Makalah ini membahas tentang pelatihan pembacaan puisi untuk siswa. Penulis memberikan contoh pelatihan pembacaan puisi kepada beberapa siswa dengan memberikan puisi dan penjelasan teknik pembacaan puisi. Beberapa siswa mengalami kesulitan seperti gugup dan cepat dalam pembacaan. Penulis memberikan solusi dengan memberikan waktu untuk mempelajari puisi dan memberikan contoh pembacaan.
1. i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya lah kami
selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Penyelesaian laporan
Pengembangan Keterampilan Membaca ini tak lepas dari berbagai hambatan dan
rintangan yang dihadapi baik bersifat moril maupun materil. Namun, berkat doa,
dorongan, semangat, dan juga bantuan dari berbagai pihak sehingga kami selaku
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penulis laporan ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan
para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dan mendukung baik secara materil maupun moril, khususnya kepada
bapak Muhammad Firman Al-Fahad, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pengembangan Keterampilan Membaca.
28 Juni 2018
Penulis
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................ii
BAB I Pendahuluan ..................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................2
BAB II Landasan Teori
2.1 Membaca ..........................................................................3
2.2 Teknik Membaca Puisi ....................................................5
BAB III Pembahasan
3.1 Pembacaan Puisi Pertama ................................................8
3.2 Pembacaan Puisi Kedua ...................................................9
BAB IV Simpulan dan Saran
4.1 Simpulan ..........................................................................14
4.2 Saran .................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................16
LAMPIRAN .............................................................................17
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya
berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat
dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter dalam Tarigan menjelaskan
bahwa katapoet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam
bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya,
orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.
Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan
filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian puisi secara garis besarnya adalah perasaan
penyair yang ungkapkan dalam pilihan kata yang cermat, serta mengandung imajinasi,
pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan,
dan perasaan yang bercampur-baur. Sedangkan puisi medern adalah puisi yang
berkembang di Indonesia setelah masa penjajahan belanda atau setelah kemerdekaan
Indonesia.
Ada pula pengertian lain, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang
menggunakan kata-kata sebagai medianya yang menekankan pada unsur perasaan
sebagai hasil penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh
penciptanya dengan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya dan lain-
lain. Puisi dalam kenyataannya beragam gaya dan aliran yang dianutnya. Untuk
menetukan suatu puisi itu baik atau buruk, tidak dapat ditentukan dengan menilainya
4. 2
dari satu segi saja. Banyak penyair yang berpandangan bahwa puisi yang baik adalah
puisi yang berada ditengah-tengah antara terang dan gelap.
Artinya puisi tersebut di mata penikmatnya tidak susah untuk diselami, tetapi juga
tidak terlalu gampang, tidak ringan, dan tidak telanjang apa adanya.
1.2. Rumusan Masalah
a. Kegiatan apa yang biasa dilakukan sebelum pembacaan puisi?
b. Kendala apa saja yang dialami anak ketika membaca puisi?
c. Bagaimana perkembangan anak setelah mendapatkan pelatihan pembacaan
puisi dari Anda?
d. Tuliskan temuan di lapangan saat melatih pembacaan puisi?
e. Setelah mengetahui kendala yang dihadapi anak, solusi apa yang Anda berikan?
1.3. Tujuan
Tujuan saya ingin di capai dengan adanya makalah ini adalah siswa dapat membaca
puisi dengan teknik yang benar. Tak lupa juga agar para siswa dapat membaca puisi
dengan mimik, penghayatan, pelafalan, dan intonasi yang pas dengan bacaan puisi
tersebut.
5. 3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Membaca
Menurut saya, membaca adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa indra
manusia khusunya mata. Dimana mata tersebut di pergunakan untuk melihat bacaan
tersebut lalu bacaan tersebut di pahami. Kegiatan membaca juga bisa di lakukan dengan
cara di keraskan dengan lisan atau di baca dalam hati.
Adapula pengertian membaca dari beberapa ahli, sebagai berikut:
Kamus Besar Bahasa Indonesia1
Mr.Tampubalon, (1987) halaman 6
Bahasa tulisan adalah suatu ide-ide/ pemikiran, sehingga dalam pemahaman
dialek sebuah tulisan dengan metode membaca sebuagai sebuah proses penalaran.
Mr.Juel dalam buku Mr.Sandjaja (2005)
Membaca merupakan sebuah proses untuk dapat mengenal kata-kata dan
memadukan menjadi arti kata dan menjadi kalimat dan struktur baca.
Mr. Finochiaro (1973) halaman 119
Membaca yaitu memahami sebuah arti dan maknanya yang terkandung pada
bahasa yang tertulis.
1
Membaca yaitu melihat dan paham isinya, bisa dengan melisankan atau
dalam hati saja.
6. 1
Mr. Lado, (1976)
Membaca yaitu memahami dari bebrapa pola atau tata bahasa dari gambaran yang tertulis.
Keraf Mr. Gorys
Membaca merupakan suatu proses yang mengandung komponen fisik dan mental. Sepanjang jalur tersebut, dapat
diterjemahkan juga sebagai metodologi memberikan pentingnya gambar visual.
Mr. Hodgson, (1960)
Membaca yaitu sebuah proses yang dilakukan oleh para pembaca untuk mendapatkan sebuah pesan, yang akan
disampaikan dari penulis dengan perantara media kata-kata ataupun bahasa tulisan.
Mr. Fredick Mc Donald, (1996)
Membaca merupakan rangkaian respon-respon yang lengkap, yang mencakup respon sikap, kognitif, dan
manipulatif.
Bonomo (1973)
Membaca merupakan suatu cara untuk memahami sebuah arti dan maknanya yang ada dalam bahasa tertulisnya.
Mr. Juel dan Mr. Sandjaja (2005)
7. 2
Membaca bahwa metodologi untuk menjadi lebih berkenalan dengan beberapa kata-kata dan mengkoordinasikan
ke pentingnya kata-kata menjadi kalimat
8. 1
dan struktur meneliti. Dengan cara ini, di bangun dari meneliti dapat
membuat esensi dari bagian.
2.2. Teknik Membaca Puisi
1. Pelafalan
Pelafalan adalah suatu proses atau usaha untuk mengucapkan bunyi bahasa, baik itu
suku kata, kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi.
2. Intonasi
Intonasi adalah penyajian tinggi rendah irama puisi dengan memerhatikan jenis-jenis
tekanan, seperti tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo. Simak
penjelasannya di bawah ini.
a. Tekanan dinamik
Tekanan dinamik, yaitu tekanan pada kata yang terpenting menjadi sari kalimat atau
bait puisi.
b. Tekanan nada
Tekanan nada, adalah tekanan tinggi rendah, perasaan girang, gembira, marah,
sedih, gundah, galau, dan suasana hati lainnya.
c. Tekanan tempo
Tekanan tempo, yaitu lambat atau cepatnya pengucapan suku kata atau kalimat.
9. 2
3. Faktor Non Kebahasaan
Faktor non kebahasaan atau ekspresi terbagi menjadi beberapa hal antara lain sikap,
gerak gerik dan mimik, volume suara, serta kelancaran dan kecepatan. Simak
penjelasannya berikut ini.
a. Sikap
Sikap merupakan kunci kesuksesan membaca puisi dihadapan orang, maka dari itu
diperlukan penguasaan sikap yang sempurna oleh pembaca. Selama membaca puisi,
sebaiknya pembaca berusaha mendapatkan perhatian yang positif dari pendengar atau
penonton. Hal yang harus dilakukan adalah sikap yang wajar dan ketenangan
menghadapi orang lain. Untuk dapat menguasai dua hal tersebut, pembaca dituntut
untuk berlatih dan menguasai puisi yang akan dibacakan secara matang agar ketika
tampil tak akan gugup dan sikap yang ditunjukan dapat sempurna.
b. Gerak-gerik dan Mimik
Gerak gerik dan mimik adalah faktor yang penting dalam membaca puisi didepan
orang banyak. Penggunaan gerak-gerik dalam pembacaan puisi dapat membangkitkan
gairah pendengar untuk mendengarkan puisi yang anda bawakan. Selain itu
penggunaan mimik yang tepat sesuai dengan tema puisi juga haruslah dilakukan
dengan baik agar seolah-olah pembaca ikut mengalami dan merasakan apa yang
terdapat di dalam puisi yang dibacakan. Oleh karena itu, pembaca dituntut untuk
memahami materi puisi dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh agar mimik yang
didapatkan bisa sempurna.
10. 3
c. Volume Suara
Volume suara yang digunakan sebaiknya menyesuaikan tempat dan jumlah
perkiraan jumlah pendengar. Jika pembacaan puisi dilakukan di tempat yang terbuka
maka sebaiknya volume suara lebih lantang dan jika pembacaan puisi di dalam ruangan
volume suara harus menyesuaikan luas tempat agar pendengar dapat nyaman
mendengarkan puisi yang anda bacakan. Untuk pementasan puisi saat ini sangat
banyak menggunakan pengeras suara atau mic. Maka dari itu pembaca puisi juga harus
menguasai teknik penggunaan mic agar suara yang dihasilkan tidak sumbang, tidak
terlalu pelan ataupun tidak terlalu keras.
d. Kelancaran dan Kecepatan
Kelancaran dan kecepatan sangat mempengaruhi pendengar dalam menikmati puisi
yang dibawakan. Kedua hal tersebut harus benar-benar dicermati agar pendengar dapat
menikmati puisi yang dibacakan dengan baik serta pesan yang ada di dalam puisi juga
dapat tersampaikan. Kelancaran membaca puisi erat kaitannya dengan latihan, karena
hanya dengan latihan maka akan didapatkan kelancaran membaca yang baik. Selain itu
kecepatan membaca juga harus diperhatikan, apabila kecepatan membaca puisi terlalu
cepat maka pendengar akan sulit memahami isi puisi dan jika terlalu lambat juga akan
membuat pendengar jenuh.
11. 4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pembacaan Puisi Pertama
Sebelum melakukan kegiatan membaca puisi, saya mengumpulkan para adik-
adik kelas saya saat saya masih SMA. Saya dan adik-adik menyepakati tanggal dan
jam agar kami dapat bertemu dan saya dapat membagi materi soal puisi. Saat saya dan
adik-adik sudah bertemu di tempat yang sudah di sepakati saya memberikan masing-
masing orang dua lembar puisi. Puisi yang pertama berjudul MAJU dan yang kedua
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. . Yang sebelumnya sudah saya lihat dan saya
baca agar dapat menghayati bacaan puisi tersebut.
Setelah saya memberikan dua lembar kertas tersebut, saya memberikan
penjelasan tentang pengertian puisi dan langkah-langkah membaca puisi. Setelah saya
memberikan penjelasan tentang puisi dan langkah-langkahnya, saya meminta para
adik-adik untuk membaca puisi yang pertama yaitu puisi yang berjudul MAJU karya
dari salah satu sastrawan terkenal yaitu Chairil Anwar.
Saat membaca puisi, Alfina dan Rafalia merasa tidak percaya diri saat membaca
puisinya. Misalnya, saat membaca puisi tersebut mereka terpaku pada teks, tidak
melihat kepada teman-teman yang menonton. Rafalia juga saat membaca puisinya
terlalu cepat. Namun, Tisha, Nabila dan Fathia cukup percaya diri, gestur dan
pelafalannyapun culup bagus namun penghayatannya masih kurang. Temu lapang yang
di lakukan saat melatih membaca puisi ini sudah cukup baik, karena ada beberapa orang
yang sudah percaya diri dan menunjukan mimik, gestur dan intonasi yang baik.
12. 5
Walaupun dari ke lima siswa yang saya ajarkan ini masih ada yang malu malu dan
kurang percaya diri untuk melakukan gestur-gestur yang sesuai dengan bacaan puisi
tersebut.
Setelah saya mengetahui kendala adik-adik ini, saya memberikan beberapa
solusi seperti, saya memberikan mereka waktu untuk membaca dan menghayati bacaan
puisi tersebut, saya juga memberikan contoh di bait-bait yang menurut mereka sulit.
No Nama
Penilaian
Penghayatan/
Ekspresi/
Penjiwaan
Gestur/
Mimik
Artikulasi/
Pelafalan
Intonasi/
Penekanan
1 2 3 4
1 Rafalia
Harditasya Putri
2 2 3 3
2 Alfina Hasna 2 2 3 3
3 Siti Nabila
Ainunnisa
3 3 3 3
4 Tisha Febriani 3 3 3 3
5 Fathia Nurul
Afifah
3 3 3 3
Keterangan:
4 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan sangat baik
3 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan baik
2 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan kurang baik
1 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan tidak baik
13. 6
PEDOMAN ACUAN PENILAIAN
81> sangat baik
61-80 Baik
41-60 kurang baik
21-40 tidak baik
0-20 Sangat tidak baik
1. Pembaca puisi pertama, bernama Rafalia Harditasya Putri:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
2. Pembaca puisi kedua, bernama Alfina Hasna:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
3. Pembaca puisi ketiga, bernama Siti Nabila Ainunnisa:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
4. Pembaca puisi keempat, bernama Tisha Febriani:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
14. 7
5. Pembaca puisi kelima, bernama Fathia Nurul Afifah:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
3.2. Pembacaan Puisi Kedua
Sebelum melakukan kegiatan membaca puisi, saya mengumpulkan para adik-
adik kelas saya saat saya masih SMA. Saya dan adik-adik menyepakati tanggal dan
jam agar kami dapat bertemu dan saya dapat membagi materi soal puisi. Saat saya dan
adik-adik sudah bertemu di tempat yang sudah di sepakati saya memberikan masing-
masing orang dua lembar puisi. Puisi yang pertama berjudul MAJU dan yang kedua
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Yang sebelumnya sudah saya lihat dan saya
baca agar dapat menghayati bacaan puisi tersebut. Kegiatan sebelum membaca puisi
ini sama dengan saat membaca puisi yang pertama.
Setelah saya memberikan dua lembar kertas tersebut, saya memberikan
penjelasan tentang pengertian puisi dan langkah-langkah membaca puisi. Setelah saya
memberikan penjelasan tentang puisi dan langkah-langkahnya, saya meminta para
adik-adik untuk membaca puisi yang pertama yaitu puisi yang berjudul Pahlawan Tnpa
Tanda Jasa.
Saat membaca puisi, Alfina dan Rafalia merasa tidak percaya diri saat membaca
puisinya. Misalnya, saat membaca puisi tersebut mereka terpaku pada teks, tidak
melihat kepada teman-teman yang menonton. Rafalia juga saat membaca puisinya
terlalu cepat. Namun, Tisha, Nabila dan Fathia cukup percaya diri, gestur dan
pelafalannyapun culup bagus namun penghayatannya masih kurang.
Temu lapang yang di lakukan saat melatih membaca puisi ini sudah cukup baik,
karena ada beberapa orang yang sudah percaya diri dan menunjukan mimik, gestur dan
intonasi yang baik. Walaupun dari ke lima siswa yang saya ajarkan ini masih ada yang
malu malu dan kurang percaya diri untuk melakukan gestur-gestur yang sesuai dengan
bacaan puisi tersebut.
15. 8
Setelah saya mengetahui kendala adik-adik ini, saya memberikan beberapa
solusi seperti, saya memberikan mereka waktu untuk membaca dan menghayati bacaan
puisi tersebut, saya juga memberikan contoh di bait-bait yang menurut mereka sulit.
No Nama
Penilaian
Penghayatan/
Ekspresi/
Penjiwaan
Gestur/
Mimik
Artikulasi/
Pelafalan
Intonasi/
Penekanan
1 2
3
4
1 Rafalia
Harditasya Putri
2 2 3 3
2 Alfina Hasna 2 2 3 3
3 Siti Nabila
Ainunnisa
3 3 3 3
4 Tisha Febriani 3 3 3 3
5 Fathia Nurul
Afifah
3 3 3 3
Keterangan:
4 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan sangat baik
3 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan baik
2 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan kurang baik
1 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan tidak baik
16. 9
PEDOMAN ACUAN PENILAIAN
81> sangat baik
61-80 Baik
41-60 kurang baik
21-40 tidak baik
0-20 Sangat tidak baik
1. Pembaca puisi pertama, bernama Rafalia Harditasya Putri:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
2. Pembaca puisi kedua, bernama Alfina Hasna:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
3. Pembaca puisi ketiga, bernama Siti Nabila Ainunnisa:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
4. Pembaca puisi keempat, bernama Tisha Febriani:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
17. 10
5. Pembaca puisi kelima, bernama Fathia Nurul Afifah:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Puisi adalah perasaan penyair yang ungkapkan dalam pilihan kata yang cermat,
serta mengandung imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan
kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
Sedangkan membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisis, dan
menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Kegiatan
membaca meliputi membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Dalam membaca puisi juga kita harus memperhatikan teknik-tekniknya.
Seperti, gestur, nada, ekspresi, penghayatan dan pelafalannya. Dengan menggunakan
teknik tersebut secara benar, maka kita dapat membaca puisi dengan bagus, baik dan
benar.
Maka, saat anak-anak membaca dua puisi tersebut kita memberi tahu apa saja
teknik-teknik itu dan memberikan cotoh bagaimana membaca puisi yang baik dengan
cara menunjukan gestur,nada, lafal, ekspresi dan penghayatan yang benar.
4.2. Saran
Saat mengajar siswa-siswi ini, kita harus sabar dan tegas. Agar, pembelajaran
berjalan lancar. Selain mengetahui teknik-teknik dan langkah-langkah membaca puisi,
kita harus banyak-banyak belajar atau latihan dan melihat orang-orang atau sastrawan
18. 11
membaca puisi. Agar kita tahu bagaimana membaca puisi yang baik dan benar.
Sehingga orang yang mendengarkan atau menonton tidak merasa bosan atau jenuh.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempuranaan
penulisan laporan di kemudian hari.
21. 14
Keterangan:
4 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan sangat baik
3 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan baik
2 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan kurang baik
1 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan tidak baik
PEDOMAN ACUAN PENILAIAN
81> sangat baik
61-80 Baik
41-60 kurang baik
21-40 tidak baik
0-20 Sangat tidak baik
1. Pembaca puisi pertama, bernama Rafalia Harditasya Putri:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
2. Pembaca puisi kedua, bernama Alfina Hasna:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
3. Pembaca puisi ketiga, bernama Siti Nabila Ainunnisa:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
4. Pembaca puisi keempat, bernama Tisha Febriani:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
22. 15
5. Pembaca puisi kelima, bernama Fathia Nurul Afifah:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
2.2 Puisi kedua
No Nama
Penilaian
Penghayatan/
Ekspresi/
Penjiwaan
Gestur/
Mimik
Artikulasi/
Pelafalan
Intonasi/
Penekanan
1 2
3
4
1 Rafalia
Harditasya Putri
2 2 3 3
2 Alfina Hasna 2 2 3 3
3 Siti Nabila
Ainunnisa
3 3 3 3
4 Tisha Febriani 3 3 3 3
5 Fathia Nurul
Afifah
3 3 3 3
Keterangan:
4 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan sangat baik
3 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan baik
2 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan kurang baik
23. 16
1 = Pembaca puisi mampu menunjukkan kriteria 1, 2, 3, 4 dengan tidak baik
PEDOMAN ACUAN PENILAIAN
81> sangat baik
61-80 Baik
41-60 kurang baik
21-40 tidak baik
0-20 Sangat tidak baik
1. Pembaca puisi pertama, bernama Rafalia Harditasya Putri:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
2. Pembaca puisi kedua, bernama Alfina Hasna:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 62,5 (baik)
3. Pembaca puisi ketiga, bernama Siti Nabila Ainunnisa:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
4. Pembaca puisi keempat, bernama Tisha Febriani:
Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (12)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (16)
𝑥 100 = 75 (baik)
5. Pembaca puisi kelima, bernama Fathia Nurul Afifah: