Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai manajemen konsultasi produktivitas yang terintegrasi dengan 5 tahapan, yaitu membangun fungsi manajemen produktivitas, diagnosis, menyusun roadmap, menerapkan sistem pengukuran, dan menerapkan sistem manajemen kinerja. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik pendekatan konsultasi, identifikasi masalah, analisis, rekomendasi, dan penulisan laporan.
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
OPTIMASI PRODUKTIVITAS
1. BIMBINGAN KONSULTANSI
Disampaikan pada acara :
BIMBINGAN TEKNIS KONSULTANSI
3 SEPTEMBER 2014
H. JANUSUSILO,SE,MM
Atase Tenaga Kerja pada KBRI di Abu Dhabi
Konsultan Peningkatan Produktivitas (APO Certified)
Master Trainer SCORE- ILO
Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan
Ditjen Binalattas - Kemnakertrans
3. KEGIATAN MANAJEMEN PRODUKTIVITAS TERPADU DAN
KEGUNAAN PENGUKURAN MANAJEMEN PRODUKTIVITAS
PHASE I : Membangun Fungsi Management Produktivitas:
Menyusun Target dan membangun Kesadaran
1. Sususn target Produktivitas Keseluruhan
2. Bentuk kesadaran dan dapatkan komitmen dari seluruh pekerja
PHASE II Diagonsa
Ketahui dimana posisi kita saat ini
1. Nilai kinerja perusahaan saat ini
2. Idetifikasi Gaps dan area untuk perbaikan
PHASE III Menyusun Road Map
Rencanakan Perjalanan hingga mencapai tujuan
1. Susun target dan formulasikan strategi
2. Implementasikan kegiatan yang spesifik
PHASE IV Menerapkan Sistem Pengukuran
PHASE V Menerapkan Sistem Manjemen Kinerja
Monitor dan memperkuat Kinerja :
1. Monitor dan tinjau Perencanaan
2. Catatan ke Berbagai Stakeholder
3. Hubungan upaya dan penghargaan untuk memotivasi pekerja
4. TAHAPAN BIMBINGAN KONSULTASI
I. Teknik PENDEKATAN Bimbingan Konsultansi
II. Mengidentifikasi Permasalahan
III. Analisis
IV. Membuat Rekomendasi (Proposal)
V. Penulisan laporan
5. Alur Proses Pelaksanaan Manajemen Konsultansi
MELAKUKAN
SURVEY
MANAJEMEN
MELAKUKAN
PENGUMPULAN
DATA
MEMBUAT STANDAR
PRODUKTIVITAS
MENGIDENTIFIKASI
MASALAH
PERUSAHAAN
= PREPARATION = CONNECTOR = MANUAL OPERATION
MENGANALISIS
MASALAH
MEREKOMENDASIKA
N PRIORITAS
KEGIATAN
PERBAIKAN
PRODUKTIVITAS
MEMONITOR DAN
EVALUASI
PELAKSANAAN
KEGIATAN
MENGUKUR
KEBERHASILAN
PERBAIKAN
PRODUKTIVITAS
MULAI
SELESAI
6. I
TEKNIK PENDEKATAN BIMBINGAN KONSULTANSI
Tidak mudah mengadakan pendekatan pada perusahaan-perusahaan
calon klien, karena berbagai hal seperti: faktor kepercayaan atau
keyakinan akan bonafiditas lembaga/konsultan, faktor finansial, faktor
finansial, faktor birokrasi dan faktor kerahasiaan perusahaan.
Untuk mencari perusahaan agar mau menjadi klien, beberapa tehnik
pendekatan dapat dilaksanakan yaitu:
A. Kontak Pertama dengan Perusahan Klien
B. Pertemuan Pertama
C. Pengamatan Pendahuluan
D. Analisis Pendahuluan
E. Pembuatan kontrak kerja
7. A. KONTAK PERTAMA DENGAN PERUSAHAN KLIEN
Kontak pertama dimulai oleh konsultan melalui: Publikasi, seperti surat kabar,
brosur, leaflet; Laporan penelitian; Seminar; Workshop; Pelatihan;; Studi
Banding; Pameran; Prsentasi singkat.
a. Kontak Pertama Datang dari Pihak Klien karena
b. Mengetahui reputasi konsultan,
c. Informasi dari pihak ketiga yang pernah menerima jasa manajemen
konsultansi denghan hasil yang memuaskan,
d. Mengetahui reputasi lembaga manajemen konsultansi yang
bersangkutan.
8. B. PERTEMUAN PERTAMA
Pertemuan pertama ini sangat penting dan menentukan, oleh karena itu harus
benar-benar meberikan kemudahan kepada pihak klien untuk mendapatkan
informasi.
Ada beberapa hal yang dapat menghambat komunikasi pada pertemuan pertama
antara lain:
1. Terlalu formal (dengan mengadakan protokoler), sehingga menghambat
komunikasi, kaku dan kurang bersahabat. Hendaknya sebelum pertemuan
pertama ini, ada beberapa kontak tidak resmi dalam rangka persiapan.
2. Birokrasi yang ketat dan panjang
9. Pada pertemuan pertama yang sangat penting untuk diketahui adalah:
1. Mengapa klien mendatangi konsultan atau lembaga manajemen
konsultansi?
2. Apa tujuan klien meminta bantuan konsultan?
3. Siapa yang ditugaskan dan memutuskan melaksanakan konsultansi?
4. Seberapa jauh klien mengharapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak?
5. Sejauh mana klien mau bekerja sama dalam kegiatan manajemen
konsultansi?
10. MASALAH YANG SERING MUNCUL
PADA PERTEMUAN AWAL
a. Permasalahan pemakaian tenaga konsultan asing
b. Ketiadaan data dan ketepatan waktu memperoleh data
c. Sepanjang klien tidak mengetahui secara jelas hasil konsultan, klien segan
untuk mengeluarkan pembiayaan
d. Manajer tidak mau menanggung resiko apabila timbul permasalahan.
e. Timbulnya ketidakpercayaan akan kemampuan konsultan karena kurangnya
informasi.
f. Data yang disediakan sudah kadaluarsa.
g. Klien tidak mau mengadakan perubahan sesuai dengan rekomendasi
11. h. Klien kurang memberikan ide-ide yang jelas tentang apa yang diharapkan
konsultan.
i. Klien kurang terampil melaksanakan anjuran konsultan
j. Jauh sebelumnya pengambil keputusan pada perusahaan klien sudah
mempunya ide dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi yang
berbeda dengan rekomendasi konsultan.
k. Klien sering memperlakukan konsultan sebagai tenaga kerja tambahan
atau sebagai pekerja sosial
l. Wawancara seperti memata-matai ketimbang sebagai meneliti
m. Konsultan hanya memperkirakan uang sehingga memperpanjang waktu
penyelesaian. Rekomendasi terlalu berbelit-belit sehingga sulit untuk
dimengerti dan dilaksanakan
12. PERSYARATAN-PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI
PERUSAHAAN KLIEN
1. Mempunyai keinginan yang sangat positif untuk bekerjasama dengan lembaga
manajemen.
2. Perusahaan (khususnya top manajemen) memiliki komitmen dan motivasi yang
kuat untuk meningkatkan produktivitas.
3. Bersedia mempublikasikan kemajuan yang dicapai sebagai konsultansi melalui
seminar atau media masa.
4. Bersedia menyediakan dana untuk itu.
Senior konsultan atau koordinator
dari lembaga manajemen konsultansi
hendaknya memimpin langsung
pertemuan pertama
13. INFORMASI YANG DIBUTUHKAN SEBAGAI
BAHAN ANALISISIS PENDAHULUAN
1. Situasi umum perusahaan klien
2. Informasi umum mengenai produksi
3. Informasi umum mengenai pasar (pemasaran)
4. Masalah-masalah yang telah dapat dapat ditemukan klien
5. Laporan keuangan tahunan selama tiga tahun terakhir
6. Daftar pemegang saham
7. Perusahaan lain yang diikutsertakan oleh pemilik
8. Informasi umum mengenai strategi perusahaan
9. Chart struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja
14. C. PENGAMATAN PENDAHULUAN
Pengamatan pendahuluan (plant tour) perlu dilaksanakn untuk
mendapatkan gambaran keadaan perusahaan secara dekat (visual) untuk
mengkonfirmasikan antara pernyataan klien dengan keadaan sebenarnya.
Adapun hal-hal yang perlu diamati meliputi:
1. Kondisi umum
2. Layout
3. Kondisi umum pekerja
4. Gambaran umum proses produksi
Bagi konsultan hendaknya mengembangkan suatu analisis kasar hal-hal
yang menurut pengamatannya belum sesuai dengan prinsip-prinsip
industrial engineering, efisiensi, efektivitas dan mutu
15. Analisis pendahuluan terutama ditujukan untuk mengetahui apakah perusahaan yang
bersangkutan layak menjadi klien atau tidak, dan apabila layak maka hasil analisis
pendahuluan digunakan untuk menyusun surat perjanjian kerjasama.
Sebelum mengadakan analisis pendahuluan, konsultan perlu mengumpulkan referensi
yang berguna sebagai bahan perbandingan seperti : statistik industri, laporan penelitian,
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dan lain-lain yang dianggap perlu.
16. Analisis pendahuluan mencakup :
Analisis Keuangan : Profitability
Productivity
Pendayagunaan modal
Analisis kondisi lingkungan : Perubahan pasar
Posisi pesaing
Perubahan teknologi
Perubahan tehnik industri
Tenaga kerja dan pasar modal
Penelitian strategi : Ciri-ciri perilaku manajemen
Misi usaha dan kebijaksanaan
Peneliti strategi perusahaan
Yang dimaksud layak dalam hal ini adalah mencakup: sikap manajemen dalam bekerja
sama, kesungguhan manajemen dalam mengadakan pembaharuan, kesediaan
menyediakan tenaga dan biaya serta kemungkinan berhasilnya manajemen konsultansi
peningkatan produktivitas berdasarkan analisis data yang diperoleh.
18. QUALTATIVE ASSESMENT
I. Mengelola Peningkatan produktivitas
beri tanda (X) pada huruf yang sesuai dengan jawaban saudara
1 Apakah ada petugas yang bertanggung jawab untuk perbaikan
produktivitas di perusahaan anda
a b c d e
2 Apakah target sudah disusun a b c d e
3 Apakah target tersebut sudah dikomunikasikan kepada pekerja a b c d e
4 apakah sudah disusun rencana peningkatan produktivitas a b c d e
5 apakah sudah tersedia sistem pengukuran kinerja produktivitas a b c d e
6 apakah pekerja di berikan reward untuk pencapaian target produktivtas a b c d e
II. Sales
7 Target sales sudah disususn a b c d e
8 Apakah sudah disusun strategy marketing untuk target sales a b c d e
9 Apakah segmen pasar baru terus diidentifikasi a b c d e
10 apakah Bauran Produk atau jasa yang ditawarkan ditinjau secara berkala a b c d e
11 Apakah kualitas Produk dan layanan menjadi hal utama a b c d e
19. III. Proses
12 Suppliers ditelaah sebagai harga , kualitas dan pengiriman terbaik a b c d e
13 Tindakan yang diambil untuk mengurangi biaya a b c d e
14 Bisnis proses ditelaah untuk perbaikan terus menerus a b c d e
IV. Tenaga Kerja
15 Tenaga Kerja disebar menurut fluktuasi penjualan (seperti. Pengaturan
pekerja borongan, harian, kontrak, tetap
a b c d e
16 Pekerja dilatih untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif a b c d e
17 pola pikir produktivitas ditanamkan pada pekerja a b c d e
V. Fixed asset
18 Teknologi digunakan untuk perbaikan proses kerja a b c d e
19 Tersedia mesin dan peralatan yang memadai di tempat kerja a b c d e
20 Ruang digunakan secara efektif a b c d e
Catatan .
a tidak berlaku
b tidak sama sekali
c sebagian kecil
d sampai batas tertentu
e sebagian besar
20. Kuesioner Analisis Pendahuluan untuk Survey Manajemen
1. Overall Management Item yang akan dinilai Score
1.1 Gross Margin 1. tidak ada perhitungan
2. tidak dihitung secara berkala
3. perhitungan setiap tahun
4. Gross margin tahun ini dibandingkan
dengan tahun lalu
5. menganalisis hasil Usaha dalam hal
daya saing dan produktivitas
1.2 Rencana Usaha 1. Tidak ada Rencana
2. Hanya membuat Rencana Umum
3. Membuat renacana Jangka Pendek
4. Membuat rencana jangka pendek/
menengah/panjang berdasarkan
pada strategi manajemen
5. mendokumentasikan rencana-rencana
dan menyimpan setiap
informasi dari karyawan tentang vsi,
kebijakan dan strategy manajemen
1.3 Kekuatan dan
kelemahan
perusahaan
1. Memiliki ide umum/kasar
2. diantara 1 dan 3
3. menganalisa secara rinci
4. diantara 3 dan 5
5. menganailas ukuran-ukuran untuk
memecahkan masalah
1.4 Ketrampilan dan
teknologi
1. perusahaan Tidak memiliki teknologi
canggih
2. diantara 1 dan 3
3. memiliki teknisi yang diperlukan dan
bebrapa tingkatan teknologi
4. diantara 3 dan 5
5. memiliki keunggulan teknologi
dengan keterampilan yang ekselen
1.5 Tingkat kecelakaan
Kerja
1. tidak memiliki data
2. diantara 1 dan 3
3. Memiliki data per tahun
4. diantara 3 dan 5
5. menganalisa data untuk mengurangi
kecelakaan
21. PENDEKATAN KONSULTAN DALAM MANAGEMENT SURVEY
KONDISI PERUSAHAAN :
1. MASA LALU
2. SAAT INI
3. YANG AKAN DATANG
KEKUATAN DAN
KLEMAHAN
KEMUNGKINAN
PERBAIKAN
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
BANTUAN YANG DIUSULKAN
22. LAPORAN HASIL SURVEY
Laporan survei menegaskan semua diskusi antara konsultan dan klien dan
menetapkan proposal untuk assigment. karena proposal telah dikembangkan
dalam diskusi dengan klien, laporan berisi tidak mengherankan. itu, bagaimana
pun, memberikan proposal tertulis, dan banyak kadang-kadang diubah menjadi
jenis kontrak jika proposal secara resmi diterima oleh klien.
Tidak ada format yang kaku untuk laporan survey - banyak tergantung pada gaya
konsultan, preferensi klien, dan ruang lingkup survei dan tugas yang diusulkan,
ketika klien membutuhkan jasa konsultasi yang luas untuk perbaikan jauh dari
bisnisnya, laporan survei dapat membuat ini jelas baginya dengan merangkum
temuan dari over-semua penilaian dan penilaian kinerja keuangan sehingga ia
menerima pandangan yang jelas dan komprehensif mengenai situasi, prospek,
kekuatan dan kelemahan dari bisnis secara keseluruhan dan bagian yang
23. A. SUB BAGIAN DARI LAPORAN
Struktur, laporan harus berkaitan dengan:
1. Situasi saat ini;
2. Usulan tentang bagaimana konsultan dapat membantu; (proposal)
3. Kerangka acuan Penugasan; di bagian laporan menetapkan dengan jelas
apa yang akan dilakukan selama penugasan. kerangka acuan membuat
program global untuk tim operasi dan akan digunakan sebagai
memeriksa kemajuan selama tugas. ketika tugas telah selesai klien dapat
merujuk kepada mereka untuk memenuhi bahwa semua pekerjaan yang
telah dilakukan
4. Manfaat;
5. Biaya dan biaya;
6. Kemampuan konsultan :
7. Segi bisnis : ini menyangkut kondisi kontrak yang akan dibuat antara klien
dan unit sebuah penugasan harus disepakati. aspek hukum kontrak
bervariasi dari satu negara ke negara dan harus benar-benar dipahami
oleh Unit klien dan konsultan.
24. B. ESTIMASI BIAYA DAN FEE
Survey Konsultan menghitung biaya dengan memperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas dan mengubahnya menjadi uang pada tingkat biaya per
orang-hari atau orang-minggu. keputusan waktu harus hati-hati dibuat. untuk
perkiraan yang terlalu tinggi dapat membahayakan penerimaan klien; untuk terlalu
rendah akan menempatkan operasi Consultant dan seluruh unit dalam posisi yang
sulit.
Perlu diperhatikan dalam menyusun Fee dan Biaya :
1. Jenis industri
2. Masalah
3. Penerapan teknik/metode
4. Kemampuan klien; mampu : kemampuan klien untuk membayar biaya dalam
waktu mungkin menjadi kendala. ini bisa melibatkan baik pemangkasan term of
reference atau membuat penuugasan berselang untuk periode yang lebih lama.
25. C. PRESENTASI LAPORAN
Laporan hasil survey di paparkan kepada klien pada akhir melakukan survey
manajemen dan menentukan tempat untuk penerimaannya dan assigment
selanjutnya
sebagai suatu peraturan, konsultan memilih untuk tidak hanya untuk mail laporan,
tapi menyerahkannya kepada klien dalam pertemuan yang dimulai dengan
presentasi singkat oral (dan visual yang jika sesuai) ringkasan laporan itu. laporan
dikirim pada akhir presentasi, ketika tunduk pada diskusi bebas
26. CHECK LIST PERTIMBANGAN AWAL PEMBUATAN PROPOSAL
1. Apa yang harus diatur dalam pencapaian yang akan datang ? (tingkat kinerja,
kualitas output, produk , layanan dan kegiatan baru)
2. Bagaimana situasi yang akan datang berbeda dengan situasi saat ini ( produk yang
berbeda, layanan dan kegiatan yang berbeda)
3. Dampak apa yang akan terjadi pada akhirnya (apakah ada kemungkinan pekerja
kembali melakukan hal yang sama)
4. Kesulitan apa yang akan dihadapi dalam pencapaian OFI ( penolakan pekerja,
bahaya kerja, produksi berlebih, masalah bahan baku)
5. Siapa yang akan terkena dampaknya (Pekerja mau menerima, apa yang harus
dilakukan untuk menyiapkan mereka, melakukan perubahan yang cocok harus
dibuat di tempat lain )
6. Kapan waktu yang terbaik untu melakukan perubahan ( Pada akhir sesi, selama
waktu, selama waktu liburan, pada saat tutup buku, pada awal tahun kalender,
27. BERFIKIR KREATIF
Berfikir kreatif adalah sebagai hal yang berhubungan dengan sesuatu atau ide-ide yang
sebelumnya tidak berhubungan. tujuannya adalah, untuk menemukan atau mengembangkan
beberapa hal baru.
Lima tahap dalam proses berfikir kreatif, dan semua harus dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan hasil terbaik
1. Persiapan: mendapatkan semua fakta yang diketahui; menerapkan konvergen (analitis)
berfikir sejauh mungkin; mendapatkan masalah didefinisikan dengan cara yang berbeda.
2. Upaya: berpikir berbeda, yang akan menyebabkan baik untuk solusi yang mungkin atau
frustraction (frustraction merupakan fitur penting dalam tahap usaha dan dalam proses
berfikir kreatif penuh itu biasanya diikuti dengan memproduksi ide-ide benar-benar baik.).
3. Inkubasi: meninggalkan masalah dalam pikiran bawah sadar seseorang sementara satu
mendapat dengan hal-hal lain. ini juga memberikan waktu untuk penghambatan dan
emosional blok untuk ide-ide baru untuk melemahkan, dan memberikan kesempatan untuk
mengambil ide-ide tambahan dari apa yang dilihat atau di dengarnya untuk sementara.
4. Wawasan; kilatan pencahayaan yang memberikan jawaban dan mengarah ke solusi yang
mungkin dari masalah.
5. Evaluasi: menganalisa semua ide yang diperoleh dalam tiga tahap terakhir sehingga untuk
menemukan solusi yang mungkin
28. Pembuatan kontrak kerja
Bentuk-bentuk kerjasama meliputi antara lain :
• Surat perjanjian kerjasama
• Surat kontrak kerja
• Persetujuan lisan
29. II
MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Identifikasi Masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana
objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah (Suriasumantri,
2001: 309). Dan menurut Amien Silalahi, (2003: 21), identifikasi masalah artinya usaha
mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap masalah yang terjadi yang sekiranya
dapat dicari jawaban melalui penelitian
1. Permasalahan manajemen
2. Menggali permasalahan (diagnosa)
1. Permasalahan Manajemen
Permasalahan didefinisikan sebagai penyimpangan antara apa yang
seharusnya dengan apa yang sebenarnya terjadi dan ini disebut kesenjangan
Kesenjangan dibagi dalam tiga kategori yaitu :
a. Kesenjangan yang sudah diketahui
b. Kesenjangan yang belum diketahui
c. Kesenjangan yang tidak diketahui
30. a. Kesenjangan dikatakan sudah diketahui apabila penyimpangan antara
yang telah ditargetkan dengan apa yang telah terjadi telah dapat
diantisipasi oleh pihak perusahaan.
b. Kesenjangan dikatakan belum diketahui apabila target belum
ditentukan oleh perusahaan, maka selama pelaksanaan konsultansi,
pihak konsultan seharusnya dapat menetapkan target dan menyusun
rencana untuk menjaga kemungkinan pelaksanaannya jauh
menyimpang dari yang ditargetkan.
c. Kesenjangan tidak diketahui apabila manajer merasa bahwa di dalam
perusahaannya banyak yang perlu diperbaiki tetapi manajer tidak
mampu
31. Permasalahan manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Permasalahan pemeliharaan
b. Permasalahan perbaikan
c. Permasalahan pembaharuan
a. Permasalahan pemeliharaan terutama menyangkut pencegahan
(preventive) timbulnya permasalahan baru, atau dengan perkataan lain
permasalahan yang menyangkut kegiatan pemeliharaan agar segala
sesuatunya berjalan dengan normal atau stabil baik dari segi efisiensi,
efektivitas, maupun mutu pengadaan, proses produksi maupun
pemasaran. Permasalahan ini menghendaki adanya tindakan cepat
sebelum terjadi masalah.
32. b. Permasalahan perbaikan/peningkatan adalah permasalahan yang
menyangkut tindakan memulihkan keadaan / kondisi sesudah terjadi
masalah misalnya memperbaiki kerusakan mesin.
c. Permasalahan pembaharuan (inovasi) adalah permasalahan yang
menyangkut investasi baru atau pengembangan teknologi canggih
misalnya Robotisasi mesin.
33. 2 Menggali permasalahan (diagnosa)
Menggali permasalahan tidak berarti hanya usaha menemukan
permasalahan, akan tetapi mencari dan menganalisis akar atau penyebab
timbulnya permasalahan supaya dapat dikembangkan cara
penanggulangannya.
Bisa saja terjadi bahwa yang dianggap permasalahan sebenarnya hanya
merupakan akibat dari satu sebab yang sulit diungkap (tersembunyi) dan
bisa juga sebagai akibat beberapa sebab atau resultant. Dalam hal ini
fungsi diagnosa adalah menemukan permasalahan yang sebenarnya.
Oleh karena itu maka konsultan dianjurkan untuk melakukan diagnosa
dengan teliti dan menggunakan alat diagnosa yang tepat agar jangan
salah mendiagnosa yang menyebabkan hal-hal yang fatal dikemudian hari
pada waktu pelaksanaan pemecahan permasalahan.
34. Bagi konsultan yang sudah pengalaman, mungkin hanya dengan mengamati
kondisi di perusahaan sudah dapat mencium gejala-gejala permasalahan yang
ada, kemudian gejala-gejala ini perlu diuji melalui pengumpulan data dan tes
hipotesa.
Tujuan Hipotesa
1. Mencari permasalahan manajemen secara keseluruhan
2. Mencari permasalahan yang paling kritis (pada jangka pendek dan
jangka panjang)
3. Menyusun saran cara penanggulangan permasalahan
35. Tahapan diagnosa
Sekalipun tidak selamanya sama, namun pada umumnya tahapan diagnosa adalah
sebagai berikut :
TAHAPAN DIAGNOSA TEHNIK ANALISIS WAKTU (HARI)
Pengumpulan informasi
primer (informasi kondisi
lingkungan sosial ekonomi,
kondisi intern)
Interview, pengamatan
lapangan, pengumpulan data
kondisi lingkungan.
2 – 3
Analisis informasi primer Diagram sebab akibat
(diagram SA), SWOT analysis
1 – 2
Penyusunan hypotesa Hypotesa dan informasi lain 1 – 2
Pengumpulan tambahan
informasi
Interview tambahan 1 – 2
Analisis lanjutan SWOT analisis Analisis 4
elemen Analisis kuantitatif
2 – 3
Menetapkan permasalahan Diagram SA total
Mendefinisikan permasalahan Diagram SA regional
penetapan 5W
Menetapkan permasalahan
prioritas
Sensitivity analysis 2 -3
Pembuatan rekomendasi
(prioritas dan alternatif)
Diagram SA total dan
regional, rekomendasi,
analisis 4 elemen
2 – 3
Rencana Pelaksanaan Jadwal
36. Pengumpulan informasi primer
Jenis – jenis informasi yang perlu dikumpulkan adalah :
1. Tujuan, sasaran dan kebijakan klien
2. Kegiatan Utama top manajemen
3. Kegiatan utama unit – unit kerja
4. Sumber Daya Manusia dan manajemen
5. Sistem manajemen yang digunakan dan kerangka organisasi
6. Ciri-ciri budaya perusahaan (corporate culture)
37. Teknik pengumpulan informasi
1. Wawancara (interview)
2. Pengumpulan data, laporan dan dokumen
3. Pengamatan lapangan
4. Penelitian (study)
1. Wawancara (interview)
a. Susun jadwal wawancara termasuk siapa yang akan diwawancarai.
b. Selidiki tugas utama yang diwawancarai kaitannya dengan atasan dan
bawahannya.
c. Adakan seleksi terhadap siapa yang akan diwawancarai dan tentukan berapa lama
waktu digunakan.
d. Susun daftar pertanyaan (questioner)
38. 2. Pengumpulan data, laporan dan dokumen
Data mampu menyampaikan berbagai informasi perusahaan klien kepada
konsultan. Sebaiknya konsultan meminta agar data-data disiapkan
sebelum proyek dimulai. Oleh karena itu konsultansi perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Ketersediaan data-data yang diperlukan
b. Akurasi data yang ada
c. Metode pengumpulan dan pengadaan data
d. Kegunaan data yang dikumpulkan
39. Untuk data yang mereka sediakan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Telusuri semua catatan, laporan dan dokumentasi yang berkaitan dengan
apa yang diwawancarai.
b. Adakan penyelidikan tentang contoh dari kegiatan yang dilakukannya
dengan data, laporan dan dokumentasi.
c. Cek ketersediaan data, laporan dan dokumentasi.
d. Adakan penelitian tentang cara pengadaan data tersebut apakah sudah
efisien atau tidak.
40. 3. Pengamatan lapangan
Melalui pengamatan lapangan konsultan akan melihat cara-cara kerja pada
proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan klien, apa fasilitas yang
digunakan, bagaimana sumberdaya manusianya, seberapa efektif kegiatan
produksi.
Penemuan-penemuan ini akan sangat penting dalam mencari permasalahan
dan menyusun rekomendasi. Akan tetapi fakta yang ditemukan melalui
pengamatan lapangan kemungkinan hanya dapat menunjukkan salah satu
aspek permasalahan produksi saja jika frekuensi pengamatan sangat dibatasi.
41. 4. Penelitian
Penelitian kerja (work study) adalah merupakan salah satu alat (tool) dalam
tehnik rekayasa industri praktis (practical industrial engineering) untuk
meneliti waktu pelaksanaan suatu kegiatan yang paling efisien sehingga
tidak terjadi pemborosan waktu (waste). Dari data yang dikumpulkan dapat
ditemukan permasalahan mengenai pemborosan waktu dan
mengembangkan cara penanggulangannya melalui apa yang dikenal
dengan ECRS (Eliminate, Combine, Rearrange, Simplify).
Penelitian kerja (work study) meliputi :
a. Penelitian metode (method study) dengan maksud menyederhanakan
metoda mengerjakan kegiatan agar lebih ekonomis.
b. Pengukuran waktu kerja (time study) yaitu tehnik mencatat waktu dalam
mengerjakan suatu elemen kerja guna mengetahui waktu yang
digunakan sebenarnya dan waktu yang bukan nilai tambah (non value
added work).
42. Macam dan Kegunaan Metode Pengumpulan Data
1. Macam-macam Metode Pengumpulan Data
a. Metode Kualitatif
b. Metode Kuantitatif
c. Metode Gabungan Kualitatif dan Kuantitatif.
2. Kegunaan Metode Pengumpulan Data
Metode Kualitatif, untuk mengukur sejauh mana manfaat dari fasilitas latihan,
proses pembelajaran, isi program pelatihan (kurikulum/silabus), perilaku peserta
pelatihan, pendapat peserta terhadap pelatihan yang diikutinya dengan cara
melakukan observasi, wawancara, dan mempelajari himpunan dokumen.
Metode Kuantitatif, untuk mengukur jumlah dengan cara melakukan tabulasi,
tes,daftar cek, dan himpunan dokumen
Metode Gabungan Kualitatif dan Kuantitatif, untuk memperoleh data kualitatif dan
kuantitatif dengan cara melakukan mempelajari dokumen, menyampaikan kuesioner,
tes, menggunakan cek lis, pengamatan langsung, dan wawancara.
43. Cara Menyiapkan Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan macam dan kegunaan metode pengumpulan data di atas maka ketiga
metode tersebut perlu digunakan untuk memperoleh data dalam rangka penyiapan
informasi dan laporan pelatihan. Dengan demikian, macam-macam alat pengumpulan
data yang perlu disiapkan tentunya mengacu pada setiap macam metode pengumpulan
data tersebut. Ada pun alat pengumpulan data yang perlu disiapkan sebagai berikut:
1. Himpunan Dokumen
a. Mencatat dokumen apa saja yang diperlukan
b. Menghubungi bagian tempat dokumen-dokumen tersebut disimpan
c. Mengambil dokumen dari tempat penyimpanan
44. 2. Kuesioner
a. Memahami pedoman membuat kuesioner sebagai berikut:
Kuesioner hendaknya memiliki pengantar, petunjuk mengisi jawaban, stem dan opsi
Ciri-ciri kuesioner yang baik:
1) Stem ditulis dengan menggunakan kata-kata, istilah, atau kalimat yang jelas,
tegas, sederhana, sopan, dan mudah dimengerti oleh responden
2) Setiap stem dikemukan secara khusus, mengandung satu pengertian sehingga
tidak rancu bagi responden
3) Setiap pertanyaan/pernyataan tidak mengandung unsur sugesti sehingga
responden seakan-akan merasa diarahkan untuk memilih suatu jawaban tertentu
4) Opsi dikemukakan dengan tegas, mengandung daya pembeda yang jelas
antara satu pilihan yang satu dengan pilihan yang lainnya, setiap pilihan jawaban
berdekatan atau serumpun dan homogen
5) Format dan isi kuesioner menarik perhatian responden.
45. b. Mengetahui siapa yang akan menjadi responden atau sasaran kuesioner dan
dalam hal apa
c. Menetapkan poin-poin yang akan diperoleh datanya
d. Menetapkan pola pengolahan datanya
e. Menjabarkan poin-poin yang sudah ditetapkan ke dalam kalimat pernyataan
atau pertanyaan.
f. Mengujicobakan kepada orang lain terlebih dahulu sebelum digunakan kepada
responden untuk mendapatkan tingkat reliabilitas dan validitas materi
kuesioner.
g. Lakukan perbaikan berdasarkan hasil uji coba.
3. Wawancara/Interview : merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
46. III
ANALISIS
Tujuan dari analisis adalah untuk menyusun hipotesa
Hipotesa dapat disusun sebagai anggapan permasalahan berdasarkan analisis data
yang sudah ada dan seharusnya tidak dianggap sebagai masalah yang sebenarnya.
Pada saat yang sama dapat disusun beberapa hipotesa lain sebagai alternatif pada
hipotesa pertama.
Dalam hal ini disarankan agar menyusun hipotesa dengan menggunakan diagram
sebab akibat.
1. Membuat hipotesa berdasarkan :
a. Quick Performance Analyisis dan Quick Manjemen Analysis dan Check List
b. Trend analysis dan Comparative Analysis
c. Evaluasi konsultan
2. Informasi tambahan
Untuk mendukung atau merubah hipotesa, diperlukan informasi tambahan pada hal-hal
tertentu. Proses setelah penyusunan hipotesa, yaitu meminta klien
mengembangkan ide atau tanggapan.
47. 3. Analisis lanjutan
Setelah memperoleh informasi tambahan dan atau wawancara tambahan, maka
perlu dilakukan analisis yang lebih rinci terhadap informasi.
a. Analisis produktivitas
Input analisis : Internal analisis
Output analisis : Dari sudut pandang pelanggan, hubungan pelangggan dan
pesaing. QPA dapat digunakan sebagai alat analisa
b. Analisis ancaman dan peluang (threat and opportunity)
Ancaman dan peluang dianalisa berdasarkan kondisi lingkungan sosial ekonomi
yaitu kondisi pasar, pesaing dan teknologi baru.
Contoh ancaman :
Menurunnya permintaan pasar sebesar 6% selama tiga tahun berturut – turut
; anjloknya harga pasar untuk bahan – bahan export sebesar 12%, sebagai
akibat turunnya kurs rupiah.
Contoh peluang :
Meningkatnya permintaan pasar sebesar 7%, 12% dan 14 % pada tahun 1996,
1997 dan 1998 yang lalu ; meningkatnya porsi pemasaran (market share)
sebesar 5% dengan profitabilitas 90%.
48. 4. Analisis kelemahan dan kekuatan (weakness and strength analysis)
Kelemahan dan kekuatan lebih cenderung digunakan untuk menganalisa kondisi dalam
perusahaan seperti kemampuan manajemen, sistem manajemen, struktur kuat, tidak
dapat membangun suatu sistem manajemen yang kuat dalam mencapai tujuan yang baru.
Oleh karena itu, maka pendekatan analisapada tiga elemen (Sumber Daya Manusia,
struktur organisasi, dan sistem manajemen) berbeda dengan pendekatan analisa budaya
perusahaan.
Organisasi
Proses pengambilan keputusan;
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
Arus informasi manajemen dan supervisi;
Sumber Daya Manusia
Motivasi, pola pikir (attitude) dan pengambilan resiko;
Kesadaran mengadakan pembaharuan;
Kreativitas; dan
Kemampuan membaca masa depan
49. Sistem Manajemen
Tingkat pemakaian komputer;
Sistem efisiensi dan efektivitas;dan
Fleksibilitas sistem
Budaya perusahaan
Hubungan budaya dengan tiga elemen lainnya;
Semangat pebaharuan;
Jiwa kewirausahaan;
Perlakuan terhadap pekerja;
Fleksibilitas terhadap perubahan;
Gaya kepemimpinan;
Cara berkomunikasi ;
Proses pengambilan keputusan ;
Cara penilaian / penghargaan ;
50. 5. Teknik Analisis
a. Stratifikasi data menurut unit organisasi, waktu, lama, kuantitas, nilai, produk,
bahan, proses, mesin fasilitas, lokasi, system.
Contoh :
Penjualan menurut jenis produksi, daerah pemasaran dan menurut cabang
perusahaan.
b. Melalui grafik. Memvisualisasikan data
Contoh :
Radar chart, histogram, Bar chart, dll
c. Analisis secara sistematis
Contoh :
Nilai tambah / jumlah tenaga kerja = (Nilai Tambah / Sales) X ( Sales / Jumlah
tenaga kerja )
d. Analisis hubungan (relation analisis)
Diagram arus (flow diagram)
Diagram sebab akibat (SA)
Diagram SA total
51. 6. Menetapkan / Mendifinisikan Permasalahan
permasalahan dapat ditetapkan/didefinisikan berdasarkan analisis diagram sebab
akibat. Pendefinisian permasalahan dipengaruhi oleh tujuan dan ruang lingkup
diagnosa. Permasalahan hendaknya didefinisikan menurut permasalahan yang sudah
ada dan permasalahan yang akan datang. Untuk memudahkan mendefinisikan
permasalahan dengan jelas dan mudah maka lebih baik menggunakan pendekatan 5W.
what : Apa permasalahan yang dihadapi ?
Dalam memberikan nama permasalahan gunakanlah kata sifat dan kata keterangan.
Where : Dimana ada permasalahan ?
Di Unit organisasi mana ? di level manajemen mana ? di kondisi lingkungan yang mana ?
Who : Siapa yang ada permasalahan ?
Pengusaha , executive, manajer, staff spesialis, supervisor, pekerja (tidak harus
menunjuk ke pribadi)
When : kapan permasalahan terjadi ?
Sering mempunyai imterval, atau tidak menentu, apakah permasalahan terjadi
mempunyai hubungan dengan waktu tertentu ?
Why : Mengapa permasalahan terjadi ?
Sebab permasalahan, hubungan sebab akibat, sebab permasalahan langsung
(immediate) atau tidak langsung (remote).
52. 7. Menetapkan Prioritas Permasalahan
Untuk menentukan prioritas permasalahan digunakan analisa kepekaan (sensitive
analisys). Setiap permasalahan diadakan analisa sensitivitas untuk mengukur tingkat
kontribusinya pada hal – hal tertentu untuk diadakan perbaikan, seperti penekanan biaya
produksi barang A. semua hasil analisa senstivitas seharusnya dibuat berdasarkan cara
pandang perusahaan klien secara keseluruhan.
Sasaran yang akan dicapai hendaknya diuraikan dengan jelas sebelum memulai analisa
sensitivitas.
Sebagai contoh : peningkatan produksi barang tidak sama dengan peningkatan
produktivitas
Beberapa contoh : Sensitivitas biaya (profibilitas), sensitivitas produktivitas (input dan
output), Sensitivitas tujuan organisasi.
53. IV
MEMBUAT REKOMENDASI (PROPOSAL)
Rekomendasi atau proposal merupakan petunjuk kemana arah perbaikan akan
dilaksanakan, berapa lama waktu digunakan, bagaimana cara melaksanakan
perbaikan tersebut.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat rekomendasi :
1. Apa kira-kira pemecahan untuk permasalahan tersebut?
Pemecahan permasalahan kadang-kadang dipengaruhi oleh pemberian
definisi pada permasalahan tersebut. Seorang konsultan barangkali
menggunakan kata sifat (adjective) untuk menjelaskan permasalahan
menurut pemahamannya sendiri. Ketika akhirnya tim mengetahui bahwa ada
yang tidak sesuai (konsisten) dengan substansi permasalahan maka
pelaksanaan pemecahan oleh tim menjadi tidak konsisten pula.
54. Contoh:
Penggunaan kata sifat; tingginya rasio kerusakan, tidak efisiensinya sistem. Karena fungsi
manajemen saling berkaitan satu sama lain maka pemecahan masalah pada satu bidang
saja tidak akan dapat menyelesaikan permasalahan, juga dikarenakan bahwa penyebab
permasalahan ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Untuk hal ini maka
pendekatan pemecahan permasalahan harus dari berbagai aspek manajemen secara
keseluruhan (comprehensive).
Contoh:
Penyebab langsung; kerusakan hasil akhir produksi adalah karena tidak baiknya bahan
dari pemasok (supplier).
Penyebab tidak langsung; kerusakan hasil akhir produksi adalah kapasitas alat pasok
(vender) tidak stabil. Sangat dianjurkan untuk menggunakan diagram sebab akibat total
dalam membuat rekomendasi, sebab dari diagram sebab akibat total tersebut mudah
melihat penyebab utama, langsung dan tidak langsung sehingga mudah mencari cara
pemecahan.
Karena diagram sebab akibat dapat mengungkapkan penyebab-penyebab ganda yang
saling berkaitan maka akan mudah pula mengembangkan pemecahan ganda (multi-solution).
Agar pemecahan masalah ini lebih mantap, maka perlu didukung dengan
analisa sensitivitas.
55. 2. Apa hasil akhir nyata (tangible) dan hasil akhir tak nyata (intangible) yang
diharapkan akan dapat dicapai?
Untuk menjelaskan hasil akhir dapat menggunakan grafik proyeksi, lebih
dianjurkan menggunakan proyeksi data keuangan, sedangkan untuk menjelaskan
keuntungan atau hasil akhir yang tidak nyata dengan menggunakan
perbandingan. Hasil-hasil yang akan dicapai sebaiknya diuraikan berdasarkan
hasil akhir jangka pendek dan jangka panjang.
Contoh:
Hasil nyata : Profitabilitas, produktivitas, posisi persaingan
Hasil tak nyata : Efektivitas komunikasi, motivasi, moral
56. 3. Apa kira-kira kesulitan yang akan muncul pada saat pelaksanaan?
Dalam proses pembuatan rekomendasi konsultan hendaknya memperhitungkan
segala kesulitan dan hambatan yang bakal muncul pada waktu pelaksanaan nantinya.
Hambatan mungkin muncul dalam hal; budaya perusahaan, sumberdaya manusia,
sistem manajemen dan struktur organisasi diluar masalah teknis dan ekonomi.
Para pekerja tidak mau sama sekali melakukan perubahan cara kerja adalah
merupakan hambatan yang berat, mungkin sebagian dari para pekerja segan
melakukan rekomendasi karena menganggap bahwa beban pekerjaan meraka akan
bertambah.
hendaknya konsultan dan klien dapat memisahkan mana pekerjaan yang sulit
dan mana yang mudah untuk dilaksanakan.
57. 4. Rencana pelaksanaan
Dalam rekomendasi perlu dicantumkan rencana pelaksanaan seperti jadwal. Suksesnya
pelaksanaan lebih banyak dipengaruhi oleh klien. Rekomendasi yang diajukan konsultan
merupakan rencana kegiatan yang akan datang dengan perkiraan bahwa klien beserta
staff akan berpartisipasi penuh. Perkiraan ini dilakukan oleh konsultan berdasarkan
analisa kondisi lingkungan sosial ekonomi.
Untuk menjamin suksesnya pelaksanaan rekomendasi ini maka konsultan harus
meminta partisipasi klien dalam hal-hal berikut ini:
a. Persiapan Pembuatan Jadwal
Untuk memulai perubahan diperlukan banyak pengorbanan tenaga, tanpa cukup
tenaga maka boleh dikatakan rekomendasi tak dapat dilaksanakan sama sekali.
Penyusunan jadwal merupakan sebagian dari tenaga. Merupakan hal yang normal
apabila klien meminta waktu lebih panjang dari pada apa yang seharusnya
menurut konsultan. Namun demikian konsultan harus menyusun jadwal
berdasarkan perkiraan kondisi ekonomis.
58. b. Menetapkan Tanggung Jawab
Sebagai konsekuensi pelaksanaan adalah pembagian tugas yang menuntut
tangung jawab masing-masing staff pada perusahaan klien. Sudah tentu tanggung
jawab ini merupakan tanggung jawab tambahan diluar dari btanggung jawab
mereka sehari-hari pada waktu yang lalu kecuali kalau dibentuk tim sehingga
terhindar dari pemberian tanggung jawab yang berlebihan.
c. Pematauan (Monitoring)
Pada saat peluncuran program pelaksanaan, konsultan harus senantiasa siap
memberi bantuan kepada staff perusahaan klien yang meminta pertolongan apabila
mereka memang kesulitan. Konsultan harus sesering mungkin melakukan
pemantauan pada setiap tahap pelaksanaan.
59. V
PENULISAN LAPORAN
Selain sebagai cara penyampaian informasi, laporan mempunyai fungsi yang sangat
berarti bagi pihak klien dimana mereka dapat lebih merasakan dampak hasil kerja
konsultan selama proses konsultan dilaksanakan.
Laporan yang baik dapat meningkatkan reputasi konsultan secara meluas terutama
apabila pertemuan orang-orang dari perusahaan klien dengan konsultan sangat
terbatas maka laporan dapat merupakan alat komunikasi vital yang sangat berpengaruh
pada masa yang akan datang
Informasi yang disampaikan melalui laporan hendaknya jangan hal-hal yang bukan
merupakan hal yang baru tetapi hal yang penting saja seperti:
1. Fakta baru yang ditemukan untuk pertama kalinya
2. Penemuan fakta yang sangat dominan diantara fakta-fakta yang sudah diketahui
3. Penemuan hubungan sebab akibat yang belum diketahui sebelumnya
4. Pemecahan permasalahan.
Bahan Pengecekan Tujuan dan pentingnya Laporan
1. Mengapa perlu menusun laporan ?
2. Apa hasil-hasil yang ingin dicapai melalui laporan ?
3. Adakah cara yang paling baik untuk mencapai tujuan tersebut ?
4. Apakah tepat waktu menyusun laporan sekarang ?
60. Susunan Laporan
Isi laporan hendaknya disusun menurut urutan yang baik sehingga benar-benar
menjadi sebuah laporan untuk ditanggapi oleh pembaca.
Sekalipun pembuat laporan menghendaki agar penerima laporan membaca
dari awal sampai akhir, namun hal tersebut tidak bisa dijamin. Pada bagian-bagian
yang diperkirakan menerima laporan tidak mau membaca, dibutuhkan
suatu urutan yang menarik perhatian.
Untuk mengatasi hal ini perlu dibuat berupa executive summary dan daftar isi
berbagai kesimpulan laporan keseluruhan .
Susunan isi laporan menurut logika yang baik dengan pemberian nomor pada
judul dan sub judul lebih baik dengan cetakan yang berbeda.
61. STRUKTUR KAIZEN DI PERUSAHAAN
Kaizen adalah kunci untuk mewujudkan struktur perusahaan yang kuat dan berdaya saing
HIGH PRODUCTIVITY
ADVANCED IPI
ISO TQC TQM TPM JIT BSC SIX SIGMA
Dll
PRACTICAL INDUSTRIAL
ENGENEERING (IE)
BASIC IPI
5 S
GOOD HOUSEKEEPING
Struktur Peningkatan
Produktivitas dan Kualitas
FOUNDATION
62. PROFIT VS VALUE ADDED
Profit: Fokus jangka pendek , Tradisional bisnis
Secara tradisional, laba adalah indikator kunci kinerja.
Untuk meningkatkan laba, perusahaan dapat meningkatkan penjualan atau
mengurangi upah dan biaya operasilainnya.
Namun, jika upah dikurangi, akan sulit untuk menarik dan mempertahankan
karyawanyang baik.
Perusahaan akan menderita dalam jangka panjang.
63. NILAI TAMBAH/ VALUE ADDED
Nilai tambah: fokus jangka panjang yang Berkelanjutan
Hal ini lebih berkelanjutan bagi perusahaan untuk fokus pada nilai tambah, bukan
hanya keuntungan.
Nilai tambah adalah nilai yang diciptakan oleh perusahaan dan karyawan.
Ini adalah perbedaan antara apa yang pelanggan bayar kepada perusahaan
(penjualan) dan apa perusahaan bayar kepada pemasok eksternal (biaya
operasi lainnya).
64. Untuk meningkatkan nilai tambah, perusahaan dapat meningkatkan penjualan atau
mengurangi biaya operasional lainnya.
Ketika nilai tambah meningkat, baik keuntungan dan upah dapat meningkat seiring
waktu.
Karyawan akan termotivasi untuk bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
65. Manusia adalah sumber penting untuk setiap perusahaan, dan
potensi mereka harus dimaksimalkan.
Untuk mengetahui seberapa efisien dan efektif karyawan dalam
menghasilkan nilai, perusahaan dapat mengukur nilai tambah per
karyawan.
Pada saat yang sama, perusahaan dapat mengukur laba per karyawan
dan upah per karyawan.
66. KUALITAS HIDUP YANG LEBIH BAIK
PENINGKATAN STANDAR HIDUP
PENINGKATAN PDB/PDRB
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA PRODUKTIVITAS MENINGKAT
PENAMBAHAN
KAPITAL
PERTUMBUHAN TOTAL
FAKTOR PRODUKTIVITAS
KUALITAS
TENAGA KERJA
KUALITAS KAPITAL
DAN SISTEM
Input Kuantitatif
Input Kualitatif
67. PIDATO PRESIDEN RI DESEMBER 2012
PROGRAM MP3EI 2011-2025 DAN MP3KI 2012-2025
• MENGARAHKAN PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA 1 JUTA NETTO UNTUK PROGRAM
2013.
• DENGAN PRINSIP TETAP MEMPERTAHANKAN KESEMPATAN KERJA YANG SUDAH ADA ,
DENGAN MENGHINDARI PENUTUPAN USAHA DAN PHK DENGAN MOMENTUM
PERTUMBUHAN EKONOMI DIATAS 6% DAN INDIKATOR-INDIKATOR EKONOMI MAKRO
LAINNYA YANG MENUNJUKKAN KINERJA YANG BAIK.
• DITEMPUH BUKAN DENGAN CARA-CARA BUSINESS AS USUAL TETAPI MELALUI
TEROBOSAN YANG MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 1 JUTA NETTO DENGAN NOT
BUSINESS AS USUAL.
67
73. BENTUK DAN JENIS “GAPS” DIPERUSAHAAN
DAYA SAING
DAN
PRODUKTIVITAS
RENDAH
Product
Quality
Cost
Delivery
Safety
Morale
KREDIT
BERMASALAH?
NILAI TAMBAH ?
UMP/UMR?
PHK?
KEMISKINAN?
PDB ?
74. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006
TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL
BAB III
PRINSIP DASAR PELATIHAN KERJA
Pasal 3
Prinsip dasar pelatihan kerja adalah :
a.berorientasi pada kebutuhan pasar kerja dan pengembangan SDM;
b.berbasis pada kompetensi kerja;
c.tanggung jawab bersama antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat;
d.bagian dari pengembangan profesionalisme sepanjang hayat;dan
e.diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif.
75. Product
Quality
Cost
Delivery
Safety
Morale
• Komptensi
• Keterampilan
• Kesadaran
• manajemen
TNA
BASED ON
COMPETENCY
PROGRAM
PELATIHAN DAN
KONSULTANSI
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
Product
Quality
Cost
Delivery
Safety
Morale
KEBUTUHAN PELATIHAN BERDASARKAN
KOMPETENSI PEKERJA