SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS NARASI BAHASA INGGRIS PADA
PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Makalah
Disusun oleh :
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd
NIP . 197108171997022003
SMP NEGERI 49 BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, karena
atas Ridlo serta Inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul : Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis
Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasakan masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan hal ini disebabkan berbagai
keterbatasan penulis. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam rangka perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Akhirul kata penulis berharap mudah-mudahan laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin ya robbal alamin.
Bandung, Juli 2014
Penulis,
Titin Agustini, S. Pd, M.M.Pd
ABSTRAK
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd, “Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam
Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik Sekolah
Menengah Pertama”
Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas seringkali peserta didik
mengalami kesulitan dalam membuat atau menarik sebuah kesimpulan dari pokok
bahasan, hal ini dikarenakan guru kurang memberikan pembelajaran dan melatih
olah pikir di dalam otak peserta didik tentang bagaimana hubungan keterkaitan
satu konsep materi dengan konsep materi yang lain. Dalam pendekatan model
belajar mind mapping secara terus menerus peserta didik dilatih untuk
menguraikan hubungan konsep satu dengan konsep lain melalui sebuah peta
konsep sehingga peserta didik mudah untuk memahami seluruh rangkaian
hubungan materi tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui :
Model peta konsep /pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran menulis narasi
dalam Bahasa Inggris. Implementasi metode peta pikiran (mind mapping) adalah
sebagai berikut, peserta didik bersama guru memilih tema karangan kemudian
menuliskannya di atas selembar kertas kosong. Penulisan berupa kata kunci dari
ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar yang berwarna. Setelah
peserta didik membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran, kemudian peserta
didik ditugaskan untuk menulis karangan narasi. Apabila masih ada ide yang
muncul di tengah aktivitas menulis maka dapat dituangkan dalam cabang-cabang
atau ranting mana pun dalam peta pikiran untuk selanjutnya dituangkan dalam
karangan narasi.
Kata Kunci : Bahasa Inggris, Narasi, Peta Pikiran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................i
ABSTRAK ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................5
A. Hakekat Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris di SMP...........5
B. Hakekat Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping)................... 10
BAB III PEMBAHASAN : ....................................................................13
Pembelajaran Membuat Narasi Dalam Bahasa Inggris Dengan
Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping)..................................13
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................21
A. Simpulan ...........................................................................................21
B. Saran .................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu
mengembangkan perubahan tingkah laku pada peserta didik. Perubahan
tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Menurut Oemar
Hamalik (2010: 79) mengungkapkan bahwa taksonomi tujuan pendidikan
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi
tujuan tersebut terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Oleh karena itu dalam mengajar pada bidang studi apapun guru harus
berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta
didik didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian
individu.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain.
Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan
bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif
yang ada dalam dirinya.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi
atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memegang peranan penting ialah
pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang
ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga
perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Menurut Yeti Mulyati,
dkk. (2008: 5.3) menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan
pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan).
Menurut The Liang Gie (1992: 17), mengarang adalah keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan-
nya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Sehubungan
dengan hal itu mengarang dapat diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang
dimaksudkan oleh penulis atau pengarang. Karangan itu sendiri memiliki
klasifikasi dan jenis yang beragam. Menurut Yusi Rosdiana, dkk. (2008:
3.22) wacana narasi merupakan salah satu jenis wacana yang berisi cerita.
Hal ini berarti bahwa menulis narasi adalah salah satu jenis karangan yang
sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun
berdasarkan rekaan pengarang.
Menulis narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dan
dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Peserta didik dapat mengungkapkan
perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis
narasi. Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh
peserta didik, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur sehingga peserta didik akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan
menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus ditingkatkan
sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila kemampuan
menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin
berkurang atau tidak berkembang.
Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah metode pembelajaran. Menurut T. Raka Joni dalam Soli
Abimanyu (2008: 2-5) metode adalah cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode merupakan cara
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan
hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta pikiran (mind
mapping). Menurut Edward (2009: 64) peta pikiran (mind mapping) adalah
cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data dari atau ke otak. Peta pikiran (Mind mapping) merupakan
salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan peserta didik
untuk belajar.
Dalam mempelajari Bahasa Inggris di SMP yang banyak memerlukan
pemahaman secara luas dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi maka
diperlukan pemahaman secara mandiri yang digalih dan dibangun dari
pengalaman peserta didik sendiri. Dengan membangun sebuah konsep di
dalam alam pikiran peserta didik sendiri maka diharapkan pemahaman
konsep dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat lebih mudah dipahami.
Pemahaman dapat dibangun dan digalih jika peserta didik diberikan
kesempatan untuk merangkai dan menemukan sendiri konsep tersebut melalui
penalaran dengan turut aktif untuk menemukan jaringan konsep-konsep
materi pembelajaran Bahasa Inggis melalui metode pembelajaran dengan
mind mapping yang dilakukan peserta didik sendiri dengan bimbingan
seorang guru. Dengan demikian pengetahuan yang dibangun tersebut akan
mengakar dan melekat lebih kuat di dalam alam pikiran peserta didik.
Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas seringkali peserta
didik mengalami kesulitan dalam membuat atau menarik sebuah kesimpulan
dari pokok bahasan, hal ini dikarenakan guru kurang memberikan
pembelajaran dan melatih olah pikir di dalam otak peserta didik tentang
bagaimana hubungan keterkaitan satu konsep materi dengan konsep materi
yang lain. Dalam pendekatan model belajar mind mapping secara terus
menerus peserta didik dilatih untuk menguraikan hubungan konsep satu
dengan konsep lain melalui sebuah peta konsep sehingga peserta didik mudah
untuk memahami seluruh rangkaian hubungan materi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah : Bagaimanakah model
peta konsep /pikiran (mind mapping) pembelajaran menulis narasi dalam
Bahasa Inggris?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui : Model peta
konsep/pikiran (mind mapping) pembelajaran menulis narasi dalam Bahasa
Inggris.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi guru,
Upaya guru untuk membangkitkan kemampuan peserta didik untuk
menulis narasi Bahasa Inggris yang selama ini sebagian peserta didik
mengalami kesulitan.
2. Bagi peserta didik,
Adanya metoda yang memudahkan mereka dalam mengerjakan tugas-
tugas pembelajaran membuat narasi Bahasa Inggris.
3. Bagi sekolah,
Meningkatkan profesionalisme guru yang berpengaruh terhadap akreditasi
sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris di SMP
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran.
Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain
untuk membelajarkan peserta didik yang belajar.( Aan Hasanah, 2012:95).
Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan sebagai bantuan kepada
peserta didik didik yang dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan.
Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman peserta didik sebagai
seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. ( Aan Hasanah, 2012:98).
Secara tradisional, proses pembelajaran melibatkan pendidik, peserta
didik dan buku ajar (textbook). Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai
penyampaian isi pelajaran ke dalam otak peserta didik dengan cara tertentu dan
mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu
menghadapi ujian. Dengan model ini, cara memperbaiki pembelajaran adalah
memperbaiki kemampuan pendidik dengan cara pendidik mempelajari banyak
pengetahuan dan metode penyampaian isi pelajaran kepada peserta didik.
Hamalik (2010) menjelaskan dengan mengutip pendapat Briggs bahwa
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik
sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Hamalik
(2010) menjelaskan dengan mengutip pendapat Gagne menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang
dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini
dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan belajar,
pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara-cara merancang belajar agar
peserta didik mampu belajar secara optimal.
Menurut J.Ch. Sujanto (1988: 60) menulis merupakan suatu proses
pertumbuhan melalui banyak latihan. Sebagai suatu proses, menulis merupakan
serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase
(tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi
karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan)
yang memerlukan banyak latihan (St.Y. Slamet, 2007: 97).
Sejalan dengan itu, Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet, (2007: 98)
mengungkapkan bahwa: Menulis, di samping sebagai proses, menulis juga
merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir
yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan,
antara lain:
(1) adanya kesatuan gagasan;
(2) penggunaan kalimat yang jelas;
(3) paragraf disusun dengan baik;
(4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan
(5) penguasaan kosakata yang memadai.
Dalam kegiatan menulis, diperlukan adanya kompleksitas kegiatan
untuk menyusun karangan secara baik yang meliputi:
(1) keterampilan gramatikal,
(2) penuangan isi,
(3) keterampilan stilistika,
(4) keterampilan mekanis, dan
(5) keterampilan memutuskan (Heaton dalam St.Y. Slamet, 2008: 142).
Sejalan dengan hal tersebut kemampuan menulis menurut Sabarti
Akhadiah (1994: 2) merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut
sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Sehubungan dengan kompleksnya
kegiatan yang diperlukan untuk kegiatan menulis, maka menulis harus
dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-
sungguh.
Dengan demikian menulis adalah serangkaian proses kegiatan yang
kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke dalam
bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang
disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian
kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk
disampaikan kepada pembaca.
Menurut The Liang Gie (1992: 17-18), unsur menulis terdiri atas
gagasan, tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi),
tatanan, dan wahana.
1) Gagasan
Topik yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang.
Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau pengetahuan
yang dimilikinya.
2) Tuturan
Merupakan pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca. Ada
bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, dan eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
3) Tatanan
Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan
menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis
harus mengindahkan aturan-aturan dalam menulis.
4) Wahana
Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa kosakata,
gramatika, retorika (seni memakai bahasa). Bagi penulis pemula,
wahana sering menjadi masalah. Mereka menggunakan kosakata,
gramatika, retorika yang masih sederhana dan terbatas. Untuk
mengatasi hal tersebut, seorang penulis harus memperkaya kosakata
yang belum diketahui artinya. Seorang penulis harus rajin menulis dan
membaca.
David P. Haris dalam St.Y. Slamet (2007: 108) menjelaskan proses
menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2)
bentuk karangan, (3) tata bahasa, (4) gaya, (5) ejaan dan tanda baca. Isi
karangan adalah gagasan dari penulis yang akan dikemukakan. Bentuk
karangan merupakan susunan atau penyajian isi karangan. Tata bahasa adalah
kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat. Gaya
merupakan pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu terhadap
karangan itu. Ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan
lambang-lambang bahasa tertulis.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur menulis terdiri
atas pengungkapkan gagasan, tuturan yang digunakan penulis dalam
menyampaikan tulisannya, tatanan dalam penulisan, dan wahana yang berupa
kosakata, serta ejaan dan tanda baca.
Salah satu kegiatan menulis adalah menulis narasi. Narasi merupakan
salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu
dalam pelajaran bahasa Indonesia. Gorys Keraf (2001: 136) mengungkapkan
bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran
utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah
peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Sedangkan menurut M. Atar Semi
(1990: 32) narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga
dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana yang
berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi berdasarkan urutan waktu. Hal ini berarti bahwa
dalam menulis narasi yang perlu menjadi perhatian utama adalah urutan waktu
dari sebuah wacana tersebut.
Menurut St.Y. Slamet (2007: 103), narasi adalah ragam wacana yang
menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan
gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan,
langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal tersebut J.Ch.
Sujanto (1988: 111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan jenis paparan
yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga
dengan yang diungkapkan Wahyu Wibowo (2001: 59) narasi adalah bentuk
tulisan yang menggarisbawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa
yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun
imajinatif.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa narasi merupakan suatu
bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah
unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi dapat juga mengisahkan suatu
kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh karenanya dapat
dirumuskan dengan cara lain bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur utama sebuah narasi adalah
tindak-tanduk atau perbuatan dalam suatu urutan waktu.
Menurut St.Y. Slamet (2007: 97) bahwa menulis merupakan
serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase
(tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi
karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).
Sehubungan dengan hal itu DePorter dan Hernacki (2006: 194) menyatakan
ada tujuh tahapan dalam proses penulisan:
a) persiapan, yaitu mengelompokkan dan memulai menulis;
b) draft-kasar, yaitu mencari dan mengembangkan gagasan;
c) berbagi, memberikan draft tulisan untuk di baca orang lain dan
mendapatkan umpan balik;
d) perbaikan, yaitu memperbaiki tulisan;
e) penyuntingan, adalah memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan
tanda baca;
f) penulisan kembali, memasukkan isi yang baru dan perubahan
penyuntingan; dan
g) evaluasi, yaitu memeriksa apakah sudah selesai ataukah belum.
Gorys Keraf (2004: 38) menyatakan bahwa rangkaian aktivitas menulis
meliputi: a) pramenulis, b) penulisan draft, c) revisi, d) penyuntingan, e)
publikasi atau pembahasaan. Sementara itu Temple dkk. (dalam Ahmad dan
Darmiyati, 2002: 52) mengidentifikasi bahwa ada 4 tahap perkembangan
tulisan yang dialami oleh peserta didik, yaitu: prafonemik, fonem.
Dalam standar isi Bahasa Inggris, menulis merupakan mengungkapkan
makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana untuk berinteraksi
dengan lingkungan terdekat, yang meliputi :
1) Mengungkapkan makna gagasan dalam teks tulis fungsional pendek
sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara
akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan
terdekat.
2) Mengungkapkan langkah retorika dalam teks tulis fungsional pendek
sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara
akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan
terdekat.
B. Hakekat Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping)
Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu
mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran atau disebut mind
mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-
an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas
dan pengembangan diri. Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind
mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang
akan “memetakan” pikiran. Sejalan dengan hal tersebut DePorter, dkk. (2005:
175-176) mengatakan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.
Peta pikiran adalah sebuah diagram yang digunakan untuk
mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain
yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta pikiran juga digunakan untuk
menggeneralisasikan, memvisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide dan
sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan serta dalam menulis.
DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa peta
pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola
dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,
mengorganisasikan, dan merencpeserta didikan. Peta pikiran ini dapat
membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Sejalan
dengan hal tersebut, Wycoff berpendapat bahwa pemetaan-pikiran atau peta
pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib. (Hernowo, dalam
http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384).
Buzan (2007: 4) berpendapat Mind mapping atau peta pikiran adalah
cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data dari/ke otak Lebih bahwa mind mapping adalah cara
mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran,
sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan
kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia ter-
eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak
manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua
sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan
pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan,
2008: 9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung,
akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah
untuk diingat.
Peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama
dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang
pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang
dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah
diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan
berbagai hal. Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta
pikiran (mind mapping) adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang
digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai
imajinasi kreatif.
Sebelum membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan,
yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, serta imajinasi.
Buzan (2008: 15) mengemukakan ada tujuh langkah untuk untuk membuat
mind mapping. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
dilektakkan mendatar (landscape). Karena apabila dimulai dari tengah
akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah
dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami.
2) Menggunakan gambar atau foto untuk sentral. Karena sebuah gambar
atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam
menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah gambar sentral
akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak
berkosentrasi, dan mengaktifkan otak.
3) Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind
mapping) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif,
dan menyenangkan.
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan
seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang
mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang-
cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan diingat.
5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena
dengan garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik bagi mata.
6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan kata
kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada
peta pikiran (mind mapping).
7) Menggunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar
bermakna seribu kata.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembelajaran Membuat Narasi Dalam Bahasa Inggris Dengan Model Peta
Konsep /Pikiran (Mind Mapping)
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, peserta didik dapat menggunakan
peta pikiran (mind mapping) sebagai gagasan dalam kegiatan menulis. Di dalam
kegiatan menulis, peta pikiran membantu peserta didik menyusun informasi dan
melancarkan aliran pikiran. Peta pikiran dapat membantu peserta didik dalam
mengatasi hambatan menulis. Tugas menulis dapat menghasilkan beberapa peta
pikiran, saat topik-topik utama yang mungkin berkembang menjadi subjek baru,
dengan pemikiran dan penjelajahan lebih lanjut. Di samping itu, menurut Yuliatul
Maghfiroh (dalam http://carahidup.um.ac.id/2009/10/peta-pikiran-mind-mapping/)
peta pikiran (mind mapping) mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1) Mudah melihat gambaran keseluruhan.
2) Membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan
membuat hubungan.
3) Memudahkan penambahan informasi baru.
4) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
5) Setiap peta bersifat unik.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode
peta pikiran (mind mapping) akan memudahkan peserta didik dalam pembelajaran
khususnya dalam menulis narasi bagi peserta didik SMP. Melalui peta pikiran
(mind mapping) peserta didik lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya
untuk dituangkan dalam bentuk tulisan narasi.
Peta pikiran (mind mapping) bisa juga dikategorikan sebagai teknik
mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan peta
pikiran (mind mapping) ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si
pembuatnya. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-
an. Hingga saat ini metode yang merupakan implementasi dari radiant thinking
adalah metode belajar yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. (Indra
Yusuf, dalam http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah
menghasilkan belajar, atau memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Komponen-komponen sistem itu adalah pendidik, peserta didik,
materi pembelajaran, dan lingkungan belajar.
Hasil penggunaan pandangan sistem dalam pembelajaran adalah
memandang pentingnya peranan komponen-komponen di dalam proses
pembelajaran. Komponen-komponen itu harus berinteraksi secara efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Komponen Pembelajaran menurut Suparman (1995) terdiri dari :
1) Tujuan
Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan
pembelajaran adalah instructional effect biasanya berupa pengetahuan, dan
keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara.
Tujuan Pembelajaran Khusus dirumuskan akan mempermudah dalam
menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat. Setelah peserta didik
melakukan proses belajar,-mengajar, selain memperoleh hasil belajar, mereka
akan memperoleh dampak pengiring berupa pengetahuan, tenggang rasa,
kecermatan dalam berbahasa dan sebagainya.
2) Subjek belajar
Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama
karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena
peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar.
Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai
perubahan perilaku pada diri subyek belajar. Partisipasi aktif subyek belajar
dari pihak peserta didik berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Maka, diperlukan perencanaan pembelajaran yang efektif tentang diagnosis
kesulitan belajar dan analisis tugas.
3) Materi pelajaran.
Materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran.
Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisir secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses
pembelajaran.
Materi dalam sistem pembelajaran berada dalam Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku sumber. Maka, pendidik
hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran agar
proses pembelajaran dapat berlangsung intensif.
4) Strategi pembelajaran
Dalam penerapan strategi pembelajaran pendidik perlu memilih model-model
pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-teknik
mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan
strategi pembelajaran yang tepat, pendidik mempertimbangkan akan tujuan,
karakteristik peserta didik, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi
pembelajaran tersebut dapat berfungsi maksimal.
5) Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam
proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
Metode digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena : (1) media
dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata
menjadi dapat dilihat dengan jelas, (2) dapat menyajikan benda yang jauh dari
subyek belajar, (3) menyajikan peristiwa yang komplek, rumit dan
berlangsung cepat menjadi sistematik dan sederhana, sehingga mudah diikuti.
6) Penunjang
Komponen penunjang adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran,
bahan pelajaran dan semacamnya. Komponen belajar berfungsi mem-
perlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.
Secara garis besar, ada 4 pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran
guru dengan peserta didik tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran
dalam bentuk alat raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan peserta didik,
ketiga, pola (guru+media) dengan peserta didik. Keempat, pola media dengan
peserta didik atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan
pembelajaran yang disiapkan (Baby,2014).
Berdasarkan pola-pola pembelajaran di atas, maka pembelajaran bukan
hanya sekedar mengajar dengan satu pola, akan tetapi lebih dari pada itu seorang
guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi.
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, bahwa proses
pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara pembelajar dengan
segala sesuatu yang menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam
mencapai proses yang berkesinambungan itulah diperlukan metode yang tepat
untuk diterapkan. Menurut HG. Tarigan (1991: 7) bahwa metode apapun yang
digunakan dalam pengajaran bahasa, jelas bahwa tujuan utamanya ialah agar para
peserta didik pembelajar terampil atau mampu berbahasa.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana,yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa,yaitu
mendengarkan,berbicara,membaca dan menulis.Keempat keterampilan inilah
yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat.Oleh karena itu,mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Menurut Tarigan (1991), ada empat aspek keterampilan berbahasa yang
mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening
skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca
(reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writting skills), dan keempat
keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Hal tersebut dapat dilihat pa da ruang lingkup mata pelajaran Bahasa
Inggris di SMP/MTs meliputi:
1) kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan
teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis
secaraterpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
2) kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan
monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan
report.
3) Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan
langkah-langkah retorika;kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik
(menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi
sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).
Metode peta pikiran (mind mapping) sangat tepat digunakan dalam
pembelajaran menulis narasi. Metode mencatat ini, didasarkan pada penelitian
tentang cara otak memproses informasi, bekerja sama dengan otak, dan bukan
menentangnya (Buzan dalam DePorter, dkk., 2005: 176). Saat otak mengingat
informasi, biasannya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi,
dan perasaan (Damasio dalam DePorter, dkk., 2005: 176).
Franz dalam http://www.roseindia.net/articles/mind-mapping-journal.page
mengungkapkan bahwa A Mind Map is a powerful graphic technique that
harnesses words, images, numbers, logic, rhythm, color and spatial skills. Yang
mana peta pikiran adalah sebuah teknik atau metode yang sangat jelas yang
memanfaatkan kata-kata, kesan-kesan, angka-angka, logika, irama, warna dan
keterampilan-keterampilan ruang. Dengan metode peta pikiran (mind mapping)
tentu akan sangat membantu peserta didik memanfaatkan potensi kedua belah
otak. Karena interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu
kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses mengingat dan berpikir.
Dengan telah terbiasanya peserta didik menggunakan dan mengembangkan
potensi dua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi,
kreativitas, daya ingat, dan pemahaman sehingga peserta didik dapat mengambil
keputusan berkualitas yang tepat.
Ada bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu mengetahui hal apa
yang akan ditulis, apa temanya, dan bagaimana memulainya. Dengan peta pikiran,
sebuah tema dapat dijabarkan ke dalam ranting-ranting tema yang lain sehingga
menjadi pengembang gagasan dalam menulis. Dalam menulis narasi, kreativitas
dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan idea tau gagasan menjadi
sebuah karangan yang menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja
otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya, bahwa peta pikiran (mind mapping)
menggunakan gambar, warna, dan kata kuncinya dapat membangkitkan fungsi
kerja otak kanan sehingga memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan imajinatif.
Lebih jauh lagi, apabila dibandingkan dengan metode konvensional yang selama
ini diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi, metode peta pikiran (mind
mapping) jauh lebih baik karena melibatkan kedua belahan otak untuk berfikir.
Hal ini berbeda dengan metode konvensional yang biasanya masih bersifat
teoretis praktis yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri saja.
Kreativitas dan imajinasi tidak berkembang dengan baik apabila masih
menggunakan metode konvensional tersebut. Oleh karena itu, metode peta pikiran
(mind mapping) sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi.
Implementasi metode peta pikiran (mind mapping) adalah sebagai berikut,
peserta didik bersama guru memilih tema karangan kemudian menuliskannya di
atas selembar kertas kosong. Penulisan berupa kata kunci dari ide yang dipilih
disertai dengan simbol atau gambar yang berwarna. Setelah peserta didik
membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran, kemudian peserta didik
ditugaskan untuk menulis karangan narasi. Apabila masih ada ide yang muncul di
tengah aktivitas menulis maka dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau
ranting mana pun dalam peta pikiran untuk selanjutnya dituangkan dalam
karangan narasi.
Secara aplikatif, implementasi metode peta pikiran (mind mapping) ini
adalah sebagai berikut. Pertama-tama peserta didik bersama guru memilih
tema/gagasan karangan narasi kemudian menuliskannya diatas selembar kertas
kosong. Selanjutnya peserta didik mengamati media gambar atau foto yang
disediakan guru, diikuti penulisan kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan
simbol atau gambar berwarna. Kemudian peserta didik menuliskan pengembangan
dari kata-kata kunci tersebut dalam ranting-ranting yang melingkupi pusat ide
karangan tersebut. Setelah peserta didik membuat perencanaan dalam bentuk peta
pikiran, peserta didik baru ditugaskan untuk menulis narasi. Ide yang muncul di
tengah aktivitas menulis dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting
mana pun dalam peta pikiran (mind mapping) untuk selanjutnya dituangkan dalam
karangan narasi.
Berikut ini contoh peta pikiran (mind mapping) sebagai bahan menulis
narasi tentang kesehatan (Health) yang membicarakan kewpada gambar berkut:
Gambar 1 Peta Pikiran tentang Health
Dijelaskan pula langkah-langkah untuk untuk membuat mind mapping.
Langka- langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Siapkan kertas putih kosong pertama dan diletakan secara horizontal di atas
meja. Dalam membuat narasi tentang buah-buahan, maka ditulis kata Health
di tengah kertas putih kosong sebagai gagasan utama dan buatlah gambar
Health sebagai simbol Hati dari Mind Mapping untuk Health.
2) Selanjutnya dengan pensil warna dibuat garis-garis cabang dari Fruit
misalnya lima cabang dengan warna yang berbeda. Selanjutnya setiap
cabang garis diberi nama serta symbol jenis buah-buahan yang diberi nama :
Diet, Sleep, Stress, Exercise, , dan help.
3) Setiap cabang kemudian diberi ranting. Setiap cabang dibuat tiga ranting
dengan warna yang sama dengan warna cabangnya serta ditulis simbolnya.
4) Pada kertas kosong yang kedua, dari hasil gambaran mind mapping “ fruit “
selanjutnya dibuat secara tulisan dengan pena dari mulai menyebutkan
gagasan utama, jumlah dan macam serta nama cabang dari gagasan utama
serta jumlah dan macam serta nama ranting dari cabang. Hasil tulisan tersebut
menjadi sebuah narasi tentang heath.
5) Hasil yang diharapkan dapat diperoleh pada pembelajaran siklus ini yaitu
peserta didik dapat membuat narasi dengan baik sehingga peserta didik dapat
menuangkan hasil pemikirannya terhadap narasi pada Mind Mapping yang
memuat generic structure. Demikian pula pada proses menulis narasi, peserta
didik diharapkan bisa menulis narasi secara lengkap secara lengkap, baik
awal, tengah, serta akhir tulisan..
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
1. Pembelajaran membuat narasi merupakan serangkaian proses kegiatan
yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya
ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari
gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan
serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui
tulisan untuk disampaikan kepada pembaca
2. Penggunaan metode peta pikiran (mind mapping) akan memudahkan
peserta didik dalam pembelajaran khususnya dalam menulis narasi bagi
peserta didik SMP. Melalui peta pikiran (mind mapping) peserta didik
lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan
dalam bentuk tulisan narasi. Menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa. Dalam belajar menulis yang baik diperlukan suatu metode.
Salah satu metode yang dapat dipakai adalah metode peta pikiran (mind
mapping). Metode ini merupakan sistem terbaru yang di desain sesuai
dengan kerja alami otak manusia. Metode mind mapping menggunakan
berbagai gambar dan warna yang akan menyeimbangkan cara kerja kedua
otak. Sehingga dengan metode ini dapat menjadikan peserta didik senang
untuk belajar bahasa Inggris
B. Saran
Model peta konsep /pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran
membuat narasi dalam Bahasa Inggris sangat baik digunakan sebagai
alternatife model pembelajaran membuat narasi dalam pelajaran Bahasa
Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. Suparman. 1995. Tesis Kesenjangan Antara Hasil Pendidikan Tinggi dan
Jabatan Di Indonesia yang diambil dari http://www.scribd.com/doc/61823481
/kesenjangan-antara-hasil-pendidikan-tinggi-dan-jabatan-di-indonesia
Atar. Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang.
Baby, Makalah Pengertian dan Hakikat Pembelajaran, 26 Maret 2014, unduk, 17
April 2014. http://sudoaduo.blogspot.com/2014/03/makalah-pengertian-dan-
hakikat.html
Buzan, Tony. 2007. Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
----------------. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.
DePorter, Bobbi, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 2005. Quantum Theaching.
Bandung: Mizan Pustaka.
Edward, Caroline. 2009. Mind Mapping untuk anak sehat dan cerdas. Sakti:
Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hasanah, Aan, Pengembangan Profesi Keguruan, Pustaka Setia: Bandung, 2012,
Hernowo,dalam
http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384).
http://carahidup.um.ac.id/2009/10/peta-pikiran
J.Ch. Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara Untuk
Matakuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebuyaan.
Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
Maghfiroh.Yuliatul (dalam http://carahidup.um.ac.id/2009/10/peta-pikiran-mind-
mapping/)
Muchlisoh (1996: 257)
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Refika Aditama, hlm. 5
Oemar hamalik. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rosdiana.HJ. Yusi, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. 2008. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sabarti, Akhadiah.1994. Kemampuan Menulis Bahas Indonesia, Jakarta :Erlangga
Soli Abimanyu, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
St.Y. Slamet. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Press.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: PT. Remaja
Tarigan.Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung: Angkasa.
Wahyu Wibowo. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yeti Mulyati, dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

More Related Content

What's hot

STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkbaiq wulan
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKDina Haya Sufya
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Nur Arifaizal Basri
 
Makalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanMakalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanLiseu Taqillah
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxJoko Lelurrr
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaHubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaerikadwiyana
 
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sdAbdul Latip
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianAgus Zuhri
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolahkomisariatimmbpp
 
Rumusan dan pengembangan indikator
Rumusan dan pengembangan indikatorRumusan dan pengembangan indikator
Rumusan dan pengembangan indikatorAerwant Lanut
 
Penjelasan sastra & kenyataan
Penjelasan sastra & kenyataanPenjelasan sastra & kenyataan
Penjelasan sastra & kenyataanRama Pratama
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Penilaian kognitif
Penilaian kognitifPenilaian kognitif
Penilaian kognitifnooraisy22
 

What's hot (20)

STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013
Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013
Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013
 
Penilaian pembelajaran ips
Penilaian pembelajaran ipsPenilaian pembelajaran ips
Penilaian pembelajaran ips
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 
Makalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanMakalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihan
 
Desain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelasDesain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelas
 
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tesTeknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaHubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika
 
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sdTema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
Tema 4, berbagai pekerjaan kurikulum 2013-bse kelas 4 sd
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
Rumusan dan pengembangan indikator
Rumusan dan pengembangan indikatorRumusan dan pengembangan indikator
Rumusan dan pengembangan indikator
 
Penjelasan sastra & kenyataan
Penjelasan sastra & kenyataanPenjelasan sastra & kenyataan
Penjelasan sastra & kenyataan
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Penilaian kognitif
Penilaian kognitifPenilaian kognitif
Penilaian kognitif
 

Similar to Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik SMP

SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptxSIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptxRitaPurnamaSari9
 
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaEika Matari
 
Strategi menulis
Strategi menulisStrategi menulis
Strategi menulisfetiazm
 
Ptk bahasa inggris
Ptk bahasa inggrisPtk bahasa inggris
Ptk bahasa inggrissatria darma
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxMunarom1
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxanastasiababa1
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxanastasiababa1
 
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iIsi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iHeru Joe
 
Presentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdf
Presentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdfPresentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdf
Presentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdfArisSetiawan409741
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Tjoetnyak Izzatie
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1Modul Guruku
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxfadli283033
 
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012arif widyatma
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxUsep Saefuddin
 
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...Titin Agustini
 

Similar to Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik SMP (20)

SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptxSIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
 
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswaPtk meningkatkan kemampuan menulis siswa
Ptk meningkatkan kemampuan menulis siswa
 
Strategi menulis
Strategi menulisStrategi menulis
Strategi menulis
 
Revisi tulisan skripsi 3
Revisi tulisan skripsi 3Revisi tulisan skripsi 3
Revisi tulisan skripsi 3
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Ptk bahasa inggris
Ptk bahasa inggrisPtk bahasa inggris
Ptk bahasa inggris
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docxATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
ATP Bahasa Indonesia Kelas 4.docx
 
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iIsi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
 
Presentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdf
Presentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdfPresentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdf
Presentasi Best Practice Aris Setiawan 2022.pdf
 
Komunikasi Matematika
Komunikasi MatematikaKomunikasi Matematika
Komunikasi Matematika
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
 
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
Prediksiujikompetensigurukelassdtahun2012
 
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptxPaparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
Paparan Lokakarya Penguatan Literasi.pptx
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...Metode  Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur ...
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik SMP

  • 1. METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI BAHASA INGGRIS PADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Makalah Disusun oleh : Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd NIP . 197108171997022003 SMP NEGERI 49 BANDUNG DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas Ridlo serta Inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul : Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Dalam penyusunan makalah ini penulis merasakan masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan hal ini disebabkan berbagai keterbatasan penulis. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam rangka perbaikan karya tulis ilmiah ini. Akhirul kata penulis berharap mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin ya robbal alamin. Bandung, Juli 2014 Penulis, Titin Agustini, S. Pd, M.M.Pd
  • 3. ABSTRAK Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd, “Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama” Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas seringkali peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat atau menarik sebuah kesimpulan dari pokok bahasan, hal ini dikarenakan guru kurang memberikan pembelajaran dan melatih olah pikir di dalam otak peserta didik tentang bagaimana hubungan keterkaitan satu konsep materi dengan konsep materi yang lain. Dalam pendekatan model belajar mind mapping secara terus menerus peserta didik dilatih untuk menguraikan hubungan konsep satu dengan konsep lain melalui sebuah peta konsep sehingga peserta didik mudah untuk memahami seluruh rangkaian hubungan materi tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui : Model peta konsep /pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran menulis narasi dalam Bahasa Inggris. Implementasi metode peta pikiran (mind mapping) adalah sebagai berikut, peserta didik bersama guru memilih tema karangan kemudian menuliskannya di atas selembar kertas kosong. Penulisan berupa kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar yang berwarna. Setelah peserta didik membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran, kemudian peserta didik ditugaskan untuk menulis karangan narasi. Apabila masih ada ide yang muncul di tengah aktivitas menulis maka dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting mana pun dalam peta pikiran untuk selanjutnya dituangkan dalam karangan narasi. Kata Kunci : Bahasa Inggris, Narasi, Peta Pikiran
  • 4. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................i ABSTRAK ..............................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................4 D. Manfaat Penelitian ..............................................................................4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................5 A. Hakekat Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris di SMP...........5 B. Hakekat Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping)................... 10 BAB III PEMBAHASAN : ....................................................................13 Pembelajaran Membuat Narasi Dalam Bahasa Inggris Dengan Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping)..................................13 BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................21 A. Simpulan ...........................................................................................21 B. Saran .................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................22
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2010: 79) mengungkapkan bahwa taksonomi tujuan pendidikan digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan tersebut terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu dalam mengajar pada bidang studi apapun guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta didik didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
  • 6. mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Menurut Yeti Mulyati, dkk. (2008: 5.3) menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Menurut The Liang Gie (1992: 17), mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan- nya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Sehubungan dengan hal itu mengarang dapat diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang. Karangan itu sendiri memiliki klasifikasi dan jenis yang beragam. Menurut Yusi Rosdiana, dkk. (2008: 3.22) wacana narasi merupakan salah satu jenis wacana yang berisi cerita. Hal ini berarti bahwa menulis narasi adalah salah satu jenis karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang. Menulis narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Peserta didik dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis narasi. Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh peserta didik, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga peserta didik akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila kemampuan
  • 7. menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang atau tidak berkembang. Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode pembelajaran. Menurut T. Raka Joni dalam Soli Abimanyu (2008: 2-5) metode adalah cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode merupakan cara pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta pikiran (mind mapping). Menurut Edward (2009: 64) peta pikiran (mind mapping) adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Peta pikiran (Mind mapping) merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan peserta didik untuk belajar. Dalam mempelajari Bahasa Inggris di SMP yang banyak memerlukan pemahaman secara luas dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi maka diperlukan pemahaman secara mandiri yang digalih dan dibangun dari pengalaman peserta didik sendiri. Dengan membangun sebuah konsep di dalam alam pikiran peserta didik sendiri maka diharapkan pemahaman konsep dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat lebih mudah dipahami. Pemahaman dapat dibangun dan digalih jika peserta didik diberikan kesempatan untuk merangkai dan menemukan sendiri konsep tersebut melalui penalaran dengan turut aktif untuk menemukan jaringan konsep-konsep materi pembelajaran Bahasa Inggis melalui metode pembelajaran dengan mind mapping yang dilakukan peserta didik sendiri dengan bimbingan seorang guru. Dengan demikian pengetahuan yang dibangun tersebut akan mengakar dan melekat lebih kuat di dalam alam pikiran peserta didik. Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas seringkali peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat atau menarik sebuah kesimpulan dari pokok bahasan, hal ini dikarenakan guru kurang memberikan
  • 8. pembelajaran dan melatih olah pikir di dalam otak peserta didik tentang bagaimana hubungan keterkaitan satu konsep materi dengan konsep materi yang lain. Dalam pendekatan model belajar mind mapping secara terus menerus peserta didik dilatih untuk menguraikan hubungan konsep satu dengan konsep lain melalui sebuah peta konsep sehingga peserta didik mudah untuk memahami seluruh rangkaian hubungan materi tersebut. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah : Bagaimanakah model peta konsep /pikiran (mind mapping) pembelajaran menulis narasi dalam Bahasa Inggris? C. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui : Model peta konsep/pikiran (mind mapping) pembelajaran menulis narasi dalam Bahasa Inggris. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi guru, Upaya guru untuk membangkitkan kemampuan peserta didik untuk menulis narasi Bahasa Inggris yang selama ini sebagian peserta didik mengalami kesulitan. 2. Bagi peserta didik, Adanya metoda yang memudahkan mereka dalam mengerjakan tugas- tugas pembelajaran membuat narasi Bahasa Inggris. 3. Bagi sekolah, Meningkatkan profesionalisme guru yang berpengaruh terhadap akreditasi sekolah.
  • 9. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa Inggris di SMP Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan peserta didik yang belajar.( Aan Hasanah, 2012:95). Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik didik yang dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman peserta didik sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. ( Aan Hasanah, 2012:98). Secara tradisional, proses pembelajaran melibatkan pendidik, peserta didik dan buku ajar (textbook). Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai penyampaian isi pelajaran ke dalam otak peserta didik dengan cara tertentu dan mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu menghadapi ujian. Dengan model ini, cara memperbaiki pembelajaran adalah memperbaiki kemampuan pendidik dengan cara pendidik mempelajari banyak pengetahuan dan metode penyampaian isi pelajaran kepada peserta didik. Hamalik (2010) menjelaskan dengan mengutip pendapat Briggs bahwa Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Hamalik (2010) menjelaskan dengan mengutip pendapat Gagne menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara-cara merancang belajar agar peserta didik mampu belajar secara optimal. Menurut J.Ch. Sujanto (1988: 60) menulis merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan. Sebagai suatu proses, menulis merupakan
  • 10. serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan) yang memerlukan banyak latihan (St.Y. Slamet, 2007: 97). Sejalan dengan itu, Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet, (2007: 98) mengungkapkan bahwa: Menulis, di samping sebagai proses, menulis juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan; (2) penggunaan kalimat yang jelas; (3) paragraf disusun dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan (5) penguasaan kosakata yang memadai. Dalam kegiatan menulis, diperlukan adanya kompleksitas kegiatan untuk menyusun karangan secara baik yang meliputi: (1) keterampilan gramatikal, (2) penuangan isi, (3) keterampilan stilistika, (4) keterampilan mekanis, dan (5) keterampilan memutuskan (Heaton dalam St.Y. Slamet, 2008: 142). Sejalan dengan hal tersebut kemampuan menulis menurut Sabarti Akhadiah (1994: 2) merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan untuk kegiatan menulis, maka menulis harus dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh- sungguh. Dengan demikian menulis adalah serangkaian proses kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian
  • 11. kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca. Menurut The Liang Gie (1992: 17-18), unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi), tatanan, dan wahana. 1) Gagasan Topik yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang. Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau pengetahuan yang dimilikinya. 2) Tuturan Merupakan pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca. Ada bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, dan eksposisi, argumentasi, dan persuasi. 3) Tatanan Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis harus mengindahkan aturan-aturan dalam menulis. 4) Wahana Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa kosakata, gramatika, retorika (seni memakai bahasa). Bagi penulis pemula, wahana sering menjadi masalah. Mereka menggunakan kosakata, gramatika, retorika yang masih sederhana dan terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang penulis harus memperkaya kosakata yang belum diketahui artinya. Seorang penulis harus rajin menulis dan membaca. David P. Haris dalam St.Y. Slamet (2007: 108) menjelaskan proses menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2) bentuk karangan, (3) tata bahasa, (4) gaya, (5) ejaan dan tanda baca. Isi karangan adalah gagasan dari penulis yang akan dikemukakan. Bentuk karangan merupakan susunan atau penyajian isi karangan. Tata bahasa adalah kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat. Gaya
  • 12. merupakan pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu terhadap karangan itu. Ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur menulis terdiri atas pengungkapkan gagasan, tuturan yang digunakan penulis dalam menyampaikan tulisannya, tatanan dalam penulisan, dan wahana yang berupa kosakata, serta ejaan dan tanda baca. Salah satu kegiatan menulis adalah menulis narasi. Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu dalam pelajaran bahasa Indonesia. Gorys Keraf (2001: 136) mengungkapkan bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Sedangkan menurut M. Atar Semi (1990: 32) narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi berdasarkan urutan waktu. Hal ini berarti bahwa dalam menulis narasi yang perlu menjadi perhatian utama adalah urutan waktu dari sebuah wacana tersebut. Menurut St.Y. Slamet (2007: 103), narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal tersebut J.Ch. Sujanto (1988: 111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang melalui waktu. Begitu juga dengan yang diungkapkan Wahyu Wibowo (2001: 59) narasi adalah bentuk tulisan yang menggarisbawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa
  • 13. yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun imajinatif. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi dapat juga mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh karenanya dapat dirumuskan dengan cara lain bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur utama sebuah narasi adalah tindak-tanduk atau perbuatan dalam suatu urutan waktu. Menurut St.Y. Slamet (2007: 97) bahwa menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Sehubungan dengan hal itu DePorter dan Hernacki (2006: 194) menyatakan ada tujuh tahapan dalam proses penulisan: a) persiapan, yaitu mengelompokkan dan memulai menulis; b) draft-kasar, yaitu mencari dan mengembangkan gagasan; c) berbagi, memberikan draft tulisan untuk di baca orang lain dan mendapatkan umpan balik; d) perbaikan, yaitu memperbaiki tulisan; e) penyuntingan, adalah memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca; f) penulisan kembali, memasukkan isi yang baru dan perubahan penyuntingan; dan g) evaluasi, yaitu memeriksa apakah sudah selesai ataukah belum. Gorys Keraf (2004: 38) menyatakan bahwa rangkaian aktivitas menulis meliputi: a) pramenulis, b) penulisan draft, c) revisi, d) penyuntingan, e) publikasi atau pembahasaan. Sementara itu Temple dkk. (dalam Ahmad dan
  • 14. Darmiyati, 2002: 52) mengidentifikasi bahwa ada 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami oleh peserta didik, yaitu: prafonemik, fonem. Dalam standar isi Bahasa Inggris, menulis merupakan mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat, yang meliputi : 1) Mengungkapkan makna gagasan dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. 2) Mengungkapkan langkah retorika dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. B. Hakekat Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping) Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran atau disebut mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970- an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan “memetakan” pikiran. Sejalan dengan hal tersebut DePorter, dkk. (2005: 175-176) mengatakan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Peta pikiran adalah sebuah diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam menulis. DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola
  • 15. dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencpeserta didikan. Peta pikiran ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Sejalan dengan hal tersebut, Wycoff berpendapat bahwa pemetaan-pikiran atau peta pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib. (Hernowo, dalam http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384). Buzan (2007: 4) berpendapat Mind mapping atau peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak Lebih bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia ter- eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2008: 9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat. Peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif. Sebelum membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, serta imajinasi.
  • 16. Buzan (2008: 15) mengemukakan ada tujuh langkah untuk untuk membuat mind mapping. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya dilektakkan mendatar (landscape). Karena apabila dimulai dari tengah akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami. 2) Menggunakan gambar atau foto untuk sentral. Karena sebuah gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak berkosentrasi, dan mengaktifkan otak. 3) Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind mapping) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif, dan menyenangkan. 4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang- cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan diingat. 5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena dengan garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. 6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran (mind mapping). 7) Menggunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata.
  • 17. BAB III PEMBAHASAN Pembelajaran Membuat Narasi Dalam Bahasa Inggris Dengan Model Peta Konsep /Pikiran (Mind Mapping) Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, peserta didik dapat menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai gagasan dalam kegiatan menulis. Di dalam kegiatan menulis, peta pikiran membantu peserta didik menyusun informasi dan melancarkan aliran pikiran. Peta pikiran dapat membantu peserta didik dalam mengatasi hambatan menulis. Tugas menulis dapat menghasilkan beberapa peta pikiran, saat topik-topik utama yang mungkin berkembang menjadi subjek baru, dengan pemikiran dan penjelajahan lebih lanjut. Di samping itu, menurut Yuliatul Maghfiroh (dalam http://carahidup.um.ac.id/2009/10/peta-pikiran-mind-mapping/) peta pikiran (mind mapping) mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1) Mudah melihat gambaran keseluruhan. 2) Membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat hubungan. 3) Memudahkan penambahan informasi baru. 4) Pengkajian ulang bisa lebih cepat. 5) Setiap peta bersifat unik. Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode peta pikiran (mind mapping) akan memudahkan peserta didik dalam pembelajaran khususnya dalam menulis narasi bagi peserta didik SMP. Melalui peta pikiran (mind mapping) peserta didik lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan narasi. Peta pikiran (mind mapping) bisa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan peta pikiran (mind mapping) ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970- an. Hingga saat ini metode yang merupakan implementasi dari radiant thinking
  • 18. adalah metode belajar yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. (Indra Yusuf, dalam http://www.pikiran-rakyat.com/prprint. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah menghasilkan belajar, atau memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen sistem itu adalah pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, dan lingkungan belajar. Hasil penggunaan pandangan sistem dalam pembelajaran adalah memandang pentingnya peranan komponen-komponen di dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen itu harus berinteraksi secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen Pembelajaran menurut Suparman (1995) terdiri dari : 1) Tujuan Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran adalah instructional effect biasanya berupa pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara. Tujuan Pembelajaran Khusus dirumuskan akan mempermudah dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat. Setelah peserta didik melakukan proses belajar,-mengajar, selain memperoleh hasil belajar, mereka akan memperoleh dampak pengiring berupa pengetahuan, tenggang rasa, kecermatan dalam berbahasa dan sebagainya. 2) Subjek belajar Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar. Partisipasi aktif subyek belajar dari pihak peserta didik berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Maka, diperlukan perencanaan pembelajaran yang efektif tentang diagnosis kesulitan belajar dan analisis tugas.
  • 19. 3) Materi pelajaran. Materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisir secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses pembelajaran. Materi dalam sistem pembelajaran berada dalam Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku sumber. Maka, pendidik hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung intensif. 4) Strategi pembelajaran Dalam penerapan strategi pembelajaran pendidik perlu memilih model-model pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat, pendidik mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik peserta didik, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat berfungsi maksimal. 5) Media pembelajaran Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Metode digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena : (1) media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat dengan jelas, (2) dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar, (3) menyajikan peristiwa yang komplek, rumit dan berlangsung cepat menjadi sistematik dan sederhana, sehingga mudah diikuti. 6) Penunjang Komponen penunjang adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Komponen belajar berfungsi mem- perlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Secara garis besar, ada 4 pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan peserta didik tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran dalam bentuk alat raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan peserta didik,
  • 20. ketiga, pola (guru+media) dengan peserta didik. Keempat, pola media dengan peserta didik atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan (Baby,2014). Berdasarkan pola-pola pembelajaran di atas, maka pembelajaran bukan hanya sekedar mengajar dengan satu pola, akan tetapi lebih dari pada itu seorang guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, bahwa proses pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara pembelajar dengan segala sesuatu yang menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam mencapai proses yang berkesinambungan itulah diperlukan metode yang tepat untuk diterapkan. Menurut HG. Tarigan (1991: 7) bahwa metode apapun yang digunakan dalam pengajaran bahasa, jelas bahwa tujuan utamanya ialah agar para peserta didik pembelajar terampil atau mampu berbahasa. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana,yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa,yaitu mendengarkan,berbicara,membaca dan menulis.Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat.Oleh karena itu,mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Menurut Tarigan (1991), ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca
  • 21. (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writting skills), dan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat pa da ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi: 1) kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secaraterpadu untuk mencapai tingkat literasi functional; 2) kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. 3) Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana). Metode peta pikiran (mind mapping) sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis narasi. Metode mencatat ini, didasarkan pada penelitian tentang cara otak memproses informasi, bekerja sama dengan otak, dan bukan menentangnya (Buzan dalam DePorter, dkk., 2005: 176). Saat otak mengingat informasi, biasannya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi, dan perasaan (Damasio dalam DePorter, dkk., 2005: 176). Franz dalam http://www.roseindia.net/articles/mind-mapping-journal.page mengungkapkan bahwa A Mind Map is a powerful graphic technique that harnesses words, images, numbers, logic, rhythm, color and spatial skills. Yang mana peta pikiran adalah sebuah teknik atau metode yang sangat jelas yang memanfaatkan kata-kata, kesan-kesan, angka-angka, logika, irama, warna dan keterampilan-keterampilan ruang. Dengan metode peta pikiran (mind mapping)
  • 22. tentu akan sangat membantu peserta didik memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses mengingat dan berpikir. Dengan telah terbiasanya peserta didik menggunakan dan mengembangkan potensi dua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman sehingga peserta didik dapat mengambil keputusan berkualitas yang tepat. Ada bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu mengetahui hal apa yang akan ditulis, apa temanya, dan bagaimana memulainya. Dengan peta pikiran, sebuah tema dapat dijabarkan ke dalam ranting-ranting tema yang lain sehingga menjadi pengembang gagasan dalam menulis. Dalam menulis narasi, kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan idea tau gagasan menjadi sebuah karangan yang menarik. Imajinasi dan kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya, bahwa peta pikiran (mind mapping) menggunakan gambar, warna, dan kata kuncinya dapat membangkitkan fungsi kerja otak kanan sehingga memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan imajinatif. Lebih jauh lagi, apabila dibandingkan dengan metode konvensional yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi, metode peta pikiran (mind mapping) jauh lebih baik karena melibatkan kedua belahan otak untuk berfikir. Hal ini berbeda dengan metode konvensional yang biasanya masih bersifat teoretis praktis yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri saja. Kreativitas dan imajinasi tidak berkembang dengan baik apabila masih menggunakan metode konvensional tersebut. Oleh karena itu, metode peta pikiran (mind mapping) sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi. Implementasi metode peta pikiran (mind mapping) adalah sebagai berikut, peserta didik bersama guru memilih tema karangan kemudian menuliskannya di atas selembar kertas kosong. Penulisan berupa kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar yang berwarna. Setelah peserta didik membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran, kemudian peserta didik ditugaskan untuk menulis karangan narasi. Apabila masih ada ide yang muncul di tengah aktivitas menulis maka dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau
  • 23. ranting mana pun dalam peta pikiran untuk selanjutnya dituangkan dalam karangan narasi. Secara aplikatif, implementasi metode peta pikiran (mind mapping) ini adalah sebagai berikut. Pertama-tama peserta didik bersama guru memilih tema/gagasan karangan narasi kemudian menuliskannya diatas selembar kertas kosong. Selanjutnya peserta didik mengamati media gambar atau foto yang disediakan guru, diikuti penulisan kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar berwarna. Kemudian peserta didik menuliskan pengembangan dari kata-kata kunci tersebut dalam ranting-ranting yang melingkupi pusat ide karangan tersebut. Setelah peserta didik membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran, peserta didik baru ditugaskan untuk menulis narasi. Ide yang muncul di tengah aktivitas menulis dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting mana pun dalam peta pikiran (mind mapping) untuk selanjutnya dituangkan dalam karangan narasi. Berikut ini contoh peta pikiran (mind mapping) sebagai bahan menulis narasi tentang kesehatan (Health) yang membicarakan kewpada gambar berkut: Gambar 1 Peta Pikiran tentang Health
  • 24. Dijelaskan pula langkah-langkah untuk untuk membuat mind mapping. Langka- langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Siapkan kertas putih kosong pertama dan diletakan secara horizontal di atas meja. Dalam membuat narasi tentang buah-buahan, maka ditulis kata Health di tengah kertas putih kosong sebagai gagasan utama dan buatlah gambar Health sebagai simbol Hati dari Mind Mapping untuk Health. 2) Selanjutnya dengan pensil warna dibuat garis-garis cabang dari Fruit misalnya lima cabang dengan warna yang berbeda. Selanjutnya setiap cabang garis diberi nama serta symbol jenis buah-buahan yang diberi nama : Diet, Sleep, Stress, Exercise, , dan help. 3) Setiap cabang kemudian diberi ranting. Setiap cabang dibuat tiga ranting dengan warna yang sama dengan warna cabangnya serta ditulis simbolnya. 4) Pada kertas kosong yang kedua, dari hasil gambaran mind mapping “ fruit “ selanjutnya dibuat secara tulisan dengan pena dari mulai menyebutkan gagasan utama, jumlah dan macam serta nama cabang dari gagasan utama serta jumlah dan macam serta nama ranting dari cabang. Hasil tulisan tersebut menjadi sebuah narasi tentang heath. 5) Hasil yang diharapkan dapat diperoleh pada pembelajaran siklus ini yaitu peserta didik dapat membuat narasi dengan baik sehingga peserta didik dapat menuangkan hasil pemikirannya terhadap narasi pada Mind Mapping yang memuat generic structure. Demikian pula pada proses menulis narasi, peserta didik diharapkan bisa menulis narasi secara lengkap secara lengkap, baik awal, tengah, serta akhir tulisan..
  • 25. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan 1. Pembelajaran membuat narasi merupakan serangkaian proses kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca 2. Penggunaan metode peta pikiran (mind mapping) akan memudahkan peserta didik dalam pembelajaran khususnya dalam menulis narasi bagi peserta didik SMP. Melalui peta pikiran (mind mapping) peserta didik lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan narasi. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam belajar menulis yang baik diperlukan suatu metode. Salah satu metode yang dapat dipakai adalah metode peta pikiran (mind mapping). Metode ini merupakan sistem terbaru yang di desain sesuai dengan kerja alami otak manusia. Metode mind mapping menggunakan berbagai gambar dan warna yang akan menyeimbangkan cara kerja kedua otak. Sehingga dengan metode ini dapat menjadikan peserta didik senang untuk belajar bahasa Inggris B. Saran Model peta konsep /pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran membuat narasi dalam Bahasa Inggris sangat baik digunakan sebagai alternatife model pembelajaran membuat narasi dalam pelajaran Bahasa Inggris.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, I. Suparman. 1995. Tesis Kesenjangan Antara Hasil Pendidikan Tinggi dan Jabatan Di Indonesia yang diambil dari http://www.scribd.com/doc/61823481 /kesenjangan-antara-hasil-pendidikan-tinggi-dan-jabatan-di-indonesia Atar. Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang. Baby, Makalah Pengertian dan Hakikat Pembelajaran, 26 Maret 2014, unduk, 17 April 2014. http://sudoaduo.blogspot.com/2014/03/makalah-pengertian-dan- hakikat.html Buzan, Tony. 2007. Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ----------------. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa. DePorter, Bobbi, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 2005. Quantum Theaching. Bandung: Mizan Pustaka. Edward, Caroline. 2009. Mind Mapping untuk anak sehat dan cerdas. Sakti: Yogyakarta. Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hasanah, Aan, Pengembangan Profesi Keguruan, Pustaka Setia: Bandung, 2012, Hernowo,dalam http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384). http://carahidup.um.ac.id/2009/10/peta-pikiran J.Ch. Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara Untuk Matakuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuyaan. Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty. Maghfiroh.Yuliatul (dalam http://carahidup.um.ac.id/2009/10/peta-pikiran-mind- mapping/) Muchlisoh (1996: 257) Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama, hlm. 5
  • 27. Oemar hamalik. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Rosdiana.HJ. Yusi, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka. Sabarti, Akhadiah.1994. Kemampuan Menulis Bahas Indonesia, Jakarta :Erlangga Soli Abimanyu, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan St.Y. Slamet. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: PT. Remaja Tarigan.Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung: Angkasa. Wahyu Wibowo. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yeti Mulyati, dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.