2. Penyelenggaraan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimah dengan cara: memandikan. mengafani, menyalatkan, dan
menguburkannya. Hukum melaksanakan pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimah dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi
orang-orang Islam yang masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada
seorang pun yang mengerjakannya.
Pengertian
4. Syarat syarat jenazah yang wajib dimandikan adalah:
a) Beragama Islam.
b) Didapati potongan tubuhnya walaupun sedikit.
c) Bukan mati Syahid (Mati dalam peperangan untuk membela agama Islam)
Ketentuan dalam memandikan jenazah adalah jika jenazah yang hendak dimandikan
adalah perempuan yang sudah dewasa, maka yang memandikan nya harus
perempuan juga, atau boleh juga suaminya atau mahramnya. Begitupun sebaliknya
untuk jenazah laki-laki.
Air yang digunakan untuk memandikan jenazah hendaknya air yang suci dan Sucikan.
Sebaiknya air terakhir yang digunakan untuk memandikan jenazah dicampur dengan
sedikit kapur Barus atau harum-haruman.
Memandikan Jenazah
5. Tata cara memandikan jenazah adalah sebagai berikut:
a. Jenazah dibaringkan di tempat yang tinggi
b. Jenazah dimandikan di tempat tertutup.
c. Ketika dimandikan, jenazah hendaknya dipakaikan kain basah (sebaiknya kain sarung)
Agar auratnya tidak mudah terbuka.
d. Jenazah dibersihkan dari najis yang melekat di tubuhnya atau yang mungkin keluar dari
duburnya (setelah perutnya ditekan) dengan menggunakan air dan sabun mandi. Sesudah
itu dubur jenazah dibersihkan hingga bersih dengan tangan kiri yang memakai sarung
tangan. Kemudian sarung tangan yang dikenakan diganti dengan sarung tangan bersih
dan dengan menggunakan anak jari tangan kiri yang sudah memakai sarung tangan, gigi
dan mulut jenazah dibersihkan.
e. Setelahnya selama tubuh jenazah Dari rambut kepala sampai telapak kaki menggunakan
air dan sabun mandi. Ketika memandikan jenazah Disunnahkan mendahulukan bagian
badan jenazah sebelah kanan, baru kemudian bagian badannya sebelah kiri. Juga
Disunnahkan jenazah dimandikan tiga kali atau lima kali.
f. kemudian dirapikan rambutnya serta Diwudhukan sebagaimana wudhu biasa. Kemudian
badanya dikeringkan dengan memakai handuk. Selesailah tahapan memandikan jenazah.
6. Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Kain kafan
diperoleh dengan cara yang halal, yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah,
jika ia meninggalkan harta.
Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan kain kafan
adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah di masa
hidupnya). Kalau keluarga terdekatnya tidak ada/tidak mampu, maka untuk membeli
kain kafan itu diambilkan dan baitul mal. Jika baitul mal tidak ada, maka yang wajib
menyediakan kain kafan bagi jenazah tersebut adalah orang Islam yang mampu.
Mengkafani Jenazah
8. Ketentuan dalam mengkafani jenazah adalah:
a. Jenazah laki-laki atau wanita minimal dibungkus dengan selapis kain kafan yang dapat
melapisi atau menutupi seluruh tubuhnya. Namun, sebaiknya untuk jenazah laki-laki dibungkus
oleh tiga lapis kain kafan yang tiap lapisnya dapat menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan untuk
wanita sebaiknya dilapisi dengan lima lembar kain kafan yaitu: kain basahan (kain mandi), baju,
tutup kepala, kerudung (cadar) dan kain kafan yang dapat menutupi seluruh tubuhnya.
b. Cara memakaikan kain kafan
• Mula-mula hamparkan selembar tikar di atas lantai. Lalu bentangkan 4 utas tali di atasnya,
kira-kira letaknya di tempat kepala, tangan, lutut, dan mata kaki jenazah yang hendak dikafanı.
• Hamparkan di atas tikar tersebut kain kafan yang sudah disiapkan sehelai-sehelai dan setiap
helainya diberi harum-haruman.
• Jenazah hendaknya diolesi kapur barus halus, kemudian diletakkan di atas hamparan kain
kafan yang telah disediakan. Kedua tangan jenazah diletakkan di atas dadanya, tangan kanan di
atas tangan kiri atau dibolehkan juga kedua tangannya diluruskan ke bawah. Tempelkan kapas
secukupnya pada bagian muka jenazah, pusarnya, kelaminnya, dan duburnya.
• Setelah itu seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan sampai rapi, lalu diikat dengan
empat utas tali yang sudah disiapkan yaitu di bagian atas kepala, lengan, lutut, dan mata
kakinya.
9. 1. Membaca niat dalam hati
• Niat sholat jenazah laki-laki
ىَّلَصُأ
ىَلَع
ْ
ِهِذَه
ْ
ِةَتِِّيَمْال
َْعَب ْرَأ
اتَيرِبْكَت
ُْض ْرَف
ْ
ِةَيَافِك
إمام
ْ
وماُمْأَم
هلل
ىَلاَعَت
Ushallii 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiratin fardhu kifaayati imaaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa
Artinya : "Aku berniat shalat untuk mayat (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah (sebagai)
imam/makmum karena Allah Ta'ala."
• Niat sholat jenazah perempuan
ىَّلَصُأ
ىَلَع
َذاه
ِّتِيَمْال
َْعَب ْرَأ
اتَيرِبْكَت
ُْض ْرَف
ْ
ِةَيَافِك
إماما / ْ
وماُمْأَم
هلل
ىَلاَعَت
Artinya : "Aku berniat shalat untuk mayat (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah (sebagai)
imam/makmum karena Allah Ta'ala."
2. Takbir
3. Membaca Surat Al-Fatihah
4.Lanjut takbir kedua dan membaca shalawat kepada Nabi SAW
Menyolatkan Jenazah
10. 5. Mendoakan Jenazah ketika takbir ke 3
ْ
َّمُهللَا
ْ
ُهَل ْرِفْغا
ْ
ُهْمَح ْار َو
ْ
ِهِفاَع َو
ُْْفعا َو
ْ
ُهْنَع
Artinya: "Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia."
6. Membaca Doa Setelah Takbir ke-4
ْ
َّمُهالل
َْ
ل
َانْم ِ
رْحَت
ْ
ُه َرْجَا
ْ
َل َو
اَّنِتْفَت
ْ
ُهَدْعَب
ْْرِفْغا َو
َانَل
ْ
ُهَل َو
Artinya: "Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami dan janganlah
Engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya, dan ampunilah kami dan dia."
7.Mengucap Salam
ْ
ُمَالَّسال
ْ
ْمُكْيَلَع
ْ
ُةَمْحَر َو
ْ
ِللا
ْ
ُهُتاَكَرَب َو
"Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan dari Allah tercurah atas kalian."
11. Jenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani dan dishalatkan Hukum penguburan jenazah
orang muslim (muslimah) adalah fardu kifayah. Penguburan jenazah sebaiknya dilaksanakan
dengan segera.
Sebelum dan sesudah jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, sebaiknya lakukan
perbuatan-perbuatan berikut :
a) Perwakilan keluarga jenazah memberi sambutan (pidato). Isi sambutannya berupa
permohonan kepada orang-orang yang bertakziah agar mereka bersedia memaafkan
kesalahan-kesalahan almarhum/almarhumah semasa hidupnya dan melunaskan hutang.
b) jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman. Orang-orang Islam (muslimin) yang
bertakziah hendaknya ikut mengantar jenazah ke tempat pemakaman.
c) Pada waktu mengantar jenazah, hendaknya bersikap khusuk dan tawaduk, sambil
mengingat-ingat tentang kehidupan yang akan dialami oleh jenazah di alam kubur dan akhirat.
Orang-orang yang mengantar jenazah dilarang meratap dan berteriak-teriak. Insya Allah jika
mengantar jenazah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah maka orang yang mengantar
jenazah itu akan mendapat pahala yang besar dari Allah SWT.
Menguburkan Jenazah
13. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang lubang kubur dan tata cara penguburan :
1. Lubang Kubur
Lubang kubur dibuat memanjang, dari arah utara ke arah selatan. Panjangnya lubang kubur
disesuaikan dengan tingginya jenazah. Dalamnya harus cukup sehingga bau busuk mayat tidak
tercium ke luar atau binatang buas pun tidak akan mampu membongkarnya.
2. Setelah sampai di makam, jenazah diletakkan di pinggir atas lubang kubur sebelah kiblat,
sejajar dengan lubang kubur. Kemudian tiga laki-laki muslim (keluarga dekat jenazah) turun ke
lubang kubur, dan tiga lainnya berdiri di atas menghadap jenazah. Tiga laki-laki yang berdiri
menghadap jenazah, mengangkat jenazah tersebut dan menyerahkannya kepada tiga laki-laki
yang berdiri di lubang kubur. Jenazah diletakkan dengan hati-hati di lubang lahat dengan
posisi miring, kepala di sebelah utara, kaki menjulur ke selatan menghadap kiblat. Ketika
jenazah dimasukkan ke dalam lubang kubur disunnahkan membaca:
بسم
ْ
ِللا
َْو
ىَلَع
ْ
ِةَّلِم
ِْلوُس َر
ْ
ِللا
Artinya: "Dengan nama Allah dan atas nama agama Rasulullah
Keempat utas tali yang mengikat jenazah dilepas, dan kain kafan yang menutup mukanya
disingkapkan, sehingga muka jenazah dapat mencium tanah. Setelah jenazah sudah diletakkan
di liang lahat, jenazah ditutup dengan papan atau bambu, lalu ditimbun tanah.