SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
KESANTUNANBERBAHASA MENURUT BROWNDAN LEVINSON
Konsepatauprinsipkesantunandikemukakanolehbanyakahli.Dasarpendapatahli tentangkonsep
kesantunanituberbeda-beda.Adakonsepkesantunanyangdirumuskandalambentukkaidah,adapula
yang diformulasidalambentukstrategi.Konsepkesantunanyangdirumuskandi dalambentukkaidah
membentukprinsipkesantunan,sedangkankonsepkesantunanyangdirumuskandi dalambentuk
strategi membentukteorikesantunan(Rustono,1999:67-68).
PrinsipkesantunanyangdikemukakanolehBrowndanLevinsonberkisarpadanosi muka,yaitumuka
positif danmukanegatif.
a.Muka positif yaitumukayangmengacupadacitra diri orang yang berkeinginanagarapayang
dilakukannya,apayangdimilikinya,atauapayangmerupakannilai-nilai yangdiyakininyadiakuiorang
sebagai suatuhal yang baik,menyenangkan,patutdihargai,danseterusnya.
Contoh:
(1)SayasenangdengankejujuranAnda.
(2)Sekarangkejujuranitutidakmenjaminkesuksesan.
Tuturan (1) merupakantuturan yang santunkarenamenghargai apayang dilakukanmitratuturnya,
sedangkantuturan(2) kurang santunkarenatidakmenghargai apayang dilakukanmitratuturnya.
b.Muka negatif adalahmukayangmengacupada citra diri orangyang berkeinginanagariadihargai
denganjalanpenuturmembiarkannyabebasmelakukantindakannyaataumembiarkannyabebasdari
keharusanmengerjakansesuatu.
Contoh:
(3)Jangantidurterlalumalam,nanti bangunnyakesiangan!
Tuturan (3) merupakantuturanyang tidaksantunkarenapenuturtidakmembiarkannyamitratuturnya
bebasmelakukanapayangsedangdikerjakannya.Ketidaksantunantuturan(3) itumenyangkutmuka
negatif.Kesantunanyangberkenaandenganmukanegatif dinamakankesantunannegatif.
Di sampingitu,prinsipkesantunanBrowndanLevinsonitutidakberkenaandengankaida-kaidah,tetapi
menyangkutstrategi-strategi.Adalimastrategi kesantunanyangdapatdipilihagartuturanpenutur
santun.Kelimastrategi ituadalah:
a.Melakukantindaktutursecaraapa adanya,tanpa basa basi,denganmematuhi prinsipkerjasama
Grice.
b.Melakukantindaktuturdenganmenggunakankesantunanpositif.
c.Melakukantindaktuturdenganmenggunakankesantunannegatif.
d.Melakukantindaktutursecaraoff records;dan
e.Tidakmelakukantindaktuturataudiamsaja.
Pemilihanstrategi itubergantungbesarkecilnyaancamanterhadapmuka.Makinkecil ancaman
terhadapmukamakinkecil nomorpilihanstrateginyadanmakinbesarancamanterhadapmukamakin
besarpulanomor pilihanstrategi bertuturnya(Rustono,1999: 70).
Sumber: Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
KESANTUNAN MENURUT LEECH
Dalam prinsip kesantunan Leech terdiri dari maksim berikut.
1. Maksim Kearifan (Tact Maxim)
Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin.
Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin.
Maksud dari maksim diatas yaitu selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Contohnya:
Ibu : “Ayo dimakan bakminya! Di dalam masih banyak, kok.”
Rekan Ibu : “ Wah, segar sekali. Siapa yang memasak ini, Bu?”
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh seorang ibu kepada teman dekatnya pada saat ia berkunjung ke rumahnya.
Tuturan yang disampaikan dengan maksud agar sang tamu merasa bebas dan dengan senang hati
menikmati hidangan yang disajikan tanpa ada perasaan tidak enak sekalipun.
2. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin.
Buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.
Maksud dari maksim diatas yaitu agar peserta tutur dapat menghormati orang lain. Contohnya:
Kakak : “Dik, Indosiar filmnya bagus loh, sekarang!”
Adik : “Sebentar, Mas. Saya hidupkan dulu saluran listriknya”
Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh seorang kakak kepada adiknya pada sebuah keluarga, mereka sedang berbincang
tentang acara tertentu pada sebuah saluran televisi swasta.
Tuturan yang disampaikan yaitu si adik menghormati kakaknya dengan langsung menyalakan
saluran listrik.
3. Maksim Pujian (Approbation Maxim)
Kecamlah orang lain sesedikit mungkin.
Pujilah orang lain sebanyak mungkin.
Maksud dari maksim diatas adalah agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling
mencaci, atau saling merendahkan pihak yang lain. Contohnya, tuturan Andi saat mendengar Susi
yang dapat berbahasa Jepang dan Inggris.
“Susi memang tak hanya pandai berbahasa Inggris tetapi juga pandai berbahasa Jepang.”
Dari tuturan diatas sangat jelas bahwa Andi memberikan pujian kepada Susi yang dapat berbahasa
Inggris dan berbahasa Jepang.
4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)
Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin.
Kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin.
Maksud dari maksim diatas yaitu agar para peserta pertuturan dapat bersikap rendah hati dengan
cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Contohnya:
“Kapan-kapan main Pak ke rumah saya, tetapi rumah saya jelak seperti gubuk”
Dari tuturan diatas dijelaskan bahwa dia mempunyai rumah yang dengan kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian kesantunan seseorang.
5. Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim)
Usahakan ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sedikit mungkin.
Usahakan kesepakatan antara diri dan lain terjadi sebanyak mungkin.
Maksud dari maksim diatas yaitu agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau
kesepakatan di dalam kegiatan bertutur. Contohnya:
Hani : “Nanti malam kita makan bersama ya, Tar!”
Tary : “Boleh. Saya tunggu di Bambu Resto ya.”
Dari tuturan diatas bahwa antara Hani dan Tary terjadi kesepakatan untuk makan bersama nanti
malam.
6. Maksim Simpati (Sympathy Maxim)
Kurangilah rasa antipati antara diri dengan lain sekecil mungkin.
Tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan lain.[5]
Maksud dari maksim diatas yaitu agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati
antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.Contohnya:
Ani : “Sus, nenekku meninggal.”
Susi : “Innalillahiwainnailaihi rojiun. Ikut berduka cita.”
Dari tuturan merupakan ucapan simpati dari penutur kepada salah satu temannya yang gagal ujian.
7. Maksim Pertimbangan (Consideration Maxim)
Minimalkan rasa tidak senang penutur.
Maksimalkan rasa senang penutur.[6]
Maksud dari maksim diatas yaitu untuk mempertimbangkan perasaan penutur, jangan sampai ia
merasa lebih tidak senang dalam suasana yang tidak menyenangkan.
“Selamat atas kemenangan Anda pada lomba yang diikuti oleh artis-artis yang hebat-hebat itu.”
Tuturan diatas terdengar lebih santun dari pada hanya “Selamat atas kemenangan anda”.
RETORIKA BAHASA
Menurut Aristoteles, kualitas persuasi dari retorika bergantung kepada tiga aspek pembuktian,
yaitu logika (logos), etika (ethos), dan emosional (pathos). Pembuktian logika berangkat dari
argumentasi pembicara atau orator itu sendiri, pembuktian etis dilihat dari bagaimana karakter
dari orator terungkap melalui pesan-pesan yang disampaikannya dalam orasi, dan pembuktian
emosional dapat dirasakan dari bagaimana transmisi perasaan dari orator mampu tersampaikan
kepada khalayaknya.
Aristoteles mengutarakan tentang dua konsep pembuktian logis (logical proof),
yakni enthymeme dan example (contoh). Enthymeme sendiri adalah semacam silogisme yang
belum sempurna. Berikut ini contohnya:
Premis mayor : Semua manusia memiliki derajat yang sama
Premis minor : Saya adalah manusia
Konklusi : Maka saya memiliki derajat yang sama
Dalam entymeme, biasanya hanya menggunakan premis “semua manusia memiliki derajat yang
sama dengan manusia yang lain…..Saya memiliki derajat yang sama”, tanpa perlu menggunakan
premis “saya adalah manusia”.
Entymeme ini digunakan dengan tujuan agar khalayak menggunakan kerangka logika tertentu,
sehingga mereka semacam diberikan ‘ruang’ untuk menafsirkan premis yang digunakan dalam
silogisme yang dimaksud oleh orator tadi. Dengan memberikan ‘ruang’ tadi pada dasarnya
khalayak digiring untuk menggunakan cara berpikir yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh
orator. Sejauh orasi yang digunakan dapat masuk ke dalam logika khalayak tadi, maka
pembuktian logis dari orasi yang dilakukan akan terasa cukup efektif.
PIDATO
1. Metode Impromtu
Metode Impromtu adalah “Pidato yang dilakukan secara mendadak atau spontan”.
2. Metode Menghafal
Metode Menghafal adalah “Pidato dengan membuat atau mempersiapkan sebuah teks pidato
terlebih dahulu lalu menghafalnya”.
3. Metode Naskah
Metode Naskah adalah “Pidato dengan menggunakan atau membaca teks yang sudah
dipersiapkan”.
4. Metode Ekstemporan
Metode Ekstemporan adalah “Pidato tanpa membuat persiapan naskah, tetapi hanya menatat hal-
hal penting yang akan disampaikan dan urutannya saja”.
ALIH WAHANA
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” kutipan dari Pram itu
menjadi bukti sahih mengapa banyak karya sastra yang abadi, kemudian kian dikukuhkan
keberadaannya pada medium audio-visual.
Pada penghujung tahun 2013, novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Hamka di
ekranisasi oleh para produser film, setelah sebelumnya ada banyak karya sastra yang telah
berubah menjadi film.
Ekranisasi merupakan istilah yang akhir-akhir ini semakin familiar dalam kajian sastra di
Indonesia. istilah ini berasal dari bahasa Perancis, écran ‘layar’. Pamusuk Eneste
mendefinisikannya sebagai pelayarputihan, pemindahan/ pengangkatan sebuah novel (karya
sastra) ke dalam film. Sementara itu, Sapardi Djoko Damono mendefinisikan ekranisasi sebagai
alih wahana, yaitu pengalihan karya seni dari satu wahana ke wahana lain. Ekranisasi, dengan
demikian, secara sederhana dapat dikatakan sebagai pengadaptasian karya sastra (wahana tulis)
ke dalam film (wahana audio-visual).
Pada Kuliah wawasan ilmu sosial dan budaya, Sapardi Djoko Damono memiliki istilah alih
wahana untuk membicarakan transformasi dari satu ke yang lain. Istilah ini hakikatnya memiliki
cakupan yang lebih luas dari ekranisasi. Ekranisasai merupakan perubahan ke atau menuju layar
putih, sedangkan alih wahana seperti yang dijelaskan Sapardi bisa dari berbagai jenis karya seni
ke jenis karya seni lain. Akan tetapi, istilah ini tidak bertentangan dengan makna dan konsep
dasar yang dimiliki oleh ekranisasi sebagai proses pengubahan dari satu wahana ke wahana lain.
Sebuah karya memang tidak terlepas dari hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis)
seperti perdebatan antara Aristoteles dan Plato yang menerangkan kepentingan keberadaan
seniman dan sastrawan dizamannya. Plato menyatakan mimesis yang dilakukan oleh seniman
dan sastrawan hanya akan menghasilkan khayalan tentang kenyataan dan tetap jauh dari
‘kebenaran’. Sementara Aristoteles menganggap seniman dan sastrawan yang melakukan
mimesis tidak semata-mata menjiplak kenyataan, melainkan sebuah proses kreatif untuk
menghasilkan kebaruan. Kini pertentangan dan argumentasi mereka menjadi nyata dalam bentuk
karya sastra dan kemudian mengalami ‘peniruan’ lagi dalam bentuk alihwahana.
Kini ungkapan Aristoteles berbalik dengan pernyataan Plato. Karya sastra yang ada sekarang
bukan hanya peniruan dari gambaran kenyataan, kini karya sastra: serius maupun populer,
menjadi ‘pedoman’ bagi para pekerja film dalam menelurkan sebuah film yang memburu ide
dari sebuah prosa-prosa yang laris terjual.

More Related Content

What's hot

konsep dan definisi terjemah dan penterjemah
konsep dan definisi terjemah dan penterjemahkonsep dan definisi terjemah dan penterjemah
konsep dan definisi terjemah dan penterjemahsyatirahyusri
 
Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu
 Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu
Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayuAhmad NazRi
 
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasaFaktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasahibatullah92
 
41609240 teori-logik-simbolik
41609240 teori-logik-simbolik41609240 teori-logik-simbolik
41609240 teori-logik-simbolikDinesh Dinesh
 
bahasa melayu sebagai bahasa ilmu
bahasa melayu sebagai bahasa ilmubahasa melayu sebagai bahasa ilmu
bahasa melayu sebagai bahasa ilmuCikgu Naza Zaza
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUcikguniza2012
 
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandinganBml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandinganmaee68
 
Ciri ciri penterjemah yang baik
Ciri ciri penterjemah yang baikCiri ciri penterjemah yang baik
Ciri ciri penterjemah yang baikKu Norsyarieza
 
Mari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikMari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikmarzieta
 
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Norhayati Muhamad
 

What's hot (20)

konsep dan definisi terjemah dan penterjemah
konsep dan definisi terjemah dan penterjemahkonsep dan definisi terjemah dan penterjemah
konsep dan definisi terjemah dan penterjemah
 
Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu
 Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu
Perubahan-makna-dalam-bahasa-melayu
 
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasaFaktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
 
41609240 teori-logik-simbolik
41609240 teori-logik-simbolik41609240 teori-logik-simbolik
41609240 teori-logik-simbolik
 
bahasa melayu sebagai bahasa ilmu
bahasa melayu sebagai bahasa ilmubahasa melayu sebagai bahasa ilmu
bahasa melayu sebagai bahasa ilmu
 
Sintaksis
Sintaksis Sintaksis
Sintaksis
 
Ucapan
UcapanUcapan
Ucapan
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
 
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandinganBml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
 
Ciri ciri penterjemah yang baik
Ciri ciri penterjemah yang baikCiri ciri penterjemah yang baik
Ciri ciri penterjemah yang baik
 
Mari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatikMari mengenali semantik & pragmatik
Mari mengenali semantik & pragmatik
 
Teori segitiga semiotik
Teori segitiga semiotikTeori segitiga semiotik
Teori segitiga semiotik
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Variasi Bahasa
Variasi BahasaVariasi Bahasa
Variasi Bahasa
 
linguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakroniklinguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakronik
 
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Teori nida
Teori nidaTeori nida
Teori nida
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 

Similar to KESANTUNAN MENURUT BROWN DAN LEVINSON

The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theoryRonzzy Kevin
 
Writing for pr #2
Writing for pr #2Writing for pr #2
Writing for pr #2Dicky Ahmad
 
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Rachardy Andriyanto
 
STKIP US mata kuliah wacana
STKIP US mata kuliah wacanaSTKIP US mata kuliah wacana
STKIP US mata kuliah wacanaMakarina
 
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasaPresentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasaNur Agustinus
 
KETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAKETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAsafiraazahra
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasiiimand
 
Semantik linguistik bahasa-melayu
Semantik linguistik bahasa-melayuSemantik linguistik bahasa-melayu
Semantik linguistik bahasa-melayuly infinitryx
 
Semantik bahasa-melayu
Semantik bahasa-melayuSemantik bahasa-melayu
Semantik bahasa-melayuErica Leenya
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisMuhammad Haris
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalUIN Surabaya
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugipipit rantika
 

Similar to KESANTUNAN MENURUT BROWN DAN LEVINSON (20)

The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
 
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIKTINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
 
Writing for pr #2
Writing for pr #2Writing for pr #2
Writing for pr #2
 
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
STKIP US mata kuliah wacana
STKIP US mata kuliah wacanaSTKIP US mata kuliah wacana
STKIP US mata kuliah wacana
 
Tahap persiapan pidato
Tahap persiapan pidatoTahap persiapan pidato
Tahap persiapan pidato
 
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasaPresentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 
Maksim2
Maksim2Maksim2
Maksim2
 
KETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARAKETERAMPILAN BERBICARA
KETERAMPILAN BERBICARA
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
 
Retorika
Retorika Retorika
Retorika
 
Semantik linguistik bahasa-melayu
Semantik linguistik bahasa-melayuSemantik linguistik bahasa-melayu
Semantik linguistik bahasa-melayu
 
Semantik 1
Semantik 1Semantik 1
Semantik 1
 
TUGAS BAHASA INDONESIA PIDATO
TUGAS BAHASA INDONESIA PIDATOTUGAS BAHASA INDONESIA PIDATO
TUGAS BAHASA INDONESIA PIDATO
 
Semantik bahasa-melayu
Semantik bahasa-melayuSemantik bahasa-melayu
Semantik bahasa-melayu
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 

More from Khoirun Nif'an

Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)Khoirun Nif'an
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaKhoirun Nif'an
 
Ringkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraRingkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraKhoirun Nif'an
 
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKMKeselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKMKhoirun Nif'an
 
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)Khoirun Nif'an
 
Presentasi penyusunan butir soal
Presentasi  penyusunan butir soalPresentasi  penyusunan butir soal
Presentasi penyusunan butir soalKhoirun Nif'an
 
Soal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra IndonesiaSoal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra IndonesiaKhoirun Nif'an
 
Latihan analisis brosur
Latihan analisis brosurLatihan analisis brosur
Latihan analisis brosurKhoirun Nif'an
 
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa IndonesiaSoal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa IndonesiaKhoirun Nif'an
 
Kebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan BahasaKebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan BahasaKhoirun Nif'an
 
Juknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisiJuknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisiKhoirun Nif'an
 
Juknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiJuknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiKhoirun Nif'an
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis MajasKhoirun Nif'an
 
latihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaanlatihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaanKhoirun Nif'an
 
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQDoa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQKhoirun Nif'an
 
New historicism aliran sastra
New historicism aliran sastraNew historicism aliran sastra
New historicism aliran sastraKhoirun Nif'an
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Khoirun Nif'an
 
Slide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundangSlide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundangKhoirun Nif'an
 
Bahasa indonesia kelompok 1 majas
Bahasa indonesia kelompok 1 majasBahasa indonesia kelompok 1 majas
Bahasa indonesia kelompok 1 majasKhoirun Nif'an
 
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Khoirun Nif'an
 

More from Khoirun Nif'an (20)

Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
Juknis lomba cerpen smk pim 2020 (intern)
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
 
Ringkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraRingkasan teori sastra
Ringkasan teori sastra
 
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKMKeselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
Keselarasan kurikulum dengan asesmen AKM
 
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)Akm  sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
Akm sebagai indikator learning progress ( Asesmen Kompetensi Minimum)
 
Presentasi penyusunan butir soal
Presentasi  penyusunan butir soalPresentasi  penyusunan butir soal
Presentasi penyusunan butir soal
 
Soal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra IndonesiaSoal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
Soal try out Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Latihan analisis brosur
Latihan analisis brosurLatihan analisis brosur
Latihan analisis brosur
 
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa IndonesiaSoal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
Soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia
 
Kebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan BahasaKebijakan Badan Bahasa
Kebijakan Badan Bahasa
 
Juknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisiJuknis kaligrafi revisi
Juknis kaligrafi revisi
 
Juknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiJuknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islami
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
 
latihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaanlatihan kalimat efektif dan ejaan
latihan kalimat efektif dan ejaan
 
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQDoa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
Doa memulai dan mengakhiri TPA TPQ
 
New historicism aliran sastra
New historicism aliran sastraNew historicism aliran sastra
New historicism aliran sastra
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.
 
Slide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundangSlide Drama Malin kundang
Slide Drama Malin kundang
 
Bahasa indonesia kelompok 1 majas
Bahasa indonesia kelompok 1 majasBahasa indonesia kelompok 1 majas
Bahasa indonesia kelompok 1 majas
 
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
Soal bahasa indonesia kelas x kurikulum 2013
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

KESANTUNAN MENURUT BROWN DAN LEVINSON

  • 1. KESANTUNANBERBAHASA MENURUT BROWNDAN LEVINSON Konsepatauprinsipkesantunandikemukakanolehbanyakahli.Dasarpendapatahli tentangkonsep kesantunanituberbeda-beda.Adakonsepkesantunanyangdirumuskandalambentukkaidah,adapula yang diformulasidalambentukstrategi.Konsepkesantunanyangdirumuskandi dalambentukkaidah membentukprinsipkesantunan,sedangkankonsepkesantunanyangdirumuskandi dalambentuk strategi membentukteorikesantunan(Rustono,1999:67-68). PrinsipkesantunanyangdikemukakanolehBrowndanLevinsonberkisarpadanosi muka,yaitumuka positif danmukanegatif. a.Muka positif yaitumukayangmengacupadacitra diri orang yang berkeinginanagarapayang dilakukannya,apayangdimilikinya,atauapayangmerupakannilai-nilai yangdiyakininyadiakuiorang sebagai suatuhal yang baik,menyenangkan,patutdihargai,danseterusnya. Contoh: (1)SayasenangdengankejujuranAnda. (2)Sekarangkejujuranitutidakmenjaminkesuksesan. Tuturan (1) merupakantuturan yang santunkarenamenghargai apayang dilakukanmitratuturnya, sedangkantuturan(2) kurang santunkarenatidakmenghargai apayang dilakukanmitratuturnya. b.Muka negatif adalahmukayangmengacupada citra diri orangyang berkeinginanagariadihargai denganjalanpenuturmembiarkannyabebasmelakukantindakannyaataumembiarkannyabebasdari keharusanmengerjakansesuatu. Contoh: (3)Jangantidurterlalumalam,nanti bangunnyakesiangan! Tuturan (3) merupakantuturanyang tidaksantunkarenapenuturtidakmembiarkannyamitratuturnya bebasmelakukanapayangsedangdikerjakannya.Ketidaksantunantuturan(3) itumenyangkutmuka negatif.Kesantunanyangberkenaandenganmukanegatif dinamakankesantunannegatif. Di sampingitu,prinsipkesantunanBrowndanLevinsonitutidakberkenaandengankaida-kaidah,tetapi menyangkutstrategi-strategi.Adalimastrategi kesantunanyangdapatdipilihagartuturanpenutur santun.Kelimastrategi ituadalah: a.Melakukantindaktutursecaraapa adanya,tanpa basa basi,denganmematuhi prinsipkerjasama Grice. b.Melakukantindaktuturdenganmenggunakankesantunanpositif. c.Melakukantindaktuturdenganmenggunakankesantunannegatif. d.Melakukantindaktutursecaraoff records;dan e.Tidakmelakukantindaktuturataudiamsaja.
  • 2. Pemilihanstrategi itubergantungbesarkecilnyaancamanterhadapmuka.Makinkecil ancaman terhadapmukamakinkecil nomorpilihanstrateginyadanmakinbesarancamanterhadapmukamakin besarpulanomor pilihanstrategi bertuturnya(Rustono,1999: 70). Sumber: Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. KESANTUNAN MENURUT LEECH Dalam prinsip kesantunan Leech terdiri dari maksim berikut. 1. Maksim Kearifan (Tact Maxim) Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin. Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Maksud dari maksim diatas yaitu selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Contohnya: Ibu : “Ayo dimakan bakminya! Di dalam masih banyak, kok.” Rekan Ibu : “ Wah, segar sekali. Siapa yang memasak ini, Bu?” Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang ibu kepada teman dekatnya pada saat ia berkunjung ke rumahnya. Tuturan yang disampaikan dengan maksud agar sang tamu merasa bebas dan dengan senang hati menikmati hidangan yang disajikan tanpa ada perasaan tidak enak sekalipun. 2. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin. Buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Maksud dari maksim diatas yaitu agar peserta tutur dapat menghormati orang lain. Contohnya: Kakak : “Dik, Indosiar filmnya bagus loh, sekarang!” Adik : “Sebentar, Mas. Saya hidupkan dulu saluran listriknya” Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang kakak kepada adiknya pada sebuah keluarga, mereka sedang berbincang tentang acara tertentu pada sebuah saluran televisi swasta. Tuturan yang disampaikan yaitu si adik menghormati kakaknya dengan langsung menyalakan saluran listrik. 3. Maksim Pujian (Approbation Maxim) Kecamlah orang lain sesedikit mungkin. Pujilah orang lain sebanyak mungkin. Maksud dari maksim diatas adalah agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak yang lain. Contohnya, tuturan Andi saat mendengar Susi yang dapat berbahasa Jepang dan Inggris. “Susi memang tak hanya pandai berbahasa Inggris tetapi juga pandai berbahasa Jepang.”
  • 3. Dari tuturan diatas sangat jelas bahwa Andi memberikan pujian kepada Susi yang dapat berbahasa Inggris dan berbahasa Jepang. 4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim) Pujilah diri sendiri sesedikit mungkin. Kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin. Maksud dari maksim diatas yaitu agar para peserta pertuturan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Contohnya: “Kapan-kapan main Pak ke rumah saya, tetapi rumah saya jelak seperti gubuk” Dari tuturan diatas dijelaskan bahwa dia mempunyai rumah yang dengan kesederhanaan dan kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian kesantunan seseorang. 5. Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim) Usahakan ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sedikit mungkin. Usahakan kesepakatan antara diri dan lain terjadi sebanyak mungkin. Maksud dari maksim diatas yaitu agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kesepakatan di dalam kegiatan bertutur. Contohnya: Hani : “Nanti malam kita makan bersama ya, Tar!” Tary : “Boleh. Saya tunggu di Bambu Resto ya.” Dari tuturan diatas bahwa antara Hani dan Tary terjadi kesepakatan untuk makan bersama nanti malam. 6. Maksim Simpati (Sympathy Maxim) Kurangilah rasa antipati antara diri dengan lain sekecil mungkin. Tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan lain.[5] Maksud dari maksim diatas yaitu agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.Contohnya: Ani : “Sus, nenekku meninggal.” Susi : “Innalillahiwainnailaihi rojiun. Ikut berduka cita.” Dari tuturan merupakan ucapan simpati dari penutur kepada salah satu temannya yang gagal ujian. 7. Maksim Pertimbangan (Consideration Maxim) Minimalkan rasa tidak senang penutur. Maksimalkan rasa senang penutur.[6] Maksud dari maksim diatas yaitu untuk mempertimbangkan perasaan penutur, jangan sampai ia merasa lebih tidak senang dalam suasana yang tidak menyenangkan. “Selamat atas kemenangan Anda pada lomba yang diikuti oleh artis-artis yang hebat-hebat itu.” Tuturan diatas terdengar lebih santun dari pada hanya “Selamat atas kemenangan anda”.
  • 4. RETORIKA BAHASA Menurut Aristoteles, kualitas persuasi dari retorika bergantung kepada tiga aspek pembuktian, yaitu logika (logos), etika (ethos), dan emosional (pathos). Pembuktian logika berangkat dari argumentasi pembicara atau orator itu sendiri, pembuktian etis dilihat dari bagaimana karakter dari orator terungkap melalui pesan-pesan yang disampaikannya dalam orasi, dan pembuktian emosional dapat dirasakan dari bagaimana transmisi perasaan dari orator mampu tersampaikan kepada khalayaknya. Aristoteles mengutarakan tentang dua konsep pembuktian logis (logical proof), yakni enthymeme dan example (contoh). Enthymeme sendiri adalah semacam silogisme yang belum sempurna. Berikut ini contohnya: Premis mayor : Semua manusia memiliki derajat yang sama Premis minor : Saya adalah manusia Konklusi : Maka saya memiliki derajat yang sama Dalam entymeme, biasanya hanya menggunakan premis “semua manusia memiliki derajat yang sama dengan manusia yang lain…..Saya memiliki derajat yang sama”, tanpa perlu menggunakan premis “saya adalah manusia”. Entymeme ini digunakan dengan tujuan agar khalayak menggunakan kerangka logika tertentu, sehingga mereka semacam diberikan ‘ruang’ untuk menafsirkan premis yang digunakan dalam silogisme yang dimaksud oleh orator tadi. Dengan memberikan ‘ruang’ tadi pada dasarnya khalayak digiring untuk menggunakan cara berpikir yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh orator. Sejauh orasi yang digunakan dapat masuk ke dalam logika khalayak tadi, maka pembuktian logis dari orasi yang dilakukan akan terasa cukup efektif. PIDATO 1. Metode Impromtu Metode Impromtu adalah “Pidato yang dilakukan secara mendadak atau spontan”. 2. Metode Menghafal Metode Menghafal adalah “Pidato dengan membuat atau mempersiapkan sebuah teks pidato terlebih dahulu lalu menghafalnya”. 3. Metode Naskah Metode Naskah adalah “Pidato dengan menggunakan atau membaca teks yang sudah dipersiapkan”. 4. Metode Ekstemporan Metode Ekstemporan adalah “Pidato tanpa membuat persiapan naskah, tetapi hanya menatat hal- hal penting yang akan disampaikan dan urutannya saja”. ALIH WAHANA “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” kutipan dari Pram itu menjadi bukti sahih mengapa banyak karya sastra yang abadi, kemudian kian dikukuhkan keberadaannya pada medium audio-visual.
  • 5. Pada penghujung tahun 2013, novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Hamka di ekranisasi oleh para produser film, setelah sebelumnya ada banyak karya sastra yang telah berubah menjadi film. Ekranisasi merupakan istilah yang akhir-akhir ini semakin familiar dalam kajian sastra di Indonesia. istilah ini berasal dari bahasa Perancis, écran ‘layar’. Pamusuk Eneste mendefinisikannya sebagai pelayarputihan, pemindahan/ pengangkatan sebuah novel (karya sastra) ke dalam film. Sementara itu, Sapardi Djoko Damono mendefinisikan ekranisasi sebagai alih wahana, yaitu pengalihan karya seni dari satu wahana ke wahana lain. Ekranisasi, dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan sebagai pengadaptasian karya sastra (wahana tulis) ke dalam film (wahana audio-visual). Pada Kuliah wawasan ilmu sosial dan budaya, Sapardi Djoko Damono memiliki istilah alih wahana untuk membicarakan transformasi dari satu ke yang lain. Istilah ini hakikatnya memiliki cakupan yang lebih luas dari ekranisasi. Ekranisasai merupakan perubahan ke atau menuju layar putih, sedangkan alih wahana seperti yang dijelaskan Sapardi bisa dari berbagai jenis karya seni ke jenis karya seni lain. Akan tetapi, istilah ini tidak bertentangan dengan makna dan konsep dasar yang dimiliki oleh ekranisasi sebagai proses pengubahan dari satu wahana ke wahana lain. Sebuah karya memang tidak terlepas dari hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis) seperti perdebatan antara Aristoteles dan Plato yang menerangkan kepentingan keberadaan seniman dan sastrawan dizamannya. Plato menyatakan mimesis yang dilakukan oleh seniman dan sastrawan hanya akan menghasilkan khayalan tentang kenyataan dan tetap jauh dari ‘kebenaran’. Sementara Aristoteles menganggap seniman dan sastrawan yang melakukan mimesis tidak semata-mata menjiplak kenyataan, melainkan sebuah proses kreatif untuk menghasilkan kebaruan. Kini pertentangan dan argumentasi mereka menjadi nyata dalam bentuk karya sastra dan kemudian mengalami ‘peniruan’ lagi dalam bentuk alihwahana. Kini ungkapan Aristoteles berbalik dengan pernyataan Plato. Karya sastra yang ada sekarang bukan hanya peniruan dari gambaran kenyataan, kini karya sastra: serius maupun populer, menjadi ‘pedoman’ bagi para pekerja film dalam menelurkan sebuah film yang memburu ide dari sebuah prosa-prosa yang laris terjual.