Analisis Pendidikan Pemilik, Pemahaman Akuntansi, Budaya Perusahaan, ,Modal Usaha, dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Menengah di Kabupaten Banyumas
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendidikan pemilik,
pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
metode survei dalam pengumpulan datanya. Kuesioner dibagikan kepada 30
responden yang merupakan pemilik/manajer dari usaha menengah di
Kabupaten Banyumas. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai
alat analisis dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dihasilkan adalah
pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, dan budaya perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi usaha
menengah di Kabupaten Banyumas. Di sisi lain, modal usaha dan umur
usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi usaha
menengah di Kabupaten Banyumas.
Laporan akhir mata kuliah statistik buku panduan alat analisis statistik
Similar to Analisis Pendidikan Pemilik, Pemahaman Akuntansi, Budaya Perusahaan, ,Modal Usaha, dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Menengah di Kabupaten Banyumas
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...Alief Setyanto
Similar to Analisis Pendidikan Pemilik, Pemahaman Akuntansi, Budaya Perusahaan, ,Modal Usaha, dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Menengah di Kabupaten Banyumas (20)
Analisis Pendidikan Pemilik, Pemahaman Akuntansi, Budaya Perusahaan, ,Modal Usaha, dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Menengah di Kabupaten Banyumas
1. 1
ANALISIS PENDIDIKAN PEMILIK, PEMAHAMAN AKUNTANSI, BUDAYA PERUSAHAAN, MODAL USAHA, DAN UMUR USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH DI KABUPATEN BANYUMAS
Putri Nurmala
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman
Abstract
This study aimed to examine the effect of the owner education, understanding of accounting, enterprises culture, enterprises capital, and age of enterprises toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. This research is a quantitative study and survey methods in data collection. Questionnaires were distributed to 30 respondents who are the owners of medium-sized enterprises in Banyumas.
Multiple linear regression analysis was used as an analytical tool in this study. The resulting conclusion is the owner education, understanding of accounting, and enterprises culture have significant effect toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas. In the other hand, enterprises capital and age of enterprises have no effect toward the using of accounting information of medium-sized enterprises in Banyumas.
Keywords: the owner education, understanding of accounting, enterprises culture,
enterprises capital, age of enterprises, using of accounting information
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja UKM menunjukan adanya peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat pada besaran Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan oleh aktivitas UKM yang dicatat oleh BPS dari tahun 2003 - 2007, jumlah UKM pada tahun 2003 - 2006 dan 2007 berturut - turut mrncapai 52,10 % ; 52,35 % ; 53,16 % ; dan 53,40 % dari total unit usaha di Indonesia dan menyerap 99,4 % dari total angkatan kerja yang bekerja sama dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 52,89 %. Kemudian BPS menunjukkan besaran PDB di tahun 2008 mencapai nilai Rp 1.013,5 triliun (56,7 persen dari PDB). Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2008 mencapai 42,4 juta, sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini tercatat 79 juta pekerja. Bahkan menurut Purnomo Setyawan (2009), pertumbuhan PDB UKM periode 2005 – 2008 ternyata lebih tinggi daripada total PDB, yang sumbangan pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan Usaha Besar (Setyawan, 2009).
Eksistensi dan kinerja UKM yang semakin menggeliat tersebut bukan tanpa masalah dan kendala. Masih banyak UKM yang sebenarnya memiliki potensi kuat akan tetapi terhalang oleh banyak kendala sehingga efektivitas dan efisiensi kegiatan
2. 2
operasinya menjadi terganggu. Bahkan tidak sedikit UKM yang kemudian harus mengalami stagnasi dan bangkrut. Hal itu dikarenakan UKM tersebut belum ahli dalam mengatasi beragam masalah yang dapat muncul selama praktik usaha berlangsung.
Permasalahan yang biasanya banyak dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah antara lain dalam bidang pemasaran, keuangan, dan manajemen (Dodge dan John, Xueli dan Allan, 1999; Barbara, et al, 2000). Hal tersebut juga dinyatakan oleh Tambunan (2000), bahwa masalah lemahnya manajemen, pemasaran, kekurangan pembiayaan, kekurangan keterampilan, kekurangan bahan baku, serta kelemahan dalam penyerapan tekonologi merupakan faktor penghambat pengembangan UKM.
Permasalahan lain juga diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Mall dan Bala (1988), Theng dan Jasmine (1996), menunjukkan bahwa penyebab kegagalan UKM berasal dari faktor-faktor luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, dan juga faktor dari dalam perusahaan itu sendiri antara lain personality, financial, dan operational short coming (Theng dan Jasmine, 1996). UKM menghadapi permasalahan dalam bidang pemasaran produk, teknologi, permodalan, kualitas sumber daya manusia, persaingan usaha yang ketat, kurangnya teknis produksi dan keahlian dan masalah manajemen termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan akuntansi.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut, dapat diambil suatu benang merah bahwa sebetulnya usaha-usaha kecil memiliki karakter permasalahan yang sama. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak memiliki cukup informasi, baik informasi dari dalam ataupun luar usaha. Salah satu sistem yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan adalah sistem informasi akuntansi. Kurangnya informasi akuntansi dalam suatu perusahaan dapat membahayakan kelangsungan usaha kecil.
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan- pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi meliputi informasi kuantitatif tentang informasi kekayaan entitas, likuiditas, informasi yang berkenaan dengan distribusi nilai tambah di antara stake holder, dan sejumlah besar informasi berhubungan dengan ekonomi dalam perusahaan (Staubus, 1985). Penelitian Arnold dan Hope (1990), menyatakan bahwa pada dasarnya informasi akuntansi bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan, dan implementasi keputusan- keputusan tersebut. Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen, dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons, 1991). Selain itu informasi akuntansi juga berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang, mengontrol biaya, mengukur dan meningkatkan produktivitas dan memberikan dukungan terhadap proses produksi (Johnson dan Kaplan, 1987).
Penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Australia antara lain, ukuran bisnis, masa manajemen mempimpin operasional usaha, sektor industri, dan pendidikan pemilik atau manajer usaha.
Urgensi sistem informasi akuntansi pada usaha kecil yang telah dipaparkan diatas membuat ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi seperti faktor pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha pada UKM di Kabupaten Banyumas. Alasan penulis memilih menggunakan variabel seperti pendidikan pemilik usaha, pemahaman
3. 3
akuntansi pemilik usaha, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha adalah:
(a) Peran pemilik usaha atau manajer sangatlah dominan dalam menjalankan usaha atau suatu perusahaan. Pemilik usaha yang pernah mengenyam pendidikan formal dengan jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi) akan memiliki pemahaman, keahlian, dan keterampilan yang berbeda dalam mengelola usaha, dibandingkan dengan pemilik yang mengenyam pendidikan dengan jenjang yang lebih rendah (dari pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas). Pemilik usaha atau manajer yang memiliki tingkat pendidikan formal yang tinggi akan lebih mampu dalam mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pendidikan formal lebih rendah.
(b) Pemahaman akuntansi pemilik usaha dapat tercermin melalui perlakuan pemilik usaha atau manajer dalam mengelola keuangan perusahaan. Dengan kata lain, praktik akuntansi dalam suatu perusahaan mencerminkan tingkat pemahaman akuntansi pemilik. Kemudian pemahaman akuntansi juga dapat diidentifikasi dari pengalaman pemilik usaha atau manajer pada partisipasinya dalam program pelatihan akuntansi yang pernah diikuti. Semakin baik pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha atau manajer, maka makin baik pula kemampuan mereka dalam menggunakan informasi akuntansi.
(c) Budaya organisasi dapat tercermin melalui asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang dimiliki para anggota kelompok dalam suatu organisasi yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan (Schein, 1986; Hofstede, 1980; Sackman, 1992; Meschi dan Reoger, 1995). Maka dari itu, budaya organisasi atau budaya perusahaan memiliki pengaruh terhadap perilaku, cara kerja dan motivasi pemilik usaha atau manajer dalam mencapai tujuan usaha atau perusahaan, dengan demikian akan berpengaruh pula dengan perilaku pemilik atau manajer dalam
mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi, mengingat keberadaan informasi akuntansi yang handal akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang memiliki budaya organisasi yang baik dan matang akan lebih mempunyai kemampuan yang baik dalam menggunakan informasi akuntansi, dari pada perusahaan yang memiliki budaya organisasi dengan taraf yang lebih rendah.
(d) Perusahaan yang masih berkembang akan cenderung membutuhkan modal usaha, sehingga perusahaan akan berusaha mencari akses sumber modal. Di sisi lain, lembaga keuangan seperti bank yang kerap menjadi target sumber modal bagi UKM, berlaku prudent atau hati-hati dalam menyalurkan pinjaman modal pada UKM. Sehingga, untuk dapat bermitra dengan lembaga keuangan atau bank, usaha kecil dituntut agar dapat menyajikan proposal mengenai gambaran usahanya untuk kemudian dapat dinilai sebagai usaha yang feasible (layak usaha), dan bankable (memenuhi ketentuan bank). Untuk dapat menyusun proposal yang handal dan reliable, maka informasi akuntansi yang baik dan akurat sangat dibutuhkan. Maka dari itu, perusahaan yang masih membutuhkan modal usaha berupa pinjaman modal dari lembaga keuangan, akan lebih memperhatikan penggunaan informasi akuntansi dalam perusahaannya, dalam rangka menghasilkan proposal atau laporan keuangan yang handal.
(e) Holmes dan Nicholls (1989) mengemukakan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha (lamanya suatu usaha berdiri mulai dari awal beroperasi hingga saat ini). Studi tersebut menyatakan bahwa semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat keputusan, jika dibandingan dengan perusahaan yang lebih tua usianya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002), Astuti (2007), dan Wahyudi (2009) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan
4. 4
informasi akuntansi adalah skala usaha, di mana semakin besar skala usaha maka semakin tinggi penggunaan informasi akuntansi dari usaha tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin fokus penelitian mengacu kepada usaha menengah yang kemungkinan besar sudah menggunakan informasi akuntansi, sehingga penelitian dapat fokus terhadap seberapa besar pengaruh kelima variabel bebas yang diteliti mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi tanpa mengkhawatirkan apakah usaha yang diteliti sudah menggunakan informasi akuntansi atau belum.
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis percaya sangatlah penting untuk meneliti lebih lanjut mengenai sistem informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas. Penulis mengambil judul: “Analisis Pengaruh Pendidikan Pemilik, Pemahaman Akuntansi, Budaya Perusahaan, Modal Usaha, dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Menengah di Kabupaten Banyumas”.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
2. Apakah pemahaman akuntansi pemilik dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
3. Apakah budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
4. Apakah modal usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas?
5. Apakah semakin muda umur usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha
menengah di Kabupaten Banyumas?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pendidikan pemilik usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
2. Mengetahui pengaruh pemahaman akuntansi pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
3. Mengetahui pengaruh budaya perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
4. Mengetahui pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
5. Mengetahui pengaruh umur usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Usaha menengah yang diteliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan sebagai usaha mencapai tujuan dan keberhasilan usaha menengah.
2. Bagi akademisi, sebagai sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan informasi, khususnya penggunaan informasi akuntansi bagi usaha menengah, serta dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.
E. Model Penelitian
Technology Acceptance Model (TAM) menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan mereka akan menggunakannya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
5. 5
keputusan pengguna dalam menggunakan teknologi baru tersebut adalah perilaku dari pengguna tersebut. Hal ini dapat dijelaskan dalam Theory of Planned Behavior (TPB) di mana teori ini menjelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama, yaitu sikap attitude toward the behavior, subjective norms, dan behavioral control.
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan rekapitulasi hasil penelitian terdahulu (Tabel 1) maka diajukan model penelitian yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Model penelitian menggambarkan pengaruh antara pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha (variabel bebas) terhadap penggunaan informasi akuntansi (variabel terikat).
Variabel bebas Variabel terikat
F. Hipotesis
H1: Pendidikan pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H2: Pemahaman akuntansi pemilik usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H3: Budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H4: Modal usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
H5: Semakin muda umur usaha dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
II. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, umur usaha, dan penggunaan informasi akuntansi.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
4. Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:
a. Data hasil studi kepustakaan berupa literatur-literatur, makalah-makalah, seminar, jurnal-jurnal, catatan kuliah, dan data-data dari UKM.
b. Data dari kuesioner dan wawancara.
5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha menengah di Kabupaten Banyumas. Sedangkan, sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria:
a. Manajer atau pemilik unit usaha menengah dapat diidentifikasi dengan jelas.
b. Usaha menengah telah menyediakan laporan keuangan.
c. Kegiatan operasional usaha menengah dijalankan atau dikendalikan langsung oleh manajer atau pemilik usaha.
d. Usaha menengah dapat berupa usaha yang bergerak di bidang manufaktur, jasa, ataupun dagang.
Pendidikan pemilik usaha
Pemahaman akuntansi pemilik usaha
Budaya perusahaan
Modal usaha
Umur usaha
Penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah
6. 6
6. Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan teknik penelitian lapangan (Field Research). Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara.
Data sekunder yang relevan dengan penelitian diperoleh dengan teknik studi pustaka melalui literatur-literatur, makalah-makalah, seminar, jurnal- jurnal, catatan kuliah, dan data-data dari UKM.
7. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Bebas
1) Pendidikan Pemilik (X1)
Variabel pendidikan pemilik usaha akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang pernah diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan formal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pendidikan yang diperoleh pemilik/manajer usaha dibangku sekolah formal antara Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (diploma, sarjana, atau pascasarjana). Penulis menyatukan S1, S2, dan S3 di level sarjana dengan tingkat skor 5 dimaksudkan bahwa jika seorang manajer/pemilik mempunyai pendidikan sarjana (S1/S2/S3), berarti manajer/pemilik telah menempuh pendidikan formal selama ≥ 17 tahun. Skor yang digunakan adalah sebagai berikut: Sarjana (S1, S2, S3) diberi skor 5, Diploma (D3) diberi skor 4, SMA/ sederajat diberi skor 3, SMP/sederajat diberi skor 2, SD/ sederajat diberi skor 1.
2) Pemahaman Akuntansi Pemilik Usaha (X2)
Pemahaman akuntansi dalam penelitian ini adalah pemahaman dari pimpinan atau pemilik usaha tentang akuntansi. Indikator penmahaman akuntansi menggunakan dua dimensi pengukuran yang biasanya digunakan dalam kajian audit (Spliker, 1995; Bonner dan Walker, 1994), yaitu:
a.Pemahaman deklaratif, merupakan pemahaman tentang fakta-fakta dan berdasarkan konsep, contohnya: kas adalah bagian dari current assets; pemahaman ini memudahkan dalam analisis rasio. Dimana pemahaman deklaratif biasanya tergantung dari instruksi yang ada.
b.Pemahaman prosedural merupakan pemahaman yang konsisten dengan aturan-aturan atau standar akuntansi yang berlaku (Bonner dan Walker, 1994; Spilker, 1995)., biasanya tergantung pada pengalaman.
Variabel tersebut kemudian diukur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan mengenai pemahaman deklaratif dan pemahaman prosedural. Skor akan diberikan sesuai dengan jumlah pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh responden. Skor digunakan sebagai berikut: berhasil menjawab 10 pertanyaan dengan benar = skor 5, berhasil menjawab 9-8 pertanyaan dengan benar = skor 4, berhasil menjawab 7-5 pertanyaan dengan benar = skor 3, berhasil menjawab 4-3 pertanyaan dengan benar = skor 2, berhasil menjawab 2-1 pertanyaan dengan benar = skor 1.
3) Budaya Perusahaan (X3)
Penelitian ini memasukkan arti budaya dengan menggunakan pendekatan dimensi praktik, yaitu nilai-nilai keyakinan (belief) yang dimiliki oleh pemilik/manajer, yang dimanifestasikan dalam bentuk norma-norma perilaku yang bersangkutan (Hofstede et al.1990; Kotter dan Heskett 1994).
Indikator budaya perusahaan menggunakan tujuh dimensi pengukuran (Stephen P. Robbins, 2001), yaitu:
7. 7
a. Inovasi dan pengambilan resiko: sejauh mana karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko.
b. Perhatian terhadap detail: sejauh mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian terhadap detail.
c. Orientasi hasil: sejauh mana manajemen yang berfokus pada hasil atau keluaran bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d. Orientasi orang: sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil pada orang-orang dalam organisasi.
e. Orientasi tim: sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan pada tim dan bukan individu.
f. Sifat agresif: sejauh mana orang- orang lebih agresif dan kompetitif dibandingkan dengan yang santai.
g. Stabilitas: sejauh mana kegiatan organisasi menekankan untuk mempertahanan status quo kontras dengan pertumbuhan.
Di dalam penelitian, responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang berisi pernyataan mengenai dimensi budaya organisasi yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi menggunakan 5 skala Likert, dimana angka 1 menunjukkan skala yang berarti bahwa kultur budaya perusahaan yang berorientasi pada penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi adalah rendah, dan sebaliknya untuk angka 5 dapat diartikan bahwa kultur budaya perusahaan berorientasi pada penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi yang tinggi.
4) Modal Usaha (X4)
Untuk mengukur variabel modal usaha, peneliti mengacu pada rumus Modal usaha = Ekuitas – Hutang. Dalam penelitian ini, variabel modal usaha akan diukur dari jumlah total aset yang dimiliki perusahaan selain tanah dan bangunan tempat usaha. Semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan berarti semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk melakukan hutang dalam jumlah besar, dimana pertumbuhan hutang berbanding lurus dengan kebutuhan akan informasi akuntansi. Dan besarnya modal usaha dapat diketahui dari ekuitas dikurangi dengan hutang usaha. Perusahaan yang memiliki aset > Rp.7.500.000.000 akan lebih banyak membutuhkan modal usaha, sehingga dalam penelitian ini penulis membagi total aset perusahaan dengan skor dan skor yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Rp.7.500.000.000 – Rp.10.000.000.000 = skor 5
b. > Rp.5.000.000.000 – Rp.7.500.000.000 = skor 4
c. > Rp.2.500.000.000 – Rp.5.000.000.000 = skor 3
d. > Rp.1.000.000.000 – Rp.2.500.000.000 = skor 2
e. Rp.500.000.000 – Rp.1.000.000.0000 = skor 1.
5) Umur Usaha (X5)
Penelitian ini mengukur variabel umur perusahaan berdasarkan waktu (dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Holmes dan Nicholls (1989) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa perusahaan yang berdiri kurang dari 10 tahun akan lebih banyak menyediakan informasi akuntansi statutori, informasi akuntansi anggaran, dan informasi tambahan, sehingga dalam penelitian ini penulis membagi umur perusahaan dengan skor dan skor yang digunakan adalah
8. 8
sebagai berikut: <=10 tahun diberi skor 5, 11-20 tahun diberi skor 4, 21-30 tahun diberi skor 3, 31-40 tahun diberi skor 2, >=41 tahun diberi skor 1.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penggunaan Informasi Akuntansi pada usaha menengah (Y). Informasi akuntansi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai informasi statutori, informasi anggaran dan informasi tambahan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan. Indikator variabel penggunaan informasi akuntansi terdiri dari 3, yaitu (Holmes dan Nicholls, 1989):
1) Informasi statutori, merupakan informasi akuntansi yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Arus Kas.
2)Informasi anggaran, merupakan informasi akuntansi yang terdiri dari informasi proyeksi Laba Rugi dan proyeksi Arus Kas.
3)Informasi tambahan, terdiri dari informasi laporan Harga Pokok Produksi dan Rasio Keuangan.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala Likert dalam lima poin, yaitu apabila perusahaan melakukan penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi maka diberi skor 1-5, dengan poin 1 menggambarkan bahwa informasi akuntansi tidak pernah, atau sangat rendah dalam penyiapan atau penggunaannya, hingga poin 5 untuk tingkat penyiapan dan penggunaan yang sangat tinggi atau sangat sering.
B. Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji model penelitian, yaitu untuk menguji H1, H2, H3, H4, dan H5. Persamaan regresinya adalah:
Keterangan:
y :Penggunaan informasi akuntansi
a :Konstanta
:Koefisien regresi yang menunjukan besarnya pengaruh pendidikan pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah. :Koefisien regresi yang menunjukan besarnya pengaruh pemahaman akuntansi pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah. :Koefisien regresi yang menunjukan besarnya pengaruh budaya perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah. :Koefisien regresi yang menunjukan besarnya pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah. :Koefisien regresi yang menunjukan besarnya pengaruh umur usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
X1 : Pendidikan pemilik usaha
X2 :Pemahaman akuntansi pemilik usaha
X3 :Budaya perusahaan
X4 :Modal Usaha
X5 :Umur usaha :Error
Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid (sah) apabila pertanyaan pada kuesioner mampu memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang akan diteliti oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Product Moment, dengan kriterianya:
r hitung > r tabel = valid
r hitung < r tabel = tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika pertanyaan pada kuesioner mampu menghasilkan jawaban dari koresponden yang konsisten dari waktu ke waktu, dan menggambarkan secara jelas dan relevan mengenai sistem pengendalian internal usaha yang diteliti. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Pertanyaan yang mempunyai Cronbach
9. 9
Alpha lebih dari 0,6 dikatakan suatu instrumen yang reliable (Darlis, 2002).
Statistik Deskriptif
Statistik ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian (jenis kelamin, lokasi usaha, umur usaha, jenis usahha) dan deskripsi mengenai variabel- variabel penelitian (pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, umur usaha, dan penggunaan informasi akuntansi).
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji metode kolmogorov smirnov. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Sampel berdistribusi normal apabila Asymptotic sig > tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam hal ini adalah 95% atau α=5%.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel bebas. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dlam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak (Suliyanto, 2011). Untuk mengetahui adanya multikolinearitas antar variabel, salah satu caranya dengan melihat nilai dari VIF (Variance Inflaction Factor). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model tidak ada hubungan antar variabel bebas (Suliyanto, 2005).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk mendeteksinya dalam suatu model regresi, yaitu dengan melakukan uji Glesjer. Gejala heteroskedastisitas akan ditunjukkan oleh koefisien regresi masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut residunya (e), Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai (0,05) maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas (Suliyanto, 2005).
Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit, dan secara statistik dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F serta uji t.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat (penggunaan informasi akuntansi). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat relatif terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi perubahan variabel terikat (Ghozali, 2007).
b. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara serentak (simultan). Apabila Fhitung > Ftabel maka suatu model dapat dinyatakan fit.
Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Perumusan hipotesisnya adalah:
H0: pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
Ha: pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha secara parsial mempunyai pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
Kriteria penerimaan hipotesis:
10. 10
Level of significance (α) = 0,05
Degree of freedom = n-k
H0 diterima, Ha ditolak jika sig > 0,05 atau -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H0 ditolak, Ha diterima jika sig ≤ 0,05 atau thitung > ttabel
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Profil UKM di Banyumas
Responden dalam penelitian ini adalah para pemilik usaha atau manajer UKM, yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop) Kabupaten Banyumas pada tahun 2013. Spesifikasi UKM dalam penelitian ini merupakan UKM di Kabupaten Banyumas dan tergolong unit usaha pada tingkatan industri menengah berdasarkan UU No. 20 tahun 2008, yaitu memiliki omzet per tahun Rp 2,5 miliar – Rp 50 miliar, dan aset sebesar Rp 500 juta – Rp 10 miliar.
Berdasarkan catatan Disperindagkop tahun 2013, jumlah usaha menengah di Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 terdapat 75 unit usaha yang tersebar dibeberapa desa dan kelurahan diseluruh Kabupaten Banyumas. Kemudian dari 75 unit usaha tersebut, 30 unit diantaranya merupakan unit usaha menengah yang mampu memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini.
Tabel 1. Wilayah Lokasi unit Usaha Menengah Kabupaten Banyumas Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas
2. Data Penelitian dan Sampel
Kuesioner diberikan langsung kepada 30 orang pemilik usaha atau manajer usaha menengah yang tersebar didaerah Banyumas, dan semuanya merupakan responden yang valid. Dari 30 kuesionerr yanjg dibagikan kepada responden, sebanyak 30 kuesioner berhasil kembali, sehingga kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian sebesar 100% dari total kuesioner yang dibagikan.
B. Gambaran Umum Responden dan Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian
1. Gambaran Umum Responden
Tabel 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Sumber: Data primer yang diolah
2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian
a. Variabel Pendidikan Pemilik (X1)
Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pendidikan Pemilik (X1) Sumber: Data primer yang diolah
b. Pemahaman Akuntansi Pemilik (X2)
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Variabel Pemahaman Akuntansi Pemilik (X2)
Pemahaman Akuntansi Pemilik (X2)
Skor
Jml
%
Benar 10
5
13
43,33
Benar 9-8
4
16
53,33
Benar 7-5
3
1
3,33
Benar 4-3
2
0
-
Benar 2-1
1
0
-
Jumlah
30
100
Sumber: Data primer yang diolah
11. 11
c. Budaya Perusahaan (X3)
Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Variabel Budaya Perusahaan (X3)
Budaya Perusahaan (X3)
Skor
Tot Indikator 1-7
%
SS
5
44
21,15
S
4
132
63,46
N
3
32
15,39
TS
2
0
-
STS
1
0
-
Jumlah
208
100
Sumber: Data primer yang diola
d. Variabel Modal Usaha (X4)
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal Usaha (X4)
Modal Usaha (X4)
Skor
Jml
%
>Rp.7.500.000.000- Rp.10.000.000.000
5
7
23,33
>Rp.5.000.000.000- Rp.7.500.000.000
4
12
40
>Rp.2.500.000.000- Rp.5.000.000.000
3
4
13,33
>Rp.1.000.000.000- Rp.2.500.000.000
2
3
10
Rp.500.000.000- Rp.1.000.000.000
1
4
13,33
Jumlah
30
100
Sumber: Data primer yang diolah
e. Variabel Umur Usaha (X5)
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Variabel Umur Usaha (X5)
Umur Usaha (X5)
Skor
Jml
%
<= 10 tahun
5
21
70
11-20 tahun
4
8
26,67
21-30 tahun
3
-
-
31-40 tahun
2
-
-
>= 40 tahun
1
1
3,33
Jumlah
30
100
Sumber: Data primer yang diolah
f. Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Skor
Tot. Indikator 1-12
%
SS
5
63
17,85
S
4
196
55,52
N
3
81
22,95
TS
2
13
3,68
STS
1
0
-
Jumlah
353
100
Sumber: Data primer yang diolah
C. Analisis Data
1. Hasil Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan kepada 20 mahasiswa/i S1 Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment. Variabel penelitian yang diuji validitasnya: variabel budaya perusahaan (X3) dan penggunaan informasi akuntansi (Y). Setelah diuji, diketahui nilai r hitung setiap item pernyataan X3 dan Y masing-masing lebih besar dari r table pada tingkat kepercayaan 95% α = 0,05 (0,254). Dengan demikian maka seluruh item pernyataan dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilaukan kepada 20 mahasiswa/i S1 Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman. Pengujian reliabilitas dilaukkan dengan teknik Croncbach Alpha. Setelah diuji, diketahui bahwa nilai koefisien Croncbach Alpha untuk variabel budaya perusahaan (X3) dan penggunaan informasi akuntansi (Y) masing-masing lebih besar dari 0,60 sehingga semua pernyataan untuk setiap variabel tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
2. Statistik Deskriptif
Tabel 10. Output Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber: Data primer yang diolah
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0 for windows diketahui bahwa
12. 12
untuk model regresi berganda memiliki nilai asymptotic significant (2-tailed) sebesar 0,956 di mana lebih besar dari α (alpha) 0,05. Berdasarkan hasil tersebut naka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terbukti berdistribusi normal, sehingga layak untuk meenggunakan teknik analisis regresi.
b. Uji Multikolinieritas
Pada penelitian ini uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang digunakan untuk menunujukkan adanya multikolinieritas adalah tolerance > 0,10 atau VIF < 10. Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa untuk variabel- variabel bebas dalam model regresi berganda masing-masing memiliki nilai tolerance yang menunjukkan angka lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel bebas (independent) tidak memiliki korelasi sehingga tidak terjadi multikolinieritas dalam persamaan model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa nilai signifikansi semua variabel terhadap nilai residual dari model regresi berganda lebih besar dari α (sig. > 0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Goodness of Fit
a. Koefisien Determinasi
Berdasarkan data primer yang diolah, diperoleh nilai adjusted koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,639, hal tersebut menunjukkan bahwa 63,9 persen variabel perubahan naik atau turunnya penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas dapat dijelaskan oleh factor- faktor pendorong penggunaan informasi akuntansi, yaitu pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha. Sedangkan 36,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
b. Uji F
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 11,272, dengan tingkat kesalahan (α) = 0,05 dan degree of freedom (df) = (k-1) dan (n-k) diketahui nilai Ftabel adalah 2,534. Output uji F dari hasil analisis regresi menunjukkan nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel, artinya bahwa model regresi berganda yang terbentuk dinyatakan cocok atau fit.
5. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 11, dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 12,856 + 2,252 X1 + 3,322 X2
+ 0,555 X3 - 0,083 X4 – 1,376 X5
b. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Tabel 12. Ringkasan Uji t
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data pada Tabel 12 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Nilai t hitung variabel tingkat pendidikan pemilik usaha sebesar 2,985 (t hitung > t tabel) dan sig. t < α (0,006 < 0,05). Maka H1 yang menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan pemilik usaha mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
13. 13
pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, diterima.
b) Nilai t hitung variabel pemahaman akuntansi pemilik usaha sebesar 3,369 (t hitung > t tabel) dan sig. t < α (0,003 < 0,05). Maka H2 yang menyatakan bahwa variabel pemahaman akuntansi pemilik usaha mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, diterima.
c) Nilai t hitung variabel budaya perusahaan sebesar 2,395 (t hitung > t tabel) dan sig.t < α (0,025 < 0,05). Maka H3 yang menyatakan bahwa variabel budaya perusahaan mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, diterima.
d) Nilai t hitung variabel modal usaha sebesar -0,199 (t hitung < t tabel) dan sig.t > α (0,844 > 0,05). Maka H4 yang menyatakan bahwa bahwa variabel modal usaha tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, ditolak.
e) Nilai t hitung variabel umur usaha sebesar -1,861 (t hitung < t tabel) dan sig.t > α (0,075 > 0,05). Maka H5 yang meneyatakan bahwa variabel umur usaha tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas, ditolak.
Dengan demikian dari hasil pengujian pengaruh parsial atau Uji t tersebut, Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi pemilik, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah.
D. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama
Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar 2,985 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,006 < sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan pemilik usaha mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan pemilik usaha, maka penggunaan informasi akuntansi usaha menengah tersebut akan semakin meningkat. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002), Tianna Solovida (2003), Wahyudi (2009), Purnama Sari (2011), dan Muchdorroh (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan pemilik usaha berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
2. Hipotesis Kedua
Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar 3,369 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,003 < sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pemahaman akuntansi pemilik usaha mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil tersebut mendukung teori yang dikemukakan Bedard dan Chi (1993) dan Spilker (1995) bahwa motivasi untuk mempelajari tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman manajer atau pemilik dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan akuntansi pemilik usaha, maka penggunaan informasi akuntansi usaha menengah tersebut akan semakin meningkat.
Hasil ini kemudian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhairi, Yahya, dan Haron (2004) dan Fitriyah (2006) yang menyatakan bahwa pengetahuan akuntansi pemilik usaha berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
3. Hipotesis Ketiga
Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar 2,395 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,025 < sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
14. 14
budaya perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Budaya perusahaan yang dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi di sini adalah budaya perusahaan yang terimplementasi dalam kinerja karyawan. Budaya yang akan menjadikan karyawan nyaman, tenteram, dan bahagia dalam bekerja. Setiap karyawan dengan posisinya masing-masing memiliki peran sentral dalam kesuksesan bisnis. Implementasi budaya perusahaan akan menjadikan perusahaan lebih transparan dalam laporan keuangan, produksi, dan lain-lain. Transparansi dalam setiap divisi didukung loyalitas, profesionalisme, kreativitas, dan ketekunan setiap pihak maka perusahaan akan sukses.
Holmes dan Marsden (1996) turut memaparkan suatu teori bahwa budaya perusahaan atau organisasi mempunyai pengaruh pengaruh terhadap perilaku, cara kerja, dan motivasi para manajer dan bawahannya untuk mencapai kinerja organisasional. Salah satu indikator kinerja organisasional dalam penelitian ini termasuk pula dalam penggunaan informasi akuntansi yang optimal. Sehingga hasil penelitian ini mendukung toeri yang dipaparkan oleh Holmes dan Marsden, di mana hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi budaya perusahaan, maka penggunaan informasi akuntansi usaha menengah tersebut akan semakin meningkat. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tianna Solovida (2003) yang menyatakan bahwa budaya perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
4. Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh modal usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar -0,199 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,844 > sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel modal usaha tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang memiliki modal usaha tinggi, belum tentu dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi usaha menengah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di lapangan saat peneliti melakukan penelitian, di mana terdapat beberapa usaha menengah yang penggunaan informasi akuntansinya hanya berada pada tingkat sedang, yaitu mereka hanya kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan, namun usaha menengah tersebut memiliki total aset perusahaan berjumlah > Rp.7.500.000.000 – Rp.10.000.000.000, yang mengindikasikan mereka membutuhkan modal usaha yang sangat tinggi.
5. Hipotesis Kelima
Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh umur usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dari uji t yang telah dilakukan, dihasilkan t hitung sebesar -1,861 > t tabel sebesar 2,042 dan sig. 0,075 > sig. α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel umur usaha tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin muda umur suatu perusahaan, belum tentu usaha menengah tersebut menggunakan informasi akuntansi dengan optimal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi di lapangan saat peneliti melakukan penelitian, di mana terdapat beberapa usaha menengah yang penggunaan informasi akuntansinya hanya berada pada tingkat sedang, yaitu mereka hanya kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan, padahal umur usaha usaha menengah tersebut masih muda, yaitu berumur maksimal 10 tahun.
Hasil penelitian ini menolak teori Holmes dan Nicholls (1989) yang
15. 15
menyatakan bahwa semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat keputusan dengan cara menggunakan informasi akuntansi dengan lebih optimal guna mencapai tujuannya tersebut, dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua usianya. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002), Tianna Solovida (2003), dan Astuti (2007) yang menyatakan umur usaha berpengaruh secara terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM.
IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, budaya perusahaan, modal usaha, dan umur usaha bersama-sama mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
2. Secara parsial, variabel pendidikan pemilik, pemahaman akuntansi, dan budaya perusahaan dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi. Sedangkan, variabel modal usaha dan umur usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas.
B. Implikasi
1. Penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah di Kabupaten Banyumas dapat lebih ditingkatkan dengan cara memperhatikan faktor- faktor yang berpengaruh secara signifikan seperti tingkat pendidikan pemilik usaha, pemahaman akuntansi pemilik usaha, dan budaya perusahaan. Selain itu, faktor umur
usaha dapat pula meningkatkan penggunaan informasi akuntansi ketika usaha menengah yang masih muda cenderung untuk menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat keputusan. Dan faktor modal usaha pun dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi jika usaha menengah yang membutuhkan modal usaha dapat lebih memerhatikan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaannya dalam rangka menghasilkan proposal atau laporan keuangan yang handal.
2. Salah satu faktor yang perlu lebih diperhatikan karena pengaruhnya yang signifikan dan paling dominan terhadap penggunaan informasi akuntansi adalah pemahaman akuntansi pemilik usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik pemahaman akuntansi pemilik usaha, maka akan semakin baik pula penggunaan informasi akuntansi dalam usahanya. Bertolak dari hal tersebut, maka penyelenggaraan pelatihan akuntansi oleh pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan usaha menengah, baik dari pihak pemerintah maupun kalangan praktisi akuntan perlu lebih ditingkatkan.
3. Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu mengupayakan peningkatan penggunaan informasi akuntansi pada usaha menengah dengan merancang suatu peraturan atau kebijakan yang dapat mendorong usaha menengah menyediakan pembukuan yang sesuai standar. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas juga perlu meningkatkan pengadaan pelatihan- pelatihan akuntansi bagi para pelaku usaha menengah guna menambah wawasan para pengusaha usaha menengah tentang ilmu akuntansi yang relevan untuk usaha menengah.
4. Bagi pemilik atau manajer usaha menengah, diperlukan kesadaran dan partisipasi aktif terhadap pelatihan akuntansi karena hal ini sangatlah
16. 16
penting dan harus diperhatikan guna tercapainya praktik penggunaan informasi akuntansi usaha menengah yang lebih baik.
C. Keterbatasan
1. Penelitian yang dilakukan terbatas pada Kabupaten Banyumas sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas lingkup sampel penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan tidak melihat laporan keuangan dari usaha menengah secara langsung. Data yang didapat terkait penggunaan informasi akuntansi yang digunakan oleh usaha menengah hanya berdasarkan dari jawaban responden pada kuesioner. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melihat laporan keuangan secara langsung, sehingga mengetahui secara riil laporan keuangan yang digunakan oleh usaha menengah yang diteliti.
3. Berdasarkan model penelitian yang digunakan peneliti, diketahui bahwa variabel bebas hanya dapat menjelaskan sebesar 63,9% sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Penelitian mendatang diharapkan menambah variabel- variabel kontekstual lain yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Era. 2007. Pengaruh Karakteristik
Internal Terhadap Penyiapan dan
Penggunaan Informasi Akuntansi
Usaha Kecil dan Menengah di
Kabupaten Kudus. Tesis. Program
Pasca Sarjana: Universitas
Diponegoro
Budi Wahyono. 2013. Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Niat Berwirausaha
Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun
2013. Tesis. Program Pasca
Sarjana: UNS
Disperindagkop. 2013. Data UKM Kelas
Menengah di Kabupaten Banyumas
Tahun 2013. Banyumas
Failin, Andreas. 2011. Analisis Manfaat
Informasi Akuntansi Pada UKM di
Wilayah Tanggulangin. Skripsi.
STIE Perbanas: Surabaya
Fitriyah, Hadiyah. 2006. Analisis Faktor
Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi
Pada Usaha Kecil Menengah
Kabupaten Sidoharjo. Tesis.
Fakultas Ekonomi UNAIR:
Surabaya
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 2. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Hariyadi. 2013. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang Bergerak Dibidang Jenis Usaha Makanan di Kota Tanjungpinang. Skripsi UMRAH. Tanjungpinang
Holmes, Scott dan Dess Nicholls. 1988.
An Analysis of The Use Accounting
By Australian Small Business.
Journal of Small Business
Management, Vol. 26
17. 17
Komara, Acep. 2006. Analisis Faktor
faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Maksi Vol. 6 No. 2, Cirebon
Mandala, Ardi. 2012. Peran Pendidikan,
Pengalaman, dan Inovasi Terhadap Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Skripsi UNDIP. Semarang
Meuthia, Reno Fithri dan Endrawati.
2012. Pengaruh Faktor Pendidikan, Pelatihan, Pengalaman Kerja, dan Penguasaan Komputer Staf Bagian Akuntansi Terhadap Kualitas Penyajian Informasi Akuntansi (Studi Pada Kantor Cabang Bank Nagari). Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Padang
Muchdorroh, Siti. 2012. Pengaruh Skala
Usaha, Pendidikan Pemilik,
Pengalaman Memimpin, Jenis
Usaha, Persepsi Pemilik Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah). Skripsi UMK. Kudus
Murniati. 2002. Investigasi Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penyiapan
dan Penggunaan Informasi
Akuntansi Perusahaan Kecil dan
Menengah. SNA 5. Semarang
Novikasari, Ranny. 2011. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penggunaan
Informasi Akuntansi Berbasis
Teknologi Pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Skripsi UPN
“Veteran” Jawa Timur. Surabaya
Peacock, R. W. 1985. Finding the Causes
of Small Business Failure.
Management Forum, 11 (2).
Pinasti, Margani. 2007. Pengaruh
Penyelenggaraan dan Informasi
Akuntansi Terhadap Persepsi
Pengusaha Kecil Atas Informasi
Akuntansi: Suatu Riset.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol. 10, No. 3, September 2007
Puspitasari, Dyah Hayu. 2011. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi
Keuangan Terhadap Penerepan
Pencatatan Laporan
Keuangan Pada Usaha Mikro.
Skripsi UPN “Veteran”
Jawa Timur. Surabaya
Robbins, Stephen P. dan Timothy A.
Judge. 2001. Essentials of
Organizational Behaviour. EdisI Sembilan. Prentice Hall. Amerika Serikat
Sari, Dita Purnama. 2013. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyediaan dan Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada UKM di
Kecamatan Rumbai Pesisir. Skripsi
UNRI. Riau
Sari, Ria Nita dan Aris Budi Setiawan.
2013. Persepsi Pemilik dan
Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah atas Penggunaan Informasi Akuntansi. Universitas Gunadarma. Depok
Solovida, Grace Tianna. 2003. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyiapan dan Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada
Perusahaan Kecil dan Menengah
di Jawa Tengah. Tesis UNDIP.
Semarang
Sriwidharmanely, Vina Syafrudin. 2012.
An Empirical Study of Accounting
Software Acceptance among
Bengkulu City Student. Asian
Journal of Accounting and
Governance Vol. 3 Hal. 99-112,
Bengkulu
18. 18
Suhairi, Sofri Yahya, dan Hasnah Haron.
2004. Pengaruh Pengetahuan
Akuntansi dan Kepribadian
Wirausaha Terhadap Penggunaan
Informasi Akuntansi dalam
Pengambilan Keputusan Investasi.
SNA VII. Denpasar
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam
Aplikasi Pemasaran. Jakarta:
Ghalia Indonesia
________. 2011. Ekonometrika Terapan:
Teori dan Aplikasi Dengan SPSS.:
Andi Offset.
Wahyudi, Muhamad. 2009. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Yogyakarta. Tesis UNDIP. Semarang
Wichmann Jr., H. 1984. International
Small Enterprise Review; U.S.A.
Accounting and Marketing
Identified as Key Small Business
Problems. Management Forum, 10
(1), 5-12
Yang, Shu-Ching dan Ching-Hung Lin.
2010. Modelling Technology
Acceptance: An Action Research of
Undergraduate Students in
Taiwan. Taiwan
19. 19
Lampiran 1. Analisis Deskriptif
Lampiran 2. Uji Validitas
a) Uji Validitas Variabel Budaya Perusahaan (X3)
b) Uji Validitas Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
20. 20
Correlations ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed)
21. 21
Lampiran 3. Uji Reliabilitas
a) Uji Reliabilitas Variabel Budaya Perusahaan (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .627 7
b) Uji Reliabilitas Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .836 12
Lampiran 4. Output Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual N 30 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation .90971765 Most Extreme Differences Absolute .093 Positive .051 Negative -.093 Kolmogorov-Smirnov Z .511 Asymp. Sig. (2-tailed) .956
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Lampiran 5. Output Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 12.856 8.495 1.513 .143 X1 2.252 .754 .400 2.985 .006 .692 1.444 X2 3.322 .986 .397 3.369 .003 .894 1.119 X3 .555 .232 .283 2.395 .025 .890 1.124 X4 -.083 .417 -.023 -.199 .844 .893 1.120 X5 -1.376 .739 -.238 -1.861 .075 .762 1.312
a Dependent Variable: Y
22. 22
Lampiran 6. Output Uji Heteroskedastisitas
Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -1.107 4.930 -.224 .824 X1 .054 .438 .029 .123 .903 .692 1.444 X2 .091 .572 .033 .159 .875 .894 1.119 X3 .038 .134 .058 .279 .783 .890 1.124 X4 .258 .242 .223 1.065 .297 .893 1.120 X5 .115 .429 .061 .268 .791 .762 1.312
a Dependent Variable: abresid
Lampiran 7. Output Regresi Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .837(a) .701 .639 2.82793
a Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 450.734 5 90.147 11.272 .000(a) Residual 191.932 24 7.997 Total 642.667 29
a Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 12.856 8.495 1.513 .143 X1 2.252 .754 .400 2.985 .006 X2 3.322 .986 .397 3.369 .003 X3 .555 .232 .283 2.395 .025 X4 -.083 .417 -.023 -.199 .844 X5 -1.376 .739 -.238 -1.861 .075
a Dependent Variable: Y
24. 24
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
1. Profil Perusahaan
Silahkan Bapak/Ibu/Saudara mengisi titik-titik di bawah ini dan pilihlah salah satu dari jawaban yang telah disediakan.
1. Nama Perusahaan:
………………………………………………………………………
2. Alamat Perusahaan:
………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………
3. Jenis/Bidang Usaha:
a. Sektor Industri dan Perdagangan
b. Sektor Pertanian dan Peternakan
c. Sektor Kelautan dan Perikanan
d. Sektor Kehutanan
e. Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
f. Sektor Perhubungan
g. Sektor Kesehatan
h. Sektor Telekomunikasi
i. Sektor lainnya
4. Produk/Jasa Utama yang Dihasilkan:
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………....
5. Tahun Berdiri/Lama Usaha:
a. sampai dengan 10 tahun
b. 11-20 tahun
c. 21-30 tahun
d. 31-40 tahun
e. > 40 tahun
25. 25
6. Total aset perusahaan:
a. > Rp.7.500.000.000 – Rp.10.000.000.000
b. > Rp.5.000.000.000 – Rp.7.500.000.000
c. > Rp.2.500.000.000 – Rp.5.000.000.000
d. > Rp.1.000.000.000 – Rp.2.500.000.000
e. Rp.500.000.000 – Rp.1.000.000.000
2. Profil Pemilik Usaha/Manajer
Silahkan Bapak/Ibu/Saudara mengisi titik-titik di bawah ini dan pilihlah salah satu dari jawaban yang telah disediakan.
a) Nama Bapak/Ibu/Saudara (boleh tidak diisi):
………………………………………………………………………
b) Jenis Kelamin:
a. Pria
b. Wanita
c) Pendidikan Bapak/Ibu/Saudara:
a. Sarjana (S1, S2, S3)
b. Diploma (D3)
c. SMA/sederajat
d. SMP/sederajat
e. SD/sederajat
26. 26
3. Pilihlah salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada pertanyaan berikut:
1) Di bawah ini hal-hal yang termasuk pos-pos aktiva, kecuali:
a. Kas
b. Gedung
c. Prive
d. Peralatan
e. Perlengkapan
2) Keharusan membayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu adalah:
a. Piutang
b. Beban
c. Investasi
d. Pendapatan
e. Utang
3) Informasi akuntansi yang termasuk dalam laporan keuangan utama adalah:
a. Neraca
b. Buku pembantu piutang
c. Laporan rekonsiliasi
d. Laporan manajemen
e. Anggaran
4) Perusahaan menjual barang secara kredit, bukti transaksi berupa:
a. Cek
b. Faktur
c. Uang tunai
d. Voucher
e. Bilyet giro
5) Informasi akuntansi yang diperlukan dalam penentuan harga jual adalah:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Harga pokok penjualan
d. Laporan arus kas
e. Jurnal
27. 27
6) Di bawah ini yang bukan termasuk jurnal khusus adalah:
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal penerimaan kas
c. Jurnal umum
d. Jurnal pengeluaran kas
e. Jurnal pembelian
7) Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tunai adalah:
a. Jurnal penerimaan kas
b. Jurnal pengeluaran kas
c. Jurnal pembelian
d. Jurnal penyesuaian
e. Jurnal penutup
8) Pada penjualan barang dagang secara kredit, faktur yang asli diberikan kepada:
a. Bagian keuangan
b. Pembeli
c. Bagian pembukuan
d. Penjual
e. Bagian gudang
9) Sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen disebut dengan:
a. Sistem Informasi Manajemen
b. Sistem Informasi Akuntansi
c. Sistem Pengendalian Manajemen
d. Sistem Pengendalian Intern
e. Sistem Pengendalian Akuntansi
10) Pengguna Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari dua pihak, yaitu:
a. Pihak internal dan eksternal
b. Pihak manjemen dan investor
c. Pihak manjemen dan karyawan
d. Pihak manajemen dan pemerintah
e. Pihak manjemen dan bank
28. 28
4. Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk menyatakan sikap atas pernyataan di bawah ini dengan cara mengisi kolom sikap dengan tanda (√) pada kolom yang menunjukkan sikap yang paling sesuai bagi Bapak/Ibu/Saudara.
Keterangan:
5 = SS (Sangat Setuju)
4 = S (Setuju)
3 = N (Netral)
2 = TS (Tidak Setuju)
1 = STS (Sangat Tidak Setuju)
NO
PERTANYAAN
5
SS
4
S
3
N
2
TS
1
STS
1.
Perusahaan selalu mendorong karyawannya untuk mampu mengambil resiko dan berinovasi dalam mengerjakan tugas
2.
Di dalam perusahaan, pemilik/manajer memberikan petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai baru
3.
Di dalam perusahaan, pemilik/manajer lebih tertarik pada hasil pekerjaan dibanding pada proses pengerjaan tugas
4.
Di dalam perusahaan, pemilik/manajer lebih tertarik pada orang yang mengerjakan tugas dibanding pada proses pengerjaan tugas
5.
Perusahaan memiliki budaya yang menanamkan kebersamaan untuk meningkatkan kinerja setiap karyawannya
6.
Perusahaan memiliki budaya yang menanamkan sikap kompetitif antar karyawan untuk meningkatkan kinerja setiap karyawannya
7.
Perusahaan selalu memiliki aktivitas yang dapat terus mempertahankan stabilitas usahanya
29. 29
5. Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Perusahaan
Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk memberikan tanda (√) pada kolom yang menunjukkan informasi akuntansi yang telah digunakan dalam perusahaan Bapak/Ibu/Saudara.
Keterangan:
5 = Sangat Tinggi (secara teratur dari awal pendirian perusahaan menggunakan informasi akuntansi)
4 = Tinggi (secara teratur menggunakan informasi akuntansi)
3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)
2 = Rendah (tahu tapi tidak pernah menggunakan informasi akuntansi)
1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi akuntansi karena sama sekali tidak tahu)
Sejauh mana informasi akuntansi berikut digunakan oleh perusahaan:
Tingkat Penggunaan
5 Sangat Tinggi
4
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
Sangat Rendah
1.
Neraca
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Laporan Biaya Produksi
4.
Laporan Perubahan Ekuitas
5.
Laporan Arus Kas
6.
Anggaran Arus Kas
7.
Anggaran Penjualan
8.
Anggaran Biaya Produksi
9.
Rasio Keuangan
10.
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
11.
Daftar Umur Piutang
12.
Laporan Persediaan