Ya jadi di dalam pelajaran Fiqih kelas X, terdapat bab Hudud yang didalamnya banyak membahas persoalan-persoalan yang sering terjadi di masyarakat. Semoga bermanfaat, ya! ;)
2. Menurut bahasa hudud adalah bentuk jamak dari kata had yang
berarti batasan atau menentukan batas.
Menurut istilah hudud ialah pidana yang diancamkan hukuman had, yaitu
hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlahnya dan menjadi
hak Tuhan.
3.
4. Adalah segala j enis minuman yang memabukkan,
sehingga peminumnya menjadi hilang kesadarannya.
Seperti khamar yang mengandung banyak alcohol, dan
juga benda padat yang bisa memabukkan (ganja,
morfin, candu,dll)
5. Minuman keras biasanya terbuat dari bahan-bahan
alami seperti anggur, beras, gandum, dan buahan
lainnya yang sudah difermentasi.
6. Hukumnya haram, dalam surat Al-Maidah ayat 90 Allah
berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhya minuman
keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi
nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung.”
7. 1. Golongan A
- Kadar alkohol paling rendah (1-5%)
- Biasa di jual di supermarket atau toko modern
- Tidak memabukkan (tetap berbahaya)
2. Golongan B
- Kadar alkoholnya cukup tinggi (5-20%)
- Sangat memabukkan bila dengan takaran tinggi
- Berbahaya bagi yang belum terbiasa
- Champagne, rieseling, red wine
3. Golongan C
Kadar alkohol sangat tinggi (20-45%)
- Sangat memabukkan
- Dapat menyebabkan kematian
- Whisky, red label, vodka, bir
8. Minuman keras/minuman yang memabukkan sungguh
sangat dilarang secara tegas di dalam Islam.
Hadits rasulullah SAW
“Allah melaknat (mengutuk) khamar, peminumnya, penyajinya,
pedagangnya, pembelinya, pemeras bahannya, penahan atau
penyimpannya, pembawanya, dan penerimanya.” (HR Abu Daud
dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar).
9. Orang yang meminum minuman keras mendapat had
(hukuman) yaitu di jilid (didera) antara 40 sampai 80
kali.
Hadist Nabi dalam cerita Al-Walid bin Uqbah :
“Nabi telah mendera (peminum khamar) empat puluh
kali, Abu Bakar menderanya empat puluh kali, dan Umar
menderanya delapan puluh kali, dan semua ini sunah
sedangkan yang paling saya senangi ialah delapan pulu
kali dera.” (HR. Muslim)
12. Zina yaitu melakukan persetubuhan antara
laki-laki dengan perempuan yang bukan suami istri.
Perbuatan zina hukumnya haram dan
termasuk dosa besar. Perbuatan tersebut digolongkan
ke dalam perbuatan yang keji atau menji jikan.
Qs. Al-Isra :32
“dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh
suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”
13. Ada dua cara yang di jadikan dasar untuk menetapkan:
a. Empat orang laki-laki dengan syarat : adil, dapat
memberikan kesaksian yang sama tentang tempat,
waktu, pelaku, dan cara melakukannya.
b. Pengakuan dari pelaku dengan syarat sudah baligh
dan berakal
14. a. Zina muhsan. Dilakukan oleh orang yang sudah atau
pernah menikah. Artinya yang dilakukan baik oleh
suami, istri, duda, maupun janda.
b. Zina ghair muhsan. Dilakukan oleh orang yang belum
pernah menikah.
15. a. Had bagi pelaku zina muhsan, yaitu dilempari
dengan batu sampai mati
b. Had bagi pelaku zina gair muhsan, yaitu dicambuk
sebanyak 100 kali dan dibuang ke daerah lain dan
diasingkan selama satu tahun
Adapun had zina bagi hamba sahaya adalah separo
dari had orang merdeka, yaitu dicambuk 50 kali dan
diasingkan keluar daerah selama setengah tahun.
16. Dari segi obj ek :
Zina dengan kerabat
Zina dengan tetangga
Liwath
Zina dengan hewan
Dari keadaan pelakunya :
Yang sudah menikah dosanya lebih besar dari yang belum
menikah.
Orang tua yang berakal dosanya lebih besar dari anak muda.
Orang alim dosanya lebih besar dosanya dari orang bodoh.
Orang yang sudah merdeka lebih besar dosanya dari budak.
17. 1. Menjaga kesucian
2. Menjaga nasab dari pencampuradukkan yang
diharamkan agama
3. Terpelihara dari penyakit-penyakit kotor
4. Menanamkan rasa takut
5. Memelihara ketertiban dan ketentraman rumah
tangga
18.
19. Mencuri yaitu mengambil harta milik orang lain yang
bukan haknya, dilakukan tanpa sepengetahuan
pemiliknya, dan secara sembunyi-sembunyi.
Mencuri hukumnya haram karena mengambil hak
orang lain tanpa izinnya.
20. Mukallaf’
Mengakui perbuatannya dengan jujur
Pencurian dilakukan sembunyi-sembunyi
Pencuri tidak memiliki hak sama sekali atas barang
Barang yang dicuri milik orang lain
Barang yang dicuri mencapai nisab
Barang yang dicuri diletakkan di tempatnya
21. Urutan pemberian had kepada pencuri menurut
Imam Malik dan Imam Syafi’i:
Mencuri untuk pertama kalinya: dipotong tangan kanannya
Mencuri untuk kedua kalinya: dipotong kaki kirinya
Mencuri untuk ketiga kalinya: dipotong tangan kirinya
Mencuri untuk keempat kalinya: dipotong kaki kanannya
Mencuri untuk kelima kali dan seterusnya: ta’zir dan
dipenjara sampai bertobat
Selain itu barang yang dicuri wajib dikembalikan, jika
tidak diganti.
22. Mazhab Hanafi: 10 dirham
Mazhab Syafi’i: seperempat dinar (3,34 gr emas)
Mazhab Maliki dan Hambali: seperempat dinar atau
tiga dirham (3,32/3,36 gr emas)
23. Mengambil harta orang lain secara paksa, dengan
kekerasan, ancaman senjata dan kadang disertai
dengan penganiayaan, bahkan pembunuhan terhadap
korban
Menyamun: dilakukan di tempat yang sunyi dan
jauh dari keramaian
Merampok: dilakukan di tempat yang ramai
Merompak: terjadi di laut
24. Apabila merampas harta dan membunuh korbannya,
maka hadnya adalah dihukum mati, lalu disalib
Apabila hanya merampas harta korban tetapi tidak
membunuhnya, maka hadnya adalah dipotong tangan
dan kakinya secara silang
Apabila membunuh korbannya tetapi tidak mengambil
hartanya, hadnya adalah dihukum mati
Apabila tidak sempat merampas harta atau
membunuh korban, hadnya adalah dipenjarakan atau
diasingkan
25. Harta/hak perseorangan dapat dilindungi
Tidak sembarangan mengambil harta orang lain
Manusia akan celaka bila melakukan perbuatan
tercela
Terciptanya lingkungan yang aman dan damai
Menyadari adanya azab Allah, baik di dunia maupun di
akhirat
26.
27. Qazaf secara bahasa merupakan mashdar dari yang berarti
melempar
Menurut istilah adalah melempar tuduhan zina kepada
muslim/muslimat tanpa ada bukti yang nyata
28. َغْال ِتَانَصْحُمْال َونُمْرَي َينِذَّال َّنِإُنِعُل ِتَانِمْؤُمْال ِتَالِفاوا
َع ٌابَذَع ْمُهََلو ِةَرِخَألَْاو َايْنُّالد يِفٌميِظ{23}
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang
baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina),
mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi
mereka azab yang besar, (QS. An-Nuur : 23)
29. 1. Seorang yang balig, berakal sehat, bukan orang tua
si tertuduh
2. Tertuduh merupakan orang terpelihara
3. Penuduh mengakui bahwa ia berdusta
30. 1. Penuduh dapat mendatangkan 4 saksi (laki laki, adil,
kesaksian yang sama)
2. Li’an
3. Tertuduh memaafkan
4. Pengakuan dari tertuduh
31. 1. Kita tak sembarangan menuduh orang tanpa bukti
2. Umat muslim akan terjaga dari tuduhan
3. Peringatan agar tak sembrono dalam menuduh
32. An nuur 11
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah
dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong
itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap
seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang
besar. “
33.
34. Dari bahasa arab :
Yang berarti mencari, maksiat
Menurut istilah :
“Mereka (bugat) ialah orang-orang yang menentang
imam dengan jalan keluar dari (pimpinannya) dan tidak
lagi mentaatinya atau menolak kewajiban yang
dibebankan kepada mereka dengan syarat mereka
mempunyai kekuatan, mempunyai takwil (alasan)
tindakan mereka keluar dari pimpinan imam atau
tindakan mereka menolak kewajiban, mempunyai
pengikut dan mempunyai imam yang diangkat.”
35. Memiliki kekuatan
Tak taat pada penguasa yang sah
Memiliki alasan yang mereka anggap benar
Memiliki pengikut yang setia
Memiliki pemimpin yang ditaati
36. Peringatan – ultimatum – perang (al hujurat : 9)
َف واَُلتَتْاق َينِنِمْؤُمْال َنِم ِنَاتَفِئاَط ْنَِإوَب ْنِإَف ۖ َامَُهنْيَب واُحِلْصَأْتَغ
ْبَت يِتَّال واُلِتاَقَف ٰىَرْخُ ْاأل ىَلَع َامُهَادْحِإٰىَلِإ َءيِفَت ٰىَّتَح يِغ
َمُهَنْيَب واُحِلْصَأَف َْتءاَف ْنِإَف ۚ ِ ََّّللا ِرْمَأَ ََّّللا َّنِإ ۖ واُطِسْقََأو ِلْدَعْالِب ا
َينِطِسْقُمْال ُّبِحُي
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi
kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai
surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil.
37. Mereka membangkan dengan tidak mematuhi perintah
Allah (an-nisa : 59)
ِطََأو َ ََّّللا واُعيِطَأ واُنَمآ َينِذَّال َاهُّيَأيِلو
ُ
َأو َلو ُسَّرال واُعي
ْمُكْنِم ِرْمَ ْاأل
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang
kekuasaan) diantara kamu.”
38. Bani Qoridhah
Orang orang yang tak mau bayar zakat pada zaman
Khalifah Abu bakar
Muawiyah bin abu sofyan