  H(x) + S
1
a
f(x) = (ax + b) 
H(x)
a
+ S
Sukubanyak f(x) dibagi dengan (ax + b) memberikan hasil bagi dan
sisa pembagian S. Koefesien-koefisien dari H(x) dan sisa S dapat
ditentukan dengan metode pembagian sintetik atau hörner, hanya saja
nilai k harus diganti k = .a
b

H(x)
a
Contoh
Sukubanyak f(x) = 3x3 + x2+ x + 2 dengan (3x – 2)
Jawab:
f(x) = 3x3 + x2+ x + 2, maka a = 3, a = 1, a = 1, dan a = 23 2 1 0
Betuk (3x – 2) dapat ditulis menjadi 3(x  )
berarti a = 3 dan k = .2
3
2
3
3 1 1 2
3
2 2 2
3 43  
+ + +
2
3
3x3 + 3x + 3
3
= x2+ x + 1Hasil bagi dan sisa S = 4
C. Pembagian Sukubanyak dengan Pembagi
Berbentuk Kuadrat
Contoh
Pembagian sukubanyak f(x) = x4 + 3x3+ 5x2 + x  6 dengan x2 – x  6
Jawab:
Ditentukan dengan metode pembagian bersusun pendek
x2  2x  5
x4  3x3 – 5x2 + x  6
x4  x3  2x2

2x3  3x2 + x

5x2  3x  6

x2  x  2
sisa pembagian
pembagi
hasil bagi
2x3  2x2 + 4x
5x2 + 5x + 10
8x  16
x4  3x3 – 5x2 + x  6 = (x2  x  2)(x2  2x  5) + (8x  16)
yang dibagi pembagi hasil bagi sisa pembagian
III. TEOREMA SISA
Persamaan yang menyatakan hubungan antara f(x)
dengan P(x), H(x), dan S(x) adalah:
• f(x) sukubanyak yang dibagi, misalnya diketahui
berderajat n.
• P(x) sukubanyak pembagi, misalnya diketahui
berderajat m dan m  n.
• H(x) sukubanyak hasil bagi, berderajat (n – m)
• S(x) sukubanyak sisa pembagian, berderajat paling
tinggi atau maksimum (m – 1)
f(x) = P(x)  H(x) + S(x)
1. Pembagian Berbentuk (x – k)
f(x) = (x – k)  H(x) + S
Sukubanyak pembagi P(x) = (x – k)
Teorema 1 Teorema Sisa atau Dalil
Sisa
Catatan:
Penting untuk diingat kembali bahwa f(x) adalah nilai fungsi
sukubanyak f(x) untuk x = k. Nilai f(k) itu dapat ditentukan dengan dua
metode, yaitu Metode Substitusi atau Metode Bagan/Skema.
S = f(k)
A. Menentukan Sisa Pembagian Suatu Sukubanyak
oleh Pembagi Bebentuk Linear
Contoh
Pembagi sukubanyak f(x) = x4 – 6x3 6x2 + 8x + 6 dibagi dengan x – 2
Jawab:
Pembagi sukubanyak S= f(2)
1. Metode Substitusi
f(2) = (2)4 – 6(2)3 6(2)2 + 8(2) + 6
 f(2) = 16 – 48  24 + 16 + 6 = 34
2. Metode Bagan/Skema
2 1 –6 –6 8 6
1 –4 –14 –20 –34 = f(2)
–8 –28 –402
+ + + +
   
f(2) = –34
2. Pembagian Berbentuk (ax + b)
f(x) = (ax + b)  S
H(x)
a +
Teorema 2
Jika sukubanyak f(x) berderajat n dibagi dengan (ax + b) maka sisanya
ditentukan oleh
S = f
a
b
(– )
Catatan:
Nilai dapat ditentukan dengan metode substitusi atau metode
bagan.
Jika nilai metode bagan yang digunakan maka kofesien dari H(x)
sekaligus dapat ditentukan.
f
a
b
(– )
Contoh
Pembagi sukubanyak f(x) = 2x3 + 9x3 6x + 4 dengan 2x + 1.
Jawab:
Sisanya adalah S = f
1
2
(– )
1. Metode Substitusi
2. Metode Bagan/Skema
f
1
2
(– ) = 2
1
2
(– )3 + 9
1
2
(– )2 – 6
1
2
(– )2 + 4
f
1
2
(– ) =
1
4
– +
9
4
+ 3 + 4 = 9
S = f
1
2
(– ) = 9
S = f – ) = 9
1
2(
2 9 6 4
2
1 5
8 9 = f10
+ + +

4
1
2
– )
1
2(
f(x) = 2x3 + 9x3 6x + 4, maka a = 2, a = 9, a = 6, dan a = 43 2 1 0
Bentuk (2x + 1) dapat ditulis menjadi 2(x + ), berarti a = 2 dan
k = –
1
2
1
2
C. Mententukan Sisa Pembagian Suatu Sukubanyak
oleh Pembagi Berbentuk Kuadrat
Contoh
Jika f(x) dibagi (x – 1) sisanya 4, jika f(x) dibagi (x + 1) sisanya 3, jika f(x)
dibagi (x – 2) sisanya 2.
Tentukan sisanya jika f(x) dibagi (x – 1) (x + 1) (x – 2).
Jawab:
f(x) dibagi (x – 1) sisanya 4, maka f(1) = 4
f(x) dibagi (x + 1) sisanya 3, maka f(–1) = 3
f(x) dibagi (x – 2) sisanya 2, maka f(2) = 2
Pembagi (x – 1) (x + 1) (x – 2) Berderajat 3, maka sisanya maksimum
berderajat 2.
f(1) = a + b + c
f(1) = a  b + c
f(2) = 4a + 2b + c
Misal S(x) = ax2 + bx + c dan hasil baginya H(x) maka
f(x) = (x – 1) (x + 1) (x – 2)  H(x) + (ax2 + bx + c)
 4 = a + b + c  a + b + c = 4
 3 = a  b + c  a  b + c = 3
 2 = 4a + 2b + c  4a + 2b + c = 2
Sistem persamaan linear tiga variabel (variabel a,b, dan c ) dengan
penyelesaian
a =  1 , b = 3 , c = 25
6
1
2
1
3
Catatan:
Contoh di atas adalah sebuah contoh pembagian
sukubanyak dengan pembagian berderajat 3 yang
dapat dinyatakan dalam bentuk faktor-faktor
linearnya.
Pembagi berderajat 3 merupakan pengembangan
atau perluasan dari pembagi berderajat dua atau
pembagi berbentuk kuadrat.
IV. TEOREMA FAKTOR
A. Pengertian Faktor dan Teorema Faktor
Teorema 3
Misal f(x) adalah sebuah sukubanyak, (x  k ) adalah faktor dari f(x)
jika dan hanya jika f(x) = 0
Contoh
Tunjukkan bahwa (x + 2) adalah faktor dari sukubanyak
f(x) = x4 + 3x3 + 4x2+ 8x + 8
Jawab:
f(2) = (2)4 + 3 (2)3 + 4 (2)2+ 8(2) + 8 = 16 – 24 + 16 – 16 + 8 = 0
Karena f(2) = 0, maka (x + 2) adalah faktor dari f(x) = x4 + 3x3 + 4x2+ 8x + 8
B. Menentukan Faktor-Faktor
Suatu Sukubanyak
Langkah 1
Jika (x  k ) adalah faktor dari sukubanyak f(x) = a xn + a xn  1 + . . . + a
x2 + a x + a maka nilai-nilai k yang mungkin adalah faktor-faktor buat dari
a .
Langkah 2
Dengan cara coba-coba, substitusikan nilai x = k sehingga diperoleh f(x) =
0. Jika demikian maka (x  k ) adalah faktor dari f(x). Akan tetapi jika f(k) 
0 maka (x  k ) bukan faktor dari f(x).
Langkah 3
Setelah diperoleh sebuah faktor (x  k ), faktor-faktor yang lain dapat
ditentukan dari sukubanyak hasil bagi f(x) oleh (x  k ).
n  1 2n
1 0
0
Jawab:
k  1
f(1) = (1)3  13(1) + 12 = 1 + 13 + 12 = 24  0
(x + 1) bukan faktor dari f (x)
f(1) = (1)3  13(1) + 12 = 1  13 + 12 = 0
(x  1) adalah faktor dari f(x)
Nilai-nilai k yang mungkin adalah faktor bulat dari a = 12 yaitu:  1,  2,
 3,  4,  5 ,  6 dan  12.
0
a = 120
Contoh
f(x) = x3 13x + 12
k = 1
Hasil bagi f(x) = x3 13x + 12 oleh (x  1) ditentukan dengan metode
pembagian sintetik.
Hasil baginya adalah x2 + x  12 dan bentuk ini dapat difaktorkan menjadi
(x  3)(x + 4) faktor-faktor linear dari f(x) = x3 13x + 12 adalah (x  1), (x  3),
dan (x + 4).
f(x) = (x  1)(x  3)(x + 4)
1 0 13 12
1
1 12
1 012
+ + +
4
1
V. PENYELESIAN PERSAMAAN
SUKUBANYAK
A. Akar-Akar Rasional dari Persamaan
Sukubanyak
Catatan:
1. Jika sukubanyak f(x) berderajat n, maka persamaan f(x) = 0
maksimum mempunyai n buah akar yang real
2. Taksiran geometri dari k adalah menyatakan titik potong garfik fungsi
y = f(x) dengan sumbu X.
Misalkan f(x) adalah sebuah sukubanyak. (x  k ) adalah faktor dari f(x)
jika dan hanya jika k adalah akar dari f(x) = 0. k disebut akar atau nilai
nol dari persamaan sukubanyak f(x) = 0
Teorema Akar-Akar Rasional
Misalkan f(x) = a xn + a xn  1 + . . . + a x + a adalah sebuah persamaan
sukubanyak dengan koefisien-koefisien bulat. Jika adalah akar
rasional dari f(x) = 0 maka c adalah faktor bulat positif dari a dan d
adalah faktor bulat dari a .
n  1n 1 0
0 0
c
d
Akar-akar rasional dari suatu persamaan sukubanyak yang diungkapkan
dalam teorema di atas ditentukan dengan menggunakan algoritma
sebagai berikut.
c
d
c
d
0 n
Langkah 1
Mula-mula ditentukan akar-akar yang mungkin dari persamaan sukubanyak f(x) = 0,
yaitu , c adalah faktor bulat positif dari a dan d adalah faktor bulat a .
Langkah 2
Dari himpunan akar-akar yang mungkin yang diperoleh pada langkah 1, akar-akar
yang sebenarnya jarus memenuhi syarat f( ) = 0.
Contoh
f(x) = 2x3 + 5x2  4x  3 = 0, a = 2 dan a = 33 0
c faktor bulat positif dari a = 3 yaitu 1 dan 30
d faktor bulat dari a = 2, 1, 1, dan 20
Akar-akar yang mungkin adalah .c
d
Akar-akar yang mungkin adalah 3,  , 1,  , , 1, , dan 3.1
2
2
3
2
3
1
2
c
d
Menghitung nilai-nilai f( ).
f(3) = 2(3)3 + 5(3)2  4(3)  3 = 54 + 45 + 12  3 = 0
f(1) = 2(1)3 + 5(1)2  4(1)  3 = 2+ 5  4  3 = 0
f( ) = 2( )3 + 5( )2  4( )  3 =  + +  3 = 72
3
2
3
2
3
2
3
27
4
45
4
12
2
1
2
f( ) = 2( )3 + 5( )2  4( )  3 =  + + 2  3 = 01
2
1
2
1
2
1
2
1
4
5
4
c
d
= 3
f(3) = 0, maka 3 adalah akar dari f(x) = 0
c
d
=  2
3
c
d
=  1
2
c
d
= 1
f(  ) = 7  0, maka  bukan akar dari f(x) = 03
2
3
2
1
2
f(  ) = 0, maka  adalah akar dari f(x) = 01
2
1
2
f(1) = 0, maka 1 adalah akar dari f(x) = 0
Diperoleh tiga buah akar, yaitu x = 3, x =  , dan x = 11
2
1 2 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah HP = {3,  ,1}
1
2

More Related Content

What's hot

FKIP_UNSRI_Yovika Sukma_Polinomial
FKIP_UNSRI_Yovika Sukma_PolinomialFKIP_UNSRI_Yovika Sukma_Polinomial
FKIP_UNSRI_Yovika Sukma_PolinomialYovika Sukma
 
Polinomial uprak sc math
Polinomial uprak sc mathPolinomial uprak sc math
Polinomial uprak sc mathMaresaW
 
Powerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku BanyakPowerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku Banyakreno sutriono
 
Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)
Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)
Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)Mhrdhika_a
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasarFaisal Amir
 
Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratyulika usman
 
Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2
Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2
Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2MOSESNAMSA
 

What's hot (20)

FKIP_UNSRI_Yovika Sukma_Polinomial
FKIP_UNSRI_Yovika Sukma_PolinomialFKIP_UNSRI_Yovika Sukma_Polinomial
FKIP_UNSRI_Yovika Sukma_Polinomial
 
Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
Suku banyak-teorema-faktor
Suku banyak-teorema-faktor Suku banyak-teorema-faktor
Suku banyak-teorema-faktor
 
Polinomial uprak sc math
Polinomial uprak sc mathPolinomial uprak sc math
Polinomial uprak sc math
 
Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Powerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku BanyakPowerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku Banyak
 
1. sukubanyak
1. sukubanyak1. sukubanyak
1. sukubanyak
 
Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)
Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)
Polynomials SMA Global Prestasi (Armand F, Mahardhika A, Sultan F)
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
 
Polinomial
PolinomialPolinomial
Polinomial
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
 
Polinomial editan
Polinomial editanPolinomial editan
Polinomial editan
 
Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
Polinomial
PolinomialPolinomial
Polinomial
 
Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadrat
 
Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2
Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2
Polynomials SMA Global Prestasi XI SC 2
 
Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
Eksponen
EksponenEksponen
Eksponen
 

Viewers also liked

Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945pjj_kemenkes
 
Latar belakang terjadinya perang dunia 1
Latar belakang terjadinya perang dunia 1Latar belakang terjadinya perang dunia 1
Latar belakang terjadinya perang dunia 1Dio Altha
 
Pembagian bersusun
Pembagian bersusunPembagian bersusun
Pembagian bersusunUmmi Fathin
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiIsaacHamonangan
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalMulyadi Yusuf
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
 
1 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_2025
1 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_20251 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_2025
1 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_2025Coky Fauzi Alfi
 
Masalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaMasalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaAsyifa Adawiyah
 
Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015
Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015
Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015Kahar Muzakkir
 
Sistem peredaran darah
Sistem   peredaran   darahSistem   peredaran   darah
Sistem peredaran darahAnnaSyafrotul
 
Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)
Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)
Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)Aulia Srie Wardani
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaSusand Susand
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Irene Susilo
 
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuritiManajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuritiimamsoekarno
 
3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhumkamushal142
 
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS BPEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS BTri Ananto
 

Viewers also liked (20)

Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 
Latar belakang terjadinya perang dunia 1
Latar belakang terjadinya perang dunia 1Latar belakang terjadinya perang dunia 1
Latar belakang terjadinya perang dunia 1
 
Pembagian bersusun
Pembagian bersusunPembagian bersusun
Pembagian bersusun
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskal
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
 
1 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_2025
1 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_20251 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_2025
1 kebijakan nas_pemb_karakter_bangsa_2010_2025
 
Masalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita LansiaMasalah Seksual Wanita Lansia
Masalah Seksual Wanita Lansia
 
Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015
Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015
Panduan penilaian untuk sma final sesuai Permendikbud No. 53 Tahun 2015
 
Sistem peredaran darah
Sistem   peredaran   darahSistem   peredaran   darah
Sistem peredaran darah
 
Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)
Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)
Bank, LKBB, Bank Sentral, dan OJK (Ekonomi)
 
Keterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematikaKeterampilan dasar mengajar matematika
Keterampilan dasar mengajar matematika
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
 
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuritiManajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
 
Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
 
3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum
 
Kemasan
KemasanKemasan
Kemasan
 
Contoh Soal Sistem Pencernaan Manusia
Contoh Soal Sistem Pencernaan ManusiaContoh Soal Sistem Pencernaan Manusia
Contoh Soal Sistem Pencernaan Manusia
 
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS BPEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
 

Similar to OPTIMASI SUKUBANYAK (20)

Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
Polinomial
PolinomialPolinomial
Polinomial
 
4. Suku Banyak (Barisan dan Deret).pptx
4. Suku Banyak (Barisan dan Deret).pptx4. Suku Banyak (Barisan dan Deret).pptx
4. Suku Banyak (Barisan dan Deret).pptx
 
Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
Science Math - Polinomial
Science Math - Polinomial Science Math - Polinomial
Science Math - Polinomial
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
pembagian suku banyak kelompok 5
pembagian suku banyak kelompok 5pembagian suku banyak kelompok 5
pembagian suku banyak kelompok 5
 
Workshop kelompok suku banyak
Workshop kelompok   suku banyakWorkshop kelompok   suku banyak
Workshop kelompok suku banyak
 
Pertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxPertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptx
 
Materi aljabar polinomial
Materi aljabar polinomialMateri aljabar polinomial
Materi aljabar polinomial
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
mtk suku banyak
mtk suku banyakmtk suku banyak
mtk suku banyak
 
siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
Teorema sisa
Teorema sisaTeorema sisa
Teorema sisa
 

More from mfebri26

eksponen dan logaritma
eksponen dan logaritmaeksponen dan logaritma
eksponen dan logaritmamfebri26
 
barisan dan deret
 barisan dan deret barisan dan deret
barisan dan deretmfebri26
 
transformasi
transformasitransformasi
transformasimfebri26
 
program linier
program linierprogram linier
program liniermfebri26
 
limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsimfebri26
 
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi inverskomposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi inversmfebri26
 
persamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgungpersamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgungmfebri26
 
rumus rumus trigonometri
rumus rumus trigonometrirumus rumus trigonometri
rumus rumus trigonometrimfebri26
 
statistika
statistikastatistika
statistikamfebri26
 
Bab 1 statistika
Bab 1 statistikaBab 1 statistika
Bab 1 statistikamfebri26
 
trigonometri
 trigonometri trigonometri
trigonometrimfebri26
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematikamfebri26
 
sistem persamaan linear
sistem persamaan linearsistem persamaan linear
sistem persamaan linearmfebri26
 
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadratmfebri26
 

More from mfebri26 (20)

eksponen dan logaritma
eksponen dan logaritmaeksponen dan logaritma
eksponen dan logaritma
 
barisan dan deret
 barisan dan deret barisan dan deret
barisan dan deret
 
transformasi
transformasitransformasi
transformasi
 
vektor
vektorvektor
vektor
 
matriks
matriksmatriks
matriks
 
program linier
program linierprogram linier
program linier
 
integral
 integral integral
integral
 
turunan
turunanturunan
turunan
 
limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsi
 
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi inverskomposisi dua fungsi dan fungsi invers
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
 
persamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgungpersamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgung
 
rumus rumus trigonometri
rumus rumus trigonometrirumus rumus trigonometri
rumus rumus trigonometri
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
statistika
statistikastatistika
statistika
 
Bab 1 statistika
Bab 1 statistikaBab 1 statistika
Bab 1 statistika
 
geometri
geometrigeometri
geometri
 
trigonometri
 trigonometri trigonometri
trigonometri
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematika
 
sistem persamaan linear
sistem persamaan linearsistem persamaan linear
sistem persamaan linear
 
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 

Recently uploaded

Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 

Recently uploaded (6)

Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 

OPTIMASI SUKUBANYAK

  • 2. Standar Kompetensi:  Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesian masalah Kompetensi Dasar:  Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian.  Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah.
  • 3. I. PENGERTIAN SUKUBANYAK, NILAI SUKUBANYAK, DAN OPERASI ANTAR-SUKUBANYAK
  • 4. A. Pengertian Sukubanyak Sukubanyak atau polinom dalam variabel x yang berderajat n secara umum dapat ditulis sebgai berikut. dengan: • a , a , a , … , a , a , a adalah bilangan dengan a  0. a adalah koefesien dari xn, a adalah koefisien xn  1 , . . . , demikian seterusnya. a disebut suku tetap (konstanta). • n adalah bilangan cacah yang menyatakan derajat sukubanyak. 1n  2n n 1 02 nn n  1 0
  • 5. Sukubanyak yang disusun atau ditulis dengan cara seperti di atas dikatakan disusun mengikuti aturan pangkat turun. Sukubanyak yang hanya mempunyai satu variabel, disebut sukubanyak universal. Sukubanyak dengan variabel lebih dari satu, disebut sukubanyak multivariabel.
  • 6. B. Nilai Sukubanyak Sukubanyak dalam variabel x dapat dituliskan sebagai fungsi dari x. a xn + a xn  1 + a xn  2 + . . . + a x2 + a x + an  1 n  2n 2 1 0 Catatan: Nama fungsi sukubanyak di atas dinyatakan dengan f(x), kadang- kadang dinyatakan dengan: • S(x) yang menunjukkan fungsi sukubanyak dalam variabel x, atau • P(x) yang menunjukkan fungsi polinom dalam variabel x. Nilai sukubanyak dapat dicari dengan dua metode, yaitu dengan metode subtitusi atau bagan atau skema.
  • 7. 1. Metode Substitusi Nilai sukubanyak f(x) = untuk x = k (k  bialangan real) ditentukan oleh a (k)n + a (k)n  1 + a (k)n  2 + . . . + a (k)x2 + a (k) + an  1 n  2n 2 1 0f(x) = Contoh Nilai sukubanyak f(x) = x3 + 3x2 – x + 5 untuk nilai-nilai x = 1 Diperoleh: f(1) = (1)3 + 3(1)2 – (1) + 5 = 1 + 3 – 1 + 5 = 8 Jadi, nilai f(x) untuk x = 1 adalah f(1) = 8 a xn + a xn  1 + a xn  2 + . . . + a x2 + a x + an  1 n  2n 2 1 0
  • 8. 2. Metode Bagan/ Skema Sukubanyak f(x) berderajat 4 f(x) = a x4 + a x3 + a x2 + a x + a4 3 2 1 0 Nilai sukubanyak f(x) untuk x = k f(k) = a k4 + a k3 + a k2 + a k + a4 3 2 1 0  f(k) = (a k3 + a k2 + a k + a ) k + a4 3 2 1 0  f(k) = {(a k2 + a k + a )k + a } k + a4 3 2 1 0  f(k) = [{(a k + a )k + a }k + a ] k + a4 3 2 1 0 4 3 2 1
  • 9. Algoritma Metode Bagan/Skema Langkah 1 Kalikan a dengan k, kemudian jumlakan hasilnya dengan a Langkah 2 Kalikan hasil pada langkah pertama (a k + a ) dengan k, kemudian jumlahkan hasilnya dengan a . a k + a 4 3 4 3 (a k + a )k + a = a k2 + a k + a4 3 42 3 2 2
  • 10. Langkah 3 Kalikan pada hasil langkah kedua (a k2 + a k + a ) dengan k, kemudian jumlahkan hasilnya dengan a . Langkah 4 Kalikan hasil pada langkah ketiga (a k3 + a k2 + a k + a ) dengan k, kemudian juamlahkan hasilnya dengan a . Hasil perhitungan pada langkah keempat ini tidak laian dalah nilai sukubanyak 4 3 2 4 3 2 1 f(x)= a k4 + a k3 + a k2 + a k + a untuk x = k4 3 2 1 0 1 0 (a k2 + a k + a )k + a = a k3 + a k2 + a k + a4 3 12 4 3 2 1 (a k3 + a k2 + a k + a )k + a = a k4 + a k3 + a k2 + a k + a4 3 12 0 4 3 2 1 0
  • 11. Proses Perhitungan Memakai Bagan atau Skema Catatan: Tanda menyatakan operasi “kalian dengan k” Catatan: (1) Metode substitusi cocok untuk menghitung nilai sukubanyak yang bentuknya sedeerhana dan nilai x yang tidak terlalu besar, serta untuk nilai x bilangan bulat. (2) Cara bagan atau cara skema dapat dipakai untuk menghitung nilai semua bentuk sukubanyak dan sembarang nilai x  R.
  • 12. Contoh f(x) = x4 + 3x3 – 4x2  x + 10 untuk x = 5 a4 a3 a2 a0a1 5 1 3 4 1 10 1 10 70 345 + + + + 2 12 69 345 5     Tanda menyatakan “kalikan dengan 5” Jawab:
  • 13. C. Operasi Antar-sukubanyak 1. Penjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian Misalkan f(x) dan (g) masing-masing merupakan sukubanyak berderajat m dan n, maka: • f(x)  g(x) adalah sukubanyak berderajat maksimum m atau n • f(x)  g(x) adalah sukubanyak berderajat (m + n)
  • 14. 2. Kesamaan Sukubanyak f(x)  g(x) Misalkan Jika f(x)  g(x) maka berlaku hubungan: Sifat kesamaan dua buah sukubanyak di atas digunakan untuk mencari nilai atau nilai-nilai dalam suatu bentuk aljabar yang belum diketahui. Cara perhitungan demikian disebut sebagai metode koefesien tak-tentu. a x n + a x n  1 + a x n  2 + . . . + a x2 + a x + an  1 n  2n 2 1 0f(x) = b x n + b x n  1 + b x n  2 + . . . + b x2 + b x + bn  1 n  2n 2 1 0g(x) = b , a = b , . . . . , a = b , a = b , dan a = bn  1n 2n n  1 2 1 1 0 0b =
  • 16. A. Hubungan antara yang Dibagi, Pembagi, Hasil Bagi, dan Sisa Pembagian Yang dibagi = pembagi  hasil bagi + sisa pembagian Misalnya sukubanyak x3 + 4x2 – 2x + 4 dibagi dengan x – 1 diselesaikan dengan metode bersusun pendek. x2 + 5x + 3 x3 + 4x2 – 2x + 4 x3  x2  5x2  2x 5x2  5x  3x + 4 3x  4  7 x  1 yang dibagi sisa pembagian pembagi hasil bagi
  • 17. B. Pembagian Sukubanyak dengan Pembagi Berbentuk Linear Cara yang akan digunakan untuk membagi sukubanyak dengan pembagi berbentuk linear dikenal sebagai metode Hörner. 1. Pembagian Sukubanyak dengan (x – k) Menetukanhasil bagi H(x) sisa pembagian S pada pembagian sukubanyak f(x) oleh (x – k) dengan menggunakan batuan bagan atau skema dikenak sebagai metode pembagian sintetik atau metode Hörner. f(x) = (x - k)  H(x) + S
  • 18. Contoh Jawab: Tentukan hasil bagi dan sisa pada pembagian sukubanyak f(x) = x4 + x3 – 2x2 + x + 2 dengan x + 2 1 1 2 1 2 1 2 2 0 2 1 010 2     + + + + H(x) = x4 + x3 + 1 sisa S = 0
  • 19. 2. Pembagian Sukubanyak dengan (ax + b) Misal k = a b  f(x) = (x + )  H(x) + S a b f(x) = (ax + b)  H(x) + S 1 a f(x) = (ax + b)  H(x) a + S Sukubanyak f(x) dibagi dengan (ax + b) memberikan hasil bagi dan sisa pembagian S. Koefesien-koefisien dari H(x) dan sisa S dapat ditentukan dengan metode pembagian sintetik atau hörner, hanya saja nilai k harus diganti k = .a b  H(x) a
  • 20. Contoh Sukubanyak f(x) = 3x3 + x2+ x + 2 dengan (3x – 2) Jawab: f(x) = 3x3 + x2+ x + 2, maka a = 3, a = 1, a = 1, dan a = 23 2 1 0 Betuk (3x – 2) dapat ditulis menjadi 3(x  ) berarti a = 3 dan k = .2 3 2 3 3 1 1 2 3 2 2 2 3 43   + + + 2 3 3x3 + 3x + 3 3 = x2+ x + 1Hasil bagi dan sisa S = 4
  • 21. C. Pembagian Sukubanyak dengan Pembagi Berbentuk Kuadrat Contoh Pembagian sukubanyak f(x) = x4 + 3x3+ 5x2 + x  6 dengan x2 – x  6 Jawab: Ditentukan dengan metode pembagian bersusun pendek x2  2x  5 x4  3x3 – 5x2 + x  6 x4  x3  2x2  2x3  3x2 + x  5x2  3x  6  x2  x  2 sisa pembagian pembagi hasil bagi 2x3  2x2 + 4x 5x2 + 5x + 10 8x  16 x4  3x3 – 5x2 + x  6 = (x2  x  2)(x2  2x  5) + (8x  16) yang dibagi pembagi hasil bagi sisa pembagian
  • 22. III. TEOREMA SISA Persamaan yang menyatakan hubungan antara f(x) dengan P(x), H(x), dan S(x) adalah: • f(x) sukubanyak yang dibagi, misalnya diketahui berderajat n. • P(x) sukubanyak pembagi, misalnya diketahui berderajat m dan m  n. • H(x) sukubanyak hasil bagi, berderajat (n – m) • S(x) sukubanyak sisa pembagian, berderajat paling tinggi atau maksimum (m – 1) f(x) = P(x)  H(x) + S(x)
  • 23. 1. Pembagian Berbentuk (x – k) f(x) = (x – k)  H(x) + S Sukubanyak pembagi P(x) = (x – k) Teorema 1 Teorema Sisa atau Dalil Sisa Catatan: Penting untuk diingat kembali bahwa f(x) adalah nilai fungsi sukubanyak f(x) untuk x = k. Nilai f(k) itu dapat ditentukan dengan dua metode, yaitu Metode Substitusi atau Metode Bagan/Skema. S = f(k) A. Menentukan Sisa Pembagian Suatu Sukubanyak oleh Pembagi Bebentuk Linear
  • 24. Contoh Pembagi sukubanyak f(x) = x4 – 6x3 6x2 + 8x + 6 dibagi dengan x – 2 Jawab: Pembagi sukubanyak S= f(2) 1. Metode Substitusi f(2) = (2)4 – 6(2)3 6(2)2 + 8(2) + 6  f(2) = 16 – 48  24 + 16 + 6 = 34 2. Metode Bagan/Skema 2 1 –6 –6 8 6 1 –4 –14 –20 –34 = f(2) –8 –28 –402 + + + +     f(2) = –34
  • 25. 2. Pembagian Berbentuk (ax + b) f(x) = (ax + b)  S H(x) a + Teorema 2 Jika sukubanyak f(x) berderajat n dibagi dengan (ax + b) maka sisanya ditentukan oleh S = f a b (– ) Catatan: Nilai dapat ditentukan dengan metode substitusi atau metode bagan. Jika nilai metode bagan yang digunakan maka kofesien dari H(x) sekaligus dapat ditentukan. f a b (– )
  • 26. Contoh Pembagi sukubanyak f(x) = 2x3 + 9x3 6x + 4 dengan 2x + 1. Jawab: Sisanya adalah S = f 1 2 (– ) 1. Metode Substitusi 2. Metode Bagan/Skema f 1 2 (– ) = 2 1 2 (– )3 + 9 1 2 (– )2 – 6 1 2 (– )2 + 4 f 1 2 (– ) = 1 4 – + 9 4 + 3 + 4 = 9 S = f 1 2 (– ) = 9 S = f – ) = 9 1 2( 2 9 6 4 2 1 5 8 9 = f10 + + +  4 1 2 – ) 1 2( f(x) = 2x3 + 9x3 6x + 4, maka a = 2, a = 9, a = 6, dan a = 43 2 1 0 Bentuk (2x + 1) dapat ditulis menjadi 2(x + ), berarti a = 2 dan k = – 1 2 1 2
  • 27. C. Mententukan Sisa Pembagian Suatu Sukubanyak oleh Pembagi Berbentuk Kuadrat Contoh Jika f(x) dibagi (x – 1) sisanya 4, jika f(x) dibagi (x + 1) sisanya 3, jika f(x) dibagi (x – 2) sisanya 2. Tentukan sisanya jika f(x) dibagi (x – 1) (x + 1) (x – 2). Jawab: f(x) dibagi (x – 1) sisanya 4, maka f(1) = 4 f(x) dibagi (x + 1) sisanya 3, maka f(–1) = 3 f(x) dibagi (x – 2) sisanya 2, maka f(2) = 2 Pembagi (x – 1) (x + 1) (x – 2) Berderajat 3, maka sisanya maksimum berderajat 2.
  • 28. f(1) = a + b + c f(1) = a  b + c f(2) = 4a + 2b + c Misal S(x) = ax2 + bx + c dan hasil baginya H(x) maka f(x) = (x – 1) (x + 1) (x – 2)  H(x) + (ax2 + bx + c)  4 = a + b + c  a + b + c = 4  3 = a  b + c  a  b + c = 3  2 = 4a + 2b + c  4a + 2b + c = 2 Sistem persamaan linear tiga variabel (variabel a,b, dan c ) dengan penyelesaian a =  1 , b = 3 , c = 25 6 1 2 1 3
  • 29. Catatan: Contoh di atas adalah sebuah contoh pembagian sukubanyak dengan pembagian berderajat 3 yang dapat dinyatakan dalam bentuk faktor-faktor linearnya. Pembagi berderajat 3 merupakan pengembangan atau perluasan dari pembagi berderajat dua atau pembagi berbentuk kuadrat.
  • 31. A. Pengertian Faktor dan Teorema Faktor Teorema 3 Misal f(x) adalah sebuah sukubanyak, (x  k ) adalah faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(x) = 0 Contoh Tunjukkan bahwa (x + 2) adalah faktor dari sukubanyak f(x) = x4 + 3x3 + 4x2+ 8x + 8 Jawab: f(2) = (2)4 + 3 (2)3 + 4 (2)2+ 8(2) + 8 = 16 – 24 + 16 – 16 + 8 = 0 Karena f(2) = 0, maka (x + 2) adalah faktor dari f(x) = x4 + 3x3 + 4x2+ 8x + 8
  • 32. B. Menentukan Faktor-Faktor Suatu Sukubanyak Langkah 1 Jika (x  k ) adalah faktor dari sukubanyak f(x) = a xn + a xn  1 + . . . + a x2 + a x + a maka nilai-nilai k yang mungkin adalah faktor-faktor buat dari a . Langkah 2 Dengan cara coba-coba, substitusikan nilai x = k sehingga diperoleh f(x) = 0. Jika demikian maka (x  k ) adalah faktor dari f(x). Akan tetapi jika f(k)  0 maka (x  k ) bukan faktor dari f(x). Langkah 3 Setelah diperoleh sebuah faktor (x  k ), faktor-faktor yang lain dapat ditentukan dari sukubanyak hasil bagi f(x) oleh (x  k ). n  1 2n 1 0 0
  • 33. Jawab: k  1 f(1) = (1)3  13(1) + 12 = 1 + 13 + 12 = 24  0 (x + 1) bukan faktor dari f (x) f(1) = (1)3  13(1) + 12 = 1  13 + 12 = 0 (x  1) adalah faktor dari f(x) Nilai-nilai k yang mungkin adalah faktor bulat dari a = 12 yaitu:  1,  2,  3,  4,  5 ,  6 dan  12. 0 a = 120 Contoh f(x) = x3 13x + 12 k = 1
  • 34. Hasil bagi f(x) = x3 13x + 12 oleh (x  1) ditentukan dengan metode pembagian sintetik. Hasil baginya adalah x2 + x  12 dan bentuk ini dapat difaktorkan menjadi (x  3)(x + 4) faktor-faktor linear dari f(x) = x3 13x + 12 adalah (x  1), (x  3), dan (x + 4). f(x) = (x  1)(x  3)(x + 4) 1 0 13 12 1 1 12 1 012 + + + 4 1
  • 36. A. Akar-Akar Rasional dari Persamaan Sukubanyak Catatan: 1. Jika sukubanyak f(x) berderajat n, maka persamaan f(x) = 0 maksimum mempunyai n buah akar yang real 2. Taksiran geometri dari k adalah menyatakan titik potong garfik fungsi y = f(x) dengan sumbu X. Misalkan f(x) adalah sebuah sukubanyak. (x  k ) adalah faktor dari f(x) jika dan hanya jika k adalah akar dari f(x) = 0. k disebut akar atau nilai nol dari persamaan sukubanyak f(x) = 0
  • 37. Teorema Akar-Akar Rasional Misalkan f(x) = a xn + a xn  1 + . . . + a x + a adalah sebuah persamaan sukubanyak dengan koefisien-koefisien bulat. Jika adalah akar rasional dari f(x) = 0 maka c adalah faktor bulat positif dari a dan d adalah faktor bulat dari a . n  1n 1 0 0 0 c d
  • 38. Akar-akar rasional dari suatu persamaan sukubanyak yang diungkapkan dalam teorema di atas ditentukan dengan menggunakan algoritma sebagai berikut. c d c d 0 n Langkah 1 Mula-mula ditentukan akar-akar yang mungkin dari persamaan sukubanyak f(x) = 0, yaitu , c adalah faktor bulat positif dari a dan d adalah faktor bulat a . Langkah 2 Dari himpunan akar-akar yang mungkin yang diperoleh pada langkah 1, akar-akar yang sebenarnya jarus memenuhi syarat f( ) = 0.
  • 39. Contoh f(x) = 2x3 + 5x2  4x  3 = 0, a = 2 dan a = 33 0 c faktor bulat positif dari a = 3 yaitu 1 dan 30 d faktor bulat dari a = 2, 1, 1, dan 20 Akar-akar yang mungkin adalah .c d Akar-akar yang mungkin adalah 3,  , 1,  , , 1, , dan 3.1 2 2 3 2 3 1 2
  • 40. c d Menghitung nilai-nilai f( ). f(3) = 2(3)3 + 5(3)2  4(3)  3 = 54 + 45 + 12  3 = 0 f(1) = 2(1)3 + 5(1)2  4(1)  3 = 2+ 5  4  3 = 0 f( ) = 2( )3 + 5( )2  4( )  3 =  + +  3 = 72 3 2 3 2 3 2 3 27 4 45 4 12 2 1 2 f( ) = 2( )3 + 5( )2  4( )  3 =  + + 2  3 = 01 2 1 2 1 2 1 2 1 4 5 4 c d = 3 f(3) = 0, maka 3 adalah akar dari f(x) = 0 c d =  2 3 c d =  1 2 c d = 1 f(  ) = 7  0, maka  bukan akar dari f(x) = 03 2 3 2 1 2 f(  ) = 0, maka  adalah akar dari f(x) = 01 2 1 2 f(1) = 0, maka 1 adalah akar dari f(x) = 0 Diperoleh tiga buah akar, yaitu x = 3, x =  , dan x = 11 2 1 2 3 Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah HP = {3,  ,1} 1 2