SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
By :
 Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis
 serangkai dengan kata dasar. Contoh:
  ▪   Bergeletar
  ▪   Dikelola
  ▪   Membeli
  ▪   Melompat
  ▪   Berlari
  ▪   Dan masih banyak lagi
 Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan
 atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
 langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda
 hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
 Contoh:
  ▪   Bertepuk tangan
  ▪   Garis bawahi
  ▪   Menganak sungai
  ▪   Lipat gandakan
  ▪   Sangkut pautkan
 Jika kata dasar berbentuk gabungan kata
 mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
 gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh
 digunakan untuk memperjelas. Contoh:
  ▪   Menggarisbawahi
  ▪   dilipatgandakan.
  ▪   Menganakemaskan
  ▪   Memberitahukan
  ▪   Menyamaratakan
 Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai
 dalam kombinasi, gabungan kata ditulis
 serangkai. Contoh:
  ▪   Antarkota
  ▪   mancanegara.
  ▪   Mahasiswa
  ▪   Ekstrakurikuler
  ▪   Pancasila
  ▪   Biokimia
   Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital,
    diselipkan tanda hubung. Contoh:
     non-Indonesia
a) Reduplikasi atas suku kata awal, atau di
   sebut juga dwipurwa. Dalam bentuk
   perulangan ini vokal dari suku kata awal
   mengalami pelemahan dan bergeser ke
   posisi tengah menjadi e.
     Contoh: tatangga > tetangga
                luluhur > leluhur
                luluasa > leluasa
b) Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar.
    Ulangan ini di sebut ulangan utuh. Ulangan
    utuh ada dua macam, yaitu ulangan atas
    bentuk dasar yang berupa kata dasar atau
    disebut juga dwilingga, dan ulangan atas
    bentuk dasar berupa kata jadian berimbuhan.
      Contoh: rumah > rumah-rumah
                 kejadian > kejadian-kejadian
                 anak > anak-anak
                 pencuri > pencuri-pencuri
c) Reduplikasi yang juga terjadi atas seluruh
  suku kata, namun pada salah satu lingganya
  terjadi perubahan suara pada suatu fonem
  atau lebih. Perulangan macam ini
  disebut dwilingga salin suara.
     Contoh: gerak-gerak > gerak-gerik
                sayur-sayur > sayur-mayur
d) Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik
  pada lingga pertama maupun pada lingga
  kedua. Ulangan macam ini disebut ulangan
  berimbuhan.
     Contoh: bermain-main
                berkejar-kejaran
                melihat-lihat
                tarik-menarik.
 Kata ulang berfungsi sebagai alat untuk
 membentuk jenis kata, dan dapat dikatakan
 bahwa perulangan sebuah kata akan
 menurunkan jenis kata yang sama seperti bila
 kata itu tidak diulang.
a. Mengandung arti banyak yang tak tentu.
     Contoh:
  Ayah membelikan saya sepuluh buah buku
  (banyak tentu)
  Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari
  (banyak tak tentu)
b. Mengandung arti bermacam-macam.
    Contoh: pohon-pohonan
             buah-buahan
c. Menyerupai atau tiruan dari sesuatu.
  Contoh:      kuda-kudaan
               anak-anakan
               langit-langit
d. Melemahkan arti, dalam hal ini dapat
  diartikan dengan agak.
  Contoh:Sifatnya kekanak-kanakan.
           Ia berlaku kebarat-baratan.
           Orang itu sakit-sakitan.
e. Menyatakan intensitas, baik kualitas, kuantitas,
   maupun frekuensi.
   i) Intensitas kualitatif:
         Pukullah kuat-kuat.
         Belajarlah segiat-giatnya.
   ii) Intensitas kuantitatif:
         kuda-kuda
         rumah-rumah.
   iii) Intensitas frekuentatif:
         Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
         Ia mondar-mandir sejak tadi.
f. Menyatakan arti saling, atau pekerjaan yang
   berbalasan.
   Contoh:
     Keduanya bersalam-salaman.
     Dalam perkelahian itu terjadi tikam-
     menikam antara kedua orang tersebut.
g. Perulangan pada kata bilangan mengandung
  arti kolektif.
     Contoh: dua-dua
                 tiga-tiga
                 lima-lima
Ada beberapa kata yang selintas tampaknya
seolah-olah merupakan kata ulang seperti ubur-
ubur dan kupu-kupu. Kata-kata kupu-kupu dan
ubur-ubur keseluruhannya merupakan kata
dasar, bukan kata ulang. Dalam pemakaian
sehari-hari dalam bahasa Indonesia tidak
terdapat bentuk seperti ubur dan kupu.
   contoh lainnya :
         Laba-laba
         Undur-undur
Perhatikan kalau gabungan kata itu mendapatkan
    imbuhan!
   Apabila gabungan kata itu mendapatkan
    awalan atau akhiran saja, awalan atau
    akhiran itu harus dirangkai dengan kata yang
    dekat dengannya. kata lainnya tetap ditulis
    terpisah dan tidak diberi tanda hubung.
    Contoh:berterima kasih
             bertanda tangan
             tanda tangani
   Apabila gabungan kata itu mendapatkan
    awalan dan akhiran, penulisan gabungan
    kata harus serangkai dan tidak diberi tanda
    hubung.
    Contoh:menandatangani
            pertanggungjawaban
            mengkambinghitamkan
   Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.

    Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang
    sudah dianggap padu benar. Arti gabungan kata itu
    tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
    Contoh: sukarela
             kepada
             segitiga
             padahal
             matahari
             barangkali
   Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri
    sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, unsur
    itu hanya muncul dalam kombinasinya.
    Contoh:     tunanetra
                tunawisma
                narasumber
                dwiwarna
                perilaku
                pascasarjana
Kata tuna berarti tidak punya, tetapi jika ada yang bertanya, “Kamu
  punya uang?” kita tidak akan menjawabnya dengan “tuna”. Begitu
  juga dengan kata dwi, yang berarti dua, kita tidak akan berkata,
  “saya punya dwi adik laki-laki.” Karena itulah gabungan kata ini
  harus ditulis dirangkai.
Perhatikan gabungan kata berikut!
   1. Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara
   kedua unsur itu diberi tanda hubung.
         Contoh: non-Indonesia
                   SIM-ku
                   KTP-mu
    2. Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang
    berupa kata dasar. Namun dipisah penulisannya jika dirangkai dengan kata
    berimbuhan.
         Contoh: Mahabijaksana
                  Mahatahu
                  Mahabesar
                  Maha Pengasih
                  Maha Pemurah
                  peri keadilan
                  peri kemanusiaan
   Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha
    dan esa ditulis terpisah => Maha Esa.
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata

More Related Content

What's hot

Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Agus Martha
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogisme
Desi Mustopa
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Ijal Mustofa
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Aisyah Turidho
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Nuelnuel11
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
natal kristiono
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
taufiq99
 
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanPertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Ainul Fikri
 
Sintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaSintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesia
Imam Suwandi
 

What's hot (20)

Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogisme
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
 
Tugas rutin kepemimpinan
Tugas rutin kepemimpinanTugas rutin kepemimpinan
Tugas rutin kepemimpinan
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernImplementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
 
EYD dan PUEBI
EYD dan PUEBIEYD dan PUEBI
EYD dan PUEBI
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanPertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
 
6 Paragraf
6 Paragraf6 Paragraf
6 Paragraf
 
Sintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaSintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesia
 

Similar to Kata turunan kata ulang dan gabungan kata

Asep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangAsep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampang
Nie Andini
 
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Devhy vhy
 

Similar to Kata turunan kata ulang dan gabungan kata (20)

Asep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangAsep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampang
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majas
 
Bahasa ind
Bahasa indBahasa ind
Bahasa ind
 
kel.1.pptx
kel.1.pptxkel.1.pptx
kel.1.pptx
 
Materi b ing fisip
Materi b ing fisipMateri b ing fisip
Materi b ing fisip
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Fonem morfem-dkk
Fonem morfem-dkkFonem morfem-dkk
Fonem morfem-dkk
 
Eyd 3
Eyd 3Eyd 3
Eyd 3
 
B.indonesia kata ulang
B.indonesia   kata ulangB.indonesia   kata ulang
B.indonesia kata ulang
 
Wungker
WungkerWungker
Wungker
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Ejaan dalam bahasa
Ejaan dalam bahasaEjaan dalam bahasa
Ejaan dalam bahasa
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Materi twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdfMateri twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdf
 
Penulisan Kata ppt
Penulisan Kata pptPenulisan Kata ppt
Penulisan Kata ppt
 
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATBahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
Aspek tatabahasa dan semantik peristilahan bm (iankaka')
 
Kata ulang
Kata ulangKata ulang
Kata ulang
 

More from Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)

Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 

More from Forum Tunas Bangsa (FORTUNA) (13)

Hambatan Non Tarif
Hambatan Non TarifHambatan Non Tarif
Hambatan Non Tarif
 
E-Commerce blibli.com
E-Commerce blibli.comE-Commerce blibli.com
E-Commerce blibli.com
 
Sa'id bin 'Amir
Sa'id bin 'AmirSa'id bin 'Amir
Sa'id bin 'Amir
 
Rahasia dagang
Rahasia dagangRahasia dagang
Rahasia dagang
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Perekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia SumitroPerekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia Sumitro
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
 
Hak Paten
Hak PatenHak Paten
Hak Paten
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
 
Pemeliharaan sdm
Pemeliharaan sdmPemeliharaan sdm
Pemeliharaan sdm
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
Alat alat output komputer
Alat alat output komputerAlat alat output komputer
Alat alat output komputer
 
Memperoleh Pegawai
Memperoleh PegawaiMemperoleh Pegawai
Memperoleh Pegawai
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 

Kata turunan kata ulang dan gabungan kata

  • 2.
  • 3.  Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: ▪ Bergeletar ▪ Dikelola ▪ Membeli ▪ Melompat ▪ Berlari ▪ Dan masih banyak lagi
  • 4.  Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: ▪ Bertepuk tangan ▪ Garis bawahi ▪ Menganak sungai ▪ Lipat gandakan ▪ Sangkut pautkan
  • 5.  Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: ▪ Menggarisbawahi ▪ dilipatgandakan. ▪ Menganakemaskan ▪ Memberitahukan ▪ Menyamaratakan
  • 6.  Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: ▪ Antarkota ▪ mancanegara. ▪ Mahasiswa ▪ Ekstrakurikuler ▪ Pancasila ▪ Biokimia
  • 7. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia
  • 8.
  • 9. a) Reduplikasi atas suku kata awal, atau di sebut juga dwipurwa. Dalam bentuk perulangan ini vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah menjadi e. Contoh: tatangga > tetangga luluhur > leluhur luluasa > leluasa
  • 10. b) Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar. Ulangan ini di sebut ulangan utuh. Ulangan utuh ada dua macam, yaitu ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata dasar atau disebut juga dwilingga, dan ulangan atas bentuk dasar berupa kata jadian berimbuhan. Contoh: rumah > rumah-rumah kejadian > kejadian-kejadian anak > anak-anak pencuri > pencuri-pencuri
  • 11. c) Reduplikasi yang juga terjadi atas seluruh suku kata, namun pada salah satu lingganya terjadi perubahan suara pada suatu fonem atau lebih. Perulangan macam ini disebut dwilingga salin suara. Contoh: gerak-gerak > gerak-gerik sayur-sayur > sayur-mayur
  • 12. d) Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga kedua. Ulangan macam ini disebut ulangan berimbuhan. Contoh: bermain-main berkejar-kejaran melihat-lihat tarik-menarik.
  • 13.  Kata ulang berfungsi sebagai alat untuk membentuk jenis kata, dan dapat dikatakan bahwa perulangan sebuah kata akan menurunkan jenis kata yang sama seperti bila kata itu tidak diulang.
  • 14. a. Mengandung arti banyak yang tak tentu. Contoh: Ayah membelikan saya sepuluh buah buku (banyak tentu) Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari (banyak tak tentu)
  • 15. b. Mengandung arti bermacam-macam. Contoh: pohon-pohonan buah-buahan
  • 16. c. Menyerupai atau tiruan dari sesuatu. Contoh: kuda-kudaan anak-anakan langit-langit
  • 17. d. Melemahkan arti, dalam hal ini dapat diartikan dengan agak. Contoh:Sifatnya kekanak-kanakan. Ia berlaku kebarat-baratan. Orang itu sakit-sakitan.
  • 18. e. Menyatakan intensitas, baik kualitas, kuantitas, maupun frekuensi. i) Intensitas kualitatif: Pukullah kuat-kuat. Belajarlah segiat-giatnya. ii) Intensitas kuantitatif: kuda-kuda rumah-rumah. iii) Intensitas frekuentatif: Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mondar-mandir sejak tadi.
  • 19. f. Menyatakan arti saling, atau pekerjaan yang berbalasan. Contoh: Keduanya bersalam-salaman. Dalam perkelahian itu terjadi tikam- menikam antara kedua orang tersebut.
  • 20. g. Perulangan pada kata bilangan mengandung arti kolektif. Contoh: dua-dua tiga-tiga lima-lima
  • 21. Ada beberapa kata yang selintas tampaknya seolah-olah merupakan kata ulang seperti ubur- ubur dan kupu-kupu. Kata-kata kupu-kupu dan ubur-ubur keseluruhannya merupakan kata dasar, bukan kata ulang. Dalam pemakaian sehari-hari dalam bahasa Indonesia tidak terdapat bentuk seperti ubur dan kupu. contoh lainnya : Laba-laba Undur-undur
  • 22.
  • 23. Perhatikan kalau gabungan kata itu mendapatkan imbuhan!  Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan atau akhiran saja, awalan atau akhiran itu harus dirangkai dengan kata yang dekat dengannya. kata lainnya tetap ditulis terpisah dan tidak diberi tanda hubung. Contoh:berterima kasih bertanda tangan tanda tangani
  • 24. Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan dan akhiran, penulisan gabungan kata harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung. Contoh:menandatangani pertanggungjawaban mengkambinghitamkan
  • 25. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata. Dalam bahasa Indonesia ada gabungan kata yang sudah dianggap padu benar. Arti gabungan kata itu tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu. Contoh: sukarela kepada segitiga padahal matahari barangkali
  • 26. Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam kombinasinya. Contoh: tunanetra tunawisma narasumber dwiwarna perilaku pascasarjana Kata tuna berarti tidak punya, tetapi jika ada yang bertanya, “Kamu punya uang?” kita tidak akan menjawabnya dengan “tuna”. Begitu juga dengan kata dwi, yang berarti dua, kita tidak akan berkata, “saya punya dwi adik laki-laki.” Karena itulah gabungan kata ini harus ditulis dirangkai.
  • 27. Perhatikan gabungan kata berikut! 1. Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda hubung. Contoh: non-Indonesia SIM-ku KTP-mu 2. Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang berupa kata dasar. Namun dipisah penulisannya jika dirangkai dengan kata berimbuhan. Contoh: Mahabijaksana Mahatahu Mahabesar Maha Pengasih Maha Pemurah peri keadilan peri kemanusiaan  Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha dan esa ditulis terpisah => Maha Esa.