SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
ANALISIS CROSS
SECTION
BAB 6
PENGANTAR BAB 6
Analisis keuangan akan lebih tajam jika angka-angka dibandingkan dengan
standar tertentu. Dengan perbandingan, akan kelihatan baik tidaknya suatu
angka
Standar tersebut bisa berupa standar internal, data historis, atau rata-rata
industri
Bisakah diberi contoh untuk masing-masing standar tersebut?
Bab ini membicarakan perbandingan cross-sectional, yaitu dengan rata-rata
industri
DEFINISI INDUSTRI
Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier
Kesamaan dari sisi permintaan
Kesamaan dalam atribut keuangan
Gabungan dari beberapa definisi
Lihat klasifikasi industri yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta, bagaimana komentar Anda?
Sudah puas? Apa perlukah penyesuaian?
BEBERAPA ISU DALAM DEFINISI INDUSTRI
Bagaimana memperoleh data rata-rata industri?
Bagaimana dengan perusahaan yang belum go-public?
Apakah data rata-rata industri sudah cukup representatif?
Bagaimana dengan definisi industri, atau bagaiaman suatu perusahaan bisa dibandingkan
dengan industri?
INDUSTRI YANG “JELAS”?
A. Perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang
relevan. Laporan keuangan tersedia.
B. Perusahaan dengan beberapa aktivitas, tetapi mempunyai
kegiatan yang dominan pada sektor yang relevan. Laporan
keuangan tersedia.
C. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas
yang paling dominan (mirip dengan konglomerasi). Sulit
menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan
persegmen tersedia.
D. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas
yang paling dominan. Sulit menentukan sektor usaha yang
relevan. Laporan keuangan hanya berupa laporan konsolidasi.
E. Perusahaan private, tidak ada laporan keuangan yang
dipublikasikan (sektor usaha yang relevan adalah sektor usaha
yang akan dijadikan bahan perbandingan).
PERBANDINGAN KEUANGAN ANTAR NEGARA
Apakah perbedaan disebabkan oleh perbedaan akuntansi?
Apakah perbedaan disebabkan oleh perbedaan faktor budaya dan
institusional?
Bagaimana penyesuaian yang perlu dilakukan?
Perbandingan Rasio-Rasio Keuangan Internasional
Rasio Jepang Korea Amerika Serikat
Rasio Lancar 1,15 1,13 1,94
Total Hutang ke
Total Aset 0,84 0,78 0,47
Times Interest
Earned 1,60 1,80 6,50
Perputaran
Persediaan 5,00 6,60 6,80
Rata-rata
Umur Piutang 86 hari 33 hari 43 hari
Profit Margin 0,013 0,023 0,054
Return On Total
Asset 0,012 0,028 0,074
PERHITUNGAN RATA-RATA INDUSTRIUntuk menghitung rata-rata industri seorang analis mempunyai
beberapa alternatif:
(1) Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan,
(2) Menghitung nilai tunggal dengan dispersinya (standar
deviasinya),
(3) Menghitung nilai untuk percentile tertentu (misal menghitung
nilai untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai ukuran 25% paling
kecil).
Untuk perhitungan (1) di atas ada beberapa alternatif yang bisa
dipakai:
(1) Menghitung rata-rata aritmatika,
(2) Menghitung rata-rata tertimbang,
(3) Menggunakan median,
(4) Menggunakan modus.
BERAPA RATA-RATA INDUSTRI?
Perusahaan A B C D E F G H
ROA 10% 12% 12% 13% 9% 12% 8% 9%
Nilai Buku Saham 300 420 250 200 250 210 310 335
Nilai Pasar Saham 350 400 420 450 460 350 340 400
PERBEDAAN ANTAR INDUSTRI
Penggunaan rata-rata industri didasarkan pada asumsi implisit, ada perbedaan antar industri
Perbandingan antari ndustri secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis
antarindustri
Bagaimana dengan bukti empiris? Apakah angka antar industri memang berbeda?
RATA-RATA INDUSTRI DI INDONESIA
Lihat data rasio-rasio keuangan untuk perusahaan yang go-public di Indonesia
Misal, lihat di lampiran buku teks
Untuk data terbaru, bisa dilihat di http://www.bei.co.id
Evaluasi Debt Equity Ratio , Return on Investment , Return on Equity , Net Profit Margin untuk
setiap industri, jelaskan singkat
ANALISIS TIME SERIES DAN
FORECASTING DATA KEUANGAN
BAB 7
PENGANTAR BAB 7
Bab sebelumnya membicarakan
perbandingan cross-sectional
Bab 7 ini membicarakan perbandingan
time-series, yaitu membandingkan angka-
angka dengan data historis
Bab 7 ini juga membicarakan tehnik-tehnik
forecasting (proyeksi) data keuangan
ANALISIS TIME SERIES
Analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat tren-tren yang mungkin timbul.
Analis juga perlu menganalisis apa yang terjadi dibalik tren-tren angka tersebut.
Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri untuk
melihat apakah tren suatu perusahaan bergerak relatif lebih baik terhadap tren industri.
APAKAH ROA PERUSAHAAN
MEMPUNYAI TREN MEMBAIK?
Tahun ROA Perusahaan ROA Industri
1981 20,2% 16,0%
1982 21,1% 18,5%
1983 23,5% 21,1%
1984 24,5% 22,0%
1985 22,4% 25,0%
1986 23,6% 21,5%
1987 24,4% 23,1%
1988 25,1% 24,7%
1989 25,0% 24,8%
BEBERAPA PERUBAHAN STRUKTURAL
YANG PELU DIPERHATIKAN
Peraturan Pemerintah
Perubahan Kompetisi
Perubahan Teknologi
Akuisisi dan Merger (Penggabungan
Perusahaan)
Misalkan data time series sbb. Data mana yang
digunakan?
Tahun ABC XYZ Gabungan
1971 1.000 500 1.500
1972 1.500 750 2.250
1973 1.600 770 2.370
1974 1.750 750 2.500
1975 2.000 800 2.800
1976 2.100 850 2.950
1977 3.200 - 3.200
1978 3.300 - 3.300
1979 3.350 - 3.350
1980 3.400 - 3.400
1981 3.500 - 3.500
TIGA PENDEKATAN DALAM ANALISIS
TIME-SERIES
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan Statistik
Pendekatan Visual
KOMPONEN
DATA TIME-SERIES
Trend
Siklus
Musiman
Ketidakeraturan
Dalam beberapa situasi, analis ingin memecaha data time-series ke dalam empat komponen
tersebut
TREN
Trend merupakan pergerakan time series dalam jangka panjang, bisa merupakan tren naik atau
turun.
Diperlukan waktu jangka panjang (15 atau 20 tahun) untuk melihat pola tren tersebut. Tren
tersebut bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk, perubahan teknologi, dan
semacamnya.
SIKLUS
Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka yang lebih pendek (sekitar 2-10 tahun). Belum
ada penjelasan yang memuaskan terhadap penyebab timbulnya fluktuasi siklus semacam ini.
Lamanya dan besarnya fluktuasi juga sangat beragam dari perusahaan ke perusahaan, dan dari
industri ke industri.
MUSIMAN
Musiman merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup satu tahun.
Ada beberapa penyebab timbulnya fluktuasi musiman seperti disebutkan di muka:
(1) Karena peristiwa tertentu, misal karena peristiwa lebaran atau tahun baru,
(2) Karena cuaca, misal musim hujan dan musim kemarau.
KETIDAKTERATURAN
Fluktuasi semacam ini disebabkan karena faktor-faktor yang munculnya tidak teratur, dengan
jangka waktu yang pendek.
Misalkan suatu perusahaan mengalami musibah karena salah satu gudangnya terbakar, maka
data keuntungan perusahaan pada periode tersebut akan terpengaruh.
MENGUKUR PENGARUH TREN
Menggambar dengan tangan
◦ Misal, dengan menarik garis diantara titik-titik observasi
◦ Kelemahan: subyektif, Kelebihan: mudah
Menggunakan model matematika
◦ Misal, membuat garis lurus dengan menggunakan rumus least square
◦ Kelebihan: obyektif, Kelemahan: terlalu mekanistis
Bagaimana jika trend yang non-linear? Tren tidak
selamanya lurus
ANALISIS SIKLUS
Siklus bisnis muncul dalam jangka waktu menengah (2-10 tahun).
Pengaruh siklus bisa dilihat dengan persentase tren yang dirumuskan
sebagai berikut ini.
Y
% Tren = ----------- x 100
Yt
dimana Y merupakan data tahunan yang sesungguhnya, dan Yt
merupakan data tren yang dihitung berdasarkan persamaan trend.
ANALISIS MUSIMANAnalis mungkin ingin melihat pengaruh musiman untuk beberapa tujuan, misal
untuk mengalokasikan anggaran penjualan tahunan ke dalam kuartalan,
dimana penjualan kuartalan dipengaruhi oleh musim
Analis ingin menghilangkan pengaruh musiman untuk melihat tren, siklus, atau
ketidakteraturan lebih jelas
Bagaimana menghitung pengaruh musiman? Jelaskan.
METODE-METODE PERAMALAN
Univariate Multivariate
Mekanis  Model rata-rata bergerak
 Model Box-Jenkins
Univariate
 Model Regresi
 Model Fungsi Transfer
 Box-Jenkins
Non- mekanis  Pendekatan Visual  Pendekatan Analis Sekuritas
Pendekatan Analis Sekuritas (Multivariate) untuk
Forecasting
Kelebihan: Mampu
1. menyesuaikan terhadap informasi dari berbagai sumber
2. menyesuaikan terhadap perubahan struktural secara cepat
3. memperbaharui secara kontinu untuk informasi baru
Kelemahan
1. Biaya yang cukup tinggi
2. Ketergantungan yang tinggi terhadap kemampuan individu
analisnya
3. Analis barangkali mempunyai insentif untuk tidak menampilkan
forecast yang tidak bias
4. Analis barangkali bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan tertentu
Pendekatan Univariate Mekanis untuk
Forecasting
Kelebihan
1. Mampu mendeteksi pola tertentu pada data masa lalu
2. Tingkat subyektivitas yang rendah
3. Biaya yang relatif lebih rendah
4. Mudah diperbaharui
5. Bisa menganalisis lebih lanjut dengan metode statistik
Kelemahan
1. Jumlah observasi yang terbatas pada situasi tertentu
2. Laporan keuangan barangkali tidak memenuhi asumsi-asumsi
yang diperlukan dalam analisis statistik
3. Sulit mengkomunikasikan hasil analisis kepada luar, terutama
dalam hal metodologinya
MANA YANG LEBIH AKURAT?
Secara umum forecast yang diberikan oleh analis keuangan biasanya lebih akurat dibandingkan
dengan forecast dengan menggunakan model analisis time-series.
Secara umum model forecast multivariate biasanya lebih akurat dibandingkan dengan model
forecast univariate
MANA YANG LEBIH AKURAT?
Metode Tahun 1978 Tahun 1979
Konsensus Analis 1 1
Analis Individual 2 2
Model Tren Linear 3 4
Model Eksponensial Klasik 5 5
Model Eksponensial yang dimodifikasi 4 3
ANALISIS PROFITABILITAS:
RETURN ON ASSET (ROA)
BAB 8
PENGANTAR BAB 8
Bab ini memfokuskan pada analisis
profitabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa
lalu
Dari analisis ini, analis bisa
memproyeksikan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba pada masa-masa
mendatang.
PERHITUNGAN ROA
Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total
aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
mendanai aset tersebut.
Ada beberapa variasi perhitungan, seperti memasukkan biaya pendanaan
BEBERAPA VARIASI
Laba bersih
ROA = ------------------------------
Total Aset rata-rata
Laba bersih + bunga
ROA = --------------------------------
Total Aset rata-rata
Laba bersih + bunga (1 - tingkat pajak)
ROA = ------------------------------------------------------
Total Aset rata-rata
KOMPONEN-KOMPONEN ROA
Profit Margin dan Perputaran Aktiva
ROA = Profit margin x perputaran total aset
Laba bersih + bunga (1 - tingkat pajak) Penjualan
= x
Penjualan Total Aset rata-rata
KESIMPULAN?
Perusahaan ABC Tahun 3 Tahun 2 Tahun 1
ROA 12,16% 11,9% 12,5%
Profit Margin 7,6% 7,9% 8,3%
Perputaran Aktiva 1,6 1,5 1,5
Perusahaan XYZ
ROA 10% 9,3% 8,7%
Profit Margin 5,9% 6,2% 5,8%
Perputaran Aktiva 1,7 1,5 1,5
BEBERAPA PERTANYAANFaktor-faktor apa yang bisa menjelaskan kenapa beberapa industri bisa
menghasilkan ROA yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang lain?
Faktor-faktor apa yang bisa menjelaskan perbedaan antara industri yang
mempunyai perputaran aktiva yang tinggi tetapi profit margin yang rendah
dengan industri yang mempunyai perputaran aktiva yang rendah tetapi
mempunyai profit margin yang tinggi?
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ROA
Operating Leverage:
Operating leverage menunjukkan sejauh mana pemakaian
beban tetap dalam suatu perusahaan.
Siklus Kehidupan Produk :
Siklus kehidupan produk mencakup beberapa tahap: (1) Tahap
perkenalan (Introduction), (2) Tahap pertumbuhan (Growth), (3)
Tahap kedewasaan (Maturity) , (4) Tahap penurunan (decline).
Lainnya?
OPERATING LEVERAGE
Industri Aset Pabrik/ Standar Deviasi
Total Aset ROA
Eksplorasi minyak 0,700 0,104
Gelas 0,550 0,063
Baja 0,460 0,066
Toko Grosir 0,443 0,047
Penerbitan 0,354 0,039
Department Stores 0,352 0,033
INTERPRETASI
Rasio Aset Pabrik/Total Aset digunakan sebagai pengukur operating leverage. Standar deviasi
dipakai sebagai pengukur fluktuasi (variabilitas) ROA.
Perusahaan atau industri dengan operating leverage yang tinggi akan mempunyai fluktuasi
pendapatan yang tinggi pula. Itu berarti risiko perusahaan tersebut tinggi
TITIK IMPAS
Perusahaan dengan operating leverage tinggi akan mempunyai titik impas yang lebih tinggi
Rumus Titik Impas:
Biaya Tetap/(Harga/Unit - Biaya Variabel/Unit)
SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
Siklus Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Laba operasional negatif positif positif positif/negatif
Investasi negatif negatif positif positif
(aliran kas) besar kecil/positif besar besar/kecil
kecil
SIKLUS INDUSTRI
Siklus produk juga bisa diperluas dan diterapkan pada suatu industri.
Suatu industri mengalami tahap-tahap seperti yang dialami oleh suatu produk.
Industri mesin ketik manual saat ini barangkali sedang memasuki tahap penurunan.
Industri komputer saat ini barangkali sedang berada pada tahap pertumbuhan.
PERBEDAAN DALAM KOMPOSISI PROFIT MARGIN
DAN PERPUTARAN AKTIVA
Pembatasan Kapasitas dan Pembatasan Kompetisi
Strategi Bisnis
PENGARUH PEMBATASAN KAPASITAS
DAN KOMPETISI
Wilayah Intensitas Kompetisi Fokus
Modal Strategi
A Tinggi Monopoli Profit Margin
B Sedang Oligopoli Profit Margin,
atau Kompetisi Perputaran aktiva
Monopolistik atau kombinasi
keduanya
C Rendah Kompetisi Perputaran Aktiva
Murni
STRATEGI BISNIS GENERIK
Diferensiasi: mendiferensiasikan produk (membedakan produk) relatif terhadap pesaing-pesaing
lainnya.
Biaya Rendah (low cost strategy): menekan biaya-biaya perusahaan agar perusahaan bisa
memperoleh daya saing harga.
Fokus: fokus melayani segmen pasar tertentu
RETURN ON EQUITY ROE)
ATAU RETURN ON
COMMON EQUITY (ROCE)
BAB 9
PENGANTAR BAB 9
Bab sebelumya membicarakan ROA (Rentabilitas Ekonomi) yang
mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan untung berdasarkan
aset yang dipunyainya.
Bab ini membicarakan kemampuan
perusahaan menghasilkan untung berdasarkan modal perusahaan
Investor yang akan membeli saham akan
tertarik dengan ukuran ini
PERHITUNGAN ROE
Rumus yang bisa dipakai:
Laba bersih - Dividen Saham Pref
ROE = --------------------------------------------
Rata-rata Saham Biasa
Numerator mencerminkan bagian laba yang bisa dialokasikan ke pemegang saham untuk
periode tertentu
HUBUNGAN ANTARA ROA DENGAN ROE
ROA memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari
pendanaan yang dipakai.
ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi
pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan dividen saham
preferen (biaya saham preferen).
ROA
-> Return untuk + Return untuk + Return untuk
kreditur saham preferen saham biasa
Laba yang diperoleh oleh perusahaan dengan
menggunakan aktiva yang dimiliki bisa
dialokasikan ke beberapa pemberi dana.
Kreditur menerima bunga
Saham preferen menerima dividen untuk
saham preferen.
Sisa laba bersih yang tidak dialokasikan ke
hutang atau saham preferen menjadi bagian
pemegang saham biasa
ILUSTRASI PEMBAGIAN ROA
Suatu perusahaan menggunakan total aset bernilai 100, yang didanai 40 oleh saham biasa, 40
oleh hutang, dan 20 oleh saham preferen
Biaya dana hutang adalah 6%
Biaya dana saham preferen adalah 8%
Berapa keuntungan yang tersisa untuk pemegang saham?
ILUSTRASI PEMBAGIAN ROA
Return On Asset 10/100
Return untuk kreditur (6% dari 40) 2,4/40
Return untuk pemegang
saham preferen (8% dari 20) 1,6/20
Return untuk pemegang
saham biasa (10 – 2,4 – 1,6) 6/40
ROE = (6/40) x 100% = 15%
ILUSTRASI PEMBAGIAN ROA
Kelebihan ROA atas biaya hutang yang diminta
kreditur dikalikan jumlah hutang
0,04 x 40 ................ 1,6
Kelebihan ROA atas biaya saham preferen yang
diminta pemegang saham preferen, dikalikan
jumlah saham preferen
0,02 x 20 .................. 0,4
Hak pemegang saham (hak penuh) atas ROA
dikalikan jumlah saham biasa
0,1 x 40 ........................ 4,0
–––
Total return ke pemegang saham biasa 6,0
==
ROE DAN HUTANG
Dari perhitungan-perhitungan di atas nampak bahwa dengan menggunakan
hutang lebih banyak, pemegang saham biasa akan memperoleh return yang
lebih besar asalkan ROA perusahaan lebih besar dibandingkan dengan biaya
hutang atau biaya saham preferen.
Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan batas optimal,
akan menaikkan biaya bunga, dan selanjutnya akan menurunkan ROE.
KOMPONEN-KOMPONEN ROE
ROE bisa dipecah-pecah lagi ke dalam beberapa komponen yaitu: ROA dan leverage yang
disesuaikan
Leverage yang disesuaikan kemudian dipecah-pecah lagi ke dalam Common Earning Leverage
(Earning Leverage untuk saham biasa) dan Leverage struktur modal (Capital Structure
Leverage).
KOMPONEN-KOMPONEN ROE
Laba bersih Laba bersih Laba bersih Rata-rata
untuk saham + Bunga untuk saham total aset
biasa bersih pajak biasa
————— = —————— x ————— x —————
Rata-rata Rata-rata Laba bersih Rata-rata
Saham biasa total aset + Bunga Saham biasa
bersih pajak
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan aset yang dimiliki.
Leverage yang disesuaikan mencerminkan efek penggandaan
penggunaan hutang dan saham preferen untuk menaikkan
return ke pemegang saham.
Leverage yang disesuaikan merupakan hasil perkalian antara
Common Earning Leverage dengan Leverage struktur modal.
Common Earning Leverage mencerminkan proporsi laba
bersih yang menjadi hak pemegang saham biasa dari jumlah
total laba bersih operasional.
Sedangkan Leverage struktur modal mencerminkan sejauh
mana aset perusahaan dibiayai oleh saham sendiri.
ROE akan semakin besar apabila ROA tinggi atau leverage
yang disesuaikan tinggi.
KOMPONEN-KOMPONEN ROE
Situasi ROE = ROA x leverage yang CEL LSM
disesuaikan
1. 15,0% = 10% x 1,50 0,60 2,5
2. 18,0% = 10% x 1,80 0,54 3,3
3. 15,0% = 10% x 1,50 0,30 5,0
4. 25,0% = 14% x 1,79 0,71 2,5
5. (2,5%) = 3% x (0,83) (0,33) 2,5
LABA PER LEMBAR SAHAM
Disamping ROE, rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor
saham (atau calon investor saham) untuk menganalisis kemampuan
perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai adalah Earning
per share (EPS) atau laba perlembar saham.
EPS bisa dihitung sebagai berikut:
(Laba bersih - dividen saham - dividen saham preferen) / Rata-rata tertimbang
jumlah saham biasa yang beredar
BEBERAPA ISU
Perhitungan EPS akan dipengaruhi oleh jumlah lembar saham yang beredar
Jumlah saham yang beredar dipengaruhi beberapa hal, seperti treasury stock,
pencairan opsi, waran, obligasi konvertibel
Perusahaan yang menerbitkan instrumen seperti waran diharuskan melaporkan
dua macam EPS yaitu EPS primer (primary EPS) dan EPS yang disesuaikan (fully
diluted EPS)
EPS fully diluted memperhitungkan semua surat berharga yang berpotensi
untuk ditukar menjadi saham biasa.
PENGGUNAAN EPS
EPS bisa digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para analis surat
berharga.
EPS mudah dihubungkan dengan harga pasar suatu saham dan menghasilkan rasio PER (Price
Earning Ratio). PER adalah harga pasar suatu saham dibagi dengan EPS-nya.
LOGIKA PENERAPAN EPS
Laba sekarang dan masa-masa
lalu (operasional) x discount rate = harga saham saat ini
dipakai untuk memproyeksi
Laba pada masa-masa mendatang (operasional)
dipakai untuk memproyeksi
Aliran kas perusahaan pada
masa-masa mendatang
dipakai untuk memproyeksi
Aliran kas dari dividen, discount rate harga saham yang
capital gain x yang tepat = sebenarnya
KRITIK TERHADAP EPS
Tidak mencerminkan ukuran profitabilitas perusahaan. EPS tidak
memperhitungkan aset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan EPS
tersebut.
Jumlah lembar saham bukan merupakan ukuran penggunaan modal yang
representatif.
Tidak konsisten untuk pengukuran profitabilitas karena memakai laba
perusahaan pada numerator (yang dibagi) tetapi memakai jumlah saham
pada pembagi (denominator) yang merupakan hasil keputusan pendanaan
ANALISIS RISIKO:
ANALISIS RASIO
BAB 10
PENGANTAR BAB 10
Bab sebelumnya membicarakan analisis
profitabilitas
Bab 10 ini membicarakan analisis risiko,
dengan menggunakan pendekatan rasio
Bab berikutnya membicarakan analisis
risiko dengan menggunakan pendekatan
analisis aliran dana
SUMBER-SUMBER RISIKO
Internasional: Ketidakstabilan pemerintah lokal (setempat), Ketidakstabilan kebijakan
pemerintah setempat, Pengambilalihan perusahaan oleh pemerintah setempat., Risiko
perubahan kurs mata uang, Resesi dunia
Domestik: Resesi, Inflasi atau deflasi, Perubahan tingkat bunga, Perubahan demografis,
Perubahan kebijakan dalam negeri, Perubahan politik dalam negeri
SUMBER-SUMBER RISIKO
Industri: Perubahan teknologi, Persaingan,
Perubahan kekuatan tawar menawar dalam
industri (misal, pembeli semakin kuat),
Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan
industri
Perusahaan: Perubahan manajemen,
Perubahan strategi, Risiko terkena bencana
(seperti kebakaran), Risiko terkena tuntutan
hukum
KEGIATAN PERUSAHAAN DAN ALIRAN KAS
Kegiatan Kemampuan Prsh. Kebutuhan Analisis
Perusahaan menghasilkan kas yang menggunakan kas yang digunakan
Operasi Profitabilitas Kebutuhan Modal Likuiditas Jangka
Perusahaan Kerja Pendek
Investasi Penjualan Aset Kebutuhan Investasi Likuiditas Jangka
perusahaan pada Aktiva baru Panjang
Pendanaan Kapasitas Membayar hutang Likuiditas Jangka
Meminjam dengan bunga dan Panjang
kewajiban lainnya
BEBERAPA KATEGORISASI RISIKO
Risiko jangka pendek dan jangka panjang
◦Jangka pendek: melihat kewajiban jangka pendek
(kurang dari satu tahun)
◦Jangka panjang: melihat kewajiban jangka panjang
Risiko sistematis dan tidak sistematis
◦Risiko sistematis: risiko yang tidak bisa didiversifikasi
◦Risiko tidak sistematis: risiko yang bisa didiversifikasi
RISIKO JANGKA PENDEK
Rasio Lancar
Rasio Quick
Rasio Aliran kas operasional terhadap Hutang Lancar
Rasio Aktivitas Modal Kerja
RISIKO JANGKA PANJANG
 Rasio Interest Coverage
 Rasio Aliran kas operasional terhadap Total
hutang
 Rasio Aliran kas operasional terhadap
pengeluaran modal
RASIO LANCAR
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar.
Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah aset-aset yang bisa
berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang
jatuh tempo dalam jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu
seperti tercantum pada neraca.
RASIO LANCAR
Beberapa faktor yang mempengaruhi rasio lancar,
seperti kebijakan sekuritas, kebijakan kredit,
perubahan prinsip akuntansi
Rasio lancar yang terlalu tinggi barangkali kurang
baik, karena kurang produktif
Manajemen bisa melakukan ‘manajemen’ rasio
lancar, supaya kelihatan baik
Meskipun ada beberapa keterbatasan, rasio lancar
cukup populer, karena mudah dihitung, kemampuan
prediksi kebangkrutan yang baik
RASIO QUICK
Rumus: (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar
Persediaan dikeluarkan karena dianggap sebagai aktiva lancar yang paling tidak likuid
Secara umum, informasi dari rasio quick akan sama (searah) dengan informasi dari rasio lancar
RASIO ALIRAN KAS TERHADAP HUTANG LANCAR
Rumus:
Aliran kas dari operasi (sebelum item-item luar biasa) / Rata-rata
hutang lancar
Studi empiris di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa Rasio aliran
kas terhadap hutang lancar untuk kondisi bisnis yang sehat adalah
sekitar 0,4 atau lebih.
Pada industri yang relatif sudah memasuki tahap kedewasaan, secara
umum tidak akan kesulitan memperoleh surplus kas dari operasi
mereka.
RASIO AKTIVITAS
MODAL KERJA
Siklus Bisnis:
Rasio aktivitas modal kerja menghitung seberapa
cepat modal kerja berputar, atau menghitung
seberapa lama dana tertanam di modal kerja
Beberapa rasio: Rata-rata umur piutang, rata-rata
umur persediaan, rata-rata umur hutang
Kas keluar Kas masuk
untuk membayar dari pembeli
bahan mentah
MANA YANG LEBIH LIKUID?
Keterangan Perusahaan A Perusahaan B
Siklus Piutang 30,9 hari 32,6 hari
Siklus Persediaan 68,9 hari 89,0 hari
Siklus Hutang (43,5 hari) (41,5 hari)
Siklus kas 56,3 hari 80,1 hari
MANA YANG LEBIH BAIK?
Perusahaan Perusahaan A Perusahaan B
Tahun Th. 1 Th. 2 Th.3 Th.1 Th.2 Th. 3
Rasio Lancar 1,75 1,74 1,72 1,55 1,55 1,51
Rasio Quick 0,70 0,60 0,55 0,69 0,65 0,61
Rasio Aliran Kas Terhadap
Hutang Lancar 0,60 0,62 0,65 0,49 0,52 0,50
RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PANJANG
Mencerminkan ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya
Beberapa rasio
◦ rasio hutang (debt ratio)
◦ rasio interest coverage (kemampuan membayar bunga)
◦ rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
◦ rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal.
RASIO HUTANG
Rasio hutang mengukur besarnya hutang jangka panjang dalam struktur modal suatu
perusahaan
Beberapa contoh rasio hutang
◦ Rasio Hutang Jangka Panjang
◦ Rasio hutang-modal saham
◦ Rasio hutang jangka panjang-total aset
◦ Rasio hutang-total aset
Item off-balance sheet perlu diperhatikan
RASIO INTEREST COVERAGE
Rasio ini mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan pajak bisa menutup bunga
(EBIT)
Rumus:
(Laba bersih + Biaya Bunga + Pajak Penghasilan) / Biaya Bunga
Bisa diperluas menjadi fixed charge coverage ratio
Kelemahan rasio ini: fokus pada earning bukan aliran kas
RASIO ALIRAN KAS OPERASIONAL
TERHADAP HUTANG
Rasio ini melihat kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas untuk
menutup kewajibannya
Rumus:
Aliran kas dari operasi kas / Rata-rata total hutang
Aliran kas dari operasi bisa dilihat dari laporan aliran kas, yaitu dalam
komponen operasi
RASIO ALIRAN KAS TERHADAP PENGELUARAN
MODAL
Analisis ini memberi informasi besarnya aliran kas untuk menutup pengeluaran modal yang
diperlukan untuk investasi memelihara dan membangun pabrik dan bangunan. Kelebihan kas
tersebut bisa dipakai untuk membayar hutang dengan bunganya
Rumus:
Aliran kas dari operasi / Pengeluaran Modal
Alternatif definisi: Aliran kas = laba + depresiasi

More Related Content

What's hot

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHANAUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHANdyna septiani
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalTrisnadi Wijaya
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Aplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansiAplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansiNadia Amelia
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalJudianto Nugroho
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasAli Wafa
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)Audria
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 

What's hot (20)

Ekuitas
EkuitasEkuitas
Ekuitas
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHANAUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Bab 21 Management Letter
Bab 21 Management LetterBab 21 Management Letter
Bab 21 Management Letter
 
Aplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansiAplikasi teori pada regulasi akuntansi
Aplikasi teori pada regulasi akuntansi
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal KerjaManajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 

Similar to ANALISIS PROFITABILITAS

Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionVicky Farahani
 
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptxPresentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptxOppieALmesi
 
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...destaputranto
 
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional iEma susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional iemasusanti2
 
Analisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganAnalisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganFarah Nurfauziah
 
Analisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganAnalisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganFarah Nurfauziah
 
Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...
Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...
Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...WahidaMeitryana
 
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardaniAkm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardaniAnggunKusumawardani
 
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdfCHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdfMarthaHasibuan5
 
PPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKP
PPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKPPPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKP
PPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKPDeviZumitasari
 
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)Septyatha Yap
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6
Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6
Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6monniswasti
 
Tugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptx
Tugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptxTugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptx
Tugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptxalfis6
 
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptxPERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptxLiyaSetiawati
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxWidyaRomadhan
 
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfBeige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfsuhart2089
 

Similar to ANALISIS PROFITABILITAS (20)

Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
 
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptxPresentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
 
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
 
Assalamualaikum wr
Assalamualaikum wrAssalamualaikum wr
Assalamualaikum wr
 
Bab 9 forecasting
Bab 9 forecastingBab 9 forecasting
Bab 9 forecasting
 
Kel. 9
Kel. 9Kel. 9
Kel. 9
 
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional iEma susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
 
Analisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganAnalisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuangan
 
Analisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuanganAnalisis laporan-kinerja-keuangan
Analisis laporan-kinerja-keuangan
 
Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...
Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...
Wahida Meitryana 6E-AK analisis likuiditas dan struktur modal untuk mengukur ...
 
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardaniAkm maksi anggun mita tri kusumawardani
Akm maksi anggun mita tri kusumawardani
 
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdfCHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
 
PPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKP
PPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKPPPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKP
PPT SKRIPSI DEVI ZUMITA SARI(11160245) 6Q-MKP
 
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6
Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6
Aaaa fixsiklus audit persediaan dan pergudanga nklpk 6
 
Tugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptx
Tugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptxTugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptx
Tugas Bab 5 - Analisis Trend (Kelompok 3).pptx
 
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptxPERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
 
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdfBeige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
Beige Brown Aesthetic Creative Portfolio Presentation.pdf
 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

ANALISIS PROFITABILITAS

  • 2. PENGANTAR BAB 6 Analisis keuangan akan lebih tajam jika angka-angka dibandingkan dengan standar tertentu. Dengan perbandingan, akan kelihatan baik tidaknya suatu angka Standar tersebut bisa berupa standar internal, data historis, atau rata-rata industri Bisakah diberi contoh untuk masing-masing standar tersebut? Bab ini membicarakan perbandingan cross-sectional, yaitu dengan rata-rata industri
  • 3. DEFINISI INDUSTRI Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier Kesamaan dari sisi permintaan Kesamaan dalam atribut keuangan Gabungan dari beberapa definisi Lihat klasifikasi industri yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta, bagaimana komentar Anda? Sudah puas? Apa perlukah penyesuaian?
  • 4. BEBERAPA ISU DALAM DEFINISI INDUSTRI Bagaimana memperoleh data rata-rata industri? Bagaimana dengan perusahaan yang belum go-public? Apakah data rata-rata industri sudah cukup representatif? Bagaimana dengan definisi industri, atau bagaiaman suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan industri?
  • 5. INDUSTRI YANG “JELAS”? A. Perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang relevan. Laporan keuangan tersedia. B. Perusahaan dengan beberapa aktivitas, tetapi mempunyai kegiatan yang dominan pada sektor yang relevan. Laporan keuangan tersedia. C. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan (mirip dengan konglomerasi). Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan persegmen tersedia. D. Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan. Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan hanya berupa laporan konsolidasi. E. Perusahaan private, tidak ada laporan keuangan yang dipublikasikan (sektor usaha yang relevan adalah sektor usaha yang akan dijadikan bahan perbandingan).
  • 6. PERBANDINGAN KEUANGAN ANTAR NEGARA Apakah perbedaan disebabkan oleh perbedaan akuntansi? Apakah perbedaan disebabkan oleh perbedaan faktor budaya dan institusional? Bagaimana penyesuaian yang perlu dilakukan?
  • 7. Perbandingan Rasio-Rasio Keuangan Internasional Rasio Jepang Korea Amerika Serikat Rasio Lancar 1,15 1,13 1,94 Total Hutang ke Total Aset 0,84 0,78 0,47 Times Interest Earned 1,60 1,80 6,50 Perputaran Persediaan 5,00 6,60 6,80 Rata-rata Umur Piutang 86 hari 33 hari 43 hari Profit Margin 0,013 0,023 0,054 Return On Total Asset 0,012 0,028 0,074
  • 8. PERHITUNGAN RATA-RATA INDUSTRIUntuk menghitung rata-rata industri seorang analis mempunyai beberapa alternatif: (1) Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan, (2) Menghitung nilai tunggal dengan dispersinya (standar deviasinya), (3) Menghitung nilai untuk percentile tertentu (misal menghitung nilai untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai ukuran 25% paling kecil). Untuk perhitungan (1) di atas ada beberapa alternatif yang bisa dipakai: (1) Menghitung rata-rata aritmatika, (2) Menghitung rata-rata tertimbang, (3) Menggunakan median, (4) Menggunakan modus.
  • 9. BERAPA RATA-RATA INDUSTRI? Perusahaan A B C D E F G H ROA 10% 12% 12% 13% 9% 12% 8% 9% Nilai Buku Saham 300 420 250 200 250 210 310 335 Nilai Pasar Saham 350 400 420 450 460 350 340 400
  • 10. PERBEDAAN ANTAR INDUSTRI Penggunaan rata-rata industri didasarkan pada asumsi implisit, ada perbedaan antar industri Perbandingan antari ndustri secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis antarindustri Bagaimana dengan bukti empiris? Apakah angka antar industri memang berbeda?
  • 11. RATA-RATA INDUSTRI DI INDONESIA Lihat data rasio-rasio keuangan untuk perusahaan yang go-public di Indonesia Misal, lihat di lampiran buku teks Untuk data terbaru, bisa dilihat di http://www.bei.co.id Evaluasi Debt Equity Ratio , Return on Investment , Return on Equity , Net Profit Margin untuk setiap industri, jelaskan singkat
  • 12. ANALISIS TIME SERIES DAN FORECASTING DATA KEUANGAN BAB 7
  • 13. PENGANTAR BAB 7 Bab sebelumnya membicarakan perbandingan cross-sectional Bab 7 ini membicarakan perbandingan time-series, yaitu membandingkan angka- angka dengan data historis Bab 7 ini juga membicarakan tehnik-tehnik forecasting (proyeksi) data keuangan
  • 14. ANALISIS TIME SERIES Analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat tren-tren yang mungkin timbul. Analis juga perlu menganalisis apa yang terjadi dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan bergerak relatif lebih baik terhadap tren industri.
  • 15. APAKAH ROA PERUSAHAAN MEMPUNYAI TREN MEMBAIK? Tahun ROA Perusahaan ROA Industri 1981 20,2% 16,0% 1982 21,1% 18,5% 1983 23,5% 21,1% 1984 24,5% 22,0% 1985 22,4% 25,0% 1986 23,6% 21,5% 1987 24,4% 23,1% 1988 25,1% 24,7% 1989 25,0% 24,8%
  • 16. BEBERAPA PERUBAHAN STRUKTURAL YANG PELU DIPERHATIKAN Peraturan Pemerintah Perubahan Kompetisi Perubahan Teknologi Akuisisi dan Merger (Penggabungan Perusahaan)
  • 17. Misalkan data time series sbb. Data mana yang digunakan? Tahun ABC XYZ Gabungan 1971 1.000 500 1.500 1972 1.500 750 2.250 1973 1.600 770 2.370 1974 1.750 750 2.500 1975 2.000 800 2.800 1976 2.100 850 2.950 1977 3.200 - 3.200 1978 3.300 - 3.300 1979 3.350 - 3.350 1980 3.400 - 3.400 1981 3.500 - 3.500
  • 18. TIGA PENDEKATAN DALAM ANALISIS TIME-SERIES Pendekatan Ekonomi Pendekatan Statistik Pendekatan Visual
  • 19. KOMPONEN DATA TIME-SERIES Trend Siklus Musiman Ketidakeraturan Dalam beberapa situasi, analis ingin memecaha data time-series ke dalam empat komponen tersebut
  • 20. TREN Trend merupakan pergerakan time series dalam jangka panjang, bisa merupakan tren naik atau turun. Diperlukan waktu jangka panjang (15 atau 20 tahun) untuk melihat pola tren tersebut. Tren tersebut bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk, perubahan teknologi, dan semacamnya.
  • 21. SIKLUS Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka yang lebih pendek (sekitar 2-10 tahun). Belum ada penjelasan yang memuaskan terhadap penyebab timbulnya fluktuasi siklus semacam ini. Lamanya dan besarnya fluktuasi juga sangat beragam dari perusahaan ke perusahaan, dan dari industri ke industri.
  • 22. MUSIMAN Musiman merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup satu tahun. Ada beberapa penyebab timbulnya fluktuasi musiman seperti disebutkan di muka: (1) Karena peristiwa tertentu, misal karena peristiwa lebaran atau tahun baru, (2) Karena cuaca, misal musim hujan dan musim kemarau.
  • 23. KETIDAKTERATURAN Fluktuasi semacam ini disebabkan karena faktor-faktor yang munculnya tidak teratur, dengan jangka waktu yang pendek. Misalkan suatu perusahaan mengalami musibah karena salah satu gudangnya terbakar, maka data keuntungan perusahaan pada periode tersebut akan terpengaruh.
  • 24. MENGUKUR PENGARUH TREN Menggambar dengan tangan ◦ Misal, dengan menarik garis diantara titik-titik observasi ◦ Kelemahan: subyektif, Kelebihan: mudah Menggunakan model matematika ◦ Misal, membuat garis lurus dengan menggunakan rumus least square ◦ Kelebihan: obyektif, Kelemahan: terlalu mekanistis Bagaimana jika trend yang non-linear? Tren tidak selamanya lurus
  • 25. ANALISIS SIKLUS Siklus bisnis muncul dalam jangka waktu menengah (2-10 tahun). Pengaruh siklus bisa dilihat dengan persentase tren yang dirumuskan sebagai berikut ini. Y % Tren = ----------- x 100 Yt dimana Y merupakan data tahunan yang sesungguhnya, dan Yt merupakan data tren yang dihitung berdasarkan persamaan trend.
  • 26. ANALISIS MUSIMANAnalis mungkin ingin melihat pengaruh musiman untuk beberapa tujuan, misal untuk mengalokasikan anggaran penjualan tahunan ke dalam kuartalan, dimana penjualan kuartalan dipengaruhi oleh musim Analis ingin menghilangkan pengaruh musiman untuk melihat tren, siklus, atau ketidakteraturan lebih jelas Bagaimana menghitung pengaruh musiman? Jelaskan.
  • 27. METODE-METODE PERAMALAN Univariate Multivariate Mekanis  Model rata-rata bergerak  Model Box-Jenkins Univariate  Model Regresi  Model Fungsi Transfer  Box-Jenkins Non- mekanis  Pendekatan Visual  Pendekatan Analis Sekuritas
  • 28. Pendekatan Analis Sekuritas (Multivariate) untuk Forecasting Kelebihan: Mampu 1. menyesuaikan terhadap informasi dari berbagai sumber 2. menyesuaikan terhadap perubahan struktural secara cepat 3. memperbaharui secara kontinu untuk informasi baru Kelemahan 1. Biaya yang cukup tinggi 2. Ketergantungan yang tinggi terhadap kemampuan individu analisnya 3. Analis barangkali mempunyai insentif untuk tidak menampilkan forecast yang tidak bias 4. Analis barangkali bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu
  • 29. Pendekatan Univariate Mekanis untuk Forecasting Kelebihan 1. Mampu mendeteksi pola tertentu pada data masa lalu 2. Tingkat subyektivitas yang rendah 3. Biaya yang relatif lebih rendah 4. Mudah diperbaharui 5. Bisa menganalisis lebih lanjut dengan metode statistik Kelemahan 1. Jumlah observasi yang terbatas pada situasi tertentu 2. Laporan keuangan barangkali tidak memenuhi asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis statistik 3. Sulit mengkomunikasikan hasil analisis kepada luar, terutama dalam hal metodologinya
  • 30. MANA YANG LEBIH AKURAT? Secara umum forecast yang diberikan oleh analis keuangan biasanya lebih akurat dibandingkan dengan forecast dengan menggunakan model analisis time-series. Secara umum model forecast multivariate biasanya lebih akurat dibandingkan dengan model forecast univariate
  • 31. MANA YANG LEBIH AKURAT? Metode Tahun 1978 Tahun 1979 Konsensus Analis 1 1 Analis Individual 2 2 Model Tren Linear 3 4 Model Eksponensial Klasik 5 5 Model Eksponensial yang dimodifikasi 4 3
  • 33. PENGANTAR BAB 8 Bab ini memfokuskan pada analisis profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu Dari analisis ini, analis bisa memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.
  • 34. PERHITUNGAN ROA Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Ada beberapa variasi perhitungan, seperti memasukkan biaya pendanaan
  • 35. BEBERAPA VARIASI Laba bersih ROA = ------------------------------ Total Aset rata-rata Laba bersih + bunga ROA = -------------------------------- Total Aset rata-rata Laba bersih + bunga (1 - tingkat pajak) ROA = ------------------------------------------------------ Total Aset rata-rata
  • 36. KOMPONEN-KOMPONEN ROA Profit Margin dan Perputaran Aktiva ROA = Profit margin x perputaran total aset Laba bersih + bunga (1 - tingkat pajak) Penjualan = x Penjualan Total Aset rata-rata
  • 37. KESIMPULAN? Perusahaan ABC Tahun 3 Tahun 2 Tahun 1 ROA 12,16% 11,9% 12,5% Profit Margin 7,6% 7,9% 8,3% Perputaran Aktiva 1,6 1,5 1,5 Perusahaan XYZ ROA 10% 9,3% 8,7% Profit Margin 5,9% 6,2% 5,8% Perputaran Aktiva 1,7 1,5 1,5
  • 38.
  • 39. BEBERAPA PERTANYAANFaktor-faktor apa yang bisa menjelaskan kenapa beberapa industri bisa menghasilkan ROA yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang lain? Faktor-faktor apa yang bisa menjelaskan perbedaan antara industri yang mempunyai perputaran aktiva yang tinggi tetapi profit margin yang rendah dengan industri yang mempunyai perputaran aktiva yang rendah tetapi mempunyai profit margin yang tinggi?
  • 40. VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ROA Operating Leverage: Operating leverage menunjukkan sejauh mana pemakaian beban tetap dalam suatu perusahaan. Siklus Kehidupan Produk : Siklus kehidupan produk mencakup beberapa tahap: (1) Tahap perkenalan (Introduction), (2) Tahap pertumbuhan (Growth), (3) Tahap kedewasaan (Maturity) , (4) Tahap penurunan (decline). Lainnya?
  • 41. OPERATING LEVERAGE Industri Aset Pabrik/ Standar Deviasi Total Aset ROA Eksplorasi minyak 0,700 0,104 Gelas 0,550 0,063 Baja 0,460 0,066 Toko Grosir 0,443 0,047 Penerbitan 0,354 0,039 Department Stores 0,352 0,033
  • 42. INTERPRETASI Rasio Aset Pabrik/Total Aset digunakan sebagai pengukur operating leverage. Standar deviasi dipakai sebagai pengukur fluktuasi (variabilitas) ROA. Perusahaan atau industri dengan operating leverage yang tinggi akan mempunyai fluktuasi pendapatan yang tinggi pula. Itu berarti risiko perusahaan tersebut tinggi
  • 43. TITIK IMPAS Perusahaan dengan operating leverage tinggi akan mempunyai titik impas yang lebih tinggi Rumus Titik Impas: Biaya Tetap/(Harga/Unit - Biaya Variabel/Unit)
  • 44. SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK Siklus Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan Laba operasional negatif positif positif positif/negatif Investasi negatif negatif positif positif (aliran kas) besar kecil/positif besar besar/kecil kecil
  • 45. SIKLUS INDUSTRI Siklus produk juga bisa diperluas dan diterapkan pada suatu industri. Suatu industri mengalami tahap-tahap seperti yang dialami oleh suatu produk. Industri mesin ketik manual saat ini barangkali sedang memasuki tahap penurunan. Industri komputer saat ini barangkali sedang berada pada tahap pertumbuhan.
  • 46. PERBEDAAN DALAM KOMPOSISI PROFIT MARGIN DAN PERPUTARAN AKTIVA Pembatasan Kapasitas dan Pembatasan Kompetisi Strategi Bisnis
  • 47. PENGARUH PEMBATASAN KAPASITAS DAN KOMPETISI Wilayah Intensitas Kompetisi Fokus Modal Strategi A Tinggi Monopoli Profit Margin B Sedang Oligopoli Profit Margin, atau Kompetisi Perputaran aktiva Monopolistik atau kombinasi keduanya C Rendah Kompetisi Perputaran Aktiva Murni
  • 48. STRATEGI BISNIS GENERIK Diferensiasi: mendiferensiasikan produk (membedakan produk) relatif terhadap pesaing-pesaing lainnya. Biaya Rendah (low cost strategy): menekan biaya-biaya perusahaan agar perusahaan bisa memperoleh daya saing harga. Fokus: fokus melayani segmen pasar tertentu
  • 49. RETURN ON EQUITY ROE) ATAU RETURN ON COMMON EQUITY (ROCE) BAB 9
  • 50. PENGANTAR BAB 9 Bab sebelumya membicarakan ROA (Rentabilitas Ekonomi) yang mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan untung berdasarkan aset yang dipunyainya. Bab ini membicarakan kemampuan perusahaan menghasilkan untung berdasarkan modal perusahaan Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran ini
  • 51. PERHITUNGAN ROE Rumus yang bisa dipakai: Laba bersih - Dividen Saham Pref ROE = -------------------------------------------- Rata-rata Saham Biasa Numerator mencerminkan bagian laba yang bisa dialokasikan ke pemegang saham untuk periode tertentu
  • 52. HUBUNGAN ANTARA ROA DENGAN ROE ROA memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari pendanaan yang dipakai. ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan dividen saham preferen (biaya saham preferen).
  • 53. ROA -> Return untuk + Return untuk + Return untuk kreditur saham preferen saham biasa Laba yang diperoleh oleh perusahaan dengan menggunakan aktiva yang dimiliki bisa dialokasikan ke beberapa pemberi dana. Kreditur menerima bunga Saham preferen menerima dividen untuk saham preferen. Sisa laba bersih yang tidak dialokasikan ke hutang atau saham preferen menjadi bagian pemegang saham biasa
  • 54. ILUSTRASI PEMBAGIAN ROA Suatu perusahaan menggunakan total aset bernilai 100, yang didanai 40 oleh saham biasa, 40 oleh hutang, dan 20 oleh saham preferen Biaya dana hutang adalah 6% Biaya dana saham preferen adalah 8% Berapa keuntungan yang tersisa untuk pemegang saham?
  • 55. ILUSTRASI PEMBAGIAN ROA Return On Asset 10/100 Return untuk kreditur (6% dari 40) 2,4/40 Return untuk pemegang saham preferen (8% dari 20) 1,6/20 Return untuk pemegang saham biasa (10 – 2,4 – 1,6) 6/40 ROE = (6/40) x 100% = 15%
  • 56. ILUSTRASI PEMBAGIAN ROA Kelebihan ROA atas biaya hutang yang diminta kreditur dikalikan jumlah hutang 0,04 x 40 ................ 1,6 Kelebihan ROA atas biaya saham preferen yang diminta pemegang saham preferen, dikalikan jumlah saham preferen 0,02 x 20 .................. 0,4 Hak pemegang saham (hak penuh) atas ROA dikalikan jumlah saham biasa 0,1 x 40 ........................ 4,0 ––– Total return ke pemegang saham biasa 6,0 ==
  • 57. ROE DAN HUTANG Dari perhitungan-perhitungan di atas nampak bahwa dengan menggunakan hutang lebih banyak, pemegang saham biasa akan memperoleh return yang lebih besar asalkan ROA perusahaan lebih besar dibandingkan dengan biaya hutang atau biaya saham preferen. Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan batas optimal, akan menaikkan biaya bunga, dan selanjutnya akan menurunkan ROE.
  • 58. KOMPONEN-KOMPONEN ROE ROE bisa dipecah-pecah lagi ke dalam beberapa komponen yaitu: ROA dan leverage yang disesuaikan Leverage yang disesuaikan kemudian dipecah-pecah lagi ke dalam Common Earning Leverage (Earning Leverage untuk saham biasa) dan Leverage struktur modal (Capital Structure Leverage).
  • 59. KOMPONEN-KOMPONEN ROE Laba bersih Laba bersih Laba bersih Rata-rata untuk saham + Bunga untuk saham total aset biasa bersih pajak biasa ————— = —————— x ————— x ————— Rata-rata Rata-rata Laba bersih Rata-rata Saham biasa total aset + Bunga Saham biasa bersih pajak
  • 60. ROA mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aset yang dimiliki. Leverage yang disesuaikan mencerminkan efek penggandaan penggunaan hutang dan saham preferen untuk menaikkan return ke pemegang saham. Leverage yang disesuaikan merupakan hasil perkalian antara Common Earning Leverage dengan Leverage struktur modal. Common Earning Leverage mencerminkan proporsi laba bersih yang menjadi hak pemegang saham biasa dari jumlah total laba bersih operasional. Sedangkan Leverage struktur modal mencerminkan sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh saham sendiri. ROE akan semakin besar apabila ROA tinggi atau leverage yang disesuaikan tinggi.
  • 61. KOMPONEN-KOMPONEN ROE Situasi ROE = ROA x leverage yang CEL LSM disesuaikan 1. 15,0% = 10% x 1,50 0,60 2,5 2. 18,0% = 10% x 1,80 0,54 3,3 3. 15,0% = 10% x 1,50 0,30 5,0 4. 25,0% = 14% x 1,79 0,71 2,5 5. (2,5%) = 3% x (0,83) (0,33) 2,5
  • 62. LABA PER LEMBAR SAHAM Disamping ROE, rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor saham (atau calon investor saham) untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai adalah Earning per share (EPS) atau laba perlembar saham. EPS bisa dihitung sebagai berikut: (Laba bersih - dividen saham - dividen saham preferen) / Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar
  • 63. BEBERAPA ISU Perhitungan EPS akan dipengaruhi oleh jumlah lembar saham yang beredar Jumlah saham yang beredar dipengaruhi beberapa hal, seperti treasury stock, pencairan opsi, waran, obligasi konvertibel Perusahaan yang menerbitkan instrumen seperti waran diharuskan melaporkan dua macam EPS yaitu EPS primer (primary EPS) dan EPS yang disesuaikan (fully diluted EPS) EPS fully diluted memperhitungkan semua surat berharga yang berpotensi untuk ditukar menjadi saham biasa.
  • 64. PENGGUNAAN EPS EPS bisa digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para analis surat berharga. EPS mudah dihubungkan dengan harga pasar suatu saham dan menghasilkan rasio PER (Price Earning Ratio). PER adalah harga pasar suatu saham dibagi dengan EPS-nya.
  • 65. LOGIKA PENERAPAN EPS Laba sekarang dan masa-masa lalu (operasional) x discount rate = harga saham saat ini dipakai untuk memproyeksi Laba pada masa-masa mendatang (operasional) dipakai untuk memproyeksi Aliran kas perusahaan pada masa-masa mendatang dipakai untuk memproyeksi Aliran kas dari dividen, discount rate harga saham yang capital gain x yang tepat = sebenarnya
  • 66. KRITIK TERHADAP EPS Tidak mencerminkan ukuran profitabilitas perusahaan. EPS tidak memperhitungkan aset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan EPS tersebut. Jumlah lembar saham bukan merupakan ukuran penggunaan modal yang representatif. Tidak konsisten untuk pengukuran profitabilitas karena memakai laba perusahaan pada numerator (yang dibagi) tetapi memakai jumlah saham pada pembagi (denominator) yang merupakan hasil keputusan pendanaan
  • 68. PENGANTAR BAB 10 Bab sebelumnya membicarakan analisis profitabilitas Bab 10 ini membicarakan analisis risiko, dengan menggunakan pendekatan rasio Bab berikutnya membicarakan analisis risiko dengan menggunakan pendekatan analisis aliran dana
  • 69. SUMBER-SUMBER RISIKO Internasional: Ketidakstabilan pemerintah lokal (setempat), Ketidakstabilan kebijakan pemerintah setempat, Pengambilalihan perusahaan oleh pemerintah setempat., Risiko perubahan kurs mata uang, Resesi dunia Domestik: Resesi, Inflasi atau deflasi, Perubahan tingkat bunga, Perubahan demografis, Perubahan kebijakan dalam negeri, Perubahan politik dalam negeri
  • 70. SUMBER-SUMBER RISIKO Industri: Perubahan teknologi, Persaingan, Perubahan kekuatan tawar menawar dalam industri (misal, pembeli semakin kuat), Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan industri Perusahaan: Perubahan manajemen, Perubahan strategi, Risiko terkena bencana (seperti kebakaran), Risiko terkena tuntutan hukum
  • 71. KEGIATAN PERUSAHAAN DAN ALIRAN KAS Kegiatan Kemampuan Prsh. Kebutuhan Analisis Perusahaan menghasilkan kas yang menggunakan kas yang digunakan Operasi Profitabilitas Kebutuhan Modal Likuiditas Jangka Perusahaan Kerja Pendek Investasi Penjualan Aset Kebutuhan Investasi Likuiditas Jangka perusahaan pada Aktiva baru Panjang Pendanaan Kapasitas Membayar hutang Likuiditas Jangka Meminjam dengan bunga dan Panjang kewajiban lainnya
  • 72. BEBERAPA KATEGORISASI RISIKO Risiko jangka pendek dan jangka panjang ◦Jangka pendek: melihat kewajiban jangka pendek (kurang dari satu tahun) ◦Jangka panjang: melihat kewajiban jangka panjang Risiko sistematis dan tidak sistematis ◦Risiko sistematis: risiko yang tidak bisa didiversifikasi ◦Risiko tidak sistematis: risiko yang bisa didiversifikasi
  • 73. RISIKO JANGKA PENDEK Rasio Lancar Rasio Quick Rasio Aliran kas operasional terhadap Hutang Lancar Rasio Aktivitas Modal Kerja
  • 74. RISIKO JANGKA PANJANG  Rasio Interest Coverage  Rasio Aliran kas operasional terhadap Total hutang  Rasio Aliran kas operasional terhadap pengeluaran modal
  • 75. RASIO LANCAR Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti tercantum pada neraca.
  • 76. RASIO LANCAR Beberapa faktor yang mempengaruhi rasio lancar, seperti kebijakan sekuritas, kebijakan kredit, perubahan prinsip akuntansi Rasio lancar yang terlalu tinggi barangkali kurang baik, karena kurang produktif Manajemen bisa melakukan ‘manajemen’ rasio lancar, supaya kelihatan baik Meskipun ada beberapa keterbatasan, rasio lancar cukup populer, karena mudah dihitung, kemampuan prediksi kebangkrutan yang baik
  • 77. RASIO QUICK Rumus: (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar Persediaan dikeluarkan karena dianggap sebagai aktiva lancar yang paling tidak likuid Secara umum, informasi dari rasio quick akan sama (searah) dengan informasi dari rasio lancar
  • 78. RASIO ALIRAN KAS TERHADAP HUTANG LANCAR Rumus: Aliran kas dari operasi (sebelum item-item luar biasa) / Rata-rata hutang lancar Studi empiris di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa Rasio aliran kas terhadap hutang lancar untuk kondisi bisnis yang sehat adalah sekitar 0,4 atau lebih. Pada industri yang relatif sudah memasuki tahap kedewasaan, secara umum tidak akan kesulitan memperoleh surplus kas dari operasi mereka.
  • 79. RASIO AKTIVITAS MODAL KERJA Siklus Bisnis: Rasio aktivitas modal kerja menghitung seberapa cepat modal kerja berputar, atau menghitung seberapa lama dana tertanam di modal kerja Beberapa rasio: Rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rata-rata umur hutang Kas keluar Kas masuk untuk membayar dari pembeli bahan mentah
  • 80. MANA YANG LEBIH LIKUID? Keterangan Perusahaan A Perusahaan B Siklus Piutang 30,9 hari 32,6 hari Siklus Persediaan 68,9 hari 89,0 hari Siklus Hutang (43,5 hari) (41,5 hari) Siklus kas 56,3 hari 80,1 hari
  • 81. MANA YANG LEBIH BAIK? Perusahaan Perusahaan A Perusahaan B Tahun Th. 1 Th. 2 Th.3 Th.1 Th.2 Th. 3 Rasio Lancar 1,75 1,74 1,72 1,55 1,55 1,51 Rasio Quick 0,70 0,60 0,55 0,69 0,65 0,61 Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar 0,60 0,62 0,65 0,49 0,52 0,50
  • 82. RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PANJANG Mencerminkan ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya Beberapa rasio ◦ rasio hutang (debt ratio) ◦ rasio interest coverage (kemampuan membayar bunga) ◦ rasio aliran kas operasional terhadap total hutang ◦ rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal.
  • 83. RASIO HUTANG Rasio hutang mengukur besarnya hutang jangka panjang dalam struktur modal suatu perusahaan Beberapa contoh rasio hutang ◦ Rasio Hutang Jangka Panjang ◦ Rasio hutang-modal saham ◦ Rasio hutang jangka panjang-total aset ◦ Rasio hutang-total aset Item off-balance sheet perlu diperhatikan
  • 84. RASIO INTEREST COVERAGE Rasio ini mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan pajak bisa menutup bunga (EBIT) Rumus: (Laba bersih + Biaya Bunga + Pajak Penghasilan) / Biaya Bunga Bisa diperluas menjadi fixed charge coverage ratio Kelemahan rasio ini: fokus pada earning bukan aliran kas
  • 85. RASIO ALIRAN KAS OPERASIONAL TERHADAP HUTANG Rasio ini melihat kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas untuk menutup kewajibannya Rumus: Aliran kas dari operasi kas / Rata-rata total hutang Aliran kas dari operasi bisa dilihat dari laporan aliran kas, yaitu dalam komponen operasi
  • 86. RASIO ALIRAN KAS TERHADAP PENGELUARAN MODAL Analisis ini memberi informasi besarnya aliran kas untuk menutup pengeluaran modal yang diperlukan untuk investasi memelihara dan membangun pabrik dan bangunan. Kelebihan kas tersebut bisa dipakai untuk membayar hutang dengan bunganya Rumus: Aliran kas dari operasi / Pengeluaran Modal Alternatif definisi: Aliran kas = laba + depresiasi