1. Assalamualaikum.wr.wb
KAMI AKAN MENYAMPAIKAN HASIL DISKUSI
KAMI YAITU PENYELENGGARAAN JENAZAH
Kelompok : 4
Anggota :
1.Dhea Gustria (02)
2.Anggun Ratna Sari (14)
3.Ervando Zaindy (18)
4.Vina Romandini(22)
3. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan dishalatkan terlebih dahulu
sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang
muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada
seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah
kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang perlu diperhatikan
yaitu:
A. Orang yang berhak memandikan jenazah.
1. Jika mayyit telah mewasiatkan kepada seseorang untuk memandikannya, maka orang itulah yang
berhak.
2. Jika mayyit tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya atau kakeknya atau anak laki-
lakinya atau cucu-cucunya
yang laki-laki (kalau mayatnya laki-laki, kalau perempuan maka dari jenis putri).
3. Jika tidak ada yang mampu, keluarga mayyit boleh menunjuk orang yang amanah lagi terpercaya
buat mengurusnya.
4. B. Tempat memandikan mayyit harus tertutup baik dinding maupun atapnya.
C. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 2 orang dari keluarganya.
D. Perlengkapan bagi yang memandikan jenazah.
1. Penutup hidung.
2. Memakai pelindung tubuh agar tidak terkena kotoran-kotoran seperti sisa air perasan daun bidara dan kapur barus.
3. Sarung tangan.
4. Sepatu bot berlaras tinggi.
E. Menyediakan perasan daun bidara
F. Menyediakan air dan kapur barus.
G. Sebelum memandikan jenazah.
1. Menutup aurat simayyit dengan handuk besar mulai pusar sampai dengan lututnya (laki-laki dan perempuan sama) .
2. Melepas pakaian yang masih melekat ditubuhnya.
Pakaian :
a) Dimulai dari lengan sebelah kanan kearah kiri
b) Selanjutnya dari lobang baju (krah) kebawah
c) Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dari bawah handuk penutup auratnya. (ini kalau mayyit
mengenakan gamis atau baju panjang, kalau hanya kemeja cukup buka kancingnya).
5. Pakaian belakang mayyit :
Tubuh mayyit dibalik ke sebelah kiri, pakaian digeser kekiri.
Setelah itu dibalikkan lagi kekanan
3. Menggunting kuku tangan dan kaki kalau panjang .
4. Mencukur bulu ketiak, kalau tidak lebat dicabut saja.
5. Merapikan kumis.
6. Membersihkan hidung dan mulut serta menutupnya dengan kapas ketika dimandikan lalu dibuang
setelah selesai
Cara memandikan
1. Niat karena Allah ta’ala.
2. Melepaskan segala pakaian yang melekat di badan jenazah dan menggantinya dengan kain yang
menutup aurat.
3. Melepaskan perhiasan dan gigi palsunya jika memungkinkan.
4. Membersihkan rongga mulutnya, kuku- kukunya dan seluruh tubuhnya dari kotoran dan najis.
Memulai memandikan dengan membersihkan anggota wudu’nya, dengan mendahulukan yang
kanan dan
menyiramnya sampai rata tiga, lima,tujuh kali atau sesuai dengan kebutuhan dengan membaca
niat
6. Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :
ُْتي ََون
َلْسُغْال
ِتِيَمْاالَذَهِل
ِهلل
َت
َللََع
Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :
َتِيَمْال ِهِذَهِل َلْسُغْال ُْتي ََون
ِهلل ِة
َللََعَت
6.Jenazah dimiringkan ke kiri kemudian bagian kanan badan disiram dengan air, dan selanjutnya
dimiringkan
ke kanan dan bagian kiri badan disiram dengan air, siramlah dengan bilangan ganjil.
7. 7. Pada waktu jenazah disiram dengan air, badannya di gosok-gosok guna menghilangkan najis/
kotoran sekaligus untuk meratakan air ke seluruh tubuh, perutnya di urut dengan pelan atau
badannya di bungkukkan sedikit supaya gas dan kotoran yang ada dalam perutnya keluar, dan
tempat keluar kotoran tersebut disiram dengan air yang harum dengan memakai sarung tangan.
8. Siram kepala dan wajahnya dengan perasan daun bidara dengan buihnya dulu, Basuh tubuh
bagian kanan dari pundak ketelapak kaki sebelah kanan terus kearah kiri. Ulangi sekali lagi.
9. Menyiram dengan air kapur barus
Setelah itu jenazahnya diwudukkan .
Lafaz niat mewudukkan jenazah lelaki :
ْاالَذَهِل َء ْوُض ُوْال ُْتي ََون
ِتِيَم
َللََعَت ِهلل
Lafaz niat mewudukkan jenazah perempuan :
ْال ِهِذَهِل َء ْوُض ُوْال ُْتي ََون
لََعَت ِهلل ِةَتِيَم
َل
10. Mengeringkan badan jenazah dengan handuk dan berilah wangi-wangian. Bagi jenazah yang
berambut panjang hendaklah dikepang rambutnya jika memungkinkan.
Wajib berwudhu bagi yang memandikan dan dianjurkan mandi setelah selesai.
8. Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi
tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid
adalah fardhu kifayah.
Persiapan dan perlengkapan yang akan dilakukan untuk mengkafani jenazah adalah :
1.Kain untuk mengkafani secukupnya dan diutamakan yang berwarna putih.
2.Kain kafan untuk jenazah laki- laki terdiri dari tiga lembar, sedangkan kain kafan untuk jenazah
perempuan terdiri dari lima lembar kain, yaitu : kain basahan, baju kurung, kerudung dan dua lembar
kain penutup.
3.Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
a. Tali sejumlah 3, 5, 7, atau 9 antara lain untuk ujung kepala, leher, pinggang/ pada lengan tangan,
perut, lutut, pergelangan kaki dan ujungkaki.
b. Kapas secukupnya.
c. Kapur barus atau pewangi secukupnya.
d. Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya di atas tali-tali yang telah disediakan.
9. e. Untuk jenazah perempuan, aturlah kerudung/ mukena, baju dan kain basahan sesuai dengan letaknya.
Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mayat laki-laki
a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas serta setiap
lapisan diberi kapur barus.
b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan memanjang
lalu ditaburi wangi-wangian.
c. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang mungkin masih
mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri.
Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi selembar dengan cara yang lembut.
f. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan tiga atau lima ikatan.
g. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka tutuplah bagian kepalanya
dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika
seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
saja yang ada.
10. 2. Untuk mayat perempuan
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang terdiri dari:
a. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
b. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
c. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
d. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
e. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:
1. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib.
Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan
sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
2. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4. Pakaikan sarung.
5. Pakaikan baju kurung.
11. 6. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7. Pakaikan kerudung.
8. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu
digulungkan kedalam.
9. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan
Menyalatkan jenazah
Dalam mensalatkan jenazah, terdapat beberapa perbedaan dengan salat- salat pada umumnya karena ada
rukun yang sama dan adapula yang berbeda dengan rukun salat pada umumnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat jenazah, yaitu:
a. Jenazah diletakkan di arah kiblat( di depan imam apabila berjama’ah atau di depan orang yang
mensalatkannya apabila sendiri). Posisi jenazah, kepalanya sebelah kanan dan kaki sebelah kiri imam.
b. Pada jenazah laki- laki imamnya berdiri sejajar dengan dada jenazah, sedangkan apabila jenazahnya
perempuan, maka imam berdiri sejajar dengan pinggang jenazah.
c. Setelah jama’ah salat jenazah siap untuk melaksanakan salat jenazah tersebut, kemudian berniatlah di
dalam hati untuk melaksanakan salat jenazah.
12. 1. Niat, Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak dianggap sah kalau tidak diniatkan.
Dan niatnya adalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
2. Berdiri bagi yang kuasa tanpa rukuk dan sujud.
3. Takbir empat kali dengan urutan sebagai berikut :
Setelah berniat sebagaimana tersebut di atas, lalu bertakbir dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan
kedua telinga atau sejajar kedua bahu dan diletakkan di dada.
• Sesudah takbir pertama, dibaca surat Al- Fatihah.
• Sesudah takbir kedua, dibaca salawat atas nabi.
• Sesudah takbir ketiga, dibaca do’a. Antara lain do’a yang dibaca Rasulullah Saw sebagaimana hadis
riwayat Muslim dan Nasa’i dari Auf bin Malik, Rasulullah membaca :
13. 4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
7. Doa Setelah Takbir Keempat
8. Salam
MENGUBURKAN JENAZAH
Kewajiban yang ke empat terhadap jenazah ialah menguburkannya. hukum menguburkan jenazah adalah
fardu kipayah atas orang yang masih hidup. Dalamnya kuburan sekurang kurangnya kira-kira tidak
tercium bau busuk mayat itu dari atas kubur dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas,sebab
maksud menguburkan mayat ialah untuk menjaga kehormatan mayat itu dan menjaga kesehatan orang-
orang yang ada di sekitar tempat itu.Sedangkan waktu penguburan secara normal dapat dilakukan pada
siang hari
14. Tata cara menguburkan jenazah antara lain adalah :
1.Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
2. Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan
lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah
kiblat.
3. Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah mengucapkan: “BISMILLAHI WA ‘ALA
MILLATI RASULILLAHI (Dengan menyebut Asma Allah dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam).” ketika menurunkan jenazah ke lubang kubur. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam.
4. Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang
menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan
kain ihram sebagaimana yang telah dijelaskan.
5. Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang
menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan
kain ihram sebagaimana yang telah dijelaskan.
6. Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus
untuk menguatkannya.
7. Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam liang kubur setelah jenazah
diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu
ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.
15. 8.Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar tidak dilanggar kehormatannya, dibuat
gundukan seperti punuk unta, demikianlah bentuk makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam .
9. Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki air, berdasarkan tuntunan
sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam (dalam masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan
lihat “Irwa’ul Ghalil” II/206). Lalu diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah dikenali.
10. Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam menjawab pertanyaan dua malaikat
yang disebut dengan fitnah kubur). Karena ketika itu ruhnya dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya. Maka
disunnahkan agar setelah selesai menguburkannya orang-orang itu berhenti sebentar untuk mendoakan kebaikan
bagi si mayit (dan doa ini tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!). Sesungguhnya mayit bisa
mendapatkan manfaat dari doa mereka.
Hikmah Yang Dapat Diambil
1. Memperoleh pahala yang besar.
2. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
3. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan belasungkawa atas musibah yang
dideritanya.
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan masing-masing supaya
mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga apabila salah seorang manusia
meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
16. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi makhluk yang mulia di sisi
Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam hal
penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah
fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika
telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
17. Selamat Menyaksikan Video Dari Kami
Terimakasih atas perhatian teman – teman semoga apa yg kami sampaikan
dapat bermanfaat
Wassalamualaikum Wr.Wb