Auditing merupakan proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan membandingkannya terhadap kriteria yang telah ditetapkan untuk menentukan tingkat kesesuaian, dan menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dokumen ini membahas definisi, jenis, dan profesi auditor dalam praktik auditing.
2. DEFINISI AUDIT
Berikut defenisi audit/auditing dari beberapa ahli :
“Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan”
Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
Reports of the committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association.
Mulyadi
3. auditing is the accumulation and evaluation of evidence about in
formation to determine and report on the degree of
correspondence between the in formation and established criteria.
Auditing should be done by a competent independent person.
“Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen
untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya
dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Alvin A.Arens dan James K. Loebbecke.
Sukrisno Agoes , 2004
4. Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi diatas adalah :
suatu proses sistematis artinya memiliki manajemen yang
terstruktur dan terorganisir serta berlaku umum.
Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti
memeriksa asersi(pernyataan formal manajemen tentang kondisi
keuangan perusahaan) tanpa memandang siapa penyaji laporan
keuangan tersebut.
Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi yang merupakan
subjek pokok auditing meliputi laporan keuangan, laporan operasi
internal dan surat pemberitahuan pajak.
Derajat kesesuaian merujuk pada kedekatan dimana asersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria ynag telah di
tetapkan.
5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar- standar yang
digunakan sebagai acuan untuk menilai asersi.
Penyampaian hasil didapatkan melalui laporan tertulis yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan standar
yang ada.
Pihak pihak yang berkepentingan ialah mereka yang
mengandalkan temuan temuan Auditor. Mereka adalah
pemegan saham,manajemen,kreditor,kantor pemerintah dan
masyarakat luas.
Jadi bisa saya simpulkan bahwa Audit/auditing adalah
sebuah proses logis terorganisir untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif suatu asersi dengan
membandingkannya dengan kriteria yang telah
ditetapkan,dimana kemudian disampaikan dalam sebuah
laporan tertulis yang berguna bagi Pihak pihak yang
bekepentingan.
6. JENIS-JENIS AUDIT
Pada umumnya ada 3 jenis audit yaitu :
1.Audit Laporan keuangan(financial statement audit)
Audit laoran keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh bukti
tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan
pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah dilaporkan sesuai dengan
kriteria-kriteria akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit laporan
keuangan diperlukan untuk memfungsikan pasar sekuritas nasional guna
menurunkan resiko insetor dan kreditor mengambil keputusan dengan
laporan keuangan yang bermutu rendah.
Logika audit laporan keuangan yang dikembangkan merupakan dasar bagi
jenis audit lainnya.
7. JENIS-JENIS AUDIT
2.Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa
bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu
entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan,atau peraturan tertentu.
Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini dapat berasal dari berbagia
sumber,seperti Manajer,kreditor,dan kontraktor. Laporan Audit jenis ini
ditujukan kepada otoritas yang menerbitkan kriteria tersebut.
8. 3. Audit operasional(operational auidt)
Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluai bukti-bukti tentang efisiensi efektifitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
Audit ini juga disebut dengan audit kinerja atau audit manajemen.
Audit operasional sebagai bagian dari fungsi pengendalian merupakan
suatu alat bagi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan. Audit operasional berfokus pada
evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi.
Dengan diterapkannya audit operasional maka Auditor dapat melihat
sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Lingkup audit operasional
meliputi (a) seluruh kegiatan dari Suatu departemen,cabang,atau divisi.
(b) Suatu fungsi yang mungkin merupakan fungsi lintas unit usaha
seperti pemasaran atau pengolahan data.
Secara khas laporan untuk audit operasional tidak hanya memuat
pengukuran efisiensi dan efektifitas saja,tapi juga memuat rekomendasi
untuk peningkatan kinerja.
9. Jenis audit Sifat asersi Kriteria yang ditetapkan Sifat laporan
Auditor
Laporan
Keuangan
Data laporan keuangan Prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum
Pendapat atas
kewajiban laporan
Keuangan
Kepatuhan Klaim atau data berkenaan
dengan kepatuhan kepada
kebijakan,perundangan,
peraturan dan sebagainya.
Kebijaksanaan
manajemen,hukum,peraturan,
atau persyaratan lain pihak
ketiga.
Ringkasan temuan
atau keyankinan
tentang derajat
kepatuhan.
operasional Data operasional atau kinerja. Menetapkan tujuanmisalnya
yang dilakukan oleh
manajemen atau pihak yang
berwenang
Efisiensi dan
efektifitas yang
diamati ;
rekomendasi untuk
peningkatan
Berikut ikhtisar komparatif mengenai jenis jenis audit
10. JENIS JENIS AUDITOR
Auditor Independen(independent Auditor)
Auditor independen memiliki kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit
diatas,dengan pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta
pengalaman yang mereka miliki. Sedangkan klien para Auditor independen
berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba,organisasi nirlaba,kantor
pemerintahan atau perorangan. Seperti halnya profesi medis dan
hukum,Auditor independen bekerja berdasarkan imbalan (fee). Namun
terdapat perbedaan yang sangat besar diantara keduanya. Jika profesi hukum
bekerja untuk kepentingan atau berpihak kepada kliennya,seorang Auditor
independen tidak boleh berpihak atau mereka harus terbebas dari
kepentingan klien.
Auditor Internal(Internal Auditors)
Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Tujuan auditor
internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan
pertanggungjawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi
semua tahap dalam kegiatan organisasi,mereka melibatkan diri pada audit
kepatuhan dan operasional,juga melengkapi pekerjaan Auditor independen
dalam mengaudit laporan keuangan.
Auditor Pemerintah(Government Auditors)
Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di
tingkat federal,negara bagian,dan lokal di A.S. untuk melaksanakan fungsi
audit bagi kepentingan Kongres,para Auditor GAO(General Accounting Office)
11. JASA YANG DAPAT DIBERIKAN OLEH CPA
(KANTOR AKUNTAN PUBLIK)
1.Assurance services (jasa asuransi)
AICPA Special committee on Assurance Services mengembangkan defenisi
assurance services yaitu jasa profesional independen yang mampu
meningkatkan mutu informasi,atau konteksnya,untuk kepentingan para
pengambil keputusan. Beberapa contoh Assurance Services adalah sebagai
berikut :
-. Jasa penilaian resiko,dimana para CPA dapat meningkatkan mutu informasi
risiko untuk para pengambil keputusan internal melalui penilaian
independen mengenai kemungkinan suatu peristiwa berpengaruh pada
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan.
-. Jasa penilaian kinerja berfokus pada pemberian keyakinan tentang
penggunaan ukuran ukuran keuangan dan nonkeuangan.
-.Assurance perawatan lansia merupakan jasa potensial yang dapat
menyediakan jasa bernialai bagi anggota keluarga dengan memberikan
keyakinan bahwa tujuan pemeliharaan adalah untuk mereka yang berusia
lanjut dan tidak dapat mandiri sepenuhnya.
12. JASA YANG DAPAT DIBERIKAN OLEH CPA
(KANTOR AKUNTAN PUBLIK)
2.Jasa akuntansi dan komplikasi
Yang termasuk dalam jasa akuntansi adalah menyusun pembukuan
manual ataupun yang telah diotomatisasi,membuat jurnal,membukukan
ayat jurnal penyesuaian,serta menyiapkan dan menyusun laporan
keuangan .
3.Jasa atestasi
Jasa atestasi (Attest Service) merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA
mengeluarkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan
tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggungjawab pihak
lain.Jasa atestasi bersifat analitik,kritis,dan bersifat penyelidikan. Jasa ini
dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
13. a. Audit
Contoh utama dari jasa audit adalah audit laporan keuangan. Dewasa ini
fokus utama dari audit adalah menyajikan suatu berkas laporan keuangan
tahunan yang menyertai suatu laporan audit tahunan kepada investor dan
pengguna lain. Tapi kemudian paradigma tersebut sudah berubah
dikarenakan tekhnologi informasi yang memepengaruhi cara pengambilan
keputusan.
b.Pemeriksaan (examination)
stilah pemeriksaan dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang
kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Review (review Services)
Jasa review, terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen
entitas serta analisis komparatif atas informasi keuangan.
d. Prosedur yang disepakati(agreed upon Procedure)
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang disepakati lebih sempit
dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan.
e. Jasa-jasa lain
Jenis utama jasa lain yang diberikan kantor CPA adalah jasa
tekhnologi,konsultasi manajemen,perencanaan keuangan,serta jasa
internasional. Berikut penjelasannya :
14. 1. Jasa tekhnologi
2. Jasa teknologi dalam bentuk analisis sistem manajemen informasi serta pengamanan
sistem. Dewasa ini banyak perusahaan berjuang untuk menentukan bagaimana
memaksimumkan pengambilan keputusan lainnya,serta membuat rekomendasi untuk
meningkatkan pengamanana sistem.
3. Konsultasi manajemen
4. Dalam melaksanakanan jasa konsultasi manajemen,para praktisi mendayagunakan
keahlian teknis,pendidikan,dan pengalaman mereka untuk memberikan nasihatdan
bantuan teknis kepada klien.
5. Perencanaan keuangan
6. CPA menyediakan beragam jasa yang dapat memeberi arti dan nilai tambah dlam
lingkup yang luas bagi informasi keuangan. Jasa perencanaan keuangan meliputi
segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan pajak dana analisis laporan
keuangan untuk menyususn struktur portofolio investasi secara transaksi keuangan
yang komplek untuk bisnis.
7. Internasional
8. CPA menyediakan beragam jasa internasional seperti perencanaan pajak lintas
batas,atas bantuan dalam penyusunan merger maupun kerja sama multinasional.
AICPA menerbitkan standar standar profesional untuk kinerja dari beberapa jasa jasa
lain yang diuraikan sebelumnya. Jasa itu seperti Federal Taxation executive committee
AICPA yang menerbitkan Statements on responsibilities in tax practive yang bertujuan
sebagai pedoman bagi para CPA yang melaksanakan aspek pajak dalam perencanaan
keuangan.
15. PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang
disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan
berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan
dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan
hukum dinegara tersebut.
16. DEFINISI AUDITING
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkapentingan. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan
langkah yang direncanakan, teroganisai, dan bertujuan
17. AUDITING DITINJAU DARI SUDUT
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
(examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil saham perusahaan atau organisasi tersebut.
LAPORAN AUDIT (AUDIT REPORT)
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut
auditor menyatakan pendapatnya mengenai melaksanakan audit atas laporan
keuangan historis disebut dengan auditor independen. Dalam buku ini istilah
auditor jika tidak diikuti dengan kata pengubah, dimaksudkan sebagai auditor
independen
18. Pendapat auditor disajikan dalam suatu laporan tertulis yang
umumnya berupa laporan audit baku, laporan audit baku terdiri dari
tiga paragraf :
1. Paragraf pengantar
2. Paragraf lingkup
3. Paragraf pendapat
Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelasan
3. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian
4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat
19. BAB 2
ETIKA PROFESIONAL
KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Etika professional dikeluarkan oleh organisasi
profesi untuk mengatur perilaku anggotanya
dalam menjalankan praktik profesinya bagi
masyarakat. Etika professional bagi praktik akuntan
di Indonesia disebut dengan kode etik dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
20. RERANGKA KODE ETIK IAI
Rerangka Kode Etik IAI terdiri dari tiga
bagian yang disahkan dalam kongres IAI ke
VIII di Jakarta, yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interprestasi Aturan Etika
21. PRINSIP ETIKA
Prinsip Etika merupakan rerangka dasar bagi Aturan
Etika yang mengatur pelaksanaanpemberian jasa
professional oleh anggota.
Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia terdapat delapan
prinsip etika, yaitu;
1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Umum
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian professional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
22. Independensi, Integritas, dan
Obyektivitas
Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta
maupun dalam penampilan.
Integritas dan Obyektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan integritas dan obyektivitas, harus
bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya
atau mengalihkan pertimbangan pihak lain.
23. BAB 3
BUKTI AUDIT
Sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan,
auditor harus mengumpulkan bukti audit.
Asersi Manajemen dalam Laporan Keuangan
Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau
eksplisit.
Sebagai contoh, di neraca PT KXZ tanggal 31 desember 20X1
dicantumkan akun kas sebesar Rp23.456.987.300. Dalam melaporkan akun kas
tersebut, manajemen membuat asersi eksplisit dan asersi implisit berikut ini :
24. Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat di klasifikasikan berdasarkan
penggolongan besar berikut ini :
1. Asersi Keberadaan atau Kejadian
2. Asersi Kelengkapan
3. Asersi Hak dan Kewajiban
4. Asersi Penilaian atau lokasi
5. Asersi Penyajian dan Pengungkapan
Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
25. Bukti Audit
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan
terdiri dari :
1. Data Akuntansi
2. Informasi Penguat
Cukup atau Tidaknya Bukti Audit
Factor yang mempengaruhinya adalah:
Materialitas dan Risiko
Faktor Ekonomi
Ukuran dan Karakteristik Populasi
26. PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit yang biasa dilakukan audit oleh auditor
meliputi :
1. Inspeksi
2. Pengamatan
3. Permintaan keterangan
4. Konfirmasi
5. Penelusuran
6. Pemeriksaan bukti pendukung
7. Penghitungan
8. Scanning
9. Pelaksaan ulang
10. Teknik audit berbantuan komputer
27. SITUASI AUDIT YANG
MENGANDUNG RISIKO BESAR
Auditor harus waspada jika menghadapi situasi audit yang
mengandung risiko besar seperti berikut ini.
1. Pengendalian Intern yang Lemah
2. Kondisi Keuangan yang tidak Sehat
3. Manajemen yang tidak dapat Dipercaya
4. Penggantian Auditor
5. Perubahan Tarif atau Peraturan Pajak atas Laba
6. Usaha yang Bersifat Spekulatif
7. Transaksi Perusahaan yang Kompleks
28. BAB 4
KERTAS KERJA
Definisi Kertas Kerja
SA Seksi 339 Kertas kerja paragraf 03
mendefisinikan kertas kerja sebagai berikut :
“ kertas kerja adalah catatan- catatan yang
diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya , pengujian yang
dilakukkannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan
auditnya”.
29. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
Mendukung pendapat auditor atas laporan
keuangan auditan.
Menguatkan simpulan-simpulan auditor
dan kompetensi auditnya.
Mengkoordinasi dan mengorganisasi tahap
audit.
Memberikan pedoman dalam audit
berikutnya.
30. KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN
KERAHASIAAN INFORMASI DALAM
KERTAS KERJA
SA Seksi 339 kertas kerja pargraf 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik
kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak
kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada
pembatasan – pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang
bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya.
Dalam penyimpanan rahasia sekurang-kurangnya 10 tahun
Dalam perkara pengadilan , kemungkinan auditor diperintahkan oleh hakim
untuk mengungkapkan informasi yang tercantum dalam kertas kerjanya. Tanpa
memerlukan izin kliennya, dalam hal ini auditor dapat mengungkapkan
informasi tersebut kepada hakim di pengadilan.
Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan
keharusan untuk mengadakan peer review di antara sesama kantor akuntan
publik.
31. FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
OLEH AUDITOR DALAM PEMBUATAN KERTAS
KERJA YANG BAIK
Kecakapan teknis dan keahlian profesional seorang auditor independen akan
tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Untuk memenuhi tujuan ini ada lima
faktor yang harus diperhatikan :
Lengkap
Teliti
Ringkas
Jelas
Rapi
TIPE KERTAS KERJA
Program audit ( audit program )
Working trial balance
Ringkasan jurnal adjustment
Skedul utama ( lead schedule atau top schedule )
Skedul pendukung ( supporting schedule )
32. Akuntan senior yang akan meng-review kertas kerja
biasanya menghendaki susanan kertas kerja dalam susunan
berikut:
1. Draf laporan audit
2. Laporan keuangan auditan
3. Ringkasan informasi bagi review
4. Program audit
5. Laporan keuangan atau lembar kerja
6. Ringkasan jornal adjusment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung
10. Bukti transaksi
33. BAB 5
PENERIMAAN PENUGASAN DAN
PERENCANAAN AUDIT
PENERIMAAN PENUGASAN
Setiap pelaku suatu bisnis atau usaha seperti halnya
bisnis jasa akuntan public selalu bekompetisi dengan pelaku
bisnis lainnya. Ada beberapa pertimbangan penting sebelum
sebuah kantor akuntan public mnerima suatu penugasan.
Pertimbangan dimaksud khususnya menyangkut soal
tanggung jawab pada etika profesi. Oleh sebab itu, dalam
setiap permintaan audit atau penugasan, auditor harus
mempertimbangkan tiga hal penting, yaitu:
Tanggung jawabnya terhadap public
Tanggungjawabnya terhadap klien
Tanggungjawabnya terhadap rekan lain seprofesi
34. PERENCANAAN AUDIT
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari
kliennya. Langkah berikutnya yang perlu ditempuh adalah
merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor
dalam merencanakan auditnya:
1. Memahami bisnis dan industry klien
2. Melaksanakan prosedur analiti
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap
saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
7. Memahami pengendalian intern klien