Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam teori akuntansi, yaitu pendekatan pragmatis, sintaktik, semantik, normatif, positif, dan naturalistik. Dokumen ini juga membandingkan pendekatan ilmiah dan naturalistik dalam penelitian akuntansi.
2. Pengantar
• Suatu cara yang bermanfaat untuk mempelajari
teori akuntansi adalah mengklasifikasikannya
berdasarkan pada asumsi yang digunakan,
bagaimana teori diformulasikan, dan pendekatan-pendekatan
untuk menjelaskan dan memprediksi
peristiwa-peristiwa di dunia nyata.
• Pengklasifikasian yang terbukti bermanfaat adalah
penklasifikasian teori dalam pendekatan
pragmatik, sintaktik, semantik, normatif, positif,
dan naturalistik.
2
3. 3
Pengantar
1. Pragmatic approaches didasarkan pengamatan
perilaku akuntan atau pihak yang menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh akuntan.
2. Syntactic approaches menggunakan argumentasi yang
logis, didasarkan pada sehimpunan premis.
3. Semantic approaches berhubungan bagaimana teori
berhubungan dengan peristiwa di dunia nyata.
4. Normative theories menggunakan pendekatan
sintaktik maupun semantik.
5. Positive approaches menguji hipotesis dengan
menggunakan peristiwa sesungguhnya terjadi.
6. Naturalistic approaches mempertimbangkan kasus
individual dan tidak melakukan generalisasian.
4. Pragmatic Theories
• Terdapat dua pendekatan dalam pragmatic
theory, yaitu:
1. Pendekatan pragmatis deskriptif
(descriptive pragmatic approach).
2. Pendekatan pragmatis psikologis
(psychological pragmatic approach).
5. 5
Pragmatic Theories
• Descriptive pragmatic approach: suatu
pendekatan pembentukan teori yang mendasarkan
pada teknik dan metode pengamatan berulang
terhadap praktik akuntan (pendekatan induktif).
• Teori dapat diuji dengan mengamati apakah
tindakan akuntan sesuai dengan yang disarankan
oleh teori.
• Pendekatan ini disebut juga anthropological
approach oleh Sterling.
6. 6
Pragmatic Theories
Kritik terhadap pendekatan descriptive pragmatic:
1. Descriptive pragmatic approach tidak melibatkan
suatu pertimbangan analitis terhadap kualitas tindakan
akuntan dan tidak ada penilaian apakah laporan
akuntan sesuai dengan yang seharusnya.
2. Descriptive pragmatic approach tidak menyediakan
teknik-teknik akuntansi untuk diuji, sehingga tidak
memungkinkan adanya perubahan.
3. Descriptive pragmatic approach memfokuskan
perhatian pada perilaku akuntan, dan tidak pada
pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, liabilitas,
dan laba. Pendekatan ini juga tidak berhubungan
dengan aspek semantik fenomena akuntansi.
7. 7
Pragmatic Theories
• Sterling (1975) menyimpulkan bahwa
descriptive pragmatic approach tidak
sesuai untuk penyusunan teori akuntansi.
• Sterling cenderung menggunakan normative
theories (bagaimana akuntansi seharusnya
dilaksanakan) daripada pragmatic theories
(yang menggambarkan praktik di dunia
nyata).
8. 8
Pragmatic Theories
• Psychological pragmatic approaches meminta teoritisi
untuk mengamati respon pemakai informasi yang
dihasilkan oleh akuntan, misalnya laporan keuangan.
• Reaksi pemakai dipakai sebagai bukti bahwa laporan
keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.
• Masalah dalam psychological pragmatic approach
adalah bahwa sebagian pemakai mungkin bereaksi
secara tidak rasional, sebagian lain mungkin bereaksi
dalam situasi kondisional, dan sebagian lain tidak
beraksi padahal seharusnya bereaksi.
• Kelemahan ini diatasi dengan berkonsentrasi pada teori
keputusan dan pengujian reaksi dengan sampel besar dan
bukannya berkonsentrasi pada respon individual.
9. 9
Syntactic dan Semantic Theories
• Syntactic approaches menggunakan argumentasi logis
didasarkan pada sehimpunan premis.
• Semantic approaches berhubungan dengan bagaimana
teori dihubungkan dengan fakta.
• Akuntansi kos historis dikritik oleh syntactic and
semantic approaches.
• Kos historis dikritik karena mempunyai syntax yang
buruk, yaitu aset yang mempunyai ukuran-ukuran
moneter yang berbeda ditambahkan.
• Kos historis mempunyai kelemahan semantik karena
tidak dapat diamati secara emprik independen untuk
konsep-konsep yang digunakan, seperti “laba” dan
“aset”.
10. 10
Normative Theories
• Normative theory adalah suatu teori preskriptif
yang dinyatakan dalam “apa yang seharusnya”
terjadi untuk mencapai tujuan teori.
• Normative accounting theories menentukan cara
yang “benar” untuk mencatat.
• Normative approach menentukan bagaimana
akuntan seharusnya melaporkan (1) untuk
menentukan “true income” suatu perusahaan
dalam suatu periode akuntansi (2) untuk
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan (decision usefulness
theory).
11. 11
Normative Theories
• Teoritisi “true income” berkonsentrasi pada
penurunan suatu ukuran yang benar dan
tunggal untuk income (laba).
• Akan tetapi, true income adalah suatu konsep
yang belum pernah didefinisikan secara
memuaskan untuk semua pihak.
• Decision usefulness approaches berfokus pada
pengembangan teori yang menjamin bahwa
laporan akuntansi akan menyediakan informasi
yang paling bermanfaat untuk pembuatan
keputusan yang teoritisi yakin merupakan yang
paling penting.
12. 12
Normative Theories
Decision-usefulness theories untuk akuntansi bersifat
normatif karena menggunakan asumsi berikut ini:
1.Akuntansi seharusnya suatu sistem pengukuran.
2.Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
3.Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pembuatan
keputusan ekonomi.
4.Pasar adalah tidak efisien atau dapat dibodohi oleh
“akuntan yang kreatif”.
5.Akuntansi konvensional adalah tidak efisien (dalam
arti informnasi).
6.Terdapat ukuran laba yang unik.
13. 13
Normative Theories
• Pada 1950an dan 1960an teori akuntasi
mengembangkan teori pengukuran nilai dan
penyesuaian nilai untuk memperhitungkan
bagaimana inflasi mempengaruhi nilai.
• Teoritisi normatif mendasarkan pada logika
sintaktik dalam penurunan teori-teori
(deductive approach) dan berkonsentrasi
pada pengukuran.
14. 14
Positive Theories
• Pada tahun 1970an, teori akuntansi
bergerak kembali ke metodologi empiris
yang disebut positive methodology.
• Positivism atau empiricism berarti
pengujian atau menghubungkan hipotesis
atau teori akuntansi dengan pengalaman
atau fakta di dunia nyata.
15. 15
Positive Theories
Penelitian akuntansi positif berfokus pada:
1. Pengujian empiris terhadap beberapa
asumsi yang dibuat oleh teoritisi akuntansi
normatif.
Misalnya suatu surveI dilakukan untuk
mengetahui pendapat pemakai informasi
akuntansi mengenai manfaat metode-metode
akuntansi inflasi yang berbeda-beda
untuk pembuatan keputusan
(misalnya prediksi kebangkrutan
perusahaan atau keputusan membeli atau
menjual saham).
16. 16
Positive Theories
2. Pengujian penting output akuntansi di pasar
modal. Pengujian berusaha menentukan
apakah:
a. Akuntansi inflasi meningkatkan efisiensi
informasi pasar saham.
b. Laba adalah determinan penting dalam
penilaian saham.
c. Biaya pemerolehan informasi yang lebih baik
lebih besar daripada manfaatnya.
d. Penggunaan teknik-teknik akuntansi yang
berbeda dapat mempengaruhi nilai.
17. 17
Positive Theories
• Perbedaan utama teori normatif dengan teori positif adalah
bahwa normative theories bersifat preskriptif, sedangkan
positive theories bersifat deskriptif, eksplanatori atau
prediktif.
• Normative theories menentukan bagaimana manusia
berperilaku yaitu bagaimana akuntan seharusnya
berperilaku untuk mencapai hasil yang dinilai benar,
bermoral, atau yang dianggap baik.
• Positive theories mendeskripsikan bagaimana manusia
berperilaku (tidak menghiraukan “benar’ atau tidak),
menjelaskan bagaimana manusia berperilaku dengan cara
tertentu (untuk memaksimukan nilai saham atau kekayaan
pribadi, tidak menghiraukan apakah “benar” atau tidak)
atau memprediksi atau yang telah atau akan dilakukan
manusia (tidak menghiraukan “benar’ atau tidak).
18. 18
Naturalistic Approaches
Kritik terhadap metode ilmiah:
1. Penelitian yang bersifat statistis dalam
skala besar cenderung menggabungkan
segala hal secara bersama.
2. Hipotesis-hipotesis yang didasarkan pada
penggunaan survei atau harga pasar saham
adalah jauh dari dunia para praktisi.
3. Metode ilmiah mengabaikan banyak
individu akuntan dalam perannya sebagai
akuntan.
19. 19
Naturalistic Approaches
• Naturalistic approach adalah pendekatan exploratory
yang tidak membuat inferensi-inferensi dalam skala
besar, tetapi berusaha menjelaskan situasi-situasi yang
unik dan kompleks dengan menggunakan pendekatan
tidak terstruktur.
• Naturalistic approach memandang akuntansi sebagai
constructed reality bukannya objective reality.
• Naturalistic research lebih banyak menggunakan situasi
kasus dan pengalaman individual suatu peristiwa,
bukannya pendekatan ilmiah perumusan model sintaktik
dan induksi empiris untuk mengembangkan hipotesis,
diikuti pengujian statistis terhadap hipotesis.
20. Perbandingan Pendekatan Ilmiah dengan Naturalistik
Scientific Research Naturalistic Research
20
Asumsi
Ontologis
Realitas adalah obyektif dan konkrit.
Akuntansi adalah realitas obyektif.
Realitas disusun secara sosial dan
merupakan produk imajinasi
manusia.
Akuntansi adalah realitas yang
disusun.
Pendekatan
Epistemologis
Perkembangan pengetahuan sedikit
demi sedikit..
Reduksionisme (penyederhanaan).
Pengujian hipotesis individual
Hukum generalisasian.
Holistik.
Kompleksitas dunia tidak dapat
diatasi dengan reduksionisme.
Hukum tidak dapat direduksi.
Metodologi Tersruktur
Berdasar teori sebelumnya
Validasi atau ekspansi empiris
Tidak terstruktur
Tidak ada teori sebelumnya
Metode Formulasi model sintaktik
Induksi empiris untuk membentuk
hipotesis
Metode statistis yang sesuai
Studi kasus
Eksplorasi dengan fleksibilitas
Pengalaman terhadap peristiswa
21. 21
Naturalistic Approaches
• Ontology mempelajari mengenai konsepsi
apa yang ada atau sesuatu itu apa.
• Epistemology mempelajari cara untuk
memperoleh pengetahuan.
• Epistemologi berhubungan dengan
keoriginalan, sifat, metode, dan
keterbatasan pengetahuan manusia.
22. Miskonsepsi yang Berhubungan dengan
22
Penggunaan Metode Ilmiah pada
Penelitian Akuntansi
• Sebagian ahli berpendapat bahwa pendekatan ilmiah
untuk pembentukan teori akuntansi adalah tidak
sesuai karena berusaha membuat ilmuwan untuk
memahami praktik akuntansi atau karena metode
ilmiah mengasumsikan adanya “kebenaran absolut’
yang harus dicapai oleh akuntansi.
• Walaupun suatu penelitian akuntansi menerapkan
metode ilmiah untuk pembentukan teori, para
praktisi tidak bertindak seperti ilmuwan. Praktisi
menggunakan penjelasan logis dan bukti empiris dari
pendekatan ilmiah untuk mendukung praktik
mereka.
23. Miskonsepsi yang Berhubungan dengan
Penggunaan Metode Ilmiah pada Penelitian
23
Akuntansi
• Metode ilmiah tidak mengklaim untuk
menyediakan “kebenaran”, tetapi metode
ilmiah berusaha menyediakan bukti
persuasif, dengan probabilitas yang
seimbang, menyediakan suatu prediksi,
penjelasan atau deskripsi sebaik mungkin
yang dapat disediakan oleh teori.