1. MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS
DI SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kelas Lanjut
Dosen Pengampu : Dr. Gusti Yarmi, M.Pd
Kelompok 2
Nur Afianti (1107617199)
Fathya Azman (1107617202)
Anisa Asnawati (1107617207)
Rifyan Fauzi (1107617259)
Lasarus Maure (1107617278)
KELAS F
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, serta karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah strategi pembelajaran menulis di sekolah
dasar. Sholawat serta salam semoga senantiasa kami curahkan kepada junjungan
kita, Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini telah disusun dan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari beberapa sumber sehingga dapat memperlancar jalannya pembuatan
makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca mengenai strategi
pembelajaran menulis di sekolah dasar. Saya pun menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya mengharapkan adanya kritikan dan saran untuk memperbaiki
makalah yang akan datang. Mohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
Jakarta, Oktober 2019
Kelompok 3
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Pengertian Pembelajaran Menulis
B. Tahapan Proses Menulis
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menulis
D. Metode Dan Pembelajaran Menulis Permulaan Di Sekolah Dasar
E. Strategi Belajar Mengajar Menulis Di Sekolah Dasar
F. Perkembangan Tulisan Siswa Pada Kelas Tinggi Di Sekolah Dasar
G. Perkembangan Tulisan Siswa Berdasarkan Tahapan Proses Menulis
H. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Lanjut Di Sekolah Dasar
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui
proses belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya
berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara
berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran
bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di
jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar
perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target
kemampuan menulis yang diharapkan.
Kemampuan menulis dianggap sebagai kemampuan yang paling sulit.
Pada saat menulis, siswa diharapkan menggunakan beberapa kemampuan lain
guna tercapainya tulisan yang berkualitas. Menurut Nurgiyantoro menulis adalah
kemampuan yang lebih sulit dikuasai dibandingkan tiga kemampuan lain yaitu
menyimak, berbicara, dan membaca. Kesulitan tersebut dapat dipengaruhi oleh
factor internal dan eksternal. Disamping itu, faktor yang paling terkait dengan
pembelajaran menulis yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis
siswa,
Kegiatan menulis siswa dapat ditingkatkan jika guru memiliki strategi
dalam pembelajaran dan penyampaian pesan terhadap isi pelajaran tersebut.
Dengan demikian, guru dapat merancang terlebih dahulu pembelajaran yang
akan disampaikan serta mampu menilai atau mengevaluasi hasil belajar yang
nantinya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran menulis?
2. Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis?
3. Apa saja jenis-jenis menulis di kelas tinggi sekolah dasar?
4. Apa saja tahapan proses menulis?
5. Apa saja pendekatan pembelajaran menulis di sekolah dasar?
6. Seperti apakah strategi belajar mengajar menulis di sekolah dasar?
7. Bagaimana metode dan pembelajaran menulis permulaan di sekolah dasar?
5. 8. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis kelas lanjut di sekolah dasar?
9. Bagaimana evaluasi dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran menulis.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis menulis di kelas tinggi sekolah dasar.
4. Untuk mengetahui tahapan proses menulis.
5. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran menulis di sekolah dasar.
6. Untuk mengetahui strategi belajar mengajar menulis di sekolah dasar.
7. Untuk mengetahui metode dan pembelajaran menulis permulaan di sekolah
dasar.
8. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis lanjut.
9. Untuk mengetahui evaluasi dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Menulis
Pengertian Menulis Suparno (Rini Kristiantari, 2004: 99)
mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan
atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat bantu
medianya. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan
kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan
mengorganisasikan isi tujuannya serta menuangkannya dalam formulais
ragam bahasa tulis dan konversi penulisan lainnya.
Menulis merupakan hasil kreatif manusia berupa segala ungkapan, ide,
perasaan, pengetahuan, dan pengalaman hidup yang dituangkan dalam
bahasa tulis. Tulisan sendiri merupakan hasil pengetahuan, pengalaman,
kebiasaan membaca dan latihan menulis secara terus menerus sehingga
tulisan yang bersifat nonfiksi seperti buku yang dapat menambah
pengetahuan pembacanya.
Oleh karena itu pembelajaran menulis sangat diperlukan oleh para
peserta didik karena dengan menulis siswa dapat memperbanyak kosakata
dan terampil dalam berbahasa.
Adapun pembelajaran menulis di sekolah dasar adalah sebagai
berikut:
a) Pembelajaran menulis permulaan.
Pembelajaran ini meliputi persiapan menulis dengan melatih
siswa memegang pensil dengan dan menggoreskannya
dikertas, menulis huruf dan merangkainya menjadi suku kata,
suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat sederhana.
b) Pembelajaran menulis lanjut.
Dalam pembelajaran ini dapat dikelompokan menjadi empat
pokok bahasan.
1. Pengembangan paragraph.
2. Menulis surat dan laporan.
3. Pengembangan bermacam-macam karangan, dan
4. Menulis puisi dan naskah drama.
7. B. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menulis
Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang
akan ditulisnya. Rini Kristiantari (2004: 101) mengungkapkan bahwa tujuan
yang jelas akan membimbing seseorang dalam usahanya membuat tulisan
yang baik. Menulis untuk sekedar menyelesaikan tugas atau memenuhi
kewajiban tidak dapat dikatakan sebagai tujuan menulis yang nyata. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Reinking (Rini Kristiantari, 2004: 101)
mengungkapkan bahwa tujuan menulis secara umum adalah
menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan diri, dan menghibur.
Lebih lanjut Suparno dan Mohamad Yunus (2009: 3.7),
mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang penulis adalah
menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu
tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan
pembaca mengerti, membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan
membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan
seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral,
nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tujuan menulis, dapat
disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, 15
mengerti dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca
ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan isi tulisan.
Dalam standar kompetensi lulusan Sekolah Dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia pada aspek menulis, diharapkan peserta didik memiliki
kompetensi melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan
sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato,
laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak
berbentuk cerita, puisi, dan pantun.
Fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir. Mohamad Yunus dan Suparno (2009: 1.4) mengemukakan
manfaat menulis adalah sebagai berikut.
8. 1) Meningkatkan kecerdasan.
2) Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas.
3) Menumbuhkan keberanian, dan
4) Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
menulis adalah mengembangkan kreativitas, yaitu dengan menemukan ide
dan gagasan, mengumpulkan bahan-bahan serta memperjelas suatu
masalah. Manfaat dari menulis yang lain adalah mengembangkan
pengetahuan dan kecerdasan, yaitu dengan membangkitkan pengetahuan
yang pernah diketahui sebelumnya.
C. Jenis-Jenis Menulis di Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Berdasarkan jenis tulisannya menulis dibedakan menjadi empat yaitu
menulis diskripsi, narasi, argumentasi dan eksposisi. Disamping keempat
jenis tulisan tersebut Suparno (2008: 1.13) menambahkan satu lagi jenis
tulisan yaitu persuasi.
1. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno
(2007: 1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi
gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi
bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu
dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat,
mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.Dengan
demikian deskripsi dapat disimpulkan sebagai tulisan yang isinya
menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek tulisan dijelaskan
secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh
pancaindra penga-rang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan pembaca
tentang kebenaran dan keber-adaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh
penulis.
9. Contoh: Jauh di sana di tepi sungai,tampak seorang perempuan
yang masih muda berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut,
rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam
laut yang amat tenang laksana aiar di dalam dulang pada ketika itu, atau
darti pihak manapun. Pada air mukanya yang telah pucat dan dan
tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan itu
memikul suatu percintaan yang amat berat. Meskipun mukanya telah
kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip
dari “Bintang Minahasa” karya Hersevien M.Taulu ,2001:65)
2. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu
peristiwa. Sesuai dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf
narasi tidak memiliki kalimat utama.”. Senada dengan De'images, Suparno
(2008: 1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam wacana yang
menceritakan proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran
sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau
rangkaian terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai
pendapat yang hampir sama, bahwa secara sederhana narasi dikenal
sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu
urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi
suatu konflik.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi
merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian.
Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan
narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan
sejelas-jelasnya.
Contoh: Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan
Tamarine Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set
pertama, Tamarine unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie
membalas kekalahannya di set pertama dengan merebut set kedua. Angie
memenangi set kedua itu dengan skor tipis 7-5. Memasuki set ketiga,
10. Tamarine tampaknya mulai kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin
percaya diri apalagi ia mendapat dukungan luarbiasa dari para penonton.
Dengan mudah Angie memimpin perolehan angka. Ia sempat unggul
dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie menutup set penentuan itu
dengan skor 6-2. Kemenangannya itu mengantarkan Angie ke semifinal
turnamen tenis WTA Tour di Bali.
3. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang
khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.
Hal ini dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa yang
dipaparkannya oleh penulis.Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau
pemikiran pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis,
dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat
yang disampaikannya. Sehingga keber-adaan bukti-bukti tersebut dapat
menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat
mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-
sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
Contoh: Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu.
Dari catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan
kejahatan-kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah
ia lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor
utama yang menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang
panjang.
4. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau me-nambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah menginformasikan sesuatu
tanpa ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan sikap
pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar
memperjelas apa yang akan disampaikannya.Tulisan eksposisi ini
memberikan informasi. Penulis dapat mengembang-kan tulisan secara
11. analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca
memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian atau penje-
lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3) menambahkan
bahwa ”untuk mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik,
gambar atau statistik”.
Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis tulisan
yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi. Tulisan
ini disampai-kan secara jelas dan dapat disertai data-data yang konkrit.
Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang
sesungguhnya.
5. Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan
penulisnya. Tuli-san ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat
sesuatu.
D. Tahapan Proses Menulis
Untuk menghasilkan tulisan yang baik terutama bagi penulis pemula
(penulis pada tingkat sekolah dasar) diperlukan bimbingan dari guru dalam
tahapan proses menulis, meliputi tahap: (1) prapenulisan, (2) penulisan draf,
(3) perbaikan, dan (4) penyempurnaan.
Tahap prapenulisan merupakan kegiatan seorang penulis dalam
mencari dan menemukan sesuatu yang ingin dikemukakan (Tompkins,
1994:9). Kegiatan dalam tahap ini mencakup pemilihan topik, memikirkan
tujuan, bentuk, dan pembaca, serta memampatkan & mengorganisasikan
gagasan. Kegiatan ini dilakukan melalui membaca, berbicara, berpikir, curah
pendapat, mengamati gambar, membuka catatan, dan menjawab pertanyaan
yang disusun berdasarkan hal pokok yang menjadi perhatian penulis. Tahap
prapenulisan juga disebut sebagai tahap latihan (rehearsing), yakni tahap
untuk menemukan apa yang ingin penulis kemukakan. Pengalaman
berbahasa secara lisan yang dimiliki siswa pada tahap prapenulisan akan
memudahkan mereka untuk melakukan tahap penulisan draf.
12. Tahap penulisan draf merupakan kegiatan seorang penulis dalam
menelusuri dan mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dibuat pada
langkah pertama baik melalui bercerita, bertanya jawab, pengelompokan, dan
menulis cepat. Penulisan draf dilakukan segera setelah siswa lancar
mengemukakan pengalamannya secara lisan. Tahap penulisan draf ialah
sebagai kegiatan yang tentatif, artinya penulisan draf pertama akan
bersambung dan berubah dengan penulisan draf kedua dan seterusnya.
Tahap perbaikan adalah kegiatan untuk memikirkan kembali dan
mengubah atau memperbaiki draf. Inti dari kegiatan pada tahap perbaikan
adalah memperbaiki dan menyempurnakan tulisan atau menemukan
kesalahan-kesalahan pada draf tulisan. Kegiatan itu dimaksudkan untuk
mendapatkan tulisan yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh
penulisnya. Perhatian utama pada tahap perbaikan adalah tentang isi tulisan.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pada tahap perbaikan ini
seorang penulis atau mitra penulis melakukan perbaikan berkaitan dengan
ejaan dan tanda baca. Perbaikan dapat dilakukan melalui pembacaan
kembali tulisan oleh penulis sendiri atau melalui curah pendapat dan
pertemuan individual dengan orang lain, teman atau guru (peer conference).
Tahap penyempurnaan adalah kegiatan menghaluskan draf tulisan.
Tahap penyempurnaan merupakan tahapan akhir kegiatan penulisan. Pada
tahap ini dilakukan penyusunan dan penulisan kembali draf tulisan.
Penyempurnaan didasarkan pada hasil pembacaan kembali (refleksi) penulis
dan dari hasil curah pendapat dengan orang lain pada tahap perbaikan.
Penyempurnaan dilakukan pada aspek teknis tulisan, misalnya cara
menggunakan huruf kapital, tanda koma, tanda titik, kalimat langsung dan tak
langsung, pemilihan kata, cara menyusun kalimat, dan penyempurnaan isi
karangan. Tulisan pada tahap penyempurnaan ini merupakan hasil akhir
penulis yang siap dikomunikasikan kepada pembaca.
13. Tahap prapenulisan, penulisan draf, perbaikan, dan penyempurnaan
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar menulis.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu tulisan yang relatif sempurna.
E. Pendekatan Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar
1. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam
pembelajaran. Pendekatan komunikatif tampak pada pemeblajaran,
misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat dan membuat
iklan.
2. Pendekatan Integratif
Pendekatan integrative menekankan keterpaduan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).
Pendekatan ini tampak pada butir pembelajaran, mislanya menceritakan
pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana,
membaca bacaan kemudia membuat ikhtisar dan meringkas cerita yang
didengar.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
14. Pendekatana keterampilan proses menfokuskan pada keterampilan siswa
dalam mengamati, mengklasifikasi, meginterpretasi dan
mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses ini tampak pada
butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyususn
laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi
paragraph yang padu.
4. Pendekatan Tematis
Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai paying atau
pemandu dalam pembelajaran. Pendekatan tematis tampak pada butir
pembelajaran, misalnya menulis pengalaman dalam bentuk puisi dan
menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai
karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu
memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek pembelajaran
bukan sebgai objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai
motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam
membangun atau mengkonstruksi gagasan atau ide masing-masing
didalam pembelajaran.
F. Metode Dan Pembelajaran Menulis Permulaan Di Sekolah Dasar
Dalam pembelajaran menulis permulaan ada 4 metode yang dapat di
diterapkan.
1. Metode eja
Metode eja didasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca
dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata.
Oleh karena itu pengajaran dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan
menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan
huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis dimulai dari
huruf lepas, dengan langka-langka sebagi berikut:
a. Menulis huruf lepas
b. Merangkaiakan huruf lepas menjadi suku kata
c. Merangkaikan suku kata menjadi kata
d. Menyusun karta menjadi kalimat
2. Metode kata lembaga
15. Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langka-langka sebagai
berikut:
a. Mengenalkan kata
b. Merangkaikan kata antar suku kata
c. Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya
d. Menggabungkan huruf menjadi kata
3. Metode global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan
dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar.
Menguraikan kalimat dnega kata-kata menjadi suku kata.
4. Metode SAS
Pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita disertai
dengan gambar yang didalamnya terkandung unsure analitik sintetik.
Selain itu metode SAS adalah suatu pembelajaran menulis permulaan
yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar
menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dengan
guru atau siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan
menulis kartu huruf, kartu suku kata, dan kartu kalimat, sementara
sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, gura dan sebagaian
siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimay yang
berarti (Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-
langkah dengan urutan sebagai berikut:
a. Struktur, yaitu menampilkan keseluruhan.
b. Analitik, yaitu melakukan proses penguraian.
c. Sintetik, yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
G. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Lanjut Di Sekolah Dasar
Pelaksanaan merupakan kegiatan pengimplementasian pembelajaran
di dalam kelas sesuai dengan rencana tertulis atau tidak tertulis untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Atau dengan kalimat lain
dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis adalah strategi guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis di kelas untuk mencapai
16. tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan disesuaikan dengan tujuan umum
dan tujuan khusus pembelajaran menulis yang hendak dicapai.
Menulis lanjut diberikan kepada siswa mulai kelas 4 sampai kelas 6
sekolah dasar. Pengajaran menulis lanjut berisikan kegiatan-kegiatan
berbahasa tulis yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada
umumnya dan bidang pekerjaan pada khususya. Pembelajaran menulis
lanjut di SD menekankan pelatihan penulisan berbagai bentuk tulisan,
misalnya surat, prosa, puisi pidato, naskah drama, laporan, naskah berita,
pengumuman, iklan, cara menulis ringkasan, dan mengisi formulir dan
sebagainya. Adapun materi pembelajaran menulis lanjut untuk kelas 4 sampai
kelas 6 dapat dilihat pencapaiannya sesuai dengan kompetensi-kompetensi
berikut.
Kelas/semester : IV/1
Menulis
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
secara tertulis dalam
bentuk percakapan,
petunjuk, cerita, dan
surat
•
•
Melengkapi percakapan yang belum
selesai dengan memperhatikan
penggunaan ejaan
(tanda titik dua, dan tanda petik)
Menulis petunjuk untuk melakukan
sesuatu atau penjelasan tentang cara
membuat sesuatu
• Melengkapi bagian cerita yang hilang
(rumpang) dengan menggunakan
kata/kalimat yang tepat sehingga
menjadi cerita yang padu
• Menulis surat untuk teman sebaya
tentang pengalaman atau cita-cita
dengan bahasa yang baik dan benar
dan memperhatikan penggunaan ejaan
(huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)
Kelas/semester : IV/2
17. Menulis
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
secara tertulis dalam
bentuk karangan,
pengumuman, dan
pantun anak
•
Menyusun karangan tentang berbagai
topik sederhana dengan memperhatikan
penggunaan ejaan (huruf besar, tanda
titik, tanda koma, dll.)
• Menulis pengumuman dengan bahasa
yang baik dan benar serta
memperhatikan penggunaan ejaan
• Membuat pantun anak yang menarik
tentang berbagai tema (persahabatan,
ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai
dengan ciri-ciri pantun
Kelas/semester : V/1
Menulis
Mengungkapkan
pikiran, perasaan,
informasi, dan
pengalaman secara
tertulis dalam bentuk
karangan,
surat undangan, dan
dialog tertulis
•
•
Menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan
Menulis surat undangan (ulang tahun,
acara agama, kegiatan sekolah,
kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat
efektif dan memperhatikan penggunaan
ejaan
• Menulis dialog sederhana antara dua
atau tiga tokoh dengan memperhatikan
isi serta perannya
Kelas/semester : V/2
18. Menulis
Mengungkapkan
pikiran, perasaan,
informasi, dan fakta
secara tertulis dalam
bentuk ringkasan,
laporan, dan puisi
bebas
• Meringkas isi buku yang dipilih sendiri
dengan memperhatikan penggunaan ejaan
• Menulis laporan pengamatan atau
kunjungan berdasarkan tahapan (catatan,
konsep awal, perbaikan, final) dengan
memperhatikan penggunaan ejaan
• Menulis puisi bebas dengan pilihan kata
yang tepat
Kelas/semester : VI/1
Menulis
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
secara tertulis dalam
bentuk formulir,
ringkasan, dialog, dan
parafrase
•
•
Mengisi formulir (pendaftaran, kartu
anggota, wesel pos, kartu pos, daftar
riwayat hidup, dll.) dengan benar
Membuat ringkasan dari teks yang
dibaca atau yang didengar
• Menyusun percakapan tentang berbagai
topik dengan memperhatikan
penggunaan ejaan
• Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa
dengan tetap memperhatikan makna
puisi
Kelas/semester : VI/2
Menulis
Mengungkapkan pikiran
dan informasi secara
tertulis dalam bentuk
naskah pidato dan surat
resmi
•
Menyusun naskah pidato/sambutan
(perpisahan, ulang tahun, perayaan
sekolah, dll.) dengan bahasa yang baik
dan benar, serta memperhatikan
penggunaan ejaan
• Menulis surat resmi dengan
memperhatikan pilihan kata sesuai
dengan orang yang dituju
19. Pembelajaran menulis di kelas tinggi berdasarkan kompetensi-kompetensi
di atas dapat dilakukan di antaranya melalui beberapa teknik berikut.
1. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan visual
Berdasarkan rangsangan visual kegiatan menulis dapat dilakukan dengan
cara menyajikan gambar atau film yang membentuk rangkaian cerita dan siswa
diminta untuk membuat karangan berdasarkan gambar atau film yang telah
diperlihatkan.
2. Kegiatan menulis berdasarkan rangsangan suara
Bentuk kegiatan menulis ini dilaksanakan dengan cara menyajikan suara
yang dapat berbentuk dialog, ceramah, diskusi atau tanya jawab, baik yang
berupa rekaman suara maupun secara langsung langsung. Misalnya, siswa
disuruh membuat karangan berdasarkan rekaman yang telah didengarkan.
3. Kegiatan menulis dengan rangsangan buku
Kegiatan menulis ini dilakukan dengan cara menyajikan teks bacaan, dan
siswa diminta untuk membuat karangan berdasarkan teks yang telah dibacanya.
Bentuk tugas yang harus dikerjakan siswa dapat berupa membuat
ringkasan/rangkuman/sinopsis, membuat resensi, atau membuat kritik.
4. Kegiatan menulis laporan
Bentuk kegiatan menulis laporan ini dilakukan dengan cara memintan siswa
untuk membuat laporan kegiatan yang pernah dilakukan sepeti melakukan
kegiatan wawancara, mengikuti khotbah jum’at, mengikuti seminar/diskusi,
mengikuti darmawisata, atau kegiatan perkemahan) atau kegiatan penelitian
sederhana yang telah dilakukan.
5. Kegiatan Menulis surat
Kegiatan menulis surat dilakukan dengan cara: siswa diminta untuk menulis
sebuah surat (surat resmi yang dapat berupa surat lamaran kerja, surat undangan
rapat; atau surat pribadi yang dapat berupa surat kepada orang tua atau kepada
teman).
6. Menulis berdasarkan tema tertentu
Kegiatan menulis yang didasarkan pada tema tertentu dilakukan dengan cara:
menyajikan sebuah atau beberapa topik dan siswa diminta untuk membuat suatu
karangan berdasarkan topik yang telah ditentukan.
7. Menulis karangan bebas
Menulis karangan bebas dilaksanakan dengan cara meminta siswa untuk
membuat karangan dengan tema dan sifat karangan yang ditentukan sendiri oleh
siswa.
20. H. Evaluasi Menulis di SD
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran menulis permulaan di SD meliputi:
1. Penguasaan lambang bunyi
Dikte merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui penguasaan
siswa tentang lambing bunyi.
2. Penguasaan ejaan dan tanda baca
Guru bisa menggunakan teknik dikte, pilihan ganda atau perbaikan ejaan
yang salah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan
ejaan bahasa dan tanda baca.
3. Kemampuan memilih kata
Tes dalam hal ini sebenarnya merupakan semacam tes kosa kata yang
lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam menggunakan kata
secara tepat dalam kalimat.
22. DAFTAR PUSTAKA
Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 259—271
https://slideplayer.info/slide/11931583/
Strategi Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Kelas IV (Suparti)