Kalimat berita dalam bahasa Bugis dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung. Kalimat berita langsung menyatakan peristiwa secara langsung, sedangkan kalimat berita tidak langsung menyatakan peristiwa secara tidak langsung."
1. ANALISIS PRAKTIS KALIMAT BERITA
DALAM BAHASA DAERAH BUGIS
Oleh
MUH. SYUKUR SALMAN
NIM 10B01127
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)
2012
2. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah makalah dengan judul Analisis Praktis Kalimat Berita pada
Bahada Daerah Bugis telah tuntas terselesaikan, meskipun mengalami hambatan yang
cukup berarti. Makalah yang mengetengahkan beberapa permasalahan menyangkut
kalimat berita pada bahasa daerah Bugis ini menjadi suatu bahan bacaan yang Insya
Allah dapat dimanfaatkan dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini, terutama bapak dosen pengampu mata kuliah Teori Aspek Keterampilan Berbahasa
yang telah menyajikan materi perkuliahan dengan sangat jelas sehingga pengerjaan
makalah ini bisa lebih mudah.
Jika memang masih ditemukan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, tentu
saja penulis membuka diri untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini sebagai
prasyarat tugas akhir mata kuliah dapat bermanfaat adanya kepada semua pihak yang
konsen terhadap pemanfaatan bahasa Bugis khususnya, dan bahasa secara umum.
Wassalam
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................ 2
D. Manfaat ...................................................................... 2
BAB II PERMASALAHAN
A. Pengertian Kalimat Berita ......................................... 3
B. Bahasa Daerah Bugis ................................................ 4
C. Kalimat Berita pada Bahasa Daerah Bugis ............... 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .................................................................... 9
B. Saran .......................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa.
Menulis adalah menurunkan atau meluluskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan grafik tersebut (Tarigan, 1986:21). Menulis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk memformulasikan gagasan, ide, atau pikiran ke dalam bentuk bahasa tulis
yang diungkapkan dengan lambang-lambang grafik yang dapat dimengerti, baik oleh
penulisnya maupun orang lain. Kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia dapat
diperoleh melalui belajar menulis. Demikian pula pada umumnya terhadap bahasa
yang lain, semisal bahasa Bugis. Seseorang diharapkan dapat menguasai daya cipta
dan gaya bahasa yang menyenangkan, mengenal penggunaan ejaan, tanda baca, dan
pilihan kata yang tepat dalam menulis.
Dalam membuat suatu karya tulis tidak terlepas dari penggunaan kalimat.
Kalimat merupakan unsur pembentuk tulisan yang saling terpadu dalam mendukung
gagasan atau ide karya tulis itu sendiri. Kalimat-kalimat yang membentuk suatu
karya tulis mempunyai fungsinya masing-masing. Berdasarkan fungsinya kalimat
terbagi menjadi tiga yaitu kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat suruh
(M.Ramlan, 2001:26). Ketiga jenis kalimat tersebut termuat dalam kurikulum
pendidikan yang dipelajari siswa di sekolah. Dalam hal ini, penulis akan
memfokuskan pada kalimat berita dalam bahasa Bugis.
Pengertian kalimat berita dalam bahasa Bugis, sama dengan kalimat berita
dalam bahasa lainnya, seperti bahasa Indonesia. Kalimat berita merupakan kalimat
yang berfungsi memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Untuk itu, dalam
menulis kalimat berita harus memperhatikan keefektifan kalimat agar ide atau
gagasan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca atau
pendengar. Keefektifan kalimat menunjukkan tingkat kemampuan seseorang dalam
5. menulis kalimat. Untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang dalam menulis
kalimat perlu dilakukan analisis keefektifan kalimat dalam bahasa Bugis.
Analisis keefektifan kalimat pada kalimat berita yang dibuat siswa bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang kualitas kalimat berita yang dibuat siswa.
Kualitas kalimat berita sangat dipengarui oleh keefektifan kalimat yang digunakan,
sehingga isi atau maksud yang akan dituangkan dalam kalimat berita itu dapat
tergambar lengkap dalam pemikiran pembaca atau pendengar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini, adalah:
Bagaimana bentuk dan praktis kalimat berita dalam bahasa Bugis?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dalam pembahasan makalah ini,
adalah:
Mengetahui bentuk dan praktis kalimat berita dalam bahasa Bugis,
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Lebih memahami bahasa daerah Bugis, hubungannya dengan pemanfaatannya
dalam kalimat berita.
2. Menjadi bahan rujukan terhadap pembahasan tentang kalimat berita dalam bahasa
Bugis, sehingga dapat lebih memperdalam wawasan
3. Menjadi bahan bacaan penambah khazanah pengetahuan bagi setiap pembaca
yang berminat.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KalimatBerita
Menurut Aripin dan Amran (2008:66), kalimat adalah satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Jumlah kata
dalam sebuah kalimat yang panjang sebenarnya terbatas selama kalimat itu masih
“jalan”, artinya masih dapat ditangkap maknanya secara jelas karena susunan kata,
frase dan klausanya teratur (Badudu, 1994:3). Kesalahan dalam sebuah kalimat
sebenarnya bermula dari kesalahan dalam bernalar (Hayon,2003:8). Selanjutnya,
menurut Arifin dan Amran (2008:66), sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi, baik lisan maupun tulisan , harus memiliki subjek (S) dan predikat (p).
Kalimat Berita atau efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada pada pikiran pembicara dan penulis (Arifin dan Amran
2008:97). Selain itu menurut Razak(1992:2), kalimat yang efektif mampu membuat
isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran si
penerima (pembaca) persis seperti apa yang disampaikan. Menurut Hayon (2003:27),
kesalahan-kesalahan yang fatal sering terjadi pada bagian kelompok kata yang
memiliki keterangan dengan tafsiran pengertian yang ganda, seperti mahasiswa
perguruan tinggi yang terkenal, anak ibu yang nakal itu dan yang lain-lainnya, yang
menyebabkan pembaca atau pendengar harus menafsirkan arti yang berlainan
dengan penulis atau pembicara. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat
proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna
(Razak,1992:2).
Menurut Keraf (1994:36), kalimat yang berita efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat-syarat berikut: (1) secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis, (2) sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis. oleh sebab itu, kalimat sangat mengutamakan keefektifan
informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin (Arifin danAmran 2008:97)
7. Berdasarkan penjelasan di atas, kalimat efektif yaitu kalimat yang dapat
menyampaikan hasil pemikiran penulis sehingga dapat dipahami pembaca secara
utuh tanpa ada penafsiran yang salah. Penyampaian hasil pemikiran tersebut harus
dalam kalimat yang baik.
Contoh :
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
Soal itu saya kurang jelas.(salah)
Soal itu bagi saya kurang jelas .(benar)
Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
(a) Bambang membeli sepeda motor Kawasaki. Sedangkan adiknya membeli sepeda
motor Yamaha. (Salah)
Bambang membeli sepeda motor Kawasaki, sedangkan adiknya membeli sepeda
motor Yamaha. (benar)
Atau
Bambang membeli motor Kawasaki, akan tetapi adiknya membeli sepeda motor
Yamaha.(benar)
B. Bahasa Daerah Bugis
Bahasa Bugis, adalah salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bahasa
ini, umum digunakan di Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan digunakan di negara
tetangga, seperti Malaysia, Singapura maupun Brunei. Karena, bahasa Bugis ini
dibawa oleh para perantau suku Bugis.Huruf-huruf dalam bahasa Bugis, disebut
lontara„, terdiri dari 23 aksara dan tidak terdapat aksara atau tanda baca untuk bunyi
huruf mati atau konsonan. Sehingga, bisa saja terjadi kesalahan dalammembacanya
(penafsiran ganda).
Dalam bahasa Bugis juga terdapat pantun, yang disebut dengan istilah elong
maliung bettuanna atau elong pugi. Pantun ini, digunakan untuk menyampaikan
sesuatu secara halus. Misalnya, ketika seseorang ingin menolak permintaan dari
8. seseorang yang jabatannya lebih tinggi (namun, hal ini jarang terjadi). Atau untuk
mengungkapkan perasaan (seperti rasa suka) kepada seseorang.
Lontara Bugis-Makassar merupakan sebuah huruf yang sakral bagi
masyarakat bugis klasik. Itu dikarenakan epos la galigo di tulis menggunakan huruf
lontara. Huruf lontara tidak hanya digunakan oleh masyarakat bugis tetapi huruf
lontara juga digunakan oleh masyarakat makassar dan masyarakat luwu. Yah dahulu
kala para penyair-penyair bugis menuangkan fikiran dan hatinya di atas daun lontara
dan dihiasi dengan huruf-huruf yang begitu cantik sehingga tersusun kata yang apik
diatas daun lontara dan karya-karya itu bernama I La Galigo.
Kebesaran epos-mitos La Galigo telah membunuh banyak genre sastra klasik
Bugis. La Galigo yang diduga sebagai karya sastra terpanjang dalam sejarah sastra
dunia itu terlalu banyak menyedot perhatian kritikus, peminat dan peneliti seni.
Mereka, para peminat dan peneliti seni itu, lupa bahwa begitu banyak karya sastra
Bugis lain yang menarik untuk diperbincangkan. Mengenai banyaknya ragam genre
sastra Bugis bisa dibaca dalam satu bab The Bugis, buku hasil penelitian Christian
Pelras selama puluhan tahun di tanah Bugis. Selain jumlahnya yang diperkirakan
sampai 2.500.000 karya, kualitas karya-karya itu juga sangat layak untuk jadi bahan
kajian. Sebuah tulisan Roger Tol di jurnal KITLV edisi 148-1 (1992: 82-102)..
Sebelum akhirnya hilang dari kehidupan keseharian orang Bugis, élong
masih digunakan dalam prosesi melamar, di mana dua kelompok, masing-masing
dari pihak laki dan perempuan, saling melempar bait-bait élong hingga hadirnya
kesepakatan pernikahan. Semakin lihai kelompok pelamar menggubah bait-bait
élong, semakin besar peluang lamarannya diterima. Hal seperti itu tak lagi bisa
ditemukan di daerah Bugis sekarang ini. Hampir selalu, status dan harta menjadi
faktor paling menentukan diterima atau tidaknya sebuah lamaran. Di daerah Bone,
Pinrang dan Sidrap, misalnya, orang tua seorang gadis bisa saja meminta uang
ratusan juta sebagai syarat pernikahan.
10. C. Kalimat Berita dalam Bahasa Daerah Bugis
Kalimat berita dalam bahasa daerah Bugis, pada umumnya sama dengan
kalimat berita pada bahasa Indonesia. Pada makalah ini disajikan bentuk langsung
dan tidak langsung penulisan kalimat berita dalam bahasa daerah Bugis.
Contoh:
Kalimat berita langsung
laoai psea aEmn
Laoi pasae emma‟na
(Ibunya pergi ke pasar)
mbol bruai lhs
Ma‟bola barui Lahasang
(La Hasan mendirikan rumah baru)
cpu wErEn aisiti
Cappu werre‟na Isitti
(Habis berasnya Isitti)
mGru etdon sGdi wEni
Mangaru‟ tedonna sangadi wenni
(Mengamuk kerbaunya kemarin dulu)
Contoh:
Kalimat berita tak langsung
mkdai lkmisi edgg duai npunai
Makkadai Lakammisi degaga dui‟ napunnai
(Berkata Lakammisi dia tidak memiliki uang)
(Berkata Lakammisi tidak ada uangnya)
mkutnai rmEl lao riabon aidon mkEd
Makkutanai Ramelang lao riambo‟na indo‟na makkeda
(Bertanya Ramlan ke bapaknya, kata ibunya)
11. (Bertanya Ramlan pergi ke bapaknya, kata ibunya)
jjini boti dean lmus ger
(Telah selesai menikah kakaknya Lamusa katanya)
(Telah siap menikah kakaknya Lamusa katanya)
mpGtEai amuern kplea nsE tauea
(Mengatapi sepupu Kepala kata orang)
(Rumah Kepala sedang diatapi kata orang-orang)
Contoh kalimat berita dalam bahasa daerah Bugis di atas mempertlihatkan
bahwa terjadi beberapa permasalahan pada kalimat berita tidak langsung.
Permasalahan yang muncul, antara lain:
1. Adanya ambiguitas atau ketaksaan pengertian dari kalimat berita tersebut.
2. Adanya kekuranglogisan pengertian dalam bahasa Indonesia jika
diterjemahkan, dan
3. Pada penulisan huruf lontarak tidak mengenal penggunaan tanda petik yang
menandakan kalimat berita itu langsung atau tidak langsung.
BAB III
12. PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya semua bahasa di dunia memiliki persamaan dan perbedaan.
Sisi Semantik, hampir semua bahasa memunyai kemiripan satu dengan yang
lainnya terhadap suatu objek bahasa. Bahasa daerah Bugis sebagai salah satu
bahasa daerah yang ada di Indonesia juga telah mengalami perkembangan yang
luar biasa. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain: gencarnya penelitian
tentang bahasa daearh Bugis, semakin mendunianyan bahasa daerah Bugis yang
salah satu penyebabnya karena epos I Lagaligo yang mendunia, serta adanya
komunitas intelektual Bugis yang berusaha melestarikan bahasa tersebut.
Pembahasan kamimat berita dalam bahasa daerah Bugis terkendala
beberapa hal, antara lain:
1. Adanya ambiguitas atau ketaksaan pengertian dari kalimat berita tersebut.
2. Adanya kekuranglogisan pengertian dalam bahasa Indonesia jika
diterjemahkan, dan
3. Pada penulisan huruf lontarak tidak mengenal penggunaan tanda petik yang
menandakan kalimat berita itu langsung atau tidak langsung.
B. Saran
1. Kiranya pelestarian bahasa daerah Bugis dapat dilakukan dengan lebih giat,
mengingat banyak masyarakat yang memeroleh bahasa daerah Bugis sebagai
bahasa ibu, justru meninggalkannya
2. Penelitian tentang keunikan bahasa daerah Bugis masih sangat terbuka untuk
dilakanakan sebagai bahan kajian
DAFTAR PUSTAKA
13. Abubakar, Rifai. 2005. Metodologi penelitian. Yokyakarta: STAIMS PressYogyakarta
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademi Pressindo
Badulu, J.S. 1994. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramadia Pustaka
Utama
Chaer, Abdul. 1995. Pengatar Sematik BahasaIndonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: `Balai Pustaka
Djajasudarma, T . Fatimah.1999.Semantik 1. Bandung: Radika Aditama
http://amriawan.blogspot.com/2009/05/bahasa-bugis-dan-keunikannya.html
Pateda, Monsoer. 1996. Sematik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta
Ramlan, M. 2001.Sintaksis. Yokyakarta: CV Karyono