SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Skrining Disfagia
untuk Pasien Stroke Akut
PEMERIKSAAN GUGGING SWALLOWING SCREEN (GUSS)
Referensi
VIT 2
Latar Belakang
GUSS  skrining sederhana yang dapat menentukan tingkat keparahan disfagia
dengan mengevaluasi nutrisi cairan dan noncairan, dimulai dari tekstur
noncairan; suatu metode cepat dan reliabel untuk mengidentifikasi pasien stroke
dengan disfagia dan risiko aspirasi.
Tujuan:
Mengurangi risiko aspirasi seminimal mungkin;
Mengakses tingkatan keparahan disfagia dan risiko aspirasi;
Merekomendasikan diet yang sesuai.
VIT 3
Prosedur Pemeriksaan
Pasien hendaknya duduk di bed setengah duduk minimal 60ᴼ dan dalam kondisi
sadar setidaknya 15 menit.
Pemeriksaan GUSS dibagi 2 bagian: asesmen preliminary (bagian 1, tes menelan
tidak langsung) dan tes menelan langsung (bagian 2), yang terdiri dari 3 subtes.
Keempat subtes harus dikerjakan secara runtun.
Pasien harus dapat menyelesaikan seluruh subtes untuk meraih 5 poin di setiap
subtes. Jika nilai subtes < 5 poin, pemeriksaan dihentikan dan dilanjutkan
rekomendasi diet yang sesuai atau pemeriksaan penunjang berikutnya yaitu
videofluoroscopy atau fiberoptic endoscopy.
Nilai tertinggi: 20  kemampuan menelan normal tanpa risiko aspirasi.
VIT 4
Bagian 1: Tes Menelan Tidak Langsung
Pemeriksaan GUSS diawali dengan menelan ludah. Pasien yang tidak dapat
memproduksi saliva cukup karena mulut kering diberikan saliva spray sebagai
pengganti.
Dilakukan asesmen terhadap kewaspadaan (vigilance), batuk yang disengaja
(voluntary cough), berdehem (throat clearing), dan penelanan saliva (saliva
swallowing).
VIT 5
Bagian 2: Tes menelan Langsung
Subtes Menelan Semipadat
Air destilasi/ aqua (aqua bi) dikentalkan menjadi setengah padat menyerupai konsistensi
pudding. Sepertiga sampai setengah sendok teh diberikan bolus pertama, dilanjutkan sampai
lima kali sendok teh. Pemeriksa mengobservasi pasien di setiap sendok yang diberikan.
Pemeriksaan gagal jika salah satu dari 4 tanda risiko aspirasi ditemukan, yaitu gagal menelan,
batuk, ngiler, perubahan suara.
 pudding, puree, yogurt, madu.
Subtes Menelan Cairan
Diawali dengan 3 mL aqua dalam gelas beaker; pasien diobservasi selama menelan pertama kali
ini. Jika menelan berhasil, subtes dilanjutkan dengan peningkatan volume 5, 10, dan 20 mL aqua
sampai 50 mL. Pasien diminta minum 50 mL tersebut secepatnya.
VIT 6
Part 2: Direct Swallowing Test
Subtes Menelan Padat
Sepotong kecil roti kering diberikan bolus pertama kali dalam subtes ini, diulang sampai lima
kali. Diperlukan waktu 10 detik untuk sepotong kecil bahan padat bolus, termasuk fase preparasi
oral.
VIT 7
Bagian 1: Tes Menelan Tidak Langsung
Ya Tidak
Kewaspadaan
(pasien sadar minimal 15 menit)
1 □ 0 □
Batuk dan atau berdehem
(batuk yang disengaja, atau pasien berdehem dua kali)
1 □ 0 □
Menelan air ludah
• Menelan dengan baik 1 □ 0 □
• Ngiler 0 □ 1 □
• Perubahan suara 0 □ 1 □
Jumlah
1-4: pemeriksaan lebih lanjut
5: tes menelan langsung
VIT 8
Bagian2:TesMenelanLangsung
(Material:aquabi,sendokteh,pengentalmakanan,rotikering)
VIT 9
Pemeriksaan bertahap  1  2  3
Semipadat* Cair** Padat***
Proses menelan
• Tidak dapat menelan 0 □ 0 □ 0 □
• Menelan tertunda
(> 2 detik, bahan padat > 10 detik)
1 □ 1 □ 1 □
• Menelan dengan baik 2 □ 2 □ 2 □
Batuk (tidak disengaja)
(sebelum, selama, dan setelah menelan; sampai 3 menit kemudian)
• Ya 0 □ 0 □ 0 □
• Tidak 1 □ 1 □ 1 □
Ngiler
• Ya 0 □ 0 □ 0 □
• Tidak 1 □ 1 □ 1 □
Perubahan suara
(suara diperhatikan sebelumdan sesudah menelan, kata “oh”)
• Ya 0 □ 0 □ 0 □
• Tidak 1 □ 1 □ 1 □
Jumlah (5) (5) (5)
1-4: pemeriksaan
lebih lanjut
5: lanjut ke “cair”
1-4: pemeriksaan
lebih lanjut
5: lanjut ke “padat”
1-4: pemeriksaan
lebih lanjut
5: NORMAL
Petunjuk Bagian 2: Tes Menelan Langsung
* Pertama berikan ⅓-½ sendok teh air aqua dicampur dengan pengental makanan (konsistensi
menjadi seperti pudding). Bila tidak ada gejala, dilanjutkan 3-5 sendok teh. Asesmen dibuat
setelah 5 sendok teh penuh.
** 3, 5, 10, 20 mL aqua – bila tidak ada gejala dilanjutkan dengan 50 mL aqua (Daniels et al. 2000;
Gottlieb et al. 1996). Dibuat asesmen dan pemeriksaan dihentikan jika diemukan salah satu
kriteria pada subtes.
*** klinis: roti kering; FEES: roti kering yang dilarutkan pada cairan berwarna.
Pemeriksaan penunjang fungsional seperti Videofluoroscopic Evaluation of Swallowing (VFES) ,
Fiberoptic Endoscopic Evalutation of Swallowing (FEES).
VIT 10
Kesimpulan dan Interpretasi
KESIMPULAN
Tes menelan langsung (5)
Tes menelan tidak langsung (15)
Jumlah (20)
VIT 11
Jumlah Kriteria Keparahan Disfagia Risiko Aspirasi
20 Tidak ada disfagia/ disfagia ringan Risiko aspirasi minimal
15-19 Disfagia ringan Risiko rendah terjadi aspirasi
10-14 Disfagia moderat Risiko sedang terjadi aspirasi
0-9 Disfagia berat Risiko tinggi aspirasi
Rekomendasi Diet
VIT 12
Jumlah Kriteria Disfagia dan
Risiko Aspirasi
Rekomendasi Diet
20 Semipadat, cair,
dan tekstur padat
ditelan dengan
baik
Tidak ada disfagia/
disfagia ringan
Risiko aspirasi minimal
• Diet normal
• Cairan regular
• Pertama kali di bawah supervisi terapis dan perawat
stroke yang ahli.
15-19 Tekstur semipadat
dan cair ditelan
dengan baik,
tekstur padat
gagal.
Disfagia ringan dengan
risiko rendah terjadi
aspirasi
• Diet disfagia puree atau makanan lunak
• Tekstur cairan diberikan dengan pelan, sesekali waktu
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut: VFES, FEES
• Rujuk ke terapis bahasa dan bicara
10-14 Tekstur semipadat
ditelan dengan
baik, tekstur cair
gagal
Disfagia moderat
dengan risiko aspirasi
Diet disfagia dimulai dengan:
• Tekstur semipadat seperti makanan bayi dan tambahan
nutrisi parenteral
• Semua tekstur cairan harus “di-semipadat-kan”
• Obat tablet harus dihaluskan dan dicampur dengan cairan
kental
• Tanpa medikasi cairan per os
• Pemeriksaan lebih lanjut untuk asesmen menelan (VFES,
FEES)
• Rujuk ke terapis bahasa dan bicara
0-9 Tes bagian 1 gagal,
atau tekstur
semipadat gagal
Disfagia berat dengan
risiko tinggi aspirasi
• NPO ( non per os, tidak ada nutrisi melalui mulut)
• Pemeriksaan lebih lanjut (VFES, FEES)
• Rujuk ke terapis bahasa dan bicara
Terima kasih, semoga bermanfaat…
VIT 13
VIT 14
VIT 15
VIT 16
VIT 17

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 

Similar to Skrining Disfagia Stroke

MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxmilaintan
 
Anggraini Dengue kirim.pdf
Anggraini Dengue kirim.pdfAnggraini Dengue kirim.pdf
Anggraini Dengue kirim.pdfDianhariyanti1
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptximas78
 
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTAOBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTANindi Yulianti
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017intanwida
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratArgo Dio
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariNona Zesifa
 
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxRidhoIchsan1
 
Jurnal reading.pptx
Jurnal reading.pptxJurnal reading.pptx
Jurnal reading.pptxAdminKenny12
 
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjangAi Aan Ani
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxrida90
 
383 988-1-sm
383 988-1-sm383 988-1-sm
383 988-1-smHaInYoo
 
Referat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu finalReferat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu finalSuzika Dewi
 

Similar to Skrining Disfagia Stroke (20)

Materi iii jan-2013
Materi iii jan-2013Materi iii jan-2013
Materi iii jan-2013
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
 
Anggraini Dengue kirim.pdf
Anggraini Dengue kirim.pdfAnggraini Dengue kirim.pdf
Anggraini Dengue kirim.pdf
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
 
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTAOBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
 
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptx
 
Diare Pada Anak
Diare Pada AnakDiare Pada Anak
Diare Pada Anak
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
apendisitis.pptx
apendisitis.pptxapendisitis.pptx
apendisitis.pptx
 
Jurnal reading.pptx
Jurnal reading.pptxJurnal reading.pptx
Jurnal reading.pptx
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
 
SOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docxSOP DIARE (REVISI).docx
SOP DIARE (REVISI).docx
 
383 988-1-sm
383 988-1-sm383 988-1-sm
383 988-1-sm
 
Referat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu finalReferat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu final
 
Diare
DiareDiare
Diare
 

More from vita kusuma

patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...
patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...
patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...vita kusuma
 
Gangguan visuospasial vit
Gangguan visuospasial vitGangguan visuospasial vit
Gangguan visuospasial vitvita kusuma
 
Pediatric neurological examination vit
Pediatric neurological examination vitPediatric neurological examination vit
Pediatric neurological examination vitvita kusuma
 
Puasa dan otak manusia
Puasa dan otak manusiaPuasa dan otak manusia
Puasa dan otak manusiavita kusuma
 
Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...
Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...
Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...vita kusuma
 
Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...
Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...
Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...vita kusuma
 

More from vita kusuma (6)

patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...
patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...
patofisiologi dan penatalaksanaan wus (pathophysiology and management of wake...
 
Gangguan visuospasial vit
Gangguan visuospasial vitGangguan visuospasial vit
Gangguan visuospasial vit
 
Pediatric neurological examination vit
Pediatric neurological examination vitPediatric neurological examination vit
Pediatric neurological examination vit
 
Puasa dan otak manusia
Puasa dan otak manusiaPuasa dan otak manusia
Puasa dan otak manusia
 
Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...
Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...
Sex Differences in Clinical Characteristics and Outcomes after Intracerebral ...
 
Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...
Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...
Impact of the Neutrophil Response to Granulocyte Colony-Stimulating Factor o...
 

Recently uploaded

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 

Recently uploaded (12)

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 

Skrining Disfagia Stroke

  • 1. Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut PEMERIKSAAN GUGGING SWALLOWING SCREEN (GUSS)
  • 3. Latar Belakang GUSS  skrining sederhana yang dapat menentukan tingkat keparahan disfagia dengan mengevaluasi nutrisi cairan dan noncairan, dimulai dari tekstur noncairan; suatu metode cepat dan reliabel untuk mengidentifikasi pasien stroke dengan disfagia dan risiko aspirasi. Tujuan: Mengurangi risiko aspirasi seminimal mungkin; Mengakses tingkatan keparahan disfagia dan risiko aspirasi; Merekomendasikan diet yang sesuai. VIT 3
  • 4. Prosedur Pemeriksaan Pasien hendaknya duduk di bed setengah duduk minimal 60ᴼ dan dalam kondisi sadar setidaknya 15 menit. Pemeriksaan GUSS dibagi 2 bagian: asesmen preliminary (bagian 1, tes menelan tidak langsung) dan tes menelan langsung (bagian 2), yang terdiri dari 3 subtes. Keempat subtes harus dikerjakan secara runtun. Pasien harus dapat menyelesaikan seluruh subtes untuk meraih 5 poin di setiap subtes. Jika nilai subtes < 5 poin, pemeriksaan dihentikan dan dilanjutkan rekomendasi diet yang sesuai atau pemeriksaan penunjang berikutnya yaitu videofluoroscopy atau fiberoptic endoscopy. Nilai tertinggi: 20  kemampuan menelan normal tanpa risiko aspirasi. VIT 4
  • 5. Bagian 1: Tes Menelan Tidak Langsung Pemeriksaan GUSS diawali dengan menelan ludah. Pasien yang tidak dapat memproduksi saliva cukup karena mulut kering diberikan saliva spray sebagai pengganti. Dilakukan asesmen terhadap kewaspadaan (vigilance), batuk yang disengaja (voluntary cough), berdehem (throat clearing), dan penelanan saliva (saliva swallowing). VIT 5
  • 6. Bagian 2: Tes menelan Langsung Subtes Menelan Semipadat Air destilasi/ aqua (aqua bi) dikentalkan menjadi setengah padat menyerupai konsistensi pudding. Sepertiga sampai setengah sendok teh diberikan bolus pertama, dilanjutkan sampai lima kali sendok teh. Pemeriksa mengobservasi pasien di setiap sendok yang diberikan. Pemeriksaan gagal jika salah satu dari 4 tanda risiko aspirasi ditemukan, yaitu gagal menelan, batuk, ngiler, perubahan suara.  pudding, puree, yogurt, madu. Subtes Menelan Cairan Diawali dengan 3 mL aqua dalam gelas beaker; pasien diobservasi selama menelan pertama kali ini. Jika menelan berhasil, subtes dilanjutkan dengan peningkatan volume 5, 10, dan 20 mL aqua sampai 50 mL. Pasien diminta minum 50 mL tersebut secepatnya. VIT 6
  • 7. Part 2: Direct Swallowing Test Subtes Menelan Padat Sepotong kecil roti kering diberikan bolus pertama kali dalam subtes ini, diulang sampai lima kali. Diperlukan waktu 10 detik untuk sepotong kecil bahan padat bolus, termasuk fase preparasi oral. VIT 7
  • 8. Bagian 1: Tes Menelan Tidak Langsung Ya Tidak Kewaspadaan (pasien sadar minimal 15 menit) 1 □ 0 □ Batuk dan atau berdehem (batuk yang disengaja, atau pasien berdehem dua kali) 1 □ 0 □ Menelan air ludah • Menelan dengan baik 1 □ 0 □ • Ngiler 0 □ 1 □ • Perubahan suara 0 □ 1 □ Jumlah 1-4: pemeriksaan lebih lanjut 5: tes menelan langsung VIT 8
  • 9. Bagian2:TesMenelanLangsung (Material:aquabi,sendokteh,pengentalmakanan,rotikering) VIT 9 Pemeriksaan bertahap  1  2  3 Semipadat* Cair** Padat*** Proses menelan • Tidak dapat menelan 0 □ 0 □ 0 □ • Menelan tertunda (> 2 detik, bahan padat > 10 detik) 1 □ 1 □ 1 □ • Menelan dengan baik 2 □ 2 □ 2 □ Batuk (tidak disengaja) (sebelum, selama, dan setelah menelan; sampai 3 menit kemudian) • Ya 0 □ 0 □ 0 □ • Tidak 1 □ 1 □ 1 □ Ngiler • Ya 0 □ 0 □ 0 □ • Tidak 1 □ 1 □ 1 □ Perubahan suara (suara diperhatikan sebelumdan sesudah menelan, kata “oh”) • Ya 0 □ 0 □ 0 □ • Tidak 1 □ 1 □ 1 □ Jumlah (5) (5) (5) 1-4: pemeriksaan lebih lanjut 5: lanjut ke “cair” 1-4: pemeriksaan lebih lanjut 5: lanjut ke “padat” 1-4: pemeriksaan lebih lanjut 5: NORMAL
  • 10. Petunjuk Bagian 2: Tes Menelan Langsung * Pertama berikan ⅓-½ sendok teh air aqua dicampur dengan pengental makanan (konsistensi menjadi seperti pudding). Bila tidak ada gejala, dilanjutkan 3-5 sendok teh. Asesmen dibuat setelah 5 sendok teh penuh. ** 3, 5, 10, 20 mL aqua – bila tidak ada gejala dilanjutkan dengan 50 mL aqua (Daniels et al. 2000; Gottlieb et al. 1996). Dibuat asesmen dan pemeriksaan dihentikan jika diemukan salah satu kriteria pada subtes. *** klinis: roti kering; FEES: roti kering yang dilarutkan pada cairan berwarna. Pemeriksaan penunjang fungsional seperti Videofluoroscopic Evaluation of Swallowing (VFES) , Fiberoptic Endoscopic Evalutation of Swallowing (FEES). VIT 10
  • 11. Kesimpulan dan Interpretasi KESIMPULAN Tes menelan langsung (5) Tes menelan tidak langsung (15) Jumlah (20) VIT 11 Jumlah Kriteria Keparahan Disfagia Risiko Aspirasi 20 Tidak ada disfagia/ disfagia ringan Risiko aspirasi minimal 15-19 Disfagia ringan Risiko rendah terjadi aspirasi 10-14 Disfagia moderat Risiko sedang terjadi aspirasi 0-9 Disfagia berat Risiko tinggi aspirasi
  • 12. Rekomendasi Diet VIT 12 Jumlah Kriteria Disfagia dan Risiko Aspirasi Rekomendasi Diet 20 Semipadat, cair, dan tekstur padat ditelan dengan baik Tidak ada disfagia/ disfagia ringan Risiko aspirasi minimal • Diet normal • Cairan regular • Pertama kali di bawah supervisi terapis dan perawat stroke yang ahli. 15-19 Tekstur semipadat dan cair ditelan dengan baik, tekstur padat gagal. Disfagia ringan dengan risiko rendah terjadi aspirasi • Diet disfagia puree atau makanan lunak • Tekstur cairan diberikan dengan pelan, sesekali waktu • Perlu pemeriksaan lebih lanjut: VFES, FEES • Rujuk ke terapis bahasa dan bicara 10-14 Tekstur semipadat ditelan dengan baik, tekstur cair gagal Disfagia moderat dengan risiko aspirasi Diet disfagia dimulai dengan: • Tekstur semipadat seperti makanan bayi dan tambahan nutrisi parenteral • Semua tekstur cairan harus “di-semipadat-kan” • Obat tablet harus dihaluskan dan dicampur dengan cairan kental • Tanpa medikasi cairan per os • Pemeriksaan lebih lanjut untuk asesmen menelan (VFES, FEES) • Rujuk ke terapis bahasa dan bicara 0-9 Tes bagian 1 gagal, atau tekstur semipadat gagal Disfagia berat dengan risiko tinggi aspirasi • NPO ( non per os, tidak ada nutrisi melalui mulut) • Pemeriksaan lebih lanjut (VFES, FEES) • Rujuk ke terapis bahasa dan bicara
  • 13. Terima kasih, semoga bermanfaat… VIT 13