Dokumen tersebut membahas perkembangan masa dewasa awal pada usia 18-40 tahun. Terdapat penuaan biologis yang terjadi secara perlahan, perubahan fisik akibat penuaan, pentingnya pola hidup sehat, perkembangan kognitif melalui teori Perry tentang kognisi epistemik, pengaruh kuliah dan faktor penyebab putus kuliah, serta proses memilih karir berdasarkan kepribadian, pengaruh keluarga, guru, dan
2. PENUAAN BIOLOGIS
Penuaan biologis mulai terjadi di dewasa awal
Penuaan biologis merupakan hasil gabungan dari banyak
penyebab, sebagian beroperasi di tingkat DNA, sel, jaringan,
organ, dan keseluruhan tubuh organisme
Penuaan biologis sifatnya tidak tetap dan bisa diubah melalui
intervensi perilaku dan lingkungan (perbaikan nutrisi, perawatan
medis, sanitasi)
Perubahan tampilan fisik dan penurunan fungsi tubuh terjadi
sangat pelan pada usia 20-an dan 30-an, sehingga sebagian
besar sangat sulit diamati.
3. PERUBAHAN FISIK AKIBAT PENUAAN
Organ / Sistem Waktu Deskripsi
Penglihatan Mulai usia 30
tahun
Ketika lensa mengeras, kemampuan untuk fokus pada objek dekat
menurun
Pendengaran Dari usia 30 Kepekaan terhadap suara menurun (perubahan pada laki-laki 2 X
lebih cepat daripada perempuan)
Reproduksi Perempuan
setelah usia 35
tahun, laki-laki
setelah 40 tahun
Masalah kesuburan (sulit hamil dan melahirkan tepat waktu) dan
resiko punya bayi dengan kelainan kromosom
kulit bertahap Kulit menjadi longgar, kurang elastis, dan keriput (perubahan lebih
cepat pada perempuan)
rambut Dari usia 35 tahun Uban dan tipis
4. KESEHATAN DAN KEBUGARAN
Ditengah gempuran iklan mengenai makanan, orang
dewasa awal sulit untuk mengambil keputusan bijak
terkait dengan pola makan, akibatnya mereka mengalami
obesitas/kegemukan
Faktor: keturunan, kurang beraktifitas fisik, banyaknya
jumlah kalori dan gula serta lemak yang dikonsumsi
Dampak: diabetes, penyakit jantung, kanker
Intervensi: pola makan seimbang rendah kalori dan lemak
disertai olahraga, melatih partisipan untuk terus memiliki
catatan akurat tentang apa yang mereka makan,
dukungan sosial (dorongan teman dan keluarga, konseling
individu/kelompok), mengajarkan keterampilan
menyelesaikan masalah (strategi kognitif-perilaku),
intervensi tambahan (menumbuhkan kebiasaan baru/gaya
hidup sehat)
5. MEMBINA HIDUP SEHAT DI USIA DEWASA
Saran Deskripsi
Terapkan pola makan sehat Makan secukupnya dan belajar untuk membedakan antara benar-benar
lapar dan makan karena bosan / stress
Pertahankan bobot tubuh
normal
Diet seimbang dan olahraga teratur
Jaga kebugaran fisik Berolahraga yang teratur dan konsisten
Kontrol alcohol dan jangan
merokok
Kurangi alcohol dan berhenti merokok
Terapkan perilaku seksual
bertanggung jawab
Hindari seks beresiko dan pilih alat kontrasepsi yang tepat
Kelola stress Perlu menyeimbangkan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu santai.
Kenali pemicu stress dan efektif untuk mengatasi. Luangkan waktu setiap
hari untuk relaksasi dan refleksi tenang
7. TEORI WILLIAM PERRY: KOGNISI
EPISTEMIK
“Epistemik” = “tentang pengetahuan”
Kognisi epistemik mengacu pada refleksi terhadap cara kita berpikir sampai pada tataran
fakta, keyakinan, dan gagasan
Tahapan pemikiran Epistemik
1. Pemikiran dualistis, yaitu membagi informasi, nilai, dan otoritas ke dalam benar dan
salah, baik dan buruk, kita dan mereka. Contoh: mahasiswa lebih memparcayai gagasan
yang dimiliki oleh profesional
2. Pemikiran relativistik, yaitu memandang semua pengetahuan tertanam dalam sebuah
kerangka pemikiran. Sadar akan keragaman pendapat tentang banyak topik, mereka
meninggalkan peluang kebenaran mutlak dan lebih memilih kebenaran ganda yang
bergantung pada konteksnya masing-masing. Contoh: mahasiswa mulai beranggapan
bahwa orang menciptakan kebenarannya sendiri dalam suatu pandangan
3. Komitmen dalam pemikiran relativistik, yaitu berusaha merumuskan suatu perspektif
lebih memuaskan yang menyintesiskan kontradiksi. Contoh: mahasiswa mencari
perspektif berbeda untuk mencari pandangannya.
8. KULIAH
• Masa – masa kuliah sebagai tahun pembentukan, yaitu
suatu masa untuk mencurahkan segenap perhatian dalam
mengeksplorasi nilai, peran, dan perilaku alternativ
• Perguruan tinggi menghadapkan mahasiswa pada satu
bentuk “gegar budaya (culture shock)”, yaitu pertemuan
dengan gagasan dan keyakinan baru, kebebasan dan
peluang baru, serta tuntutan akademik dan social baru
• Selain menawarkan jalur menuju karier tinggi dan faedah
personal dan keuangan, perguruan tinggi memiliki dampak
perubahan pada kaum muda
9. Dampak psikologis kuliah:
1. Mahasiswa menjadi lebih baik dalam menalar masalah-masalah yang tidak
memiliki solusi gamblang, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam
perbedaan gagasan tentang masalah kompleks, dan merefleksikan kualitas
pemikiran mereka sendiri
2. Sikap dan nilai mereka menjadi semakin luas
3. Mempengaruhi penalaran moral dengan meningkatkan kepedulian terhadap hak –
hak individu dan kesejahteraan manusia
4. Selama masa kuliah, mahasiswa mampu mengembangkan pemahaman diri yang
lebih besar, penghargaan diri yang lebih tinggi, perasaan akan identitas yang lebih
tegas
10. PUTUS KULIAH
Faktor penyebab putus kuliah:
1. Mahasiswa baru memiliki harapan tinggi, tetapi mengalami kesulitan dalam transisi
2. Kesulitan beradapasi (karena kurang motivasi, kemampuan belajar buruk, tekanan keuangan,
ketergantungan emosional dengan orangtua), sehingga cepat menumbuhkan sikap negatif
terhadap lingkungan kampus
3. Perguruan Tinggi tidak berbuat banyak untuk membantu mahasiswa beresiko (tidak ada
layanan pendukung atau dosen yang acuh)
Intervensi
1. Bekali dengan visi di awal masuk kuliah
2. Memantau perkembangan mahasiswa secara kontinu, terlebih pada tahun pertama
3. Menumbuhkan keterikatan antara dosen dengan mahasiswa
4. Adanya kegiatan ekstrakulikuler yang bermakna
11. VOKASIONAL
Keputusan hidup yang sangat penting pada orang dewasa awal adalah bekerja sesuai
dengan harapannya
Gottfredson (2005), proses bertahap dalam memilih kerja:
1. Periode Fantasi (7-11thn)
Anak-anak memiliki pandangan tentang pilihan karir dengan mengkhayalkannya
2. Periode Tentatif (11-16 thn)
Remaja memikirkan karier dalam cara lebih rumit, pada mulanya menurut minat (interest)
mereka, tapi kemudian saat mereka menjadi lebih sadar akan kebutuhan dan pendidikan,
maka pekerjaan yang dipilih berdasarkan kemampuan (abilities) dan nilai
3. Periode Realistis (menjelang akhir usia 11-an dan awal 20-an)
Anak muda mulai mempersempit keinginan karena realitas ekonomi dan praktis
12. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN
VOKASIONAL
1. Kepribadian
2. Pengaruh keluarga
3. Guru
4. Stereotipe gender
13. KEPRIBADIAN: JOHN HOLLAN
Tipe Kepribadian Deskripsi Pilihan Pekerjaan Yang Tepat
investigatif Menikmati bekerja dengan gagasan Pekerjaan yang sifatnya ilmiah
(antropolog, fisikawan,insinyur)
Sosial Suka berinteraksi dengan orang dan lebih
terarik terhadap layanan pada sesama
Konseling, pekerja social,
mengajar
realistis Yang lebih menyukai dunia nyata dan bekerja
dengna objek, cenderung memilih pekerjaan
mekanik
Konstruksi, pemipaan, survei
artistik Emosional dan butuh mengekspresikan diri,
condong pada bidang seni
Menulis, music, seni visual
konvensional Menyukai tugas terstruktur baik dan
menghargai kepemilikan materi dan status
sosial
Akuntansi, perbankan,
pengendalian mutu
giat Suka berpetualang, persuasive, dan pemimpin
kuat, tertarik pada penjualan dan posisi
pengawan atau politik
Wirausaha, politikus, supervisor
14. Keluarga
Cita – cita anak muda dalam pekerjaan memiliki korelasi kuat dengan
perkembangan orangtua mereka
Keluarga dengan status sosial tinggi bisanya cenderung memilih pekerjaan kelas
atas/kerah putih (dokter, pengacara, ilmuwan, insinyur)
Keluarga kerah biru / kelas rendah, biasanya cenderung memilih pekerjaan yang
kurang bergengsi (tukang kebun, tukang bangunan, buruh dll)
Akan tetapi orangtua dapat menumbuhkan cita-cita yang lebih tinggi dan
mendorong anaknya untuk memilih pekerjaan di atas status sosialnya
15. Guru
Kekuatan guru dalam menawarkan dorongan dan bertindak sebagai model peran dapat menjadi
sumber penting ketahanan bagi anak muda. Biasanya hal tersebut terjadi ketika kelas akhir pada
masa SMA. Guru sering kali memberikan bimbingan karier
Stereotipe gender
Perempuan semakin memiliki pemikiran yang maju dalam mengembangkan dan mempertahankan
cita-cita vokasional tinggi dan memilih karier-karier non tradisional
Cita-cita perempuan meningkat akibat bimbingan karier yang mendorong mereka menetapkan
tujuan yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan nilai mereka.
Disebabkan oleh:
1. Lingkungan kampus yang menghargai prestasi perempuan
2. Seringnya interaksi dengan dosen atau professional lain dalam bidang pilihan mereka
3. Kesempatan untuk berkompetisi
4. Adanya model perempuan sukses yang mampu mengatasi konflik peran keluarga-karier