SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
MAKALAH
PENGARUH PERILAKU WHISTLEBLOWING DENGAN INTENSI AUDITOR
NAMA : RATNA DEWI ANGGRAINI
NIM : 20170420155
KELAS : AKUNTANSI A
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
PENDAHULUAN
Whistleblowing adalah pelaporan yang dilakukan oleh anggota organisasi (aktif
maupun non-aktif) mengenai pelanggaran, tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada
pihak di dalam maupun di luar organisasi. Salah satu cara mengungkapkan pelanggaran
akuntansi sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat ialah dengan
melakukan whistleblowing. Para regulator berusaha mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntansi. Di Indonesia, Pedoman Sistem Pelaporan dan
Pelanggaran (SPP) atau Whistleblowing System (WBS) diterbitkan oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada 10 November 2008. Peraturan tersebut
mewajibkan para akuntan untuk melaporkan kecurangan manajemen kepada pihak
pembuat kebijakan yang sesuai. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miceli dan
Near (1988), tipikal yang berkecenderungan melakukan whistleblowing adalah yang
menduduki jabatan profesional, mempunyai reaksi positif tehadap pekerjaannya, lebih
lama melayani (lama bekerja, usia, dan jumlah tahun sampai saat pensiun) mempunyai
kinerja baik laki-laki, mempunyai kelompok kerja yang lebih besar dan mendapatkan
‘tanggung jawab’ dari yang lain untuk menyatakan whistleblowing. (Wijaya dan
Djamilah, 2008). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Taylor dan Curtis (2010)
meneliti teori pengaruh lapisan di tempat kerja (Layers of Workplace Influence
Theory) di kalangan eksternal auditor Amerika. Curtis dan Taylor meneliti efek dari
berbagai pengaruh lapisan tempat kerja untuk menjelaskan intensi melakukan
whistleblowing melalui dua faktor yaitu kemungkinan pelaporan dan ketekunan dalam
pelaporan. Shawver (2011) melakukan penelitian mengenai intensi melakukan
whistleblowing pada orang-orang yang berprofesi sebagai akuntan, manajemen, analis,
konsultan dan internal auditor melalui faktor-faktor penentu pengambilan keputusan
moral. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah identifikasi masalah etika, alasan
untuk membuat pertimbangan moral dan motivasi seseorang untuk memilih melakukan
tindakan whistleblowing.
Jasa akuntan publik merupakan jasa yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis
untuk mendapatkan pelayanan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
stakeholder seperti kreditur, investor, dan instansi pemerintah sebagai pemakai laporan
keuangan. Tujuannya adalah membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan melalui pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor independen.
Auditor independen adalah akuntan publik bersertifikat atau Kantor Akuntan Publik
yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial dan non komersial (Arens et al,
2008 dalam Husnalina (2012). Sejumlah skandal keuangan perusahaan terkemuka
menyebabkan profesi auditor menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini dikarenakan
auditor memilki kontribusi dalam banyak kasus mengenai kebangkrutan perusahaan.
Profesionalisme auditor seolah dijadikan kambing hitam dan harus memikul tanggung
jawab pihak lain yang seharusnya bertanggung jawab atas kegagalan itu. Munculnya
pandangan seperti itu bukan tanpa alasan. Alasan yang mendasarinya adalah laporan
keuangan perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, justru
mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dipublikasikan. Sebagai contoh, kasus
Enron yang menjadi sorotan masyarakat luas pada tahun 2001, ketika terungkap bahwa
kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi
yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Kasus ini juga
melibatkan kantor akuntan internasional (termasuk Big Five) Kantor Akuntan Publik
(KAP) Arthur Andersen. Arthur Andersen bertindak sebagai eksternal auditor dan
konsultan manajemen Enron. Di Indonesia, kasus skandal akuntansi bukanlah hal yang
baru. Salah satu kasus yang ramai diberitakan adalah keterlibatan 10 KAP di Indonesia
dalam praktik kecurangan keuangan yang baru terungkap dalam investigasi yang
dilakukan pemerintah. KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum
terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997. Setelah melalui investigasi BP2AP
menjatuhkan sanksi terhadap KAP-KAP tersebut, akan tetapi sanksi yang dijatuhkan
terlalu ringan yaitu BP2AP hanya melarang 3 KAP melakukan audit terhadap klien
dari bank-bank, sementara 7 KAP yang lain bebas. (Suryana, 2002).
PEMBAHASAN
1. Pengertian Whistleblowing
Whistleblowing didefinisikan sebagai pengungkapan oleh anggota organisasi
tentang praktik ilegal, tidak bermoral atau tidak sah kepada orang-orang atau
organisasi yang mungkin akan mampu mempengaruhi tindakan (Near & Miceli,
1985). Beberapa penelitian meneliti bahwa tindakan whistleblowing adalah sesuai
dengan misi, tujuan, nilai-nilai dan kode etik organisasi (Dasgupta & Kesharwani,
2010; W. Vandekerckhove, 2010; W. Vandekerckhove, & Commers, M. S. R,
2004). Dalam perspektif pengamat rasional, whistleblowing bertujuan untuk
kepentingan diri mereka sendiri dan orang lain (J. P. Keenan, 1992; Keil, 2010; Near
& Miceli, 1995). Whistleblower sebenarnya dimotivasi oleh imbalan intrinsik
seperti perbaikan lingkungan kerja atau penyelesaian masalah yang dirasakan.
Namun, whistleblower juga berupaya untuk mencapai keuntungan pribadi, seperti
imbalan keuangan. Meskipun demikian, emosi dan ketakutan mungkin berperan
dalam proses keputusan whistleblowing (Henik, 2008).
Penilaian etika dapat menyebabkan individu untuk melakukan sikap yang benar
dalam melakukan whistleblowing. Penilaian etika dari situasi tertentu akan
mempengaruhi sikap seseorang terhadap pengungkapan rahasia. Secara khusus,
apabila individu melakukan pengamatan dianggap etis, maka whistleblowing
sebagai hal yang benar untuk dilakukan. Dengan mengevaluasi perilaku tidak etis,
individu dapat mempertimbangkan melaporkannya, sehingga mendorong proses
pengambilan keputusan whistleblowing. Hal ini bukan berarti bahwa penilaian etika
langsung mempengaruhi niat whistleblowing. Perilaku tertentu tergantung pada
pertimbangan lain, termasuk sikap individu terhadap perilaku ini (Ajzen, 2012).
Orang yang berbeda dalam keyakinan tentang legitimasi dan pentingnya
whistleblowing (Near & Miceli, 1995), maka akan bersikap berbeda dalam
whistleblowing. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku whistleblowing
pada intensi auditor.
1) Pengaruh Identitas Profesional Terhadap Intensi Melakukan
WhistleBlowing
Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Kreshastuti (2014) menyatakan
semakin kuat identitas profesional yang dimiliki auditor, maka semakin tinggi
pula intensi melakukan whistleblowing. Hal ini mencerminkan bahwa
profesionalisme yang disandang oleh auditor menjadi salah satu faktor
pendorong pada tindakan yang mengedepankan etika. Sebagai seorang akuntan
yang profesional maka menjaga kepentingan pemakai laporan keuangan hasil
audit menjadi prioritas utama sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap
profesionalitasnya sehingga dapat memberikan keyakinan untuk
mengungkapkan kesalahan tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam theory of
planned behavior, bahwa seorang individu akan melakukan sesuatu sesuai
dengan keyakinan yang dianggapnya positif. Hasil penelitian ini mendukung
dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kaplan and
Whitecotton (2001) yang menunjukkan hubungan positif antara identitas
profesional dengan tanggungjawab untuk melaporkan perilaku yang tidak etis.
Lebih lanjut, Taylor dan Curtis (2010) juga menunjukkan hubungan positif
antara identitas profesional dengan intensi pelaporan.
2) Pengaruh Intensitas Moral Terhadap Intensi Untuk Melakukan
Whistleblowing
Auditor yang memiliki intensitas moral yang tinggi cenderung memilik i
intensitas melakukan whistleblowing yang tinggi pula. Hal ini mencerminkan
bahwa moral seringkali menjadi batasan penting bagi seorang auditor dalam
bertindak. Dengan batasan moral yang tinggi maka auditor tidak akan menyukai
hal-hal yang di luar aturan moral khususnya yang berkaitan langsung dengan
profesi sebagai auditor. Intensitas moral yang tinggi yang dimiliki seorang
akuntan yang profesional akan menjaga kepentingan pemakai laporan
keuangan hasil audit sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya sehingga
dapat memberikan keinginan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut melalui
pertimbangan risiko/kerugian yang mungkin dialami. Pertimbangan atas
risiko/kerugian inilah yang nantinya akan membentuk suatu keyakinan bahwa
tindakan yang dilakukannya merupakan hasil dari kontrol dirinya sendiri. Hal
ini sesuai dengan theory of planned behavior, bahwa persepsi kontrol perilaku
sebagai persepsi individu terhadap risiko atau manfaat suatu perilaku serta
kontrol yang dimiliki untuk melaksanakan tingkah laku tersebut.
3) Pengaruh Karakteristik Auditor Terhadap Intensi Untuk Melakukan
Whistleblowing
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Kreshastuti (2014)
menunjukkan bahwa karakteristik seperti gender, usia, jenjang pendidikan,
masa kerja auditor dan posisi jabatan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap intensi untuk melakukan whistleblowing. Hal ini berarti bahwa
karakteristik yang melekat pada auditor tidak termasuk dalam faktor-faktor
yang mempengaruhi seorang auditor untuk melakukan whistleblowing.
2. Peran Etika Pada Perilaku Whistleblowing
Perilaku whistleblowing sangat berperan penting dalam etika moral. Etika suatu
individu dapat menyebabkan individu tersebut untuk melakukan sikap yang benar
dalam melakukan whistleblowing. Penilaian etika dari situasi tertentu akan
mempengaruhi sikap seseorang terhadap pengungkapan rahasia. Secara khusus,
apabila individu melakukan pengamatan dianggap etis, maka whistleblowing
sebagai hal yang benar untuk dilakukan. Peran etika terhadap perilaku
whistleblowing ialah ditunjukkan dengan memberitahu atas tindakan ilegal yang
dilakukan oleh suatu perusahaan – contohnya, manipulasi data keuangan— ke pihak
yang berwajib seperti OJK (di Indonesia). Seorang akuntan profesional yang
melakukan perilaku whistleblowing berarti memiliki etika dan moral yang baik dan
mencerminkan nilai-nilai etis professional, seperti kejujuran.
PENUTUP
Whistleblowing adalah pelaporan yang dilakukan oleh anggota organisasi (aktif
maupun non-aktif) mengenai pelanggaran, tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada
pihak di dalam maupun di luar organisasi. Salah satu cara mengungkapkan pelanggaran
akuntansi sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat ialah dengan
melakukan whistleblowing. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
whistleblowing terhadap intensi auditor yaitu sebagai berikut. Pertama, identitas
profesional yang dimiliki auditor. Semakin kuat identitas profesional yang dimiliki
auditor, maka semakin tinggi pula intensi melakukan whistleblowing. Sebagai seorang
akuntan yang profesional maka menjaga kepentingan pemakai laporan keuangan hasil
audit menjadi prioritas utama sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya
sehingga dapat memberikan keyakinan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut.
Kedua, Auditor yang memiliki intensitas moral yang tinggi cenderung memiliki
intensitas melakukan whistleblowing yang tinggi pula. Intensitas moral yang tinggi
yang dimiliki seorang akuntan yang profesional akan menjaga kepentingan pemakai
laporan keuangan hasil audit sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya sehingga dapat
memberikan keinginan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut melalui
pertimbangan risiko/kerugian yang mungkin dialami.
Penilaian etika dapat menyebabkan individu untuk melakukan sikap yang benar
dalam melakukan whistleblowing. Perilaku whistleblowing sangat berperan penting
dalam etika moral. Peran etika terhadap perilaku whistleblowing ialah ditunjukkan
dengan memberitahu atas tindakan ilegal yang dilakukan oleh suatu perusahaan –
contohnya, manipulasi data keuangan— kepihak yang berwajib seperti OJK (di
Indonesia). Seorang akuntan profesional yang melakukan perilaku whistleblowing
berarti memiliki etika dan moral yang baik dan mencerminkan nilai-nilai etis
professional, seperti kejujuran.
DAFTAR PUSTAKA
Djamilah, S dan Wijaya, N.H.S. 2008. Perspektif Etika Terhadap Whistleblowing.
Telaah Bisnis, Vol. 9 No. 2. Desember 2008
Elias. R.Z. 2008. Auditing Students Professional Commitment and Anticipatory
Socialization and Their Relationship To Whistleblowing. Managerial Auditing Journal,
Vol. 23 Iss: 3 pp.283-294
Hendriadi, Firmansyah. 2012. Pengaruh Intensitas Moral, Kesadaran Risiko dan
pertimbangan Moral Terhadap Keputusan Pembelian Software Windows 7 Bajakan
pada Mahasiswa di Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas: Surabaya.

More Related Content

Similar to PENGARUH INTENSI AUDITOR

Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Trisnadi Wijaya
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahHasunah
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...Intan Wachyuni
 
Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?
Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?
Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?DindaRamadhaniAprila
 
Makalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publikMakalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publikIsrandi
 
Etika profesional dan tanggung jawab hukum auditor
Etika profesional dan tanggung jawab hukum auditorEtika profesional dan tanggung jawab hukum auditor
Etika profesional dan tanggung jawab hukum auditorYohanes Sianipar
 
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGISROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGISMercu Buana University
 
Peran Auditor Internal Pemerintah
Peran Auditor Internal PemerintahPeran Auditor Internal Pemerintah
Peran Auditor Internal PemerintahSujatmiko Wibowo
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...Ipung Sutoyo
 
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Primart Primart
 
Hubungan karakteristik personal auditor
Hubungan karakteristik personal auditorHubungan karakteristik personal auditor
Hubungan karakteristik personal auditoryogieardhensa
 
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdfANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdfBinsar Hamidi
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Nadiatur Rakhma
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Nadiatur Rakhma
 
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...NafisaAudriliaParsa
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
 
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docxMAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docxSWINDANGGEA
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanperisuka
 
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...Sekar Kumudasari
 

Similar to PENGARUH INTENSI AUDITOR (20)

Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiah
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
 
Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?
Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?
Mengenal Lebih Dalam, Apa Itu Audit?
 
Makalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publikMakalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publik
 
Etika profesional dan tanggung jawab hukum auditor
Etika profesional dan tanggung jawab hukum auditorEtika profesional dan tanggung jawab hukum auditor
Etika profesional dan tanggung jawab hukum auditor
 
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGISROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
 
Peran Auditor Internal Pemerintah
Peran Auditor Internal PemerintahPeran Auditor Internal Pemerintah
Peran Auditor Internal Pemerintah
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
 
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
 
304 590-1-sm
304 590-1-sm304 590-1-sm
304 590-1-sm
 
Hubungan karakteristik personal auditor
Hubungan karakteristik personal auditorHubungan karakteristik personal auditor
Hubungan karakteristik personal auditor
 
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdfANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
 
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docxMAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
 
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 

PENGARUH INTENSI AUDITOR

  • 1. MAKALAH PENGARUH PERILAKU WHISTLEBLOWING DENGAN INTENSI AUDITOR NAMA : RATNA DEWI ANGGRAINI NIM : 20170420155 KELAS : AKUNTANSI A PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2019
  • 2. PENDAHULUAN Whistleblowing adalah pelaporan yang dilakukan oleh anggota organisasi (aktif maupun non-aktif) mengenai pelanggaran, tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada pihak di dalam maupun di luar organisasi. Salah satu cara mengungkapkan pelanggaran akuntansi sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat ialah dengan melakukan whistleblowing. Para regulator berusaha mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntansi. Di Indonesia, Pedoman Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (SPP) atau Whistleblowing System (WBS) diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada 10 November 2008. Peraturan tersebut mewajibkan para akuntan untuk melaporkan kecurangan manajemen kepada pihak pembuat kebijakan yang sesuai. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miceli dan Near (1988), tipikal yang berkecenderungan melakukan whistleblowing adalah yang menduduki jabatan profesional, mempunyai reaksi positif tehadap pekerjaannya, lebih lama melayani (lama bekerja, usia, dan jumlah tahun sampai saat pensiun) mempunyai kinerja baik laki-laki, mempunyai kelompok kerja yang lebih besar dan mendapatkan ‘tanggung jawab’ dari yang lain untuk menyatakan whistleblowing. (Wijaya dan Djamilah, 2008). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Taylor dan Curtis (2010) meneliti teori pengaruh lapisan di tempat kerja (Layers of Workplace Influence Theory) di kalangan eksternal auditor Amerika. Curtis dan Taylor meneliti efek dari berbagai pengaruh lapisan tempat kerja untuk menjelaskan intensi melakukan whistleblowing melalui dua faktor yaitu kemungkinan pelaporan dan ketekunan dalam pelaporan. Shawver (2011) melakukan penelitian mengenai intensi melakukan whistleblowing pada orang-orang yang berprofesi sebagai akuntan, manajemen, analis, konsultan dan internal auditor melalui faktor-faktor penentu pengambilan keputusan moral. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah identifikasi masalah etika, alasan untuk membuat pertimbangan moral dan motivasi seseorang untuk memilih melakukan tindakan whistleblowing.
  • 3. Jasa akuntan publik merupakan jasa yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis untuk mendapatkan pelayanan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder seperti kreditur, investor, dan instansi pemerintah sebagai pemakai laporan keuangan. Tujuannya adalah membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan melalui pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor independen. Auditor independen adalah akuntan publik bersertifikat atau Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial dan non komersial (Arens et al, 2008 dalam Husnalina (2012). Sejumlah skandal keuangan perusahaan terkemuka menyebabkan profesi auditor menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini dikarenakan auditor memilki kontribusi dalam banyak kasus mengenai kebangkrutan perusahaan. Profesionalisme auditor seolah dijadikan kambing hitam dan harus memikul tanggung jawab pihak lain yang seharusnya bertanggung jawab atas kegagalan itu. Munculnya pandangan seperti itu bukan tanpa alasan. Alasan yang mendasarinya adalah laporan keuangan perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, justru mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dipublikasikan. Sebagai contoh, kasus Enron yang menjadi sorotan masyarakat luas pada tahun 2001, ketika terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Kasus ini juga melibatkan kantor akuntan internasional (termasuk Big Five) Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Arthur Andersen bertindak sebagai eksternal auditor dan konsultan manajemen Enron. Di Indonesia, kasus skandal akuntansi bukanlah hal yang baru. Salah satu kasus yang ramai diberitakan adalah keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam praktik kecurangan keuangan yang baru terungkap dalam investigasi yang dilakukan pemerintah. KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997. Setelah melalui investigasi BP2AP menjatuhkan sanksi terhadap KAP-KAP tersebut, akan tetapi sanksi yang dijatuhkan terlalu ringan yaitu BP2AP hanya melarang 3 KAP melakukan audit terhadap klien dari bank-bank, sementara 7 KAP yang lain bebas. (Suryana, 2002).
  • 4. PEMBAHASAN 1. Pengertian Whistleblowing Whistleblowing didefinisikan sebagai pengungkapan oleh anggota organisasi tentang praktik ilegal, tidak bermoral atau tidak sah kepada orang-orang atau organisasi yang mungkin akan mampu mempengaruhi tindakan (Near & Miceli, 1985). Beberapa penelitian meneliti bahwa tindakan whistleblowing adalah sesuai dengan misi, tujuan, nilai-nilai dan kode etik organisasi (Dasgupta & Kesharwani, 2010; W. Vandekerckhove, 2010; W. Vandekerckhove, & Commers, M. S. R, 2004). Dalam perspektif pengamat rasional, whistleblowing bertujuan untuk kepentingan diri mereka sendiri dan orang lain (J. P. Keenan, 1992; Keil, 2010; Near & Miceli, 1995). Whistleblower sebenarnya dimotivasi oleh imbalan intrinsik seperti perbaikan lingkungan kerja atau penyelesaian masalah yang dirasakan. Namun, whistleblower juga berupaya untuk mencapai keuntungan pribadi, seperti imbalan keuangan. Meskipun demikian, emosi dan ketakutan mungkin berperan dalam proses keputusan whistleblowing (Henik, 2008). Penilaian etika dapat menyebabkan individu untuk melakukan sikap yang benar dalam melakukan whistleblowing. Penilaian etika dari situasi tertentu akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap pengungkapan rahasia. Secara khusus, apabila individu melakukan pengamatan dianggap etis, maka whistleblowing sebagai hal yang benar untuk dilakukan. Dengan mengevaluasi perilaku tidak etis, individu dapat mempertimbangkan melaporkannya, sehingga mendorong proses pengambilan keputusan whistleblowing. Hal ini bukan berarti bahwa penilaian etika langsung mempengaruhi niat whistleblowing. Perilaku tertentu tergantung pada pertimbangan lain, termasuk sikap individu terhadap perilaku ini (Ajzen, 2012). Orang yang berbeda dalam keyakinan tentang legitimasi dan pentingnya whistleblowing (Near & Miceli, 1995), maka akan bersikap berbeda dalam whistleblowing. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku whistleblowing pada intensi auditor.
  • 5. 1) Pengaruh Identitas Profesional Terhadap Intensi Melakukan WhistleBlowing Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Kreshastuti (2014) menyatakan semakin kuat identitas profesional yang dimiliki auditor, maka semakin tinggi pula intensi melakukan whistleblowing. Hal ini mencerminkan bahwa profesionalisme yang disandang oleh auditor menjadi salah satu faktor pendorong pada tindakan yang mengedepankan etika. Sebagai seorang akuntan yang profesional maka menjaga kepentingan pemakai laporan keuangan hasil audit menjadi prioritas utama sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya sehingga dapat memberikan keyakinan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam theory of planned behavior, bahwa seorang individu akan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan yang dianggapnya positif. Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kaplan and Whitecotton (2001) yang menunjukkan hubungan positif antara identitas profesional dengan tanggungjawab untuk melaporkan perilaku yang tidak etis. Lebih lanjut, Taylor dan Curtis (2010) juga menunjukkan hubungan positif antara identitas profesional dengan intensi pelaporan. 2) Pengaruh Intensitas Moral Terhadap Intensi Untuk Melakukan Whistleblowing Auditor yang memiliki intensitas moral yang tinggi cenderung memilik i intensitas melakukan whistleblowing yang tinggi pula. Hal ini mencerminkan bahwa moral seringkali menjadi batasan penting bagi seorang auditor dalam bertindak. Dengan batasan moral yang tinggi maka auditor tidak akan menyukai hal-hal yang di luar aturan moral khususnya yang berkaitan langsung dengan profesi sebagai auditor. Intensitas moral yang tinggi yang dimiliki seorang akuntan yang profesional akan menjaga kepentingan pemakai laporan keuangan hasil audit sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan
  • 6. oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya sehingga dapat memberikan keinginan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut melalui pertimbangan risiko/kerugian yang mungkin dialami. Pertimbangan atas risiko/kerugian inilah yang nantinya akan membentuk suatu keyakinan bahwa tindakan yang dilakukannya merupakan hasil dari kontrol dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan theory of planned behavior, bahwa persepsi kontrol perilaku sebagai persepsi individu terhadap risiko atau manfaat suatu perilaku serta kontrol yang dimiliki untuk melaksanakan tingkah laku tersebut. 3) Pengaruh Karakteristik Auditor Terhadap Intensi Untuk Melakukan Whistleblowing Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Kreshastuti (2014) menunjukkan bahwa karakteristik seperti gender, usia, jenjang pendidikan, masa kerja auditor dan posisi jabatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi untuk melakukan whistleblowing. Hal ini berarti bahwa karakteristik yang melekat pada auditor tidak termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi seorang auditor untuk melakukan whistleblowing. 2. Peran Etika Pada Perilaku Whistleblowing Perilaku whistleblowing sangat berperan penting dalam etika moral. Etika suatu individu dapat menyebabkan individu tersebut untuk melakukan sikap yang benar dalam melakukan whistleblowing. Penilaian etika dari situasi tertentu akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap pengungkapan rahasia. Secara khusus, apabila individu melakukan pengamatan dianggap etis, maka whistleblowing sebagai hal yang benar untuk dilakukan. Peran etika terhadap perilaku whistleblowing ialah ditunjukkan dengan memberitahu atas tindakan ilegal yang dilakukan oleh suatu perusahaan – contohnya, manipulasi data keuangan— ke pihak yang berwajib seperti OJK (di Indonesia). Seorang akuntan profesional yang melakukan perilaku whistleblowing berarti memiliki etika dan moral yang baik dan mencerminkan nilai-nilai etis professional, seperti kejujuran.
  • 7. PENUTUP Whistleblowing adalah pelaporan yang dilakukan oleh anggota organisasi (aktif maupun non-aktif) mengenai pelanggaran, tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada pihak di dalam maupun di luar organisasi. Salah satu cara mengungkapkan pelanggaran akuntansi sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat ialah dengan melakukan whistleblowing. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku whistleblowing terhadap intensi auditor yaitu sebagai berikut. Pertama, identitas profesional yang dimiliki auditor. Semakin kuat identitas profesional yang dimiliki auditor, maka semakin tinggi pula intensi melakukan whistleblowing. Sebagai seorang akuntan yang profesional maka menjaga kepentingan pemakai laporan keuangan hasil audit menjadi prioritas utama sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya sehingga dapat memberikan keyakinan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut. Kedua, Auditor yang memiliki intensitas moral yang tinggi cenderung memiliki intensitas melakukan whistleblowing yang tinggi pula. Intensitas moral yang tinggi yang dimiliki seorang akuntan yang profesional akan menjaga kepentingan pemakai laporan keuangan hasil audit sehingga apabila ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh rekan auditor atau atasan akan mengusik sikap profesionalitasnya sehingga dapat memberikan keinginan untuk mengungkapkan kesalahan tersebut melalui pertimbangan risiko/kerugian yang mungkin dialami. Penilaian etika dapat menyebabkan individu untuk melakukan sikap yang benar dalam melakukan whistleblowing. Perilaku whistleblowing sangat berperan penting dalam etika moral. Peran etika terhadap perilaku whistleblowing ialah ditunjukkan dengan memberitahu atas tindakan ilegal yang dilakukan oleh suatu perusahaan – contohnya, manipulasi data keuangan— kepihak yang berwajib seperti OJK (di Indonesia). Seorang akuntan profesional yang melakukan perilaku whistleblowing berarti memiliki etika dan moral yang baik dan mencerminkan nilai-nilai etis professional, seperti kejujuran.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Djamilah, S dan Wijaya, N.H.S. 2008. Perspektif Etika Terhadap Whistleblowing. Telaah Bisnis, Vol. 9 No. 2. Desember 2008 Elias. R.Z. 2008. Auditing Students Professional Commitment and Anticipatory Socialization and Their Relationship To Whistleblowing. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 Iss: 3 pp.283-294 Hendriadi, Firmansyah. 2012. Pengaruh Intensitas Moral, Kesadaran Risiko dan pertimbangan Moral Terhadap Keputusan Pembelian Software Windows 7 Bajakan pada Mahasiswa di Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas: Surabaya.