Dokumen tersebut membahas konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian bimbingan dan konseling, peranan keduanya dalam pendidikan, tujuan bimbingan di sekolah, fungsi dan prinsip-prinsip bimbingan, serta peranan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran siswa.
1. KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. RESTY NELI PRISISKA
2. QUANITA DIANTI
3. NYAYU ASTUTI
4. RATIH NURHIDAYATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
2. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang selalu dikaitkan. Beberapa
ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti dari kegiatan bimbingan. Ada juga
yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu layanan dalam kegiatan
bimbingan. Dengan demikian, dalam kegiatan bimbingan sudah termasuk didalamnya
kegiatan konseling.
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami
diri sendiri dan lingkunganya. (sherzer dan stone dalam Djam’an satori 2003:5.3 dalam bolam
loman :2009)
Sunaryo kartadinata dalam bolam loman (2009:98) Bimbingan adalah sebagai suatu
proses untuk membantu individu mencapai perkembangan optimal.
Dari dua pengertian diatas dapat diambil pokok-pokok pengertian bimbingan sebagai berikut:
a. Bimbingan merupakan suatu proses,yang berarti bahwa bimbingan merupakan
kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.bimbingan
merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan terencana yang terarah
pada pencapaian tujuan.
b. Bimbingan adalah bantuan yang aktif dalam mengembangkan diri,mengatasi
masalah,atau mengambil keputusan adalah siswa sendiri.dalam bimbingan
pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri kepada siswa,tetapi berperan
sebagai fasilitator perkembangan siswa.
c. Bantuan dalam bimbingan diberikan dengan mempertimbangkan keragaman dan
keunikan individu,setiap bantuan kepada siswa akan dipahami dan dimaknai secara
individual sesuai dengan pengalaman,kebutuhan,dan masalah yang dihadapi siswa
untuk itu guru perlu memiliki keterampilan memahami perkembangan,kebutuhan,dan
masalah siswa.
d. Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai
dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Menurut Rochman Natawidjaja (1978), bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai
3. dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat dengan demikian ia dapat mengecap
kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Bimo Walgito (1982:11) memberikan rumusan pengertian bimbingan dari para ahli yaitu
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya
agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu secara berkesinambungan
yang dimaksudkan agar individu atau kumpulan individu tersebut dapat mengarahkan dan
mengembangkan dirinya serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk mencapai
kesejahteraan hidup. Untuk melaksanakan kegiatan bimbingan diperlukan tenaga khusus yang
telah ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
2. Pengertian konseling
Pelayanan konseling ini menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang yang
melakukan bimbingan mampu memberikan layanan konseling. (Winkel, 1978)
Menurut James P. Adam dikutip oleh Depdikbud (1976:19a), konseling adalah suatu
pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu
yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Menurut Bimo Walgito (1982:11), konseling adalah bantuan yang diberikan kepada
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang
sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa konseling adalah bantuan
yang diberikan kepada individu untuk membantunya memecahkan masalah yang dihadapinya
untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari pengertian-pengertian tersebut pun dapat
dikatakan bahwa ciri-ciri kegiatan konseling adalah sebagai berikut:
a. Dilaksanakan secara individual.
b. Dilaksanakan dalam perjumpaan tatap muka.
4. c. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan orang yang ahli.
d. Tujuan pembicaraan dalam konseling ini diarahkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi individu yang menerima layanan (klien).
e. Klien akhirnya dapat memecahkan masalahnya dengan kemampuannya
sendiri.
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional,yaitu terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas,yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa,dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan
keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,kepribdian yang mantap dan mandiri,serta rasa
tanggung jawa kemasyarakatan dan kebangsaan.
B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Koestoer Partowisastro (1982) menegemukakan faktor-faktor yang mendukung perlunya
bimbingan dan konseling di sekolah, adalah sebagai berikut:
1) Sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa, di mana mereka dalam waktu 6
jam berada di sekolah.
2) Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan
baik dalam memahami dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam
mengatasi kesulitan.
Menurut Lundquist dan Chamely dikutip oleh Belkin tahun 1981, konselor membantu
guru dalam hal sebagai berikut:
1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif
yang berkaitan erat dengan profesinya.
2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan
mempengaruhi proses belajar-mengajar.
3) Mengemabangkan sifat yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih
efektif.
4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksankan tugasnya.
5. Konselor dan guru merupakan suatu tim yang yang sangat penting dalam
pendidikan. Keduanya saling menunjang untuk terciptanya proses pembelajaran yang
efektif. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
sekolah.
C. Tujuan Bimbingan di Sekolah
Menurut Downing (1968), tujuan layanan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa
agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka, merealisasikan
keingginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Jadi, tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa mengatasi masalah yang
dihadapinya sehingga proses belajar-mengajar menjadi efektif dan efisien.
D. Fungsi Bimbingan
Fungsi bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman,yaitu membantu siswa yang memiliki pemahaman terhadap dirinya
baik kelebihan maupun kelemahanya,lingkunganya,baik fisik,sosial buadaya dan agama.
b. Fungsi preventif,yaitu upaya pembimbing untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegah supaya masalah itu tidak
dialami siswa.teknik yang digunakan yaitu layanan pemberian informasi,bimbingan
kelompok.
c. Fungsi pengembangan,yaitu pembimbing senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan kondusif atau memfasilitasi perkembangan siswa.
d. Fungsi perbaikan.yaitu bimbingan yang bersifat kuratif yang berkaitan dengan upaya
pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah.
E. Prinsip-prinsip Bimbingan
a. Bimbingan diberikan kepada individu yang berada dalam proses perkembangan,bantuan
yang diberikan harus bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa,pembimbing
bertugas membantu siswa memahami sistem nilai sebagai bagian dari proses
penegembangan dirinya.
6. b. Bimbingan diperutukan bagi semua siswa,tidak hanya ditujukan pada siswa yang
bermasalah saja tetapi ditujuka pada semua siswa.ini berarti pembimbing harus
memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara menyeluruh dan menjadikan
perkembanagan dan kebutuhan siswa tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusunan
program bimbingan dan konseling.
c. Bimbingan dilaksanakan dengan memperdulikan semua segi perkembangan siswa.
d. Bimbingan berdasarkan kemampuan individu untuk menentukan pilihan.
e. Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan,proses pendidikan bukanlah
proses pengembangan aspek intelektual semata,melainkan proses penegembangan
seluruh aspek kepribadian siswa.
f. Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya.
F. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
1. Bimbingan Belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini
meliputi:
a) Cara belajar, baik belajar individu maupun kelompok.
b) Cara merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
c) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.
d) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.
e) Cara, proses, dan prosedur dalam mengikuti pelajaran.
2. Bimbingan Sosial
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan
mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial sehingga akan
tercipta suasana belajar yang kondusif. Menurut Downing (1978), bimbingan ini
dimaksudkan agar siswa dapat menyesuaikan diri terhadap teman sebayanya baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Abu Ahmadi (1977), bimbingan ini
dimaksudkan untuk:
a) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
b) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
7. c) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah
tertentu.
3. Bimbingan dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-
masalah pribadi yang dapat menggangu kegiatan belajarnya.
G. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (1982), asas-asas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerahasiaan
Keberhasilan layanan bimbingan banyak ditentukan oleh asas ini karena klien
mau membukakan keadaan dirinya sampai dengan masalah-masalah yang sangat
pribadi jika ia yakin bahwa konselor dapat menyimpan rahasianya.
2. Asas Keterbukaan
Konselor harus mampu menciptakan suasana keterbukaan ketika membahas
masalah yang dihadapi klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan, pikiran, dan
keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya masalah. Konselor
terbuka dalam memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang disampaikan klien.
3. Asas Kesukarelaan
Konselor harus secara sukarela memberikan layanan bimbingan bagi klien. Klien
pun harus sukarela dalam mengemukakan permasalahannya.
4. Asas Kekinian
Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus pada masalah-
masalah yang tengah dihadapi klien pada saat ini.
5. Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung dengan baik jika
klien mau melkasanakan kegiatan yang telah dibahas dalam layanan tersebut dan
konselor harus memberikan motivasi kepada klien agar melaksankan saran yang
disampaikannya.
6. Asas Kedinamisan
Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri
klien dimana perubahan tersebut ke arah yang lebih baik.
8. 7. Asas Keterpaduan
Kepribadian klien merupakan suatu kesatuan dari berbagai aspek. Dalam
memberikan pelayanan, hendaknya diperhatikan aspek-aspek kepribadian klien yang
diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan.
8. Asas Kenormatifan
Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku sehingga tidak terjadi penolakan dari klien.
9. Asas Keahlian
Layanan konseling menuntut suatu keahlian khusus. Konselor harus benar-benar
terlatih untuk itu sehingga layanan yang diberikan benar-benar profesional.
10. Asas Alih Tangan
Bila ditemukan masalah-masalah klien di luar bidang konselor, hendaknya
konselor segera mengalihtangankan kepada ahli yang lain.
11. Asas Tut Wuri Handayani
Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa layanan
tersebut tidak hanya saat klien mengemukakan persoalannya. Di luar layanan pun
makna bimbingan dan konseling tetap dapat dirasakan sehingga tercipta hubungan
yang harmonis antara konselor dengan klien.
H. Bidang-bidang bimbingan
a. Bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi merupakan upaya memberikan layanan kepada individu yang
menyangkut karakteristik atau aspek-aspek perkembangan pribadinya yang meliputi kondisi
fisik,kemampuan intelekual,kondisi emosional,moralitas dan kesadaran beragama.bimbingan
mempunyai kepedulian untuk membantu individu agar mereka mampu mengembangkan
karakteristik perkembanganya secara optimal sehingga dapat mencegah terjadinya masalah
b. Bimbingan sosial
Bimbingan sosial merupakan upaya bantuan menyangkut pengembangan kemampuan
membina hubungan kemanusiaan secara positif dan konstruktif diberbagai lingkungan seperti
lingkungan keluarga,sekolah,teman sebaya,dan masyarakat.
9. c. Bimbingan akademik
Bimbingan yang menyangkut upaya pemberian bantuan kepada peserta didik agar mampu
menemukan cara belajar yang tepat.
d. Bimbingan karir
Bimbingan karir merupakan upaya pemeberian bantuan kepada peserta didik agar memahami
dunia kerja,memilki sikap positif terhadap pekerjaan ,mampu menyiapkan diri untuk
menghadapi dunia pekerjaan,dapat membekali diri untuk siap memangku jabatan yang dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
I. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Orientasi Individual
Perbedaan latar belakang kehidupan individu mempengaruhi cara berpikir, cara berperasaan,
dan cara menganalisis masalah sehingga dalam layanan bimbingan dan konseling hal ini harus
diperhatikan.
b. Orientasi Perkembangan
Pencapaian tugas-tugas perkembangan setiap tahap merupakan tolak ukur untuk mendeteksi
masalah klien. Konselor dapat segera mendiagnosis sumber timbulnya permaslahan klien.
Dengan demikian pemberian layanan dapat berlangsung efektif dan efisien.
c. Orientasi Masalah
Layanan bimbingan dan konseling harus berfokus pada masalah yang tengah dihadapi klien saat
ini. Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah yang tidak dikeluhkan oleh
klien.
10. DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Imron Abdul dan Bolam, Loman. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah
Profesi Kependidikan. Palembang: Universitas sriwijaya.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.