SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Nama Kelompok :
• Fida Mumtahanah
• Oki Fitriani
• Rahma Dian Pratiwi
• Safira Azzahra
• Shafa Nabila Eka Puteri
Bahasa Indonesia
BAB III
DIKSI DAN GAYA BAHASA
KESEHATAN MASYARAKAT / 1A
Pengertian Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata
yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.
Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi
untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan
dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat.
Contohnya : kata mati, yang bermakna
meninggal, wafat, kembali ke haribaan Tuhan
Syarat-syarat Diksi
1. Ketepatan pemilihan kata
Indikator ketepatan pemilihan kata antara lain :
1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata
yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa
Indonesia
2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif)
tanpa salah penafsiran atau salah makna
3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai
dengan harapan penulis atau pembaca
4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan
Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan
kata yaitu:
1. Denotatif dan konotatif
Konotatif adalah makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif tidak tetap.
Contohnya: kamar kecil mengacu pada kamar
yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti
jamban (konotatif)
Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya.
Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam
mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah
makna denotatif.
2. Kata umum dan kata khusus
Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih
luas atau disebut hipernim.
Kata khusus adalah kata yang cakupan maknanya
lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim.
Contoh
kata umum : melihat
kata khusus :
menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, mel
otot
3. Sinonim, Homofon dan Homograf
• Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang
sama atau mirip
Contoh : muka, paras, wajah, tampang
• Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai
kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun
berbeda
Contoh : Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak)
• Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai
kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan
meknanya berbeda
Contoh : Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah –e
lemah)
4. Abstrak dan Konkret
Kata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca
indra disebut kata konkrit.
Contoh: lemari, kursi, mobil, tampan.
Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap
pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.
Contoh: kebijakan, usulan, khayalan, impian.
Contoh kalimat :
1.Pegawai Negri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen
(kata konkrit)
2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain
bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk)
3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu
tampak.
5. Jargon dan Slang
• Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara
terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok
Contoh : sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter)
• Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang dibentuk
secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil
beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru
Contoh: asoi, mana tahan, meneketehe
6. Perubahan makna
Ada beberapa jenis perubahan makna terdiri dari :
1. Generalisasi
2. Spesialisasi
3. Perubahan Total
4. Ameliorasi
5. Peyorasi
6. Sinestesia
7. Asosiasi
Syarat-syarat Diksi
2. Kesesuaian Kata
Syarat kesesuaian kata, sebagai berikut :
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan
dengan kata tidak baku yang digunkan dalam pergaulan.
Contoh: hakikat (baku) : hakekat (tidak baku)
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat.
Contoh: kencing (kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan)
3. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat.
Contoh: sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar)
4. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.
Contoh: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi
non ilmiah menggunakan kata populer.
Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer)
6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.
Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan
(bahasa tulis)
GAYA BAHASA
Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan kata kiasan dan
perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya
bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam
karya sastra atau dalam berbicara.
Macam-Macam Gaya Bahasa
1. Gaya bahasa penegasan
Gaya bahasa penegasan terdiri dari beberapa jenis antara lain :
1. Inversi adalah gaya bahasa yang berupa susunan kalimat
terbalik dari subjek-predikat menjadi predikat-subjek. Inversi
disebut juga susun balik. Contoh: Indah benar
pemandangannya
2. Retoris adalah gaya bahasa berupa kalimat tanya yang
tidak memerlukan jawaban. Contoh: Bukankah tugas kalian
masih banyak?
3. Koreksio adalah gaya bahasa yang mengoreksi kata-kata
yang dianggap salah dengan kata-kata pembetulannya.
Contoh : dia sedang tidur, oh ternyata sedang di kamar kecil
4. Repetisi adalah gaya bahasa dengan mengulang-ulang kata
atau kelompok kata. Repetisi sering digunakan dalam pidato.
Contoh : kita harus berusaha, kita harus belajar, kita harus
bisa sehingga kita harus pintar.
5. Paralelisme adalah gaya bahasa dengan pengulangan yang
sering dipakai dalam puisi. Paralelisme dapat dibedakan
menjadi dua yaitu anafora dan epifora.
6. Enomerasio adalah gaya bahasa yang menyebutkan
beberapa peristiwa saling berkaitan sehingga membentuk
satu kesatuan. Contoh : Bintang-bintang
gemerlapan, rembulan bersinar, angin berembus sepoi-
sepoi, malam itu indah sekali.
7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengungkapkan
beberapa hal secara berturut-turut semakin memuncak.
Contoh: Sejak detik, menit, jam, dan hari ini saya tidak
merokok lagi.
8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan
beberapa hal secara berturut-turut semakin menurun. Contoh:
Jangankan seribu, seratus, serupiah, bahkan sesen pun aku
tidak membawa uang.
9. Asidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan
beberapa hal sederajat secara berturut-turut tanpa kata
penghubung. Contoh: Baju, celana, kaos, sarung, dan kaos
kaki dicuci semuanya.
10. Polisidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan
beberapa hal sederajat secara berturut-turut dengan kata
penghubung. Contoh: Buku cerita dan sepatu serta tas
dibeli kakak untuk adik.
11. Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata tambahan secara berlebihan. Contoh : Anak-anak
sedang turun ke bawah
12. Tautologi adalah gaya bahasa dengan pengulangan
kata, kelompok kata, atau sinonimnya. Contoh :
Datang, datanglah malam ini juga wahai sahabatku.
13. Praterito adalah gaya bahasa yang menyembunyikan
maksud agar ditebak oleh pembaca atau pedengarnya.
Contoh: Senang sekali bisa diterima kuliah di UGM. Kelak
kalian dapat merasakan sendiri
14. Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat
elips (kalimat tidak lengkap). Contoh : Ayo, tidur!
(maksudnya : ayo, anak-anak tidur!)
15. Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata
atau kelompok kata yang disisipkan untuk menjelaskan
sesuatu. Contoh : Buku ini, yang ku cari selama ini, yang
kudapatkan dari seorang teman.
16. Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata seru. Yang termasuk kata seru di antaranya, yaitu ah,
aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah. Contoh: awas, ada
anjing galak!
Gaya bahasa perbandingan
1. Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau istilah
lain dalam istilah sejajar. Contoh : pikirannya melambung tinggi
(sejajar dengan memikirkan yang hebat-hebat)
2. Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan
simbol (lambang) benda, binatang, atau tumbuhan. Contoh: Lintah
darat harus dibasmi.
3. Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata
(sebutan) tertentu untuk menggantikan nama orang atau
sebaliknya. Contoh: Kartini adalah Srikandi Indonesia.
4. Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan
ungkapan, pribahasa, atau sampiran pantun secara lazim. Contoh :
petugas itu dijadikan kambing hitam.
5. Eufimisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau
kelompok kata penghalus. Contoh: Ia sedang ke kamar belakang
(kamar belakang penghalus dari WC)
6. Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata berlawanan untuk
merendahkan diri. Contoh: Ayo, mampir ke gubuk kami (rumah)
7. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara
berlebihan. Contoh: Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
8. Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata atau
kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain. Contoh: Aku
merasa senang dapat belajar di kota pelajar (Yogyakarta).
9. Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati
seolah-olah benda hidup atau bernyawa. Contoh: Buih laut menjilat pantai.
10. Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang
dimaksud ialah seluruh bagian atau sebaliknya.
Sinekdoke dibagi dua yaitu :
a. Pars Prototo adalah gaya bahasa yang menyatakan sebagian, tetapi
untuk seluruh bagian. Contoh: Setiap kepala harus membayar uang dua
ribu rupiah (setiap kepala : setiap orang)
b. Totem proparte adalah gaya bahasa yang menyatakan seluruh
bagian untuk sebagian. Contoh: Flu burung menyerang Indonesia.
(maksudnya penyakit flu burung menyerang beberapa orang Indonesia)
11. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu
nama barang, tetapi yang dimaksud ialah benda lain. Contoh:
Setiap hari aku minum aqua (maksudnya adalah air minum)
12. Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan
kehidupan manusia dengan alam secara utuh. Contoh:
Keduanya selamatlah sampai di pantai yang dituju.
(maksudnya mencapai kehidupan yang bahagia)
13. Metafora adalah gaya bahasa yang mengunakan kata atau
kelompok kata dengan arti bukan sesungguhnya untuk
membandingkan suatu benda dengan benda lainnya. Contoh :
si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan (jantung hati :
kekasih).
14. Simile adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata
perbandingan antara lain seperti bak umpama, laksana,
bagaikan. Contoh: Wajah kedua orang itu bagaikan pinang
dibelah dua.
Gaya Bahasa Pertentangan
1. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua
pernyataan saling bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh: Hatinya bersedih dihari ulang tahunnya yang meriah ini.
2. Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan
harta dengan arti bertentangan. Contoh: Kaya atau miskin sama
dihadapan Tuhan.
3. Anokronisme adalah gaya bahasa yang pernyataannya tidak
sesuai dengan peristiwa. Contoh: Kerajaan Majapahit runtuh
karena diserang Sriwijaya.
4. Kontradiksio adalah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan. Contoh: Semua pengunjung dilarang masuk
kecuali petugas.
5. Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung
pertentangan, tetapi diberi penjelasan. Contoh: Dulunya ia anak
bandel, tetapi sekarang ia baik.
Gaya Bahasa Sindiran
1. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang halus. Contoh:
Harum benar bau badanmu, sudah dua hari kamu belum
mandi.
2. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh: Aku muak setiap melihat tampangnya.
3. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat
kasar. Contoh: Benar-benar kamu badak.
4. Antifrasis adalah gaya bahasa ironi dengan kata atau
kelompok kata yang berlawanan. Contoh: “Lihatlah si
gendut ini”, ketika si kurus datang.
5. Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan
kenyataan sebenarnya. Contoh: Jangan heran bahwa ia
menjadi kaya karena pelit.
Idiom dan ungkapan indiomatis
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya, misalnya gulung tikar, adu
domba, muka tembok, tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi
tikar gulung, domba adu, tembok muka karena tiga kelompok kata
yang terakhir bukan idiom.
Kedua contoh kata dibawah ini belum idiomatik.
1. Polisi bertemu maling
2. Berita selengkapnya dibacakan Tiara Indrian.
Seharusnya:
1. Polisi bertemu dengan maling
2. Berita selengkapnya dibacakan oleh Tiara Indrian.
Jadi, dalam hal pemakaian kata ada kalanya kita perlu memperhatikan
kata berpasangan karena kedua kata itu secara bersama dapat
menciptakan ungkapan indiomatik
  Terima Kasih  

More Related Content

What's hot

Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaSofyan Argi
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4Wahyuda5
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiaElvarinna Permata
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuLinda Rosita
 
Hakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa IndonesiaHakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa Indonesia1231011994
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAPPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAHanifa Zulfitri
 

What's hot (20)

Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Kaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaanKaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaan
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Hakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa IndonesiaHakikat Bahasa Indonesia
Hakikat Bahasa Indonesia
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAPPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
 

Similar to Diksi dan Gaya Bahasa

Macam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasaMacam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasaRizka Jayusman
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugipipit rantika
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation biwachid870
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)qxxqfdqqxh
 
Ringkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraRingkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraKhoirun Nif'an
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis MajasKhoirun Nif'an
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majasLinda Lidya
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIAZURYATI1
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Risa Octaviani
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxZukét Printing
 

Similar to Diksi dan Gaya Bahasa (20)

Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Macam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasaMacam macam-majas-gaya-bahasa
Macam macam-majas-gaya-bahasa
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation bi
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
63 macam majas
63 macam majas63 macam majas
63 macam majas
 
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
PPT PILIHAN KATA ATAU DIKSI (BAHASA INDONESIA)
 
Ringkasan teori sastra
Ringkasan teori sastraRingkasan teori sastra
Ringkasan teori sastra
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa IndonesiaGaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa Indonesia
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majas
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Makalah kalimat
Makalah   kalimatMakalah   kalimat
Makalah kalimat
 

More from Oki16

Kesehatan maternal
Kesehatan maternalKesehatan maternal
Kesehatan maternalOki16
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
MigrasiOki16
 
Pandangan Hidup
Pandangan HidupPandangan Hidup
Pandangan HidupOki16
 
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan FiskalPengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan FiskalOki16
 
DBD/DHF
DBD/DHFDBD/DHF
DBD/DHFOki16
 
Perkembangan manusia
Perkembangan manusiaPerkembangan manusia
Perkembangan manusiaOki16
 

More from Oki16 (6)

Kesehatan maternal
Kesehatan maternalKesehatan maternal
Kesehatan maternal
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Pandangan Hidup
Pandangan HidupPandangan Hidup
Pandangan Hidup
 
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan FiskalPengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
Pengantar ilmu ekonomi - Kebijakan Fiskal
 
DBD/DHF
DBD/DHFDBD/DHF
DBD/DHF
 
Perkembangan manusia
Perkembangan manusiaPerkembangan manusia
Perkembangan manusia
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Diksi dan Gaya Bahasa

  • 1. Nama Kelompok : • Fida Mumtahanah • Oki Fitriani • Rahma Dian Pratiwi • Safira Azzahra • Shafa Nabila Eka Puteri Bahasa Indonesia BAB III DIKSI DAN GAYA BAHASA KESEHATAN MASYARAKAT / 1A
  • 2. Pengertian Diksi Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat. Contohnya : kata mati, yang bermakna meninggal, wafat, kembali ke haribaan Tuhan
  • 3. Syarat-syarat Diksi 1. Ketepatan pemilihan kata Indikator ketepatan pemilihan kata antara lain : 1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia 2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna 3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca 4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan
  • 4. Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan kata yaitu: 1. Denotatif dan konotatif Konotatif adalah makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif tidak tetap. Contohnya: kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti jamban (konotatif) Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya. Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
  • 5. 2. Kata umum dan kata khusus Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih luas atau disebut hipernim. Kata khusus adalah kata yang cakupan maknanya lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim. Contoh kata umum : melihat kata khusus : menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, mel otot
  • 6. 3. Sinonim, Homofon dan Homograf • Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip Contoh : muka, paras, wajah, tampang • Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun berbeda Contoh : Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak) • Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan meknanya berbeda Contoh : Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah –e lemah)
  • 7. 4. Abstrak dan Konkret Kata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca indra disebut kata konkrit. Contoh: lemari, kursi, mobil, tampan. Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak. Contoh: kebijakan, usulan, khayalan, impian. Contoh kalimat : 1.Pegawai Negri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen (kata konkrit) 2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk) 3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.
  • 8. 5. Jargon dan Slang • Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok Contoh : sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter) • Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru Contoh: asoi, mana tahan, meneketehe
  • 9. 6. Perubahan makna Ada beberapa jenis perubahan makna terdiri dari : 1. Generalisasi 2. Spesialisasi 3. Perubahan Total 4. Ameliorasi 5. Peyorasi 6. Sinestesia 7. Asosiasi
  • 10. Syarat-syarat Diksi 2. Kesesuaian Kata Syarat kesesuaian kata, sebagai berikut : 1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan dengan kata tidak baku yang digunkan dalam pergaulan. Contoh: hakikat (baku) : hakekat (tidak baku) 2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat. Contoh: kencing (kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan) 3. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat. Contoh: sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar) 4. Menggunakan kata dengan suasana tertentu. Contoh: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak 5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non ilmiah menggunakan kata populer. Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer) 6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis. Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan (bahasa tulis)
  • 11. GAYA BAHASA Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara.
  • 12. Macam-Macam Gaya Bahasa 1. Gaya bahasa penegasan Gaya bahasa penegasan terdiri dari beberapa jenis antara lain : 1. Inversi adalah gaya bahasa yang berupa susunan kalimat terbalik dari subjek-predikat menjadi predikat-subjek. Inversi disebut juga susun balik. Contoh: Indah benar pemandangannya 2. Retoris adalah gaya bahasa berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contoh: Bukankah tugas kalian masih banyak? 3. Koreksio adalah gaya bahasa yang mengoreksi kata-kata yang dianggap salah dengan kata-kata pembetulannya. Contoh : dia sedang tidur, oh ternyata sedang di kamar kecil 4. Repetisi adalah gaya bahasa dengan mengulang-ulang kata atau kelompok kata. Repetisi sering digunakan dalam pidato. Contoh : kita harus berusaha, kita harus belajar, kita harus bisa sehingga kita harus pintar.
  • 13. 5. Paralelisme adalah gaya bahasa dengan pengulangan yang sering dipakai dalam puisi. Paralelisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu anafora dan epifora. 6. Enomerasio adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa peristiwa saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan. Contoh : Bintang-bintang gemerlapan, rembulan bersinar, angin berembus sepoi- sepoi, malam itu indah sekali. 7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengungkapkan beberapa hal secara berturut-turut semakin memuncak. Contoh: Sejak detik, menit, jam, dan hari ini saya tidak merokok lagi. 8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut semakin menurun. Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah, bahkan sesen pun aku tidak membawa uang.
  • 14. 9. Asidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut tanpa kata penghubung. Contoh: Baju, celana, kaos, sarung, dan kaos kaki dicuci semuanya. 10. Polisidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut dengan kata penghubung. Contoh: Buku cerita dan sepatu serta tas dibeli kakak untuk adik. 11. Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tambahan secara berlebihan. Contoh : Anak-anak sedang turun ke bawah 12. Tautologi adalah gaya bahasa dengan pengulangan kata, kelompok kata, atau sinonimnya. Contoh : Datang, datanglah malam ini juga wahai sahabatku.
  • 15. 13. Praterito adalah gaya bahasa yang menyembunyikan maksud agar ditebak oleh pembaca atau pedengarnya. Contoh: Senang sekali bisa diterima kuliah di UGM. Kelak kalian dapat merasakan sendiri 14. Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips (kalimat tidak lengkap). Contoh : Ayo, tidur! (maksudnya : ayo, anak-anak tidur!) 15. Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata yang disisipkan untuk menjelaskan sesuatu. Contoh : Buku ini, yang ku cari selama ini, yang kudapatkan dari seorang teman. 16. Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata seru. Yang termasuk kata seru di antaranya, yaitu ah, aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah. Contoh: awas, ada anjing galak!
  • 16. Gaya bahasa perbandingan 1. Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau istilah lain dalam istilah sejajar. Contoh : pikirannya melambung tinggi (sejajar dengan memikirkan yang hebat-hebat) 2. Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol (lambang) benda, binatang, atau tumbuhan. Contoh: Lintah darat harus dibasmi. 3. Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata (sebutan) tertentu untuk menggantikan nama orang atau sebaliknya. Contoh: Kartini adalah Srikandi Indonesia. 4. Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan, pribahasa, atau sampiran pantun secara lazim. Contoh : petugas itu dijadikan kambing hitam. 5. Eufimisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata penghalus. Contoh: Ia sedang ke kamar belakang (kamar belakang penghalus dari WC)
  • 17. 6. Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata berlawanan untuk merendahkan diri. Contoh: Ayo, mampir ke gubuk kami (rumah) 7. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Contoh: Tawanya menggelegar hingga membelah bumi. 8. Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata atau kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain. Contoh: Aku merasa senang dapat belajar di kota pelajar (Yogyakarta). 9. Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah benda hidup atau bernyawa. Contoh: Buih laut menjilat pantai. 10. Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud ialah seluruh bagian atau sebaliknya. Sinekdoke dibagi dua yaitu : a. Pars Prototo adalah gaya bahasa yang menyatakan sebagian, tetapi untuk seluruh bagian. Contoh: Setiap kepala harus membayar uang dua ribu rupiah (setiap kepala : setiap orang) b. Totem proparte adalah gaya bahasa yang menyatakan seluruh bagian untuk sebagian. Contoh: Flu burung menyerang Indonesia. (maksudnya penyakit flu burung menyerang beberapa orang Indonesia)
  • 18. 11. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu nama barang, tetapi yang dimaksud ialah benda lain. Contoh: Setiap hari aku minum aqua (maksudnya adalah air minum) 12. Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam secara utuh. Contoh: Keduanya selamatlah sampai di pantai yang dituju. (maksudnya mencapai kehidupan yang bahagia) 13. Metafora adalah gaya bahasa yang mengunakan kata atau kelompok kata dengan arti bukan sesungguhnya untuk membandingkan suatu benda dengan benda lainnya. Contoh : si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan (jantung hati : kekasih). 14. Simile adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata perbandingan antara lain seperti bak umpama, laksana, bagaikan. Contoh: Wajah kedua orang itu bagaikan pinang dibelah dua.
  • 19. Gaya Bahasa Pertentangan 1. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua pernyataan saling bertentangan, tetapi mengandung kebenaran. Contoh: Hatinya bersedih dihari ulang tahunnya yang meriah ini. 2. Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan harta dengan arti bertentangan. Contoh: Kaya atau miskin sama dihadapan Tuhan. 3. Anokronisme adalah gaya bahasa yang pernyataannya tidak sesuai dengan peristiwa. Contoh: Kerajaan Majapahit runtuh karena diserang Sriwijaya. 4. Kontradiksio adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan. Contoh: Semua pengunjung dilarang masuk kecuali petugas. 5. Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, tetapi diberi penjelasan. Contoh: Dulunya ia anak bandel, tetapi sekarang ia baik.
  • 20. Gaya Bahasa Sindiran 1. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang halus. Contoh: Harum benar bau badanmu, sudah dua hari kamu belum mandi. 2. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar. Contoh: Aku muak setiap melihat tampangnya. 3. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar. Contoh: Benar-benar kamu badak. 4. Antifrasis adalah gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata yang berlawanan. Contoh: “Lihatlah si gendut ini”, ketika si kurus datang. 5. Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh: Jangan heran bahwa ia menjadi kaya karena pelit.
  • 21. Idiom dan ungkapan indiomatis Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya, misalnya gulung tikar, adu domba, muka tembok, tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi tikar gulung, domba adu, tembok muka karena tiga kelompok kata yang terakhir bukan idiom. Kedua contoh kata dibawah ini belum idiomatik. 1. Polisi bertemu maling 2. Berita selengkapnya dibacakan Tiara Indrian. Seharusnya: 1. Polisi bertemu dengan maling 2. Berita selengkapnya dibacakan oleh Tiara Indrian. Jadi, dalam hal pemakaian kata ada kalanya kita perlu memperhatikan kata berpasangan karena kedua kata itu secara bersama dapat menciptakan ungkapan indiomatik
  • 22.   Terima Kasih  