1. Analisis risiko total melibatkan pengukuran risiko sistematis dan tidak sistematis dari berbagai aset keuangan. Risiko sistematis tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi sedangkan risiko tidak sistematis dapat dikurangi.
2. Model Markowitz menganalisis return dan risiko portofolio dengan mempertimbangkan korelasi antar aset. Model Sharpe lebih sederhana dengan mengacuhkan korelasi antar aset.
3. Investor d
1. ANALISIS RISIKO TOTAL
Dalam dalam kamus, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan untuk luka, rusak
atau hilang. Dalam pengertian investasi, risiko selalu dikaitkan dengan variabilitas return
yang dapat diperoleh dari surat berharga.
Expected return adalah pemberian bobot dari return rata-rata dengan menggunakan
bobot kemungkinan. Expected return merupakan penjumlahan dari hasil perkalian rate of
return yang mungkin terjadi pada suatu periode dengan probabilitasnya. Kalau dibuat
persamaan:
E (R) = ∑t pt rt
t = 1
= p1r1 + p2r2 + p3r3 + p4r5+. . . pnrn
Dimana:
rt = rate of return ke t dari distribusi probabilitas.
pt = besarnya probabilitas terjadinya rate of return ke t.
t = jumlah kemungkinan rate of return.
Luas distribusi probabilitas dari rate of return adalah ukuran dari ketidak pastian
risiko. Dapat di ukur dengan menggunakan varians (∂):
Atau: ∂ = ∑pt[rt − E(r)]2
t=1
1. Definisi Resiko Total (Total Risk)
Total risk suatu sama dengan total variability dari rate of return tersebut. Total
variability dari rate of return dengan menggunakan variance atau deviasi standar dari satu
periode rate of the return.
Deviasi standar return = √variance = ∂
Deviasi standar dan variance keduanya menyamakan penyimpangan di sekitar nilai
yang diharapkan, atau luas dari distribusi probabilitas.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Total
2. a. Risiko kegagalan, terjadi akibat perubahan kondisi keungan dari perusahaan emiten.
b. Risiko tingkat bunga, resiko ini muncul dari perubahan tingkat bunga yang berlaku di
pasar dan menyebabkan terjadinya fluktuasi harga surat berharga.
c. Risiko pasar, resiko ini muncul dari varibilitas dalam return pasar yang disebabkan oleh
kekuatan surat berharga secara sistematis akibat terjadinya bull market dan bear
market.
d. Risiko manajemen, muncul ketika orang yang mengelola aset investasi membuat
kesalahan yang menyebabkan penurunan nilai aset.
e. Risiko kemampuan membeli, adanya pengaruh perubahan tingkat inflasi yang dialami
suatu negara, sehingga menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang
diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi.
f. Risiko kollabilitas (collability risk), emiten dapat saja menarik surat berharganya di
pasar modal, dengan cara melakukan pembelian kembali.
g. Risiko konversi, kemungkinan adanya penukaran surat berharga yang satu dengan
jenis surat berharga lainnya.
3. Menilai dan Eliminasi Risiko
Berkaitan dengan uraian diatas dan mengacu pada teori manajemen keuangan,
penyederhanaan risiko-risiko, atau klasifikasi risiko total terdiri dari :
a. Risiko sistematis, atau risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (undiversifiable),
disebut pula risiko pasar yang berkaitan dengan perekonomian secara makro,
misalnya purchasing power risk, political risk, foreign exchange risk, dan risiko lainnya.
b. Risiko tidak sistematis, disebut juga risiko khusus (unsystematic risk/risiko yang dapat
didiversifikasikan) yang terdapat pada masing-masing perusahaan seperti risiko
kebangkrutan, risiko manajemen, dan risiko industri khusus perusahaan. Didiversifikasi
digunakan untuk mengurangi risiko portofolio dengan cara mempelajari pola tingkat
keuntungan (return) berbagai surat berharga (saham-saham), artinya jika satu porsi
saham mengalami kerugian maka keuntungan dari porsi portofolio lainnya dapat
menutupi.
4. Perhitungan Eliminasi Resiko
a. Memperkirakan tingkat keuntungan (expected return) atau probabilitas keuntungan
saham individual. Rumusnya :E (Ri) = ∑ PijRij
m
j=1 , Atau : jika probabilitas kejadian
sama : E (Ri) =
∑ (Rij)m
j=1
N
b. Menghitung risiko (standar deviasi), yaitu varian dan standar deviasi saham individual.
Rumus jika saham individual :∂1
2
= ∑ Pij[Rij − E(R1)]2m
i=1 , Atau : jika probabilitas
3. kejadian sama :∂1
2
= ∑
N [Rij−E (R1)]2
N
N
j=1 , Standar deviasi adalah √𝜕2 (akar dari
varian).
c. Risiko atau standar deviasi dari saham-saham (portofolio akan berkurang, maka perlu
memilih kombinasi saham yang mempunyai koefisien korelasi yang rendah atau
bahkan korelasi negative, semakin rendah korelasi tingkat keuntungan, semakin
efisien portofolio tersebut. Rumus korelasi (r) : dapat menggunkan formula Karl
Pearson product moment :rxy =
n ∑xy−∑x°∑y
√{n ∑x
2
−(∑x)2} {∑y
2
−(∑y)2
}
, jika probabilitas
kejadiannya tidak sama :rxy =
Covarianxy
∂x ° ∂xy
d. Standar deviasi 2 saham (portofolio). Dihitung dengan rumus :
∂ = √Wa
2 ° ∂a
2 + Wb ∂b
2
+ 2 rabWbWb ∂a ∂b
e. Expect Return atau E(R) 2 saham, dihitung dengan rumus :
E (Rp) = WaRa + WbRb
5. Return Dan Risiko Portofolio Model Markowitz
Keuntungan yang diharapkan dinyatakan dalam presentase. Hasil tersebut diperoleh
dari perkembangan harga saham atau indeks saham individual.
a. Keuntungan yang diharapkan diperoleh dengan formula:
Misalnya, harga saham PT ABC (tidak ada pembayaran deviden): minggu 1 Rp
25.000, minggu 2 Rp 35.000, minggu 3 Rp 27.500, maka dihitung:
Minggu 1 atau r suatu periode=
P1 − Pt−1
Pt−1
=0%
Minggu 2 =
35.000−25.000
25.000
=40%
Minggu 3 =
27.500−35.000
27.500
= -30%
6. Kontribusi Risiko Setiap Saham Pada Portofolio
Kontribusi dalam saham 1 terhadap risiko portofolio tergantung nilai pasarnya (x1)
dan rata-rata kovariannya dengan semua saham dan portofolio tersebut. Dengan kata
lain, risiko yang disumbangkan oleh 1 saham terhadap portofolio tersebut tergantung
pada nilai pasar relatifnya (x1) dan kovariannya dengan portofolio tersebut. Kontribusi
terhadap risiko = x1 ∂1p/ ∂ p
2
. Total proporsi dari risiko yang disebabkan oleh semua
saham dalam portofolio harus sama dengan 1,0.
4. 7. Analisis Portofolio Model Sharpe
Dibandingkan dengan model Markowitz, yang memerlukan sebanyak [N(N+3)/2]
perhitungan, maka untuk jumlah saham yang sama, model Sharpe hanya memerlukan
3N+2 perhitungan. Sharpe menyarankan untuk mengacuhkan kovarian antar saham dan
sebagai gantinya menggunakan informasi hubungan setiap dengan pasar.
8. Perhitungan Risiko Sistematis Dan Tidak Sistematis
Menurut Sharpe, varian yang dijelaskan oleh indeks dapat disebut Systematic Risk
(risiko sistematis).varian yang tidak dijelaskan oleh indeks disebut Residual
Variance/Unsystematic Risk (risiko tidak sistematis)
Risiko sistematis = β2
× (variance indeks)
= β2
∂j
2
Risiko tidak sistematis = (total variance) – (systematic risk)
= e2
Total variance = total risk= β2
∂j
2
+ e2
9. Alokasi Dana Atas Aset Berisiko Dan Aset Bebas Risiko
Terdapat dua cara untuk mengendalikan risiko investasi:
a. Memindahkan dana dari sekuritas berisiko ke obligasi pemerintah (di Amerika
desebut treasury bills). Strategi ini disebut asset allocation decision, karena
memerlukan pemilihan sekuritas pasar yang luas (assets market), dalam kasu ini
alternatifnya berada diantara sekuritas modal sendiri dengan sekuritas pasar uang.
b. Metode ini melakukan pemilihan atas portofolio nyata (actual portofolio) dari aset
berisiko. Pemilihan portofolio aset-aset berisiko disebut security selection decision.
Alokasi aset dan keputusan pemelihan sekuritas dapat dilakukan dengan beberapa
cara yang saling berhubungan.
Metode bottom-up, yaitu memilih portofolio yang berawal dari memilih sekuritas
diantara kelompok-kelompok aset. Kemudian investor memilih kombinasi yang terbaik
dari sekuritas berisiko, portofolio tersebut dikombinasikan dengan aset bebas risiko untuk
membentuk apa yang disebut complete portofolio.
Pendekatan top-down, dimulai dengan alokasi aset, bagaimana meramu kelompok-
kelompok aset yang luas dari portofolio investor. Kemudian hanya mempertimbangkan
untuk memilih sekuritas-sekuritas dari setiap kelompok aset.
10. Mentolerir Risiko Dan Alokasi Aset
5. Menurut teori utilitas, bagi investor risk averter (penolak risiko), utilitasnya adalah:
U = E(r) − 1/2A ∂2
. Persamaan ini dapat diinterpretasikan utilitas portofolio meningkat
jika expected return meningkat, dan menurun jika variannya meningkat. Investor dengan
karakteristik risk-nuetral, A=0. Semakin tinggi tingkat risk averter akan diperdiksi semakin
besarnya nilai dari A (koefisien risk-averter). Contohnya, rf= 7%, E(rp) = 15%, dan ∂p =
22%, A = 4, maka :
y =
E (rp)−r1
A ∂ p
2
y =
0,15−0,07
4 × 0,222
= 0,41
REFERENSI :
Ahmad, Komaruddin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta : PT
Rineka Cipta.