SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT
PADA SEKTOR PUBLIK DAN BEBERAPA KARAKTERISTIK
UNTUK MENINGKATKANNYA
Oleh : Nasrullah Djamil
ABSTRACT
Audit quality is defined as the probability that the auditor will both discover and
report a breach in the clients’ accounting system (De Angelo,1981).
Determinants of Audit Quality in the Public Sector are number of years the
auditor has audited the client (Tenure), number of client audited by the auditor,
the size and financial helath of the client, auditor work will be subject to review
by third parties, eficient independent auditor, level of audit fees and level of plan
audit quality. And characteristic to improve audit quality are improve auditor
experience, education, professionalism, understanding internal control client, a
good planning of audit work, and VFM audit work.
A. PENDAHULUAN
Akuntansi dan pelaporan keuangan suatu unit pemerintahan,
menyajikan informasi keuangan yang berguna untuk membuat keputusan
ekonomi, politik dan sosial. Untuk memperlihatkan akuntabilitas dan
pertanggungjawaban aparatur pemerintah atas tugas yang diberikan
kepadanya. Informasi keuangan tersebut juga berguna untuk
mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Pemakai informasi
keuangan unit pemerintahan menurut Jones & Pendlebury (1996) dapat
diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu :
1. Governing bodies,
2. Investors and creditors,
3. Resource providers,
4. Oversight bodies,
5. Constituents.
*) Dosen PNS DPK Pada STIE Nasional Banjarmasin
Dan informasi yang dibutuhkan adalah:
1
1. Financial viability,
2. Fiscal Compliance,
3. Management performance,
4. Cost of Services provided.
Menurut FASAB (Federal Accounting Standards Advisory Board, 1994)
menyebutkan bahwa ada empat kelompok pemakai informasi keuangan yaitu :
citizens (including news media, pressure groups, state and local legislatures
and executives, analysts), the legislative branch (including their staff), and
two groups in the executive branch, namely the senior members and the
program managers. If the terms of federal financial reporting, they are
assumed to have four ‘needs’: (1) Budgetary integrity, (2) operating
performance, (3) stewardship, (4) Deterring fraud, waste and abuse.
Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai tersebut, informasi keuangan
yang disajikan dalam laporan keuangan harus diperiksa oleh auditor yang
independen. Dan pada era transparan dan terbuka saat ini, menuntut auditor untuk
lebih bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan, dengan
mendasarkan pada kode etik dan standard profesi. Kontribusi audit adalah untuk
menyajikan akuntabilitas, selama dia memberikan pendapat yang independen,
apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil operasi
yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam bentuk yang
sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Pada sektor publik, pemeriksaan biasanya dilakukan oleh BPKP atau oleh
akuntan publik atas penunjukkan BPKP, yang dalam menjalankan profesinya
akuntan tersebut diatur oleh standar profesional dan kode etik profesi. Dalam
pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia mengamanatkan: bahwa setiap
anggota harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak jujur, tegas, dan
tanpa pretensi. Dengan mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak adil,
2
tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan
pribadinya. Dengan adanya kode etik ini, masyarakat akan dapat menilai sejauh
mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah
ditetapkan oleh profesinya.
Kontribusi audit ini juga untuk melihat akuntabilitas pemerintah secara riel,
menilai integritas, kinerja dan pertanggungjawaban aktivitas pemerintah. Dalam
sektor publik ini pengaruh hukum pada praktik audit lebih besar, sehingga auditing
pada sektor publik ini menempatkan seorang auditor minimal didasarkan pada
audit keuangan dan regularitas, dan lebih jauh pada penilaian value for money. Jadi
audit pada sektor publik (pemerintahan) adalah bertujuan untuk memberi jaminan
tentang pengendalian intern dalam governmental entity dan ketaatannya pada
hukum dan peraturan (Gauthier,1991).
Menurut APB statements (1993) menyatakan bahwa:
As well as financial statements, audit and related service engagements may
involve other financial information, or non financial information, such as:
1. the adequacy of internal control systems
2. compliance with statutory, regulatory or contractual requirements
3. economy, efficiency and effectiveness in the use of resources (value for
money auditing, and
4. environmental practices
Walaupun sudah ada standar dan kode etik profesi, tapi masih sering
terjadi kasus-kasus kolusi dan korupsi atau penyelewengan, sehingga masyarakat
mulai menyangsikan komitmen auditor terhadap kode etik profesinya. Jika kode
etik dan standar dijalankan dengan benar dan konsisten, maka kasus-kasus
penyimpangan tersebut tidak seharusnya terjadi. Untuk itu auditor pemerintah
yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan departemen (lembaga
pemerintahan) dan perusahaan - perusahaan milik negara (BUMN/BUMD),
3
dituntut untuk bertindak secara profesional dan mentaati standar pemeriksaan dan
aturan perilaku pemeriksaan yang telah ditetapkan, agar kualitas audit dapat dijaga
dan ditingkatkan.
Menurut Hunt & Vitell [1986, dalam Khomsiyah & Nur Indriantoro
(1998)], bahwa kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka
akan adanya masalah etika dalam profesinya, sangat dipengaruhi oleh lingkungan
budaya atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya,
lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Sikap
masyarakat yang pasif, sistem pengawasan yang masih lemah dari organisasi
profesi auditor terhadap anggotanya, kerjasama yang tidak sehat antara BPKP
dengan klien, turut mempengaruhi perilaku etika auditor. Bahkan menurut Sudibyo
(1995), dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perilaku etika auditor.
Berdasarkan hasil beberapa riset atau survey sebelumnya menyatakan,
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada sektor publik
yang dihasilkan, dan beberapa karakteristik yang dapat meningkatkan kualitas audit
ini. [Gauthier, 1991; Aldhizer III, 1995; Raman and Wilson,1994; Deis and
Giroux, 1992; dan lain-lain]. Pada artikel ini saya mencoba mengambil intisari
intisari beberapa hasil penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kualitas
audit tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit, dan beberapa
karakteristik untuk meningkatkan kualitas audit tersebut. Organisasi artikel ini
saya mulai dengan pendahuluan , kemudian kualitas audit dan hubungannya
dengan ukuran auditor, kualitas audit sektor swasta, kualitas audit sektor publik,
perbandingan kualitas audit pada sektor publik dan sektor swasta, faktor-faktor
4
yang mempengaruhi kualitas audit, beberapa karakteristik untuk meningkatkan
kualitas audit. Dan tulisan ini diakhiri dengan kesimpulan.
B. KUALITAS AUDIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN UKURAN
AUDITOR
De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality (kualitas audit) sebagai
probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya
suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu
pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi
auditor tersebut. Beberapa penelitian seperti De Angelo (1981); Goldman &
Barlev (1974); Nichols & Price (1976) umumnya mengasumsikan bahwa auditor
dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan kuncinya
adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang
kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan, profesionalisme, dan
struktur audit perusahaan), kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan.
Ukuran perusahaan audit menurut Deis & Giroux (1992) diukur dari
jumlah klien dan prosentase dari audit fees dalam usaha mempertahankan kliennya
untuk tidak berpindah pada perusahaan audit yang lain.
Beberapa penelitian di Amerika dan Australia menyebutkan bahwa adanya
hubungan antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan audit. Hubungan
tersebut terjadi dalam kaitannya dengan reputasi perusahaan audit tersebut.
Beberapa penelitian tersebut menyebutkan bahwa:
1. DeAngelo (1981) berargumentasi bahwa kualitas audit secara langsung
berhubungan dengan ukuran dari perusahaan audit, dengan proksi untuk
ukuran perusahaan audit adalah jumlah klien. Perusahaan audit yang besar
5
adalah dengan jumlah klien yang lebih banyak. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk
menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
audit yang kecil. Karena perusahaan audit yang besar jika tidak memberikan
kualitas audit yang tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi maka
dia akan mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan klien.
2. Libby (1979) melaporkan bukti bahwa bank loan officers menganggap bahwa
adanya perbedaan dalam reputasi dari accounting firms, dia membedakan
antara the big eight group dan non the big eight.
3. Shockley (1981) mengindikasikan bahwa persepsi dari independen auditor
secara signifikan berbeda antara perusahaan audit yang besar dan kecil.
4. Lennox (1999), menyatakan bahwa perusahaan audit yang besar lebih mampu
menangkap signal akan penyelewengan keuangan yang terjadi dan
mengungkapkannya dalam pendapat audit mereka.
5. Dye (1993) Auditor yang mempunyai kekayaan atau asset yang lebih besar
mempunyai dorongan untuk menghasilkan laporan audit yang lebih akurat
dibandingkan dengan auditor dengan kekayaan yang lebih sedikit. Auditor
yang memiliki kekayaan lebih besar (deeper pockets) adalah audit size firms
yang besar.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa adanya
hubungan yang positip antara auditor size dan audit quality, dimana Auditor size
dari beberapa penelitian tersebut dinyatakan sebagai auditor yang memiliki klien
yang lebih banyak dan mempunyai kekayaan yang lebih besar (deeper pockets)
dan berkaitan dengan reputasi auditor tersebut.
6
Di Indonesia, hubungan antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan
audit (KAP) belum dapat dilihat dengan jelas, selain belum ada penelitian yang
dilakukan juga pasar untuk perusahaan audit belum mencerminkan pasar yang
kompetitif. Pada sektor publik, audit biasanya dilakukan oleh BPKP, audit akan
dilakukan oleh perusahaan audit (KAP), jika pemeriksaan tersebut diminta oleh
BPKP. Sehingga pada sektor publik ini di Indonesia masih belum mencerminkan
adanya hubungan antara kualitas audit tersebut dengan Kantor Akuntan Publik
(KAP).
C. KUALITAS AUDIT SEKTOR SWASTA (PRIVATE SECTOR)
Seperti yang telah diungkapkan bahwa kualitas audit adalah probabilitas
seorang auditor, dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan yang
terjadi dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas penemuan penyelewengan
tergantung pada kemampuan teknikal auditor, seperti pengalaman auditor,
pendidikan, profesionalisme dan struktur audit perusahaan. Sedangkan
probabilitas auditor tersebut melaporkan penyelewengan tersebut tergantung
pada independensi auditor.
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang
dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau
standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional (profesional
qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor.
7
1. Standar Umum: auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
memadai, independepensi dalam sikap mental dan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama
2. Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan: perencanaan dan supervisi audit,
pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, dan bukti audit
yang cukup dan kompeten.
3. Standar pelaporan: pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai ketidakkonsistensian
penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan, dan pernyataan pendapat atas laporan keuangan
secara keseluruhan.
D. KUALITAS AUDIT SEKTOR PUBLIK
Secara teknik audit sektor publik adalah sama saja dengan audit pada
sektor swasta. Mungkin yang membedakan adalah pada pengaruh politik negara
yang bersangkutan dan kebijaksanaan pemerintahan. Tuntutan dilaksanakannya
audit pada sektor publik ini, adalah dalam rangka pemberian pelayanan publik
secara ekonomis, efisien dan efektif. Dan sebagai konsekuensi logis dari adanya
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam menggunakan dana, baik yang
berasal dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah itu sendiri.
Agar pelaksanaan pengelolaan dana masyarakat yang diamanatkan tersebut
transparan dengan memperhatikan value for money, yaitu menjamin dikelolanya
uang rakyat tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan
8
berorientasi pada kepentingan publik, maka diperlukan suatu pemeriksaan (audit)
oleh auditor yang independen.
Pelaksanaan audit ini juga bertujuan untuk menjamin dilakukannya
pertanggung jawaban publik oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat. Pengertian audit menurut Malan (1984) adalah suatu proses
yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaian dengan standar
yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikannya kepada pihak
pemakai.
GAO standard (Malan, 1984) menyatakan bahwa Governmental audit
dibagi dalam 3 elemen dasar yaitu:
1. Financial and compliance yang bertujuan untuk menentukan apakah operasi
keuangan dijalankan dengan baik, apakah pelaporan keuangan dari suatu audit
entity disajikan secara wajar dan apakah entity tersebut telah mentaati hukum
dan peraturan yang ada.
2. Economy dan efficiency, untuk menentukan apakah entity tersebut telah
mengelola sumber-sumber (personnel, property, space and so forth) secara
ekonomis, efisien dan efektif termasuk sistem informasi manajemen, prosedur
administrasi atau struktur organisasi yang cukup.
3. Program results, menentukan apakah hasil yang diinginkan atau keuntungan
telah dicapai pada kos yang rendah.
Ketiga hal tersebut dijalankan auditor dalam melakukan pemeriksaan untuk
mencapai kualitas audit yang baik. Dan berdasarkan beberapa pendapat dapat
dianggap bahwa kualitas audit yang baik itu adalah pelaksanaan audit yang
9
mendasarkan pada pelaksanaan Value For Money (VFM) audit yang dilakukan
secara independen, keahlian yang memadai, judgment dan pengalaman.
VFM audit menurut Mardiasmo (2000) merupakan ekspresi pelaksanaan
lembaga sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen dasar yaitu ekonomi,
efisiensi dan efektivitas.
• Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
harga yang termurah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan
input value
• Efisiensi: tercapainya output yang maksimum dengan input tertentu.
Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan
standar kinerja yang telah ditetapkan
• Efektivitas: menggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan
target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output (target/result).
E. PERBANDINGAN KUALITAS AUDIT PUBLIC SECTOR DAN PRIVATE
SECTOR.
Berdasarkan hasil penelitian Brown & Raghunandan (1995) menyebutkan
bahwa kualitas audit pada sektor publik, didasarkan pada Quality Control Reviews
yang dilakukan oleh Regional Inspector Generals (RIGs) adalah lebih rendah
dibandingkan dengan kualitas audit pada sektor swasta (private sector), didasarkan
pada Peer Review untuk anggota dari SEC Practice Section of the AICPA
(SECPS). Rendahnya kualitas audit pada auditor pemerintah, menurut Brown &
Reghunandan, karena mereka dihadapkan pada litigation risk yang rendah Tetapi
hasil temuan tersebut masih perlu dilakukan pengujian kembali, karena
10
kemungkinan perbandingan tersebut tidak akan menghasilkan kesimpulan yang
sama jika dilakukan pada lingkungan yang berbeda (misalnya lingkungan negara
atau daerah yang berbeda). Perbedaan tersebut kemungkinan dikarenakan :
1. Tipe perusahaan audit dan yang diaudit (Auditor firm & Auditee) yang berbeda
2. Sifat industri dan proses audit yang berbeda
3. Tipe dari kualitas yang melakukan review
4. Dan metode pemilihan audit untuk melakukan review
Pada Tabel 1 menggambarkan perbandingan Government quality control
program peer review untuk anggota SECPS menurut Randal J.Elder (1997).
Perbandingan tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa kualitas audit
yang dilaporkan Governmental Sector lebih rendah.
Tabel.1 Perbandingan Governmental Quality Control Review dan SECPS Peer
Review.
Element of Process Federal Programs Quality
Control Review
SECPS Peer Review
Audit Firms
Auditees
Nature of industry
Nature of audit
Quality reviewer
Selection process
Primarily non Big 6 firms
Governmental entities
Specialized accounting
Compliance
Government regulator
Risk based selection
Primarily Big 6 firms
Public companies
Mix of specialized and non-
specialized industries
Financial
CPA Firm
Required for all firms
Sumber : Randal J.Elder. Accounting Horizon Vol.11 No.1 March 1997
Agar kepercayaan masyarakat akan hasil laporan audit atau hasil
pemeriksaan tidak berkurang bahkan mungkin hilang, maka kualitas audit tersebut
perlu ditingkatkan. Alasan lain meningkatkan kualitas audit adalah (Elder,1997) :
1. bahwa auditor sekarang lebih perhatian terhadap isu-isu yang berhubungan
dengan kualitas audit untuk non federal audits
11
2. Untuk dapat menghadapi risiko yang mungkin muncul dari pelaksanaan
kegiatan
3. Perlunya petunjuk tambahan untuk pelaksanaan audit.
Untuk dapat meyakinkan apakah hasil laporan audit tersebut dapat
dipercaya, maka pelaksanaan audit tersebut perlu mempertimbangkan masalah
kualitas audit dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kualitas audit
menurut De Angelo (1981) mendefinisikan bahwa kualitas audit sebagai
probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan suatu
penyelewengan dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas dari penemuan suatu
penyelewengan tersebut tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan
probabilitas dari pelaporan kesalahan tergantung pada independensi auditor.
Pada sektor publik berarti kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor
atau pemeriksa (dalam hal ini di Indonesia adalah BPKP) dapat menemukan dan
melaporkan suatu penyelewengan yang terjadi pada suatu instansi atau pemerintah
(baik pusat maupun daerah). Probabilitas dari temuan dan penyelewengan
tergantung pada kemampuan teknikal pemeriksa (BPKP) dan probabilitas
pelaporan kesalahan tergantung pada independensi pemeriksa dan kompetensi
pemeriksa tersebut untuk mengungkapkan penyelewengan. Untuk dapat
meningkatkan kualitas audit maka perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit tersebut.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT
Probabilitas seorang auditor atau pemeriksa menemukan penyelewengan,
umumnya diasumsikan oleh peneliti adalah positip dan tetap dengan anggapan
12
bahwa semua auditor mempunyai kemampuan teknis dan independen, dan ini
merupakan kunci dari permasalahan kualitas audit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux (1992)
yang melakukan investigasi tentang determinan dari kualitas audit oleh
Independen CPA firm di Texas pada Audits of Independen School District. Study
ini menganalisa temuan-temuan Quality Control Review (QCR) yang diperoleh
melalui pengukuran langsung secara relatif atas kualitas audit. Deis & Giroux
menjelaskan adanya dua variabel yang mempengaruhi kualitas audit, dari dua
variabel tersebut dia melahirkan 4 hipotesis, yang menyatakan korelasinya dengan
kualitas audit yaitu:
1. Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan
terhadap suatu unit/unit usaha/perusahaan atau instansi. Peneliti berasumsi
bahwa semakin lama dia telah melakukan audit, maka kualitas audit yang
dihasilkan akan semakin rendah. Karena auditor menjadi kurang memiliki
tantangan dan prosedur audit yang dilakukan kurang inovatif atau mungkin
gagal untuk mempertahankan sikap professional skepticism.
2. Jumlah klien. Peneliti berasumsi bahwa semakin banyak jumlah klien maka
kualitas audit akan semakin baik. Karena auditor dengan jumlah klien yang
banyak akan berusaha menjaga reputasinya.
3. Ukuran dan kekayaan atau kesehatan keuangan klien juga berkorelasi dengan
kualitas audit. Dan korelasinya menunjukkan hubungan yang negatif, dengan
asumsi bahwa semakin sehat keuangan klien, maka ada kecendrungan klien
tersebut untuk menekan auditor untuk tidak mengikuti standar. Kemampuan
auditor untuk bertahan dari tekanan klien adalah tergantung pada kontrak
13
ekonomi dan kondisi lingkungan dan gambaran perilaku auditor, termasuk di
dalamnya adalah : (a) pernyataan etika profesional, (b) kemungkinan untuk
dapat mendeteksi kualitas yang buruk, (c) figur dan visibility untuk
mempertahan profesi, (d) Auditing berada (menjadi) anggota komunitas
profesional, (e) tingkat interaksi auditor dengan kelompok Professional Peer
Groups, dan (f) Normal internasional profesi auditor
4. Kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil
pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.
Penelitian mengenai kualitas audit pada sektor swasta (private sector)
dilakukan oleh Clive S.Lennox (1999), Nichols & Smith (1983), Eichenseher et al
(1989), Francis & Wilson (1988), Johnson & Lys (1990), Defond (1992), Firth &
Smith (1992) dan banyak lagi, pada intinya para peneliti tersebut menyatakan
bahwa kualitas audit berhubungan dengan ukuran perusahaan audit. Perusahaan
audit yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan audit yang lebih kecil.
Berdasarkan hasil penelitian Ramy Elitzur & Haim Falk (1996) menyatakan
bahwa :
1. Ceteris paribus, auditor independen yang efisien akan merencakan tingkat
kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan independen auditor yang
kurang efisien
2. Audit fees yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan audit fees yang lebih kecil.
3. Tingkat kualitas audit yang telah direncakan akan mengurangi over time dalam
pemeriksaan.
14
Dari beberapa hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah :
1. Tenure
2. Jumlah klien
3. Kesehatan keuangan klien
4. Adanya pihak ketiga yang akan melakukan review atas laporan audit.
5. Independen auditor yang efisien
6. Level of Audit fees
7. Tingkat perencanaan kualitas audit.
G. BEBERAPA KARAKTERISTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
AUDIT
Kualitas audit dinilai melalui sejumlah unit standardisasi dari bukti audit yang
diperoleh oleh auditor eksternal, dan kegagalan audit dinyatakan juga sebagai
kegagalan auditor independen untuk mendeteksi suatu kesalahan material. Untuk
meningkatkan kualitas audit maka kita harus memperhatikan beberapa hal seperti:
1. Perubahan accounting requirements terhadap Legislation dan Statements of
Standard Accounting Practice.
2. Perubahan lingkungan bisnis
3. Meningkatkannya kompleksitas dari sistem akuntansi yang menggunakan
komputer.
Oleh karena itu para praktisi audit harus mengerti dengan baik apa yang membuat
suatu audit itu berkualitas. Dan berdasarkan hasil survey dari 93 audit pemerintah
yang dilakukan oleh American Institute of CPAs Federal assistance audit quality
15
mengidentifikasikan sejumlah atribut umum yang berhubungan dengan kualitas
audit. Dari atribut tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan
kualitas audit. Atribut atau karakteristik menurut Aldhizer et al (1995) yang
berkaitan dengan kualitas audit adalah :
1. Knowlegde of the industry
a. Average hours of biennial government auditing continuing professional
education earned by the audit team
b. Average percentage of time the partner spent on federal financial assistance
audits in the current year
c. Average percentage of time spent on federal financial assistance audits by
the audit team in the current year (partner, manager and in-charge auditor)
d. Average percentage of time spent on federal financial assistance audits by
the audit team in the last three year
e. Percentage of firm business relating to federal financial assistance audits
2. Familiarity with industry authoritative literature
3. Audit hours and audit fees
a. Manager time as a percentage of total audit hours
b. Hours spent by the audit team on the audit
c. Total audit fees
4. Whether the in-charge auditor was a CPA
5. General audit knowledge and experience
a. Hours of accounting and auditing CPE by the in-charge auditor
b. Percentage of total time spent doing audits by the audit team
c. Whether the audit firm derived at least 10% of its business from audits not
related to federal financial assistance
d. Average hours of accounting and auditing CPE earned by the audit team
6. Firm quality control commitment
a. Whether the audit report and work papers received a second partner
review
b. Whether the firm received on unqualified or qualified peer or quality review
c. Whether the audit firm had a peer or quality review in the last three years
d. Whether responsibility for monitoring CPE for staff auditors (below the in-
charge level) was independent of the audit team and centralized.
7. The time needed to complete the audit (firm beginning of fieldwork to the
audit report date).
16
Dari Atribut atau karakteristik di atas maka langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah:
1. Perlunya melanjutkan pendidikan profesionalnya bagi suatu tim audit, sehingga
mempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan audit.
2. Dalam hubungannya dengan penugasan audit selalu mempertahankan
independensi dalam sikap mental, arinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Sehingga ia tidak
dibenarkan memihak pada kepentingan siapa pun.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor tersebut
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama,
maksudnya petugas audit agar mendalami standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan dengan semestinya. Penerapan kecermatan dan keseksamaan
diwujudkan dengan melakukan review secara kritis pada setiap tingkat
supervisi terhadap pelaksanaan audit dan terhadap pertimbangan yang
digunakan.
4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten maka dilakukan supervisi dengan semestinya. Kemudian
dilakukan pengendalian dan pencatatan untuk semua pekerjaan audit yang
dilaksanakan di lapangan.
5. Melakukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern klien
untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan
17
6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
7. Membuat laporan audit yang menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Dan
pengungkapan yang informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, jika tidak maka harus dinyatakan dalam laporan audit.
8. Pada sektor publik melakukan VFM audit, yaitu melakukan audit kinerja yang
mencakup:
a. Audit tentang ekonomi dan efisiensi yang bertujua untuk menentukan
apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi dan menggunakan
sumber daya secara hemat dan efisien, dan mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan efisiensi.
b. Audit program yang mencakup penentuan tingkat pencapaian hasil
program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan oleh undang-
undang atau badan lain yang berwenang, menentukan efektivitas kegiatan
entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi instansi yang
bersangkutan, dan menentukan apakah entitas yang diaudit telah mentaati
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program/kegiatan.
H. KESIMPULAN
18
Kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau akuntan pemeriksa
menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga,
kemudian melaporkannya dalam laporan audit. Probabilitas menemukan adanya
penyelewengan tergantung pada kemampuan teknikal dari auditor tersebut yang
dapat dilihat pada pengalaman auditor, pendidikan, profesionalisme dan struktur
audit perusahaan. Sedangkan probabilitas melaporkan penyelewengan tersebut
dalam laporan audit tergantung pada independensi auditor dalam menjaga sikap
mentalnya.
Kualitas audit pada sektor publik lebih rendah dibandingkan dengan kualitas
audit pada sektor swasta. Rendahnya kualits audit pada auditor pemerintah,
menurut Brown & Raghunandan, karena mereka dihadapkan pada litigation risk
yang rendah. Dan perbedaan tersebut kemungkinan dikarenakan:(1) tipe auditor
firm dan auditee yang berbeda, (2) sifat industri dan proses audit yang berbeda, (3)
tipe kualitas yang melakukan review, dan (4) metode pemilihan audit untuk
melakukan review yang berbeda.
Berdasarkan beberapa penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
audit adalah : (1) Tenure yaitu lamanya waktu (jumlah tahun) auditor tersebut
telah melakukan pemeriksaan suatu unit atau instansi, (2) Jumlah klien, (3) Size
dan kesehatan kuangan klien, (4) Adanya pihak ketiga yang akan melakukan
review atas laporan audit, (5) Independen auditor yang efisien, (6) level of audit
fees, (7) tingkat perencanaan kualitas audit.
Sedangkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas audit adalah (1) Meningkatkan pendidikan profesionalnya, (2)
mempertahankan independensi dalam sikap mental, (3) Dalam melaksanakan
19
pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama, (4) Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik, (5) memahami
struktur pengendalian intern klien dengan baik, (6) memperoleh bukti audit yang
cukup dan kompeten, (7) Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien
atau sesuai dengan hasil temuan, (8) melakukan VFM audit.
REFERENSI
Aldhizer II, George R; John R.Miller & JosephF.Moraglio,1995. Common
Attributes of Quality Audits. Journal of Accountancy, January.
Brown. Clifford D. & K. Raghunandan, 1997. Audit Quality in Audits of Federal
Programs by Non-Federal Auditors: A Reply. Accounting Horizon
Vol.11 No.1. American Accounting Association.
DeAngelo,L.E, 1981, Auditor Size and audit quality. Journal of Accounting &
Economics
Deis, Donald R. Jr & Gary A.Giroux, 1992. Determinants of Audit Quality in the
Public Sector, The Accounting Review, Vol 67, No.3.
Dye,R, 1993. Auditing Standards, Legal Liability and Auditor Wealth, Journal of
Political Economy, Vol.101.
Elder. Randal J.1997. A Comment on Audit Quality in Audits of Federal programs
by Non-Federal Auditors. Accounting Horizon Vo.11 No.1. American
Accounting Association
Elitzur Ramy & Haim Failk, 1996. Planned Audit Quality. Journal of Accounting
& Public Policy, 15.247-269. North Holland.
Goldman,A & B.Barlev,1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: Its
Implications for Independence. The Accounting Review. Vol.49
Ikatan Akuntan Indonesia (1994) Standar Akuntansi Keuangan: per 1 Oktober
1994, Jakarta, Salemba Empat
Jones. Rowan & Maurice Pendlebury, 1996. Public Sector Accounting, 4th
edition.
Pitman Publishing. London
20
Khomsiyah & Nur Indriantoro, 1998, Pengaruh Orientasi Etika Terhadap
Komitmen dan Sentivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia. VolI No.1
Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & Auditor Size: An Evaluation of
Reputation and Deep Pockets Hypotheses. Journal of Business Finance &
Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct.
Malan.Roland M; James R.Fountain.Jr; Donald S.Arrowsmith & Robert
L.Lockridge II.1984. Performance Auditing in Local Government.
Chicago,Illinois; Government Finance Officers Association.
Mardiasmo, 2000. Value For Money Audit Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah
Sebagai Upaya Memperkuat Akuntabilitas Publik. Bahan Seminar Strategi
Pemeriksaan Keuangan Daerah yang Ekonomis, Efisien & Efektif dalam
Rangak pelaksanaan Otonomi Daerah, Yogyakarta.
Mautz,R.K & H.A.Sharaf,1961: The Philosophy of Auditing, American
Accounting Association, Sarasota.
Nichols,D.R & K.H.Price, 1976: The Auditor Firm Conflict: An Analysis using
concepts of exchange theory. The Accounting Review. Vol.51
Raman.K.K & Earl R.Wilson,1994. Governmental Audit Procurement Practices
and Seasoned Bond Prices. The Accounting Review. Vol. 69 No.4.
Shockley,R.A,1982, Perceptions of Audit Independence: A Conceptual Model.
Journal of Accounting, Auditing & Finance 5 (Winter)
Sudibyo, Bambang,: 1995, Reduksi Norma Evidencial Matter Menjadi Norma
Evidence serta Dampaknya pada Kualitas Audit dan Pembukuan di
Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol.2 No.2
Whitaker Anne & Peter Western, 1985. Quality Control of The Audit. Current
Issued Auditing. Edited by David Kent, Michael Sherer & Stuart Turkey.
Harper & Row Publishers. London
21

More Related Content

What's hot

pembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansipembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansiNadia Amelia
 
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganPortofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganJudianto Nugroho
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publikRadel Dyla
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankM Abdul Aziz
 
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10Fox Broadcasting
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioJudianto Nugroho
 
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...Prabowo Putra
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Amrul Rizal
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendekPrass Anjar
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIroslinais
 
Jasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikJasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikDina Nurmariyani
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen portofolio dan investasi syariah
Manajemen portofolio dan investasi syariahManajemen portofolio dan investasi syariah
Manajemen portofolio dan investasi syariahrifkiyuwanda1
 

What's hot (20)

pembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansipembentukan teori akuntansi
pembentukan teori akuntansi
 
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganPortofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publik
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
 
Psak 13 - Properti Investasi
Psak 13 - Properti InvestasiPsak 13 - Properti Investasi
Psak 13 - Properti Investasi
 
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan II
 
Jasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikJasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publik
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Manajemen portofolio dan investasi syariah
Manajemen portofolio dan investasi syariahManajemen portofolio dan investasi syariah
Manajemen portofolio dan investasi syariah
 
Perusahaan investasi
Perusahaan investasi Perusahaan investasi
Perusahaan investasi
 

Similar to FAKTOR

Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Primart Primart
 
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptxPERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptxCesiliaArum1
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
 
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017Basori Basori
 
Tugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditanTugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditanErdha Reidha
 
Tugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditanTugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditanErdha Reidha
 
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docxMAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docxRatnaDewiAnggraini
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Nadiatur Rakhma
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Nadiatur Rakhma
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...Wawan P
 
jurnal audit
jurnal auditjurnal audit
jurnal auditriyandanu
 

Similar to FAKTOR (20)

Tm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-iTm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-i
 
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
 
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
 
Proposal revisi
Proposal revisiProposal revisi
Proposal revisi
 
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptxPERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
 
Praktek audit
Praktek auditPraktek audit
Praktek audit
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Modul audit jadi
Modul audit jadiModul audit jadi
Modul audit jadi
 
Modul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libreModul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libre
 
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
 
Tugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditanTugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditan
 
Tugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditanTugas rmk chapter 1 pengauditan
Tugas rmk chapter 1 pengauditan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docxMAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali,  internal control over financial reporting ...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...
 
02. naskah publikasi
02. naskah publikasi02. naskah publikasi
02. naskah publikasi
 
jurnal audit
jurnal auditjurnal audit
jurnal audit
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

FAKTOR

  • 1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA SEKTOR PUBLIK DAN BEBERAPA KARAKTERISTIK UNTUK MENINGKATKANNYA Oleh : Nasrullah Djamil ABSTRACT Audit quality is defined as the probability that the auditor will both discover and report a breach in the clients’ accounting system (De Angelo,1981). Determinants of Audit Quality in the Public Sector are number of years the auditor has audited the client (Tenure), number of client audited by the auditor, the size and financial helath of the client, auditor work will be subject to review by third parties, eficient independent auditor, level of audit fees and level of plan audit quality. And characteristic to improve audit quality are improve auditor experience, education, professionalism, understanding internal control client, a good planning of audit work, and VFM audit work. A. PENDAHULUAN Akuntansi dan pelaporan keuangan suatu unit pemerintahan, menyajikan informasi keuangan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi, politik dan sosial. Untuk memperlihatkan akuntabilitas dan pertanggungjawaban aparatur pemerintah atas tugas yang diberikan kepadanya. Informasi keuangan tersebut juga berguna untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Pemakai informasi keuangan unit pemerintahan menurut Jones & Pendlebury (1996) dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu : 1. Governing bodies, 2. Investors and creditors, 3. Resource providers, 4. Oversight bodies, 5. Constituents. *) Dosen PNS DPK Pada STIE Nasional Banjarmasin Dan informasi yang dibutuhkan adalah: 1
  • 2. 1. Financial viability, 2. Fiscal Compliance, 3. Management performance, 4. Cost of Services provided. Menurut FASAB (Federal Accounting Standards Advisory Board, 1994) menyebutkan bahwa ada empat kelompok pemakai informasi keuangan yaitu : citizens (including news media, pressure groups, state and local legislatures and executives, analysts), the legislative branch (including their staff), and two groups in the executive branch, namely the senior members and the program managers. If the terms of federal financial reporting, they are assumed to have four ‘needs’: (1) Budgetary integrity, (2) operating performance, (3) stewardship, (4) Deterring fraud, waste and abuse. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai tersebut, informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan harus diperiksa oleh auditor yang independen. Dan pada era transparan dan terbuka saat ini, menuntut auditor untuk lebih bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan, dengan mendasarkan pada kode etik dan standard profesi. Kontribusi audit adalah untuk menyajikan akuntabilitas, selama dia memberikan pendapat yang independen, apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Pada sektor publik, pemeriksaan biasanya dilakukan oleh BPKP atau oleh akuntan publik atas penunjukkan BPKP, yang dalam menjalankan profesinya akuntan tersebut diatur oleh standar profesional dan kode etik profesi. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia mengamanatkan: bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa pretensi. Dengan mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak adil, 2
  • 3. tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Dengan adanya kode etik ini, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Kontribusi audit ini juga untuk melihat akuntabilitas pemerintah secara riel, menilai integritas, kinerja dan pertanggungjawaban aktivitas pemerintah. Dalam sektor publik ini pengaruh hukum pada praktik audit lebih besar, sehingga auditing pada sektor publik ini menempatkan seorang auditor minimal didasarkan pada audit keuangan dan regularitas, dan lebih jauh pada penilaian value for money. Jadi audit pada sektor publik (pemerintahan) adalah bertujuan untuk memberi jaminan tentang pengendalian intern dalam governmental entity dan ketaatannya pada hukum dan peraturan (Gauthier,1991). Menurut APB statements (1993) menyatakan bahwa: As well as financial statements, audit and related service engagements may involve other financial information, or non financial information, such as: 1. the adequacy of internal control systems 2. compliance with statutory, regulatory or contractual requirements 3. economy, efficiency and effectiveness in the use of resources (value for money auditing, and 4. environmental practices Walaupun sudah ada standar dan kode etik profesi, tapi masih sering terjadi kasus-kasus kolusi dan korupsi atau penyelewengan, sehingga masyarakat mulai menyangsikan komitmen auditor terhadap kode etik profesinya. Jika kode etik dan standar dijalankan dengan benar dan konsisten, maka kasus-kasus penyimpangan tersebut tidak seharusnya terjadi. Untuk itu auditor pemerintah yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan departemen (lembaga pemerintahan) dan perusahaan - perusahaan milik negara (BUMN/BUMD), 3
  • 4. dituntut untuk bertindak secara profesional dan mentaati standar pemeriksaan dan aturan perilaku pemeriksaan yang telah ditetapkan, agar kualitas audit dapat dijaga dan ditingkatkan. Menurut Hunt & Vitell [1986, dalam Khomsiyah & Nur Indriantoro (1998)], bahwa kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya, sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Sikap masyarakat yang pasif, sistem pengawasan yang masih lemah dari organisasi profesi auditor terhadap anggotanya, kerjasama yang tidak sehat antara BPKP dengan klien, turut mempengaruhi perilaku etika auditor. Bahkan menurut Sudibyo (1995), dunia pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etika auditor. Berdasarkan hasil beberapa riset atau survey sebelumnya menyatakan, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada sektor publik yang dihasilkan, dan beberapa karakteristik yang dapat meningkatkan kualitas audit ini. [Gauthier, 1991; Aldhizer III, 1995; Raman and Wilson,1994; Deis and Giroux, 1992; dan lain-lain]. Pada artikel ini saya mencoba mengambil intisari intisari beberapa hasil penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kualitas audit tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit, dan beberapa karakteristik untuk meningkatkan kualitas audit tersebut. Organisasi artikel ini saya mulai dengan pendahuluan , kemudian kualitas audit dan hubungannya dengan ukuran auditor, kualitas audit sektor swasta, kualitas audit sektor publik, perbandingan kualitas audit pada sektor publik dan sektor swasta, faktor-faktor 4
  • 5. yang mempengaruhi kualitas audit, beberapa karakteristik untuk meningkatkan kualitas audit. Dan tulisan ini diakhiri dengan kesimpulan. B. KUALITAS AUDIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN UKURAN AUDITOR De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality (kualitas audit) sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. Beberapa penelitian seperti De Angelo (1981); Goldman & Barlev (1974); Nichols & Price (1976) umumnya mengasumsikan bahwa auditor dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit perusahaan), kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan. Ukuran perusahaan audit menurut Deis & Giroux (1992) diukur dari jumlah klien dan prosentase dari audit fees dalam usaha mempertahankan kliennya untuk tidak berpindah pada perusahaan audit yang lain. Beberapa penelitian di Amerika dan Australia menyebutkan bahwa adanya hubungan antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan audit. Hubungan tersebut terjadi dalam kaitannya dengan reputasi perusahaan audit tersebut. Beberapa penelitian tersebut menyebutkan bahwa: 1. DeAngelo (1981) berargumentasi bahwa kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari perusahaan audit, dengan proksi untuk ukuran perusahaan audit adalah jumlah klien. Perusahaan audit yang besar 5
  • 6. adalah dengan jumlah klien yang lebih banyak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan audit yang kecil. Karena perusahaan audit yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi maka dia akan mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan klien. 2. Libby (1979) melaporkan bukti bahwa bank loan officers menganggap bahwa adanya perbedaan dalam reputasi dari accounting firms, dia membedakan antara the big eight group dan non the big eight. 3. Shockley (1981) mengindikasikan bahwa persepsi dari independen auditor secara signifikan berbeda antara perusahaan audit yang besar dan kecil. 4. Lennox (1999), menyatakan bahwa perusahaan audit yang besar lebih mampu menangkap signal akan penyelewengan keuangan yang terjadi dan mengungkapkannya dalam pendapat audit mereka. 5. Dye (1993) Auditor yang mempunyai kekayaan atau asset yang lebih besar mempunyai dorongan untuk menghasilkan laporan audit yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor dengan kekayaan yang lebih sedikit. Auditor yang memiliki kekayaan lebih besar (deeper pockets) adalah audit size firms yang besar. Dari beberapa hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positip antara auditor size dan audit quality, dimana Auditor size dari beberapa penelitian tersebut dinyatakan sebagai auditor yang memiliki klien yang lebih banyak dan mempunyai kekayaan yang lebih besar (deeper pockets) dan berkaitan dengan reputasi auditor tersebut. 6
  • 7. Di Indonesia, hubungan antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan audit (KAP) belum dapat dilihat dengan jelas, selain belum ada penelitian yang dilakukan juga pasar untuk perusahaan audit belum mencerminkan pasar yang kompetitif. Pada sektor publik, audit biasanya dilakukan oleh BPKP, audit akan dilakukan oleh perusahaan audit (KAP), jika pemeriksaan tersebut diminta oleh BPKP. Sehingga pada sektor publik ini di Indonesia masih belum mencerminkan adanya hubungan antara kualitas audit tersebut dengan Kantor Akuntan Publik (KAP). C. KUALITAS AUDIT SEKTOR SWASTA (PRIVATE SECTOR) Seperti yang telah diungkapkan bahwa kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor, dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas penemuan penyelewengan tergantung pada kemampuan teknikal auditor, seperti pengalaman auditor, pendidikan, profesionalisme dan struktur audit perusahaan. Sedangkan probabilitas auditor tersebut melaporkan penyelewengan tersebut tergantung pada independensi auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional (profesional qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor. 7
  • 8. 1. Standar Umum: auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, independepensi dalam sikap mental dan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama 2. Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan: perencanaan dan supervisi audit, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, dan bukti audit yang cukup dan kompeten. 3. Standar pelaporan: pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan informatif dalam laporan keuangan, dan pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. D. KUALITAS AUDIT SEKTOR PUBLIK Secara teknik audit sektor publik adalah sama saja dengan audit pada sektor swasta. Mungkin yang membedakan adalah pada pengaruh politik negara yang bersangkutan dan kebijaksanaan pemerintahan. Tuntutan dilaksanakannya audit pada sektor publik ini, adalah dalam rangka pemberian pelayanan publik secara ekonomis, efisien dan efektif. Dan sebagai konsekuensi logis dari adanya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam menggunakan dana, baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah itu sendiri. Agar pelaksanaan pengelolaan dana masyarakat yang diamanatkan tersebut transparan dengan memperhatikan value for money, yaitu menjamin dikelolanya uang rakyat tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan 8
  • 9. berorientasi pada kepentingan publik, maka diperlukan suatu pemeriksaan (audit) oleh auditor yang independen. Pelaksanaan audit ini juga bertujuan untuk menjamin dilakukannya pertanggung jawaban publik oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pengertian audit menurut Malan (1984) adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikannya kepada pihak pemakai. GAO standard (Malan, 1984) menyatakan bahwa Governmental audit dibagi dalam 3 elemen dasar yaitu: 1. Financial and compliance yang bertujuan untuk menentukan apakah operasi keuangan dijalankan dengan baik, apakah pelaporan keuangan dari suatu audit entity disajikan secara wajar dan apakah entity tersebut telah mentaati hukum dan peraturan yang ada. 2. Economy dan efficiency, untuk menentukan apakah entity tersebut telah mengelola sumber-sumber (personnel, property, space and so forth) secara ekonomis, efisien dan efektif termasuk sistem informasi manajemen, prosedur administrasi atau struktur organisasi yang cukup. 3. Program results, menentukan apakah hasil yang diinginkan atau keuntungan telah dicapai pada kos yang rendah. Ketiga hal tersebut dijalankan auditor dalam melakukan pemeriksaan untuk mencapai kualitas audit yang baik. Dan berdasarkan beberapa pendapat dapat dianggap bahwa kualitas audit yang baik itu adalah pelaksanaan audit yang 9
  • 10. mendasarkan pada pelaksanaan Value For Money (VFM) audit yang dilakukan secara independen, keahlian yang memadai, judgment dan pengalaman. VFM audit menurut Mardiasmo (2000) merupakan ekspresi pelaksanaan lembaga sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen dasar yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. • Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang termurah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value • Efisiensi: tercapainya output yang maksimum dengan input tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan • Efektivitas: menggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output (target/result). E. PERBANDINGAN KUALITAS AUDIT PUBLIC SECTOR DAN PRIVATE SECTOR. Berdasarkan hasil penelitian Brown & Raghunandan (1995) menyebutkan bahwa kualitas audit pada sektor publik, didasarkan pada Quality Control Reviews yang dilakukan oleh Regional Inspector Generals (RIGs) adalah lebih rendah dibandingkan dengan kualitas audit pada sektor swasta (private sector), didasarkan pada Peer Review untuk anggota dari SEC Practice Section of the AICPA (SECPS). Rendahnya kualitas audit pada auditor pemerintah, menurut Brown & Reghunandan, karena mereka dihadapkan pada litigation risk yang rendah Tetapi hasil temuan tersebut masih perlu dilakukan pengujian kembali, karena 10
  • 11. kemungkinan perbandingan tersebut tidak akan menghasilkan kesimpulan yang sama jika dilakukan pada lingkungan yang berbeda (misalnya lingkungan negara atau daerah yang berbeda). Perbedaan tersebut kemungkinan dikarenakan : 1. Tipe perusahaan audit dan yang diaudit (Auditor firm & Auditee) yang berbeda 2. Sifat industri dan proses audit yang berbeda 3. Tipe dari kualitas yang melakukan review 4. Dan metode pemilihan audit untuk melakukan review Pada Tabel 1 menggambarkan perbandingan Government quality control program peer review untuk anggota SECPS menurut Randal J.Elder (1997). Perbandingan tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa kualitas audit yang dilaporkan Governmental Sector lebih rendah. Tabel.1 Perbandingan Governmental Quality Control Review dan SECPS Peer Review. Element of Process Federal Programs Quality Control Review SECPS Peer Review Audit Firms Auditees Nature of industry Nature of audit Quality reviewer Selection process Primarily non Big 6 firms Governmental entities Specialized accounting Compliance Government regulator Risk based selection Primarily Big 6 firms Public companies Mix of specialized and non- specialized industries Financial CPA Firm Required for all firms Sumber : Randal J.Elder. Accounting Horizon Vol.11 No.1 March 1997 Agar kepercayaan masyarakat akan hasil laporan audit atau hasil pemeriksaan tidak berkurang bahkan mungkin hilang, maka kualitas audit tersebut perlu ditingkatkan. Alasan lain meningkatkan kualitas audit adalah (Elder,1997) : 1. bahwa auditor sekarang lebih perhatian terhadap isu-isu yang berhubungan dengan kualitas audit untuk non federal audits 11
  • 12. 2. Untuk dapat menghadapi risiko yang mungkin muncul dari pelaksanaan kegiatan 3. Perlunya petunjuk tambahan untuk pelaksanaan audit. Untuk dapat meyakinkan apakah hasil laporan audit tersebut dapat dipercaya, maka pelaksanaan audit tersebut perlu mempertimbangkan masalah kualitas audit dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kualitas audit menurut De Angelo (1981) mendefinisikan bahwa kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas dari penemuan suatu penyelewengan tersebut tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan probabilitas dari pelaporan kesalahan tergantung pada independensi auditor. Pada sektor publik berarti kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau pemeriksa (dalam hal ini di Indonesia adalah BPKP) dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan yang terjadi pada suatu instansi atau pemerintah (baik pusat maupun daerah). Probabilitas dari temuan dan penyelewengan tergantung pada kemampuan teknikal pemeriksa (BPKP) dan probabilitas pelaporan kesalahan tergantung pada independensi pemeriksa dan kompetensi pemeriksa tersebut untuk mengungkapkan penyelewengan. Untuk dapat meningkatkan kualitas audit maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit tersebut. F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT Probabilitas seorang auditor atau pemeriksa menemukan penyelewengan, umumnya diasumsikan oleh peneliti adalah positip dan tetap dengan anggapan 12
  • 13. bahwa semua auditor mempunyai kemampuan teknis dan independen, dan ini merupakan kunci dari permasalahan kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux (1992) yang melakukan investigasi tentang determinan dari kualitas audit oleh Independen CPA firm di Texas pada Audits of Independen School District. Study ini menganalisa temuan-temuan Quality Control Review (QCR) yang diperoleh melalui pengukuran langsung secara relatif atas kualitas audit. Deis & Giroux menjelaskan adanya dua variabel yang mempengaruhi kualitas audit, dari dua variabel tersebut dia melahirkan 4 hipotesis, yang menyatakan korelasinya dengan kualitas audit yaitu: 1. Tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu unit/unit usaha/perusahaan atau instansi. Peneliti berasumsi bahwa semakin lama dia telah melakukan audit, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah. Karena auditor menjadi kurang memiliki tantangan dan prosedur audit yang dilakukan kurang inovatif atau mungkin gagal untuk mempertahankan sikap professional skepticism. 2. Jumlah klien. Peneliti berasumsi bahwa semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik. Karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya. 3. Ukuran dan kekayaan atau kesehatan keuangan klien juga berkorelasi dengan kualitas audit. Dan korelasinya menunjukkan hubungan yang negatif, dengan asumsi bahwa semakin sehat keuangan klien, maka ada kecendrungan klien tersebut untuk menekan auditor untuk tidak mengikuti standar. Kemampuan auditor untuk bertahan dari tekanan klien adalah tergantung pada kontrak 13
  • 14. ekonomi dan kondisi lingkungan dan gambaran perilaku auditor, termasuk di dalamnya adalah : (a) pernyataan etika profesional, (b) kemungkinan untuk dapat mendeteksi kualitas yang buruk, (c) figur dan visibility untuk mempertahan profesi, (d) Auditing berada (menjadi) anggota komunitas profesional, (e) tingkat interaksi auditor dengan kelompok Professional Peer Groups, dan (f) Normal internasional profesi auditor 4. Kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga. Penelitian mengenai kualitas audit pada sektor swasta (private sector) dilakukan oleh Clive S.Lennox (1999), Nichols & Smith (1983), Eichenseher et al (1989), Francis & Wilson (1988), Johnson & Lys (1990), Defond (1992), Firth & Smith (1992) dan banyak lagi, pada intinya para peneliti tersebut menyatakan bahwa kualitas audit berhubungan dengan ukuran perusahaan audit. Perusahaan audit yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan audit yang lebih kecil. Berdasarkan hasil penelitian Ramy Elitzur & Haim Falk (1996) menyatakan bahwa : 1. Ceteris paribus, auditor independen yang efisien akan merencakan tingkat kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan independen auditor yang kurang efisien 2. Audit fees yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fees yang lebih kecil. 3. Tingkat kualitas audit yang telah direncakan akan mengurangi over time dalam pemeriksaan. 14
  • 15. Dari beberapa hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah : 1. Tenure 2. Jumlah klien 3. Kesehatan keuangan klien 4. Adanya pihak ketiga yang akan melakukan review atas laporan audit. 5. Independen auditor yang efisien 6. Level of Audit fees 7. Tingkat perencanaan kualitas audit. G. BEBERAPA KARAKTERISTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AUDIT Kualitas audit dinilai melalui sejumlah unit standardisasi dari bukti audit yang diperoleh oleh auditor eksternal, dan kegagalan audit dinyatakan juga sebagai kegagalan auditor independen untuk mendeteksi suatu kesalahan material. Untuk meningkatkan kualitas audit maka kita harus memperhatikan beberapa hal seperti: 1. Perubahan accounting requirements terhadap Legislation dan Statements of Standard Accounting Practice. 2. Perubahan lingkungan bisnis 3. Meningkatkannya kompleksitas dari sistem akuntansi yang menggunakan komputer. Oleh karena itu para praktisi audit harus mengerti dengan baik apa yang membuat suatu audit itu berkualitas. Dan berdasarkan hasil survey dari 93 audit pemerintah yang dilakukan oleh American Institute of CPAs Federal assistance audit quality 15
  • 16. mengidentifikasikan sejumlah atribut umum yang berhubungan dengan kualitas audit. Dari atribut tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas audit. Atribut atau karakteristik menurut Aldhizer et al (1995) yang berkaitan dengan kualitas audit adalah : 1. Knowlegde of the industry a. Average hours of biennial government auditing continuing professional education earned by the audit team b. Average percentage of time the partner spent on federal financial assistance audits in the current year c. Average percentage of time spent on federal financial assistance audits by the audit team in the current year (partner, manager and in-charge auditor) d. Average percentage of time spent on federal financial assistance audits by the audit team in the last three year e. Percentage of firm business relating to federal financial assistance audits 2. Familiarity with industry authoritative literature 3. Audit hours and audit fees a. Manager time as a percentage of total audit hours b. Hours spent by the audit team on the audit c. Total audit fees 4. Whether the in-charge auditor was a CPA 5. General audit knowledge and experience a. Hours of accounting and auditing CPE by the in-charge auditor b. Percentage of total time spent doing audits by the audit team c. Whether the audit firm derived at least 10% of its business from audits not related to federal financial assistance d. Average hours of accounting and auditing CPE earned by the audit team 6. Firm quality control commitment a. Whether the audit report and work papers received a second partner review b. Whether the firm received on unqualified or qualified peer or quality review c. Whether the audit firm had a peer or quality review in the last three years d. Whether responsibility for monitoring CPE for staff auditors (below the in- charge level) was independent of the audit team and centralized. 7. The time needed to complete the audit (firm beginning of fieldwork to the audit report date). 16
  • 17. Dari Atribut atau karakteristik di atas maka langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah: 1. Perlunya melanjutkan pendidikan profesionalnya bagi suatu tim audit, sehingga mempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan audit. 2. Dalam hubungannya dengan penugasan audit selalu mempertahankan independensi dalam sikap mental, arinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Sehingga ia tidak dibenarkan memihak pada kepentingan siapa pun. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor tersebut menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, maksudnya petugas audit agar mendalami standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan dengan semestinya. Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan dengan melakukan review secara kritis pada setiap tingkat supervisi terhadap pelaksanaan audit dan terhadap pertimbangan yang digunakan. 4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten maka dilakukan supervisi dengan semestinya. Kemudian dilakukan pengendalian dan pencatatan untuk semua pekerjaan audit yang dilaksanakan di lapangan. 5. Melakukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern klien untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan 17
  • 18. 6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 7. Membuat laporan audit yang menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Dan pengungkapan yang informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, jika tidak maka harus dinyatakan dalam laporan audit. 8. Pada sektor publik melakukan VFM audit, yaitu melakukan audit kinerja yang mencakup: a. Audit tentang ekonomi dan efisiensi yang bertujua untuk menentukan apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi dan menggunakan sumber daya secara hemat dan efisien, dan mematuhi peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan efisiensi. b. Audit program yang mencakup penentuan tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan oleh undang- undang atau badan lain yang berwenang, menentukan efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi instansi yang bersangkutan, dan menentukan apakah entitas yang diaudit telah mentaati peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatan. H. KESIMPULAN 18
  • 19. Kualitas audit adalah probabilitas seorang auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya dalam laporan audit. Probabilitas menemukan adanya penyelewengan tergantung pada kemampuan teknikal dari auditor tersebut yang dapat dilihat pada pengalaman auditor, pendidikan, profesionalisme dan struktur audit perusahaan. Sedangkan probabilitas melaporkan penyelewengan tersebut dalam laporan audit tergantung pada independensi auditor dalam menjaga sikap mentalnya. Kualitas audit pada sektor publik lebih rendah dibandingkan dengan kualitas audit pada sektor swasta. Rendahnya kualits audit pada auditor pemerintah, menurut Brown & Raghunandan, karena mereka dihadapkan pada litigation risk yang rendah. Dan perbedaan tersebut kemungkinan dikarenakan:(1) tipe auditor firm dan auditee yang berbeda, (2) sifat industri dan proses audit yang berbeda, (3) tipe kualitas yang melakukan review, dan (4) metode pemilihan audit untuk melakukan review yang berbeda. Berdasarkan beberapa penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah : (1) Tenure yaitu lamanya waktu (jumlah tahun) auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan suatu unit atau instansi, (2) Jumlah klien, (3) Size dan kesehatan kuangan klien, (4) Adanya pihak ketiga yang akan melakukan review atas laporan audit, (5) Independen auditor yang efisien, (6) level of audit fees, (7) tingkat perencanaan kualitas audit. Sedangkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah (1) Meningkatkan pendidikan profesionalnya, (2) mempertahankan independensi dalam sikap mental, (3) Dalam melaksanakan 19
  • 20. pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, (4) Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik, (5) memahami struktur pengendalian intern klien dengan baik, (6) memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten, (7) Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai dengan hasil temuan, (8) melakukan VFM audit. REFERENSI Aldhizer II, George R; John R.Miller & JosephF.Moraglio,1995. Common Attributes of Quality Audits. Journal of Accountancy, January. Brown. Clifford D. & K. Raghunandan, 1997. Audit Quality in Audits of Federal Programs by Non-Federal Auditors: A Reply. Accounting Horizon Vol.11 No.1. American Accounting Association. DeAngelo,L.E, 1981, Auditor Size and audit quality. Journal of Accounting & Economics Deis, Donald R. Jr & Gary A.Giroux, 1992. Determinants of Audit Quality in the Public Sector, The Accounting Review, Vol 67, No.3. Dye,R, 1993. Auditing Standards, Legal Liability and Auditor Wealth, Journal of Political Economy, Vol.101. Elder. Randal J.1997. A Comment on Audit Quality in Audits of Federal programs by Non-Federal Auditors. Accounting Horizon Vo.11 No.1. American Accounting Association Elitzur Ramy & Haim Failk, 1996. Planned Audit Quality. Journal of Accounting & Public Policy, 15.247-269. North Holland. Goldman,A & B.Barlev,1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: Its Implications for Independence. The Accounting Review. Vol.49 Ikatan Akuntan Indonesia (1994) Standar Akuntansi Keuangan: per 1 Oktober 1994, Jakarta, Salemba Empat Jones. Rowan & Maurice Pendlebury, 1996. Public Sector Accounting, 4th edition. Pitman Publishing. London 20
  • 21. Khomsiyah & Nur Indriantoro, 1998, Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan Sentivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. VolI No.1 Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & Auditor Size: An Evaluation of Reputation and Deep Pockets Hypotheses. Journal of Business Finance & Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct. Malan.Roland M; James R.Fountain.Jr; Donald S.Arrowsmith & Robert L.Lockridge II.1984. Performance Auditing in Local Government. Chicago,Illinois; Government Finance Officers Association. Mardiasmo, 2000. Value For Money Audit Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah Sebagai Upaya Memperkuat Akuntabilitas Publik. Bahan Seminar Strategi Pemeriksaan Keuangan Daerah yang Ekonomis, Efisien & Efektif dalam Rangak pelaksanaan Otonomi Daerah, Yogyakarta. Mautz,R.K & H.A.Sharaf,1961: The Philosophy of Auditing, American Accounting Association, Sarasota. Nichols,D.R & K.H.Price, 1976: The Auditor Firm Conflict: An Analysis using concepts of exchange theory. The Accounting Review. Vol.51 Raman.K.K & Earl R.Wilson,1994. Governmental Audit Procurement Practices and Seasoned Bond Prices. The Accounting Review. Vol. 69 No.4. Shockley,R.A,1982, Perceptions of Audit Independence: A Conceptual Model. Journal of Accounting, Auditing & Finance 5 (Winter) Sudibyo, Bambang,: 1995, Reduksi Norma Evidencial Matter Menjadi Norma Evidence serta Dampaknya pada Kualitas Audit dan Pembukuan di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol.2 No.2 Whitaker Anne & Peter Western, 1985. Quality Control of The Audit. Current Issued Auditing. Edited by David Kent, Michael Sherer & Stuart Turkey. Harper & Row Publishers. London 21