1. I
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MEMBACA
LAPORAN TEKNIK MEMBACA PUISI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PENGEMBANGAN
KETERAMPILAN MEMBACA yang diampu oleh:
Muhammad Firman Alfahad, M.Pd
Disusun oleh:
Lia Amelia 032116100
PENDIDIKAN SASTRA DAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2018
2. II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan tentang “Teknik Membaca Puisi” untuk memenuhi salah satu satu
tugas mata kuliah Pengembangan Keterampilan Membaca.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan tepat waktu Disamping itu,
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama
pembuatan laporan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Bogor, 29 Juni 2018
3. III
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Tujuan........................................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Membaca................................................................................................... 6
B. Teknik Membaca Puisi.............................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 10
A. Teknik membaca puisi............................................................................... 10
1. Pembaca Puisi Pertama ...................................................................... 10
2. Pembaca Puisi Kedua......................................................................... 10
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 11
A. Simpulan.................................................................................................... 11
B. Saran.......................................................................................................... 11
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang
pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia
diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi
secara benar. Penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan melalui
pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Sehubungan dengan hal itu, sejak jenjang
pendidikan taman kanak-kanak (TK) siswa sudah dikenalkan dengan Bahasa
Indonesia. Pada jenjang berikutnya Bahasa Indonesia diajarkan secara khusus dengan
alokasi waktu yang cukup banyak. Adapun, tujuan utama pengajaran Bahasa
Indonesia adalah membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi, baik
secara lisan maupun tertulis. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dilatih untuk
menguasai empat aspek berbahasa yaitu: mendengar, berbicara, membaca, dan
menulis. Salah satu aspek berbahasa yang akan menjadi bahasan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah aspek membaca. Dalam kurikulum (KTSP) 2006 disebutkan
bahwa standar kompetensi membaca sastra diantaranya memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak (Depdiknas 2003: 30). Pada
pendidikan formal, cara berbahasa diajarkan oleh guru pada siswanya melalui 2
proses pembelajaran menulis. Karya sastra 1merupakan ungkapan pribadi manusia.
Ungkapan yang ditulis berupa pengalaman, pemikiran, ide, keyakinan atau suatu
keyakinan dalam satu bentuk gambaran yang akan membangkitkan pesona dengan
bahasa sebagai alat tulis (Sumardjo, dkk 1991: 13). Hakikat pada karya sastra dapat
dipahami oleh instuisi dan perasaan, karena memerlukan pemahaman yang sama
sekali berbeda dengan ilmu sosial lainnya (Ratna, 2004: 11). Karya sastra terdiri atas
puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif2. Bahasa
yang digunakan dalam puisi adalah bahasa konotatif karena banyak menggunakan
makna kias dan makna lambang (majas) (Ratna, 2004: 17). Puisi merupakan salah
satu karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitasitasnya
1 sastra
2 Imajinatif
5. 5
B. Tujuan
1. Memperbaiki proses pembelajaran membaca khususnya membaca indah puisi
dengan teknik permodelan.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa agar mampu membaca indah puisi dengan
teknik permodelan
6. 6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca
dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan
berbicara. Tetapi pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah
berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara
terintegrasi dengan ketrampilan menyimak dan berbicara. (Mulyati:2009:1.12).
Membaca adalah memperoleh pengertian dari kata-kata yang ditulis orang lain dan
merupakan dasar dari pendidikan awal. Seseorang tanpa latar belakang membaca
sangat menghambat baik dalam pendidikan, pencapaian cita-cita, maupun
sosialisasinya di masyarakat. Akibatnya, seseorang yang tidak dapat membaca
sangattidak menyenangkan. Membaca menurut Y. Sofyan mengandung pengertian
sebagai suatu proses penafsiran dan pemberian makna tentang lambang-lambang oleh
seorang pembaca dalam usahanya untuk memperoleh pesan yang disampaikan
penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. (Y. Sofyan, 1991). Dalam pemerolehan
atau belajar suatu bahasa, keterampilan berbahasa jenis reseptif tampak banyak
mendukung pemerolehan bahasa jenis produktif (menulis dan berbicara). Dalam
suatu peristiwa komunikasi seringkali beberapa jenis keterampilan berbahasa
digunakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan komunikasi. Membaca juga
merupakan salah satu keterampilan dalam berkomunikasi. Pengirim menyampaikan
pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang berupa tulisan. Dalam
proses encoding, si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis,
kemudian dikirimkan kepada penerima. Kemudian, si penerima dalam
prosesdecoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tulis itu sehingga pesan
dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.
Ustadz Quraish dalam bukunya yang lain, “Membumikan Al-Qur’an” (Mizan, 1992),
secara menarik menafsirkan istilah iqra’ (yang biasa diartikan atau dipadankan
dengan “Membaca” saja) dalam konteks pencapaian prestasi tertinggi peradaban dan
manfaan pentingnya untuk dijadikan bekal kita memasuki zaman luber informasi
seperti saat ini. Ustad Quraish, lewat studi etimologisnya, menemukan salah satu
makna istilah terseut sebagai “menghimpun”. Bila dikaitkan dengan dunia teks, maka
seruan iqra’ itu mengajak kita untuk “menghimpun makna”. Dengan demikian Iqra’
yang diartikan membaca masih terus diperdengungkan karena itulah yang menjadi
awal langkah bagi manusia untuk menggapai pengetahuan dan wacana informasi, dan
mendapatkan jenjang pemahaman keilmuan yang lebih baik.
7. 7
Tujuan Membaca:
Membaca merupakan sarana untuk belajar bagi diri sendiri dan untuk rekreasi. Dia
samping itu, membaca juga merupakan sarana untuk mengusir kesepian, jendela bagi
kehidupan dan pelita yang tak pernah padam untuk memahami sesuatu. Dengan
membaca mampu membawa masa lalu dan masa depan ke dalam masa kini (Dayang
Nellie, 1996).
Selanjutnya tujuan membaca antara lain untuk kebutuhan memenuhi tuntutan
intelektual, spiritual, dan pengembangan pribadi; disamping itu, juga bermanfaat
untuk mengetahui hal-hal aktual disekelilingnya serta untuk mengisi waktu luang
(Hernowo, 2001:64).
Manfaat membaca
“The man who does not read good books has no advantage over the man who cannot
read them”–Mark Twain. Kata-kata bijak empu pengarang, Mark Twain diatas sudah
menjelaskan banyak mengenai manfaat membaca. Dengan membaca buku bermutu,
seseorang memiliki keunggulan komparatif3 dibanding orang yang tidak
membaca.(Hernowo,2005:73)
Selain itu, dengan membaca, orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya.
Melalui bacaan, seseorang berkesempatan melakukan refleksi4dan meditasi, sehingga
budaya baca lebih terarah kepada budaya intelektual dari pada hiburan yang dangkal.
Karena itu para pakar menyimpulkan, untuk membangun masyarakat yang beradab
dan maju, maka budaya baca perlu ditumbuhkan.Dalam sejarah proses transformasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, membaca menjadi keniscayaan. Keterampilan
membaca secara kritis menjadi modal dasar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
menyintesiskan bahan bacaan. Dengan membaca, pemikiran terbuka untuk melihat
antarhubungan ide-ide dan menggunakannya sebagai salah satu tujuan dari membaca
(Putra, 2008:7). Membaca bukanlah pekerjaan enteng. Kata orang, membaca adalah
ibarat mengolahragakan otak. Sekadar membaca-tentu dengan perasaan senang – dan
tidak usah memahami apa yang dibaca sudah sangat bermanfaat bagi otak.
Menurut Hernowo (2005:73) terdapat aneka ragam manfaat membaca dan
menulis yakni: Menata pikiran, Merumuskan keadaan diri, Mengikat dan
mengontruksi gagasan, Mengefektifkan gagasan positif, Menajamkan pemahaman,
mengasah daya ingt, mengenali detail diri, mengurai dan mengalirkan diri,
3 Komparatif
4 refleksi
8. 8
membuang kotoran diri, merekam momen-momen mengesankan,
meninggalkan “jejak” Pikiran yang sangat jelas, menyembuhkan diri, memfasihkan
komunikasi intra dan Interpersonal, memperkaya diri dengan lautan kata,
menunjukkan dengan kukuh bahwa diri itu unik, menggali diri paling dalam,
memotivasi diri dengan alasan yang kukuh dan jelas, membantu bekerjanya imajinasi,
memetakan pikiran, melatih diri menepati janji, mendidik diri dalam kejujuran,
mengoneksikan, sel-sel otak secara sangat aktiv, menyalakan pikiran, mengukur
pertumbuhan ruhani, mendorong menemukan hal-hal baru, mengefisienkan
pengelolaan diri, menjadikan diri bermakna.
B. Teknik membaca puisi
Bagaimana kita membaca puisi dengan baik dan sampai sasaran/tujuan makna dari
puisi yang kita baca sesuai maksud Sang Penyair? Ada beberapa tahapan yang harus
di perhatikan oleh sang pembaca puisi, antara lain:
1. Interpretasi (penafsiran/pemahaman makna puisi)
Dalam proses ini diperlukan ketajaman visi dan emosi dalam menafsirkan dan
membedah isi puisi. Memahami isi puisi adalah upaya awal yang harus dilakukan
oleh pembaca puisi, untuk mengungkap makna yang tersimpan dan tersirat dari
untaian kata yang tersurat.
2. Vocal
3. Artikulasi
Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.
4. Diksi
Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
5. Tempo
Cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan
menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda, di mana kita harus
menyambung atau mencuri nafas.
6. Dinamika
Lemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton, terutama pada
saat lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima dengan
mengatur rima dan irama, naik turunnya volume dan keras lembutnya diksi, dan
yang penting menjaga harmoni di saat naik turunnya nada suara.
7. Modulasi
Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
9. 9
8. Intonasi
Tekanan dan laju kalimat
9. Jeda
Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
10. Pernafasan.
Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan perut.
11. Penampilan
Salah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian atau
performance diatas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup,
berwibawa dan meyakinkan (tidak demam panggung).
12. Gerak
Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari puisi yang
dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.
13. Komunikasi
Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan, bahkan
menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
14. Ekspresi
Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas dengan
ekspresi yang pas dan wajar.
15. Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.
10. 10
BAB III PEMBAHASAN
A. Teknik membaca puisi
1. Pembaca Puisi Pertama
Sebelum pembacaan puisi Sinta Hasanah membaca puisi yang akan
dibacakannya. Memahami isi puisi tersebut hingga menguasai makna puisi.
Kendala yang ditemui saat pembacaan puisi adalah kurangnya ekspresi serta
intonasi yang diperlihatkan oleh pembaca puisi. Setelah adanya pelatihan
membaca puisi adanya sedikit peningkatan pada intonasi dan jeda. Masih
adanya pembaca puisi yang tidak mengekpresikan apa yang tergambar pada
puisi, intonasi yang membuat pendengar mengetahui isi puisi, dan masih
kurang tahunya kapan jeda yang tepat saat pembacaan puisi. Solusi yang saya
ambil dalam masalah ini adalah memberikan contoh pembacaan puisi serta
memberi tahu tentang ekspresi,intonasi,dan jeda yang tepat.
2. Pembaca Puisi Kedua
Sebelum pembacaan puisi Imel Tri Ariska membaca puisi yang akan
dibacakannya. Memahami isi puisi tersebut hingga menguasai makna puisi.
Kendala yang ditemui saat pembacaan puisi adalah kurangnya ekspresi serta
intonasi yang diperlihatkan oleh pembaca puisi. Setelah adanya pelatihan
membaca puisi adanya sedikit peningkatan pada intonasi dan jeda. Masih
adanya pembaca puisi yang tidak mengekpresikan apa yang tergambar pada
puisi, intonasi yang membuat pendengar mengetahui isi puisi, dan masih
kurang tahunya kapan jeda yang tepat saat pembacaan puisi. Solusi yang saya
ambil dalam masalah ini adalah memberikan contoh pembacaan puisi serta
memberi tahu tentang ekspresi,intonasi,dan jeda yang tepat.
11. 11
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca
dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan
berbicara. Tetapi pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah
berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara
terintegrasi dengan ketrampilan menyimak dan berbicara. (Mulyati:2009:1.12).
Tujuan membaca antara lain untuk kebutuhan memenuhi tuntutan intelektual,
spiritual, dan pengembangan pribadi; disamping itu, juga bermanfaat untuk
mengetahui hal-hal aktual disekelilingnya serta untuk mengisi waktu luang
(Hernowo, 2001:64). “The man who does not read good books has no advantageover
the man who cannot read them”–Mark Twain. Kata-kata bijak empu pengarang,
Mark Twain diatas sudah menjelaskan banyak mengenai manfaat membaca. Dengan
membaca buku bermutu, seseorang memiliki keunggulan komparatif dibanding orang
yang tidak membaca.(Hernowo,2005:73).
Dalam membacakan puisi ada beberapa teknik :
Dari kedua pembaca puisi saya menarik kesimpulan bahwa pembacaan puisi
masih kurangnya ekspresi, tidak memperhatikannya jeda, serta tidak menggunakan
intonasi yang tepat. Saat membaca puisi masih seperti membaca biasa tidak
memiliki perpedaan. Tetapi adanya sedikit perubahan dibeberapa bagian seperti
intonasi.
B. SARAN
Mempelajari cara membaca puisi sesuai dengan teknik membaca puisi yang
tepat. Melatih diri untuk memudahkan bermain ekspresi saat pembacaan puisi.
No Teknik membaca
puisi
1 Vocal
2 Intonasi
3 Jeda
4 Tempo
5 Penghayatan
6 Ekspresi
7 pernafasan