Respirasi aerob pada kecambah dipengaruhi oleh suhu. Kecambah yang diinkubasi pada suhu 35°C menghasilkan lebih banyak karbon dioksida yang terikat dengan larutan natrium hidroksida dibandingkan kecambah pada suhu ruangan, sehingga butuh volume asam klorida lebih banyak untuk mentitrasi larutan natrium hidroksida. Hal ini menunjukkan bahwa laju respirasi aerob lebih cepat pada suhu optimum antara 30-
3. Landasan Teori
Respirasi aerob adalah suatu proses
pernapasan yang membutuhkan oksigen dari
udara. Ada beberapa tumbuhan yang
kegiatan respirasinya menurun bila
konsentrasi oksigen di udara dibawah normal,
misalnya bayam, wortel, dan beberapa
tumbuhan lainnya.
Respirasi aerob:
C6H12O6 6CO2 + 6H2O + 675 kal + 38 ATP
4. Asam piruvat dalam respirasi aerob.
Pembongkaran sempurna terjadi pada oksidasi
asam piruvat dalam respirasi aerob. Dari
proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energi
yang lebih banyak, yaitu 38 ATP.
Proses respirasi diawali dengan adanya
penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport
gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan
berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan
dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan
dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding
sel, sitoplasma dan membran sel. O2 kemudian
digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa
tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada
tumbuhan :
Suhu
Ketersediaan substrat
Respirasi aerob hanya akan terjadi jika tersedianya
substrat
9. Cara Kerja
membuat larutan NaOH 5%
Menimbang Kecambah 10 g
membungkus Kecambah
Dengan kain kasa dan
di ikat dengan benang
kasur
10. Menuang NaOH 5% sebanyak 50 ml kedalam
gelas plastik
Menggantungkan kecambah yang sudah
dibungkus tadi kedalam gelas plastik . Menutup
tabung plastik dengaan kain kasa dan di ikat
dengan tali karet
11. tabung ke 1 di masukan
dalam inkubator dengan suhu 35C,
tabung ke 2 di biarkan dalam ruangan
biasa selama 1 minggu
Di luar ruangan
Di dalam ruangan
12. Cara Kerja Titrasi
membuat larutan NaOH 5% yang baru
Membuat larutan HCl dalam molalitas (36,5 +
1000 ml Aquades)
Masukan dalam alat titrasi HCL 50 ml yang telah
tercampur tadi
sediakan beaker gelas yang berisi larutan NaOH
yang telah mendapat perlakuan seperti pada poin
7 di atas
Teteskan beberapa tetes pp ke NaOH tadi
13. Hasil Pengamatan
perlakua
n
Titras
i ke-
Reaksi Volume
Awal
HCl
Volum
e
Awal
NaOH
Volume
HCl
yang
digunak
an
Waktu Perubah
an
warna
Luar
ruangan
(34C)
I NaOH 5
ml + PP
5 tetes =
warna
ungu
50 ml 50 ml 11 ml 2’ 2’’ bening
II 50 ml 50 ml 11 ml 3’ 22’’ Bening
III 50 ml 50 ml 11 ml 1’ 48’’ Bening
Rata-rata 11 ml
Dalam
ruangan
(28C)
I NaOH 5
ml + PP
5 tetes =
warna
ungu
50 ml 50 ml 10 ml 58’’ Bening
II 50 ml 50 ml 9 ml 1’ 47’’ Bening
III 50 ml 50 ml 8 ml 1’ 2’’ Bening
Rata-rata 9 ml
15. Pembahasan
Larutan NaOH pada percobaan ini berfungsi
untuk mengikat CO2 yang di hasilakn dari reaksi
aerob kecambah. NaOH ini akan mebuktikan
jika reaksi aerob mengasilkan CO2. untuk
membuktikan nya maka harus di titrasi dengan
HCl , dalam praktikum ada 2 perlakuaan NaOH
NaOH yang di beri kecambah dan berada dalam
ruangan, setelah satu minggu di titrasikan dalam
dengan HCl
16. Menghabiskan paling banyak HCL untuk rata-rata
mentitrasi nya antar 10 ml dan 9 ml
Sedang pada perlakuan kedua NaOH di beri
kecaambah namun di letakan pada suhu
ruang, setelah satu minggu, larutan dititrasi
membutuhkan HCl sebanyak 11 ml
17. NaOH yang berikatan dengan CO 2 akan
menghasilkan Na2CO3,dan H2O. setelah di titrasi
dengan HCL maka akan membentuk reaksi
sebagai berikut :
Na2CO3 + HCL NaCl + H2O + CO2
semakin banyak volume HCl berarti semakin
banyak pula CO2 yang berikatan dengan NaOH
18. Jadi pada perlakuan yang pertama NaOH
mengikat paling banyak CO2, hal ini di sebabkan
karna kecambah yang di letakan dalam ruangan
dalam suhu 340C mengalami respirasi secara
cepaat karena berada pada suhu optimum
sampi kecambah pun kering karena cepatnya
laju reaksi
19. Kesimpulan
Pada, laju repirasia reaksi aerob juga
menghasilkan gas CO2
Laju reaksi aerob juga di pengaruhi oleh suhu
dimana jika suhu berada pada suhu optimum 30 -
40 laju respirasi akan berlangung cepat
Sedangkan jika berada di bawah suhu optimum
laju reaksi akan lambat,
Jika berada di atas suhu optimum laju reaksi
akan menurun