Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang anti korupsi, termasuk pengertian korupsi menurut undang-undang dan jenis-jenis korupsi serta upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi seperti pelaporan gratifikasi.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM :
Setelah mempelajari materi ini
peserta mampu memahami anti
korupsi di lingkungan kerjanya.
3
4. Tujuan pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti pembelajaran peserta dapat:
1. Menjelaskan konsep korupsi
2. Menjelaskan anti korupsi
3. Menjelaskan upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi
4. Menjelaskan tata cara pelaporan korupsi
5. Menjelaskan gratifikasi
4
7. PENGERTIAN KORUPSI
(Menurut UU No 31 Tahun 1999 Jo. UU No 20 Tahun 2001)
Pasal 2 (1)
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara, atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun, denda paling
sedikit Rp 200.000.000,- dan paling banyak Rp 1.000.000.000,-
8. KORUPSI ?
• Kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan: pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.
• Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
• Buruk, rusak, suka menerima uang sogok, menyelewengkan
uang/barang milik perusahaan/negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatannya untuk kepentingan peribadi (Kamus
Hukum, 2002)
• Korupsi adalah perbuatan melawan hukum untuk memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara (Pasal 2 UU NO. 31 tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun
2001)
8
9. CIRI-CIRI KORUPSI
1. Dilakukan lebih dari 1 orang
2. Merahasiakan motif, ada keuntungan yg ingin diraih
3. Berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan
tertentu
4. Berlindung dibalik pembenaran hukum
5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum
6. Mengkhinati kepercayaan (Alatas, 1983)
9
12. PEMBANGUNAN
Beberapa orang pelajar SMP dan SD di
Kampung Tanjung, Lebak, Banten, meniti
sebuah jembatan rusak yang hanya
dihubungkan dengan satu tali terbentang di atas
Sungai Ciberang.
(Foto: Reuters/Beawiharta)
12
18. Menguntungkan Diri Sendiri/Org Lain Secara Melawan
Hukum Atau Dengan Kekuasaannya Memaksa Seseorang
Memberikan Sesuatu, Membayar Atau Menerima
Pembayaran Dengan Potongan Untuk Dirinya Sendiri
4. Pemerasan
18
19. PERBUATAN CURANG YANG MEMBAHAYAKAN
KEAMANAN ORANG ATAU KESELAMATAN NEGARA
DALAM KEADAAN PERANG
5. Kecurangan
19
23. 23
Gratifikasi Gratifikasi adalah : Pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik yang
berhubungan dengan jabatan atau kewenangan
(penjelasan Pasal 12 B Ayat(1) UU 31/1999 jo
UU 20/2001)
PENGERTIAN GRATIFIKASI
24. “ Tidak sepantasnya pegawai negeri/pejabat publik
menerima pemberian atas pelayanan yang mereka
berikan”
“ Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat
sesuatu melebihi haknya sekedar ia melaksanakan
tugas sesuai tanggung jawab dan kewajibannya”
Dasar Pemikiran Tentang
Gratifikasi
24
25. PERATURAN PENGENDALIAN
GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN:
1. PERMENKES NO 14 TAHUN
2014 TENTANG
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI DI
LINGKUNGAN KEMENKES
2. KEPMENKES No.
HK.02.02/MENKES/ 306/2014
TENTANG JUKNIS
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI
25
25
29. LATAR BELAKANG ATURAN GRATIFIKASI
Seringkali berasal dari
kebiasaan yang menjadi
perilaku dibawah sadar
Sekedar tanda
terima kasih dan
sah
SERINGKALI terkait dengan
jabatan serta kemungkunan
adanya benturan Kepentingan
GRATIFIKASI
29
35. 1. Gratifikasi Kedinasan
Hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggara kegiatan yang diberikan
kepada wakil-wakil resmi suatu instansi dalam suatu kegiatan
tertentu, sebagai penghargaan atau kontribusinya dalam kegiatan
tersebut.
DAPAT DITERIMA DAN WAJIB DILAPORKAN
Klasifikasi Gratifikasi
35
36. GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP APABILA:
Kepada Pegawai Kementerian atau penyelenggara negara di
lingkungan Kementerian yang berhubungan dengan jabatan dan
yang berlawanan dengan kewajiban atau tugas Pegawai
Kementerian atau penyelenggara negara di lingkungan
Kementerian yang bersangkutan.
WAJIB DITOLAK DAN DILAPORKAN
Klasifikasi Gratifikasi
2. Gratifikasi yang Dianggap Suap
36
37. 3. Gratifikasi yang Bukan Kedinasan
dan yang Bukan Dianggap Suap
Surat Edaran KPK B.143/ 01-13/2013
Pemberian yang diterima berdasarkan
perjanjian yang sah atau yang tidak terkait
dengan kedinasan atau karena meraih
prestasi tertentu
Klasifikasi Gratifikasi
37
38. GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB
DILAPORKAN
Karena
hubungan
keluarga,
sepanjang tidak
memiliki konflik
kepentingan.
Penyelenggaraan pernikahan,
kelahiran, aqiqah, baptis,
khitanan, dan potong gigi,
atau upacara adat/agama
lain paling banyak
Rp1.000.000,00.
Terkait Musibah
atau Bencana
paling banyak
Rp1.000.000,00;
Sesama Pegawai pada pisah
sambut, pensiun, promosi,
dan ulang tahun (tidak
berbentuk uang) paling
banyak Rp300.000,00
dengan total pemberian
Rp1.000.000,00 dalam 1 th
dari pemberi yang sama;
Sesama rekan kerja paling
banyak (tidak dalam bentuk
uang) Rp200.000,00 dengan
total pemberian
Rp1.000.000,00 dalam 1
(satu) tahun dari pemberi
yang sama;
hidangan atau
sajian yang Berlaku
Umum;
38
39. prestasi akademis atau non
akademis yang diikuti
dengan menggunakan biaya
sendiri seperti kejuaraan,
perlombaan atau kompetisi
tidak terkait kedinasan;
keuntungan atau bunga dari
penempatan dana, investasi
atau kepemilikan saham
pribadi yang Berlaku Umum;
manfaat bagi seluruh peserta
koperasi atau organisasi
pegawai berdasarkan
keanggotaan yang Berlaku
Umum;
Seminar kit yang berbentuk
seperangkat modul dan alat
tulis serta sertifikat yang
diperoleh dari kegiatan resmi
kedinasan seperti rapat,
seminar, workshop,
konferensi, pelatihan, atau
kegiatan lain sejenis yang
Berlaku Umum;
penerimaan hadiah, beasiswa
atau tunjangan baik berupa
uang atau barang yang ada
kaitannya dengan peningkatan
prestasi kerja yang diberikan
oleh Pemerintah atau pihak lain
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku;
diperoleh dari kompensasi
atas profesi diluar kedinasan,
yang tidak terkait dengan
tupoksi dari
pejabat/pegawai, tidak
memiliki konflik kepentingan
dan tidak melanggar aturan
internal instansi
pegawai/kode etik;
GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB
DILAPORKAN
39
47. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI
a. Penegak hukum tidak konsisten
b. Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang
c. Langkanya lingkungan Antikorupsi
d. Rendahnya pendapatan penyelenggara negara
e. Kemiskinan, keserakahan
f. Budaya memberi upeti, imbalan jasa & hadiah
g. Kosekuensi bila ditangkap lebih rendah dari pada
keuntungan korupsi
h. Budaya permisif/serba membolehkan
i. Gagalnya pendidikan agama dan etika
47
48. DASAR HUKUM TENTANG KORUPSI :
UUD 1945 pasal 5 ayat 1 dan pasal20 ayat 1
UU No3 Tahun1971 tentang tindak pidana pemberantasan korupsi
Ketetapan MPR no XII /MPR?1998 tentang penyelenggaraan bersih
dan bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme
UU no 31 Tahun1999 Tentang pemberantasan Korupsi sebagaimana
telah di rubah debgan UU no 20 Tanun2001
48
49. GONE THEORY
49
• PERILAKU SERAKAH SEBAGAI POTENSI DALAM DIRI
SETIAP ORANGGREED
• KESEMPATAN UNTUK MELAKUKAN
KECURANGAN
OPPORTU- NITY
• KEBUTUHAN PENUNJANG KEHIDUPAN YANG
MENURUTNYA WAJARNEEDS
• PENGUNGKAPAN, KONSEKUENSI YG AKAN DIHADAPI OLEH
PELAKU APABILA DIKETAHUINYA KECURANGAN
EXPO-
SURE
55. APAKAH PERILAKU ITU?
Perilaku adalah perbuatan/tindakan sebagai tanggapan
(respons) terhadap rangsangan (stimulus) : S R.
ResponsStimulus PERILAKU
(behavior)
Keterangan:
Respon beberapa orang terhadap stimulus yang sama bisa
berbeda, tergantung faktor-faktor yg mempengaruhi orang tsb.
55
56. KARAKTER – PERILAKU - KORUPSI
KARAK
TER
(musabab)
KORUPSI
(akibat)
PERILAKU
(sebab)
Masalah Korupsi banyak disebabkan oleh faktor PERILAKU. Faktor
PERILAKU banyak disebabkan oleh faktor KARAKTER.
Dan sebaliknya. Maka membangun KARAKTER akan memperbaiki
PERILAKU dan dapat mengatasi masalah Korupsi
56
58. KARAKTER, berasal dari bahasa
yunani yaitu “charassein”
Akhlaq
Kebiasaan
Peringai
Tabiat
Waktu yang terbaik
untuk memulai
karakter dimulai sejak
usia dini
Adalah tabiat/kebiasaan, watak,
sifat-sifat kejiwaan, ahlak atau budi
pekerti yg membedakan seseorang
dari yg lain
Adalah sistem keyakinan dan
kebiasaan yg mengarah pada
tindakan
Adalah sifat-sifat dasar yg dominan
dalam jiwa/diri manusia yg
terbentuk dari bawaan sejak lahir,
serta karena pengetahuan,
keyakinan dan pengalaman
58
59. Perikaku didasari oleh 3 faktor:
1. faktor diri sendiri (predisposing factors); -- pengetahuan,
kemauan/sikap dan kemampuan diri,
2. faktor pendorong (reinforcing factors); -- orang-orang dekat
yang bisa mempengaruhi, dan
3. faktor pemungkin (enabling factors); -- lingkungan/ sarana yg
memungkinkan terjadinya perilaku tsb.
FAKTOR YANG MENDASARI PERILAKU
FAKTOR DIRI SENDIRI
(pre disposing)
FAKTOR PEMUNGKIN
(enabling)
PERILAKU
(behavior)
FAKTOR PENDORONG
(reinforcing)
59
64. Upaya Pembentukan Lembaga
Anti Korupsi
1. Pembentukan Lembaga anti
Korupsi ( Ombudmen, KPK)
2. Pencegahan Sosial dan
pemberdayaan Masyarakat.
3. Pencegahan Korupsi di sektor
Publik.
64