1. Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengamatan
Dalam melakukan percobaan ini, kita mengikuti beberapa tahap seperti yang telah dijelaskan
dalam langkah kerja. Untuk dapat membandingkan perbedaan banyaknya gelembung yang
dihasilkan maka perangkat percobaan di tempatkan pada dua kondisi yang berbeda yaitu tempat
teduh dan tempat terbuka (terkena sinar matahari langsung). Selain di tempatkan di dua kondisi
yang berbeda, juga diberi perlakuan yang berbeda. Ada yang ditambahkan dengan NaHCO3 dan
ada juga yang ditambahkan dengan es batu. Hasil pengamatan yang kami lakukan disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
Banyaknya gelembung
No. Perangkat Nyala api Keterangan
(+/-)
1. A + Kecil
2. B ++ Sedang
3. C ++++ Besar
4. D ± Sedang
Keterangan:
+ : gelembung yang terbentuk sedikit
+ + : gelembung yang terbentuk sedang
+ + + + : gelembung yang terbentuk banyak
± : gelembung yang terbentuk semakin lama semakin berkurang
Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang
telah ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan
kemudian ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan
dengan memberikan cahaya padaHydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung
udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang
tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang
direndam akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit.
Percobaan yang ditambah larutan NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi
larutan NaHCO3 disini sebagai katalisator dalam reaksi fotosintesis.
Pembahasan
Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini terbentuk
karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa
gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O → 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Pada gelas kimia A yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya rendah, proses
fotosintesisnya ternyata lambat (diketahui dari sedikitnya jumlah gelembung yang dihasilkan).
Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia
(cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Sehingga, walaupun
ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.
2. Pada gelas kimia B dengan kondisi normal (tempat terkena cahaya matahari langsung),
proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2 terlarut
dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan tetapi
jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak gelas kimia C. Hal ini disebabkan, walaupun
keduanya sama – sama memiliki energi untuk produksi yang melimpah tetapi jumlah bahan baku
yang tersedia tidak sama.
Pada gelas kimia C diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan
untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu
gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis).
Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku
tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga
proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 20 menit mendapatkan hasil yang banyak
(gas O2 pada dasar tabung reaksi).
Pada gelas kimia D yang diletakkan di tempat terang dan ke dalamnya ditambahkan es
batu, ternyata gas yang terbentuk sangat sedikit, artinya proses fotosintesis pada gelas kimia D
berjalan sangat lambat. Hal ini terjadi karena pada suhu yang rendah enzim – enzim banyak yang
tidak aktif sehingga banyak reaksi kimia yang dialamikan oleh enzim menjadi lambat sekali.
Dari hasil percobaan, semua tanaman Hydrilla verticillata pada setiap corong
mengeluarkan gelembung-gelembung udara.Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar
tabung reaksi yang dalam keadaan terbalik, sehingga membentuk rongga udara. Gas yang
terkumpul ini akan diuji coba dengan menggunakan bara api dari lidi. Seperti yang diketahui, api
dapat menyala jika ada oksigen disekitarnya. Untuk membuktikan apakah gelembung udara yang
terkumpul tersebut mengandung oksigen, maka praktikan memasukkan bara api dari lidi ke
mulut tabung reaksi. Ketika bara api dari lidi dimasukkan, ternyata bara api tersebut
menyala(mengeluarkan api). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis gas
yang dihasilkan adalahoksigen. Ini ditunjukan dengan menyalanya bara api yang didekatkan
dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari fotosintesis.
Kesimpulan
Terbukti bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ini ditunjukan dengan
menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari
fotosintesis.
Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Hal ini bukan
berarti suhu yang sangat tinggi akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat, justru
tanamannya akan mati. Suhu yang optimallah yang akan membuat proses fotosintesis
menjadi maksimal.
Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis
menjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan
dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap
kecepatan proses fotosintesis.
3. Pertanyaan :
1. Mengapa dalam percobaan ini digunakan H2O2 sebagai substratnya ?
2. Gelembung-gelembung apakah yang timbul sebagai akibat reaksi enzim dengan H2O2?
Bagaimana mengujinya ?
3. a. Jika dalam sel terdapat H2O2, apa yang akan terjadi terhadap sel tersebut ?
b. Untuk menghindari akibat tersebut, bagaimana cara sel untuk menanganinya ?
c. Organel apakah yang berperan dalam hal tersebut ?
4. Mengapa langkah kerja no.8 perlu dilakukan ?
5. Dari hasil pengamatan tadi, apakah yang dapat anda simpulkan tentang kerja enzim ?
Jawab:
1. Karena H2O2 merupakan hidrogen peroksia yang berupa senyawa kimia organik yang
memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Sehingga dengan adanya enzim
katalase, akan mempercepat reaksi penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2.
2. Gelembung yang timbul merupakan hasil penguraian H2O2 menjadi H2O, dapat diuji dengan
menambahkan substrat H2O2 ke dalam ekstrak hati ayam, akan timbul gelembung yang
menandakan adanya H2O dan saat dimasukkan lidi yang membara akan terdapat nyala api yang
menandakan ada oksigen.
3. a. Sel tersebut akan rusak, karena H2O2 merupakan larutan yang bersifat racun dalam tubuh
b. Dengan cara menggunakan enzim katalase untuk mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2
c. Badan mikro, peroksisom
4. Sebagai tolak ukur untuk menentukan enzim katalase terhadap H2O2, pada tabung E hanya
berisi ekstrak hati ayam dan F berisi H2O2, pada kedua tabung tidak terjadi reaksi
5.Kesimpulan :
Enzim katalase akan bereaksi jika ditambahkan dengan H2O2 sebagai substratnya. Enzim
katalase tidak dapat bekerja atau bereaksi jika dalam kondisi pH yang terlalu asam atau yang
terlalu basa
Landasan Teori
Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida yang tidak baik bagi
tubuh makhluk hidup menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu,
enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam
format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia.Katalase terdapat hampir di
semua makhluk hidup.Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel
dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk
hidup.Karena berperan sebagai katalis maka enzim dinamakan juga biokatalisator.
Enzim dapat bertindak sebagai katalis,yakni dapat mempercepat suatu reaksi kimia tanpa
merubah reaksi kimia tersebut.
Komponen Enzim
Secara kimia enzim yang lengkap atau haloenzim tersusun dari dua komponen:
· Komponen protein (apoenzim)
4. enzim yang tersusun atas protein.Sifatnya labil (mudah berubah),tidak tahan akan panas dan
mudah terpengaruh oleh suhu dan tingkat keasaman.
· Bagian nonprotein (gugus prostetik)
Ø Gugus prostetik yang berasal dari molekul nonorganik disebut kofaktor.
Ø Gugus prostetik,yaitu gugus yang berasal dari molekul organik kompleks
yang disebut dengan koenzim.misal:NADH,FADH,koenzim A dan VitB.
Cara Kerja Enzim
Seperti yang telah kita ketahui bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan
satu sama lainnya.Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan
menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi
aktif.Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
Hasil Pengamatan:
Larutan Ekstrak hati + H2O2 Ekstrak jantung + H2O2
Gelembung Nyala api Gelembung Nyala api
Netral ++ + + -
HCl (asam) + - - -
NaOH (basa) ++ + + +
Setelah - - - -
ekstrak
dipanaskan
Keterangan:
v ++ (banyak)
v + (ada)
v - (tidak ada)
Kesimpulan:
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa, pada percobaan ekstrak hati +
H2O2 dan ekstrak jantung + H2O2 dan dicampurkan dengan netral, asam(HCl), basa(NaOH), dan
setelah ekstrak dipanaskan, memiliki perbadaan dalam percobaan.
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim
katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O2 dan O2 , dimana kerjanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Suhu
Dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi.
5. b. pH
Dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral. Hal itu dapat dibuktikan dengan
banyaknya gelembung dan nyala api bara api. Dimana semakin banyak gelembung gas dan
semakin terang nyala bara api berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula
sebaliknya karena salah satu kerja enzim yaitu sebagai katalisator/pemercepat reaksi.
Pertanyaan:
1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase?
2. Mengapa reaksi berkurang jika ekstrak hati + H2O2 dimasukkan asam atau basa?
3. Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh, banyak tertimbun H2O2?
4. Bagaimana usaha untuk menetralkannya dalam tubuh?
5. Dapatkah kamu simpulkan apa peranan enzim katalase dalam tubuh?
6. H2O2 yang terdapat dalam tubuh itu merupakan hasil proses apa?
7. Factor-faktor apakah yang mempengaruhi keaktifan katalase?
Jawab pertanyaan:
PERHATIAN !!!! :
Silahkan dicopy isi blog ini dengan menyertakan Alamat URL blog sebagai Referensi
(Daftar Pustaka). Terima Kasih telah berkunjung,..
By : //Nando
Ditulis oleh Retmonando di 23:20
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Fisiologi Manusia
3 komentar:
Radianita Anggi Saskia mengatakan...
Maaf sebelumnya, di sini saya akan mengoreksi jawaban pertanyaan Penulis di atas.
1. Karena sifat enzim yang SPESIFIK (1 substrat untuk 1 produk), yang dapat
dikatalisis oleh enzim katalase hanya H2O2. enzim katalase tidak dapat mengkatalisis
substrat selain H2O2,begitu juga dengan substrat H2O2 yang tidak dapat dikatalisis
oleh katalis selain enzim katalase.
2. Hal itu terjadi karena pada keadaan asam/basa enzim akan rusak. Enzim akan
bekerja secara optimal pada pH 7 (netral)
6. 3. Jika terdapat timbunan H2O2 dalam tubuh, yang terjadi adalah terjadinya
kerusakan sel, terutama sel-sel yang terkena H2O2 tersebut.
4. Tubuh akan mensekresi Enzim Katalase dengan jumlah yang seimbang dengan
kadar H2O2 yang tertimbun/terdapat pada tubuh untuk mengubah hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi H20 (air) dan oksigen (O2)
6. Hidrogen Peroksida merupakan jhasil sampingan dari reaksi kimia pada proses
metabolisme aerob sel.
7. Selain pH dan Suhu, ada faktor faktor lainnya seperti konsentrasi enzim katalase
dan konsentrasi substrat.
Radianita Anggi Saskia
Kelas XII IPA 4
SMA Negeri 1 Purbalingga
1. Sebutkan bahan apa saj yang dapat diuji dengan reagent biuret, lugol, dan fehling A+B?
Jawab:
Biuret: protein
Lugol: amilum
Fehling A+B: glukosa
2. Sebutkan indicator perubahan warna yang timbul dalam percobaan uji bahan makanan/ bahan
organic tertentu?
Jawab:
Biuret: ungu
Lugol: biru kehitaman
Fehling A+B: orange/jingga
3. Bahan organic/bahan makanan apa saja yang terdapat dalam larutan A-D?
7. Jawab:
Larutan A : amilum
Larutan B : amilum, glukosa
Larutan C : protein
Larutan D : protein, glukosa
Kesimpulan
Bahan makanan yang mengandung protein jika ditetesi dengan larutan biuret akan berubah wana
menjadi ungu.
Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi ungu hingga
kehitam-hitaman maka bahan makanan tersebut mengandung amilum.
Jika bahan makanan diteesi larutan fehling A+B kemudian dipanaskan akan berubah warna
menjadi orange/jingga maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
Dari percobaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
Larutan A mengandung amilum
Larutan B mengandung amilum dan glukosa
Larutan C mengandung protein
Larutan D mengandung Protein dan glukosa
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik
yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:
8. LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi
untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver
untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik
turunkan tabung mikroskop secara cepat.
MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui
lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan
ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini
dapat putar dan di naik turunkan.
MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
9. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar
tidak mudah bergeser.
LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop.
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya.
Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah
Merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan
Spora itu berupa megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora
menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus.
Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu
1. Pinophyta
2. Cycadophyta
3. Ginkgophyta
4. Gnetophyta.
DETAIL
1. Pinophyta dikenal sebagai konifer, menghasilkan resin/getah, monoesis, daun
berbentuk jarum, contohnya Pinus sp.
2. Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya Cycas
revoluta, Cycas rumphii, Encephalartos transvenosus.
3. Ginkgophyta hanya mempunyai satu spesies di dunia ini yaitu Ginkgo biloba,
diesis, biji tidak di dalam rujung benar-benar terbuka ke udara bebas.
4. Gnetophyta berbeda dengan kelompok lainnya karena memiliki pembuluh kayu
untuk mengatur air pada bagian xilemnya. Contohnya Gnetum gnemon, Epherda dan
Welwitschia.
Manfaat gymnospermae yaitu untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis),
untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus), untuk makanan (Gnetum gnemon), tanaman hias
(Thuja, Cupressus, Araucaria).
METAGENESIS GYMNOSPERMAE
10. ANGIOSPERMAE (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah,
mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu
Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
Monocotyledoneae
Mempunyai biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari pangkal sampai ujung
hampir sama besarnya.
Umumnya tidak bercabang. Akar dan batang tidak berkambium.
Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang), Cocos
nucifera (kelapa).
Dicotyledoneae
Berkeping biji dua , berakar tunggang , batang berkambium sehingga membesar
bercabang , daun bertulang menyirip/menjari dan bunga baik mahkota dan kelopaknya
berkelipatan 4 atau 5 , tipe berkas pengangkut melingkar teratur dengan type kolateral terbuka (
Xilem dan Floem dipisahkan kambium)
Contoh : mangga , jambu , rambutan dll
MEKANISME REPRODUKSI
11. Dalam tumbuhan berbiji, generasi gametofit biasanya berukuran mikroskopis dan tetap
berada dalam jaringan sporofitnya.
Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan heterospor dengan dua jenis spora yang berbeda
ukuran yaitu mikrospora (serbuk sari) dan megaspora (putik)
12. Secara umum daur hidup dari tumbuhan berbiji di ilustrasikan sebagai berikut:
ut:
Megasporangium dikelilingi oleh jaringan sporofit yang disebut integumen. Integumen
dan struktur yang terdapat di dalamnya (mengasporangium, megaspora) disebut ovula.
Mikrospora berkecambah di dalam jaringan sporofit dan menjadi serbuk sari.
Keseluruhan dari mikrogametofit (serbuk sari) di transfer ke daerah sekitar
megagametofit melalui proses polinisasi (penyerbukan.
Angin atau hewan kadangkala menyempurnakan proses transfer tersebut.
Ketika serbuk sari mecapai gametofit betina, ia membuat struktur berupa memanjang
dalam megasporangium yang disebut buluh serbuk sari hingga mencapai sel telur.
Sperma si transfer melalui struktur ini menuju sel telur.
Keuntungan dari proses ini adalah sperma tidak membutuhkan air (berenang)untuk
mencapai sel telur seperti tanaman yang tidak berbiji.
13. Biji
Biji mengandung embrio dari sporofit, cadangan makanan, kulit pelindung.
Embrio di dalam biji bersifat dorman ('tidur' atau tidak aktif)sehingga mampu bertahan
dalam jangka waktu yang lama tanpa penambahan air atau makanan. ketika kondisi
menguntungkan embrio mulai tumbuh atau dikatakan biji mulai berkecambah.
Struktur biji
1. Biji mengandung embrio yang dibungkus oleh kulit biji yang disebut testa
2. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm, yang digunakan oleh
tanaman untuk tumbuh dan berkembang
3. Biji terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi
Bagian-bagian dari biji:
1. akar pertama yang disebut radikula
2. satu atau dua lembar daun embrio yang disebut kotiledon
3. daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang membentuk ranting
4. batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut hipokotil
5. batang yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil
14. berikut gambar bagian-bagian pembentuk biji:
Ciri tumbuhan berbiji:
1. multiseluler
2. autotrof
3. mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya
4. berkembangbiak dengan menggunakan biji
5. memiliki jaringan pengangkut (fasis) untuk mengedarkan air dan bahan makanan
Beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhan biji dapat hidup dengan baik di darat adalah:
1. memiliki kutikula (lapisan lilin) pada permukaan atas daun yang berfungsi untuk
mengatasi penguapan yang terlalu besar
2. memiliki stomata dengan sel-sel penjaga (gusrd cell) yang dapat membuka dan
menutup untuk mengatur kadar air dan mengatur proses penguapan
3. alat perkembangbiakan (gamet) dilindungi oleh jaringan yang disebut gametangia,
sehingga menghindari dari kerusakan mekanis dan chemis.
4. memiliki buluh srbuk sari sebagai tempat jalannya sperma menuju sel telur.
5. biji mengandung embrio dan makanan cadangan
Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan
menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi.Diperkirakan hingga
sekarang terdapat sekitar 250.000 spesies Angiospermae.
15. a .Ciri-ciri umum
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut
daun buah (carpels).
Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang
disebut bunga.Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba.Di antara
Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau berumah dua.
b .Penggolongan dan peranannya
Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu Anthophyta.Divisio ini terdiri
atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil).
1 ) Monocotyledonae (Monokotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal),
batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma
(kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada
batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium.
Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak
menyolok.
2 ) Dicotyledonae (Dikotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua).Daun
dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami
pertumbuhan sekunder.Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris).
Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung.Jumlah
bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5.