Tata cara penyelenggaraan jenazah menurut Islam meliputi empat hal wajib yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan menguburkan jenazah. Proses memandikan meliputi membersihkan tubuh dari kotoran, membersihkan mulut dan rambut, serta meratakan air ke seluruh tubuh sebanyak 3-5 kali. Jenazah kemudian dikeringkan dan dikafani dengan satu lapisan kain putih. Sholat jenazah dilakukan den
3. TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH
Kewajiban kaum muslimin terhadap jenazah
ada empat yaitu memandikan, mengkafani,
mensholatkan dan mengkuburkan. Adapun
hukumnya adalah fardhu kifayah.
1. Memandikan mayat
- Syarat jenazah yang harus dimandikan:
Mayat itu orang Islam.
Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
Jenazah itu bukan mati sahid.
4. - Cara memandikan mayat:
Mayat diletakkan pada tempat yang tinggi seperti balai-balai atau ranjang dan
ditempatkan yang sunyi, tidak banyak orang masuk atau keluar.
Siapkan air secukupnya. Disunahkan air dicampur dengan daun bidara atau suatu
yang dapat menghilangkan daki seperti sabun. Sebagian air dicampur kapur barus
untuk digunakan pada siraman terakhir.
Mayat diberi pakaian mandi yang tertutup auratnya sejauh tidak menyulitkan orang
yang memandikan.
Mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya serta kotoran-kotoran dibagian tubuh
yang lain dengan cara yang halus dan sopan.
Membersikan mulut dan giginya,barulah dibasuh kepalanya seraya disisir rambut
dan jenggotnys jiks sds lslu di bsringksn ke sebelah kiri untuk dibasuh kanannya,
sesudah itu baringkan ke sebelah kanan untuk dibasuh sebelah kirinya.
Serangkaian pekerjaan tersebut dihitung satu kali basuhan dan dipandang cukup,
namun disunnahkan tiga kali atau lima kali.
Meratakan air keseluruhan badan jenazah dari atas kepala sampai ke kaki.
Mewujudkan jenazah.
Dikeringkan dengan kain handuk.
5. - Orang yang berhak memandikan mayat
Suami atau istri mayat dan mahramnya.
Bila mahramnya tidak ada, maka bisa
diserahkan kepada orang yang mengerti
dan dipercaya.
Jenis kelaminnya sejenis dan jika tidak ada
mahramnya atau yang sejenisnya dengan si
mayat maka boleh ditayamumkan.
6. 2. MENGKAFANI MAYAT
Syarat mengkafani mayat
Sekurang-kurangnya satu lapis yang menutup
seluruh tubuhnya.
Mengkafaninya sesudah dimandikan.
Diutamakan berwarna putih. Bagi laki-laki
disunahkan tiga lapis yang terdiri dari kain sarung
dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
Sedangkan bagi perempuan disunahkan lima lapis
yaitu: kain basahan (kain bawah), selembar
kerudung (tutup kepala), selembar baju kurung dan
tiga lapis yang menutup seluruh tubuh.
7. Cara mengkafani mayat
Jika mayatnya laki-laki, dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan
di atas tiap-tiap lapis itu harum-haruman seperti kapur barus dan
semacamnya, lalu mayat diletakkan di atasnya, sesudah diberi kapur
barus dan sebagainya kedua tangannya disedekapkan seperti
sholat, kemudian kain dibungkuskan lapis demi lapis pada bagian
kaki, perut dan kepala diberi ikat (tali) dari kain putih.
Jika mayatnya perempuan, dilakukan seperti tersebut diatas hanya
pada tubuh mayat dipakaikan kain basahan (kain bawah), baju dan
tutup kepala (kerudung). Khusus bagi orang yang meninggal dalam
keadaan ihrom haji atau umroh tidak boleh diberi harum-haruman
atau tutup kepala.
Yang wajib menanggung kafan, diambil dari harta si mayat. Bila tidak
meninggalkan harta warisan maka dibebankan kepada orang yang
memelihara sewaktu hidup. Apabila mayat tidak ada yang
menanggung maka diambilkan dari baitul mal.
8. 3. Mensholatkan mayat
Sholat jenazah ialah sholat yang dikerjakan
sebanyak 4 takbir dalam rangka mendo’akan orang
muslim yang meninggal. Apabila jenazahnya laki-
laki imam hendaknya berdiri di depan kepalanya,
dan apabila jenazahnya perempuan hendaknya
imam menghadap setengan perut stsu
punggungnya.
9. 4. Menguburkan Mayat
--Cara menguburkan mayat--
Membuat liang lahat yang tidak bisa di bongkar oleh
binatang buas atau dapat menimbulkan bau busuk.
Jenazah dimasukkan kedalam liang lahat dengan posisi
miring kekanan dan menghadap kiblat.
Tali-tali kain kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki
ditempatkan pada tanah.
Setelah ditutup dengan bamboo atau papan kayu di
atasnya ditimbun dengan tanah sampai rata.
Mendo’akan dan memohon ampun kepada jenazah