1. MAKALAH
MEMBACA DAN MENULIS
Dosen Pengampu: Rini Sri Indriani, M.Pd
Kelompok: 5
Semester 1/E
Disusun Oleh :
Seruni Khairunisa (037118140)
Irma Kurniasih (037118141)
Agtri Niranty (037118142)
Nurhasanah (037118143)
Debi Tripuanti (037118153)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018
2.
3. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa indonesia Membaca dan Menulis
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-teman sehingga dapat mempelancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bogor, 3 Desember 2018
4.
5. i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................... 2
2.1 Pengertian Membaca Dan Menulis........................................................2
2.2 Konsep Membaca Dan Menulis.............................................................2
2.3 Manfaat Membaca Dan Menulis............................................................3
2.4 Fungsi Membaca Dan Menuis...............................................................3
2.5 Proses Membaca Dan Menulis...............................................................4
2.6 Jenis- jenis Membaca Dan Menulis.......................................................5
2.7 Teknik Membaca Dan Menulis..............................................................14
BAB III PENUTUP................................................................. 17
3.1 Kesimpulan............................................................................................17
6.
7. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketrampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat
segi, yaitu, ketrampilan menyimak atau mendengarkan, ketrampilan berbicara,
ketrampilan membaca, dan ketrampilan menulis. Dimakalah ini kami akan
membahas tentang Perkembangan Bahasa Pada Manusia yaitu Ketrampilan
Membaca dan Menulis.
Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan
manuisa sepanjang masa. Yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan informasi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian membaca dan menulis?
2. Apa konsep membaca dan menulis?
3. Apa manfaat dari membaca dan menulis?
4. Apa Fungsi membaca dan menulis?
5. Apa saja proses membaca dan menulis?
6. Apa saja jenis-jenis membaca dan menulis?
7. Bagaimana teknik membaca dan menulis?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan manfaat membaca dan menulis
2. Untuk mengetahui fungsi dan proses membaca dan menulis
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan teknik membaca dan menulis
8. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEMBACA
2.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah proses berpikir, adalah ketika seseorang sedang membaca,
maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dan
symbol-simbol grafis1. Untuk memahami sebuah bacaan sepenuhnya seseorang
harus dapat menggunakan informasi untuk membuat kesimpulan dari bacaan agar
ide-ide yang terdapat pada bacaan dapat digunakan disituasi yang tepat.
Klein, dkk. Mengemukakan bahwa definisi membaca mencangkup :
Pertama:Membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari
teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan
yang utama.
Kedua: Membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai
strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka
mengonstrukmakna ketika membaca.
Ketiga: Merupakan interaktif. Orang yang senang membaca suatu teks yang
bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya.
Membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan
melisankan atau hanya dalam hati2. Membaca adalah kegiatan yang sangat
menarik bagi seseorang yang gemar membaca, atau bahkan sebaliknya menjadi
kegiatan yang sangat membosankan bagi seseorang yang tidak gemar membaca
buku, bagi seseorang yang sangat menyukai kegiatan membaca tentunya akan
mencari Tempat Terbaik Untuk Membaca, antara lain perpustakaan, kamar, teras,
taman, kafe, dan tempat tempat lainnya. Sekali lagi membaca adalah kegiatan
penting yang harus dilakukan. Jangan takut dikatai kutu buku, Orang orang yang
sangat gemar membaca buku umumnya orang-orang yang cerdas, banyak ilmu,
dan umumnya jadi tempat bertanya teman temannya.
2.2 Konsep Membaca
A. Konsep Eferen dan Estetik dalam membaca
Setiap pembaca mempunyai tujuan yang berbeda dengan pembaca
lainnya. Oleh karena itu cara pendekatan dalam proses membaca bervariasi
sesuai dengan tujuan mereka. Ada dua konsep dalam membaca, yaitu konsep
eferen dan estetik.
1. Konsep membaca estetik
1 Dikemukakan oleh Burn, Ros dan Ross (1984)
2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
9. 3
Membaca untuk mencari hiburan atau kesenangan. Di sini, pembaca
terlibat dalam pengalaman membaca, itu sendiri. Mereka
berkonsentrasi dan merespon pada pikiran, gambar, perasaan selama
membaca teks atau buku dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.
Contohnya saat membaca buku “Diane Siebert’s Sierra (1991), mereka
merespon tentang bahasa yang digunakan dalam buku tersebut.
2. Konsep membaca eferen
Membaca untuk mengambil informasi tertentu. Di sini, pembaca tidak
tertarik pada irama bahasa atau gaya prosa namun fokus untuk
memperoleh informasi tertentu dan berkonsentrasi pada publik, acuan
umum dari kata-kata dan simbol dalam teks. Contohnya, yaitu anak/siswa
membaca buku “ Patricia Lauber’s Seiing Earth From Space” (1990), yang
didalamnya terdapat foto bumi yang menakjubkan yang diambil dari luar
angkasa. Dalam kegiatam membaca itu siswa/anak focus kepada informasi
dan ilustrasi yang ada di dalam buku.
B. Tujuan Membaca
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:
1. memperoleh informasi faktual.
2. memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis.
3. memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang.
4. memperoleh kenikmatan emosi.
5. mengisi waktu luang.
2.3 Manfaat Membaca
Manfaat dari membaca sangat banyak dengan membaca orang dapat
mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memperoses ilmu
pengtahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya
dalam hidup.
Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis.
Beberapa manfaat membaca adalah sebagai berikut :
a. Dengan membaca akan menambah pengetahuan.Secara umum membaca
dapat membantu kita mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan dan
juga dapatg menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan yang kita
butuhkan.
b. Membaca merupakan salah satu profesi dan keahlian yang dapat diperoleh
guna merealisasikan dan mengaktualisasikan keberhasilan, kesuksesan dan
kesenangan bagi setiap individu manusia di sepanjang hidupnya.
10. 4
c. Membaca juga dapat mengubah sudut pandang seseorang, bahakan bias
merubah hidup seseorang total. Dengan membaca seseorang akan memiliki
keunggulan komparatif dibandingkan dengan orang yang tidak membaca.
2.4 Fungsi Membaca
1) Fungsi intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas,
membina daya nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-
karya ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)
2) Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk
berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh
: buku ilmiah, bacaan sastra, dan lain-lain.
3) Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis
dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep
membuat minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
4) Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan,
memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
5) Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan.
Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai
informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-
hari.
6) Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan
tamasya yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel,
cerita humor, fariabel karya sastra, dll.
7) Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca
tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap
berucap, berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra,
pengumuman, dll.
8) Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-
rintang waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar,
dll. (Amir, 1996:5).
2.5 Proses Membaca
11. 5
Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian
makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses
membaca tersebut yaitu:
1. mengamati simbol-simbol tulisan
2. Menginterprestasikan apa yang diamati,
3. Mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis,
4. Menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan
pengetahuan yang telah dipunyai,
5. Membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca,
6. Mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-
gagasan dan fakta-fakta baru,
7. Membangun asosiasi,
8. Menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai engan interesnya,
9. Mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami
materi yang dibaca.
2.6 Jenis- jenis Membaca
Dari Aspek kegiatannya
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan
pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca.
Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca
teknis”.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan
untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-
rinciannya. Secara fisik membaca dalam hati harus menghindari
vokalisasi, pengulangan membaca, menggunakan telunjuk/petunjuk atau
gerakan kepala.
3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-
rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca
ini dapat dilakukan dengan menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu.
4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan
kecintaan membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.
5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari
bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain,
menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
12. 6
Menurut Bentuknya
1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta
menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca.
2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi
bacaan.
2.7 Teknik Membaca
a. Skimming Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk
memperoleh gambaran umum, bagian penting, dan menyegarkan ingatan
akan apa yang pernah kita baca.
b. Scanning Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan
memperoleh fakta atau informasi tertentu, misalnya katakata tertentu dalam
kamus atau nomor telepon.
c. Selecting Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan
kebutuhan. Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat
membaca judul-judul berita di surat kabar.
d. Skipping Adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati
bagian yang tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti.
B. MENULIS
2.1 Pengertian Menulis
Menurut Jago Tarigan ( 1995: 117) menulis berarti mengekspreikan secara
tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan
hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain
atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur,sistematis, sederhana,
dan mudah dimengerti.
Menurut Lado (1964. 14) menulis adalah meletakkan simbol grafis yang
mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca
simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi
bahasa. Semi (1990. 8) juga mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya
merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.
Menurut Gere (1985.4), menulis dalam arti komunikasi ialah
menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis berarti
mendukung ide. Crimmon (1984.191), berpendapat bahwa menulis adalah kerja
keras, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang
13. 7
diri sendiri mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, bahkan dapat
mempelajari sesuatu yang belum diketahui.
Lebih lanjut Rusyana (1984:191), memberikan batasan bahwa kemampuan
menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan
menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai
gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunaka unsur-unsur bahasa,
kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta
tanda baca.
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan
dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan
menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili
oleh simbol tersebut.
2.2 Tujuan Menulis
Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan objektif yang bisa
dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya. Karena tulisan pada
dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat
dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu
sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan efesien untuk menjangkau
khalayak masa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah, maka tujuan menulis
dapat dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam
konteks pengembangan peradapan dan kebudayaan mesyarakat itu sendiri.
Adapun tujuan penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b. Membujuk (Mempengaruhi). Melalui tulisan seorang penulis mengharapkan
pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung
yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan
pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu,
fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis
mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat,dan
mudah dicerna.
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus
bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan
perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung
14. 8
lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan
tentu saja cenderung lebih rasional.
d. Menghibur. Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan
monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula
berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau
bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman
lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan
ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.
2.3 Manfaat Menulis
Hasil sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh seorang Psikolog yaitu
Dr.Pennebaker menemukan berbagai manfaat menulis sebagi berikut :
1) Menulis menjernihkan pikiran.
Saat kita mengalami masalah yang berat dan rumit,menuliskan semua
masalah kita ternyata berdampak positif untuk menjernihkan pikiran kita
sehingga akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan masalah.
2) Menulis mengatasi trauma.
Dengan menuliskan trauma yang pernah kita alami,kita akan lebih
mudah mengelola trauma kita sehingga kita bisa mengatasai trauma
tersebut.Mereka yang tidak menuliskan traumanya lebih rentan dan tidak
sembuh dari trauma tersebut.Jadi agan-agan kalo ada trauma atau phobia
dengan menulis trauma tersebut akan memudahkan kita untuk sembuh.
3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi.
Belajar dengan menulis akan membuat ingatan kita jauh lebih
tajam.Seperti pepatah "ikatlah ilmu dengan menulis",menulis membuat
sayarf otak kita lebih aktif sehingga kita bisa lebih mengingat pelajaran
yang kita pelajari.Bandingkan dengan belajar yang hanya membaca maka
kita akan mudah terlupa.
4) Menulis membantu memecahkan masalah.
Menulis masalah yang kita hadapi akan membuat kita fokus terhadap
masalah itu daripada hanya dengan memikirkannya.Memikirkan masalah
saja akan membuat pikiran dan otak kita kemana-mana.Dan ini yang
membuat kita merasa lebih tertekan.Dengan demikian kita juga akan dengan
lebih mudah mencari solusinya.
5) Menulis membantu ketika kita harus menulis.
Tugas disekolah ataupun kuliah memaksa kita harus menulis.Mengapa
skripsi begitu berat?karena kita tidak terbiasa menulis.Kita bisa berpikir dan
berbicara tetapi menulis adalah ketrampilan yang harus dipelajari.Dengan
15. 9
terbiasa menulis maka disaat kita harus menulis seperti mengerjakan tugas
atau skripsi kita akan lebih mudah melakukannya.
2.4 Jenis-Jenis Menulis
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua
menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan
eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu.
1. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk
karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis
suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan
seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara
analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang
dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, sangat dipentingkan informasi yang
akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan
untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi,
atau artikel pada surat kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana
peraturan bermain sepakbola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat
tempe, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan.
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang
eksposisi akan mengatakan, saya akan menceritakan kepada kalian semua
kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar anda dapat memahaminya.”
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik pikiran utama dan
pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang
pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka
(pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang
merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus
diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti
itu dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh eksposisi : Bertahun-tahun aku mengeluti usaha ini dengan
sabar. Sebagai pengusaha kecil yang bermodal kecil. Aku menghadapi
berbagai macam tantangan. Persaingan dengan pengusaha-pengusaha lain
yang bermodal besar yang sering berjalan tidak sehat hampir-hampir
membuat aku putus asa. Tetapi aku telah bertekad tidak akan mundur dalam
berusaha. Sedikit demi sedikit perusahaanku memperoleh kemajuan. Salah
satu prinsip dalam kemajuan dalam memajukan perausahaanku adalah ”
16. 10
melayani konsumen”, aku harus dapat melayani mereka sabaik-baiknya.
Mutu produksi selalu ku jaga benar. Harga tetap aku ku usahakan agar tidak
melebihi harga produksi serupa dari perusahaan lain. Sekarang,
alhamdulillah perusahaanku sudah masuk dalam kelompok usaha
menengah, aku tidak mengalami kesulitan modal lagi. Pemasaran hasil
produksi bisa lancar. Tantangan – tantangan bukanlah tidak ada. Selama
perusahaan masih berjalan, selama itu pula tantangan perusahaan pasti ada.
Tantangan itu bisa muncul dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun dari
luar. Tetapi aku yakin, kalau dalam perusahaan menjadi seperti sekarang ini,
tentu dalam masa sekarang ini aku akan dapat menghadapi tantangan-
tantangan itu dengan baik. Bagiku tantangan itu merupakan hak yang
menarik untuk diselesaikan, bukan sesuatu yang mesti aku takuti. Aku yakin
kita berusaha dengan sungguh-sungguh dengan jalan yang benar, tentu
Tuhan akan membukakan pintu keberhasilan bagi kita.
2. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ apa yang
dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang
dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya.
Darisini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari
obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata
(Marahimin. 1993.46)
Contoh deskripsi: Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang
sempurna. Semua barang ada di sana. Di bagian terdepan berderet toko
sepatu dalam dan luar negeri. Dilantai satu terdapat toko pakaian yang
lengkap berderet-deret. Di sampaing kanan pasar terdapat stan-stan kecil
penjual perkakas dapur. Di samping kiri ada pula jenis buah-buahan. Pada
bagian belakang kita dapat menemukanberpuluh-puluh pedagang kecil yang
berjualan makanan dan minuman. Belum lagi kalau kita melihat lantai di
atasnya ( Adisampurno. 2003. 11)
3. Narasi
Narasi merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan
dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu
pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang
dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan
adanya konflik (Pusat Bahasa. 2003.46).
Contoh Narasi: Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh
memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu
17. 11
kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-
rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah
gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu
terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba
pingsan dan terkulai lemas dalam pelukanku (Pusat Bahasa .2003. 47).
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima
pendapatnya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara
menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data,
bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
Contoh Argumentasi: Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta
cenderung menurun. Hal ini terbukti pada bertambahnaya jumlah
pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang
meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu,
kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan
(Pusat Bahasa. 2003. 45).
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya ajak, ataupun
berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk
meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang
dilontarkan oleh penulis.Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan
masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Contoh Persuasi: Buanglah sampah pada tempatnya!
2.5 Teknik Menulis
Kejelasan merupakan asas yang pertama dan utama bagi hampir semua
karangan, khususnya ragam karangan faktawi. Setiap pembaca betapa pun
terpelajarnya menghargai karangan yang dapat dibaca dan dimengerti secara
jelas. Karangan yang kabur, ruwet, dan gelap maksudnya akan membosankan
pembaca dan melatih pikirannya. Berikut ini dijelaskan ciri-ciri karangan yang
jelas.
a. Mudah: karangan yang jelas mudah dimengerti oleh pembaca. Setiap orang
menyukai karangan yang dapat dipahami tanpa susah payah.
b. Sederhana: karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-
kalimat dan kata-kata. semakin sederhana, semakin dapat karangan itu
menggambarkan sesuatu buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca.
c. Langsung: karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan
pokok soalnya.
18. 12
d. Tepat: karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide
yangterdapat dalam pikiran penulis.
Gunning juga mengemukakan sepuluh pedoman untuk menghasilkan sesuatu
karangan yang jelas adalah.
Usahakan kalimat-kalimat yang pendek
Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolak
ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara
panjang dan pendek. Pemakaian kalimat yang panjang harus diimbangi oleh
kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.
Pilihlah yang sederhana ketimbang yang rumit
kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih
meningkatkan keterbacaan sesuatu karangan.
1. Pilih kata yang umum dikenal
2. Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum
sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas
ditangkappembaca.
3. Hindari kata-kata yang tak perlu
4. Setiap kata harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-
kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan
perhatian.
5. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja
6. Kata kerja yang aktif mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak
akan membuat suatu karangan hidup dan bertenanga untuk menyampaikan
informasi yang dimaksud. Kalimat “Bola itu menjebol gawang lawan”
lebih berkesan “Gawang lawan kemasukan bola”.
7. Menulislah seperti bercakap-cakap
8. Kata tertulis hanyalah pengganti kata yang diucapkan lisan. Dengan
mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi
lebih jelas.
9. Pakailah istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkan
10. Kata yang konkret lebih jelas bagi pembaca ketimbang kata yang abstrak.
11. Kaitkan dengan pengalaman pembaca
12. Karangan yang jelas bilaman dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai
dengan latar belakang pengalamannya.
13. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman
14. Karangan harus ada variasi dalam kata, frasa, kalimat maupun ungkapan
lainnya. Keaneragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan dalam
pembacaan.
15. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
19. 13
16. Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan dan bukan
menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian,
kebolehan,atau kehebatan diri penulisnya.
Ada lima komponen menulis prosa yang baik yaitu:
a. Penggunaan bahasa
Yaitu kemampuan menulis kalimat yang tepat dan baik.
b. Kemampuan mekanis
Yaitu kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat.
c. Kemampuan menjaga isi kalimat
Yaitu kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan ide, dan membuang
informasi yang tidak relevan.
d. Gaya menulis
Yaitu kemampuan memanipulasi kalimat dan paragraf, serta
kemampuan menggunakan bahasa secara efektif.
e. Kemampuan mengambil keputusan;
Yaitu kemampuan menulis dengan gaya yang tepat untuk tujuan dan
untuk pembaca tertentu, serta kemampuan memilih, mengorganisasi, dan
menyusun informasi yang relevan.
2.6 Tahap - Tahap Menulis
1. Perencanaan Karangan
Menurut Sabarti dkk, secara teoritis proses penulisan meliputi tiga tahap
utama,yaitu prapenulisan, penulisan dan revisi. Ini tidak berarti bahwa
kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap prapenulisan
kita membuat persiapan-persiapan yang akan digunakan pada penulisaan,
dengan kata lain merencanakan karangan. Berikut ini dibahas cara
merencanakan karangan.
2. Pemilihan Topik
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan
menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan dibahas dalam
tulisan.
Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu:
A. Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas.
B. Ada manfaatnya mengandung pengertian bahwah bahasan tentang topik
itu akan memberikan sumbangan kepada ilmu atau profesi yang ditekuni,
atau berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Layak dibahas
berarti topik itu memangmemerlukan pembahasan dan sesuai dengan
bidang yang ditekuni.
C. Topik itu cukup menarik terutama bagi penulis.
D. Topik itu dikenal baik oleh penulis.
20. 14
E. Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
F. Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Setelah berhasil memilih topik sesuai dengan syarat-syarat pemilihan di
atas maka yang akan dilakukan selanjutnya membatasi topik tersebut. Proses
pembatasan topik dapat dipermudah dengan membuat diagram pohon atau
diagram jam.
Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan yang
akan ditulis hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk dikembang
biakkansampai cukup tuntas, langkah berikutnya ialah memilih salah satu saja
di antara rincian ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan topik karangan.
Topik inilah yang kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan membatasi topik
dengan sebuah tema tertentu. Jadi pada topik ini ditentukan salah satu segi,
unsur, atau faktornya yang dijadikan pembicaraan.
Langkah yang terakhir yang perlu dilakukan pengarang ialah
menguraikan atau mengudar rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis
besar karangan.Garis besar, rangka atau disebut juga outline adalah suatu
rencana kerangka yang menunjukkan ide-ide yang berhubungan satu sama
lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan
yang lengkap dan utuh.
Di bawah ini secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar
karanganmenempuh enam langkah sebagai berikut:
Kegiatan menulis dibaratkan seperti seorang arsitektur akan membangun
sebuah gedung, biasanya ia membuat rancangan terlebih dahulu dalam bentuk
gambar di atas kertas. Demikian pula seorang penulis, membuat kerangka
tulisan atau outline merupakan kebiasaan yang perlu dipupuk terus untuk
menghasilkan sebuah karya tulis yang baik. Penulis dalam hal ini dibaratkan
sebagai seorang arsitek bahasa, yang selain mengetahui bagaimana
membangun sebuah tulisan secara utuh, ia tidak boleh mengabaikan dasar-
dasar penulisan. Dasar-dasar penulisan ini menjadi fondasi utama dalam
penulisan adalah pemahaman kita tentang paragraf. Dengan memahami
makna dan ciri-ciri paragraf yang baik, kita akan lebih mampu menuangkan
gagasandan pikiran kita secara lebih runtut, sistematis, dan teratur. Pada
dasarnya sebuah tulisan mencerminkan cara berpikir seseorang dan
bagaimana dia memandang suatu persoalan.
Tahapan menulis opini berbeda dengan menulis berita, biografi, dan
sebagainya, misal tahapan menulis opini terdiri atas
a. Penggalian ide
b. Pendaftaran ide
c. Pengurutan ide
d. Penyusunan draf tulisan
21. 15
e. Perbaikan tulisan
f. Pengkajian tulisan kembali
g. Publikasi tulisan, sedang tahapan menulis berita sangat bergantung pada
komposisi unsur 5w+1h dan pengembangannya.
2.7 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Menulis
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis. Namun, pada
prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua faktor yakni faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal di antaranya belum tersedia fasilitas
pendukung, berupa keterbatasan sarana untuk menulis. Faktor interna
lmencakup faktor psikologis dan faktor teknis.
Yang tergolong faktor psikologis di antaranya Faktor kebiasaan atau
pengalaman yang dimiliki. Semakin terbiasa menulis maka kemampuan dan
kualitas tulisan akan semakin baik. Faktor lain yang tergolong faktor
psikologis adalah faktor kebutuhan. Faktor kebutuhan kadang akan memaksa
seseorang untuk menulis. Seseorang akan mencoba dan terus mencoba untuk
menulis karena didorong oleh kebutuhannya.
Faktor teknis meliputi penguasaan akan konsep dan penerapan teknik-
teknik menulis. Konsep yang berkaitan dengan teori- teori menulis yang
terbatas yangdimiliki seseorang turut berpengaruh. Faktor kedua dari faktor
teknis yaknipenerapan konsep. Kemampuan penerapan konsep dipengaruhi
banyaksedikitnya bahan yang akan ditulis dan pengethuan cara menuliskan
bahanyang diperolehnya.
Keterampilan menulis banyak kaitannya dengan kemampuan membaca
makaseseorang yang ingin memiliki kemampuan menulisnya lebih baik,
dituntut untuk memiliki kemampuan membacanya lebih baik pula.
2.8 Fungsi
Menurut Erdina, dkk (2005:5) fungsi menulis berdasarkan kegunaannya
adalah sebagaiberikut:
1. Melukiskan yaitu penulis berusaha membuat suatu karangan
dengan menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu hal,
sehingga pembaca mempunyai gambaran yang jelas tentang hal tersebut.
2. Memberi petunjuk yaitu penulis berusaha memberi petunjuk tentang
cara-cara, aturan-aturan untuk melaksanakan sesuatu, sehingga pembaca
akan bekerja sesuai dengan petunjuk tersebut. Fungsi demikian terdapat
dalam buku-buku pedoman, resep dan sebagainya
3. Memberitahukan yaitu dalam karangan penulis memberikan perintah,
permintaan, anjuran, nasihat, agar pembaca menjalankannya, atau
larangan agar pembaca tidak menjalankan perintahnya. Biasanya tulisan
22. 16
demikian disertai alasannya mengapa hal itu boleh atau tidak boleh
dilakukan.
4. Mengingat yaitu penulis mencatat peristiwa, keadaan, keterangan dan
lain-lain, dengan maksud agar hal tersebut terlupakan mungkin oleh
penulis sendiri, mungkin pula oleh orang lain. Fungsi demikian terdapat
pada buku harian, memori, piagam dan lain-lain.
5. Berkoresponden yaitu penulis melaksanakan surat menyurat dengan
orang lain. Ia memberitahu, menanyakan, meminta atau memerintah
sesuatu kepada orang yang dituju.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan,
bahwa menulis banyak sekali fungsinya yang bermanfaat bagi kita pembaca.
Fungsi menulis dalam pembelajaran yang penulis lakukan adalah melatih
siswa menulis karangan sederhana berdasarkan kesesuaian isi dengan topik,
kesistematisan isi, pilihan kata, keefektifan kalimat, penggunaan EYD (huruf
kapital), tanda titik dan tandakoma).
Siswa dituntut untuk menyesuaikan tulisan karangannyas sesuai dengan topik
yang jelas, isi yang sistematis serta pilihan kata yang sesuai kalimatnya
efektif dan mudah dipahami.
23. 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan dan informasi, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Menulis adalah suatu bentuk
berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu.
salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah
menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir,yang akan dapat menolongnya
mencapai maksud dan tujuan. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang
di maksudkan itu adalah penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar
menulis adalah belajar berfikir dalam/ dengan cara tertentu.