SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran provisi,
liabilitas kontinjensi dan asset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai
telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Dengan demikian, pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait
dengan informasi tersebut.
1.2 RUANG LINGKUP
Pernyataan ini diterapkan oleh seluruh entitas dalam akuntansi untuk provisi,
liabilitas kontinjensi, dan asset kontinjensi, kecuali:
a) Yang timbul dari kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat
memberatkan.
b) Dikosongkan.
c) Hal-hal yang menyangkut pernyataan lain.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROVISI DAN LIABILITAS LAIN
Provisi dapat dibedakan dari liabilitas lain, seperti utang usaha dan akrual, karena
pada provisi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang dikeluarkan di
masa depan untuk untuk menyelesaikan provisi tersebut. Akrual sering dilaporkan
sebagai bagian dari utang usaha atau utang lain, sedangkan provisi dilaporkan secara
terpisah.
2.2 HUBUNGAN ANTARA PROVISI DAN LIABILITAS KONTINJENSI
Secara umum, seluruh provisi bersifat kontinjensi karena tidak pasti dalam waktu
atau jumlah. Akan tetapi, pada pernyataan ini istilah kontinjensi digunakan untuk
liabilitas dan aset yang tidak diakui karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan
terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti dimasa depan dan
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. Sebagai tambahan, liabilitas kontinjensi
digunakan untuk liabilitas yang tidak memenuhi kriteria pengakuan. Pernyataan ini
membedakan berbagai istilah berikut:
a) Provisi yang diakui sebagai liabilitas (dengan asumsi dapat dibuat estimasi yang
andal) karena provisi tersebut merupakan kewajiban masa kini dan kemungkinan
besar (probable) mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomik untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
b) Liabilitas kontinjensi tidak diakui sebagai liabilitas karena liabilitas kontinjensi
tersebut merupakan salah satu dari berikut ini:
1) Kewajiban potensial karena belum pasti apakah entitas entitas memiliki
kewajiban kini yang menimbulkan arus keluar sumber daya yang menggandung
manfaat ekonomik.
3
2) Kewajiban kini yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam peryataan ini
(karena tidak besar kemungkinan (not probable) bahwa penyelesaian kewajiban
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomik atau karena estimasi memadai yang andal mengenai jumlah kewajiban
tidak dapat dibuat).
2.3 PENGAKUAN
Provisi
Provisi diakui jika:
a) Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu.
b) Kemungkinan besar penyelesian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik.
c) Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban yang tersebut dapat dibuat.
Kewajiban Kini
Dalam peristiwa yang jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara jelas apakah
terdapat kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan
kewajiban kini jika, setelah mempertimbangkan seluruh bukti yang tersedia, terdapat
kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini muncul pada
akhir periode pelaporan. Dasar bukti-bukti tersebut antara lain:
a) Jika kemungkinan lebih besar dari pada tidak terjadi bahwa kewajiban kini telah
ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas mengakui provisi (jika kriteria
pengakuan provisi terpenuhi).
b) Jika kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini belum
ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas mengungkapkan liabilitas
4
kontinjensi. Pengungkapan tidak diperlukan jika arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomik kemungkinan kecilnya.
Peristiwa Masa Lalu
Peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban kini disebut peristiwa mengikat.
Dalam peristiwa yang mengikat, entitas tidak mempunyai alternatif realitis selain
menyelesaikan kewajiban yang timbul dari peristiwa tersebut. Ini akan terjadi hanya
jika:
a) Penyelesaian kewajiban dilaksanakan oleh hukum.
b) Dalam kasus kewajiban konstruktif, suatu peristiwa (mungkin berupa tindakan
entitas) menciptakan ekspektasi yang valid pada pihak lain bahwa entitas akan
bertanggung jawab terhadap kewajiban tersebut.
Provisi diakui hanya untuk kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
terpisah dari tindakan entitas di masa depan (yaitu tindakan bisnis entitas di masa
depan). Contoh kewajiban ini adalah denda atau biaya pemulihan pencemaran.
Kemungkinan Besar Arus Keluar Sumber Daya yang Mengandung Manfaat Ekonomik
Dalam pernyataan ini, arus keluar sumber daya atau terjadinya suatu peristiwa
dianggap sebagai suatu “kemungkinan besar” jika kemungkinan terjadinya peristiwa
tersebut lebih besar dari pada kemungkinan tidak terjadinya. Jika tidak terdapat
kemungkinan besar bahwa kewajiban kini telah ada, maka entitas mengungkapkan
kewajiban kontinjensi. Pengungkapan tersebut tidak perlu dilakukan jika arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik kemungkinannya kecil.
Estimasi Andal atas Kewajiban
5
Penggunaan estimasi merupakan bagian mendasar dalam penyusunan laporan
keuangan dan tidak mengurangi keandalan laporan keuangan tersebut. Hal ini tampak
jelas pada provisi karena sifatnya mengandung ketidakpastian yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sebagian besar pos lainnya dalam laporan posisi keuangan.
Kecuali dalam kasus yang sangat jarang terjadi, entitas akan mampu menetapkan suatu
kisaran hasil yang mungkin (a range of possible outcomes), sehingga entitas dapat
membuat estimasi kewajiban yang cukup andal untuk menjadi dasar pangakuan provisi.
Dalan kasus yang sangat jarang terjadi, ketika estimasi yang andal tidak dapat dibuat,
liabilitas yang ada tidak dapat diakui. Liabilitas tersebut diungkapkan sebagai liabilitas
kontinjensi.
Liabilitas Kontinjensi
Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi. Artinya liabilitas
kontinjensi tidak pernah diakui dalam laporan posisi keuangan. Keberadaannya hanya
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan arus
keluar sumber daya kecil, maka liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan. Jika
liabilitas kontinjensi terkait dengan tanggung jawab masing-masing atau bersama-sama
dengan pihak lain (tanggung renteng), bagian kewajiban yang diharapkan akan
dipenuhi oleh pihak lain diberlakukan sebagai liabilitas kontinjensi. Bagian dari
liabilitas kontinjensi, kemungkinan besar terjadi dan dapat di estimasi dengan andal,
akan diakui sebagai provisi. Liabilitas kontinjensi dapat berubah dari perkiraan semula.
Untuk itu, liabilitas kontinjensi perlu dikaji ulang untuk menentukan kemungkinan arus
keluar sumber daya bertambah sehingga menjadi kemungkinan terjadinya besar, dapat
berubah menjadi provisi jika dapat diukur dengan andal. Namun, jika kemungkinan
terjadinya semakin kecil maka liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan.
6
Aset Kontinjensi
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi. Aset kontinjensi timbul
dari peristiwa yang tidak terencana yang menimbulkan kemungkinan arus masuk
manfaat ekonomis bagi entitas, misalnya kemungkinan klaim yang diperoleh karena
proses hukum. Pengakuan aset kontinjensi tidak diperkanankan, agar tidak
menimbulkan pengakuan penghasilan yang tidak pernah direalisasi. Jika sudah dapat
dipastikan akan langsung diakui sebagai aset. Aset kontinjensi diungkapkan jika
terdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat ekonomik akan diperoleh.
2.4 PENGUKURAN
Estimasi Terbaik
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Estimasi
terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah
jumlah yang secara rasional akan dibayar etintas untuk menyelesaikan kewajibannya
atau untuk mengalihkan kewajibannya, merupakan estimasi terbaik atas pengeluaran
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban kinipada akhir periode pelaporan.
Ketidakpastian dari jumlah yang akan diakui sebagai provisi dapat di nilai dengan
berbagai cara sesuai dengan kondisi yang ada. Jika provisi yang sedang diukur
menyangkut populasi yang terdiri dari sejumlah besar unsur, maka kewajiban
ditentukan dengan menimbang berbagai kemungkinan hasil berdasarkan probabilitas
terkait. Metode estimasi statistik ini dikenal sebagai metode “nilai yang diharapkan”
(expected value).
7
Risiko dan Kertidakpastian
Dalam menentukan estimasi terbaik suatu provisi, entitas mempertimbangkan
berbagai risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan
keadaan.
Risiko menimbulkan hasil yang bervariasi. Penetapan risiko dapat menyebabkan
kenaikan nilai liabilitas yang diukur. Jika terdapat unsur ketidakpastian, maka entitas
perlu berhati-hati sehingga pendapatan atau aset tidak menjadi terlalu besar dan beban
atau liabilitas tidak menjadi terlalu kecil. Entitas harus berhati-hati dan mengindari
duplikasi perhitungan risiko dan ketidakpastian yang berakibat pada provisi disajikan
terlalu besar. Pengungkapan mengenai ketidakpastian dari jumlah pengeluaran.
Contoh:
Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama 1 tahun dari
tanggal penjualan. Jika kerusakan terdeteksi cacat ringan biaya perbaikan atas
seluruh produk yang terjual Rp 100.000.000, jika cacat berat biaya yang
dikerluarkan Rp 500.000.000. Pengalaman entitas di masa lalu memberikan
indikasi dalam tahun mendatang kemungkinan 80% produk terjual tanpa cacat,
15% cacat ringan, dan 5% cacat berat.
Berdasarkan pengalaman masa lalu tersebut, estimasi biaya perbaikan
didasarkan pada nilai yang diharapkan (expected value) = (80% x 0) + (15% x Rp
100.000.000) + (5% x Rp 500.000.000) = Rp 40.000.000
Entitas mengakui garansi tersebut.
Beban garansi Rp 40.000.000
Utang garansi Rp 40.000.000
8
Nilai Kini
Jika dampak nilai waktu dari uang cukup material, maka jumlah provisi adalah
nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.
Tingkat diskonto adalah adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu dari uang dan risiko yang terkait dengan
liabilitas yang bersangkutan. Tingkat diskonto tidak boleh mencerminkan risiko yang
sudah diperhitungkan dalam estimasi arus kas masa depan.
Peristiwa Masa Depan
Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti objektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi.
Sebagai contoh, entitas berkeyakinan bahwa biaya pembersihan suatu lokasi pabrik
pada akhir masa manfaat pabrik tersebut akan dapat ditekan melalui teknologi yang
berkembang di masa depan. Jumlah biaya yang diakui mencerminkan pendapat ahli
yang objektif dan mempunyai kualifikasi teknis dengan mempertimbangkan bukti yang
ada, mengenai teknologi yang akan tersedia pada saat pembersihan.
Rencana Pelepasan Aset
Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh
dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi.
Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak diperhitungkan
dalam menghitung provisi walaupun rencana pelepasan asset tersebut terkait erat
dengan peristiwa yang menyebabkan timbulnya provisi. Sebaliknya, entitas mengakui
keuntungan pelepasan asset tersebut pada saat yang ditentukan oleh PSAK yang terkait
dengan aset tersebut.
9
2.5 PENGGANTIAN
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh
pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti akan diterima jika entitas menyelesaikan kewajiban. Penggantian
tersebut diakui sebagai asset yang terpisah. Jumlah yang diakui sebagai penggantian
tidak boleh melebihi nilai provisi.
Dalam peraturan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, beban yang terkait
dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai
penggantiannya.
Kadang kala, terdapat pihak lain yang bersedia untuk menanggung sebagian atau
seluruh pengeluaran yang menyelesaikan provisi (sebagai contoh, kontrak asuransi atau
garansi pemasok). Pihak tersebut dapat mengganti jumlah yang telah dibayarkan oleh
entitas atau langsung membayarkan jumlah tersebut.
Pada umumnya, entitas akan tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh
jumlah yang menjadi kewajibannya jika pihak ketiga tidak membayar dengan alasan
apapun. Dalam hal ini, entitas mengakui provisi sejumlah seluruh liabilitas dan
mengakui penggantian yang diharapkan dari pihak ketiga sebagai asset yang terpisah
ketika sudah dapat dipastikan bahwa penggantian tersebut akan diterima entitas pada
saat entitas menyelesaikan liabilitas.
Dalam beberapa kasus, jika pihak ketiga gagal membayar, maka entitas tidak
mempunyai kewajiban untuk mengganti biaya yang menjadi kewajiban pihak ketiga
tersebut. Dalam hal itu entitas tidak mengakui biaya tersebut sebagai provisi.
2.6 PERUBAHAN PROVISI
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencermikan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk
10
menyeselesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.
Jika provisi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan meningkat setiap periode untuk
mencermikan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman.
2.7 PENGGUNAAN PROVISI
Provivi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung
dengan tujuan pembentukan provisi. Membebankan pengeluaran untuk mengurangi
provisi yang semula diakui untuk tujuan lain akan menghilangkan pengaruh dari dua
peristiwa yang berbeda.
2.8 PENERAPAN ATURAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Kerugian Operasi Masa Depan
Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa depan. Kerugian operasi
masa depan depan tidak memenuhi definisi liabilitas dan criteria pengakuan umum bagi
provisi. Perkiraan akan terjadinya kerugian operasi masa depan merupakan indikasi
bahwa aset tertentu dalam suatu operasi mungkin mengalami penurunan nilai. Entitas
menguji adanya penurunan nilai aset seuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
Kontrak Memberatkan
Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini
menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi. Banyak kontrak dapat
dibatalkan tanpa membayar kompensasi atau denda kepada pihak lain sehingga tidak
ada kewajiban, sebagai contoh pesanan pembelian yang sifatnya rutin. Kontrak lain
mengatur hak dan kewajiban setiap pihak dalam kontrak. Jika terjadi peristiwa yang
mengakibatkan kontrak tersebut memberatkan, maka kontrak tersebut masuk dalam
lingkup pernyataan ini dan terdapat liabilitas yang diakui. Kontrak eksekutori yang
tidak memberatkan berada di luar lingkup pernyataan ini.
11
Restrukturisasi
Berikut ini contoh peristiwa yang dapat digolongkan sebagai restrukturisasi:
a) Penjualan atau penghentian suatu lini usaha
b) Penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau regional, atau relokasi kegiatan
usaha ke negara atau kawasan regional lain.
c) Perubahan dalam struktur manajemen, sebagai contoh menghilangkan suatu lapis
manajemen.
d) Reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifikan terhadap karakteristik dan
focus operasi entitas.
Kewjiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya jika
persyaratan berikut dipenuhi:
a) Entitas memiliki rencana rencana formal yang rinci untuk restrukturisasi dengan
mengidentifikasi, sekurang-kurangnya:
(i) Usaha atau bagian usaha yang terlibat.
(ii) Lokasi utama yang terpengaruhi.
(iii) Lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah pegawai yang akan menerima
kompensasi karena memutuskan hubungan kerja.
(iv) Pengeluaran yang akan terjadi.
(v) Waktu implementasi rencana tersebut.
b) Entitas menciptakan perkiraan yang valid kepada pihak-pihak yang terkena dampak
restrukturisasi bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi dengan memulai
implementasi rencana tersebut atau mengumumkan pokok-pokok rencana.
Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluran langsung yang timbul dari
restrukturisasi, yaitu memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
a) Benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi.
12
b) Tidak terikat dengan aktivitas entitas yang masih berlangsung.
2.9 PENGUNGKAPAN
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan:
a) Nilai tercatat pada awal dan akhir periode.
b) Provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan
jumlah provisi yang ada.
c) Jumlah yang digunakan, (yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi)
selama periode bersangkutan.
d) Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan.
e) Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul
karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Informasi komparatif tidak disyaratkan.
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan:
a) Uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar
manfaat ekonomik terjadi.
b) Indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut. Jika
diperlukan dalam penyediaan informasi yang memadai, maka entitas
mengungkapkan asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan.
c) Jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset
apapun yang telah diakui untuk estimasi pengantian tersebut.
Kecuali kemungkinan arus keluar dalam penyelesaian adalah kecil, entitas
mengungkapkan untuk setiap jenis liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan,
uraian singkat mengenai karakteristik liabilitas kontinjensi dan, jika praktis:
a) Estimasi dari dampak keuangannya yang diukur sesuai dengan prinsip yang berlaku
bagi provisi.
13
b) Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus keluar
sumber daya.
c) Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.
2.10 KETENTUAN TRANSISI
Dampak diterapkannnya pernyataan ini pada tanggal efektifnya (atau lebih awal)
dilaporkan sebagai penyesuaian saldo laba awal pada periode pernyataan ini pertama
kali diterapkan. Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk menyesuaikan saldo
laba awal dari periode sajian paling dini dan menyajikan kembali informasi komperatif.
Jika informasi komparatif tesebut tidak disajikan kembali, maka fakta tersebut
diungkapkan.
2.11 CONTOH PENGAKUAN
Contoh 1: Garansi
Pada saat penjualan, produsen memberikan garansi produk kepada pembeli
produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen menjamin akan memperbaiki atau
mengganti produk dalam jangka waktu tiga tahun sejak tanggal penjualannya
menampakkan cacat. Berdasarkan pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar
bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang diberikan.
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat.
Peristiwa yang mengikat adalah penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya
menimbulkan kewajiban hokum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik dalam rangka
penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber
daya) akan terjadi bagi jaminan secara keseluruhan.
14
Simpulan. Entitas mengakui provisi sebesar estimasi terbaik biaya perbaikan
dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan dalam rangka menjamin produk
yang dijual sebelum akhir periode pelaporan.
Contoh 2: Kontrak Memberatkan
Entitas mengoprasikan suatu pabrik yang menguntungkan, disewa berdasarkan
perjanjian sewa operasi. Selama bulan Desember 20X0 entitas memindahkan
operasinya ke pabrik baru. Kontrak sewa pabrik lama masih akan berlaku selama empat
tahun ke depan. Kontrak tersebut tidak dapat dibatalkan dan tidak dapat disewakan
kembali ke pihak ketiga.
Kewajiban masa kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang
mengikat. Peristiwa yang mengikat adalah penandatanganan kontrak sewa, yang
selanjutnya menimbulkan kewajiban hukum.
Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik dalam rangka
penyeselasian kewajiban ketika kontrak sewa menjadi suatu hal yang memberatkan
entitas, timbul kemungkinan besar bahwa entitas akan mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomik.
Simpulan. Entitas mengakui provisi sebesar estimasi terbaik atas pembayaran sewa
yang tidak dapat dihindari.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Provisi diakui jika:
a) Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu.
b) Kemungkinan besar penyelesian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik.
c) Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban yang tersebut dapat dibuat.
Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi. Keberadaannya hanya
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan arus
keluar sumber daya kecil. Bagian dari liabilitas kontinjensi, kemungkinan besar terjadi
dan dapat di estimasi dengan andal, akan diakui sebagai provisi.
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi. Aset kontinjensi timbul
dari peristiwa yang tidak terencana yang menimbulkan kemungkinan arus masuk
manfaat ekonomis bagi entitas, misalnya kemungkinan klaim yang diperoleh karena
proses hukum.
3.2 SARAN
Demikian makalah ini kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih memiliki banyak kesalahan serta kekeliruan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan
perbaikan dikemudian hari. Sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan terima
kasih.
16
DAFTAR ISTILAH
Aset Kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak tidak terjadinya suatu atau lebih
suatu peristiwa dimasa depan yang tidak sepenuhnya terjadi dalam kendali entitias.
Kewajiban Hukum adalah kewajiban yang timbul dari:
a) Suatu kontrak (secara eksplisit atau implisit).
b) Peraturan perundang-undangan.
c) Pelaksaaan produk hukum lainnya.
Kewajiban kontruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas di dalam hal ini:
a) Berdasarkan praktik baku masa lalu, kewajiban yang telah di publikasi, atau
pernyataan baru yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak
lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu.
b) Akibatnya, entitas telah menciptakan perkiraan valid kepada pihak lain bahwa entitas
akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Kontrak Memberatkan adalah kontrak dengan biaya yang tidak terhindar untuk memenuhi
kotraknya melebihi manfaat ekonomik yang akan diterima dari kontrak tersebut.
Liabilitas adalah kewajiban kini entitas, timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomik.
17
Liabilitas Kontinjensi adalah:
a) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaanya menjadi
pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
b) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
1) Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomik (selanjutnya disebut “sumber daya”) untuk
melaksanakan kewajibannya.
2) Jumlah kewajiban tersebut tidak bisa diukur secara andal.
Peristiwa Yang Mengikat adalah peristiwa yang menimbulkan kewajiban hukum atau
kewajiban konstruktif yang mengakibatkan entitas tidak memiliki alternatif lain kecuali
menyelesaikan kewajiban tersebut.
Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti.
Restukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen dan
secaramaterial mengubah:
a) Lingkup kegiatan usaha entitas
b) Cara mengelola usaha
18
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2018. PSAK No. 57 Tentang Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, Dan Aset Kontinjensi.
Juan, Ng Eng dan Ersa Tri Wahyuni. 2012. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Martiani, Dwi, dkk. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.

More Related Content

What's hot

Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasireidjen raden
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioJudianto Nugroho
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 

What's hot (20)

Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 

Similar to PROVISI DAN LIABILITAS KONTINJENSI

review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf
PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdfPSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf
PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdfssuser05dbfe
 
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-Sri Apriyanti Husain
 
Psak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensi
Psak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensiPsak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensi
Psak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensiManzts98
 
Liabilities & Equity
Liabilities & EquityLiabilities & Equity
Liabilities & EquityIndra Yu
 
PPT TUGAS PSAK IFRS.pptx
PPT TUGAS PSAK IFRS.pptxPPT TUGAS PSAK IFRS.pptx
PPT TUGAS PSAK IFRS.pptxJeniferChandra2
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasRose Meea
 
Pertemuan 11_Biaya Kelompok 5 (11).pptx
Pertemuan 11_Biaya Kelompok 5  (11).pptxPertemuan 11_Biaya Kelompok 5  (11).pptx
Pertemuan 11_Biaya Kelompok 5 (11).pptxRiaMennita
 
Norma Selestia-43222120010-TM06.docx
Norma Selestia-43222120010-TM06.docxNorma Selestia-43222120010-TM06.docx
Norma Selestia-43222120010-TM06.docxNormaSelestia
 
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdfdokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdfRiniMusada1
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Hutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptx
Hutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptxHutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptx
Hutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptxmbakkiki1
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracazufrizal se
 
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMeet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMasnaAbdulBaqi
 

Similar to PROVISI DAN LIABILITAS KONTINJENSI (20)

Kewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitasKewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitas
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf
PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdfPSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf
PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf
 
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
Psak 57-provisi-liabilitas-kontijensi-dan-aset-kontijensi-
 
Psak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensi
Psak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensiPsak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensi
Psak57provisiliabilitaskontijensidanasetkontijensi
 
Liabilities & Equity
Liabilities & EquityLiabilities & Equity
Liabilities & Equity
 
Teori Akuntansi - Liabilities
Teori Akuntansi - LiabilitiesTeori Akuntansi - Liabilities
Teori Akuntansi - Liabilities
 
Ch 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutangCh 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutang
 
PPT TUGAS PSAK IFRS.pptx
PPT TUGAS PSAK IFRS.pptxPPT TUGAS PSAK IFRS.pptx
PPT TUGAS PSAK IFRS.pptx
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
 
Pertemuan 11_Biaya Kelompok 5 (11).pptx
Pertemuan 11_Biaya Kelompok 5  (11).pptxPertemuan 11_Biaya Kelompok 5  (11).pptx
Pertemuan 11_Biaya Kelompok 5 (11).pptx
 
Norma Selestia-43222120010-TM06.docx
Norma Selestia-43222120010-TM06.docxNorma Selestia-43222120010-TM06.docx
Norma Selestia-43222120010-TM06.docx
 
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdfdokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Hutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptx
Hutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptxHutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptx
Hutang dan Modal dalam Akuntansi Dasar.pptx
 
Kewajiban / Hutang Lancar
Kewajiban / Hutang LancarKewajiban / Hutang Lancar
Kewajiban / Hutang Lancar
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neraca
 
PPT KONTIJENSI.pptx
PPT KONTIJENSI.pptxPPT KONTIJENSI.pptx
PPT KONTIJENSI.pptx
 
Rangkuman piutang
Rangkuman piutangRangkuman piutang
Rangkuman piutang
 
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdfMeet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
Meet 1-Current Liabilities-DYP (1).pdf
 

More from widya adhy

Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transferwidya adhy
 
Analisis risiko total
Analisis risiko totalAnalisis risiko total
Analisis risiko totalwidya adhy
 
Akuntansi manajerial & Lingkungan Bisnis
Akuntansi manajerial & Lingkungan BisnisAkuntansi manajerial & Lingkungan Bisnis
Akuntansi manajerial & Lingkungan Bisniswidya adhy
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihwidya adhy
 
Anggaran Biaya
Anggaran BiayaAnggaran Biaya
Anggaran Biayawidya adhy
 
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi MasyarakatPengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi Masyarakatwidya adhy
 
Perekonomian sebelum orde baru
Perekonomian sebelum orde baruPerekonomian sebelum orde baru
Perekonomian sebelum orde baruwidya adhy
 

More from widya adhy (7)

Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Analisis risiko total
Analisis risiko totalAnalisis risiko total
Analisis risiko total
 
Akuntansi manajerial & Lingkungan Bisnis
Akuntansi manajerial & Lingkungan BisnisAkuntansi manajerial & Lingkungan Bisnis
Akuntansi manajerial & Lingkungan Bisnis
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabih
 
Anggaran Biaya
Anggaran BiayaAnggaran Biaya
Anggaran Biaya
 
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi MasyarakatPengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
 
Perekonomian sebelum orde baru
Perekonomian sebelum orde baruPerekonomian sebelum orde baru
Perekonomian sebelum orde baru
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

PROVISI DAN LIABILITAS KONTINJENSI

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas kontinjensi dan asset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian, pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. 1.2 RUANG LINGKUP Pernyataan ini diterapkan oleh seluruh entitas dalam akuntansi untuk provisi, liabilitas kontinjensi, dan asset kontinjensi, kecuali: a) Yang timbul dari kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat memberatkan. b) Dikosongkan. c) Hal-hal yang menyangkut pernyataan lain.
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 PROVISI DAN LIABILITAS LAIN Provisi dapat dibedakan dari liabilitas lain, seperti utang usaha dan akrual, karena pada provisi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang dikeluarkan di masa depan untuk untuk menyelesaikan provisi tersebut. Akrual sering dilaporkan sebagai bagian dari utang usaha atau utang lain, sedangkan provisi dilaporkan secara terpisah. 2.2 HUBUNGAN ANTARA PROVISI DAN LIABILITAS KONTINJENSI Secara umum, seluruh provisi bersifat kontinjensi karena tidak pasti dalam waktu atau jumlah. Akan tetapi, pada pernyataan ini istilah kontinjensi digunakan untuk liabilitas dan aset yang tidak diakui karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti dimasa depan dan tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. Sebagai tambahan, liabilitas kontinjensi digunakan untuk liabilitas yang tidak memenuhi kriteria pengakuan. Pernyataan ini membedakan berbagai istilah berikut: a) Provisi yang diakui sebagai liabilitas (dengan asumsi dapat dibuat estimasi yang andal) karena provisi tersebut merupakan kewajiban masa kini dan kemungkinan besar (probable) mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. b) Liabilitas kontinjensi tidak diakui sebagai liabilitas karena liabilitas kontinjensi tersebut merupakan salah satu dari berikut ini: 1) Kewajiban potensial karena belum pasti apakah entitas entitas memiliki kewajiban kini yang menimbulkan arus keluar sumber daya yang menggandung manfaat ekonomik.
  • 3. 3 2) Kewajiban kini yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam peryataan ini (karena tidak besar kemungkinan (not probable) bahwa penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik atau karena estimasi memadai yang andal mengenai jumlah kewajiban tidak dapat dibuat). 2.3 PENGAKUAN Provisi Provisi diakui jika: a) Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu. b) Kemungkinan besar penyelesian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik. c) Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban yang tersebut dapat dibuat. Kewajiban Kini Dalam peristiwa yang jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara jelas apakah terdapat kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan kewajiban kini jika, setelah mempertimbangkan seluruh bukti yang tersedia, terdapat kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini muncul pada akhir periode pelaporan. Dasar bukti-bukti tersebut antara lain: a) Jika kemungkinan lebih besar dari pada tidak terjadi bahwa kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan provisi terpenuhi). b) Jika kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas mengungkapkan liabilitas
  • 4. 4 kontinjensi. Pengungkapan tidak diperlukan jika arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik kemungkinan kecilnya. Peristiwa Masa Lalu Peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban kini disebut peristiwa mengikat. Dalam peristiwa yang mengikat, entitas tidak mempunyai alternatif realitis selain menyelesaikan kewajiban yang timbul dari peristiwa tersebut. Ini akan terjadi hanya jika: a) Penyelesaian kewajiban dilaksanakan oleh hukum. b) Dalam kasus kewajiban konstruktif, suatu peristiwa (mungkin berupa tindakan entitas) menciptakan ekspektasi yang valid pada pihak lain bahwa entitas akan bertanggung jawab terhadap kewajiban tersebut. Provisi diakui hanya untuk kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas di masa depan (yaitu tindakan bisnis entitas di masa depan). Contoh kewajiban ini adalah denda atau biaya pemulihan pencemaran. Kemungkinan Besar Arus Keluar Sumber Daya yang Mengandung Manfaat Ekonomik Dalam pernyataan ini, arus keluar sumber daya atau terjadinya suatu peristiwa dianggap sebagai suatu “kemungkinan besar” jika kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut lebih besar dari pada kemungkinan tidak terjadinya. Jika tidak terdapat kemungkinan besar bahwa kewajiban kini telah ada, maka entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi. Pengungkapan tersebut tidak perlu dilakukan jika arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik kemungkinannya kecil. Estimasi Andal atas Kewajiban
  • 5. 5 Penggunaan estimasi merupakan bagian mendasar dalam penyusunan laporan keuangan dan tidak mengurangi keandalan laporan keuangan tersebut. Hal ini tampak jelas pada provisi karena sifatnya mengandung ketidakpastian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebagian besar pos lainnya dalam laporan posisi keuangan. Kecuali dalam kasus yang sangat jarang terjadi, entitas akan mampu menetapkan suatu kisaran hasil yang mungkin (a range of possible outcomes), sehingga entitas dapat membuat estimasi kewajiban yang cukup andal untuk menjadi dasar pangakuan provisi. Dalan kasus yang sangat jarang terjadi, ketika estimasi yang andal tidak dapat dibuat, liabilitas yang ada tidak dapat diakui. Liabilitas tersebut diungkapkan sebagai liabilitas kontinjensi. Liabilitas Kontinjensi Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi. Artinya liabilitas kontinjensi tidak pernah diakui dalam laporan posisi keuangan. Keberadaannya hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil, maka liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan. Jika liabilitas kontinjensi terkait dengan tanggung jawab masing-masing atau bersama-sama dengan pihak lain (tanggung renteng), bagian kewajiban yang diharapkan akan dipenuhi oleh pihak lain diberlakukan sebagai liabilitas kontinjensi. Bagian dari liabilitas kontinjensi, kemungkinan besar terjadi dan dapat di estimasi dengan andal, akan diakui sebagai provisi. Liabilitas kontinjensi dapat berubah dari perkiraan semula. Untuk itu, liabilitas kontinjensi perlu dikaji ulang untuk menentukan kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah sehingga menjadi kemungkinan terjadinya besar, dapat berubah menjadi provisi jika dapat diukur dengan andal. Namun, jika kemungkinan terjadinya semakin kecil maka liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan.
  • 6. 6 Aset Kontinjensi Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi. Aset kontinjensi timbul dari peristiwa yang tidak terencana yang menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat ekonomis bagi entitas, misalnya kemungkinan klaim yang diperoleh karena proses hukum. Pengakuan aset kontinjensi tidak diperkanankan, agar tidak menimbulkan pengakuan penghasilan yang tidak pernah direalisasi. Jika sudah dapat dipastikan akan langsung diakui sebagai aset. Aset kontinjensi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat ekonomik akan diperoleh. 2.4 PENGUKURAN Estimasi Terbaik Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara rasional akan dibayar etintas untuk menyelesaikan kewajibannya atau untuk mengalihkan kewajibannya, merupakan estimasi terbaik atas pengeluaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban kinipada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian dari jumlah yang akan diakui sebagai provisi dapat di nilai dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi yang ada. Jika provisi yang sedang diukur menyangkut populasi yang terdiri dari sejumlah besar unsur, maka kewajiban ditentukan dengan menimbang berbagai kemungkinan hasil berdasarkan probabilitas terkait. Metode estimasi statistik ini dikenal sebagai metode “nilai yang diharapkan” (expected value).
  • 7. 7 Risiko dan Kertidakpastian Dalam menentukan estimasi terbaik suatu provisi, entitas mempertimbangkan berbagai risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan keadaan. Risiko menimbulkan hasil yang bervariasi. Penetapan risiko dapat menyebabkan kenaikan nilai liabilitas yang diukur. Jika terdapat unsur ketidakpastian, maka entitas perlu berhati-hati sehingga pendapatan atau aset tidak menjadi terlalu besar dan beban atau liabilitas tidak menjadi terlalu kecil. Entitas harus berhati-hati dan mengindari duplikasi perhitungan risiko dan ketidakpastian yang berakibat pada provisi disajikan terlalu besar. Pengungkapan mengenai ketidakpastian dari jumlah pengeluaran. Contoh: Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama 1 tahun dari tanggal penjualan. Jika kerusakan terdeteksi cacat ringan biaya perbaikan atas seluruh produk yang terjual Rp 100.000.000, jika cacat berat biaya yang dikerluarkan Rp 500.000.000. Pengalaman entitas di masa lalu memberikan indikasi dalam tahun mendatang kemungkinan 80% produk terjual tanpa cacat, 15% cacat ringan, dan 5% cacat berat. Berdasarkan pengalaman masa lalu tersebut, estimasi biaya perbaikan didasarkan pada nilai yang diharapkan (expected value) = (80% x 0) + (15% x Rp 100.000.000) + (5% x Rp 500.000.000) = Rp 40.000.000 Entitas mengakui garansi tersebut. Beban garansi Rp 40.000.000 Utang garansi Rp 40.000.000
  • 8. 8 Nilai Kini Jika dampak nilai waktu dari uang cukup material, maka jumlah provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. Tingkat diskonto adalah adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu dari uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas yang bersangkutan. Tingkat diskonto tidak boleh mencerminkan risiko yang sudah diperhitungkan dalam estimasi arus kas masa depan. Peristiwa Masa Depan Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti objektif bahwa peristiwa itu akan terjadi. Sebagai contoh, entitas berkeyakinan bahwa biaya pembersihan suatu lokasi pabrik pada akhir masa manfaat pabrik tersebut akan dapat ditekan melalui teknologi yang berkembang di masa depan. Jumlah biaya yang diakui mencerminkan pendapat ahli yang objektif dan mempunyai kualifikasi teknis dengan mempertimbangkan bukti yang ada, mengenai teknologi yang akan tersedia pada saat pembersihan. Rencana Pelepasan Aset Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi. Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak diperhitungkan dalam menghitung provisi walaupun rencana pelepasan asset tersebut terkait erat dengan peristiwa yang menyebabkan timbulnya provisi. Sebaliknya, entitas mengakui keuntungan pelepasan asset tersebut pada saat yang ditentukan oleh PSAK yang terkait dengan aset tersebut.
  • 9. 9 2.5 PENGGANTIAN Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti akan diterima jika entitas menyelesaikan kewajiban. Penggantian tersebut diakui sebagai asset yang terpisah. Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi. Dalam peraturan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, beban yang terkait dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya. Kadang kala, terdapat pihak lain yang bersedia untuk menanggung sebagian atau seluruh pengeluaran yang menyelesaikan provisi (sebagai contoh, kontrak asuransi atau garansi pemasok). Pihak tersebut dapat mengganti jumlah yang telah dibayarkan oleh entitas atau langsung membayarkan jumlah tersebut. Pada umumnya, entitas akan tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh jumlah yang menjadi kewajibannya jika pihak ketiga tidak membayar dengan alasan apapun. Dalam hal ini, entitas mengakui provisi sejumlah seluruh liabilitas dan mengakui penggantian yang diharapkan dari pihak ketiga sebagai asset yang terpisah ketika sudah dapat dipastikan bahwa penggantian tersebut akan diterima entitas pada saat entitas menyelesaikan liabilitas. Dalam beberapa kasus, jika pihak ketiga gagal membayar, maka entitas tidak mempunyai kewajiban untuk mengganti biaya yang menjadi kewajiban pihak ketiga tersebut. Dalam hal itu entitas tidak mengakui biaya tersebut sebagai provisi. 2.6 PERUBAHAN PROVISI Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencermikan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk
  • 10. 10 menyeselesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Jika provisi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan meningkat setiap periode untuk mencermikan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman. 2.7 PENGGUNAAN PROVISI Provivi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi. Membebankan pengeluaran untuk mengurangi provisi yang semula diakui untuk tujuan lain akan menghilangkan pengaruh dari dua peristiwa yang berbeda. 2.8 PENERAPAN ATURAN PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Kerugian Operasi Masa Depan Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa depan. Kerugian operasi masa depan depan tidak memenuhi definisi liabilitas dan criteria pengakuan umum bagi provisi. Perkiraan akan terjadinya kerugian operasi masa depan merupakan indikasi bahwa aset tertentu dalam suatu operasi mungkin mengalami penurunan nilai. Entitas menguji adanya penurunan nilai aset seuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Kontrak Memberatkan Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi. Banyak kontrak dapat dibatalkan tanpa membayar kompensasi atau denda kepada pihak lain sehingga tidak ada kewajiban, sebagai contoh pesanan pembelian yang sifatnya rutin. Kontrak lain mengatur hak dan kewajiban setiap pihak dalam kontrak. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kontrak tersebut memberatkan, maka kontrak tersebut masuk dalam lingkup pernyataan ini dan terdapat liabilitas yang diakui. Kontrak eksekutori yang tidak memberatkan berada di luar lingkup pernyataan ini.
  • 11. 11 Restrukturisasi Berikut ini contoh peristiwa yang dapat digolongkan sebagai restrukturisasi: a) Penjualan atau penghentian suatu lini usaha b) Penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau regional, atau relokasi kegiatan usaha ke negara atau kawasan regional lain. c) Perubahan dalam struktur manajemen, sebagai contoh menghilangkan suatu lapis manajemen. d) Reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifikan terhadap karakteristik dan focus operasi entitas. Kewjiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya jika persyaratan berikut dipenuhi: a) Entitas memiliki rencana rencana formal yang rinci untuk restrukturisasi dengan mengidentifikasi, sekurang-kurangnya: (i) Usaha atau bagian usaha yang terlibat. (ii) Lokasi utama yang terpengaruhi. (iii) Lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah pegawai yang akan menerima kompensasi karena memutuskan hubungan kerja. (iv) Pengeluaran yang akan terjadi. (v) Waktu implementasi rencana tersebut. b) Entitas menciptakan perkiraan yang valid kepada pihak-pihak yang terkena dampak restrukturisasi bahwa entitas akan melaksanakan restrukturisasi dengan memulai implementasi rencana tersebut atau mengumumkan pokok-pokok rencana. Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluran langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu memenuhi kedua persyaratan berikut ini: a) Benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi.
  • 12. 12 b) Tidak terikat dengan aktivitas entitas yang masih berlangsung. 2.9 PENGUNGKAPAN Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan: a) Nilai tercatat pada awal dan akhir periode. b) Provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah provisi yang ada. c) Jumlah yang digunakan, (yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi) selama periode bersangkutan. d) Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan. e) Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto. Informasi komparatif tidak disyaratkan. Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan: a) Uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar manfaat ekonomik terjadi. b) Indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut. Jika diperlukan dalam penyediaan informasi yang memadai, maka entitas mengungkapkan asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan. c) Jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset apapun yang telah diakui untuk estimasi pengantian tersebut. Kecuali kemungkinan arus keluar dalam penyelesaian adalah kecil, entitas mengungkapkan untuk setiap jenis liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan, uraian singkat mengenai karakteristik liabilitas kontinjensi dan, jika praktis: a) Estimasi dari dampak keuangannya yang diukur sesuai dengan prinsip yang berlaku bagi provisi.
  • 13. 13 b) Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus keluar sumber daya. c) Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga. 2.10 KETENTUAN TRANSISI Dampak diterapkannnya pernyataan ini pada tanggal efektifnya (atau lebih awal) dilaporkan sebagai penyesuaian saldo laba awal pada periode pernyataan ini pertama kali diterapkan. Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk menyesuaikan saldo laba awal dari periode sajian paling dini dan menyajikan kembali informasi komperatif. Jika informasi komparatif tesebut tidak disajikan kembali, maka fakta tersebut diungkapkan. 2.11 CONTOH PENGAKUAN Contoh 1: Garansi Pada saat penjualan, produsen memberikan garansi produk kepada pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan, produsen menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk dalam jangka waktu tiga tahun sejak tanggal penjualannya menampakkan cacat. Berdasarkan pengalaman masa lalu, terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang diberikan. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat. Peristiwa yang mengikat adalah penjualan produk dengan jaminan, yang selanjutnya menimbulkan kewajiban hokum. Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik dalam rangka penyelesaian kewajiban. Terdapat kemungkinan besar bahwa hal ini (keluarnya sumber daya) akan terjadi bagi jaminan secara keseluruhan.
  • 14. 14 Simpulan. Entitas mengakui provisi sebesar estimasi terbaik biaya perbaikan dan/atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan dalam rangka menjamin produk yang dijual sebelum akhir periode pelaporan. Contoh 2: Kontrak Memberatkan Entitas mengoprasikan suatu pabrik yang menguntungkan, disewa berdasarkan perjanjian sewa operasi. Selama bulan Desember 20X0 entitas memindahkan operasinya ke pabrik baru. Kontrak sewa pabrik lama masih akan berlaku selama empat tahun ke depan. Kontrak tersebut tidak dapat dibatalkan dan tidak dapat disewakan kembali ke pihak ketiga. Kewajiban masa kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu yang mengikat. Peristiwa yang mengikat adalah penandatanganan kontrak sewa, yang selanjutnya menimbulkan kewajiban hukum. Keluarnya sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik dalam rangka penyeselasian kewajiban ketika kontrak sewa menjadi suatu hal yang memberatkan entitas, timbul kemungkinan besar bahwa entitas akan mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik. Simpulan. Entitas mengakui provisi sebesar estimasi terbaik atas pembayaran sewa yang tidak dapat dihindari.
  • 15. 15 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Provisi diakui jika: a) Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu. b) Kemungkinan besar penyelesian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik. c) Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban yang tersebut dapat dibuat. Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi. Keberadaannya hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Bagian dari liabilitas kontinjensi, kemungkinan besar terjadi dan dapat di estimasi dengan andal, akan diakui sebagai provisi. Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi. Aset kontinjensi timbul dari peristiwa yang tidak terencana yang menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat ekonomis bagi entitas, misalnya kemungkinan klaim yang diperoleh karena proses hukum. 3.2 SARAN Demikian makalah ini kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kesalahan serta kekeliruan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari. Sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan terima kasih.
  • 16. 16 DAFTAR ISTILAH Aset Kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak tidak terjadinya suatu atau lebih suatu peristiwa dimasa depan yang tidak sepenuhnya terjadi dalam kendali entitias. Kewajiban Hukum adalah kewajiban yang timbul dari: a) Suatu kontrak (secara eksplisit atau implisit). b) Peraturan perundang-undangan. c) Pelaksaaan produk hukum lainnya. Kewajiban kontruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas di dalam hal ini: a) Berdasarkan praktik baku masa lalu, kewajiban yang telah di publikasi, atau pernyataan baru yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu. b) Akibatnya, entitas telah menciptakan perkiraan valid kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut. Kontrak Memberatkan adalah kontrak dengan biaya yang tidak terhindar untuk memenuhi kotraknya melebihi manfaat ekonomik yang akan diterima dari kontrak tersebut. Liabilitas adalah kewajiban kini entitas, timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik.
  • 17. 17 Liabilitas Kontinjensi adalah: a) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaanya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. b) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: 1) Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik (selanjutnya disebut “sumber daya”) untuk melaksanakan kewajibannya. 2) Jumlah kewajiban tersebut tidak bisa diukur secara andal. Peristiwa Yang Mengikat adalah peristiwa yang menimbulkan kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif yang mengakibatkan entitas tidak memiliki alternatif lain kecuali menyelesaikan kewajiban tersebut. Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Restukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen dan secaramaterial mengubah: a) Lingkup kegiatan usaha entitas b) Cara mengelola usaha
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2018. PSAK No. 57 Tentang Provisi, Liabilitas Kontinjensi, Dan Aset Kontinjensi. Juan, Ng Eng dan Ersa Tri Wahyuni. 2012. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Martiani, Dwi, dkk. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.