SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
MAKALAH
KASUS TUBERCOLOSIS DI INDONESIA
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Informasi Kesehatan
Oleh :
Aliya Noor Fauziah C1AA16006
Anbar Afifah C1AA16008
Cici Satri Maulani C1AA16016
M. Fahrojal Kaisuku C1AA16062
Robi Marta Dipura C1AA16088
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (TBC) dan paling sering
bermanifestasi di paru. Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang
tahan terhadap asam sehingga sangat sulit untuk diobati. Penyakit menular
Tuberkulosis sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang utama
dan merupakan masalah kesehatan global sebagai penyebab utama kematian
pada jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia setelah Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Sebagian besar kuman tuberkulosis (TB)
menyerang paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya.
Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2017 menyatakan bahwa dari
10,4 juta kasus baru TB hanya 6,1 juta yang diobati dan 49% diantaranya yang
berhasil diobati (success rate). Rendahnya angka keberhasilan pengobatan ini
dikarenakan adanya gap dalam diagnosa dan penempatan penderita dalam
pengobatan. Salah satu penyebab masih rendahnya keberhasilan dalam
pengendalian TB adalah adanya keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan
pasien TB (diagnosis and treatment delay). Sampai dengan tahun 2015 belum
ada negara yang mencapai target untuk cakupan pengobatan dan keberhasilan
pengobatan TB, gap terbesar di beberapa negara adalah di cakupan pengobatan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kasus Tuberculosis Paru di Indonesia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui kasus Tuberculosis Paru di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Tuberculosis Paru
Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain infeksi saluran napas bawah.
Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang
biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (droplet), dari satu individu
ke individu lainya, dan membentuk kolonisasi di bronkioulus atau alveolus.
Kuman juga dapat masuk ke tubuh melalui saluran cerna, melalui ingesti susu
tercemar yang tidak dipasteurisasi, atau kadang – kadang melalui lesi kulit.
Apabila bakteri tuberkulin dalam jumlah yang bermakna berhasil menembus
mekanisme pertahanan sistem pernapasan dan berhasil menempati saluran napas
bawah, pejamu akan melakukan respons imun dan inflamasi yang kuat. Karena
respons yang hebat ini, terutama yang diperantarai sel-T hanya sekitar 5% orang
yang terpajan basil tersebut akan menderita tuberkulosis aktif. Hanya individu
yang mengidap infeksi tuberkulosis aktif yang menularkan penyakit ke individu
lain dan hanya selama masa infeksi aktif. (Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku
Patofisiologi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC)
Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infektius yang terutama
menyerang parenkim paru. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis yang merupakan salah
satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah yang sebagian besar basil
tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan
selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon
(Hood Alsagaff, 1995: 73) (Wijaya, Andra Saferi, Skep dan Yessie Mariza Putri,
Skep.2013.Keperawatan Medikal Bedah Jilid I.Yogyakarta:Nuha Medika)
B. Etiologi Tuberkulosis Paru
Agen infeksius utama, mikrobakterium tuberkulosis adalah batang
aerolik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan
sinar ultraviolet. Mikrobakterium bovis dan mikrobakterium avium pernah, pada
kejadian yang jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksi tuberkulosis. (Wijaya,
Andra Saferi, Skep dan Yessie Mariza Putri, Skep.2013.Keperawatan Medikal
Bedah Jilid I.Yogyakarta:Nuha Medika)
C. Patofisiologi Tuberkulosis Paru
Tempat masuknya kuman tuberkulosis adalah saluran pernapasan,
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Namun kebanyakan infeksi terjadi
melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel dari orang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan
alveolus biasanya berada di bagian bawah lobus atas paru-paru atau di bagian
atas lobus bawah dan membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit
polimorfonuklear (PMN) memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya.
Selanjutnya leukosit diganti oleh makrofag, alveoli yang terserang mengalami
konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Gejala ini dapat sembuh dengan
sendirinya.
Proses dapat terus berlanjut dan bakteri terus difagosit dan
berkembangbiak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar limfe
regional. Lesi berkembang dan terbentuk jaringan parut yang mengelilingi
tuberkel yang disebut fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar limfe
regional dengan fokus ghon disebut kompleks ghon. Fokus ghon dapat menjadi
nekrotik dan membentuk masa seperti keju, dapat mengalami kalsifiksi
membentuk lapisan protektif sehingga kuman menjadi dorman.
Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit aktif
karena gangguan atau respons inadekuat dari sistem imun. Penyakit aktif dapat
juga terjadi akibat infeksi ulang atau aktivasi bakteri dorman. Hanya sekitar
10% yang awalnya terinfeksi yang mengalami penyakit aktif. Basil TB dapat
bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman. Penyakit dapat juga
menyebar melalui kelenjar limfe dan pembuluh darah yang dikenal denga
penyebaran limfohematogen ke berbagai organ lain seperti usus, ginjal, selaput
otak, kulit dan lain-lain.
D. Manifestasi Klinis Tuberkulosis Paru
Pada banyak individu yang terinfeksi tuberkulosis adalah asimptomatis.
Pada individu lainya, gejala berkembang secara bertahap sehingga gejala
tersebut tidak dikenali sampai penyakit telah masuk tahap lanjut. Bagaimanapun,
gejala dapat timbul pada individu yang mengalami imunosupresif dalam
beberapa minggu setelah terpajan oleh basil. Manifestasi klinis yang umum
termasuk keletihan, penurunan berat badan, letargi, anoreksia (kehilangan napsu
makan), dan demam ringan yang biasanya terjadi pada siang hari. “berkeringat
malam” dan ansietas umum sering tampak. Dipsnea, nyeri dada, dan hemoptisis
adalah juga temuan yang umum. (Asih, Niluh Gede Yasmin, S.Kp dan
Christantie Effendy, S.Kp.2004.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Buku
Kedokteran EGC)
E. Pemeriksaan penunjang
1. Ziehl Neelsen
Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah, positif
untuk basil asam cepat.
2. Kultur sputum
Positif untuk mycobakterium pada tahap aktif penyakit
3. Tes Kulit Mantoux (PPD, OT)
Reaksi yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB
Dorman atau infeksi yang disebabkan oleh mikrobakterium yang berbeda.
4. Rontgen Dada
Menunjukan infiltrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru, deposit kalsium
dari lesi primer yang telah menyembuh, atau cairan dari suatu efusi.
Perubahan yang menandakan TB lebih lanjut mencakup kavitasi, area
fibrosa.
5. Biopsi Jarum Jaringan Paru
Positif untuk granuloma TB. Adanya sel – sel raksasa menunjukan nekrosis.
6. AGD
Mungkin abnormal bergantung pada letak, keparahan, dan kerusakan paru
residual.
7. Pemeriksaan Fungsi Pulmonal
Penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara
residual terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen
sekunder akibat infiltrasi atau fibrosis parenkim.
F. Pencegahan
1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air
sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam
tempat tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga
mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
G. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan tuberkulosis aktif memerlukan
waktu lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat
bermutasi apabila terpajan antibiotik yang masih sensitif. Saat ini, terapi untuk
individu pengidap infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan setidaknya
selama sembilan bulan atau lebih lama. Apabila pasien tidak berespon terhadap
obat – obatan tersebut, obat dan protokol pengobatan lain akan diupayakan.
Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberkulin positif setelah
sebelumnya negatif, bahkan jika individu tidak memperlihatkan adanya gejala
aktif, biasanya mendapat antibiotik selama 6-9 bulan untuk membantu respons
imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basis total.
BAB III
TABEL DAN GRAFIK
Sumber : Depkes RI 2016
Berdasarkan diagram diatas, bahwa lima kejadian tb paru tertinggi pada tahun 2016
paling banyak yaitu di provinsi Jawa Barat dengan jumlah 52.328 kasus dan
diurutan kelima tertinggi yaitu Sumatera utara dengan jumlah 17.798
BAB IV
ANALISIS DAN OPINI
A. Analisis
TB Paru merupakan penyakit yang mudah menular dari tahun ke tahun.
TB Paru masih menjadi perhatian. Sistem Informasi yang sederhana
menyebabkan sulitnya petugas kesehatan mengidentifkasi lokasi penderita TB
Paru berdasarkan kondisi lingkungan fisik rumah sehingga menyulitkan dalam
melakukan intervensi. Penderita TB paru sebagian besar tinggal di kondisi
lingkungan yang tidak memenuhi syarat seperti pencahayaan (73,9%), suhu
(73,9%), kelembaban (91,3%), dan kepadatan hunian (65,2%). Diharapkan
kepada pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas lebih aktif dalam memberikan
penyuluhan kesehatan khususnya tentang pentingnya memperhatikan kondisi
lingkungan fsik rumah untuk mengatasi penyebaran penularan TB Paru.
WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
kuman tuberculosis. Berdasarkan Global Tuberkulosis Kontrol tahun 2011
angka prevalensi semua tipe TB adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau
sekitar 690.000 kasus. Insidensi kasus baru TBC dengan BTA positif sebesar
189 per 100.000 penduduk atau sekitar 450.000 kasus. Menurut laporan WHO
tahun 2013, Indonesia menempati urutan ke tiga jumlah kasus tuberculosis
setelah India dan Cina dengan jumlah sebesar 700.000 kasus. Provinsi yang
paling tinggi angka kejadiannya di Indonesia yaitu di Jawa Barat dengan jumlah
52.328 kasus.
B. Opini
Menurut kami kejadian TBC ini perlu ditangani secara serius.
Mengingat bahwa penyakit TBC ini bisa membahayakan dan berakhir dengan
kematian. Cara pengobatannya pun tergolong kompleks, harus sangat disiplin
selama 6 bulan berturut-turut. Jika berhenti atau terlewat maka dapat dipastikan
pengobatan TB Paru ini harus mengulang kembali dari awal dengan dosis yang
berbeda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan
karena adanya bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Kejadian tuberculosis di
Indonesia masih sangat tinggi. Oleh karena itu untuk mencegah penularan
penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan
cepat.,
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit
yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk
minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk
memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.

More Related Content

What's hot (19)

Tbc ppt
Tbc pptTbc ppt
Tbc ppt
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Ppt TBC 1
Ppt TBC 1Ppt TBC 1
Ppt TBC 1
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
 
Power point tbc
Power point tbcPower point tbc
Power point tbc
 
T b c promkes
T b c promkesT b c promkes
T b c promkes
 
PENYAKIT TBC
PENYAKIT TBCPENYAKIT TBC
PENYAKIT TBC
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Soap tbc kel i
Soap tbc kel iSoap tbc kel i
Soap tbc kel i
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.paru
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di SekolahPenyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
 
Lp tb
Lp tbLp tb
Lp tb
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi marini
 

Similar to Makalah tb paru analisis (20)

Tbc pada ibu
Tbc pada ibuTbc pada ibu
Tbc pada ibu
 
bahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docxbahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docx
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tb paru
Askep tb paruAskep tb paru
Askep tb paru
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docxASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 

Makalah tb paru analisis

  • 1. MAKALAH KASUS TUBERCOLOSIS DI INDONESIA Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan Oleh : Aliya Noor Fauziah C1AA16006 Anbar Afifah C1AA16008 Cici Satri Maulani C1AA16016 M. Fahrojal Kaisuku C1AA16062 Robi Marta Dipura C1AA16088 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2019
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (TBC) dan paling sering bermanifestasi di paru. Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan terhadap asam sehingga sangat sulit untuk diobati. Penyakit menular Tuberkulosis sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang utama dan merupakan masalah kesehatan global sebagai penyebab utama kematian pada jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sebagian besar kuman tuberkulosis (TB) menyerang paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2017 menyatakan bahwa dari 10,4 juta kasus baru TB hanya 6,1 juta yang diobati dan 49% diantaranya yang berhasil diobati (success rate). Rendahnya angka keberhasilan pengobatan ini dikarenakan adanya gap dalam diagnosa dan penempatan penderita dalam pengobatan. Salah satu penyebab masih rendahnya keberhasilan dalam pengendalian TB adalah adanya keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan pasien TB (diagnosis and treatment delay). Sampai dengan tahun 2015 belum ada negara yang mencapai target untuk cakupan pengobatan dan keberhasilan pengobatan TB, gap terbesar di beberapa negara adalah di cakupan pengobatan. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah kasus Tuberculosis Paru di Indonesia? C. Tujuan Untuk mengetahui kasus Tuberculosis Paru di Indonesia
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Tuberculosis Paru Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (droplet), dari satu individu ke individu lainya, dan membentuk kolonisasi di bronkioulus atau alveolus. Kuman juga dapat masuk ke tubuh melalui saluran cerna, melalui ingesti susu tercemar yang tidak dipasteurisasi, atau kadang – kadang melalui lesi kulit. Apabila bakteri tuberkulin dalam jumlah yang bermakna berhasil menembus mekanisme pertahanan sistem pernapasan dan berhasil menempati saluran napas bawah, pejamu akan melakukan respons imun dan inflamasi yang kuat. Karena respons yang hebat ini, terutama yang diperantarai sel-T hanya sekitar 5% orang yang terpajan basil tersebut akan menderita tuberkulosis aktif. Hanya individu yang mengidap infeksi tuberkulosis aktif yang menularkan penyakit ke individu lain dan hanya selama masa infeksi aktif. (Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC) Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infektius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon (Hood Alsagaff, 1995: 73) (Wijaya, Andra Saferi, Skep dan Yessie Mariza Putri, Skep.2013.Keperawatan Medikal Bedah Jilid I.Yogyakarta:Nuha Medika) B. Etiologi Tuberkulosis Paru Agen infeksius utama, mikrobakterium tuberkulosis adalah batang aerolik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet. Mikrobakterium bovis dan mikrobakterium avium pernah, pada kejadian yang jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksi tuberkulosis. (Wijaya,
  • 4. Andra Saferi, Skep dan Yessie Mariza Putri, Skep.2013.Keperawatan Medikal Bedah Jilid I.Yogyakarta:Nuha Medika) C. Patofisiologi Tuberkulosis Paru Tempat masuknya kuman tuberkulosis adalah saluran pernapasan, pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Namun kebanyakan infeksi terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel dari orang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya berada di bagian bawah lobus atas paru-paru atau di bagian atas lobus bawah dan membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear (PMN) memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya. Selanjutnya leukosit diganti oleh makrofag, alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Gejala ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses dapat terus berlanjut dan bakteri terus difagosit dan berkembangbiak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar limfe regional. Lesi berkembang dan terbentuk jaringan parut yang mengelilingi tuberkel yang disebut fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar limfe regional dengan fokus ghon disebut kompleks ghon. Fokus ghon dapat menjadi nekrotik dan membentuk masa seperti keju, dapat mengalami kalsifiksi membentuk lapisan protektif sehingga kuman menjadi dorman. Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respons inadekuat dari sistem imun. Penyakit aktif dapat juga terjadi akibat infeksi ulang atau aktivasi bakteri dorman. Hanya sekitar 10% yang awalnya terinfeksi yang mengalami penyakit aktif. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman. Penyakit dapat juga menyebar melalui kelenjar limfe dan pembuluh darah yang dikenal denga penyebaran limfohematogen ke berbagai organ lain seperti usus, ginjal, selaput otak, kulit dan lain-lain.
  • 5. D. Manifestasi Klinis Tuberkulosis Paru Pada banyak individu yang terinfeksi tuberkulosis adalah asimptomatis. Pada individu lainya, gejala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak dikenali sampai penyakit telah masuk tahap lanjut. Bagaimanapun, gejala dapat timbul pada individu yang mengalami imunosupresif dalam beberapa minggu setelah terpajan oleh basil. Manifestasi klinis yang umum termasuk keletihan, penurunan berat badan, letargi, anoreksia (kehilangan napsu makan), dan demam ringan yang biasanya terjadi pada siang hari. “berkeringat malam” dan ansietas umum sering tampak. Dipsnea, nyeri dada, dan hemoptisis adalah juga temuan yang umum. (Asih, Niluh Gede Yasmin, S.Kp dan Christantie Effendy, S.Kp.2004.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Buku Kedokteran EGC) E. Pemeriksaan penunjang 1. Ziehl Neelsen Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah, positif untuk basil asam cepat. 2. Kultur sputum Positif untuk mycobakterium pada tahap aktif penyakit 3. Tes Kulit Mantoux (PPD, OT) Reaksi yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB Dorman atau infeksi yang disebabkan oleh mikrobakterium yang berbeda. 4. Rontgen Dada Menunjukan infiltrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru, deposit kalsium dari lesi primer yang telah menyembuh, atau cairan dari suatu efusi. Perubahan yang menandakan TB lebih lanjut mencakup kavitasi, area fibrosa. 5. Biopsi Jarum Jaringan Paru Positif untuk granuloma TB. Adanya sel – sel raksasa menunjukan nekrosis. 6. AGD Mungkin abnormal bergantung pada letak, keparahan, dan kerusakan paru residual.
  • 6. 7. Pemeriksaan Fungsi Pulmonal Penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang rugi, peningkatan rasio udara residual terhadap kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder akibat infiltrasi atau fibrosis parenkim. F. Pencegahan 1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin 2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun) 3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan 4. Menghindari udara dingin 5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur 6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari 7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain 8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein G. Penatalaksanaan Pengobatan untuk individu dengan tuberkulosis aktif memerlukan waktu lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat bermutasi apabila terpajan antibiotik yang masih sensitif. Saat ini, terapi untuk individu pengidap infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan setidaknya selama sembilan bulan atau lebih lama. Apabila pasien tidak berespon terhadap obat – obatan tersebut, obat dan protokol pengobatan lain akan diupayakan. Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberkulin positif setelah sebelumnya negatif, bahkan jika individu tidak memperlihatkan adanya gejala aktif, biasanya mendapat antibiotik selama 6-9 bulan untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basis total.
  • 7. BAB III TABEL DAN GRAFIK Sumber : Depkes RI 2016 Berdasarkan diagram diatas, bahwa lima kejadian tb paru tertinggi pada tahun 2016 paling banyak yaitu di provinsi Jawa Barat dengan jumlah 52.328 kasus dan diurutan kelima tertinggi yaitu Sumatera utara dengan jumlah 17.798
  • 8. BAB IV ANALISIS DAN OPINI A. Analisis TB Paru merupakan penyakit yang mudah menular dari tahun ke tahun. TB Paru masih menjadi perhatian. Sistem Informasi yang sederhana menyebabkan sulitnya petugas kesehatan mengidentifkasi lokasi penderita TB Paru berdasarkan kondisi lingkungan fisik rumah sehingga menyulitkan dalam melakukan intervensi. Penderita TB paru sebagian besar tinggal di kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat seperti pencahayaan (73,9%), suhu (73,9%), kelembaban (91,3%), dan kepadatan hunian (65,2%). Diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan khususnya tentang pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan fsik rumah untuk mengatasi penyebaran penularan TB Paru. WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberculosis. Berdasarkan Global Tuberkulosis Kontrol tahun 2011 angka prevalensi semua tipe TB adalah sebesar 289 per 100.000 penduduk atau sekitar 690.000 kasus. Insidensi kasus baru TBC dengan BTA positif sebesar 189 per 100.000 penduduk atau sekitar 450.000 kasus. Menurut laporan WHO tahun 2013, Indonesia menempati urutan ke tiga jumlah kasus tuberculosis setelah India dan Cina dengan jumlah sebesar 700.000 kasus. Provinsi yang paling tinggi angka kejadiannya di Indonesia yaitu di Jawa Barat dengan jumlah 52.328 kasus. B. Opini Menurut kami kejadian TBC ini perlu ditangani secara serius. Mengingat bahwa penyakit TBC ini bisa membahayakan dan berakhir dengan kematian. Cara pengobatannya pun tergolong kompleks, harus sangat disiplin selama 6 bulan berturut-turut. Jika berhenti atau terlewat maka dapat dipastikan pengobatan TB Paru ini harus mengulang kembali dari awal dengan dosis yang berbeda.
  • 9. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena adanya bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Kejadian tuberculosis di Indonesia masih sangat tinggi. Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat., B. Saran Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.