Dokumen tersebut membahas tentang teori disonansi kognitif yang diajukan oleh Leon Festinger. Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan untuk memiliki konsistensi di antara keyakinan, sikap, dan perilakunya. Ketika terjadi inkonsistensi, akan muncul perasaan tidak nyaman yang disebut disonansi kognitif. Untuk mengurangi hal ini, seseorang dapat mengubah keyakinan, menambah keyakinan baru
3. mempengaruhi
besar disonansi
Dasar Pemikiran bahwa orang dapat memerintahkan untuk
membenarkan inkosisentensi
Besarnya perbandingan disonansi atau kesadaran disonansi seorang
manusia yang berhubungan dengan jumlah kesadaran yang dimilikinya.
Derajat kepentingan atau seberapa penting isu tertentu bagi orang
tersebut .
Sumber: Buku Manajemen
Komunikasi hal 36
5. Cara Mengatasi Disonansi
Mengurangi Pentingnya
Keyakinan Disonan
Menambahkan Keyakinan
Konsonan
Menghapuskan Disonansi
dengan cara tertentu
Sumber: Buku Tekom Hal 137
6. Asumsi Teori Disonansi Kognitif
Manusia mempunyai hasrat akan adanya
konsistensi pada keyakinan , sikap dan perilakunya.
Disonansi diciptakan oleh pemikiran psikologis
Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh
konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi.
Disonasi adalah perasaan tidak suka yang mendorong
orang untuk melakukan tindakan dengan dampak
yang dapat di ukur.
7. Proses Disonansi Kognitif
Mulainya
Disonansi
Sikap pemikiran dan
perilaku yang tidak
konsisten
Perubahan yang
menghilangkan
inkosistensi logis
Rasangan yang
tidak
menyenangkan
Sumber: Buku Tekom hal 137
8. Leon Festinger lahir 8
Mei 1919 di New York
City. Kemudian beliau
menjutkan untuk
mendapatkan gelar
Bachelor of Science
dari City College of
New York pada tahun
1939
Sumber: Internet
Leon Festinger
9. Tingkatan Disonansi adalah jumlah kuanitatif
disonansi yang dialami seseorang. Tingkatan
disonansi akan menentukan tindakan yang
akan diambil seseorang dan kognisi yang
mungkin ia gunakan dalam mengurangi
disonansi
Sumber: Buku Tekom Hal
139
10. A. Tingkat Kepentingan
Seberapa besar suatu
masalah berpengaruh
terhadap tingkat
disonansi.
B. Rasio Disonansi
Jumlah kognisi
disonan berbanding
dengan jumlah kognisi
yang konsonan.
C. Rasionalitas
Digunakan Individu untuk menjustifikasi
inkonsistensi. Rasionalitas merujuk pada
alasan yang dikemukakan untuk
menjelaskan mengapa sebuah
inkonsistensi muncul.
11. Ketika seseorang menggunakan strategi
untuk mengubah kognisinya dan
mengurangi perasaan disonansinya,
proses-proses perseptual akan
berlangsung. Karena teori ini memprediksi
bahwa orang akan menghindari informasi
yang meningkatkan disonansi. Proses
perseptual ini merupakan dasar dari
penghindaran disonansi.
Sumber: Buku Tekom Hal 142
12. Terpaan Selektif adalah Mencari informasi yang konsiten yang belum
ada, membantu untuk mengurangi disonansi.
Perhatian Selektif adalah Melihat informasi secara konsisten begitu
konsisten itu ada orang memerhatikan informasi dengan sikap dan
keyakinan
Retensi Selektif adalah mengingat dan mempelajari informasi yang
konsisten.
Interprestasi Selektif adalah Melibatkan penginterpretasian informasi
yang ambigu sehingga menjadi konsisten
14. Teori ini dapat diaplikasikan dalam penggunaan untuk
berhenti merokok. Menurut beberapa orang perokok,
merokok itu sebenarnya tidak baik untuk diri kita.
Beberapa orang telah menasahati agar tetap untuk
berhenti merokok karena rokok sangat berpengaruh
pada kesehatan kita
. Namun sungguh berat untuk berhenti, Bagi
orang perokok berfikir ada beberapa cara untuk
mengurangi disonansi ini. Bagi orang perokok
berkata bahwa semua orang pasti akan mati
karena suatu hal, maka berusaha untuk
mengurangi kepentingan disonan yang terjadi.
Sumber: Buku Teori
Komunikasi 145
15. Kesimpulan
Menurut saya, Teori ini adalah tingkah laku umum, jadi tidak
khusus tentang tingkah laku sosial. Walaupun demikian
pengaruhnya terhadap penelitian psikologi sosial jauh lebih
menyolok dari pada teori konsisten yang lain. Inti dari teori ini
sebenarnya sederhana saja: antara elemen kognitif mungkin
terjadi hubungan yang tidak pas yang menimbulkan disonansi
kognitif.
Disonansi kognitif ini menimbulkan desakan untuk
mengurangi disonansi tersebut dan menghindari
peningkatannya, hasil dari desakan tersebut terwujud dalam
perubahan pada kognisi, perubahan tingkah laku dan
menghadapkan diri pada beberapa informasi dan pendapat
baru yang sudah di seleksi terlebih dahulu
16. Nama : Antar Venus
TTL : Serang-Banten, 2 Juni 1968
DR.Antar Venus,M.A.Comm adalah
Pakar Komunikasi yang terobsesi
membumikan ilmu komunikasi.
Sebagai Pengampu mata kuliah teori-
teori Komunikasi di Universitas
Padjadjaran, Dosen ini menyebarkan
Moto ”Learning Communication
Theories in Practical Way”.
17. Nama : Irna Hesti Komala Dewi
TTL : Indramayu 25 April 1995
Irna Hesti Komala Dewi ini
adalah seorang mahasiswi yang
berasal dari daerah Indramayu ,
dan sekarang tengah menempuh
Program Sarjana di Fakultas
Ilmu Komunikasi tepatnya pada
Jurusan Manajemen Komunikasi
di Universitas Padjadjadran
Tahun Ajaran 2013/2014
Setelah mempelajari
teori ini , penulis
mendapatkan
beberapa informasi
baru pada
perubahan perilaku
dan menghadapkan
diri pada beberapa
informasi dan
pendapat yang
sudah di seleksi
terlebih dahulu.
18. Sumber :
Buku Manajemen Kampanye
Komunikasi
DR.AntarVenus,M.A.Comm
Buku Teori
Komunikasi Lynn
H.Turner
http://motivasibelajar
.wordpress.com/2008
/05/16/2/11.html