SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB II
ETIKA PERS

Pers merupakan jembatan komunikasi dan informasi bagi sebuah
bangsa.Keberadaanya memberikan solusi atas berbagai infromasi terkini yang
dibutuhkan oleh manusia segala bangsa. Dalam melaksanakan kegiatannya, pers
di bekali oleh kaidah-kaidah dan etika sebagai norma awal untuk mengawal segala
tindak-tanduk dalam mengolah sebuah informasi dan menghimpunnya untuk
selanjutnya disampaikan pada masyarakat. Kaidah-kaidah atau norma pers ada
yang berlaku secara International maupun ditentukan oleh sebuah negara sendiri.
Kaitannya adalah mengenai etika dan dan tanggung jawab profesi, jadi tidak
hanya dokter dan advokat saja yang memiliki etika dan tanggung jawab profesi,
pers dan perangkat-perangkatnya juga memiliki yang serupa.
Di dalam hukum pidana pers, kita mengenal adanya beberapa prinsip etika
jurnalistik seperti asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) yang
merupakan manfestasi terhadap asas praduga bersalah (presumption of guilt)
dalam kaitannya peristiwa hukum pidana, pemberitaan yang berlanjut atau biasa
disebut dengan continuiting release, cover both side yaitu pers haruslah
mengambil dua sisi pemberitaan terhadap para pihak, asas kesusilaan dan
sebagainnya.Pelanggaran terhadap norma mengakibatkan beberapa konsekuensi
logis. Kita tentu mengenal beberapa norma seperti agama, susila, hukum dan
sebagainnya. Dalam kaitannya dengan pers, apabila pers melanggar etika
misalnya, maka dapatlah diadukan kepada dewan yang berhak memberikan
rekomendasi atas tindakan pers yang dinilai melanggar tersebut, dalam hal ini
adalah Dewan Kehormatan Pers. Jikalau pers melanggar norma hukum positif
yang ada dalam suatu negara, maka pers akan mendapatkan sebuah sanksi lahir
dan memaksa. Seperti misalnya jika dalam melakukan pemberitaan yang dianggap
mencemarkan nama baik, maka pelakunya dapat dikenai pidana sesuai dengan
ketentuan pasal 310 KUHP yang tentunya harus memenuhi kriteria formil maupun
materiil dari pasal tersebut. Terhadap korban sendiri tidak harus melakukan upaya
hukum. Ada beberapa upaya seperti hak jawab (penekanan pada etika) atau
bahkan mendiamkan (avoid).
Berbicara mengenai kebebasan pers dalam ranah hukum pidana pers, ada
beberapa teori yang dipakai dalam melaksanakan kebebasan pers. Teori tersebut
adalah teori kebebasan pers otoriter, teori kebebasan pers liberal, teori kebebasan
pers tanggung jawab sosial, dan teori kebebasan pers marxis. Teori kebebasan
pers otoriter menitik beratkan bahwa pers merupakan kepanjangan tangan dan
kepentingan negara atau rakyat untuk kepentingan negara. Pada zaman orde lama
kita tentu mengenal Undang-Undang No. 11 tahun 1966 dan zaman orde baru
dengan Undang-Undang no. 21 tahun 1982 tentang ijin pers dan Undang-Undang
No. 1 tahun 1982 tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers. Pada era reformasi
dengan Undang-Undang no. 40 tahun 1999. Kita tentu mengenal pembredelan
majalah Tempo akibat dari perundang-undangan kala itu yang mencerminkan
keotoriteran sebuah pemerintah.Selanjutnya pada teori kebebasan pers liberal
menitikberatkan

pada

kebenaran

individu

dan

kebenarannya

boleh

di

informasikan pada siapa saja di mana negara tidak boleh ikut campur, mana kala
terjadi sengketa diselesaikan melalui pengadilan. Pada teori kebebasan pers
dengan tanggung jawab sosial, pemerintah tidak boleh ikut campur dalam
kebebasan pers, pers bebas memberitakan informasi apa saja tetapi pers juga harus
memikirkan efek dari pemberitaan tersebut yang mana tanggung jawab
pemberitaan diatur oleh kode etik pers. Pada teori tanggung jawab sosial ini, pers
diarahkan untuk juga melihat sisi-sisi dari pemberitaan dan apa akibat dari sebuah
pemberitaan itu, dengan kata lain pers juga bertanggung jawab penuh atas
pemberitaan informasi itu.

A. Kode Etik

Mochtar Lubis (dalam Ramadhan, ed., 1995:102) mengemukakan, Dalam
konteks Indonesia, kepada siapa pers harus bertanggungjawab seharusnya, per situ
bertanggungjawab pada hukum dan undang-undang Negara, bukan kepada
pemerintah.Namun, pada masa Orde Baru, makna kata “bertanggungjawab,”
dalam “konsep pers yang sehat, yalembagang bebas bertanggung jawab” ialah
bertanggung jawab pada lembaga eksekutif. Initampak jelasdalam UU Pers (cara
pembatalan SIUPP), dan patsal-patsal haatzaai selain budaya telepon atau dalam
bahasa sekarang “budaya imbauan”
Sementara itu, S Tasrif, dalam menggunakan kebebasan pers itu, seorang
wartawan yang baik harus menghayati tanggungjawab keberbagai segi antara lain;
1. terhadap nurani sendiri
2. terhadap sesama warga
3. terhadap kepentingan umum yang diwakili oleh pemerintah
4. terhadap sesama rekan seprofesi

Kode etik jurnalistik (KEJ) merupakan aturan mengenai perilaku dan
pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media pers dalam
siarannya. Kode Etik Jurnalistik pertama kali dikeluarkan oleh PWI (Persatuan
Wartawan Indonesia) yang antara lain :
1. Berita diperoleh dengan cara jujur
2. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum disiarkan (check dan
recheck).

3. Sebisanya membedakan yang nyata (fact) dan pendapat (opinion)
4. Menghargai dan melindungi kedudukan sumber yang tidak mau disebut
namanya.
5. Tidak memberitakan berita yang diberikan secara off the record (four eyes
only)
6. Dengan jujur menyebutkan sumber dalam mengutip berita atau tulisan dari
suatu surat kabar atau penerbitan, untuk kesetiakawanan profesi
Dengan demikian, sistem pers di Indonesia tidak lain adalas sistep pers
yang berlaku di Indonesia. Kata Indonesia adalah pemberi, sifat, warna, dan
kekhasan pasda sistem pers tersebut. Dalam kenyataan dapat ditemukan
perbedaan – perbedaan esensial sistem pers Indonesia dari satu periode ke periode
yang lain. misalnya sistem pers demokrasi liberal, sistem pers demokrasi
terpimpin, sistem pers demokrasi Pancasila dan sistem pers di era reformasi,
meskipun falsafah negara tidak berubah.
Pers Indonesia diatur dalam UU pers No. 40 Tahn 1999.Ini merupakan UU
pers yang baru, memuat berbagai perubahan sistem pers yang mendasar atau
sistem pers sebelumnya.hal ini dimaksudkan afgar pers berfungsi secara maksimal
seperti diamanatkan oleh pasal 28 UUD 1945. Fungsi yang maksimal tersebut
diperlukan karena kemerdekaan pers adalah suatu perwujudan kedaulata rakyat
dan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyaralkat,
berbangsa dan bernegara yang demokratis.Pencabutan undang undang yang lama
dan digantikannya denga yang baru hakikatnya merupakan pencerminan adanya
perbedaan nilai – nilai dasar politis ideologis antara orde baru dengan orde
reformasi.hal ini tampak jelas pada konsideransi undang – undang pers yang baru.
Dalam konsideransi itu antara lain dinyatakan bahwa undang – undang tentang
ketentuan pers yang lama dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembanngan
zaman.
Lahirnya UU pers yang baru Mno. 40 tahun 1999 didasarkan atas
pertimbangan bahwa UU No.11 Tahun 1966 tentang ketentuan pokok pers
sebagaimana telah diubah lagi dengan UU Nu. 04 Tahun 1967 dan diubah lagi
dengan UU No. 21 Tahun 1982.Dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Falsafah di bidang moral pers yaitu mengenai kewajiban –
kewajiban pers, baik dan buruknya ers, pers yang benar, dan pers yang mengatur
perilaku pers di namakan etika pers. Dengan kata lain, etika pers berbicara tentang
apa yang seharusnya dilakukan orang – orang yang terlibat dalam kegiatan pera.
Sumber etika pers adalah kesadaran moral, yaitu pengetahuan baik dan buruk,
benar dan salah, tepat maupun tidak bagi orang yang terlibat dalam kegiatan pers.
Wartawan memiliki kebebasan yang disebut kebebasan pers, yakni
kebebasan mencari, memperoleh, menyebarluaskan gagasan dan informasi. UU
No. 40 Tahun 1999 tentang pers menyebutkan, Kebebasan pers terjamin sebagai
hak asasi warga negara., bahkan pers nasional tidak dikenakan penyensoran,
pelarangan penyiaran (pasal 4 ayat 1). Pihak yang mencoba menghalangi
kemerdekaan pers dapat dikenai tindak pidana penjara maksimal 2 (dua) tahun
atau denda Rp. 500 jt (pasal 18 ayat 1). Meskipun demikian kebebasan disini
dibatasi dengan kewajiban menghormati norma – norma agama dan rasa
kesusilaan masyarakat serta asas preduga tak bersalah (pasal 5 ayat 1). Seluruh
wartawan Indonesia harus menjunjung tinggi konstitusi dan menegakkan
kemerdekaan pers yang bertanggung jawab, mematuhi norma – norma profesi
kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa memperjuangkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perbedaan
abadi,

dan

keadilan

sosial

berdasarkan

pancasila

Prof. Oemar Sono Adji, dalam bukunya berjudul “Hukum Kebebasan Pers ”
mengutip J.C.T Simorangkir, SH, menyimpulkan mengenai kebebasan pers di
ndonesia, adalah sebagai berikut :
1. Hukum Indonesia telah mengakui/ mengatur / menjamin perihal perilaku
kebebasan pers
2. Kebebasan pers Indonesia tidak dapat dilihat / diukur semata – mata
dengan kaca mata luar negeri
3. Ciri kebebasan pers di Indonesia.
4. Kebebasan Pers diakui, dijamin dan dilaksanakan di Indonesia dalam
rangka melaksanakan demokrasi Pancasila.
Menurut S. Tasrif tentangdiakui dan dijaminnya kebebasan pers dalm suatu
negara, apabila negara yang bersangkutan memiliki tiga syarat berikut :
1. Tidak ada kewajiban menurut hukum untuk meminta surat izin terbit bagi
penerbitan pers.
2. Tidak ada wewenang menurut hukum pada pemerintahan untuk
melakukan penyensoran.
3. Tidak ada wewenang menurut hukum pada pemerintahan untuk
melakukan penerbitan pers
Pers sebagai salah satu unsur media masa yang hadir ditengah masyarakat
bersama dengan lembaga masyarakat alinnya harus mampu menjadikan diri
sebagai forum pertukaran fikiran, komenter, dan kritik yang bersifat menyeluruh
dan tuntas, tidak membedakankelompok, golongan dan agama.Semuanya harus
mendapat porsi yang seimbang.Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya
untuk menjernihkan persoalan, dan bukannya menambah keruhnya masalah yang
ada. Kehidupan pers nasional Indonesia merupakan produk dari sistem nilai yang
ada dalam masyarakat yang kemudian diproyeksikan dalam bentuk kegiatan pers.
Oleh karena itu dalam menjalankan kegiatan jurnalistik pers nasional harus
berlandaskan dengan :
1. Landasan Idiil : Falsafah pancasila (Pembukaan UUD 1945)
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan yuridis : Undang – Undang Pokok pers
4. Landasan Profesional : Kode Etik Jurnalistik
5. Landasan etis : Tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Pers dalam kehidupannya memiliki tanggung jawab yang harus dipikul dalam
konteksnya sebagai media. Macam dan sifat tanggung jawab pers bersifat relatif
di tiap negara namun pada dasarnya semua tanggung jawab tersebut berlandaskan
pada Kode etik pers yang mana merupakan dasar dari cara kerja pers.
Pers Indonesia atau pers pancasila yang orientasi, sikap, dan tingkah
lakunya berdasarkan nilai – nilai pancasila dan UUD 1945.Sedangkan pers
pembangunan merupakan pers pancasila dalam pembangunan Indonesia yang
berbangsa, bermasyarakat dan berngara.Pers yang sehat, bebas dan bertanggung
jawab dalam menjalankan fungsinya merupakan sikap dari pers Indonesia yaitu
sebagai penyebar informasi yang benar dan objektif, dan penyalur aspirasi
masyarakat.Dengan adanya pers Indonesia (pers pancasila) maka rasa saling
percaya dalam tujuannya untuk mencapai masyarakat yang bebas, demokratis dan
bertanggung jawab.Selain itu wartawan harus mematuhi kode etik jurnalistik,
misalnya wartawan tidak menyebarkan berita yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan
cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.wartawan
menghargai dan menghormati hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
benar, wartawan tidak dibenarkan menjiplak, wartawan tidak diperkenankan
menerima sogokan.
Dalam melaksanakan kode etik junelistik tidak semudah membalikkan
telapak tangan.banyak hambatan yang harus dilalui untuk menjadi wartawan yang
profesional.
Pers sebagai salah satu unsur media masa yang hadir ditengah masyarakat
bersama dengan lembaga masyarakat alinnya harus mampu menjadikan diri
sebagai forum pertukaran fikiran, komenter, dan kritik yang bersifat menyeluruh
dan tuntas, tidak membedakankelompok, golongan dan agama.Semuanya harus
mendapat porsi yang seimbang.Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya
untuk menjernihkan persoalan, dan bukannya menambah keruhnya masalah yang
ada.
B. Praktek dan Media Pers
STUDI KASUS
DETIKCOM
Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel
daring di Indonesia.Detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di
Indonesia.Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom
hanya mempunyai edisi online dan menggantungkan pendapatan dari bidang
iklan.Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal beritaberita baru (breaking news).

Situs-situs
Detikcom merupakan portal kepada situs-situs:
detikNews
detikFinance
detikFood
detikHot
detiki-Net
detikSport
detikHealth
detikShop
detikTV
detikSurabaya
detikBandung
detikforum
blogdetik
serta beberapa fasilitas lainnya

Sejarah
Server detikcom sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei1998, namun
mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya
ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks
wartawanDeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan
wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom
terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah
situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan
untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang
update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian,
mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan
bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs
informasi digital paling populer di kalangan users internet.
Perkembangan jumlah pengunjung
Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran
jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan
Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali
lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan
32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per
hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta
lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang
sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar
potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman
yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya.
sekarang detik.com menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk
seluruh kontent di Indonesia

Kritik
Salah satu kritik yang sering dialamatkan pada detikcom adalah banyaknya
iklan yang memenuhi halaman utama. Saat diakses pertama kali, halaman muka
detikcom pada browser berukuran 1024x768 akan dipenuhi iklan yang mengisi
sekitar 80% ruangnya. Hal ini menyebabkan masa loading yang cukup lama.
Namun mulai 9 Juli 2008, detik.com telah mengubah tampilan halaman
mukanya. Serta menempatkan iklan yang lebih tertata, serta mengurangi jumlah
iklan secara drastis.
Analisis
1. DetikCom merupakan perusahaan pers yang memiliki prinsipprinsip ekonomi dan sistem manajemen yang sehat. Detikcom
memiliki redaksi yang terstruktur mulai dari: Pemimpin Redaksi,
Wakil Pemimpin Redaksi, Dewan Redaksi,Redaktur Eksekutif,
Redaktur Pelaksana,Kepala Biro untuk beberapa daerah,
Portal Publisher, Community Publisher, Sekretaris Redaksi,
Alamat Redaksi,Email,Kontak Iklan.
2. Detikcom terbuka melayani klaim dari masyarakat, yaitu dengan
adanya forum surat pembaca.
3. Detikcom juga bekerja sama dengan perusahaan pers lainnya
(wollipop.com)
4. Iklan yang terdapat dalam detikcom tidak menyalahi tata krama
dan tata cara periklanan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, etika pers: profesionalisme dengan nurani, (bandung : humaniora
utama press, 2001),hlm 145
Amartya Sen, apa gunanya kebebasan pers?,kolom TEMPO, 9 Mei 2004, hlm
113
Elvinaro dan Lukiati komala Erdinaya, komunikasi massa suatu pengantar,(
Bandung : Simbiosa Rekatama media, 2004 ), hlm 199
I Taufik, sejarah dan perkembangan pers di indonesia, ( ttt : triyonco, 1997), hlm.
3
J. Usfunan, “profesionalisme pers dan penegakan supermasi hukum,”jurnal
dakwah Nomor.10 tahun VI ( januari-juni 2005),hlm. 51
Onong Uchyana Effendy, Dinamika komunikasi, Cet III, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1993), hlm 83
Seri Pustaka Yustisia, Hukum jurnalistik, himpunan perundangan mengenai pers
dan penyiaran, cet.II ( yogyakarta : Pustaka widiyatama, 2005), hlm 10.

More Related Content

What's hot (20)

Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukumMakalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
 
KEMERDEKAAN PERS
KEMERDEKAAN PERSKEMERDEKAAN PERS
KEMERDEKAAN PERS
 
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumPancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
 
Hukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persHukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik pers
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Makalah sistem pers era orde baru
Makalah sistem pers era orde baruMakalah sistem pers era orde baru
Makalah sistem pers era orde baru
 
Keadilan dan ketertiban
Keadilan dan ketertibanKeadilan dan ketertiban
Keadilan dan ketertiban
 
Pkn- Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Reformasi
Pkn- Pelaksanaan Demokrasi pada Masa ReformasiPkn- Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Reformasi
Pkn- Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Reformasi
 
Pers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde BaruPers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde Baru
 
Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..
 
Pers pada masa orde baru
Pers pada masa orde baruPers pada masa orde baru
Pers pada masa orde baru
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
Demokrasi reformasi
Demokrasi reformasiDemokrasi reformasi
Demokrasi reformasi
 
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasiMengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
Peranan pers dalam peningkatan pembelajaran
Peranan pers dalam peningkatan pembelajaranPeranan pers dalam peningkatan pembelajaran
Peranan pers dalam peningkatan pembelajaran
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMAKebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
 
Ketertiban pkn
Ketertiban pknKetertiban pkn
Ketertiban pkn
 

Similar to EtikaPers

PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxAnggaWijaya86
 
ppt jurnalis hati.pptx
ppt jurnalis hati.pptxppt jurnalis hati.pptx
ppt jurnalis hati.pptxHusniSuwandi2
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAgarrytokai
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistikyudikrismen1
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan persputrices
 
Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikProblematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^Mitha Ye Es
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabVJ Asenk
 
Babiiipersdlmmasyarakat
BabiiipersdlmmasyarakatBabiiipersdlmmasyarakat
BabiiipersdlmmasyarakatAwis Mirad
 
Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...
Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...
Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...Kal Bu Lorca
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaRghine Ayrghine
 
Peranan pers dalam masyarakat demokratis
Peranan pers dalam masyarakat demokratisPeranan pers dalam masyarakat demokratis
Peranan pers dalam masyarakat demokratisginanurulazhar
 
Etika komunikasi massa
Etika komunikasi massaEtika komunikasi massa
Etika komunikasi massaHafiza .h
 
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesianapak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesiaAdelia Nurhaziza
 

Similar to EtikaPers (20)

PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
 
ppt jurnalis hati.pptx
ppt jurnalis hati.pptxppt jurnalis hati.pptx
ppt jurnalis hati.pptx
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
 
Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikProblematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
 
PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^
 
8
88
8
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawab
 
Babiiipersdlmmasyarakat
BabiiipersdlmmasyarakatBabiiipersdlmmasyarakat
Babiiipersdlmmasyarakat
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...
Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...
Membangun independensi dan profesionalitas wartawan melalui kajian holistik p...
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di Indonesia
 
JURNALIS BERMARTABAT
JURNALIS BERMARTABATJURNALIS BERMARTABAT
JURNALIS BERMARTABAT
 
Peranan pers dalam masyarakat demokratis
Peranan pers dalam masyarakat demokratisPeranan pers dalam masyarakat demokratis
Peranan pers dalam masyarakat demokratis
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
Tema : POLTRANAS
Tema : POLTRANASTema : POLTRANAS
Tema : POLTRANAS
 
Etika komunikasi massa
Etika komunikasi massaEtika komunikasi massa
Etika komunikasi massa
 
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesianapak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

EtikaPers

  • 1. BAB II ETIKA PERS Pers merupakan jembatan komunikasi dan informasi bagi sebuah bangsa.Keberadaanya memberikan solusi atas berbagai infromasi terkini yang dibutuhkan oleh manusia segala bangsa. Dalam melaksanakan kegiatannya, pers di bekali oleh kaidah-kaidah dan etika sebagai norma awal untuk mengawal segala tindak-tanduk dalam mengolah sebuah informasi dan menghimpunnya untuk selanjutnya disampaikan pada masyarakat. Kaidah-kaidah atau norma pers ada yang berlaku secara International maupun ditentukan oleh sebuah negara sendiri. Kaitannya adalah mengenai etika dan dan tanggung jawab profesi, jadi tidak hanya dokter dan advokat saja yang memiliki etika dan tanggung jawab profesi, pers dan perangkat-perangkatnya juga memiliki yang serupa. Di dalam hukum pidana pers, kita mengenal adanya beberapa prinsip etika jurnalistik seperti asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) yang merupakan manfestasi terhadap asas praduga bersalah (presumption of guilt) dalam kaitannya peristiwa hukum pidana, pemberitaan yang berlanjut atau biasa disebut dengan continuiting release, cover both side yaitu pers haruslah mengambil dua sisi pemberitaan terhadap para pihak, asas kesusilaan dan sebagainnya.Pelanggaran terhadap norma mengakibatkan beberapa konsekuensi logis. Kita tentu mengenal beberapa norma seperti agama, susila, hukum dan sebagainnya. Dalam kaitannya dengan pers, apabila pers melanggar etika misalnya, maka dapatlah diadukan kepada dewan yang berhak memberikan rekomendasi atas tindakan pers yang dinilai melanggar tersebut, dalam hal ini adalah Dewan Kehormatan Pers. Jikalau pers melanggar norma hukum positif yang ada dalam suatu negara, maka pers akan mendapatkan sebuah sanksi lahir dan memaksa. Seperti misalnya jika dalam melakukan pemberitaan yang dianggap mencemarkan nama baik, maka pelakunya dapat dikenai pidana sesuai dengan ketentuan pasal 310 KUHP yang tentunya harus memenuhi kriteria formil maupun materiil dari pasal tersebut. Terhadap korban sendiri tidak harus melakukan upaya
  • 2. hukum. Ada beberapa upaya seperti hak jawab (penekanan pada etika) atau bahkan mendiamkan (avoid). Berbicara mengenai kebebasan pers dalam ranah hukum pidana pers, ada beberapa teori yang dipakai dalam melaksanakan kebebasan pers. Teori tersebut adalah teori kebebasan pers otoriter, teori kebebasan pers liberal, teori kebebasan pers tanggung jawab sosial, dan teori kebebasan pers marxis. Teori kebebasan pers otoriter menitik beratkan bahwa pers merupakan kepanjangan tangan dan kepentingan negara atau rakyat untuk kepentingan negara. Pada zaman orde lama kita tentu mengenal Undang-Undang No. 11 tahun 1966 dan zaman orde baru dengan Undang-Undang no. 21 tahun 1982 tentang ijin pers dan Undang-Undang No. 1 tahun 1982 tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers. Pada era reformasi dengan Undang-Undang no. 40 tahun 1999. Kita tentu mengenal pembredelan majalah Tempo akibat dari perundang-undangan kala itu yang mencerminkan keotoriteran sebuah pemerintah.Selanjutnya pada teori kebebasan pers liberal menitikberatkan pada kebenaran individu dan kebenarannya boleh di informasikan pada siapa saja di mana negara tidak boleh ikut campur, mana kala terjadi sengketa diselesaikan melalui pengadilan. Pada teori kebebasan pers dengan tanggung jawab sosial, pemerintah tidak boleh ikut campur dalam kebebasan pers, pers bebas memberitakan informasi apa saja tetapi pers juga harus memikirkan efek dari pemberitaan tersebut yang mana tanggung jawab pemberitaan diatur oleh kode etik pers. Pada teori tanggung jawab sosial ini, pers diarahkan untuk juga melihat sisi-sisi dari pemberitaan dan apa akibat dari sebuah pemberitaan itu, dengan kata lain pers juga bertanggung jawab penuh atas pemberitaan informasi itu. A. Kode Etik Mochtar Lubis (dalam Ramadhan, ed., 1995:102) mengemukakan, Dalam konteks Indonesia, kepada siapa pers harus bertanggungjawab seharusnya, per situ bertanggungjawab pada hukum dan undang-undang Negara, bukan kepada pemerintah.Namun, pada masa Orde Baru, makna kata “bertanggungjawab,”
  • 3. dalam “konsep pers yang sehat, yalembagang bebas bertanggung jawab” ialah bertanggung jawab pada lembaga eksekutif. Initampak jelasdalam UU Pers (cara pembatalan SIUPP), dan patsal-patsal haatzaai selain budaya telepon atau dalam bahasa sekarang “budaya imbauan” Sementara itu, S Tasrif, dalam menggunakan kebebasan pers itu, seorang wartawan yang baik harus menghayati tanggungjawab keberbagai segi antara lain; 1. terhadap nurani sendiri 2. terhadap sesama warga 3. terhadap kepentingan umum yang diwakili oleh pemerintah 4. terhadap sesama rekan seprofesi Kode etik jurnalistik (KEJ) merupakan aturan mengenai perilaku dan pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media pers dalam siarannya. Kode Etik Jurnalistik pertama kali dikeluarkan oleh PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) yang antara lain : 1. Berita diperoleh dengan cara jujur 2. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum disiarkan (check dan recheck). 3. Sebisanya membedakan yang nyata (fact) dan pendapat (opinion) 4. Menghargai dan melindungi kedudukan sumber yang tidak mau disebut namanya. 5. Tidak memberitakan berita yang diberikan secara off the record (four eyes only) 6. Dengan jujur menyebutkan sumber dalam mengutip berita atau tulisan dari suatu surat kabar atau penerbitan, untuk kesetiakawanan profesi Dengan demikian, sistem pers di Indonesia tidak lain adalas sistep pers yang berlaku di Indonesia. Kata Indonesia adalah pemberi, sifat, warna, dan kekhasan pasda sistem pers tersebut. Dalam kenyataan dapat ditemukan perbedaan – perbedaan esensial sistem pers Indonesia dari satu periode ke periode
  • 4. yang lain. misalnya sistem pers demokrasi liberal, sistem pers demokrasi terpimpin, sistem pers demokrasi Pancasila dan sistem pers di era reformasi, meskipun falsafah negara tidak berubah. Pers Indonesia diatur dalam UU pers No. 40 Tahn 1999.Ini merupakan UU pers yang baru, memuat berbagai perubahan sistem pers yang mendasar atau sistem pers sebelumnya.hal ini dimaksudkan afgar pers berfungsi secara maksimal seperti diamanatkan oleh pasal 28 UUD 1945. Fungsi yang maksimal tersebut diperlukan karena kemerdekaan pers adalah suatu perwujudan kedaulata rakyat dan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyaralkat, berbangsa dan bernegara yang demokratis.Pencabutan undang undang yang lama dan digantikannya denga yang baru hakikatnya merupakan pencerminan adanya perbedaan nilai – nilai dasar politis ideologis antara orde baru dengan orde reformasi.hal ini tampak jelas pada konsideransi undang – undang pers yang baru. Dalam konsideransi itu antara lain dinyatakan bahwa undang – undang tentang ketentuan pers yang lama dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembanngan zaman. Lahirnya UU pers yang baru Mno. 40 tahun 1999 didasarkan atas pertimbangan bahwa UU No.11 Tahun 1966 tentang ketentuan pokok pers sebagaimana telah diubah lagi dengan UU Nu. 04 Tahun 1967 dan diubah lagi dengan UU No. 21 Tahun 1982.Dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Falsafah di bidang moral pers yaitu mengenai kewajiban – kewajiban pers, baik dan buruknya ers, pers yang benar, dan pers yang mengatur perilaku pers di namakan etika pers. Dengan kata lain, etika pers berbicara tentang apa yang seharusnya dilakukan orang – orang yang terlibat dalam kegiatan pera. Sumber etika pers adalah kesadaran moral, yaitu pengetahuan baik dan buruk, benar dan salah, tepat maupun tidak bagi orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Wartawan memiliki kebebasan yang disebut kebebasan pers, yakni kebebasan mencari, memperoleh, menyebarluaskan gagasan dan informasi. UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers menyebutkan, Kebebasan pers terjamin sebagai
  • 5. hak asasi warga negara., bahkan pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pelarangan penyiaran (pasal 4 ayat 1). Pihak yang mencoba menghalangi kemerdekaan pers dapat dikenai tindak pidana penjara maksimal 2 (dua) tahun atau denda Rp. 500 jt (pasal 18 ayat 1). Meskipun demikian kebebasan disini dibatasi dengan kewajiban menghormati norma – norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas preduga tak bersalah (pasal 5 ayat 1). Seluruh wartawan Indonesia harus menjunjung tinggi konstitusi dan menegakkan kemerdekaan pers yang bertanggung jawab, mematuhi norma – norma profesi kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa memperjuangkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perbedaan abadi, dan keadilan sosial berdasarkan pancasila Prof. Oemar Sono Adji, dalam bukunya berjudul “Hukum Kebebasan Pers ” mengutip J.C.T Simorangkir, SH, menyimpulkan mengenai kebebasan pers di ndonesia, adalah sebagai berikut : 1. Hukum Indonesia telah mengakui/ mengatur / menjamin perihal perilaku kebebasan pers 2. Kebebasan pers Indonesia tidak dapat dilihat / diukur semata – mata dengan kaca mata luar negeri 3. Ciri kebebasan pers di Indonesia. 4. Kebebasan Pers diakui, dijamin dan dilaksanakan di Indonesia dalam rangka melaksanakan demokrasi Pancasila. Menurut S. Tasrif tentangdiakui dan dijaminnya kebebasan pers dalm suatu negara, apabila negara yang bersangkutan memiliki tiga syarat berikut : 1. Tidak ada kewajiban menurut hukum untuk meminta surat izin terbit bagi penerbitan pers. 2. Tidak ada wewenang menurut hukum pada pemerintahan untuk melakukan penyensoran. 3. Tidak ada wewenang menurut hukum pada pemerintahan untuk melakukan penerbitan pers
  • 6. Pers sebagai salah satu unsur media masa yang hadir ditengah masyarakat bersama dengan lembaga masyarakat alinnya harus mampu menjadikan diri sebagai forum pertukaran fikiran, komenter, dan kritik yang bersifat menyeluruh dan tuntas, tidak membedakankelompok, golongan dan agama.Semuanya harus mendapat porsi yang seimbang.Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya untuk menjernihkan persoalan, dan bukannya menambah keruhnya masalah yang ada. Kehidupan pers nasional Indonesia merupakan produk dari sistem nilai yang ada dalam masyarakat yang kemudian diproyeksikan dalam bentuk kegiatan pers. Oleh karena itu dalam menjalankan kegiatan jurnalistik pers nasional harus berlandaskan dengan : 1. Landasan Idiil : Falsafah pancasila (Pembukaan UUD 1945) 2. Landasan Konstitusional : UUD 1945 3. Landasan yuridis : Undang – Undang Pokok pers 4. Landasan Profesional : Kode Etik Jurnalistik 5. Landasan etis : Tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pers dalam kehidupannya memiliki tanggung jawab yang harus dipikul dalam konteksnya sebagai media. Macam dan sifat tanggung jawab pers bersifat relatif di tiap negara namun pada dasarnya semua tanggung jawab tersebut berlandaskan pada Kode etik pers yang mana merupakan dasar dari cara kerja pers. Pers Indonesia atau pers pancasila yang orientasi, sikap, dan tingkah lakunya berdasarkan nilai – nilai pancasila dan UUD 1945.Sedangkan pers pembangunan merupakan pers pancasila dalam pembangunan Indonesia yang berbangsa, bermasyarakat dan berngara.Pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya merupakan sikap dari pers Indonesia yaitu sebagai penyebar informasi yang benar dan objektif, dan penyalur aspirasi masyarakat.Dengan adanya pers Indonesia (pers pancasila) maka rasa saling percaya dalam tujuannya untuk mencapai masyarakat yang bebas, demokratis dan bertanggung jawab.Selain itu wartawan harus mematuhi kode etik jurnalistik, misalnya wartawan tidak menyebarkan berita yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan
  • 7. cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.wartawan menghargai dan menghormati hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, wartawan tidak dibenarkan menjiplak, wartawan tidak diperkenankan menerima sogokan. Dalam melaksanakan kode etik junelistik tidak semudah membalikkan telapak tangan.banyak hambatan yang harus dilalui untuk menjadi wartawan yang profesional. Pers sebagai salah satu unsur media masa yang hadir ditengah masyarakat bersama dengan lembaga masyarakat alinnya harus mampu menjadikan diri sebagai forum pertukaran fikiran, komenter, dan kritik yang bersifat menyeluruh dan tuntas, tidak membedakankelompok, golongan dan agama.Semuanya harus mendapat porsi yang seimbang.Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya untuk menjernihkan persoalan, dan bukannya menambah keruhnya masalah yang ada. B. Praktek dan Media Pers STUDI KASUS DETIKCOM Detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita aktual dan artikel daring di Indonesia.Detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia.Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi online dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan.Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal beritaberita baru (breaking news). Situs-situs Detikcom merupakan portal kepada situs-situs: detikNews
  • 8. detikFinance detikFood detikHot detiki-Net detikSport detikHealth detikShop detikTV detikSurabaya detikBandung detikforum blogdetik serta beberapa fasilitas lainnya Sejarah Server detikcom sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawanDeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga. Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.
  • 9. Perkembangan jumlah pengunjung Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya. Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik.com menempati posisi ke empat tetinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia Kritik Salah satu kritik yang sering dialamatkan pada detikcom adalah banyaknya iklan yang memenuhi halaman utama. Saat diakses pertama kali, halaman muka detikcom pada browser berukuran 1024x768 akan dipenuhi iklan yang mengisi sekitar 80% ruangnya. Hal ini menyebabkan masa loading yang cukup lama. Namun mulai 9 Juli 2008, detik.com telah mengubah tampilan halaman mukanya. Serta menempatkan iklan yang lebih tertata, serta mengurangi jumlah iklan secara drastis. Analisis 1. DetikCom merupakan perusahaan pers yang memiliki prinsipprinsip ekonomi dan sistem manajemen yang sehat. Detikcom memiliki redaksi yang terstruktur mulai dari: Pemimpin Redaksi,
  • 10. Wakil Pemimpin Redaksi, Dewan Redaksi,Redaktur Eksekutif, Redaktur Pelaksana,Kepala Biro untuk beberapa daerah, Portal Publisher, Community Publisher, Sekretaris Redaksi, Alamat Redaksi,Email,Kontak Iklan. 2. Detikcom terbuka melayani klaim dari masyarakat, yaitu dengan adanya forum surat pembaca. 3. Detikcom juga bekerja sama dengan perusahaan pers lainnya (wollipop.com) 4. Iklan yang terdapat dalam detikcom tidak menyalahi tata krama dan tata cara periklanan di Indonesia.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Alex Sobur, etika pers: profesionalisme dengan nurani, (bandung : humaniora utama press, 2001),hlm 145 Amartya Sen, apa gunanya kebebasan pers?,kolom TEMPO, 9 Mei 2004, hlm 113 Elvinaro dan Lukiati komala Erdinaya, komunikasi massa suatu pengantar,( Bandung : Simbiosa Rekatama media, 2004 ), hlm 199 I Taufik, sejarah dan perkembangan pers di indonesia, ( ttt : triyonco, 1997), hlm. 3 J. Usfunan, “profesionalisme pers dan penegakan supermasi hukum,”jurnal dakwah Nomor.10 tahun VI ( januari-juni 2005),hlm. 51 Onong Uchyana Effendy, Dinamika komunikasi, Cet III, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), hlm 83
  • 12. Seri Pustaka Yustisia, Hukum jurnalistik, himpunan perundangan mengenai pers dan penyiaran, cet.II ( yogyakarta : Pustaka widiyatama, 2005), hlm 10.