Dokumen tersebut membahas tentang imunologi darah yang mencakup definisi, komponen darah dan fungsinya, jenis-jenis sel darah, penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, dan hubungannya dengan sistem limfatik.
2. 1. Widya Nindy Nastiti 132110101019
2. Abdiana Kusuma A. 132110101129
3. Dinda Destra I. 132110101149
4. Nadia Rachma N. 132110101150
5. Laeli Nur Fajri 132110101157
Nama Kelompok
3. DEFINISI
• Imunitas adalah sistem
mekanisme pada
organisme melindungi
tubuh thd pengaruh
biologis luar dg
mengidentifikasi dan
membunuh patogen.
• Imunitas darah adalah
ilmu yg mempelajari
tentang sistem imunitas
dalam tubuh manusia
dan kaitannya dg
komponen2 yg ada dlm
darah.
5. KOMPONEN DARAH
SISTEM
EKSKRESI
Korpuskula Plasma Darah
Eritrosit
Trombosit
Leukosit
1. Neutrofil
2. Eosinofil
3. Basofil
4. Monosit
Albumin
Bahan pembeku darah
Imunoglobulin
Fibrinogen
Hormon
Protein dan Garam
6. Erotrosit
• Eritrosit disebut juga sel darah merah
• Persentasenya dalam tubuh sekitar 99%.
• Fungsi eritrosit adalah menyangkut dan
melakukan pertukaran O2 dan CO2. Pembentukan
eritrosit dirangsang oleh glikoprotein, dan
eritropoetin dari ginjal.Eritrosit tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit
mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Eritrosit juga berperan dalam penentuan
golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit
akan menderita penyakit anemia.
7. • Trombosit disebut juga keping darah
• Persentasenya dalam tubuh sekitar 0,6 - 1,0%
• Trombosit bertanggung jawab dalam proses
pembekuan darah. Dalam mekanismenya
trombosit melalui enzim trombokinase akan
mengubah protombin menjadi thrombin dan
kemudian mengaktifkan fibrinogen serta
membentuk benang-benang fibrin untuk
menyumbat daerah yang luka.
Trombosit
8. • Leukosit disebut juga sel darah putih
• Persentasenya dalam tubuh sekitar 0,2%
• Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imuntubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing
dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit dapat
beremigrasi dari dalam pembuluh darah keluar pembuluh dan
masuk ke jaringan melalui vasolidatasi atau kebocoran dari
pembuluh darah itu sendiri.
• Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit Leukimia,
sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit
Leukopenia.
• Selain itu, leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem
pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara
khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel
yaitu sel granulosit terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel
agranulosit dan sel granulosit terdiri dari limfosit, trombosit, dan
monosit
Leukosit
10. Neutrofil
• Neutrofil merupakan sel darah putih
terbesar,oleh karena itu neutrofil sering disebut
sebagai Neutrofil polimorfonuclear atau PMN.
• Berfungsi memfagositosis yaitu menelan
mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati.
• Merupakan sel-sel imun yang pertama kali timbul
dalam jumlah besar didalam eksudat pada jam-
jam pertama peradangan.
• Sumsum tulang belakang memprodusi neutrofil
sebanyak miliaran per hari dan pelepasannya
diatur secara ketat.
11. • Dapat ditemukan dalam eksudat peradangan walaupun
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan neutrofil.
• Fungsi eosinofil:
Merespon terhadap rangsang kemotaktik tertentu
yang khas ketika terjadi reaksi-reaksi alergik.
Memfagositosis berbagaoi jenis partikel
Membunuh mikroorganisme tertentu
Sebagai mediasi bagi peradangan
Memiliki toksik-toksik untuk memerangi parasit
tertentu.
Eosinofil
12. • Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim,
yaitu sekitar 0,01 - 0,3%
• Saat teraktivasi, basofil mengeluarkan histamin, heparin,
kondroitiin, elastase dan lisofosfolipase, leukotriena serta
beberapa macam sitokin.
• Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histamine
yang menyebabkan reaksi inflamasi. Basofil memiliki
gambaran yang sama dengan sel-sel imun yang ada di
jaringan ikat yang disebut sel mast atau basofil jaringan.
• Basofil darah memberi respon terhadap sinyal kemotaktik
yang dilepaskan dalam reaksi imunologik tertentu dalam
jumlah yang sangat kecil di dalam eksudat.
Basofil
13. • Monosit mempunyai siklus hidup yang lebih lama
dibandingkan leukosit lainnya. Monosit beremigrasi dalam
waktu yang sama seperti neutrofil. Namun jumlahnya lebih
sedikit dan kecepatannya sangat lambat.
• Monosit yang ada dalam sirkulasi darah akan berkembang
menjadi makrofag yang berfungsi fagositosis.
• Makrofag dapat bertahan sampai berbulan-bulan didalam
jaringan. Makrofag banyak berada disepanjang saluran
limfatik, rongga-rongga serosa tubuh dan paru-paru.
• Makrofag memiliki sifat fagosit yang sangat kuat. Apabila
jutaan mikroorganisme disuntikkan dengan sengaja dalam
sirkulasi darah, maka makrofag seperti polisi akan
mengepung mikroorganisme tersebut secara strategis
dalam waktu beberapa jam.
Monosit
14. • Terdiri atas Limfosit B dan Limfosit T.
• Limfosit B berpera dalam antibody-mediated immunity
sementara Limfosit T berperan dalam cell-mediated
immunity.
• Neutrofil dan Limfosit menyusun 90% dari sel darah
putih dalam tubuh, dan sisanya 10% disusun oleh
monosit, eusinofil, dan basofil.
• Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas.
Netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan
jumlahnya besar dalam nanah
• Sel-selnya bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa.
Limfosit
15. Komponen Plasma Darah
terdiri atas:
• Air: 91,0%
• Protein: 8,0% (Albumin,
globulin, protrombin
dan fibrinogen)
• Mineral: 0.9% (natrium
klorida, natrium
bikarbonat, garam, dari
kalsium, fosfor, kalium
dan zat besi,nitrogen,
dll)
• Garam
Mengandung:
• albumin
• bahan pembeku darah
• Immunoglobin
(antibodi)
• fibrinogen
• hormon
• berbagai jenis protein
• berbagai jenis garam
16. • Plasma darah disebut juga
serum darah. Cairan yang
tidak mengandung unsur
fibrinogen disebut Serum
Darah. Protein dalam
serum inilah yang
bertindak sebagai
Antibodi terhadap adanya
benda asing (Antigen). Zat
antibodi adalah senyawa
Gama Globulin.
Plasma Darah
• Tiap antibodi bersifat
spesifik terhadap antigen
dan reaksinya bermacam-
macam.
• - Antibodi yang dapat
menggumpalkan antigen
>>Presipitin.
- Antibodi yang dapat
menguraikan antigen>>
Lisin.
- Antibodi yang dapat
menawarkan racun >>
Antitoksin.
17. Perkembangan Sistem Imun
Sel Induk
Sel Progenitor I
Mieloid
Makrofag
Dendritik Granulosit,
Sel mast,
Eusinofil,
Basofil,
Neutrofil
Sel Progenitor II
Limfoid
Limfosit T
Th1
Th2
Thc
Limfosit B
Sel plasma
IgE, IgM,
IgG, IgA, IgD
18. Hubungan darah dan imunitas Tubuh
• Peranan darah sangat penting sekali dalam proses
pertahanan tubuh dari segala macam gangguan,
gangguan pada sistem kekebalan terjadi ketika:
– Tubuh menghasilkan reaksi kekebalan melawan
dirinya sendiri (gangguan autoimun).
– Tubuh tidak dapat menghasilkan reaksi kekebalan
yang sesuai untuk melawan serangan mikroorganisme
(gangguan imunodefisiensi).
– Reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan meskipun
terhadap antigen asing yang tidak berbahaya hingga
merusak jaringan-jaringan normal (reaksi alergi).
19. • Sistem limfatik adalah suatu jaringan kelenjar-
kelenjar getah bening yang dihubungkan oleh
pembuluh-pembuluh getah bening. Sistem ini
membawa cairan getah bening ke seluruh tubuh.
Cairan getah bening dibentuk dari cairan yang
merembes keluar dari dinding pembuluh kapiler
ke jaringan tubuh. Cairan ini mengandung
oksigen, protein, dan nutrisi lain yang dibutuhkan
jaringan. Sebagian cairan akan masuk kembali ke
pembuluh kapiler, dan sebagian akan masuk ke
pembuluh getah bening menjadi cairan getah
bening (cairan limfe).
Sistem Limfatik dan Sel Imunitas
20. • Semua bahan diangkut oleh cairan limfe melalui minimal
satu kelenjar getah bening, dimana substansi asing akan
disaring keluar dan dihancurkan sebelum cairan limfe
dikembalikan ke aliran darah. Pada kelenjar getah bening,
sel darah putih bisa dikumpulkan kembali, berinteraksi
dengan antigen, menghasilkan reaksi kekebalan terhadap
zat-zat asing. Kelenjar getah bening memiliki jaringan
seperti jala yang penuh dengan sel-sel limfosit B, limfosit T,
sel dendritik, serta makrofag.
• Mikroorganisme berbahaya disaring melalui jaringan
seperti jala dan kemudian diidentifikasi dan diserang oleh
sel-sel limfosit B dan limfosit T.Kelenjar getah bening
biasanya berkumpul pada area-area dimana percabangan
pembuluh limfe berakhir, misalnya di leher, ketiak, dan
selangkangan.
Lanjutan . . .
21. • Organ limfoid sekunder menangkap mikroorganisme
dan zat asing lain serta menjadi tempat sel-sel imun
tubuh yang matur berkumpul, berinteraksi dengan
bahan-bahan asing, dan menghasilkan reaksi imunitas
tubuh.
• Kelenjar getah bening merupakan salah satu tempat
pertama penyebaran sel-sel kanker. Dengan demikian,
biasanya kelenjar getah bening akan diperiksa untuk
menentukan apakah kanker telah menyebar. Terkadang
bakteri yang dibawa ke kelenjar limfe tidak dapat
dibunuh dan menyebabkan peradangan pada kelenjar
limfe. (Limfadenitis)
Lanjutan . . .
22. • Mikroba masuk melalui jaringan epitel kulit dengan
cara mengkoyaknya atau karena terdapat luka akibat
benda-benda atau material diluar tubuh. Kemudian
mikroba tersebut masuk ke jaringan dan mengeluarkan
zat toksik yang membuat sel imun (limfosit B)
mengenalinya. Selain itu, mediator-mediator atau APC
seperti histamine, sitokin, dan mediator lain mampu
mengaktifkan leukosit dan menarik perhatian limfosit T
melalui proses opsonin, kemotaksis, dsb.
• Jika sel-sel imun tidak mampu membunuh habis
mikroba tersebut, maka mereka akan beremigrasi dan
merusak dinding pembuluh darah dan ikut peredaran
darah mencapai organ sasaran.
Mekanisme Pertahanan dalam Sirkulasi
23. • Infeksi virus melalui peredaran darah ini dapat
diatasi dengan anti toksin dalam titer yang
rendah. Dengan kata lain titer anti toksin yang
rendah di dalam darah sudah cukup untuk
mengikat toksis yang berada dalam perjalanan
ke sumsum syaraf pusat, sehingga tidak lagi
dapat berikatan dengan reseptor sel sasaran.
Penyakit virus dengan pola penyebaran
melalui peredaran darah mempunyai periode
inkubasi yang panjang.
Lanjutan . . .
24. • Vaksin merupakan produk luar tubuh yang bekerjasama dengan sel-
sel imun dalam proses kerja imunitas tubuh (imunitas humoral).
Vaksin merupakan serum yang mengandung bibit penyakit yang
telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit penyakit tersebut
masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh
sistem imun dengan cara membentuk antibodi.
• Sel B dan sel T (sel limfosit) ikut berperan dalam menghasilkan
antibodi. Sel B (B limfosit) membentuk sistem imunitas humoral,
yaitu imunitas dengan cara membentuk antibodi yang berada di
darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen
asing serta berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi
bakteri, seperti Streptococcus, Meningococcus, virus campak, dan
Poliomeilitis. Antibodi ini kemudian melekat pada antigen dan
melumpuhkannya.
Vaksin
26. • Neutropenia
(Kekurangan sel darah
putih) adalah kondisi
dimana jumlah dari
neutrophils dalam
aliran darah berkurang
Neutropenia
27. • Batasan normal utk WBC bervariasi sedikit diantara
labor-labor namun umumnya anatar 4.300 dan
10.800 sel-sel / microliter atau cmm.
• Persentase dari tipe-tipe yg berbeda dari sel-sel
darah putih pada WBC disebut WBC differential.
• Absolute Neutrophil Count (ANC) ditentukan oleh
produk dari jumlah sel darah putih atau WBC dan
fraction (pecahan) dari neutrophils diantara sel-sel
darah putih seperti yg ditentukan oleh analisa WBC
differential.
Menentukan Neutropenia
28. Lanjutan. . .
• ANC dari kurang dari 1500 per microliter
(1500/microL) adalah definisi yang umumnya
diterima dari neutropenia. Neutropenia adakalanya
lebih jauh dikelompokan sebagai:
Ringan jika batasan ANC dari 1000-1500/microL,
Sedang dengan ANC dari 500-1000/microL, dan
Parah jika ANC dibawah 500/microL.
29. • Neutropenia berakibat pada kerentanan yang meningkat
terhadap infeksi-infeksi bakteri.
• Derajat rasio tergantung pada penyebab dan keparahan
dari neutropenia, kondisi medis yang mendasarinya dari
pasien, dan kehadiran atau ketidakhadiran dari cadangan-
cadangan sumsum tulang untuk produksi dari neutrophils.
• Tipe infeksi-infeksi yang paling umum yang terlihat pada
pasien-pasien neutropenic disebabkan oleh bakteri-bakteri
yang normalnya ditemukan pada kulit (seperti
Staphylococcus aureus) atau dari saluran pencernaan dan
kencing.
Konsekuensi2 klinis neutropenia
30. • Infeksi-infeksi jamur juga adalah lebih sering pada
pasien-pasien dengan neutropenia. Infeksi-infeksi
mungkin terbatas pada area-area tertentu dari tubuh
(umumnya rongga mulut, area genital, dan kulit) atau
mungkin menyebar via aliran darah ke paru-paru dan
organ-organ lain pada neutropenia yang parah dan
berkepanjangan.
Lanjutan. . .
31. • Infeksi-infeksi (lebih umum infeksi-infeksi virus, namun juga
infeksi-infeksi bakteri atau parasit). Contoh-contoh termasuk:
HIV, tuberculosis, malaria, Epstein Barr virus (EBV);
• Obat-obat yang mungkin merusak sumsum tulang (bone
marrow) atau neutrophils, termasuk kemoterapi kanker;
• Kekurangan-kekurangan vitamin (megaloblastic anemia yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan/atau folate);
• Kekurangan-kekurangan vitamin (megaloblastic anemia yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan/atau folate);
• Terapi Radiasi;
Penyebab Neutropenia
32. • Penyakit-penyakit bawaan (sejak lahir) dari fungsi sumsum
tulang atau dari produksi neutrophil, contohnya, Kostmann
syndrome;
• Penghancuran autoimmune dari neutrophils (sebagai kondisi
primer atau berhubungan dengan penyakit lain seperti Felty's
syndrome) atau dari obat-obat yang menstimulasi sistim imun
untuk menyerang sel-sel;
• Hypersplenism, yang merujuk pada perampasan yang
meningkat dan/atau penghancuran dari sel-sel darah oleh
limpa (spleen).
Lanjutan. . .
33. • Neutropenia didiagnosa dengan jumlah sel darah
yang dilakukan pada sample darah yang dikeluarkan
dari vena.
• Untuk menentukan penyebab yang spesifik dari
neutropenia pada situasi yang diberikan, tes-tes lain
mungkin diperlukan.
• Adakalanya biopsi sumsum tulang mungkin
diperlukan untuk mendiagnosa penyebab yang
spesifik dari neutropenia.
Diagnosis Neutropenia
34. • Perawatan dari neutropenia didasarkan pada penyebab yang
mendasarinya, keparahan, dan kehadiran dari infeksi-infeksi
atau gejala-gejala yang berhubungan serta keadaan kesehatan
keseluruhan dari pasien.
• Adapun perawatan2nya dpt dilakukan dg cara :
obat-obat antibiotik dan/atau obat-obat anti jamur untuk
membantu melawan infeksi-infeksi;
pemasukan dari faktor-faktor pertumbuhan sel-sel darah
putih (sepertirecombinant granulocyte colony-stimulating
factor (G-CSF, filgrastim) pada beberapa kasus-kasus dari
neutropenia yang parah;
transfusi-transfusi granulocyte atau terapi corticosteroid.
Merawat Neutropenia