2. PENDAHULUAN
Pe persentase populasi lansia pe masalh kesehatan
yg berhubungan dgn warga lansia.
Proses menua berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh
masalah kesehatan terjadi dlm 1 waktu pd satu individu
lansia.
Selain itu, kondisi akut suatu penyakit menguras
cadangan faali berbagai organ tubuh yang memang sudah
berkurang menurunkan status fungsional (kemandirian)
seorang lansia.
Pada keadaan yang berat, mereka terpaksa harus berbaring
di tempat tidur atau duduk di kursi roda, tidak dapat bergerak
kecuali dengan bantuan orang lain menimbulkan
komplikasi sistemik mengantarkan pasien lansia pada
kondisi terminal dan kematian terutama jika dibiarkam tanpa
perawatan yang baik dan benar sesuai prosedur medis.
4. EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, tahun 2005 ditemukan 8,4% lansia
yang dirawat di ruang gawat geriatri mengalami
imobilisasi (Divisi Geriatri Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI-RSCM).
5. PENYEBAB
Berbagai faktor baik fisik, psikologis, dan
lingkungan dapat menyebabkan imobilisasi pada
pasien usia lanjut.
Beberapa penyebab utama imbolisasi adalah
adanya rasa nyeri, lemah, kekuatan otot,
ketidakseimbangan, dan masalah psikologis
6. PENYEBAB (CONT’D…)
Penyakit Parkinson, artritis reumatoid, gout, dan
obat-obatan antipsikotik seperti haloperidol juga
dapat menyebabkan kekakuan.
Rasa nyeri, baik dari tulang (osteoporosis,
osteomalasia, Paget’s disease, metastase kanker
tulang, trauma), sendi (osteoartritis, artritis
reumatoid, gout), otot (polimalgia,
pseudoclaudication) atau masalah pada kaki dapat
menyebabkan imobilisasi
7. PENYEBAB (CONT’D…)
Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada
demensia dan gangguan fungsi mental seperti
pada depresi
Kekhawatiran keluarga yang berlebihan atau
kemalasan petugas kesehatan dapat pula
menyebabkan orang usia lanjut terus menerus
berbaring di tempat tidur baik di rumah maupun di
rumah sakit.
Efek samping beberapa obat misalnya obat hipnotik
dan sedatif dapat pula menyebabkan gangguan
mobilisasi
8. PERAN PENGKAJIAN PARIPURNA
PASIEN GERIATRI
Anamnesis : riwayat penyakit sekarang, lamanya
mengalami disabilitas, penyakit yang dapat
mempengaruhi kemampuan mobilisasi & obat-obatan
yang dapat menyebabkan imobilisasi
Keluhan nyeri, skrining depresi serta pengkajian
lingkungan, termasuk kunjungan rumah bila perlu,
penting dilakukan.
Pemeriksaan fisik : status kardiopulmonal, pemeriksaan
muskuloskeletal yang mendetail misalnya kekuatan otot
dan gerak sendi, pemeriksaan status neurologis &
pemeriksaan kulit untuk identifikasi ulkus dekubitus.
Status imobilisasi pasien harus selalu dikaji secara
terus–menerus.
9. KOMPLIKASI
Sistem pernafasan : penurunan ventilasi,
atelektasis dan penumonia.
Endokrin dan ginjal : peningkatan diuresis,
natriuresis dan pergeseran cairan ekstraseluler,
intoleransi glukosaa, hiperkalsemia dan kehilangan
kalsium, batu ginjal serta keseimbangan nitrogen
negatif
10. KOMPLIKASI (CONT’D…)
Gastrointestinal : anoreksia, konstipasi dan luka
tekan (ulkus dekubitus).
Sistem saraf pusat : deprivasi sensorik, gangguan
keseimbangan dan koordinasi
11. PENCEGAHAN KOMPLIKASI
Non Farmakologis
Terapi fisik dan latihan jasmani secara teratur
Pada pasien yang mengalami tirah baring total, perubahan
posisi secara teratur dan latihan di tempat tidur
Mobilisasi dini berupa turun dari tempat tidur, berpindah dari
tempat tidur ke kursi dan latihan dapat dilakukan secara
bertahap
12. PENCEGAHAN KOMPLIKASI (CONT’D…)
Pencegahan dekubitus :
Menghilangkan penyebab terjadinya ulkus yaitu bekas
tekanan pada kulit dilakukan perubahan posisi
lateral 300, penggunaan kasur antidekubitus, atau
menggunakan bantal berongga.
Pada pasien dengan kursi roda dapat dilakukan reposisi
tiap jam atau diistirahatkan dari duduk, Melatih
pergerakan dengan memiringkan pasien ke kiri dan ke
kanan serta mencegah terjadinya gesekan juga dapat
mencegah dekubitus.
Pemberian minyak setelah mandi atau mengompol
dapat dilakukan untuk mencegah maserasi
14. PENCEGAHAN KOMPLIKASI (CONT’D…)
Kontrol tekanan darah secara teratur dan
penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah serta mobilisasi dini perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotensi
15. PENCEGAHAN KOMPLIKASI (CONT’D…)
Monitor asupan cairan dan makanan yang
mengandung serat perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya konstipasi. Selain itu juga
perlu dilakukan evaluasi dan pengkajian terhadap
kebiasaan buang air besar pasien.
Pemberian nutrisi yang kuat perlu diperhatikan
untuk mencegah terjadinya melnutrisi pada pasien
imobilisasi
16. PENCEGAHAN KOMPLIKASI (CONT’D…)
Farmakologis
Pencegahan terjadinya trombosis. Pemberian
antikoagulan yaitu Low Dose Heparin (LDH) dan Low
Molecular Weight Heparin (LMWH) merupakan
profilaksis yang aman dan efektif untuk pasien geriatri
dengan imobilisasi namun harus mempertimbangkan
fungsi hati, ginjal, dan interaksi dengan obat lain.