SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH PANCASILA
INTEGRASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM PERSPEKTIF
PANCASILA
Disusun oleh:
Aulia Dewi Murfiantari F0217020
Kevin Dwiky Sumarsono F0217060
Rendra Meizafito F0217091
Rialun Nadia Pusparani F0217092
Satya Rizky Irfansyah F0217100
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan
sehingga penulis bisa menyelesaikan literatur ini tepat waktu. Tanpa pertolongannya
tentu literatur ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
pancasila, bapak Dona Budi yang dengan sabar membimbing penulis selama proses
pembuatan literatur ini, serta teman-teman penulis yang sudah saling berbagi
pengetahuannya dengan penulis.
Pada literatur yang berjudul “Integrasi Agama dan Budaya Perspektif
Pancasila” ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk memahami peranan pancasila
dalam budaya dan agama. Seperti diketahui, saat ini agama dan budaya seringkali
bertolak belakang sehingga diperlukannya pemahaman mengenai pancasila.
Setelah membaca literatur ini, penulis berharap pembaca memahami
keberagaman yang terjadi baik dalam bidang agama maupun budaya guna
meminimalisir konflik yang terjadi.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam literatur ini sehingga masukan
sangat berarti bagi penulis. Selain itu, informasi yang penulis sampaikan mungkin tidak
sependapat dengan beberapa pembaca. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
adanya kalimat dan kata-kata yang sekiranya tidak diinginkan, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT.
Demikian kata pengantar ini ditulis, terima kasih penulis ucapkan kepada
pembaca yang sudah meluangkan waktu membaca literatur ini.
Surakarta, 9 April 2019
Penulis
1
RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti Pancasila menurut prespektif bangsa Indonesia?
2. Bagaimana hubungan agama dan budaya sejauh ini di Indonesia?
3. Apakah isu SARA mempengaruhi hubungan antara agama dan budaya sejauh
ini?
4. Bagaimana Pancasila dalam menyelesaikan kasus SARA dalam kehidupan
berbangsa dam bernegara?
5. Bagaimana peranan Pancasila dalam membangun persatuan bangsa?
PEMBAHASAN
A. Pancasila Menurut Perspektif Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia dan pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada sila pertama, dalam pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Yang berarti setiap individu masyarakat Indonesia bisa bebas memeluk agama sesuai
dengan kepercayaan mereka masing-masing dan juga beribadah sesuai agama dan bisa
saling menumbuhkan rasa toleransi kepada agama lain.
Namun sayangnya masih saja bisa terjadi beberapa pelanggaran seperti tidak
ada sikap toleransi kepada sesama, gerakan radikal kelompok tertentu yang
mengatasnamakan agama, perusakan tempat ibadah, dan fanatisme yang sifatnya
anarki.
Pada sila kedua, dalam pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab”. Adil yang berarti mengakui persamaan hak dan kewajiban sesama manusia.
Sedangkan Beradab berarti mempunyai adab atau etika atau sikap dalam bertindak.
2
Pada sila kedua ini diharapkan masyarakat bisa hidup dengan adil dan sesuai dengan
hakikat manusia. Namun masih saja bisa terjadi beberapa pelanggaran seperti
perbudakan, memperkerjakan anak di bawah umur, ketidakadilan dalam bidang
ekonomi.
Contoh kasus penyimpangannya adalah dalam negara ini dijatuhkannya hukum
pada orang yang maling sendal sama beratnya dengan orang yang maling uang rakyat.
Itu tidak sebanding, karena jatuhnya hukuman lebih berat pada maling sendal. Itu
semua entah tata aturan nya yang salah atau orang-orang yang diberi kepercayaan
menyalahgunakannya.
Pada sila ketiga, dalam pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
Mempunyai maksud untuk mempersatukan seluruh rakyat indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun di negara ini kita memiliki beragam
kebudayaan, adat-istiadat, kebiasaan, suku, ras, agama atau memliki banyak perbedaan,
tetapi walaupun berbeda-beda kita tetap satu tujuan. Namun masih adanya
penyimpangan seperti menganggap suku sendiri lebih baik dari suku yang lainnya,
perang antar suku, dan menjadi provokator etnis atau suku tertentu.
Contoh nya seperti dalam sebuah organisasi terdapat banyak individu yang
memiliki agama, suku dan ras yang berbeda-beda namun untuk menjalankan satu
tujuan bersama mereka tetap satu tanpa memandang perbedaan tersebut.
Pada sila keempat, dalam pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.
Mempunyai arti apabila dalam mengambil keputusan bersama diselesaikan dengan
musyawarah karena sebagai masyarakat kita mempunyai hak, kewajiban serta
kedudukan yang sama. Mengutamakan kepentingan masyarakat dan juga Negara.
Namun masih adanya penyimpangan seperti melarang orang berpendapat,
melarang atau menghambat orang menduduki jabatan karena kepentingan tertentu yang
menguntungkan satu pihak.
3
Pada sila kelima, dalam pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”. yang dimaksud dari sila kelima hampir sama dengan sila
kedua yang membahas tentang keadilan yaitu adanya keseimbangan antara hak dan
kewajiban antar sesama manusia.
B. Hubungan antara Agama dan Kebudayaan
Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling
mempengarui. Agama mempengaruhi system kepercayaan serta praktik-praktik
kehidupan. Sebaliknya kebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam
hal bagaimana agama di interprestasikan/bagaimana ritual-ritualnya harus
dipraktikkan. Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia
dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi
dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan
beberapa kondisi yang objektif. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan
berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari
kehidupan penganutnya.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, keduanya justru saling
mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa “Manusia
yang beragama pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu
beragama”. Jadi, agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena
kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus mengikuti
perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang di berbagai
kebudayaan dan peradaban dunia.
Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama?
1. Yang pertama adalah kegunaannya sebagai alat metodologi untuk memahami
corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya.
2. Kegunaan kedua, untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama
yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang
4
benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan pertentangan dengan
para warga masyarakat tersebut.
3. Yang ketiga, seringkali sesuatu keyakinan agama yang sama dengan keyakinan
yang kita punyai itu dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi,
dengan memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran
terhadap aspek-aspek lokal tersebut.
C. Apa ISU SARA mempengaruhi hubungan antara agama dan budaya
sejauh ini?
Perkembangan Masyarakat Modern pada saat ini
Adalah masyarakat yang berpendidikan menengah ke atas yang tumbuh dalam
masyarakat modern. Masyarakat modern seperti dalam pengertian lipzet (2007) adalah
masyarakat yang sudah memasuki tahap industrialisasi dan liberalisasi. Nah itulah
sebabnya modernisasi disebut juga sebagai anak kandung dari kapitalisme. Masyarakat
modern memiliki ciri dimana interaksi sangat dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi
antar individu.
Bagi masyarakat modern, bekerja tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan
hidup namun juga untuk mengakumulasi kapital menjadi lebih kaya lagi. Kedua,
mereka sudah mengalami transformasi yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ketiga, aspek yang paling mempengaruhi rutinitas kehidupan mereka adalah
ekonomi pasar bebas. Keempat, masyarakat modern sudah sadar berpolitik dan
berdemokrasi. Berbagai persaingan ekonomi membuat masyarakat modern hidup
secara individualistik. oleh karena itu hubungan-hubungan yang terasosiasi secara
emosional atau budaya menjadi longgar. Hal tersebut menyebabkan pandangan hidup
masyarakat modern menjadi sekuler. Sekuler itu singkatnya adalah melakukan
dikotomi atau pemisahan antara kehidupan duniawi dan agama. Dalam masyarkat
sekuler pertimbangan keagamaan tidak menjadi pilihan, apapun agamanya selama bisa
5
memperbaiki kualitas ekonomi maka akan dipilih. Di titik ini isuSARA menjadi tidak
relevan bagi masyarakat dengan ciri seperti itu.
Namun semenjak pilkada DKI terlebih sekarang merupakan tahun politik,
konflik ISU SARA menargetkan orang atau masyarakat yang secara ekonomi
berpendapatan rendah, masyarakat yang tingkat literasinya rendah dan orang-orang
yang berada dalam lingkup agama dan budaya yang fanatik, menjadi terpancing oleh
konflik penistaan agama yang membuat Negara kita saling menjatuhkan kelompok
agama dan budaya tertentu. Masyarakat tadi dijadikan alat politik bagi oknum terntentu
dengan penggiringan opini dan tindakan agar mudah terprovokasi. Karena diiming-
imingi sesuatu yang tidak realistis malah membuat saling fitnah dan terpecah belah.
Tersebarnya berita HOAX pun menjadi alat untuk memancing amarah masyarakat tipe
ini. Jadi untuk konteks masyarakat seperti ini, ISU SARA sangat mempengaruhi
kehidupan agama dan budaya menjadi tidak dinamis dan penuh dengan konflik.
D. Bagaimana Pancasila dalam menyelesaikan kasus SARA dalam
kehidupan berbangsa bernegara?
Para founding fathers negara Indonesia sangat menjunjung tinggi pluralitas
yang ada di dalam bangsa Indonesia, baik pluralitas pemerintahan daerah, kebudayaan,
bahasa dan lain-lain. Justru pluralitas itu merupakan aset yang sangat berharga bagi
kejayaan bangsa. Beberapa prinsip yang dapat digali dari Pancasila sebagai alternatif
pemikiran dalam rangka menyelesaikan masalah SARA ini antara lain: Pertama,
Pancasila merupakan paham yangmengakui adanya pluralitas kenyataan, namun
mencoba merangkumnya dalam satu wadah ke-indonesiaan.
Kesatuan tidak boleh menghilangkan pluralitas yang ada, sebaliknya pluralitas
tidak boleh menghancurkan persatuan Indonesia. Implikasi dari paham ini adalah
berbagai produk hukum dan perundangan yang tidak sejalan dengan pandangan ini
perlu ditinjau kembali, kalau perlu dicabut, karena jika tidak akan membawa risiko
sosial politik yang tinggi. Kedua, sumber bahan Pancasila adalah di dalam tri prakara,
6
yaitu dari nilai-nilai keagamaan, adat istiadat dan kebiasaan dalam kehidupan
bernegara yang diterima oleh masyarakat. Dalam konteks ini pemikiran tentang
toleransi, kerukunan, persatuan, dan sebagainya idealnya digali dari nilai-nilai agama,
adat istiadat, dan kebiasaan kehidupan bernegera yang diterima oleh masyarakat
Secara alamiah timbul konflik pada sebagian komunitas nusantara yang ingin
mempertahankan identitas komunalnya dalam konteks etnis-kultural, termasuk SARA,
menghadapi nasionalisme melalui arus transformasi politik yang ingin membangun
sebuah masyarakat baru, yaitu masyarakat bangsa dari seluruh komunitas nusantara
yang hidup di dalam bekas wilayah jajahan Hindia Belanda yang heterogenik.
Berdasarkan keinginan alamiah inilah pula, maka ada elite yang ingin daerahnya
merdeka sebagai negara atau merdeka di dalam status negara federal setelah proklamasi
17 Agustus 1945.
Pemadaman pemberontakan terhadap gerakan separatis di sejumlah daerah,
seperti RMS, PRRI/Permesta, Daud Beureu di Aceh, Kartosuwiryo di Jabar, Kahar
Muzakkar di Sulsel, dan gerakan OPM, secara militer atau secara represif tidak
menyelesaikan akar persoalan. Selama keadilan yang menjadi substansi utama yang
dapat merekat segenap masyarakat plural di atas bumi nusantara gagal diwujudkan,
selama itu potensi konflik akan tetap mengancam, termasuk ancaman politik yang
bernuansa separatisme.
Berbagai kerusuhan yang bernuansa SARA selama ini dan api pemberontakan
di tahun 50-an dan sesudahnya beraroma separatisme sudah berhasil dipadamkan.
Namun, bara apinya mungkin saja masih tersisa. Lanjutan tindakan pemulihan
kehidupan masyarakat melalui pembangunan yang berkeadilan dan berkeseimbangan
adalah jawaban jitu untuk benar-benar memadamkan seluruh sumber api kerusuhan
dan pemberontakan dalam berbagai bentuknya. Terwujudnya keadilan akan
menyempitkan kesenjangan sebagai lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya
potensi konflik, baik yang bernuansa SARA, maupun yang bermuatan isu separatisme.
E. Peran Pancasila Dalam Membangun Persatuan Bangsa
7
Pancasila dirancang oleh bapak bangsa atau founding fathers untuk menjadi
dasar Negara. Kandungan yang telah dibuat oleh bapak bangsa benar-benar
membentuk bangsa Indonesia hingga dapat menjadi seperti sekarang.
Pancasila terdiri dari lima poin yang dapat menyatukan bangsa Indonesia
karena isi dari kelima poin tersebut sudah mencakup seluruh poin masalah yang ada
pada bangsa Indonesia. Isi dari poin pertama pada pancasila adalah ketuhanan yang
maha esa. Seperti diketahui, Indonesia memiliki beragam agama antara lain agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya. Setiap agama tersebut
tentunya memiliki kitab yang mengajak penganutnya untuk melakukan kebaikan.
Kebaikan yang diajarkan pada tiap agama tersebut tentunya dapat mencegah hal-hal
buruk terjadi di Indonesia. Namun, tidak semua rakyat Indonesia mendalami ilmu
agama sehingga kebaikan-kebaikan yang telah diajarkan tidak sampai kepada mereka.
Orang-orang yang tidak terlalu mendalami agama cenderung tidak terlalu menyesal
ketika melakukan kejahatan.
Poin kedua dari pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang
Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya
kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani
manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi
kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan
dan warna kulit, serta bersifat universal. Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi
bangsa Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan
kodrat manusia sebagai ciptaanNya.
Sila ketiga dari pancasila adalah persatuan Indonesia. Indonesia memiliki
keberagam yang besar yang apabila tergesek sedikit dapat menyebabkan perpecahan di
Indonesia. Dengan sila ini, diharapkan rakyat Indonesia memiliki sifat toleransi yang
dapat mencegah terjadinya perpecahan.
Sila keempat berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Fungsi dari sila ini untuk mencari jalan keluar disaat
adanya perbedaan pendapat. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi.
8
Demokrasi yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat
adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada
hal-hal yang bersifat fisis/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang
berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada
pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua—negara
demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasaprofesional—dilakukan melalui
tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat menunjuk
pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang
profesional-dewasa melalui sistem musyawarah.
Sila ke-5 berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki
Lambang Padi dan kapas. Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur
nenek moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai
kekhasan dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan yaitu berisi keharusan/tuntutan
untuk bersesuaian dengan hakikat adil (Sunarjo Wreksosuharjo,2000:35). Dengan sila
ke lima ini, manusia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk
semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan
bahagia spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus
memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri
serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak
mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak
individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Maka di dalam
sila ke-5 tersebut terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat keadilan
manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
9
hubungan manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai
makhluk Monopruralisme.
Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun
ternyata dalam prakteknya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan. Perwujudan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 72 tahun merdeka masih
belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelanggara NKRI
dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai saat ini. Hal ini ditandai oleh kurang
lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut Bank Dunia) berada di bawah garis
kemiskinan, hal ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di Indonesia.
Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam kesejahteraan
sosial yang tidak merata.
CONTOH KASUS
Ormas Nasionalis di Solo Ramai-ramai Tolak Paham anti-Pancasila
Solo - Dalam suasana Hari Lahir Pancasila, organisasi-organisasi nasionalis di Kota
Solo beramai-ramai menolak eksistensi ormas anti-Pancasila. Penolakan itu mereka
wujudkan dalam deklarasi dukungan terhadap Pancasila dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Aksi tersebut dikoordinasikan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI) di Kota Solo pada saat menjelang waktu berbuka puasa, Selasa (13/6/2017).
Ketua KNPI Surakarta, Bambang Gage Nugroho, mengatakan deklarasi dilakukan oleh
10 organisasi di Solo, antara lain Banser GP Ansor, Pemuda Panca Marga, FKPPI,
Senkom Mitra Polri dan PMII. "Momen 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' ini kita
gunakan untuk menolak adanya ormas yang tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD
45. Kita dukung Pemerintah menolak ormas-ormas anti-Pancasila," ujar Bambang.
Terpisah, sebuah organisasi bernama 'Saya Indonesia' juga mendeklarasikan
pembentukan DPD di Jawa Tengah yang digelar di Solo. Mereka juga mengaku siap
mendukung Pemerintah untuk membubarkan ormas-ormas anti-Pancasila. "Pemerintah
harus tegas menindak ormas anti-Pancasila, namun tetap prosedural. Setelah dijajah
selama berabad-abad, kita disatukan oleh Pancasila. Kalau Pancasila dihilangkan, kita
10
akan gampang dipecah-belah oleh asing dan kembali dijajah," kata Ketua Umum 'Saya
Indonesia', Kumar Abhishek.
Di media sosial beredar cuplikan video tentang aksi di depan Balai Kota Solo.
Video itu dibagikan di grup Whatsapp (WA) dan beberapa akun instagram (IG) .
Sebaran video itu disertai keterangan demo tolak lampion dilangsungkan Minggu
(20/1/2019). Potongan video itu hanya menyoroti pemasangan lampion di Balai Kota.
Salah satu orator mempertanyakan banyaknya lampion sebagaimana di negeri China,
padahal itu ada di Kota Solo. “Lampion yang mendominasi sedemikian rupa ini,
kemudian warga bertanya-tanya, ini Hong Kong? Ndak... ini bukan... di Solo....” ujar
orator yang berdiri di bak truk yang dimodifikasi menjadi panggung orasi. Cuplikan
video itu mengesankan aksi mendemo lampion. Lampion dipasang di Jl. Jenderal
Sudirman (Jensud) Solo berkaitan dengan perayaan Imlek. Ratusan lampion itu
dipasang sejak pekan lalu. Sudah bertahun-tahun tradisi ini berlangsung. Pemasangan
itu dilakukan oleh panitia Perayaan Imlek Kota Solo. Dari penelusuran Solopos.com,
Senin (21/1/2019) cuplikan video itu bukanlah aksi mendemo lampion. Aksi itu
dilakukan oleh sejumlah kalangan yang menolak mosaik mirip salib di koridor Jl.
Jenderal Sudirman. Dalam aksi itu, ada sejumlah orator, salah satunya menyinggung
banyaknya lampion. Namun, orasi soal lampion itu dicuplik secara khusus sehingga
terkesan berasal dari demonstrasi soal lampion. Orator itu berdiri di bak truk dengan
spanduk bertuliskan “ Ciptakan Solo Damai Tolak Mosaik Mirip Salib di Jalan Jenderal
Sudirman”. Aksi itu berlangsung di depan Balai Kota Solo, Jumat (18/1/2019) siang.
Sebagaimana diberitakan Solopos.com, berlangsung demo yang menolak mosaik mirip
salib di koridor Jl. Jenderal Sudirman.
Keluar Konteks
Cuplikan video tuntutan tolak lampion itu cenderung keluar dari konteks yaitu
demonstrasi soal mosaik mirip salib namun dikemas sedemikian rupa sehingga
terkesan demonstrasi soal lampion. Hal ini bisa dikategorikan misinformasi kategori
false context. Ratusan lampion kecil yang menghiasi Jl. Jenderal Sudirman juga akan
dipindah. Namun, pemindahan itu tidak ada kaitannya dengan demonstrasi maupun
11
penolakan. Lampion kecil yang menggantung tersebut dikhawatirkan rusak terkena
proyek pemasangan batu andesit tahap kedua di koridor itu. Lampion itu dipasang oleh
panitia perayaan Imlek dan biaya listriknya yang mencapai Rp50 juta berasal dari iuran
panitia dan warga. Wakapolresta Solo AKBP Andy Rifai kepada Solopos.com, melalui
aplikasi perpesanan Whatsapp menyatakan toleransi warga Kota Solo itu selalu
dipelihara, bahkan Solo merupakan salah satu kota paling nyaman dihuni berdasarkan
survei. “Tentu saja hal itu bisa tercipta karena masyarakat Solo yang menginginkan
terus menjaga toleransi yang sudah ada. Kami imbau kepada masyarakat jangan mudah
percaya dengan info yang ada di medsos karena sekarang ini banyak berita hoaks yang
sengaja disebar kepada masyarakat agar timbul keresahan. Untuk itu, mari selalu dijaga
dan dipelihara kerukunan dan toleransi, jangan mau diadu domba dan dipecah belah
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” jelas Andy Rifai.
Protes LUIS Terkait Pemasangan Lampion Pasar Gedhe
(Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Protes LUIS Terkait
Pemasangan Lampion Pasar Gedhe, http://jateng.tribunnews.com/2019/01/21/protes-
luis-terkait-pemasangan-lampion-pasar-gedhe. Penulis: Daniel Ari Purnomo Editor:
deni setiawan)
12
KESIMPULAN
Sebagai masyarakat yang plural, sudah semestinya menjaga persatuan dengan
menjunjung tinggi rasa nasional sesuai dengan kaidah pancasila. Berikut cara
mengatasi ada konflik terkait ISU SARA:
1. Menjunjung Tinggi Rasa Saling Menghormati
Sikap ini pada dasarnya lahir dari setiap individu yang pastinya mrmiliki
kesadaran akan pentingnya hal ini. Sebab bukan hanya kasus konflik antar ras yang
disebabkan oleh hilangnya sikap salung menghormati ini. Berbagai tindakan dan kasus
yang terjadi belakangan juga disebabkan oleh hal yang sama. Oleh karena itu, sangat
penting untuk kemudian menanamkan sikap saling menghormati antar sesama ras sejak
dini. Sehingga pola yang didapat sejak dini maka akan bisa bertahan hingga individu
kelak menjadi dewasa.
2. Menghargai Perbedaan
Tentunya perbedaan ini bukan dianggap sebagai sebuah penghalan untuk
kemudian menjalin sosialisasi. Sebagai makhluk sosial harus hidup berdampingan
dengan rasa persatuan yang tinggi.
3. Meningkatkan Kesadaran Pribadi
Kesadaran pribadi yang harusnya menjadi dasar yang dipegang setiap individu
untuk tidak menyebarkan berita yang HOAX, menyebarkan isu yang provkatif.
4. Menanamkan Pandangan Bahwa Semua Manusia adalah Sama
Pada dasarnya jika dinilai secara penampakan dan fenotif pastinya setiap
manusia memiliki perbedaan sekaligus keunikam masing-masing. Tentunya kita tidak
bisa menghapus hal ini sebagai salah satu penyebab konflik antar golongan . Sebab
secara kodrati manusia memang di ciptakan secara berbeda dan dengan karakteristik
yang berbeda pula. Namun, pandangan ini selayaknya harus disikapi dengan sikap yang
bijaksana. Bukankan kita diajarkan untuk selalu memandang seseorang sebagai satu
kesatuan yang sama.
13
LAMPIRAN FOTO ANGGOTA KELOMPOK.

More Related Content

What's hot

Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamSafwan Faidhi
 
Makalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaan
Makalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaanMakalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaan
Makalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaansomaoma
 
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB II
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB IIMakalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB II
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB IIRika Hariany
 
Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...
Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...
Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...buvael2nli
 
Amanat Menteri Sosial 10 November 2016
Amanat Menteri Sosial 10 November 2016Amanat Menteri Sosial 10 November 2016
Amanat Menteri Sosial 10 November 2016Rachmat Narendra
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeMakalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeKhairulAnwarGenaliwe
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Operator Warnet Vast Raha
 
Presentasi Agama
Presentasi AgamaPresentasi Agama
Presentasi AgamaIndra West
 
Makalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanMakalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraandinasep
 
Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia
Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia
Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia Muhamad Yogi
 
Ancamanterhadapintegrasinegaraindonesia
AncamanterhadapintegrasinegaraindonesiaAncamanterhadapintegrasinegaraindonesia
AncamanterhadapintegrasinegaraindonesiaMegharefthiadi Pb
 

What's hot (15)

Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
 
Makalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaan
Makalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaanMakalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaan
Makalah kebangkitan heorisme dan kesadaran kebangsaan
 
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB II
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB IIMakalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB II
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan BAB II
 
Selasar edisi 17
Selasar edisi 17Selasar edisi 17
Selasar edisi 17
 
SELASAR Edisi 07
SELASAR Edisi 07SELASAR Edisi 07
SELASAR Edisi 07
 
Selasar edisi 05
Selasar edisi 05Selasar edisi 05
Selasar edisi 05
 
Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...
Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...
Suatu Sarana Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) Yg Visi Tagline “Suara Ahlussunn...
 
Amanat Menteri Sosial 10 November 2016
Amanat Menteri Sosial 10 November 2016Amanat Menteri Sosial 10 November 2016
Amanat Menteri Sosial 10 November 2016
 
Selasar edisi 08
Selasar edisi 08Selasar edisi 08
Selasar edisi 08
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeMakalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
 
Presentasi Agama
Presentasi AgamaPresentasi Agama
Presentasi Agama
 
Makalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanMakalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraan
 
Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia
Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia
Pengaruh Multikulturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia
 
Ancamanterhadapintegrasinegaraindonesia
AncamanterhadapintegrasinegaraindonesiaAncamanterhadapintegrasinegaraindonesia
Ancamanterhadapintegrasinegaraindonesia
 

Similar to Makalah pancasila kelompok 4.

CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
NILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptx
NILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptxNILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptx
NILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptxDidiRosadi11
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCik BaCo
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanImmawan Awaluddin
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanImmawan Awaluddin
 
MODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docxMODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docxMIRZAFARABDIBA
 
GILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdf
GILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdfGILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdf
GILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdfGilangMulyaSaribulan
 
nilai pancasila masa kini
nilai pancasila masa kininilai pancasila masa kini
nilai pancasila masa kiniYendiFatah
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCik BaCo
 
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdfTugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdfHendroGunawan8
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newnila ZULFIANI
 

Similar to Makalah pancasila kelompok 4. (20)

CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
NILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptx
NILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptxNILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptx
NILAI-NILAI PANCASILA MASA KINI.pptx
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
 
3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
MODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docxMODUL MATERI 1 - SMA.docx
MODUL MATERI 1 - SMA.docx
 
GILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdf
GILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdfGILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdf
GILANG_UNIVERSITAS_TADULAKO_INTERNALISASI_NILAI_MODERASI.pdf
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
nilai pancasila masa kini
nilai pancasila masa kininilai pancasila masa kini
nilai pancasila masa kini
 
Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 
tugas 3 Pancasila
tugas 3 Pancasilatugas 3 Pancasila
tugas 3 Pancasila
 
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdfTugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani new
 
Resume agama.docx
Resume agama.docxResume agama.docx
Resume agama.docx
 

Recently uploaded

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (6)

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

Makalah pancasila kelompok 4.

  • 1. MAKALAH PANCASILA INTEGRASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM PERSPEKTIF PANCASILA Disusun oleh: Aulia Dewi Murfiantari F0217020 Kevin Dwiky Sumarsono F0217060 Rendra Meizafito F0217091 Rialun Nadia Pusparani F0217092 Satya Rizky Irfansyah F0217100 PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan literatur ini tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentu literatur ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah pancasila, bapak Dona Budi yang dengan sabar membimbing penulis selama proses pembuatan literatur ini, serta teman-teman penulis yang sudah saling berbagi pengetahuannya dengan penulis. Pada literatur yang berjudul “Integrasi Agama dan Budaya Perspektif Pancasila” ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk memahami peranan pancasila dalam budaya dan agama. Seperti diketahui, saat ini agama dan budaya seringkali bertolak belakang sehingga diperlukannya pemahaman mengenai pancasila. Setelah membaca literatur ini, penulis berharap pembaca memahami keberagaman yang terjadi baik dalam bidang agama maupun budaya guna meminimalisir konflik yang terjadi. Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam literatur ini sehingga masukan sangat berarti bagi penulis. Selain itu, informasi yang penulis sampaikan mungkin tidak sependapat dengan beberapa pembaca. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika adanya kalimat dan kata-kata yang sekiranya tidak diinginkan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian kata pengantar ini ditulis, terima kasih penulis ucapkan kepada pembaca yang sudah meluangkan waktu membaca literatur ini. Surakarta, 9 April 2019 Penulis
  • 3. 1 RUMUSAN MASALAH 1. Apa arti Pancasila menurut prespektif bangsa Indonesia? 2. Bagaimana hubungan agama dan budaya sejauh ini di Indonesia? 3. Apakah isu SARA mempengaruhi hubungan antara agama dan budaya sejauh ini? 4. Bagaimana Pancasila dalam menyelesaikan kasus SARA dalam kehidupan berbangsa dam bernegara? 5. Bagaimana peranan Pancasila dalam membangun persatuan bangsa? PEMBAHASAN A. Pancasila Menurut Perspektif Bangsa Indonesia Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada sila pertama, dalam pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Yang berarti setiap individu masyarakat Indonesia bisa bebas memeluk agama sesuai dengan kepercayaan mereka masing-masing dan juga beribadah sesuai agama dan bisa saling menumbuhkan rasa toleransi kepada agama lain. Namun sayangnya masih saja bisa terjadi beberapa pelanggaran seperti tidak ada sikap toleransi kepada sesama, gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, perusakan tempat ibadah, dan fanatisme yang sifatnya anarki. Pada sila kedua, dalam pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Adil yang berarti mengakui persamaan hak dan kewajiban sesama manusia. Sedangkan Beradab berarti mempunyai adab atau etika atau sikap dalam bertindak.
  • 4. 2 Pada sila kedua ini diharapkan masyarakat bisa hidup dengan adil dan sesuai dengan hakikat manusia. Namun masih saja bisa terjadi beberapa pelanggaran seperti perbudakan, memperkerjakan anak di bawah umur, ketidakadilan dalam bidang ekonomi. Contoh kasus penyimpangannya adalah dalam negara ini dijatuhkannya hukum pada orang yang maling sendal sama beratnya dengan orang yang maling uang rakyat. Itu tidak sebanding, karena jatuhnya hukuman lebih berat pada maling sendal. Itu semua entah tata aturan nya yang salah atau orang-orang yang diberi kepercayaan menyalahgunakannya. Pada sila ketiga, dalam pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Mempunyai maksud untuk mempersatukan seluruh rakyat indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun di negara ini kita memiliki beragam kebudayaan, adat-istiadat, kebiasaan, suku, ras, agama atau memliki banyak perbedaan, tetapi walaupun berbeda-beda kita tetap satu tujuan. Namun masih adanya penyimpangan seperti menganggap suku sendiri lebih baik dari suku yang lainnya, perang antar suku, dan menjadi provokator etnis atau suku tertentu. Contoh nya seperti dalam sebuah organisasi terdapat banyak individu yang memiliki agama, suku dan ras yang berbeda-beda namun untuk menjalankan satu tujuan bersama mereka tetap satu tanpa memandang perbedaan tersebut. Pada sila keempat, dalam pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Mempunyai arti apabila dalam mengambil keputusan bersama diselesaikan dengan musyawarah karena sebagai masyarakat kita mempunyai hak, kewajiban serta kedudukan yang sama. Mengutamakan kepentingan masyarakat dan juga Negara. Namun masih adanya penyimpangan seperti melarang orang berpendapat, melarang atau menghambat orang menduduki jabatan karena kepentingan tertentu yang menguntungkan satu pihak.
  • 5. 3 Pada sila kelima, dalam pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. yang dimaksud dari sila kelima hampir sama dengan sila kedua yang membahas tentang keadilan yaitu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban antar sesama manusia. B. Hubungan antara Agama dan Kebudayaan Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling mempengarui. Agama mempengaruhi system kepercayaan serta praktik-praktik kehidupan. Sebaliknya kebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam hal bagaimana agama di interprestasikan/bagaimana ritual-ritualnya harus dipraktikkan. Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya. Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, keduanya justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa “Manusia yang beragama pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu beragama”. Jadi, agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia. Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama? 1. Yang pertama adalah kegunaannya sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya. 2. Kegunaan kedua, untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang
  • 6. 4 benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut. 3. Yang ketiga, seringkali sesuatu keyakinan agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan memahami kondisi lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut. C. Apa ISU SARA mempengaruhi hubungan antara agama dan budaya sejauh ini? Perkembangan Masyarakat Modern pada saat ini Adalah masyarakat yang berpendidikan menengah ke atas yang tumbuh dalam masyarakat modern. Masyarakat modern seperti dalam pengertian lipzet (2007) adalah masyarakat yang sudah memasuki tahap industrialisasi dan liberalisasi. Nah itulah sebabnya modernisasi disebut juga sebagai anak kandung dari kapitalisme. Masyarakat modern memiliki ciri dimana interaksi sangat dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi antar individu. Bagi masyarakat modern, bekerja tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup namun juga untuk mengakumulasi kapital menjadi lebih kaya lagi. Kedua, mereka sudah mengalami transformasi yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, aspek yang paling mempengaruhi rutinitas kehidupan mereka adalah ekonomi pasar bebas. Keempat, masyarakat modern sudah sadar berpolitik dan berdemokrasi. Berbagai persaingan ekonomi membuat masyarakat modern hidup secara individualistik. oleh karena itu hubungan-hubungan yang terasosiasi secara emosional atau budaya menjadi longgar. Hal tersebut menyebabkan pandangan hidup masyarakat modern menjadi sekuler. Sekuler itu singkatnya adalah melakukan dikotomi atau pemisahan antara kehidupan duniawi dan agama. Dalam masyarkat sekuler pertimbangan keagamaan tidak menjadi pilihan, apapun agamanya selama bisa
  • 7. 5 memperbaiki kualitas ekonomi maka akan dipilih. Di titik ini isuSARA menjadi tidak relevan bagi masyarakat dengan ciri seperti itu. Namun semenjak pilkada DKI terlebih sekarang merupakan tahun politik, konflik ISU SARA menargetkan orang atau masyarakat yang secara ekonomi berpendapatan rendah, masyarakat yang tingkat literasinya rendah dan orang-orang yang berada dalam lingkup agama dan budaya yang fanatik, menjadi terpancing oleh konflik penistaan agama yang membuat Negara kita saling menjatuhkan kelompok agama dan budaya tertentu. Masyarakat tadi dijadikan alat politik bagi oknum terntentu dengan penggiringan opini dan tindakan agar mudah terprovokasi. Karena diiming- imingi sesuatu yang tidak realistis malah membuat saling fitnah dan terpecah belah. Tersebarnya berita HOAX pun menjadi alat untuk memancing amarah masyarakat tipe ini. Jadi untuk konteks masyarakat seperti ini, ISU SARA sangat mempengaruhi kehidupan agama dan budaya menjadi tidak dinamis dan penuh dengan konflik. D. Bagaimana Pancasila dalam menyelesaikan kasus SARA dalam kehidupan berbangsa bernegara? Para founding fathers negara Indonesia sangat menjunjung tinggi pluralitas yang ada di dalam bangsa Indonesia, baik pluralitas pemerintahan daerah, kebudayaan, bahasa dan lain-lain. Justru pluralitas itu merupakan aset yang sangat berharga bagi kejayaan bangsa. Beberapa prinsip yang dapat digali dari Pancasila sebagai alternatif pemikiran dalam rangka menyelesaikan masalah SARA ini antara lain: Pertama, Pancasila merupakan paham yangmengakui adanya pluralitas kenyataan, namun mencoba merangkumnya dalam satu wadah ke-indonesiaan. Kesatuan tidak boleh menghilangkan pluralitas yang ada, sebaliknya pluralitas tidak boleh menghancurkan persatuan Indonesia. Implikasi dari paham ini adalah berbagai produk hukum dan perundangan yang tidak sejalan dengan pandangan ini perlu ditinjau kembali, kalau perlu dicabut, karena jika tidak akan membawa risiko sosial politik yang tinggi. Kedua, sumber bahan Pancasila adalah di dalam tri prakara,
  • 8. 6 yaitu dari nilai-nilai keagamaan, adat istiadat dan kebiasaan dalam kehidupan bernegara yang diterima oleh masyarakat. Dalam konteks ini pemikiran tentang toleransi, kerukunan, persatuan, dan sebagainya idealnya digali dari nilai-nilai agama, adat istiadat, dan kebiasaan kehidupan bernegera yang diterima oleh masyarakat Secara alamiah timbul konflik pada sebagian komunitas nusantara yang ingin mempertahankan identitas komunalnya dalam konteks etnis-kultural, termasuk SARA, menghadapi nasionalisme melalui arus transformasi politik yang ingin membangun sebuah masyarakat baru, yaitu masyarakat bangsa dari seluruh komunitas nusantara yang hidup di dalam bekas wilayah jajahan Hindia Belanda yang heterogenik. Berdasarkan keinginan alamiah inilah pula, maka ada elite yang ingin daerahnya merdeka sebagai negara atau merdeka di dalam status negara federal setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Pemadaman pemberontakan terhadap gerakan separatis di sejumlah daerah, seperti RMS, PRRI/Permesta, Daud Beureu di Aceh, Kartosuwiryo di Jabar, Kahar Muzakkar di Sulsel, dan gerakan OPM, secara militer atau secara represif tidak menyelesaikan akar persoalan. Selama keadilan yang menjadi substansi utama yang dapat merekat segenap masyarakat plural di atas bumi nusantara gagal diwujudkan, selama itu potensi konflik akan tetap mengancam, termasuk ancaman politik yang bernuansa separatisme. Berbagai kerusuhan yang bernuansa SARA selama ini dan api pemberontakan di tahun 50-an dan sesudahnya beraroma separatisme sudah berhasil dipadamkan. Namun, bara apinya mungkin saja masih tersisa. Lanjutan tindakan pemulihan kehidupan masyarakat melalui pembangunan yang berkeadilan dan berkeseimbangan adalah jawaban jitu untuk benar-benar memadamkan seluruh sumber api kerusuhan dan pemberontakan dalam berbagai bentuknya. Terwujudnya keadilan akan menyempitkan kesenjangan sebagai lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya potensi konflik, baik yang bernuansa SARA, maupun yang bermuatan isu separatisme. E. Peran Pancasila Dalam Membangun Persatuan Bangsa
  • 9. 7 Pancasila dirancang oleh bapak bangsa atau founding fathers untuk menjadi dasar Negara. Kandungan yang telah dibuat oleh bapak bangsa benar-benar membentuk bangsa Indonesia hingga dapat menjadi seperti sekarang. Pancasila terdiri dari lima poin yang dapat menyatukan bangsa Indonesia karena isi dari kelima poin tersebut sudah mencakup seluruh poin masalah yang ada pada bangsa Indonesia. Isi dari poin pertama pada pancasila adalah ketuhanan yang maha esa. Seperti diketahui, Indonesia memiliki beragam agama antara lain agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya. Setiap agama tersebut tentunya memiliki kitab yang mengajak penganutnya untuk melakukan kebaikan. Kebaikan yang diajarkan pada tiap agama tersebut tentunya dapat mencegah hal-hal buruk terjadi di Indonesia. Namun, tidak semua rakyat Indonesia mendalami ilmu agama sehingga kebaikan-kebaikan yang telah diajarkan tidak sampai kepada mereka. Orang-orang yang tidak terlalu mendalami agama cenderung tidak terlalu menyesal ketika melakukan kejahatan. Poin kedua dari pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal. Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya. Sila ketiga dari pancasila adalah persatuan Indonesia. Indonesia memiliki keberagam yang besar yang apabila tergesek sedikit dapat menyebabkan perpecahan di Indonesia. Dengan sila ini, diharapkan rakyat Indonesia memiliki sifat toleransi yang dapat mencegah terjadinya perpecahan. Sila keempat berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Fungsi dari sila ini untuk mencari jalan keluar disaat adanya perbedaan pendapat. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi.
  • 10. 8 Demokrasi yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat fisis/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua—negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasaprofesional—dilakukan melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah. Sila ke-5 berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki Lambang Padi dan kapas. Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan yaitu berisi keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil (Sunarjo Wreksosuharjo,2000:35). Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
  • 11. 9 hubungan manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk Monopruralisme. Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun ternyata dalam prakteknya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan. Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 72 tahun merdeka masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelanggara NKRI dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai saat ini. Hal ini ditandai oleh kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut Bank Dunia) berada di bawah garis kemiskinan, hal ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di Indonesia. Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam kesejahteraan sosial yang tidak merata. CONTOH KASUS Ormas Nasionalis di Solo Ramai-ramai Tolak Paham anti-Pancasila Solo - Dalam suasana Hari Lahir Pancasila, organisasi-organisasi nasionalis di Kota Solo beramai-ramai menolak eksistensi ormas anti-Pancasila. Penolakan itu mereka wujudkan dalam deklarasi dukungan terhadap Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Aksi tersebut dikoordinasikan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Kota Solo pada saat menjelang waktu berbuka puasa, Selasa (13/6/2017). Ketua KNPI Surakarta, Bambang Gage Nugroho, mengatakan deklarasi dilakukan oleh 10 organisasi di Solo, antara lain Banser GP Ansor, Pemuda Panca Marga, FKPPI, Senkom Mitra Polri dan PMII. "Momen 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' ini kita gunakan untuk menolak adanya ormas yang tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD 45. Kita dukung Pemerintah menolak ormas-ormas anti-Pancasila," ujar Bambang. Terpisah, sebuah organisasi bernama 'Saya Indonesia' juga mendeklarasikan pembentukan DPD di Jawa Tengah yang digelar di Solo. Mereka juga mengaku siap mendukung Pemerintah untuk membubarkan ormas-ormas anti-Pancasila. "Pemerintah harus tegas menindak ormas anti-Pancasila, namun tetap prosedural. Setelah dijajah selama berabad-abad, kita disatukan oleh Pancasila. Kalau Pancasila dihilangkan, kita
  • 12. 10 akan gampang dipecah-belah oleh asing dan kembali dijajah," kata Ketua Umum 'Saya Indonesia', Kumar Abhishek. Di media sosial beredar cuplikan video tentang aksi di depan Balai Kota Solo. Video itu dibagikan di grup Whatsapp (WA) dan beberapa akun instagram (IG) . Sebaran video itu disertai keterangan demo tolak lampion dilangsungkan Minggu (20/1/2019). Potongan video itu hanya menyoroti pemasangan lampion di Balai Kota. Salah satu orator mempertanyakan banyaknya lampion sebagaimana di negeri China, padahal itu ada di Kota Solo. “Lampion yang mendominasi sedemikian rupa ini, kemudian warga bertanya-tanya, ini Hong Kong? Ndak... ini bukan... di Solo....” ujar orator yang berdiri di bak truk yang dimodifikasi menjadi panggung orasi. Cuplikan video itu mengesankan aksi mendemo lampion. Lampion dipasang di Jl. Jenderal Sudirman (Jensud) Solo berkaitan dengan perayaan Imlek. Ratusan lampion itu dipasang sejak pekan lalu. Sudah bertahun-tahun tradisi ini berlangsung. Pemasangan itu dilakukan oleh panitia Perayaan Imlek Kota Solo. Dari penelusuran Solopos.com, Senin (21/1/2019) cuplikan video itu bukanlah aksi mendemo lampion. Aksi itu dilakukan oleh sejumlah kalangan yang menolak mosaik mirip salib di koridor Jl. Jenderal Sudirman. Dalam aksi itu, ada sejumlah orator, salah satunya menyinggung banyaknya lampion. Namun, orasi soal lampion itu dicuplik secara khusus sehingga terkesan berasal dari demonstrasi soal lampion. Orator itu berdiri di bak truk dengan spanduk bertuliskan “ Ciptakan Solo Damai Tolak Mosaik Mirip Salib di Jalan Jenderal Sudirman”. Aksi itu berlangsung di depan Balai Kota Solo, Jumat (18/1/2019) siang. Sebagaimana diberitakan Solopos.com, berlangsung demo yang menolak mosaik mirip salib di koridor Jl. Jenderal Sudirman. Keluar Konteks Cuplikan video tuntutan tolak lampion itu cenderung keluar dari konteks yaitu demonstrasi soal mosaik mirip salib namun dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan demonstrasi soal lampion. Hal ini bisa dikategorikan misinformasi kategori false context. Ratusan lampion kecil yang menghiasi Jl. Jenderal Sudirman juga akan dipindah. Namun, pemindahan itu tidak ada kaitannya dengan demonstrasi maupun
  • 13. 11 penolakan. Lampion kecil yang menggantung tersebut dikhawatirkan rusak terkena proyek pemasangan batu andesit tahap kedua di koridor itu. Lampion itu dipasang oleh panitia perayaan Imlek dan biaya listriknya yang mencapai Rp50 juta berasal dari iuran panitia dan warga. Wakapolresta Solo AKBP Andy Rifai kepada Solopos.com, melalui aplikasi perpesanan Whatsapp menyatakan toleransi warga Kota Solo itu selalu dipelihara, bahkan Solo merupakan salah satu kota paling nyaman dihuni berdasarkan survei. “Tentu saja hal itu bisa tercipta karena masyarakat Solo yang menginginkan terus menjaga toleransi yang sudah ada. Kami imbau kepada masyarakat jangan mudah percaya dengan info yang ada di medsos karena sekarang ini banyak berita hoaks yang sengaja disebar kepada masyarakat agar timbul keresahan. Untuk itu, mari selalu dijaga dan dipelihara kerukunan dan toleransi, jangan mau diadu domba dan dipecah belah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” jelas Andy Rifai. Protes LUIS Terkait Pemasangan Lampion Pasar Gedhe (Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Protes LUIS Terkait Pemasangan Lampion Pasar Gedhe, http://jateng.tribunnews.com/2019/01/21/protes- luis-terkait-pemasangan-lampion-pasar-gedhe. Penulis: Daniel Ari Purnomo Editor: deni setiawan)
  • 14. 12 KESIMPULAN Sebagai masyarakat yang plural, sudah semestinya menjaga persatuan dengan menjunjung tinggi rasa nasional sesuai dengan kaidah pancasila. Berikut cara mengatasi ada konflik terkait ISU SARA: 1. Menjunjung Tinggi Rasa Saling Menghormati Sikap ini pada dasarnya lahir dari setiap individu yang pastinya mrmiliki kesadaran akan pentingnya hal ini. Sebab bukan hanya kasus konflik antar ras yang disebabkan oleh hilangnya sikap salung menghormati ini. Berbagai tindakan dan kasus yang terjadi belakangan juga disebabkan oleh hal yang sama. Oleh karena itu, sangat penting untuk kemudian menanamkan sikap saling menghormati antar sesama ras sejak dini. Sehingga pola yang didapat sejak dini maka akan bisa bertahan hingga individu kelak menjadi dewasa. 2. Menghargai Perbedaan Tentunya perbedaan ini bukan dianggap sebagai sebuah penghalan untuk kemudian menjalin sosialisasi. Sebagai makhluk sosial harus hidup berdampingan dengan rasa persatuan yang tinggi. 3. Meningkatkan Kesadaran Pribadi Kesadaran pribadi yang harusnya menjadi dasar yang dipegang setiap individu untuk tidak menyebarkan berita yang HOAX, menyebarkan isu yang provkatif. 4. Menanamkan Pandangan Bahwa Semua Manusia adalah Sama Pada dasarnya jika dinilai secara penampakan dan fenotif pastinya setiap manusia memiliki perbedaan sekaligus keunikam masing-masing. Tentunya kita tidak bisa menghapus hal ini sebagai salah satu penyebab konflik antar golongan . Sebab secara kodrati manusia memang di ciptakan secara berbeda dan dengan karakteristik yang berbeda pula. Namun, pandangan ini selayaknya harus disikapi dengan sikap yang bijaksana. Bukankan kita diajarkan untuk selalu memandang seseorang sebagai satu kesatuan yang sama.