SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KONSEP DASAR
PPN DAN DASAR
HUKUM PPN
Kelompok 2:
1. Amelia Ramadhanty (16200121)
2. Silvia Anastasia T. (16200148)
1
LATAR BELAKANG
PENGGANTIAN PPn DENGAN
PPN
• Terjadi banyak perubahan fundamental, sehingga
menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan.
• Dalam pelaksanaannya menimbulkan dampak
pengenaan pajak berganda.
• Mengandung dualisme sistem pemungutan pajak (self
assessment system dan official assessment system)
• Tidak netral terhadap perdagangan dalam negeri
maupun internasional.
• Variasi tarif yang banyak menimbulkan kesulitan
dalam pelaksanaannya.
2
KARAKTERISTIK PPN
a. PPN adalah Pajak Tidak Langsung, artinya beban pajak
dilimpahkan kepada pihak lain. Sehingga pemikul beban
pajak dan penyetor pajak ke negara berada pada pihak yang
berbeda.
Penjual/
pengusaha Jasa
(PKP)
Pembeli/
Penerima Jasa
Negara
PPN
Penanggung
Jawab
Pemikul
Beban Pajak
PPN
BKP/JKP
3
b. Pajak Objektif, artinya timbulnya kewajiban pajak
ditentukan oleh objek pajak.
Sebagai pajak objektif PPN kurang mempehatikan asas
keadilan pemungutan pajak, yaitu:
1) PPN memberi perlakuan yang sama terhadap konsumen
dalam kondisi yang berbeda
2) Menimbulkan dampak regresif
c. Multi Stage Tax, artinya PPN dikenakan pada setiap mata
rantai jalur produksi dan jalur distribusi.
Pabrik
Benang
Benang Pabrik
Tekstil
Pabrik
Pakaian Jadi
Tekstil
Pedagang Besar
Pakaian Jadi
Konsumen
Pakaian
Pedagang Eceran
Pakaian Jadi
PakaianPakaian
4
d. PPN Terutang Untuk Dibayarkan ke Kas Negara
Dihitung Menggunakan Indirect Substraction
Method/Credit Method/ Invoice Method dengan cara
mengkreditkan pajak masukan (PK-PM).
e. PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri
(destination principle).
f. PPN bersifat Netral
Netralitas PPN dibentuk oleh:
1) PPN dikenakan baik atas konsumsi barang maupun
jasa.
2) Dalam pemungutannya, PPN menganut prinsip
tempat tujuan (destination prinsiple).
g. Tidak Menimbulkan Dampak Pengenaan Pajak
Berganda karena PPN hanya dipungut atas nilai
tambah
5
CONTOH: MULTI STAGE TAX
(NON-KUMULATIF)
6
Kelebihan dan Kekurangan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
a. Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai
1) Mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda.
2) Netral dalam perdagangan dalam dan luar negeri.
3) Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang
Modal dapat diperoleh kembali pada bulan perolehan,
sesuai dengan tipe konsumsi (consumption type VAT)
dan metode pengurangan tidak langsung (inderect
subtraction method).
4) Konsumen sebagai pemikul beban pajak tidak
merasa dibebani oleh PPN sehingga memudahkan
fiskus untuk memungutnya.
7
b. Kelemahan PPN
1) Biaya administrasi relatif tinggi bila dibandingkan dengan
Pajak Tidak Langsung lainnya.
2) Menimbulkan dampak regresif.
3) Rawan manipulasi/penyelundupan sehingga menuntut
tingkat pengawasan yang lebih cermat dalam administrasi
pajak.
8
Mekanisme Pemungutan Pajak
Pertambahan Nilai
PPN lebih menunjukan suatu sistem pemungutan
Pajak Penjualan yang dipungut atas nilai tambah.
Nilai tambah adalah suatu nilai yang dibentuk
melalui penjumlahan unsur-unsur biaya dan laba
dalam rangka proses produksi/distribusi
barang/jasa yang meliputi penyusutan, bunga
modal, gaji/upah yang dibayarkan, sewa telepon,
listrik, serta pengeluaran lainnya, dan laba yang
diharapkan oleh pengusaha.
9
Contoh
Susunan Biaya Produksi dan Harga Jual
Pembelian:
Bahan Baku 2.000
Bahan Pembantu 1.000
Suku Cadang dll. 1.000
Jumlah 4.000
Biaya:
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1.000
Biaya Manajemen 750
Laba Usaha 750
Jumlah 3.500
Harga Jual 7.500
10
PPN
SISTEM PEMUNGUTAN PPn atas
Nilai
Tambah
BIAYA
PENYUSUTAN 250
BUNGA/SEWA 750
GAJI/UPAH 1000
MANAJEMEN 750
LABA USAHA 750
JUMLAH = 3.500
HARGA
JUAL
7.500
HARGA BELI
BH BAKU 2000
BH PEMBANTU 1000
SUKU CADANG
DLL.
1000
JUMLAH = 4000
Nilai Tambah = 3.500
INDIRET
SUBTRACTION/C
REDIT/IN-VOICE
METHOD
SUBTRACTION
METHOD
ADDITION
METHOD
11
METODE DALAM MENGHITUNG NILAI
TAMBAH
a. Addition method
PPN dihitung dari penjumlahan seluruh unsur nilai tambah
dikalikan tarif PPN yang berlaku.
Kelemahan metode ini adalah menuntut setiap Pengusaha
memiliki pembukuan yang dikerjakan dengan tertib dan akurat
mengenai biaya yang dikeluarkan dan laba yang diharapkan dari
masing-masing barang produksi atau barang dagangan.
b. Subtraction Method
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dari selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian, dikalikan tarif
pajak yang berlaku.
c. Credit/Indirect Subtraction/Invoice Method
Selisih antara pajak yang dibayar pada saat pembelian dengan
pajak yang dipungut pada saat penjualan.
12
Mekanisme PPN
Addition Method
Pembelian
Bahan Baku 2.000
Bahan Pembantu 1.000
Suku Cadang dll. 1.000
Jumlah 4.000
Biaya
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1.000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3.500
Harga Jual 7.500
Nilai Tambah 3.500
PPN :
10% X 3.500 = 350
13
Mekanisme PPN
Subtraction Method
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
Biaya
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500
Harga Jual 7,500
Harga Jual 7.500
Harga Beli 4.000
Selisih 3.500
PPN :
10% X 3.500 = 350
14
Mekanisme PPN
Credit Method
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
Biaya
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500
Harga Jual 7,500
Harga Beli 4.000
PPN Beli :
10% X 4.000 = 400
Harga Jual 7.500
PPN Jual :
10% X 7.500 = 750
PPN Wajib Disetor :
750 – 400 = 350
15
Sejak dilakukan perubahan oleh Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1994 dikenal mekanisme yang menyimpang dari
prinsip dasar PPN yaitu yang diatur dalam pasal 16A UU
PPN 1984, sebagai berikut :
1) Instansi Pemerintah dan badan-badan tertentu ditunjuk
sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
2) Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan
Nilai wajib membuat Faktur Pajak;
3) Pada saat pemungut pajak tersebut melakukan pembayaran
Harga Jual atau penggantian, tidak menyerahkan Pajak yang
terutang kepada Pengusaha Kena Pajak tersebut pada butir 1)
melainkan memungut pajak yang terutang.
4) Pajak yang telah dipungut tersebut kemudian disetorkan ke
kas negara menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atas
nama Pengusaha Kena Pajak tersebut pada butir 2), dan
kemudian melaporkannya pemungutan dan penyetoran
tersebut ke Direktoral Jendral Pajak, dalam hal ini Kantor
Pelayanan Pajak setempat.
5) SSP tersebut pada butir 4) diserahkan kepada Pengusaha
Kena Pajak sebagai bukti bahwa ia telah menyetorkan pajak
yang terutang ke kas negara. 16
Tipe Pajak Pertambahan Nilai
Berdasarkan perlakuan terhadap perolehan barang modal, Pajak
Pertambahan Nilai (Value Added Tax) dibedakan ke dalam tiga
tipe, yaitu:
a. Consumption Type VAT
Semua pembelian yang digunakan untuk produksi termasuk
pembelian barang modal dikurangkan dari perhitungan nilai
tambah
b. Net Income Type VAT
Pengurangan pembelian barang modal dari dasar pengenaan pajak
tidak dimungkinkan. Pembelian barang modal hanya boleh
dikurangkan sebesar presentase penyusutan yang ditentukan pada
waktu menghitung hasil bersih dalam rangka penghitungan Pajak
Penghasilan.
c. Gross Product Type VAT
Pembelian barang modal sama sekali tidak boleh dikurangkan dari
dasar pengenaan pajak. Karena mengakibatkan barang modal
dikenakan pajak dua kali. 17
DASAR HUKUM PPN
UU No. 18 Tahun 2000
UU No. 8 Tahun 1983
UU No. 11 Tahun 1994
Berlaku sejak 1 April 1985.
Berlaku sejak 1 Januari 1995.
Berlaku sejak 1 Januari 2001.
UU No. 42 Tahun 2009 Berlaku sejak 1 April 2010.
18
Dasar pertimbangan perubahan ketiga UU PPN 1984 yang
dituangkan dalam konsiderans “Menimbang” UU Nomor 42
Tahun 2009 sebenarnya lebih menampilkan tujuan
perubahan adalah :
a. Lebih meningkatkan kepastian hukum dan keadilan;
b. Menciptakan sistem perpajakan yang sederhana;
c. Mengamankan penerimaan negara agar pembangunan
nasional dapat dilaksanakan secara mandiri
19
Tujuan perubahan yang ketiga diuraikan
dalam memori penjelasan bagian UMKM :
a. Meningkatkan kepastian hukum dan keadilan
bagi pengenaan PPN
b. Menyederhanakan sistem PPN
c. Mengurangi biaya kepatuhan
d. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak
e. Tidak menganggu penerimaan PPN
f. Mengurangi distorsi dan peningkatan ekonomi
20
TERIMA KASIH
21

More Related Content

What's hot

PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukankaromah95
 
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Ismed Nur
 
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19 Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19 Lukman Nulhakim
 
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajakkaromah95
 
Akuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiAkuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiwuriastuti4
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakFair Nurfachrizi
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanSujatmiko Wibowo
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanjaAli Mashduqi
 

What's hot (20)

PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
 
Myob 18
Myob 18Myob 18
Myob 18
 
Bab2 kup
Bab2 kupBab2 kup
Bab2 kup
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19 Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
 
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
ppt pengantar perpajakan bab Surat pemberitahuan (pelaporan pajak)
 
Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Akuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah iiAkuntansi keuangan menengah ii
Akuntansi keuangan menengah ii
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal  26PPh Pasal  26
PPh Pasal 26
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
 

Similar to Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN

KB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNKB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNDudi Wahyudi
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakterkaromah95
 
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNPENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNLailyAnandaPG
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKiqbalkurniawan27
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahJuwita W'tio
 
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02Dicky Onasis Alzena
 
Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3
Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3
Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3Emilia Wati
 
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptxPPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptxSilverYst
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiasprtmnyd
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikAyuni Annisah
 
Slide-ACC-411-Slide-6.pptx
Slide-ACC-411-Slide-6.pptxSlide-ACC-411-Slide-6.pptx
Slide-ACC-411-Slide-6.pptxsofyanhelmi2
 

Similar to Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN (20)

KB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNKB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPN
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakter
 
3
33
3
 
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNPENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
 
perpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptxperpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptx
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
 
Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 
Bab 5 Perpajakan
Bab 5 PerpajakanBab 5 Perpajakan
Bab 5 Perpajakan
 
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
Ekonomikur2013rppkelasxibab05 150226074411-conversion-gate02
 
Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3
Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3
Bab 9 Perencanaan Pajak Berdasarkan UU Domestik - Kelompok 3
 
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptxPPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptx
 
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptxPPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-08042019 2.pptx
 
Karakteristik PPN
Karakteristik PPNKarakteristik PPN
Karakteristik PPN
 
DASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNINGDASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNING
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesia
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
 
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
 
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
 
Slide-ACC-411-Slide-6.pptx
Slide-ACC-411-Slide-6.pptxSlide-ACC-411-Slide-6.pptx
Slide-ACC-411-Slide-6.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN

  • 1. KONSEP DASAR PPN DAN DASAR HUKUM PPN Kelompok 2: 1. Amelia Ramadhanty (16200121) 2. Silvia Anastasia T. (16200148) 1
  • 2. LATAR BELAKANG PENGGANTIAN PPn DENGAN PPN • Terjadi banyak perubahan fundamental, sehingga menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan. • Dalam pelaksanaannya menimbulkan dampak pengenaan pajak berganda. • Mengandung dualisme sistem pemungutan pajak (self assessment system dan official assessment system) • Tidak netral terhadap perdagangan dalam negeri maupun internasional. • Variasi tarif yang banyak menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya. 2
  • 3. KARAKTERISTIK PPN a. PPN adalah Pajak Tidak Langsung, artinya beban pajak dilimpahkan kepada pihak lain. Sehingga pemikul beban pajak dan penyetor pajak ke negara berada pada pihak yang berbeda. Penjual/ pengusaha Jasa (PKP) Pembeli/ Penerima Jasa Negara PPN Penanggung Jawab Pemikul Beban Pajak PPN BKP/JKP 3
  • 4. b. Pajak Objektif, artinya timbulnya kewajiban pajak ditentukan oleh objek pajak. Sebagai pajak objektif PPN kurang mempehatikan asas keadilan pemungutan pajak, yaitu: 1) PPN memberi perlakuan yang sama terhadap konsumen dalam kondisi yang berbeda 2) Menimbulkan dampak regresif c. Multi Stage Tax, artinya PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi. Pabrik Benang Benang Pabrik Tekstil Pabrik Pakaian Jadi Tekstil Pedagang Besar Pakaian Jadi Konsumen Pakaian Pedagang Eceran Pakaian Jadi PakaianPakaian 4
  • 5. d. PPN Terutang Untuk Dibayarkan ke Kas Negara Dihitung Menggunakan Indirect Substraction Method/Credit Method/ Invoice Method dengan cara mengkreditkan pajak masukan (PK-PM). e. PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri (destination principle). f. PPN bersifat Netral Netralitas PPN dibentuk oleh: 1) PPN dikenakan baik atas konsumsi barang maupun jasa. 2) Dalam pemungutannya, PPN menganut prinsip tempat tujuan (destination prinsiple). g. Tidak Menimbulkan Dampak Pengenaan Pajak Berganda karena PPN hanya dipungut atas nilai tambah 5
  • 6. CONTOH: MULTI STAGE TAX (NON-KUMULATIF) 6
  • 7. Kelebihan dan Kekurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) a. Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai 1) Mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda. 2) Netral dalam perdagangan dalam dan luar negeri. 3) Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Modal dapat diperoleh kembali pada bulan perolehan, sesuai dengan tipe konsumsi (consumption type VAT) dan metode pengurangan tidak langsung (inderect subtraction method). 4) Konsumen sebagai pemikul beban pajak tidak merasa dibebani oleh PPN sehingga memudahkan fiskus untuk memungutnya. 7
  • 8. b. Kelemahan PPN 1) Biaya administrasi relatif tinggi bila dibandingkan dengan Pajak Tidak Langsung lainnya. 2) Menimbulkan dampak regresif. 3) Rawan manipulasi/penyelundupan sehingga menuntut tingkat pengawasan yang lebih cermat dalam administrasi pajak. 8
  • 9. Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai PPN lebih menunjukan suatu sistem pemungutan Pajak Penjualan yang dipungut atas nilai tambah. Nilai tambah adalah suatu nilai yang dibentuk melalui penjumlahan unsur-unsur biaya dan laba dalam rangka proses produksi/distribusi barang/jasa yang meliputi penyusutan, bunga modal, gaji/upah yang dibayarkan, sewa telepon, listrik, serta pengeluaran lainnya, dan laba yang diharapkan oleh pengusaha. 9
  • 10. Contoh Susunan Biaya Produksi dan Harga Jual Pembelian: Bahan Baku 2.000 Bahan Pembantu 1.000 Suku Cadang dll. 1.000 Jumlah 4.000 Biaya: Penyusutan 250 Bunga 750 Gaji/Upah 1.000 Biaya Manajemen 750 Laba Usaha 750 Jumlah 3.500 Harga Jual 7.500 10
  • 11. PPN SISTEM PEMUNGUTAN PPn atas Nilai Tambah BIAYA PENYUSUTAN 250 BUNGA/SEWA 750 GAJI/UPAH 1000 MANAJEMEN 750 LABA USAHA 750 JUMLAH = 3.500 HARGA JUAL 7.500 HARGA BELI BH BAKU 2000 BH PEMBANTU 1000 SUKU CADANG DLL. 1000 JUMLAH = 4000 Nilai Tambah = 3.500 INDIRET SUBTRACTION/C REDIT/IN-VOICE METHOD SUBTRACTION METHOD ADDITION METHOD 11
  • 12. METODE DALAM MENGHITUNG NILAI TAMBAH a. Addition method PPN dihitung dari penjumlahan seluruh unsur nilai tambah dikalikan tarif PPN yang berlaku. Kelemahan metode ini adalah menuntut setiap Pengusaha memiliki pembukuan yang dikerjakan dengan tertib dan akurat mengenai biaya yang dikeluarkan dan laba yang diharapkan dari masing-masing barang produksi atau barang dagangan. b. Subtraction Method Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dari selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian, dikalikan tarif pajak yang berlaku. c. Credit/Indirect Subtraction/Invoice Method Selisih antara pajak yang dibayar pada saat pembelian dengan pajak yang dipungut pada saat penjualan. 12
  • 13. Mekanisme PPN Addition Method Pembelian Bahan Baku 2.000 Bahan Pembantu 1.000 Suku Cadang dll. 1.000 Jumlah 4.000 Biaya Penyusutan 250 Bunga 750 Gaji/Upah 1.000 Biaya Manajemen 750 Margin/Laba 750 Jumlah 3.500 Harga Jual 7.500 Nilai Tambah 3.500 PPN : 10% X 3.500 = 350 13
  • 14. Mekanisme PPN Subtraction Method Pembelian Bahan Baku 2,000 Bahan Pembantu 1,000 Suku Cadang dll. 1,000 Jumlah 4,000 Biaya Penyusutan 250 Bunga 750 Gaji/Upah 1,000 Biaya Manajemen 750 Margin/Laba 750 Jumlah 3,500 Harga Jual 7,500 Harga Jual 7.500 Harga Beli 4.000 Selisih 3.500 PPN : 10% X 3.500 = 350 14
  • 15. Mekanisme PPN Credit Method Pembelian Bahan Baku 2,000 Bahan Pembantu 1,000 Suku Cadang dll. 1,000 Jumlah 4,000 Biaya Penyusutan 250 Bunga 750 Gaji/Upah 1,000 Biaya Manajemen 750 Margin/Laba 750 Jumlah 3,500 Harga Jual 7,500 Harga Beli 4.000 PPN Beli : 10% X 4.000 = 400 Harga Jual 7.500 PPN Jual : 10% X 7.500 = 750 PPN Wajib Disetor : 750 – 400 = 350 15
  • 16. Sejak dilakukan perubahan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 dikenal mekanisme yang menyimpang dari prinsip dasar PPN yaitu yang diatur dalam pasal 16A UU PPN 1984, sebagai berikut : 1) Instansi Pemerintah dan badan-badan tertentu ditunjuk sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai; 2) Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai wajib membuat Faktur Pajak; 3) Pada saat pemungut pajak tersebut melakukan pembayaran Harga Jual atau penggantian, tidak menyerahkan Pajak yang terutang kepada Pengusaha Kena Pajak tersebut pada butir 1) melainkan memungut pajak yang terutang. 4) Pajak yang telah dipungut tersebut kemudian disetorkan ke kas negara menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama Pengusaha Kena Pajak tersebut pada butir 2), dan kemudian melaporkannya pemungutan dan penyetoran tersebut ke Direktoral Jendral Pajak, dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak setempat. 5) SSP tersebut pada butir 4) diserahkan kepada Pengusaha Kena Pajak sebagai bukti bahwa ia telah menyetorkan pajak yang terutang ke kas negara. 16
  • 17. Tipe Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan perlakuan terhadap perolehan barang modal, Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax) dibedakan ke dalam tiga tipe, yaitu: a. Consumption Type VAT Semua pembelian yang digunakan untuk produksi termasuk pembelian barang modal dikurangkan dari perhitungan nilai tambah b. Net Income Type VAT Pengurangan pembelian barang modal dari dasar pengenaan pajak tidak dimungkinkan. Pembelian barang modal hanya boleh dikurangkan sebesar presentase penyusutan yang ditentukan pada waktu menghitung hasil bersih dalam rangka penghitungan Pajak Penghasilan. c. Gross Product Type VAT Pembelian barang modal sama sekali tidak boleh dikurangkan dari dasar pengenaan pajak. Karena mengakibatkan barang modal dikenakan pajak dua kali. 17
  • 18. DASAR HUKUM PPN UU No. 18 Tahun 2000 UU No. 8 Tahun 1983 UU No. 11 Tahun 1994 Berlaku sejak 1 April 1985. Berlaku sejak 1 Januari 1995. Berlaku sejak 1 Januari 2001. UU No. 42 Tahun 2009 Berlaku sejak 1 April 2010. 18
  • 19. Dasar pertimbangan perubahan ketiga UU PPN 1984 yang dituangkan dalam konsiderans “Menimbang” UU Nomor 42 Tahun 2009 sebenarnya lebih menampilkan tujuan perubahan adalah : a. Lebih meningkatkan kepastian hukum dan keadilan; b. Menciptakan sistem perpajakan yang sederhana; c. Mengamankan penerimaan negara agar pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara mandiri 19
  • 20. Tujuan perubahan yang ketiga diuraikan dalam memori penjelasan bagian UMKM : a. Meningkatkan kepastian hukum dan keadilan bagi pengenaan PPN b. Menyederhanakan sistem PPN c. Mengurangi biaya kepatuhan d. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak e. Tidak menganggu penerimaan PPN f. Mengurangi distorsi dan peningkatan ekonomi 20