4. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam
kehidupan sosialnya. Manusia menggunakan ragam bahasa untuk saling
berhubungan, berbagi pengalaman, saling belajar, dan meningkatkan pengetahuan
melalui pembicaraannya baik berupa lisan ataupun tulisan. Dalam berbahasa
membutuhkan wacana yang memiliki makna utuh sehingga dapat disampaikan
kepada orang lain.
Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang
serasi di antara kalimat-kalimat itu. Agar diperoleh wacana yang baik dan utuh,
maka kalimat-kalimat yang mendukung wacana mempunyai hubungan isi
(koherensi) dan hubungan bahasa (kohesi) yang erat dan serasi.
Ada dua macam kohesi dalam wacana, yakni kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
Pada pembahasan kali ini yang akan dibahas kohesi gramatikal.
6. Kohesi
Hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Atau
wadah kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan
tuturan secara gramatikal maupun secara leksikal.
Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang berubah-rubah sesuai dengan pemakainya. Hal
tersebut terjadi akibat proses gramatikal yang terjadi pada kata tersebut, seperti:
pengimbuhan, pengulangan dan pemajemukan.
Kohesi Gramatikal
Relasi semantis antarunsur bahasa yang ditandai oleh elemen dan aturan gramatikal yang
dapat berwujud: referensi, subtitusi, dan ellipsis.
7. Tujuan
Memadukan kata dengan pengubahan (gramatikal) agar
kata tersebut sesuai dengan konteks.
Fungsi
Untuk menghubungkan kohesi di dalam klausa yang
ditunjukkan oleh persesuaian antara subjek dan kata
kerja.
Ciri-ciri
Memiliki kata dasar yang sama. Beberapa kata imbuhan,
pemajemukan dan pengulangan.
9. Substitusi / Penggantian (substitusion) adalah salah satu kohesi
gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual tertentu
dengan satuan lingual yang lain.
Substitusi umum digunakan untuk menghindari repetisi.
10. Kohesi Gramatikal Substitusi
Nominal (kata benda)
Penggantian unsur gramatikal pada nomina atau frase nominal dengan
maksud tidak menimbulkan pengulangan kata
Verbal (kata kerja)
Penggantian unsur gramatikal pada kategori verba atau frasa verbal. Verba
dapat diketahui melalui perilaku semantis, sintaksis dan mofologis
Klausal
Penggantian antara satuan lingual tertentu berupa klausal atau kalimat dengan
satuan lingual lain yang berupa kata atau frase jadi substitusi terhadap seluruh
kalimat itu, bukan terhadap sebagian kalimat itu saja
11. CONTOH KALIMAT
NOMINAL (KATA BENDA)
Budi telah menyelesaikan pendidikan S1-nya dan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan. Titel kesarjanaannya akan digunakan untuk mengajar di SMAN
VERBAL (KATA KERJA)
Kita kadang malas berusaha. Padahal jika mau berikhtiar dengan sungguh-sungguh
maka akan lebih baik hasilnya
KLAUSAL
Karena banyak yang tidak puas terhadap penjelasan Menteri Keuangan tentang aliran
dana talangan Bank Century, maka banyak reaksi massa yang direalisasikan dalam
bentuk demo
12. SUBTITUSI DALAM AL-QUR’AN
NOMINAL (KATA BENDA)
(QS. Al-Fath (48): 21)
ْمُكَل َلَّجَعَف اَهَن ْوُذُخْأَت ًة َْريِثَك َمِنَاغَم ُ ه
ّٰللا ُمُكَدَع َو
ْوُكَتِل َو ْْۚمُكْنَع ِ
اسَّنال َيِدْيَا َّفَك َو ٖهِذٰه
َن
ْمُكَيِدْهَي َو َْنيِنِمْؤُمْلِل ًةَيٰا
اًمْيِقَتْسُّم اًطاَر ِ
ص
)
٢٠
(
ى ٰ
رْخُاَّو
ِب ُ ه
ّٰللا َطاَحَا ْدَق اَهْيَلَع ا ْوُرِدْقَت ْمَل
ِدَق ٍءْيَش ِلُك ىٰلَع ُ ه
ّٰللا َانَك َۗو اَه
اًْري
)
٢١
(
Allah telah menjanjikan kepadamu rampasan perang yang banyak yang (nanti) dapat kamu ambil, maka Dia
menyegerakan (harta rampasan perang) ini untukmu.Dia menahan tangan (mencegah) manusia dari (upaya
menganiaya)-mu (agar kamu mensyukuri-Nya), agar menjadi bukti bagi orang-orang mukmin, dan agar Dia
menunjukkan kamu ke jalan yang lurus. (20) (Allah menjanjikan pula rampasan perang) lain yang kamu belum dapat
menguasainya, tetapi sungguh Allah telah menguasainya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (21)
Subtitusi nominal biasanya menggunakan beberapa unsur Bahasa seperti ( ،آخر
،أخري
نفس )
Ahmad ‘Afif, Nahwun Nash “ittijahun jaded fi dirosatin nahwi, Kairo: Maktabah Zahro Asy syuruq, th. 2001, hal 123
13. SUBTITUSI DALAM AL-QUR’AN
VERBAL (KATA KERJA)
(Q.S. al-Munafiqun: 63/9)
اَي
اَهُّيَأ
َينِذَّال
واُنَمآ
َ
ل
ْمُكِهْلُت
ْمُكُلا َوْمَأ
َ
ل َو
ْوَأ
ْمُكُد َ
ل
ْنَع
ِ
رْكِذ
ِ َّ
ّٰللا
ْنَم َو
ْلَعْفَي
َذ
َكِل
َكِئَلوُأَف
ُمُه
َونُرِسَاخْال
(
9
)
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari
mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.
Kata tulhikum, dalam ayat tersebut digantikan oleh kata yaf’alu yang terletak setelahnya. Jika diambil
contoh dalam bahasa Indonesia, kalimat “Para dosen menulis jurnal, aku juga demikian”. Kata demikian,
menunjukkan penggantian kata menulis yang terletak sebelumnya.
Aziz, Abd. “Kohesi Gramatikal (Tamasuk Nahwi) Aplikasi Substitusi dan Elipsis pada Wacana Ayat Al-Quran”,
dalam MUMTAZ: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Keislaman, Vol. 5, No. 02, 2021, hal. 160.
14. SUBTITUSI DALAM AL-QUR’AN
KLAUSAL
Q.S. Ali Imran: 3/14
َنِيُز
ِ
اسَّنلِل
ُّبُح
ِتا َوَهَّشال
َنِم
ِاءَسِالن
َينِنَبْال َو
َقْال َو
ِ
يرَِاطن
ِة َرَطْنَقُمْال
َنِم
ِبَهَّذال
َّضِفْال َو
ِة
ِلْيَخْال َو
ِةَم َّوَسُمْال
ِامَعْنَ ْ
اْل َو
ِث ْرَحْال َو
ََكِلَذ
ُعاَتَم
ِةاَيَحْال
اَيْنُّدال
ُ َّ
ّٰللا َو
ْنِع
ُهَد
ُنْسُح
ِبآَمْال
(
14
)
Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda
yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.
Kalimat yang digantikan oleh kata dzalika dalam ayat di atas, adalah kalimat, mulai dari kata zuyyina sampai wa al-
harts. Jika dalam konteks bahasa Indonesia, substitusi tersebut, bisa diwakilkan dengan kata demikian. Penggunaan
substitusi tersebut, untuk membuat kalimat menjadi efektif dan tidak kembali mengulang klausa sebelumnya
Aziz, Abd. “Kohesi Gramatikal (Tamasuk Nahwi) Aplikasi Substitusi dan Elipsis pada Wacana Ayat Al-Quran”,
dalam MUMTAZ: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Keislaman, Vol. 5, No. 02, 2021, hal. 161.
16. Elipsis atau pelesapan (ellipsis) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
penghilangan atau pelepasan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya, unsur
atau satuan lingual yang dilesapkan itu dapat berupa kata, frasa, dan klausa.
Elipsis dikenal dengan istilah pelesapan satuan bahasa tertentu yang sebelumnya telah
disebutkan. Ada unsur kosong atau disebut zero yang digantikan, dalam artian ada unsur kata,
klausa, frase, atau kalimat yang dihilangkan atau disembunyikan, yang sebenarnya
ada.Biasanya dalam elipsis diberikan tanda tiga titik/(...) dalam penulisannya.
Elipsis terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Elipsis Nominal, penghilangan pada unsur nomina atau frasa nominal (kata benda).
Contohnya: Sebelum berangkat liburan ke pantai, anak-anak mempersiapkan perbekalan
yang dibutuhkan.
2. Elipsis Verbal, penghilangan pada unsur verba atau frase verbal. Contohnya: Buruh pabrik
berdemontrasi sepanjang hari. Para karyawan toko juga.
3. Elipsis Klausal, penghilangan pada klausa. Contohnya: “Jadi selama ini Agus tidak pernah
pulang?” tanya Budi dengan terkejut “Ya, Kenapa?”
17. Elipsis atau disebut al-hadhf dalam bahasa Arab merupakan satu
uslub dan juga bahasa lain di dunia.
Secara umum, al-hadhf ialah pengguguran satu bagian dalam
ayat sama ada huruf, perkataan, tarkib dan ayat dengan syarat
terdapat dilalah (petunjuk) yang menunjukkan terdapat elemen
yang digugurkan dalam pertuturan atau penulisan
Tujuan penggunaan al-hadhf adalah untuk menunjukkan perkara
yang positif seperti meringkaskan, memberi peringatan,
meringankan, memuliakan serta memberi maksud umum dalam
pertuturan atau penulisan.
Namun begitu, terdapat juga penggunaan al-hadhf yang
membawa maksud lain, yaitu untuk tujuan sindiran atau
penghinaan.
19. Hadhf Al-huruf (Elipsis Huruf);
Q.S.al-Hujurot :49/2:
َّألن ِ
تْوَص َ
قْوَف ْمُكَأتَوْصَأ وأ ُعَفْرَت
َ
َلوأُنَمأ َ
ين ِذ
َّ
أل اَهُّيَأ اَي
ِرْهَجَك ِ
لْوَق
ْ
الِب ُه
َ
لأوُرَهْجَت
َ
َلَو ِيِب
ٍ
ض ْعَبِل ْمُك ِ
ض ْعَب
َطَبْحَت ْ
نَأ
َ
نوُر ُعْشَت
َ
َل ْمُتْنَأَو ْمُك
ُ
الَمْعَأ
(
2
)
Wahai orang-orang yang beriman,janganlah meninggikansuaramumelebihisuara Nabi dan
janganlah berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian
kamu terhadap yang lain. Hal itu dikhawatirkan akan membuat (pahala) segala amalmu
terhapus,sedangkankamutidakmenyadarinya.
20. Q.S.al-Nisa’ayat176:
َ
كَنْوُتْفَتْسَي
ِ
لُق
ُ ٰ
أّلل
ْمُكْيِتْفُي
ىِف
ِةَل
ٰ
لَك
ْ
أل
ِ
نِأ
ُرْأم
أ ٌؤ
َ
كَلَه
َ
سْي
َ
ل
ه
َ
ل
ٌد
َ
لَو
ه
َ
ل َّو
ٌ
تْخُأ
اَهَلَف
ْصِن
ُ
ف
اَم
َ
كَرَت
َوُه َو
اَهُثِرَي
ْ
نِأ
ْم
َّ
ل
ْ
نُكَي
َّ
ل
اَه
ٌد
َ
لَو
ْ
نِاَف
اَتَانَك
ِ
نْيَتَن
ْ
أث
اَمُهَلَف
ِ
نٰثُلُّألث
اَّمِم
َ
كَرَت
َو
ْ
نِأ
أْوُانَك
ةَوْخِأ
اَلَجِر
ء
ۤ
اَسِن َّو
ِرَك َّلذِلَف
ِم
ُ
لْث
ِ
ظَح
ِ
نْيَيَثْنُ ْ
أَل
ُ
نِيَبُي
ُ ٰ
أّلل
ُك
َ
ل
ْم
ْ
نَأ
ْوُّل ِ
ضَت
أ
ُ ٰ
أّللَو
ِ
لُكِب
ٍء ْيَش
ٌمْيِلَع
١٧٦
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalālah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang
kalālah, (yaitu) jika seseorang meninggal dan dia tidak mempunyai anak, tetapi mempunyai seorang saudara
perempuan, bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya. Adapun saudara
laki-lakinya mewarisi (seluruh harta saudara perempuan) jika dia tidak mempunyai anak. Akan tetapi, jika saudara
perempuan itu dua orang, bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika mereka (ahli waris itu
terdiri atas) beberapa saudara laki-laki dan perempuan, bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua
orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu agar kamu tidak tersesat. Allah Maha
Mengetahui segalasesuatu.”
21. Dalam kedua ayat di atas yaitu Q.S. al-Hujurot ayat 2, dan Q.S. al-Nisa’ ayat
176 terdapat partikel yang dibuang yaitu la, asal kalimat an tahbita a’malakum
Q.S. al-Hujurot ayat 2 adalah an la tahbito a’malakum, demikianpun dalam
kalimat yubayyinu Allahu an tadhillu, dipahami dengan kalimat an la tadhillu.
Contoh elipsis semacam ini dapat dipahami setelah adanya keterangan
tafsirannya, yaitu harapan agar amalan tidak berkurang dan agar tidak terjadi
kesesatan, yang diterangkan dengan huruf la, yang memiliki arti penegasian.
• Abu Shadiy, Mustafa ‘Abd al-Salam Muhammad, al-Hadhf al-balaghiy al-Quran al-Karim, al-Qahirah: Maktabah al-Qur’an li al-Nashr wa al-
Tawzi‘, 1992, hal. 23.
• Aziz, Abd. “Kohesi Gramatikal (Tamasuk Nahwi) Aplikasi Substitusi dan Elipsis pada Wacana Ayat Al-Quran”, dalam MUMTAZ: Jurnal Studi Al-
Qur’an dan Keislaman, Vol. 5, No. 02, 2021, hal. 163
23. Contoh lainnya
NO Ayat Al-Qur’an Penjelasan
1 (Q.S. al-Kahfi: 18/105).
َكِٕى
ٰٰۤولُا
َْنيِذَّال
ا ْوُرَفَك
ِتٰيٰاِب
ْمِهِبَر
َو
ٖهِٕىٰۤاَقِل
ْتَطِبَحَف
ْمُهُلاَمْعَا
َ
لَف
ُمْيِقُن
ْمُهَل
َم ْوَي
ِةَمٰيِقْال
اًن ْز َو
١٠٥
Mereka itu adalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhannya
dan (kufur pula terhadap) pertemuan dengan-Nya.458) Maka, amal
mereka sia-sia dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap
(amal) mereka pada hari Kiamat.
Kata اًن ْز َوyang dimaksud adalah اًن ْز َو
نافعا
2 (Q.S. al-Quraisy: 106/4).
ِْيذَّال
ْمُهَمَعْطَا
ْنِم
ٍع ْوُج
ە
ْمُهَنَمٰا َّو
ْنِم
َخ
ٍف ْو
٤
yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa takut.
Yang dimaksud dari lapar dan haus bukan
sekedar lapar dan haus yang biasa melainkan
جوع
شديد dan خوف
عظيم
3 (Q.S. Hud: 11/46).
َلاَق
ُح ْ
وُنٰي
هَّنِا
َ
ْسيَل
ْنِم
َكِلْهَا
هَّنِا ْۚ
ۚ
َمَع
ل
ُْريَغ
ٍحِلاَص
َ
لَف
ِنْلَٔـْسَت
َم
ا
َ
ْسيَل
َكَل
ٖهِب
مْلِع
ۗ
ْيِِنا
َكُظِعَا
ْنَا
َن ْوُكَت
َنِم
ْيِلِه ٰجْال
َن
Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah
termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab
itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau
ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk
orang yang bodoh.”
ليس
من
أهلك
الناجحين
24. Elipsis Pada Klausa (Hadhf Al-jumlah);
Q.S.al-Nahl: 16/30
ْمُكُّب َر َ
لَزْنَأ أَاذَمأْوَقَّأت َ
ين ِذَّلِل َ
يلِقَو
أرْيَخوأ
ُ
الَق
ِذَّلِل
ْ
أَل ُأر َد
َ
لَو ٌةَنَسَح اَيْن ُّألد ِه ِذَهيِف وأُنَسْحَأ َ
ين
َ
ينِقَّتُم
ْ
أل ُأرَْ َم ْعِن
َ
لَو ٌرْيَخ ِةَر ِ
خ
(
30
)
Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertakwa, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka
menjawab, “Kebaikan.” Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan
sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa (Q.S. al-
Nahl:16/30).
Untukmenjelaskan tentang anugerah yangditurunkanAllahkepadaorangbertakwa,ayatdiatas
menggunakankatakhayran.Terjadi elipsis padakalimatanzala, yakniqalu (anzala) khayran.Subjek dalamverba
anzala, adalahAllah. Maksudnya,kebaikanyangditerima orangbertakwaitu merupakankebaikandari-Nya.
25. Adakalanya ellipsis terjadi pada satu klausa atau dua klausa sebagaimana terdapat dalam Q.S. Ali
Imron: 03/106 dan Q.S. al-Isro: 17/23 adapaun contoh ayat dan penjelasan dari keduanya adalah
sebagai berikut:
Q.S. Ali Imron: 03/106
َمْوَّي
ُّ
ضَيْبَت
ٌهْوُج ُو
ْسَت َّو
َُّْو
ٌهْوُج ُو
اَّمَاَف
َّ
أل
َ
نْي ِذ
ْ
تََّْوَْأ
ْمُهُهْوُج ُو
َأ
ْمُتْرَفَك
َد ْعَب
ِأ
ْمُكِناَمْي
وأُقْو ُذَف
َع
ْ
أل
َ
أب َذ
اَمِب
ْمُتْنُك
َ
ن ْوُرُفْكَت
١٠٦
(Azab itu terjadi) pada hari ketika ada
wajah yang putih berseri dan ada pula
wajah yang hitam kusam. Adapun
orang-orang yang berwajah hitam
kusam (kepada mereka dikatakan),
“Mengapa kamu kafir setelah beriman?
Oleh karena itu, rasakanlah azab yang
disebabkan kekafiranmu.” Q.S. Ali
Imron: 03/106
Q.S. al-Isro: 17/23
۞
ىٰضَقَو
َ
كُّب َر
َّ
َلَأ
أْو ُدُب ْعَت
َّ
َلِأ
ِأ
ُاهَّي
ِ
نْي َدِلأَو
ْ
الِبَو
نٰسْحِأ
ا
اَّمِأ
َّ
نَغُلْبَي
َ
ك َدْنِع
َرَبِك
ْ
أل
اَمُه ُدَحَأ
ْوَأ
اَمُه
ٰ
لِك
َ
لَف
ُقَت
ْ
ل
اَمُه
َّ
ل
ٍ
فُأ
َ
َل َّو
ُهْرَهْنَت
اَم
ْ
لُقَو
اَمُه
َّ
ل
َلْوَق
مْيِرَك
ا
٢٣
Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat
baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik.
26. Penjelasan
Abu Shadiy, Mustafa ‘Abd al-Salam Muhammad, al-Hadhf al-balaghiy al-Qur’an al-Karim,
al-Qahirah: Maktabah al-Qur’an li al-Nashr wa al-Tawzi‘, 1992, hal. 26.
Pada Q.S. Ali Imron: 03/106 terdapat elipsis klausa sebelum
kalimat akafartum yaitu fayuqolu lahum akartum. Sedangkan
pada Q.S. al-Isro: 17/23 terdapat elipsis klausa sebelum kata
abil walidaini ihsana, adapun klausa yang mengalami elipsis
adalah wa wasso bil walidaini ihsana.
27. Hadhf al-tarkib (Elipsis rangkaian ayat).
Q.S. Yusuf: 12/45
•
َاَف ٖهِلْي ِوخاَتِب ْمُكُئِبَنُأ
۠
اَنَأ ٍةَّمُأ َد ْعَب َرَك َّْأَواَمُهْنِماَجَن ْي ِذ
َّ
أل َ
الَقَو
ِ
نْوُل ِ
َْر
٤٥
Orang yang selamat di antara mereka berdua berkata dan teringat (perihal Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya,
“Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu. Maka, utuslah aku
(kepadanya).”
•
ٌ
عْبََ َّ
نُهُلُكخاَّي ٍ
انَم ِ
َ ٍ
تٰرَقَب ِ
عْبََ ْيِفاَنِتْفَأ ُ
قْي ِد ِ
ألصاَهُّيَأ ُ
فَُْوُي
ٍرْضُخ ٍ
ت
ٰ
لُبْنَُ ِ
عْبََ َّو ٌ
افَجِع
ِل َع
َّ
ل ٍٍۙ
تٰسِبٰي َرَخُأ َّو
َ
نْوُمَل ْعَي ْمُهَّل َع
َ
ل ِ
اسَّألنى
َ
لِأ ُ
ع ِ
جْرَأ ْي
٤٦
(Dia berkata,) “Wahai Yusuf, orang yang sangat dipercaya, jelaskanlah kepada kami (takwil mimpiku) tentang tujuh
ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi) kurus dan tujuh tangkai (gandum) hijau yang (meliputi tujuh
tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu supaya mereka mengetahuinya.”
Terdapat elipsis rangkaian kata pada ayat di atas, adapun rangkaian kata yang mengalami ellipsis
sebagaimana dijelaskan dalam kitab al hazfu al balagi fil qur’anil karim adalah ِن ْوُلِس ْرَاَف أي
يوسف إلى
له وقال فأتاه إليه فأرسلوه الرؤيا ْلستعبره
َانِتْفَا ُْقيِد ِ
الص اَهُّيَا ُفُس ْوُي يا
Abu Shadiy, Mustafa ‘Abd al-Salam Muhammad, al-Hadhf al-balaghiy al-Qur’an al-Karim, al-Qahirah:
Maktabah al-Qur’an li al-Nashr wa al-Tawzi‘, 1992, hal. 23.
28. Teori substitusi dan elipsis dapat digunakan untuk memahami makna dan
membantu penafsiran terhadap sejumlah ayat dalam al-Quran, sehingga
kohesi gramatikal (tamasuk nahwi) ayat-ayat al-Quran menjadi padu dan
utuh.
Kohesi Substitusi yang terdapat di dalam Al-Qur’an yaitu: QS. Al-Fath/48:
21; QS. Ali-Imron/3: 13; Q.S. al-Munafiqun: 63/9; Q.S. al-Kahf: 18/64; Q.S.
Ali Imran: 3/14.
Kohesi Elipsis dalam empat bentuk yaitu: elipsis pada partikel (hadzf al-
harf); elipsis kalimat (hadzf al-kalimah); elipsis pada klausa (hadzf al-
jumlah); elipsis pada rangkaian (hadzf al-tarkib), yang keempat tersebut
diaplikasikan dalam: Q.S. al-Hujurot: 49/2; Q.S. al-Nisa’/4: 176; Q.S. al-
Kahf ayat 79; Q.S. al-Nahl: 16/30; Q.S. Ali Imron: 03/106; Q.S. al-Isro: 17/23;
Q.S. Yusuf: 12/45