AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Evaluasi Komprehensif
1. PENGERTIAN,KEDUDUKAN,DAN SYARAT-SYARAT EVALUASI
DISUSUN OLEH:
RATIH NURHIDAYATI (06081181320036)
ALFELLYA A. (06081181320037)
KHOIRIYAH (06081181320040)
TRI NOPIYANTI (06081181320041)
YUMAN AGISTIA (06081281320019)
DOSEN PENGAMPU :
Dra. ROSYIDAH KEMIDI
MERYANSUMAYEKA,S.Pd,M.Sc.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
2. A.Pengertian Evaluasi
Banyak diantara kita yang belum memahami secara tepat arti
dari”evaluasi,pengukuran,dan penilaian”.Secara umum banyak orang mengidentikkan
kegiatan evaluasi sama dengan menilai karena biasanya aktivitas mengukur sudah
termasuk didalamnya.Pengukuran,penilaian dan evaluasi merupakan suatu kegiatan
yang bersifat hirearki artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lainya,dan dalam pelaksanaanya harus dilaksanakan secara berurutan.
Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution Pengukuran sebagai pemberian
angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang,hal,atau
obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas,sedangkan penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa mengukur adalah membandingkan
sesuatu dengan ukuran.pengukuran bersifat kuantitatif.Sedangkan menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.penilaian
bersifat kuantitatif.(Rusliana,2008 dalam Aunurrahman,2011).
Dari beberapa pengertian dari pengukuran dan penilaian diatas kami
menyimpulkan bahwa pengukuran merupakan suatu kegiatan untuk membandingkan
sesuatu dengan pemberian angka kepada suatu obyek tertentu yang bersifat
kuantitatif,Sedangkan penilaian adalah proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan hsil pengukuran yang bersifat kualitatif.
(Sudrajat,2008 dalam Aunurrahman,2011:206) menyatakan Evaluasi adalah
kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah
tercapai atau belum,berharga atau tidak,dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
pelaksanaanya.Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana
memberikan nilai kepada sejumlah tujuan,kegiatan,,keputusan,unjuk-
kerja,proses,orang,objek.(Davies,1981 dalam Dimyati dan Mujiono,2002).Sedangkan
Wand dan Brown mengemukakan Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu(Nurkanca,1986 dalam Dimyati dan Mujiono,2002).
Dari beberapa pengertian dari evaluasi diatas maka Evaluasi dapat diartikan
sebagai suatu proses pengumpulan data untuk memberikan nilai dan melihat apakah
suatu program yang direncanakan telah tercapai atau belum melalui penilaian dan atau
pengukuran.
Dilihat dari beberapa pengertian dari Penilaian,Pengukuran dan Evaluasi diatas
maka Penilaian,Pengukuran dan Evaluasi mempunyai makna yang berbeda namun satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.karena dalam kegiatan evaluasi meliputi kegiatan
pengukuran dan atau penilaian.
3. B.Prinsip-prinsip Evaluasi
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi.prinsip-prinsip tersebut
diuraikan Nurkanca,dkk (1986) dan dikutip oleh Dr.Basrowi (2012) dalam Sitiatava
(2013) sebagai prinsip triangulasi yaitu adanya hubungan erat tiga komponen berikut:
1. Tujuan pembelajaran
2. Kegiatan pembelajaran atau KBM
3. Evaluasi.
Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut.
Tujuan
KBM Evaluasi
Adapun penjelasan dari bagan tersbut adalah sebgai berikut:
1. Hubungan antara tujuan dan KBM.kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan
mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.dengan demikian anak panah
yang menunjukan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan
makna bahwa KBM mengacu pada tujuan tetapi juga mengara dari
tujuan ke KBM.menunjukan langkah dari tujuan dilanjutkan dengan
pemikiranya ke KBM.
2. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi.evaluasi merupakan kegiatan
pengumpulan data untuk mengukur seberapa jauh tujuan sudah
dicapai,dengan demikian maka anak panah dari arah evaluasi mengarah
menuju tujuan.sedangkan jika dilihat dari langkah dalam menyusun alat
evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
3. Hubungan antara KBM dengan evaluasi.selain mengacu pada tujuan
evaluasi juga harus mengacu pada KBM yang telah dilaksanakan.jiak
kegiatan belajar mengajar oleh guru menitikberatkan pada
keterampilan,evaluasi juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa
bukan aspek pengetahuan.
C.Tujuan Evaluasi
Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program
tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.berdasarkan undang-undang
4. sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 evaluais hasil belajar peserta didik
dilakukan untuk memantau proses,kemajuan,dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.
beberapa tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu belajar tertentu.Hal ini berarti guru dapat mengetahui
kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar
mengajar dimana guru tersebut berperan sebagai pembimbing.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalm kelompok
kelasnya.jadi dari hasil evaluasi tersebut guru dapat mengetahui apakah
siswa tersebut termasuk dalam kategori epat,sedang,atau lambat dalam
artian mutu belajarnya.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam
belajar.hasil yang baik pada umumnya menunjukan adanya tingkat usaha
yang efisien,sedangkan hasil yang buruk adalah cerminan usaha yang
tidak efisien.
4. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakankapasitas
kognitifnya untuk keperluan belajar.hasil dari evaluasi dapa digunakan
oleh guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan guru dalam proses belajar-mengajar.
menurut reece dan walker (1997,420) dalam Aunurrahman (2011) ada beberapa alas
an mengapa evaluasi harus dilaksanakan yaitu:
1. Memperkuat kegiatan belajar
2. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa
3. Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai
4. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
5. Memotivasi siswa
6. Member umpan balik bagi siswa
7. Member umpan balik bagi guru
8. Memelihara standar mutu
9. Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar
10. Menilai kualitas belajar
Jika pelakasanaan evaluasi kita laksanakan dengan benar menurut reece dan walker
maka memungkinkan kita untuk:
1) Mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa,apakah mereka telah
merealisasikan tujuan yang telah dikemukakan.
5. 2) Menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan,sehingga tindakan
perbaikan yag cocok dapat direalisasikan.
3) Merumuskan ranking siswa dalam hal kesuksesan mereka dalam mencapai
tujuan yang telah disepakati.
4) Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategi mengajar
yang ia gunakan supaya kelebihan dan kekurangan strategi mengajar tersebut
dapat ditentukan.
5) Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pelajaran,dan menentukan
apakah sumber belajar tambahan diperlukan.
D.Syarat Evaluasi
Agar evaluasi dapat berfungsi secara optimal,dapat memberikan manfaat untuk
perbaikan kegiatan-kegiatan pembelajaran maka evaluasi harus memenuhi beberapa
persyaratan.sejumlah para ahli evaluasi mengemukakan beberapa persyaratan umum
yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan evaluasi yaitu:
1. Kesahihan atau validitas
Validitas(validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi
apa yang harusnya dievaluasi atau kelayakan interpretasi terhadap hasil suatu
instrument evaluasi atau tes dan tidak terhadap insrumen itu
sendiri(Grounlound,1985 dalam Anurrahman,2011).Nurkanca dan
Sumartana(1986)dalam Aunurrahman(2011)mengemukakan bahwa validitas
dapat ditinjau dari beberapa segi seperti dibwah ini:
a. Validitas ramalan (predictive validity)
Ketepatan dari suatu alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut
untuk meramalkan prestasi yang dicapai kemudian.
b. Validitas bandingan (concurrent validity)
Ketepatan dari suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan
yang telah dimilki saat ini secara nyata.
c. Validitas isi (content validity)
Keepatan suatu tes ditinjau dari isi tes tersebut.suatu hasil tes belajar
dikatakan valid jika materi tes tersebut benar-benar mewakili secara
menyeluruh (refresentatif) dari bahan-bahan pelajaran yang diberikan.
d. Validitas konstruk ( construc validity)
Ketepatan suatu tes ditijau dari susunan (konstruk) tes tersebut.untuk
mengetahui apakah tes yang kita susun tersebut sudah baik maka kita
harus membandingkan hasil susunan tes kita dengan syarat-syarat
penyususna tes yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
1) Faktor instrument evaluasi
6. Faktor yang terdapat di dalam instrumen evaluasi yang mempengaruhi
instrumen evaluasi diantaranya,ketidakjelasan petunjuk,tingkat kesulitan kosa
kata,dan struktur kalimat pada instrument evaluasi serta susunan item evaluasi
yang kurang baik.
2) Faktor-faktor administrasi dan penskoran
Faktor-faktor yang berkaitan dengan administrasi antara lain pengaturan waktu
yang kurang tepat,misalnya waktu yang disediakan tidak cukup,bantuan yang
tidak wajar kepada siswa yang minta pertolongan,menyontek saat ujian,dan
penskoran jawaban esai yang tidak dapat dipercaya karena cenderung kearah
kesahihan yang rendah.
3) Faktor yang berkaitan dengan respon siswa
Yaitu kecendrungan siswa untuk merespon secara cepat atau kecendrunga
merespon secara tiba-tiba atau penggunaan gaya tertentu siswa dalam merespon
item evaluasi.
2. Keterandalan ( Reliabilitas)
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan kepercayaan,bahwa suatu instrumen
evaluasi mampu memberikan hasil yang tetap(Arikunto,1990 dalam
Aunurrahman,2011).Nurkanca dan Sumartana(1986) dalam Aunurahman (2011)
menjelaskan beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mencari taraf
reliabilitas suatu tes.
a) Teknik ulangan
Suatu cara yang ditempuh untuk mencari reliabilitas suatu tes dengan
cara memberikan tes tersebut kepada sekelompok anak dalam dua
kesempatan yang berlainan.
b) Teknik bentuk parallel
Pada teknik digunakan dua bentuk tes yang sejenis tapi tidak identik,baik
mengenai isinya ,proses mental yang diukur,tingkat kesukaran maupun
jumlah item.dan diberikan kepada kelompok subyek yang sama tanpa
adanya rentang waktu.
c) Teknik belah dua
Dalam teknik ini tes yang diberikan dibelah menjadi dua bagian setiap
bagian diberikan skor secara terpisah.prosedur membelah tes menjadi
dua yaitu:
i. Prosedur ganjil genap artinya seluruh item yang bernomor ganjil
dikumpulkan menjadi satu kelompok dan seluruh item yang
bernomor genap juga dikumpulkan menjadi satu.
ii. Prosedur secara random,misalnya dengan menggunakan undian
atau dengan menggunakan tabel bilangan random.
3. Kepraktisan
Kepraktisan yaitu kemudahan-kemudahan yang ada kaitan dengan instrumen
evaluasi,baik dalam hal mempersiapkan,menggunakan,mengolah
7. hasil,menginterpretasi hasil maupun kemudahan-kemudahan dalam
menyimpanya (Dimyati dan Mudjiono,1994 dalam Aunurahman 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi yaitu sebagai
berikut:
a) Kemudahan administrasi ,kemudahan administrasi ini dapat
dilakukan dengan memberikan petunjuk yang sederhana yang jelas
serta pengaturan waktu evaluasi sebaiknya tidak menimbulkan
kesulitan.
b) Waktu yang disediakan,waktu yang disediakan harus diperhitungkan
secara cermat sehingga cukup untuk melaksanakan rangkaian
evaluasi tidak menimbulkan kesulitan dari peserta tes dan pelaksana.
c) Kemudahan menskor.untuk memudahkan dalam hal penskoran perlu
petunjuk yang jelas untuk penskoran demikian pula dalam hal kunci
penskoran,pemisahan antara lembar soal dan lembar jawaban.
d) Kemudahan interpretasi.semakin mudah interpretasi dan aplikasi
hasil evluasi berarti semakin meningkat kepraktisan evaluasi.
e) Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau
sebanding.bentuk ekuivalen dari sebuah tes mengukur aspek-aspek
perilaku melalui butir-butir tes memiliki kesamaan dalam isi,tingkat
kesulitan,dan karakteristiknya.
4. Koherensi
Dengan prinsip koherensi diharapkan evaluasi harus berkualitas dengan materi
pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai ranah kemampuan yang hendak
diukur.
D.Kedudukan Evaluasi
Proses pendidikan proses memanusiakan manusia,dimana didalam proses
membudayakan dan memberadakan manusia,agar terbentuk mausia yang berbudaya dan
beradab maka diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaban.sebagai proses
transformasi proses pendidikan dapat dilihat diagram berikut:
MASUKAN TRANFORMASI
KELUARAN
UMPAN BALIK
8. Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala karateristik dan
keunikanya.untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang akan masuk dalam
tranformasi,diperlukan evaluasi terhadap masukan.dengan adanya kepastian tentang
karakteristik dan keunikan siswa,akan memudahkan dalam menentukan rancangan
program dan proses pembudayaan dan pemberadaban siswa yang menjadi masukan.
Tranformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan
memberadabkan siswa.lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya
transformasi.keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang
diharapkan dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjanya komponen/unsure yang ada
dalam lembaga pendidikan.unsur-unsur transformasi dalam proses pendidikan meliputi:
a) Pendidik dan personal lainya
b) Isi pendidikan
c) Teknik
d) Sistem evaluasi
e) Sarana pendidikan
f) Sistem administrasi
Untuk mngetahui efisien dan efektivitas transformasi dalam proses pendidikan perlu
dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya unsur-unsur transformasi.
Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan beradab
sesuai dengan tujua yang ditetapkan.untuk mengetahui dan menetapkan apakah siswa
telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan lembaga pendidikan atau belum diperlukan
kegiatan evaluasi.
Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh
selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan
masukan dan transformasi yang ada dalam proses.Adanya umpan balik yang akurat
sebagai hasil evaluasi yang akurat pula,akan memudahkan kegiatan perbaiakan proses
pendidikan.
Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative,artinya setiap ada
proses pendidikan pasti ada evaluasi ,seperti yang kita ketahui kegiatan evaluasi dimulai
dari pertama kali siswa memasuki proses pendidikan,selama pendidikan,dan akhir
pendidikan.
9. E. EvaluasiHasil Belajar
1. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses untuk menentukan nilai belajar
siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar (Dimyati dan
Modjiono, 2013: 200). Dari pengertian di atas, kita dapat mengetahui tujuan utama
melakukan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kemampuan dan keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, yang kemudian tingkat keberhasilan itu ditandai dengan skala
nilai berupa angka, huruf, kata atau simbol. Jika tujuan utama dari kegiatan evaluasi
hasil belajar telah diwujudkan, barulah hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan
untuk berbagai keperluan.
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar akan difungsikan dan ditujukan
untuk berbagai keperluan yaitu sebagai berikut.
a. Untuk diagnosis dan pengembangan.
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar ini digunakan sebagai dasar
pendiagnosisan kekurangan dan keunggulan peserta didik beserta sebab-
sebabnya, lalu guru melakukan pengembangan kegiatan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Untuk seleksi
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar ini digunakan sebagar dasar
penentuan jenis pendidikan dan jabatan tertentu sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik. Oleh karenanya, kegiatan evaluasi hasil
belajar digunakan untuk seleksi.
c. Untuk kenaikan kelas
Sebagai seorang guru harus ada informasi yang mendukung keputusan
untuk menentukan seorang peserta didik dapat naik kelas atau tidak yaitu
salah satunya menggunakan hasil kegiatan dari evaluasi hasil belajar
10. peserta didik. Dari kegiatan evaluasi inilah guru dapat dengan mudah
membuat kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku.
d. Untuk penempatan
Supaya peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan potensi
sesuai dengan apa yang dimilikinya, maka perlu dipikirkan penempatan
peserta didik pada kelompok yang sesuai. Untuk menempatkan
penempatan peserta didik pada kelompok, guru dapat menggunakan hasil
dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pertimbangan.
2. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan
peserta didik dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar
memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan
pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik (Davies, 1986:97; Jarolimek dan Foster, 1981: 148 dalam Dimyati
dan Modjiono, 2013: 201).
Ranah kognitif
Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap
pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual
(Jarolimek dan Foster, 1981: 148 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013: 202).
Menurut Bloom, taksonomi atau penggologan tujuan ranah kognitif ada 6
kelas/tingkat yaitu :
a. Pengetahuan. Pengetahuan merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif
berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang
fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari (Davies,
1986:99 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:202). Dalam pengenalan, peserta
didik diminta untuk memilih salah satu dari dua atau lebih pilihan jawaban
(Arikunto, 1990:113 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:202).
11. Contoh :
Yang termasuk bangun datar segiempat, kecuali….
a, Persegi b. Jajargenjang c. Trapesium d. Balok
Sedangkan untuk pengingatan kembali peserta didik diminta untuk mengingat
kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana (Arikunto, 1990:113 dalam
Dimyati dan Modjiono, 2013:202).
Contoh :
Suatu garis lurus yang tegak lurus pada garis disebut…
b. Pemahaman. Pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah
kognitif berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang
dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya
(Davies,1986:100 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:202).
Dalam pemahaman, peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep
(Arikunto, 1990:113 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:202).
Contoh :
Di antara gambar-gambar di bawah ini, yang dapat disebut sebagai persegi
adalah:
A. B. C. D.
c. Penggunaan/penerapan. Penggunaan/penerapan merupakan kemampuan
menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi
konkret dan/atau situasi baru (Davies, 1986:100 dalam Dimyati dan Modjiono,
2013:202).
Untuk penggunaan/penerapan, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk
menyeleksi atau memilih generalisasi/abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil,
aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan
menerapkannya secara benar (Arikunto, 1990:113 dalam Dimyati dan Modjiono,
2013:202).
Contoh :
12. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui (2,1) dan sejajar dengan garis 3x–
4y+5=0.
d. Analisis. Analisis merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-
bagian yang menjadi unsur pokok.
Untuk analisis, peserta didik diminta untuk menganalisis hubungan atau situasi
yang kompleks atau konsep-konsep dasar (Arikunto, 1990:113 dalam Dimyati
dan Modjiono, 2013:202).
Contoh :
Mengapa tidak semua getaran atau bunyi dapat didengar oleh telinga manusia ?
(sebelumnya telah disampaikan pelajaran tentang getaran/bunyi).
e. Sintesis. Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke
dalam struktur yang baru (Davies, 1986:115 dalam Dimyati dan Modjiono,
2013:204).
Dalam sintesis, peserta didik diminta untuk melakukqn generalisasi.
f. Evaluasi. Evaluasi merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu
maksud atau tujuan tertentu (Davies, 1986:100 dalam Dimyati dan Modjiono,
2013:203).
Dalam evaluasi, peserta didik diminta untuk menerapkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus (Arikunto, 1990:115
dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:204).
Contoh :
Apabila magnesium hidroksida direaksikan dengan sulfur trioksida hasilnya
hanya garam saja, benarkah ?
Ranah Afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi (Davies, 1986:97; Jarolimek dan Foster,
1981: 148 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:205). Menurut Kratwhol, Bloom,
dan Masia taksonomi tujuan ranah afektif sebagai berikut:
13. a. Menerima. Menerima merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif
berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara
lebih aktif (Davies, 1986:99 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:205).
Dalam menerima, peserta didik diminta untuk menunjukkan kesadaran,
kesediaan untuk menerima, dan perhatian terkontrol/terpilih.
Contoh :
Para pedagang kaki lima yang berjualan dipinggir jalan digusur secara paksa
oleh satpol pp guna kenyamanan pengguna jalan. Apakah kamu setuju
penggusuran pedagang kaki lima ? setuju karena…..
Tidak setuju, karena………
b. Merespons. Merespons merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulan
dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan (Davies, 1986: 99 dalam
Dimyati dan Modjiono, 2013:205).
Untuk merespons, peserta didik diminta untuk menunjukkan persetujuan,
kesediaan, dan kepuasan dalam merespons.
Contoh :
Setelah mengikuti kegiatan bakti sosial ini, bagaimana perasaanmu hari ini ?
c. Menilai. Menilai merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan
sehingga dengan sengaja merespons lebih lanjut untuk mencari jalan
bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi (Davies, 1986: 99
dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:205).
Dalam menilai, siswa dituntut untuk menunjukkan penerimaan terhadap
nilai, kesukaran terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai.
Contoh :
Ada sekumpulan teman-temanmu yang kabur dari sekolah dengan memanjat
pagar sekolah. Bagaimana pendapatmu terhadap tindakan temanmu itu ?
d. Mengorganisasi. Mengorganisasi merupakan kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya
(Davies, 1986: 99 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:206).
14. Untuk menunjukkan kemampuan mengorganisasi ini, peserta didik diminta
untuk mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang blebih besar.
Contoh :
Bergotong royong, saling membantu antar sesama termasuk pengamalan sila
ke berapa Pancasila ?
e. Karakterisasi. Karakterisasi merupakan kemampuan untuk
mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespons, dengan
jalan identifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-
pertimbangan (Davies, 1986: 99 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:206).
Ranah Psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan
koordinasi badan (Davies, 1986: 97 dalam Dimyati dan Modjiono,
2013:207). Kibler, Barket, dan Miles mengemukakan taksonomi ranah
tujuan psikomotorik sebagai berikut:
a. Gerakan tubuh yang mencolok, merupakan kemampuan gerakan tubuh
yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan ketepatantubuh yang
mencolok (Gage dan Berliner, 1984:59 dalam Dimyati dan Modjiono,
2013:207).
Untuk gerakan tubuh yang mencolok, peserta didik harus mampu
menunjukkan gerakan yang menggunakan gerakan tubuh.
b. Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakanketerampilan yang
berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan,
biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga dan badan (Gage
dan Berliner, 1984:59 dalam Dimyati dan Modjiono, 2013:207). Dalam
gerakan yang dikoordinasikan, peserta didik harus mampu menunjukkan
gerakan berdasarkan yang dicontohkan ataupun melalui perintah secara
lisan.
15. c. Perangkat komunikasi non verbal, merupakan kemampuan mengadakan
komunikasi tanpa kata (Gage dan Berliner, 1984:59 dalam Dimyati dan
Modjiono, 2013:207). Peserta didik harus mampu menunjukkan
kemampuan komunikasimenggunakan bantuan gerakan tubuh dengan
atau tanpa menggunakan alat bantu.
d. Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan yang berhubungan
dengan komunikasi secara lisan(Gage dan Berliner, 1984:59 dalam
Dimyati dan Modjiono, 2013:208). Peserta didik harus mampi
menunjukkan kemahirannya memilih dam menggunakan kata atau
kalimat sehingga informasi, ide dan atau yang mengkomunikasikannya
dapat diterima secara mudah oleh pendengarnya.
3. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar perlu ada tahapan
prosedur kegiatan, sehingga proses kegiatan tersebut dapat dilaksanakan oleh
seorang penilai atau tenaga pendidik. Tahapan prosedur itu diantaranya:
I. Persiapan
Setiap kegiatan selalu diawali rencana atau persiapan, begitupula dengan
kegiatan evaluasi hasil belajar juga diawali dengan persiapan. Pada tahapan
prosedur ada tiga hal yang harus dilakukan oleh evaluator yakni :
Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan merumuskan tujuan.
Menggambarkan informasi yang dibutuhkan. Mendeskripsikan
segala informasi dengan rinci untuk mencapai tujuan atau sasaran
evaluasi hasil belajar
Menetapkan informasi yang sudah tersedia. Adanya informasi
yang sudah tersedia, akan memudahkan penyusunan instrument
hasil belajar baik tes maupun non tes.
II. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Untuk melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar, memerlukan
alat/instrument yang akan digunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan.
16. Instrument yang akan digunakan, tergantung dari metode evaluasi yang dipakai.
Tahapan yang diperlukan untuk menyusun alat penilaian tes yaitu :
Menentukan bentuk tes yang akan disusun. Bentuk tes ada dua
yakni tes objektif (tes yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat
dijawab dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang benar
dengan beberapa perkataan atau simbol), dan tes subjektif (bentuk
tes yang terdiri dari pertanyaan atau perintah yang memerlukan
jawaban bersifat uraian pembahasan kata0kata yang relative
panjang).
Membuat kisi-kisi butir soal. Kisi-kisi butir soal ini terdiri dari
ruang lingkup isi pelajaran, proporsi jumlah item dan tiap-tiap sub
isi pelajaran, aspek intelektual, dan bentuk soal.
Menulis butir soal. Dalam menulis butir soal bahasa yang
digunakan sederhana dan mudah dipahami, tidak ambigu,
memberikan petunjk pengerjaan butir soal, penulisan soal tes
hasil belajar harus sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Tahapan yang diperlukan untuk menyusun alat penilaian non tes yaitu :
Menetapkan bentuk non tes yang akan dilaksanakan
Menetapkan aspek-aspek sasaran evaluasi hasil belajar yang akan
dinilai
Menulis alat penilai non tes yang dibutuhkan sesuai dengan
aspek-aspek sasaran evaluasi hasil belajar.
III. Pelaksanaan Pengukuran
Prosedur pelaksanaan pengukuran yaitu :
Persiapan tempat pelaksanaan pengukuran. Kegiatan untuk
mempersiapkan ruangan yang memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan pengukuran yang meliputi syarat penerangan, luas
ruangan, dan tingkat kebisingan.
Melancarkan pengukuran. Kegiatan evaluasi yang
melaksanakan pengukuran terhadap siswa dengan bentuk
kegiatan memberitahukan peraturan pelaksanaan pengukuran,
17. membagikan lembar soal dan lembar jawaban, mengawasi
kedisiplinan siswa, mengumpulkan lembar soal dan lembar
jawaban.
Menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar
jawaban siswa untuk memudahkan penskoran
IV. Pengolahan Hasil Penilaian
Prosedur pengolahan hasil penilaian yaitu :
Menskor. Kegiatan pemberian skor pada hasil yang dapat
dicapai peserta didik.
Mengubah skor mentah menjadi skor standar.
Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai
V. Penafsiran Hasil Penilaian
Penafsiran hasil penilaian terbagi menjadi dua yaitu penafsiran yang
bersifat individual dan penafsiran yang bersifat klasikal. Ada tiga jenis
penafsiran hasil penilaian yang bersifat individual yaitu penafsiran tentang
tingkat kesiapan, kelemahan individual, dan kemajuan belajar individual.
Sedangkan penafsiran penilaian yang bersifat klasikal terdiri dari penafsiran
tentang kelemahan-kelemahan kelas, prestasi kelas, perbandingan antar kelas,
dan susunan kelas.
VI. Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi
Pelaporan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung.
Pihak-pihak yang perlu memperoleh laporan yaitu guru yang mengajar, peserta
didik, guru lain, petugas lain di sekolah, orang tua peserta didik dan pemakai
lulusan. Prinsip yang hendak dipatuhi dalam pembuatan laporan adalah memuat
18. informasi lengkap dari yang bersifat umum hingga yang bersifat factual, mudah
dipahami maknanya dan tidak memberi kesan yang terlalu bervariasi, mudah
dibuat dan dapat dipakai oleh yang bersangku
E. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa,
nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran penilaian dan/atau pengukuran.
Evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan pertimbangan tentang jasa, nilai
atau manfaat program, hasil, dan proses pembelajaran. Pembahasan evaluasi
pembelajaran dalam uraian berikut ini akan dibatasi pada: fungsi dan tujuan
evaluasi pembalajara, sasarn pembelajaran, dan prosedur evaluasi pembelajaran.
1. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran
a. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran untuk pengembangan
Hal ini bertitik tolak dari pandangan bahwa fingsi formatif evaluasi
dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan
untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum
(pembelajaran) yang sedang dikembngkan ( Hasan, 1988:39). Dengan kata
lain, fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan
pembelajaran dilaksanakan apabila hasil kegiatan evaluasi pembelajaran
digunkan sebagai dasar pengembangan pembelajaran.
b. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk akreditasi
Ada berbagai aspek yang dinilai dalam menentukan akreditasi suatu
lembaga pendidikan, salah satu aspek/komponen yang dinilai adalah
pembelajaran. Dengan demikian fungsi dan tujuan evaluasi hasil belajar
untuk akreditasi dilaksanakan apabila hasil kegiatan evaluasi pembelajaran
digunkan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.
2. Sasaran Evaluasi Pembelajaran
a. Tujuan pembelajaran
Merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang perlu diperhatikan, karena
semua unsure/aspek pembelajaran yang lain selalu bermula dan bermura
pada tujuan pengajaran. Penjabaran tujuan pembelajaran yang
dimaksudkan adalah penjabaran dimulai dari tujuan tertinggi sampai tujuan
pengajaran yang terendah, seringkali disebut hierarki tujuan. Tujuan
pengajaran tertinggi adalah tujuan pendidikan nasional. Tujuan
kelembagaan, tujuan kulikuler, tujuan umum pengajaran, dan terakhir
tujuan khusus pengajaran, semakin ke bawah semakin rinci unsur-unsur
yang ada pada rumusan tersebut. Unsur-unsur yang seharusnya terlihat
pada rumusan tujuan khusus pengajaran meliputi perilaku yang diharapkan
19. dapat dicapai, criteria keberhasilan yang ditentukan, dan situasi kondisi
untuk membentuk perilaku dengan criteria yang diinginkan tersebut.
b. Unsur dinamis pembelajaran
Sumber belajar atau komponen system instruksional yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran. Sumber-sumber belajar dibedakan menjadi dua
jenis :
i. Sumber belajar yang dirancang (by design) yakni sumber belajar
yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen
pembelajaran untuk memberikan kemudahan/fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
ii. Sumber belajar karenadimanfaatkan (by utilization) yakni sumber
belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan
pembelajaran namun dapat ditemukan, diterapkan, dan digunakan
untuk keperluan belajar. (AECT, 1986:9).
Adanya interaksi antara sumber belajar sebagai unsure dinamis
pembelajaran denga siswa akan mewujudkan pelaksanaan pembelajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran
Sasaran evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara
terperinci di antaranya adalah :
- Kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran.
- Kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada siswa.
- Kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran.
- Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran.
- Kemampuan guru menggunakan teknik pembelajaran.
- Kesesuaian teknik pembelajaran dengan pesan dan tujuan pengajaran.
- Interaksi siswa dengan siswa lain.
- Interaksi guru dengan siswa.
d. Kurikulum
Kurikulum sebagai sasaran evaluasi pembelajaran akan meliputi :
- Tersedianya dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum.
- Pemahaman terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum.
- Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan institusional
sekolah.
- Pemahaman terhadap strukutur program kurikulum.
- Pemahaman terhadap GBPP.
- Pemahaman terhadap teknik pemebelajaran.
- Pemahaman terhadap system evalausi.
- Pemahaman terhadap pembinaan guru.
- Pemahaman terhadap bimbingan siswa.
20. 3. Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Prosedur evaluasi pembelajaran terdiri dari lima tahapan, yakni penyusunan
rancangan (desain), penyusunan instrument, pengumpulan data, analisi data,
dan penyusunan laporan evaluasi pembelajaran. Kita dapat mempelajari
prosedur evaluasi pembelajaran melalui pembahasan berikut ini.
a. Penyusunan Rancangan
Secara garis besar desain evaluasi pembelajaran berisi hal-hal yang sama
dengan tang tertera dalam desain penelitian, yakni meliputi latar
belakang, probelmatika, tujuan evaluasi, populasi, dan sampel (Arikunto,
1988:44). Untuk memperjelas penyusunan rancangan evaluasi
pembelajaran, akan diuraikan secara singkat tiap-tiap langkah
kegiatannya;
1. Menyusun latar belakang yang berisikan dasar pemikiran dan/atau
rasional penyelnggaraan evaluasi.
2. Problematika berisikan rumusan permasalahan/problematika yang
akan dicari jawabannya baik secara umum maupun terinci.
3. Tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan
problematika evaluasi pembelajaran, yakni perumusan tujuan umum
dan khusus.
4. Populasi dan sampel, yakni sejumlah komponen pembekajaran yang
dikenai evaluasi pembelajaran yang dikenai evaluasi pembelajaran
dan/atau yang diminta informasi dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran.
5. Instrument adalah semua jenis alat pengumpulan informasi yang
diperlukan sesuai denga teknik pengumpulan data yang diterapkan
dalam evaluasi pembelajaran.
6. Teknik analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk
menganalisa data yang disesuaikan dengan bentuk probelmatika dan
jenis data.
(Arikunto, 1988:44-47)
b. Penyusunan Instrumen
Menurut Arikunto (1988:48-49) langkah-langkah penyusuna instrument
adalah :
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrument yang
disusun.
2. Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variable
dan jenis instrument yang akan digunakan untuk mengatur bagian
variable yang bersangkutan.
3. Membuat butir-butir instrument evaluasi pembelajaran yang dibuat
berdasarkan kisi-kisi, dan
4. Menyunting instrument evaluasi pembelajaran.
21. c. Pengumpulan Data
Setiap teknik pengumpulan data mempunyai prosedur yang berbeda-beda
seperti dibahas berikut ini :
1. Kuesioner, seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
seseorang untuk mengunkap pendapat, keadaan, kesan yang ada pada
diri orang tersebut maupun diluar dirinya (Arikunto, 1988 : 53).
Kegiatan untuk menerapkan teknik kuesioner ini adalah:
- Mengujicobakan kuesioner kepada sejumlah orang yang memiliki
karakteristik yang sama dengan yang akan mengisi angket.
- Melancarkan penyabaran kuesioner kepada orang yang dituju.
- Megumpulkan dan mengadministrasikan kuesioner, dan
- Mengolah data yang berhasil dikumpulkan.
2. Wawancara, suatu teknik pengumpulan data yang menuntut adanya
pertemuan langsung atau komunikasi langsung antara evaluator
dengan sumber data. Langkah kegiatan yang hendaknya dilakukan
oleh evaluator dalam menerapkan teknik wawancara ini adalah :
- Menyusun pedoman wawancara atau daftar cocok (check-list)
sesuai dengan data yang akan dikumpulkan.
- Evaluator yang bertindak hanya sebagai pengumpul data perlu
memahami tujuan dan pertunjuk penggunaan wawancara,
- Melaksanaan wawancara.
- Menyusun sesegera mungkin jawaban hasil jawaban wawancara,
dan
- Mengolah data/informasi hasil wawancara.
3. Pengamatan merupakan teknik pengumuplan data melaui kegiatan
mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan
pembelajaran. Langkah –langkah yang ditempuh oleh evaluator
dalam menerapkan teknim ini adalah :
- Menyusun instrument pengamatan sesuai dengan informasi/data
yang ingin dikumpulkan.
- Melaksanaan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran untuk
mengumpulkan informasi/ data dengan menggunakan instrument
yang ada, dan
- Mengolah data yang berhasil dikumpulkan.
4. Studi kasus adalah teknik pengumpulan data berdasarkan kasus-kasus
yang ada dan didokumentasikan. Langkah-langkahnya :
- Menyusun instrument studi kasus,
- Melaksanakan kegiatan lapangan, dan
- Mengolah data yang diperoleh.
d. Analisa data
Apabila data diolah dan dianalisis secara individual, maka hasilnya
menunjuk kepada seseorang atau suatu keadaan. Sedangkan pengolahan
22. dan penganlisisan secara kelompok, hasilnya menunjuk kepada suatu
bagian data atau keseluruhan.
e. Penyusunan Laporan
Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-pokok
berikut.
1. Tujuan evaluasi, yakni seperti yang disebutkan di dalam rancangan
evaluasi pembelajaran yang didahului dengan latar belakang dan alas
an dilaksanakannya evaluasi.
2. Problematika, berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah dicari
jawabnya melalui pengetahuan evaluasi pembelajaran.
3. Lingkup dan metodologi evaluasi pembelajaran yang dicantumkan
disini adalah unsur-unsur yang dinilai dan hubungan data, teknik
analisa data. Selain itu, dalam metodologi hendaknya diungkapkan
pula populasi dan sampel evaluasi pembelajaran.
4. Pelaksanaa evaluasi pembelajaran, meliputi :
- Siapa tim evaluator selengkapnya dan jika perlu dengan
pembagian tanggung jawab.
- Penjadwalan pelaksanaan evaluasi
- Kegiatan penyusunan laporan.
5. Hasil evaluasi pembalajaran, yakni berisi tujuan pengajaran, tolak
ukur, data yang diperoleh, dan dilengkapi dengan sejumlah informasi
yang mendorong penemuan evaluasi pembelajaran sehingga dengan
mudah pembuat keputusan dapat memahami tingkat keberhasilan
pembelajaran. (Dimodifikasi dariArikunto,1988 : 117-118).
23. DAFTAR PUSTAKA
Djiwajono,Sri Esti Wuryani.2002.Psikologi Pendidikan.Jakart:PT.Grasindo.
Putra,S,Rizema.2013.Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.jogjakarta:Diva press.
Dimyati dan Mudjiono.2012.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta.Rineka Cipta.
Iskandar.2009.Psikologi Pendidikan”sebuah orientasi baru”.jambi:Gaung Persada
Press.
Syah,Muhibbin.1999.Psikologi Belajar.Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada.
Aunurrahman.2009.Belajar dan pembelajaran.Pontianak:Alfabeta.