SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1. Menjadi Muslim yang Taat, Kompetitif dan Beretos Kerja Unggul
2. Menapaki Kehidupan yang Benar Bersama Kitabullah
3. Menjadi Pemberani karena Benar
4. Pengurusan Jenazah
5. Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai melalui Khutbah, Dakwah
dan Tabligh
6. Mengambil Pelajaran dari Kejayaan Peradaban Islam
1. Menjadi Muslim yang Taat, Kompetitif dan Beretos Kerja Unggul
2. Menapaki Kehidupan yang Benar Bersama Kitabullah
4. Melaksanakan Perawatan Jenazah
3. Berani Hidup Jujur
5. Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai melalui Khutbah, Dakwah
dan Tabligh
6. Mengambil Pelajaran dari Kejayaan Peradaban Islam
Tujuan
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Melaksanakan Perawatan Jenazah
Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat:
1.4 menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan
syariat Islam
2.4 menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah di masyarakat
3.4 menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah
4.4 menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah
A. Pengurusan Jenazah
A. Pengurusan Jenazah
Selanjutnya
 Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimah, meliputi 4 (empat) kegiatan:
(1) memandikan, (2) mengkafani, (3) menyalatkan, dan (4) menguburkan
 Langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan saat kematian itu sudah terjadi, yaitu:
1. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata jenazah mengikuti
arahnya.
2. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras.
3. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan melindungi
seluruh tubuhnya.
4. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat.
5. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah.
6. Membayarkan utang-utangnya.
B. Memandikan Jenazah
B. Memandikan Jenazah
Selanjutnya
 Syarat jenazah dimandikan adalah:
1. Beragama Islam,
2. Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian). Hal ini terjadi pada jenazah yang biasanya mengalami
kecelakaan. Jika ada lukanya, bersihkan terlebih dahulu (jika memungkinkan),
3. Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam).
 Syarat orang yang memandikan jenazah adalah:
1. Muslim, berakal, dan baligh
2. Berniat memandikan jenazah
3. Kepribadiannya jujur dan shaleh
4. Terpercaya, amanah, dan mengetahui hukum memandikan mayat, serta dapat menjaga aib jenazah.
5. Jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh lakilaki, jenazah perempuan dimandikan oleh
perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya.
B. Memandikan Jenazah
B. Memandikan Jenazah
Selanjutnya
 Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain: Tempat mandi, air bersih, sidr (bidara), sabun mandi, sarung tangan,
sekidit kapas, air kapur barus.
 Tata Cara Memandikan Jenazah:
1. Jenazah dibaringkan di balai atau tempat lain yang memiliki standar, hindari terkena hujan, sinar matahari dan tertutup
(tidak terlihat kecuali oleh orang yang memandikan dan mahramnya).
2. Diperintahkan menutupi mayit dengan pakaian yang melindungi seluruh tubuhnya agar auratnya tidak terlihat.
3. Pihak yang memandikan memakai sarung tangan, air yang digunakan untuk memandikan mayit adalah air suci, dan
disunnahkan mencampurnya dengan daun sidr (bidara), atau larutan kapur barus.
4. Menyiram air ke seluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki (disunatkan tiga kali atau lebih), dengan
mendahulukan anggota badan sebelah kanan lalu bagian sebelah kiri.
5. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.
6. Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah, khususnya di bagian perut dengan cara
menekan bagian bawah perut dan bersamaan dengan itu angkatlah sedikit bagian kepala dan badan, sehingga kotoran
yang ada di dalamnya dapat keluar.
7. Mewudhukan jenazah, sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya bersih.
8. Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harum-haruman.
 Sidr (bidara): jika dikucek maka akan keluar buih/busanya; berfungsi (sebagai shampo) untuk menetralisir bau (setelah
2 jam dari kematian, maka mayat sudah memulai proses pembusukan)
C. Mengkafani Jenazah
C. Mengkafani Jenazah
Selanjutnya
 Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya, walau
hanya sehelai kain dari ujung rambut sampai ujung kaki, meskipun para fuqaha (ahli fiqh), memilahnya antara batas
minimal dan batas sempurna.
 Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan
batas, maka hukumnya makruh, sebab dianggap berlebihan.
 Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun perempuan, adalah selembar kain yang dapat menutupi seluruh
tubuh jenazah, sedangkan batas sempurna bagi jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan.
 Sementara, untuk jenazah perempuan adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah kerudung, baju kurung dan kain.
 Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah :
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh jenazah,
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih,
3. Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan bagi jenazah perempuan 5 (lima) lapis.
 Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengkafani Jenazah:
1. Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan jenazah, ahli waris, atau diambil dari baitul mal
(jika tersedia), atau dibebankan kepada orang Islam yang mampu,
2. Kain kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah).
C. Mengkafani Jenazah
C. Mengkafani Jenazah
Selanjutnya
 Tata Cara Mengafani Jenazah Laki-laki:
1. Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi
kapur barus,
2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan memanjang lalu
ditaburi wangi-wangian,
3. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas,
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya,
lakukan seperti tersebut selembar demi lembar dengan cara yang lembut,
5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3 (tiga) atau 5 (lima) ikatan,
6. Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian kepalanya, dan bagian kakinya
boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar
menutup aurat, tutuplah dengan apa saja yang ada.
C. Mengkafani Jenazah
C. Mengkafani Jenazah
Selanjutnya
 Ketentuan Kain Kafan Jenazah Perempuan:
Terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya sebagai berikut:
1. Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan,
2. Lembar 2 sebagai kerudung kepala,
3. Lembar 3 sebagai baju kurung,
4. Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki,
5. Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
 Adapun tata cara mengkafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:
1. Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib. Lalu, angkatlah
jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan
wangi-wangian atau dengan kapur barus,
2. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas,
3. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya,
4. Pakaikan sarung, juga baju kurungnya,
5. Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang,
6. Pakaikan kerudung,
7. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu
digulungkan ke dalam,
8. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
D. Menshalatkan Jenazah
D. Menshalatkan Jenazah
Selanjutnya
 Pihak yang paling utama menshalatkan jenazah:
1. Orang yang diwasiatkan oleh si jenazah dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli bid’ah,
2. Ulama atau pemimpin terkemuka di tempat tinggal jenazah,
3. Orang tua si jenazah dan seterusnya ke atas,
4. Anak-anak si jenazah dan seterusnya ke bawah,
5. Keluarga terdekat, dan
6. Kaum muslim seluruhnya.
 Syarat Shalat Jenazah:
1. Suci dari hadats besar dan kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutup aurat dan menghadap kiblat.
2. Jika jenazah laki-laki, posisi imam berdiri sejajar dengan kepalanya, jenazah perempuan, posisi berdirinya
sejajar dengan perutnya,
3. Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat di atas kubur atau shalat gaib.
D. Menshalatkan Jenazah
D. Menshalatkan Jenazah
Selanjutnya
 Sunat Shalat Jenazah
1. Mengangkat tangan setiap kali takbir.
2. Merendahkan suara bacaan (sirr), seperti bacaan pada Shalat Dzuhur atau Ashar.
3. Membaca ta’awwudz terlebih dahulu.
4. Disunatkan banyak jama’ahnya (makmum), minimal 3 shaf (jika tempatnya memungkinkan, tetapi jika tidak
memungkinkan boleh lebih dari 3 shaf, bahkan jika jamaahnya sedikit, tetap dibuat 3 shaf).
 Rukun Shalat Jenazah
1. Berniat.
2. Berdiri bagi yang mampu (kecuali bila ada udzurnya).
3. Melakukan 4 kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Q.S. Al-Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat Nabi Saw.
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
7. Salam setelah takbir keempat.
E. Praktik Menshalatkan Jenazah
E. Praktik Menshalatkan Jenazah
Selanjutnya
 Tata cara pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut:
 Jenazah diletakkan di depan jamaah. Jika mayat laki-laki, imam berdiri di dekat kepala jenazah. Jika mayat
perempuan imam berdiri di dekat perut jenazah.
 Imam berdiri paling depan diikuti oleh makmum, jika yang menshalati sedikit, usahakan dibuat 3
baris/shaf.
 Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan shalat jenazah dengan empat takbir.
 Niat; ada yang dibaca dalam hati, ada yang dilafalkan. Apabila dilafalkan, maka bacannya sebagai berikut:
“Aku berniat shalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai makmum karena Allah ta’ala.”
 Kemudian Takbir pertama (Takbiratul Ihram), dan selanjutnya membaca surat al-Fatihah.
 Takbir yang kedua, dan selanjutnya, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat pada Nabi Muhammad saw. dan keluarga Nabi Muhammad saw.”
E. Praktik Menshalatkan Jenazah
E. Praktik Menshalatkan Jenazah
Selanjutnya
 Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai
berikut:
“Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.”
 Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut:
“Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau
beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” (H.R. Hakim)
 Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
F. Menguburkan Jenazah
Selanjutnya
 Sunnah menguburkan:
1. Menyegerakan mengusung/membawa jenazah ke pemakaman, tanpa harus tergesa-gesa.
2. Pengiring tidak dibenarkan duduk, sebelum jenazah diletakkan.
3. Disunnahkan menggali kubur secara mendalam agar jasad jenazah terjaga dari jangkauan binatang buas,
atau agar baunya tidak merebak keluar.
4. Lubang kubur yang dilengkapi liang lahat (jenazah muslim), bukan syaq (jenazah non muslim). Syaq adalah
liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya. Berikut ini bentuk dari keduanya:
5. Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan ke dalam liang
kubur secara perlahan.
KIBLAT KIBLAT
LIANG LAHAT
SYAQ
F. Menguburkan Jenazah
F. Menguburkan Jenazah
Selanjutnya
 Tata cara menguburkan:
1. Waktunya Menguburkan jenazah boleh kapan saja, namun ada 3 waktu yang sebaiknya dihindari, yakni:
 Matahari baru saja terbit, tunggu sampai meninggi.
 Matahari saat berada di tengah-tengah (saat panas terik yang menyengat/saat waktu dzuhur tiba), sampai
condong ke barat.
 Saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam sempurna.
2. Urutan dan tahapannya:
 Jenazah diangkat untuk diletakkan di dalam kubur. Lakukan secara perlahan.
 Jenazah dimasukkan ke dalam kubur, dimulai dari kepala terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki. Jika
tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah kiblat.
 Di dalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring di atas lambung kanan bagian bawah, dan
menghadap kiblat.
 Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kain kafannya. Begitu pula tali-tali
pengikat dilepas.
 Waktu menurunkan jenazah ke liang lahat, hendaknya membaca doa sebagai berikut:
“Dengan (menyebut) nama Allah dan berdasarkan millah (ajaran, tuntunan) Rasulullah”.
F. Menguburkan Jenazah
F. Menguburkan Jenazah
F. Menguburkan Jenazah
Selanjutnya
 Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahat, dan tali-temali selain kepala dan kaki dilepas, maka
rongga liang lahat tersebut ditutup dengan papan kayu/bambu dari atasnya (agak menyamping).
 Setelah itu, keluarga terdekat memulai menimbun kubur dengan memasukkan 3 genggaman tanah, yang
dilanjutkan penimbunan sampai selesai.
 Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal, sebagai tanda agar tidak dilanggar kehormatannya.
 Kemudian ditaburi dengan bunga sebagai tanda sebuah makam dan diperciki air yang harum dan wangi
 Setelah selesai penguburan diakhiri dengan doa yang isinya, antara lain memohon: ampunan, rahmat,
keselamatan, dan keteguhan (dalam menjawab beberapa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir)
G. Ta’ziah
G. Ta’ziah
Selanjutnya
 Makna Ta’ziah adalah menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang ditinggalkan sebelum
jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga hari sesudahnya.
 Sebagai bagian dari kepedulian sosial dan ikhtiar mempererat tali persaudaraan, maka semestinya jika ada
keluarga, tetangga, teman dan karib kerabat yang terkena musibah atau meninggal, kita melakukan ta’ziah.
 Tujuan ta’ziah adalah sebagai berikut:
a) Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan dan kesedihan bagi ahli keluarga yang
ditinggalkan.
b) Menemani, ikut bersimpati dan berempati, memberi juga hiburan dan nasehat, agar ahli keluarga yang
ditinggalkan menerima musibah ini dengan sabar dan tabah.
c) Mendoakan yang meninggal agar diampuni segala khilaf dan salah, dilimpahkan segala rahmat,
mendapatkan nikmat kubur, dan diteguhkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan
Nakir, serta segala cita dan harapan yang lain.
d) Menjadikan sebagai ibrah (pelajaran) bersama, muhasabah diri (introspeksi diri), bahwa setiap yang
bernyawa pasti akan merasakan mati (Q.S. Ali Imrān/3: 185).
H. Ziarah Kubur
H. Ziarah Kubur
Selanjutnya
 Kematian mengajarkan banyak hal, agar setiap manusia menyadari bahwa cepat atau lambat, kematian itu
pasti datang. Misalnya anjuran untuk ziarah kubur.
 Melalui kegiatan ini, setiap muslim dapat mengunjungi kuburan ahli kuburnya, atau kaum muslim dengan
tujuan dapat melihat, membersihkan kuburan, dan mendoakan ahli kubur.
 Manfaat lain dari ziarah kubur juga didapat dari peziarah, antara lain: mengingatkan diri sendiri, bahwa
suatu saat dirinya akan dijemput kematian; melembutkan hati, agar tidak sombong dan menolak kebenaran;
membiasakan meneteskan air mata, karena hidupnya banyak khilaf dan salah; serta setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan segala perilakunya di akhirat kelak. Rasulullah saw. bersabda:
“Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang lakukanlah, karena ia bisa melembutkan hati, meneteskan
air mata, mengingatkan tentang akhirat, dan jangan berkata jorok.” (H.R. al-Hakīm)
H. Ziarah Kubur
H. Ziarah Kubur
Selanjutnya
 Saat ziarah kubur pun ada adab atau tata caranya, antara lain saat masuk di pintu gerbang kuburan,
dianjurkan berdoa, yaitu:
“Selamat sejahtera wahai kaum muslimin dan muslimat (yang ada di kubur), kami insya Allah akan menyusul
kamu. Kami memohon kepada Allah Swt. semoga kami dan kamu mendapatkan pembersihan dari dosa dan
keselamatan.” (H.R. Muslim)
 Saat melewati atau melihat kuburan, maka (menoleh/menghadap padanya) dianjurkan berdoa:
“Selamat sejahtera wahai penghuni rumah/tempat ini, kami memohon kepada Allah Swt. keselamatan bagi kamu
juga bagi kami.”
I. Hikmah/Manfaat Perawatan Jenazah
I. Hikmah/Manfaat Perawatan Jenazah
Selanjutnya
 Meningkatkan kesadaran bahwa hidup di dunia adalah fana’ dan sementara,
 Menambahkan semangat beribadah memperbanyak amal kebaikan selagi masih hidup (belum mati),
 Gemar mensucikan diri sebelum disucikan/dimandikan,
 Menggugah kesadaran untuk menutup aurat (berjilbab), sebelum ditutup dengan kain kafan (dijilbabi),
 Baju/pakaian luar (termasuk kedudukan/jabatan) bukanlah hal utama, melainkan apa yang ditutupi yaitu
hati/iman, karena ketika mati semua sama menggunakan kain kafan berwarna putih,
 Menjaga shalat lima waktu sebelum dishalatkan (shalatlah sebelum dishalatkan),
 Menyadarkan diri bahwa manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali menjadi tanah,
 Menggugah kesadaran untuk segera menggunakan apa yang dimiliki (harta benda, dsb.) di jalan kebaikan,
karena kalua jasad sudah dikubur maka semuanya tidak akan dibawa mati/dikubur.
Selanjutnya
Thank You

More Related Content

Similar to XI_Gasal_4.-Melaksanakan-Pengurusan-Jenazah_PPT.pptx

modul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docx
modul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docxmodul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docx
modul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docx
NUDarussalam
 
kepedulian umat islam terhadap jenajah
kepedulian umat islam terhadap jenajahkepedulian umat islam terhadap jenajah
kepedulian umat islam terhadap jenajah
surya lukmmanna
 
Tata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus JenazahTata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus Jenazah
Juaria Muin
 
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan DakwahPengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Agam Real
 

Similar to XI_Gasal_4.-Melaksanakan-Pengurusan-Jenazah_PPT.pptx (20)

Tata Cara Pengurusan Jenazah
Tata Cara Pengurusan JenazahTata Cara Pengurusan Jenazah
Tata Cara Pengurusan Jenazah
 
Perawatan jenazah by idpelajar.com
Perawatan jenazah by idpelajar.com Perawatan jenazah by idpelajar.com
Perawatan jenazah by idpelajar.com
 
PERAWATAN JENAZAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
PERAWATAN JENAZAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA PERAWATAN JENAZAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
PERAWATAN JENAZAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
 
modul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docx
modul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docxmodul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docx
modul praktek untuk pelatihan MEMANDIKAN JENAZAH.docx
 
Jenazah
JenazahJenazah
Jenazah
 
Jenazah (saniatun nimah)
Jenazah (saniatun nimah)Jenazah (saniatun nimah)
Jenazah (saniatun nimah)
 
Jenazah
JenazahJenazah
Jenazah
 
Jenazah (saniatun nimah)
Jenazah (saniatun nimah)Jenazah (saniatun nimah)
Jenazah (saniatun nimah)
 
PPT Jenazah
PPT Jenazah PPT Jenazah
PPT Jenazah
 
Pengurusan Jenazah
Pengurusan JenazahPengurusan Jenazah
Pengurusan Jenazah
 
Jenazah (saniatun nimah)
Jenazah (saniatun nimah)Jenazah (saniatun nimah)
Jenazah (saniatun nimah)
 
PPT Jenazah
PPT JenazahPPT Jenazah
PPT Jenazah
 
Penyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan JenazahPenyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan Jenazah
 
SOLAT JENAZAH
SOLAT JENAZAHSOLAT JENAZAH
SOLAT JENAZAH
 
Pe ngurusan jenasah
Pe ngurusan jenasahPe ngurusan jenasah
Pe ngurusan jenasah
 
kepedulian umat islam terhadap jenajah
kepedulian umat islam terhadap jenajahkepedulian umat islam terhadap jenajah
kepedulian umat islam terhadap jenajah
 
pengurusan jenazah
pengurusan jenazahpengurusan jenazah
pengurusan jenazah
 
Agama bab 3 kepedulian umat islam terhadap jenazah
Agama bab 3 kepedulian umat islam terhadap jenazahAgama bab 3 kepedulian umat islam terhadap jenazah
Agama bab 3 kepedulian umat islam terhadap jenazah
 
Tata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus JenazahTata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus Jenazah
 
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan DakwahPengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
Pengurusan jenazah , Khotbah, Tabligh dan Dakwah
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

XI_Gasal_4.-Melaksanakan-Pengurusan-Jenazah_PPT.pptx

  • 1. 1. Menjadi Muslim yang Taat, Kompetitif dan Beretos Kerja Unggul 2. Menapaki Kehidupan yang Benar Bersama Kitabullah 3. Menjadi Pemberani karena Benar 4. Pengurusan Jenazah 5. Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai melalui Khutbah, Dakwah dan Tabligh 6. Mengambil Pelajaran dari Kejayaan Peradaban Islam
  • 2. 1. Menjadi Muslim yang Taat, Kompetitif dan Beretos Kerja Unggul 2. Menapaki Kehidupan yang Benar Bersama Kitabullah 4. Melaksanakan Perawatan Jenazah 3. Berani Hidup Jujur 5. Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai melalui Khutbah, Dakwah dan Tabligh 6. Mengambil Pelajaran dari Kejayaan Peradaban Islam
  • 4. Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran ini, siswa dapat: 1.4 menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam 2.4 menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam penyelenggaraan jenazah di masyarakat 3.4 menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah 4.4 menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah
  • 5. A. Pengurusan Jenazah A. Pengurusan Jenazah Selanjutnya  Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimah, meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3) menyalatkan, dan (4) menguburkan  Langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan saat kematian itu sudah terjadi, yaitu: 1. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata jenazah mengikuti arahnya. 2. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras. 3. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan melindungi seluruh tubuhnya. 4. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat. 5. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah. 6. Membayarkan utang-utangnya.
  • 6. B. Memandikan Jenazah B. Memandikan Jenazah Selanjutnya  Syarat jenazah dimandikan adalah: 1. Beragama Islam, 2. Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian). Hal ini terjadi pada jenazah yang biasanya mengalami kecelakaan. Jika ada lukanya, bersihkan terlebih dahulu (jika memungkinkan), 3. Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam).  Syarat orang yang memandikan jenazah adalah: 1. Muslim, berakal, dan baligh 2. Berniat memandikan jenazah 3. Kepribadiannya jujur dan shaleh 4. Terpercaya, amanah, dan mengetahui hukum memandikan mayat, serta dapat menjaga aib jenazah. 5. Jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh lakilaki, jenazah perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya.
  • 7. B. Memandikan Jenazah B. Memandikan Jenazah Selanjutnya  Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain: Tempat mandi, air bersih, sidr (bidara), sabun mandi, sarung tangan, sekidit kapas, air kapur barus.  Tata Cara Memandikan Jenazah: 1. Jenazah dibaringkan di balai atau tempat lain yang memiliki standar, hindari terkena hujan, sinar matahari dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang memandikan dan mahramnya). 2. Diperintahkan menutupi mayit dengan pakaian yang melindungi seluruh tubuhnya agar auratnya tidak terlihat. 3. Pihak yang memandikan memakai sarung tangan, air yang digunakan untuk memandikan mayit adalah air suci, dan disunnahkan mencampurnya dengan daun sidr (bidara), atau larutan kapur barus. 4. Menyiram air ke seluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki (disunatkan tiga kali atau lebih), dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan lalu bagian sebelah kiri. 5. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya. 6. Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah, khususnya di bagian perut dengan cara menekan bagian bawah perut dan bersamaan dengan itu angkatlah sedikit bagian kepala dan badan, sehingga kotoran yang ada di dalamnya dapat keluar. 7. Mewudhukan jenazah, sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya bersih. 8. Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harum-haruman.  Sidr (bidara): jika dikucek maka akan keluar buih/busanya; berfungsi (sebagai shampo) untuk menetralisir bau (setelah 2 jam dari kematian, maka mayat sudah memulai proses pembusukan)
  • 8. C. Mengkafani Jenazah C. Mengkafani Jenazah Selanjutnya  Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya, walau hanya sehelai kain dari ujung rambut sampai ujung kaki, meskipun para fuqaha (ahli fiqh), memilahnya antara batas minimal dan batas sempurna.  Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas, maka hukumnya makruh, sebab dianggap berlebihan.  Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun perempuan, adalah selembar kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah, sedangkan batas sempurna bagi jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan.  Sementara, untuk jenazah perempuan adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah kerudung, baju kurung dan kain.  Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah : 1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh jenazah, 2. Kain kafan hendaknya berwarna putih, 3. Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan bagi jenazah perempuan 5 (lima) lapis.  Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengkafani Jenazah: 1. Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan jenazah, ahli waris, atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada orang Islam yang mampu, 2. Kain kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah).
  • 9. C. Mengkafani Jenazah C. Mengkafani Jenazah Selanjutnya  Tata Cara Mengafani Jenazah Laki-laki: 1. Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus, 2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian, 3. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas, 4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti tersebut selembar demi lembar dengan cara yang lembut, 5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3 (tiga) atau 5 (lima) ikatan, 6. Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian kepalanya, dan bagian kakinya boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar menutup aurat, tutuplah dengan apa saja yang ada.
  • 10. C. Mengkafani Jenazah C. Mengkafani Jenazah Selanjutnya  Ketentuan Kain Kafan Jenazah Perempuan: Terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya sebagai berikut: 1. Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan, 2. Lembar 2 sebagai kerudung kepala, 3. Lembar 3 sebagai baju kurung, 4. Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki, 5. Lembar 5 menutup pinggul dan paha.  Adapun tata cara mengkafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut: 1. Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib. Lalu, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus, 2. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas, 3. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya, 4. Pakaikan sarung, juga baju kurungnya, 5. Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang, 6. Pakaikan kerudung, 7. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam, 8. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
  • 11. D. Menshalatkan Jenazah D. Menshalatkan Jenazah Selanjutnya  Pihak yang paling utama menshalatkan jenazah: 1. Orang yang diwasiatkan oleh si jenazah dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli bid’ah, 2. Ulama atau pemimpin terkemuka di tempat tinggal jenazah, 3. Orang tua si jenazah dan seterusnya ke atas, 4. Anak-anak si jenazah dan seterusnya ke bawah, 5. Keluarga terdekat, dan 6. Kaum muslim seluruhnya.  Syarat Shalat Jenazah: 1. Suci dari hadats besar dan kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutup aurat dan menghadap kiblat. 2. Jika jenazah laki-laki, posisi imam berdiri sejajar dengan kepalanya, jenazah perempuan, posisi berdirinya sejajar dengan perutnya, 3. Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat di atas kubur atau shalat gaib.
  • 12. D. Menshalatkan Jenazah D. Menshalatkan Jenazah Selanjutnya  Sunat Shalat Jenazah 1. Mengangkat tangan setiap kali takbir. 2. Merendahkan suara bacaan (sirr), seperti bacaan pada Shalat Dzuhur atau Ashar. 3. Membaca ta’awwudz terlebih dahulu. 4. Disunatkan banyak jama’ahnya (makmum), minimal 3 shaf (jika tempatnya memungkinkan, tetapi jika tidak memungkinkan boleh lebih dari 3 shaf, bahkan jika jamaahnya sedikit, tetap dibuat 3 shaf).  Rukun Shalat Jenazah 1. Berniat. 2. Berdiri bagi yang mampu (kecuali bila ada udzurnya). 3. Melakukan 4 kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud). 4. Setelah takbir pertama, membaca Q.S. Al-Fatihah. 5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat Nabi Saw. 6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah. 7. Salam setelah takbir keempat.
  • 13. E. Praktik Menshalatkan Jenazah E. Praktik Menshalatkan Jenazah Selanjutnya  Tata cara pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut:  Jenazah diletakkan di depan jamaah. Jika mayat laki-laki, imam berdiri di dekat kepala jenazah. Jika mayat perempuan imam berdiri di dekat perut jenazah.  Imam berdiri paling depan diikuti oleh makmum, jika yang menshalati sedikit, usahakan dibuat 3 baris/shaf.  Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan shalat jenazah dengan empat takbir.  Niat; ada yang dibaca dalam hati, ada yang dilafalkan. Apabila dilafalkan, maka bacannya sebagai berikut: “Aku berniat shalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai makmum karena Allah ta’ala.”  Kemudian Takbir pertama (Takbiratul Ihram), dan selanjutnya membaca surat al-Fatihah.  Takbir yang kedua, dan selanjutnya, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat pada Nabi Muhammad saw. dan keluarga Nabi Muhammad saw.”
  • 14. E. Praktik Menshalatkan Jenazah E. Praktik Menshalatkan Jenazah Selanjutnya  Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah sebagai berikut: “Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya.”  Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” (H.R. Hakim)  Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
  • 15. F. Menguburkan Jenazah Selanjutnya  Sunnah menguburkan: 1. Menyegerakan mengusung/membawa jenazah ke pemakaman, tanpa harus tergesa-gesa. 2. Pengiring tidak dibenarkan duduk, sebelum jenazah diletakkan. 3. Disunnahkan menggali kubur secara mendalam agar jasad jenazah terjaga dari jangkauan binatang buas, atau agar baunya tidak merebak keluar. 4. Lubang kubur yang dilengkapi liang lahat (jenazah muslim), bukan syaq (jenazah non muslim). Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya. Berikut ini bentuk dari keduanya: 5. Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara perlahan. KIBLAT KIBLAT LIANG LAHAT SYAQ F. Menguburkan Jenazah
  • 16. F. Menguburkan Jenazah Selanjutnya  Tata cara menguburkan: 1. Waktunya Menguburkan jenazah boleh kapan saja, namun ada 3 waktu yang sebaiknya dihindari, yakni:  Matahari baru saja terbit, tunggu sampai meninggi.  Matahari saat berada di tengah-tengah (saat panas terik yang menyengat/saat waktu dzuhur tiba), sampai condong ke barat.  Saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam sempurna. 2. Urutan dan tahapannya:  Jenazah diangkat untuk diletakkan di dalam kubur. Lakukan secara perlahan.  Jenazah dimasukkan ke dalam kubur, dimulai dari kepala terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah kiblat.  Di dalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring di atas lambung kanan bagian bawah, dan menghadap kiblat.  Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kain kafannya. Begitu pula tali-tali pengikat dilepas.  Waktu menurunkan jenazah ke liang lahat, hendaknya membaca doa sebagai berikut: “Dengan (menyebut) nama Allah dan berdasarkan millah (ajaran, tuntunan) Rasulullah”. F. Menguburkan Jenazah
  • 17. F. Menguburkan Jenazah F. Menguburkan Jenazah Selanjutnya  Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahat, dan tali-temali selain kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahat tersebut ditutup dengan papan kayu/bambu dari atasnya (agak menyamping).  Setelah itu, keluarga terdekat memulai menimbun kubur dengan memasukkan 3 genggaman tanah, yang dilanjutkan penimbunan sampai selesai.  Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal, sebagai tanda agar tidak dilanggar kehormatannya.  Kemudian ditaburi dengan bunga sebagai tanda sebuah makam dan diperciki air yang harum dan wangi  Setelah selesai penguburan diakhiri dengan doa yang isinya, antara lain memohon: ampunan, rahmat, keselamatan, dan keteguhan (dalam menjawab beberapa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir)
  • 18. G. Ta’ziah G. Ta’ziah Selanjutnya  Makna Ta’ziah adalah menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang ditinggalkan sebelum jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga hari sesudahnya.  Sebagai bagian dari kepedulian sosial dan ikhtiar mempererat tali persaudaraan, maka semestinya jika ada keluarga, tetangga, teman dan karib kerabat yang terkena musibah atau meninggal, kita melakukan ta’ziah.  Tujuan ta’ziah adalah sebagai berikut: a) Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan dan kesedihan bagi ahli keluarga yang ditinggalkan. b) Menemani, ikut bersimpati dan berempati, memberi juga hiburan dan nasehat, agar ahli keluarga yang ditinggalkan menerima musibah ini dengan sabar dan tabah. c) Mendoakan yang meninggal agar diampuni segala khilaf dan salah, dilimpahkan segala rahmat, mendapatkan nikmat kubur, dan diteguhkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, serta segala cita dan harapan yang lain. d) Menjadikan sebagai ibrah (pelajaran) bersama, muhasabah diri (introspeksi diri), bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati (Q.S. Ali Imrān/3: 185).
  • 19. H. Ziarah Kubur H. Ziarah Kubur Selanjutnya  Kematian mengajarkan banyak hal, agar setiap manusia menyadari bahwa cepat atau lambat, kematian itu pasti datang. Misalnya anjuran untuk ziarah kubur.  Melalui kegiatan ini, setiap muslim dapat mengunjungi kuburan ahli kuburnya, atau kaum muslim dengan tujuan dapat melihat, membersihkan kuburan, dan mendoakan ahli kubur.  Manfaat lain dari ziarah kubur juga didapat dari peziarah, antara lain: mengingatkan diri sendiri, bahwa suatu saat dirinya akan dijemput kematian; melembutkan hati, agar tidak sombong dan menolak kebenaran; membiasakan meneteskan air mata, karena hidupnya banyak khilaf dan salah; serta setiap manusia akan mempertanggungjawabkan segala perilakunya di akhirat kelak. Rasulullah saw. bersabda: “Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang lakukanlah, karena ia bisa melembutkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan tentang akhirat, dan jangan berkata jorok.” (H.R. al-Hakīm)
  • 20. H. Ziarah Kubur H. Ziarah Kubur Selanjutnya  Saat ziarah kubur pun ada adab atau tata caranya, antara lain saat masuk di pintu gerbang kuburan, dianjurkan berdoa, yaitu: “Selamat sejahtera wahai kaum muslimin dan muslimat (yang ada di kubur), kami insya Allah akan menyusul kamu. Kami memohon kepada Allah Swt. semoga kami dan kamu mendapatkan pembersihan dari dosa dan keselamatan.” (H.R. Muslim)  Saat melewati atau melihat kuburan, maka (menoleh/menghadap padanya) dianjurkan berdoa: “Selamat sejahtera wahai penghuni rumah/tempat ini, kami memohon kepada Allah Swt. keselamatan bagi kamu juga bagi kami.”
  • 21. I. Hikmah/Manfaat Perawatan Jenazah I. Hikmah/Manfaat Perawatan Jenazah Selanjutnya  Meningkatkan kesadaran bahwa hidup di dunia adalah fana’ dan sementara,  Menambahkan semangat beribadah memperbanyak amal kebaikan selagi masih hidup (belum mati),  Gemar mensucikan diri sebelum disucikan/dimandikan,  Menggugah kesadaran untuk menutup aurat (berjilbab), sebelum ditutup dengan kain kafan (dijilbabi),  Baju/pakaian luar (termasuk kedudukan/jabatan) bukanlah hal utama, melainkan apa yang ditutupi yaitu hati/iman, karena ketika mati semua sama menggunakan kain kafan berwarna putih,  Menjaga shalat lima waktu sebelum dishalatkan (shalatlah sebelum dishalatkan),  Menyadarkan diri bahwa manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali menjadi tanah,  Menggugah kesadaran untuk segera menggunakan apa yang dimiliki (harta benda, dsb.) di jalan kebaikan, karena kalua jasad sudah dikubur maka semuanya tidak akan dibawa mati/dikubur.