SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Grammar of Shot
The Shot and How to Frame it
The Shot (syuting) : unit terkecil dari informasi visual yang diambil pada satu waktu oleh kamera
yang menunjukkan tindakan tertentu atau acara. Dengan arti lain ini sebagai proses dari informasi
visual yang ditangkap pada satu waktu dengan kamera yang menunjukkan suatu tindakan atau
peristiwa, ini dilakukan dengan syuting pengambilan gambar.
Berbicara tentang proses pengambilan gambar, kita harus tau dasar peraturan yang mengatur
konstruksi visual yang dibuat untuk dimasukkan ke dalam sebuah film. The shot adalah sebuah proses
rekaman suatu tindakan dengan sudut pandang tertentu dalam sebuah waktu tertentu. Dari gambar
yang direkam tersebut kita bisa menarik sebuah informasi apa yang tersirat didalamnya, karena perlu
diingat dalam pembuatan film adalah bagaimana kreatifitas seseorang dalam mengkomunikasikan
sebuah gambar tersebut hingga audiens dapat memahami maknanya.
Beberapa istilah yang perlu diketahu seperti, gambar bergerak yang digunakan mewakili sebuah
aktifitas, menunjukkan proyek, atau program yang terdiri dari gambar individu yang ketika
ditampilkan sangat cepat bergerak. kamera merujuk pada berbagai perangkat yang dapat merekam
gambar bergerak. Camera person/operator kamera adalah orang yang mengoperasikan sebuah proses
perekaman gambar bergerak.
What to Show The Audience?
Karena film dan acara televisi begitu sangat bergantung pada unsur-unsur visualnya, kita harus
memutuskan segera dalam proses penciptaan apa penting bagi pengunjung untuk dilihat dan
bagaimana film tersebut memberikan informasi, tindakan, peristiwa, atau hal detail lainnya. Naskah
cerita narasi atau peristiwa pada waktu yang sebenarnya dari sebuah dokumenter akan memandu
seseorang yang akan membuat film untuk memilih bingkai dan menangkap dengan kamera dan lensa.
Kamera dan lensa bekerja sama untuk merekam sesuatu, persegi panjang sebagai sebuah segmen atau
potongan jendela kecil bola total dunia fisik disekitar operator kamera. Potongan potongan yang
memiliki batas pandang itulah yang dinamakan frame. Apapun yang terekam dalam sebuah bingkai
tersebut sebagai sebuah representasi dari dunia yang sebenarnya. Ini pilihan apa yang benar-benar
harus dipotret dapat menjadi hasil dari masukan dari banyak orang yang terlibat dalam proyek.
Aspect Ratio
Dimensi frame kamera (bidang gambar direkam aktif) atau lebar-tinggi hubungan bingkai yang sering
dinyatakan sebagai rasio lebar bahwa untuk ketinggian tersebut. rasio ini disebut rasio aspek dan,
tergantung pada format medium, dapat ditulis 4:3, 16:9, 1.85:1, dan seterusnya. Contoh, 4:3 berarti
bahwa ketinggian terhitung tiga, maka lebarnya empat, dengan satuan yang sama.
Gambar 1 : aspect ratio (grammar of shot-Roy Thompson)

Dari gambar diatas, kita mengetahui beberapa ukuran bingkai ini atau aspek rasio dari televisi dan
sejarah gambar gerak. Ukurannya telah berkembang selama beberapa dekade seiring berkembangnya
teknologi.
The Basic Building Blocks —The Different Shot Type Families
Tembakan adalah unit terkecil dari liputan foto dari seseorang, tindakan, atau peristiwa dalam sebuah
film. Kita juga tahu, dari menonton film dan program televisi, bahwa orang-orang, tindakan, dan
peristiwa yang kita lihat tidak semua terlihat dari angle/sudut yang sama persis, perspektif, atau jarak.
Oleh karena itu, meskipun masing-masing di-shot merupakan cara unik untuk menutupi atau
membingkai tindakan, jelas bahwa ada berbagai jenis umum tembakan. Seperti close-up, medium
shot, dan long shot.
Medium Shot

Medium shot (MS) diambil dari kepala hingga bawah pinggang. Fokus pada aktor tersebut. Pada
televisi, MS adalah tepat ketika subjek berbicara tanpa terlalu banyak emosi atau konsentrasi yang
intens. Ia juga bekerja dengan baik ketika tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi, yang
mengapa sering digunakan oleh televisi presenter berita. Anda akan sering melihat cerita dimulai
dengan MS dari wartawan (memberikan informasi), diikuti oleh gambar lebih dekat dari subyek
wawancara (memberikan reaksi dan emosi).
Close Up

Close-up (CU) adalah tembakan intim, pandangan secara dekat. Akibatnya, hal itu dapat
menghasilkan informasi rinci yang lebih spesifik si subjek. Biasanya pada televisi menggunakan close
up jika ingin menampilkan emosi subjek secara detail.

Long Shot

Long shot (LS) adalah tembakan lebih inklusif. Frame ini lebih banyak memasukkan lingkungan
sekitar subjek, atau tindakan dan sering menunjukkan hubungan mereka secara fisik dengan ruang
jauh lebih baik. Tembakan panjang juga dapat disebut sebagai wide shot (WS) karena secara nyata
mencakup lebih banyak lingkungan skitar. Ini memasukkan "full body" lebar tapi kepala hingga kaki
terlihat dengan dengan frame. Digunakan untuk pengambilan gambara Interior atau eksterior.
Ketiga jenis utama shooting diatas, yaitu MS, CU, dan LS - akan menjadi blok bangunan dasar yang
akan kita gunakan untuk mulai menangkap objek bergerak. Dan dari ketiga dasar jenis shots ini,
menghasilkan beberapa jenis lainnya, antara lain:
Extreme long shot
Very long shot
Long shot/wide shot
Medium long shot
Medium shot
Medium close-up
Close-up
Big close-up
Extreme close-up
Extreme Long Shot

Dikenal dengan singkatan XLS atau ELS, juga disebut sebagai tembakan yang sangat lebar atau
tembakan sudut yang sangat lebar. Jenis ini digunakan dalam penembakan eksterior, meliputi
lapangan/bagian yang luas pandang, sehingga membentuk sebuah gambar yang memperlihatkan
lingkungan dalam lingkup yang besar, sering digunakan sebagai tembakan mendirikan di awal sebuah
film atau awal dari urutan baru dalam sebuah film, seperti menunjukkan di mana - perkotaan,
pinggiran kota, pedesaan, pegunungan, gurun, laut, dll, atau juga memperlihatkan saat hari malam,
musim panas, musim dingin, musim semi, musim gugur, masa lalu, masa lalu, sekarang, masa depan,
dll

Very Long Shot

Dikenal dengan singkatan VLS. Merupakan jenis dari salah satu tembakan lebar juga, jenis ini bisa
digunakan pada eksterior atau interior penembakan ketika cukup lebar dan tinggi ada dalam set studio
atau bangunan lokasi, seperti ruangan terbuka. Menujukkan keadaan atau situasi lingkungan secara
lebih detail.
Medium Long Shot
istilah yang digunakan dalam cinemetorgaphy. Pengambilan gambar dengan tembakan menengah
biasanya menunjukkan sebagian besar orang dari kepala ke lutut. Ini memberi Anda kesempatan
untuk menunjukkan beberapa lingkungan, tetapi juga memungkinkan beberapa orang untuk dengan
mudah berinteraksi.
Medium Close Up

Disingkat dengan MCU, bisa digunakan untuk pengambilan gambar Interior atau eksterior. Pada jenis
pengambilan gambar seperti ini, fitur wajah karakter subjek agak jelas - mana tampilan mata jelas,
sebagai emosi, gaya rambut dan warna, make-up, dll. Ini adalah salah satu yang paling sering
digunakan ketika berbicara, mendengarkan, atau melakukan suatu tindakan yang tidak melibatkan
banyak badan atau gerakan kepala.
Close Up

Digunakan pada Interior atau eksterior. Pengambilan gambar sebuah wajah penuh sangat intim yang
menunjukkan semua detail dalam mata dan menyampaikan emosi halus yang bermain di seluruh
mata, mulut, dan wajah otot aktor - kondisi kesehatan dan rambut wajah pada pria dan make-up
gunakan pada wanita jelas terlihat.
Big Close Up
Wajah subjek menempati sebanyak frame dan masih menunjukkan fitur mata, hidung, dan mulut. Bisa
pada pengambilan gambar Interior atau eksterior. Tembakan intim menempatkan penonton langsung
di wajah subjek karena setiap detail wajah sangat terlihat, gerakan wajah atau ekspresi harus halus gerakan kepala yang sangat kecil dapat ditoleransi sebelum subjek bergerak keluar dari frame. Ini
digunakan untuk memeprlihatkan tentang siapa dan bagaimana "yang" merasa - marah, takut,
romantis, dll.
Extreme Close Up

Disingkat dengan ECU atau XCU. Murni detail shot - atu aspek dari subjek seperti mata, mulut,
telinga, atau tangan diperlihatkan dalam satu frame. Dapat digunakan dalam pekerjaan
dokumenter,seperti scientific studi, dan dapat digunakan dalam cerita fiksi.
Untuk menjadi kameramen yang baik dan menghasilkan tembakan yang menarik, maka tidak cukup
hanya dengan mengetahui jenis shot saja, kita juga perlu menyertai unsur seni di dalamnya. Untuk
lebih jelasnya, kita akan bahas pada sub ‗the art of competition‘.
The Art of Composition
Komposisi sebagai sebuah pengaturan artistik yang memuat unsur-unsur seni seperti musik,
lukisan, kata-kata, dan unsur visual lainnya dalam sebuah film.
Yang perlu dilakukan ketika ingin menempatkan objek dengan memperhitungkan komposisi :
Pertama kita harus memahami format kamera dan aspek rasio bingkai. Dengan mengetahui bentuk
yang tepat dari frame, memahami batas-batas lebar dan tinggi yang akan membantu untuk
memutuskan berbagai pilihan penembakan lain.
Selanjutnya, memutuskan apa yang ingin dijadikan sebagai objek, arahkan kamera pada sesuatu, dan
merekam gambar. Selain itu juga harus paham bagaimana menempatkan objek dalam bingkai.
Inilah penempatan objek berseni dengan kerangka yang membantu menggaris bawahi arti,
memberikan subteks, dan secara umum, menggunakan imajinasi dengan penuh perasaan akan
keindahan, keseimbangan, dan ketertiban. Ini adalah seni komposisi.
Komposisi dalam fotografi : penempatan elemen visual dalam foto sehingga menghasilkan
gambar yang menyenangkan (pleasing for the eyes).
Elemen Visual (elements of design, formal elements atau elements of art) adalah ―bahasa‖ yang ada
untuk dikomposisikan oleh fotografer untuk menghasilkan foto yang baik.
Elemen visual :
• Garis, komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus,
melingkar/melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak
pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto
menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus , melingkat atau melengkung,
membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
• Bentuk, komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual
kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya yang paling sering dijadikan sebagai komposisi
adalah kotak dan lingkaran
• Warna, warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila
dikomposisilkan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun
serta mampu dengan sempurna memunculkan "mood color" (keserasian warna) sebuah foto terutama
pada foto – foto pictorial ( foto yang menunjukkan unsur keindahan)
• Tekstur, yaitu yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda ( halus, kasar,
beraturan, tajam, lembut, dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang
timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.
• Arah, kitaharus menentukan arah kita dalam mengambil sebuah gambar objek dengan menentukan
angle yang pas. Ada tiga pilihan angle, yaitu high angle, low angle, dan neutral.
• Ukuran / dimensi
• Perspektif, sudut pandang si kameramen dapat direpresentasikan pada hasil pengambilan
gambarnya.
• Ruang, dengan mengetahui perbedaan interior atau eksterior kita dapat menyesuaikan pencahayaa,
efek yang digunakan, dan lain sebagainya

Subjective Shooting Vs Objective Shooting
Angel Kamera Subjektif : Kamera subjektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut
berpartisipasi dalam peristiwa yang disaksikannya sebagai pengalaman pribadinya. Penonton
ditempatkan kedalam film baik dia sendiri sebagai peserta aktif, atau bergantian tempat dengan
sesorang pemain dalam film dan menyaksikan kejadian yang berlangsung melalui matanya. Penonton
juga dilibatkan dalam film, yaitu ketika seorang pelaku dalam adegan memandang ke lensa, maka
terlihat penonton diajak berinteraksi dengan pelaku. Contoh : Presenter dan VJ
Angel Kamera Objektif : Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton.
Penonoton menyaksikan peristiwa yang dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi. Angel
kamera ini tidak mewakili pandangan siapapun dalam film, kecuali pandangan penonton atau netral.
Aktor seolah olah tidak menyadari keberadaan kamera dan tidak pernah memandang kamera. Jangan
perha seorang pemain melihat ataupun melirik ke lensa, bila itu terjadi , maka adegan tersebut harus
diulang. Sebagian besar adehgan film disajikan datri angel kamera yang objektif.
Headroom dan Noseroom
Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala
objek. Sedangkan Noseroom , merupakan arah pandang atau ruang gerak dalam sebuah frame ,
bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sesang melihat
sesuatu.

Rule of Thirds
Pada aturan umum fotografi, bidang foto biasanya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga
bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini
sangat berbeda dengan uang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengahtengah bidang foto.
Cara Kerja:
Bagilah framing foto menjadi 3 kolom dan 3 baris yang sama besar, dengan 2 garis vertikal dan 2
garis melintang. Biasanya pada kamera SLR sudah ada disediakan pilihan untuk mengaktifkan
grid/garis acuan
Setelah framing dibagi menjadi 3, maka letakan subjek foto pada salah satu garis.

High Angel dan Low Angel Shot
High Angel, pandangan tinggi. Artinya pemotretan berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek
foto. Sedangkan Low Angel Shot adalah pemotretan yang dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan
yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengambilan gambar ini digunakan untuk
memotret arsitektur sebuah bangunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namun, tidak
menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan
anggun.
Lebih lanjut mengenai komposisi. Gambar dua dimensi (2D) yang direkam dapat memberikan kesan
ruang tiga dimensi (3D) yakni dengan menggunakan elemen komposisi untuk menciptakan ilusi
ruang tiga dimensi tersebut dalam film atau frame video. Banyak metode popular termasuk garis
diagonal, latar depan dan latar belakang obyek, ukuran objek, atmospherics, lebar atau panjang lensa,
fokus, dan pencahayaan.
Pada bagian ke tiga ini pembahasan lebih mendalam tentang langkah selajutnya dalam komposisi dan
Bab ketiga pada tata bahasa ini dan memperkenalkan cara-cara baru dan lebih menarik untuk mengisi
komposisi dalam pengambilan objek kita dengan informasi, makna, dan keindahan.
Pembuat film harus menghasilkan ilusi multidimensionality. Ilusi mendalam pada bidang film atau
video 2D dapat dibuat dalam berbagai cara, yakni :
Garis Horizontal– apa yang membuat penampil terkunci dalam hubungan spasial yang dapat
diketahui denganruang film. Dengan kata lain, membuat mereka memungkinkan untuk
orientasi jelas atas / bawahdan kiri / kanan. Tujuan utama Anda harus untuk menjaga garis
horizon Anda sebagai tingkat yang sejalan-sejajar - tepi atas dan bawah fisik film atau frame
video. Ini relatif mudah untuk dilakukan oleh mata ketika Anda menembak yang mana harus
tetap tingkat dan mantap.
Dutch Angle – condong terhadap garis horizontal dan vertikal untuk menciptakan
ketidakseimbangan.
Garis diagonal - perspektif menciptakankekuatan untuk titik hilang dan menciptakan
kedalaman.
Kedalaman ruang film- foreground / ground / Middle dan background - zona di mana aksi
panggung anda dan yang ada di berbagai jarak dari lensa.
Ukuran benda - besar dalam bingkai yang berarti dekat dan kecil yang berarti jauh.
Atmospherics - jarak yang sangat tersirat melalui uap air mengaburkan.
Lensa zoom - wide angle atau tele - focal length menangkap seluruh layar pandang atau
sempit pandang ruang film.
Fokus - kreatif pergeseran fokus dalam kedalaman film akan mengarahkan mata pemirsa di
sekitar frame dan menjaga mereka terlibat - menarik, mendorong, menaruh ke atas rak, atau
mengikutifokus.
Kedalaman bidang - hanya benda dalam DOF yang tampak dalam fokus yang diterimakepada
penonton, memperluas / kontrak atau menggeser zona bahwa untuk mencapai lebih banyak
komposisi kreatif dan menanamkan energi gambar.
Pencahayaan, cahaya selalu dibutuhkan untuk mendapatkan gambar dasar Anda untuk
mengekspositu, menggunakan cahaya untuk memisahkan objek dari latar belakang, membuat
komposisibidang obyek dalam bingkai, menghasilkan ilusi 3D melalui pemodelan
kontrasdaerah terang dan gelap, mengatur nada untuk perasaan dengan desain kunci
pencahayaan yang tinggi atau rendah dan penggunaan warna.

Conclusions

Sebuah proses pengambilan gambar (shot) menajadi hal dasar bagi seorang film maker atau
fotografer. Dengan begitu ia harus mengenal jenis – jenis shots dan frame yang digunakanya.
Pengambilan gambar bukan berarti seorang kameramen harus mengambil seluruh objek yang ada dan
memasukkannya ke dalam frame, tentu hal ini menjadi tidak menarik dan membingungkan untuk
menentukan fokus objek yang mana yang sebenarnya ingin dipertontonkan. Maka dari itu kita perlu
memilih dengan baik mana objek yang akan kita sorot, dengan mempertimbangkan ukuran frame,
angle, dan tentunya jenis shots, serta memperhatikan elemen-elemen visual lainnya.
Hal tersebut tidak akan menjadi menarik jika kameramen melakukannya tanpa memasukkan unsur
seni. Seni dibutuhkan dalam mengkomposisikan sebuah gambar yang diambil. Pada intinya kita
mengerti bagaimana camera angle dan penyesuaian cahaya dan warna pada sebuah perekaman
gambar. Dari view yang ada kita harus mampu memilah mana yang baik dimasukkan dan mana yang
tidak, hal tersebut kita kaitkan dengan unsur artistik sehingga objek yang terekam dapat menarik
perhatian audiens.
Referensi :
Thompson, Roy. 2009. Grammar of Shot. Elsevier printed: Burlington, USA.

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Production skills – moving image
Production skills – moving imageProduction skills – moving image
Production skills – moving image
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
The grammar of movies
The grammar of moviesThe grammar of movies
The grammar of movies
 
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 

Similar to 1

423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.pptIrulMaulana
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMuhammadAinun10
 
Modul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoModul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoKhairil Anwar
 
Camera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).pptCamera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).pptadmin718724
 
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptxTipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptxAliefChandra2
 
2.1 apa itu video editing &memahami camera angel
2.1 apa itu video editing &memahami camera angel2.1 apa itu video editing &memahami camera angel
2.1 apa itu video editing &memahami camera angelHarisTips
 
DIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGEDIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGEPere Sumbada
 
Pertemuan 5 - Mise En Scene
Pertemuan 5 - Mise En ScenePertemuan 5 - Mise En Scene
Pertemuan 5 - Mise En SceneAdePutraTunggali
 
Photograpi trick complete
Photograpi trick completePhotograpi trick complete
Photograpi trick completeAdi Fest
 
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdfTipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdfbratadikara08
 
Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1riridefrog
 
Tekhnik dasar komposisi foto digital
Tekhnik dasar komposisi foto digitalTekhnik dasar komposisi foto digital
Tekhnik dasar komposisi foto digitalprataMMa11
 

Similar to 1 (20)

423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
Modul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoModul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen video
 
Camera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).pptCamera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).ppt
 
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptxTipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 
2.1 apa itu video editing &memahami camera angel
2.1 apa itu video editing &memahami camera angel2.1 apa itu video editing &memahami camera angel
2.1 apa itu video editing &memahami camera angel
 
Videografi.ppt
Videografi.pptVideografi.ppt
Videografi.ppt
 
FOTOGRAFI.pptx
FOTOGRAFI.pptxFOTOGRAFI.pptx
FOTOGRAFI.pptx
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
DIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGEDIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGE
 
Pertemuan 5 - Mise En Scene
Pertemuan 5 - Mise En ScenePertemuan 5 - Mise En Scene
Pertemuan 5 - Mise En Scene
 
Buku kelas 3
Buku kelas 3Buku kelas 3
Buku kelas 3
 
Sinematografi
SinematografiSinematografi
Sinematografi
 
Produksi audio visual
Produksi audio visualProduksi audio visual
Produksi audio visual
 
Photograpi trick complete
Photograpi trick completePhotograpi trick complete
Photograpi trick complete
 
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdfTipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
 
Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1
 
Tekhnik dasar komposisi foto digital
Tekhnik dasar komposisi foto digitalTekhnik dasar komposisi foto digital
Tekhnik dasar komposisi foto digital
 
sinematografi_1_2017.ppt
sinematografi_1_2017.pptsinematografi_1_2017.ppt
sinematografi_1_2017.ppt
 

More from University of Andalas

Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikUniversity of Andalas
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaUniversity of Andalas
 
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...University of Andalas
 

More from University of Andalas (20)

Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Teknik presentasi dan negosiasi 4
Teknik presentasi dan negosiasi 4Teknik presentasi dan negosiasi 4
Teknik presentasi dan negosiasi 4
 
Teknik persentasi dan negosiasi ppt
Teknik persentasi dan negosiasi pptTeknik persentasi dan negosiasi ppt
Teknik persentasi dan negosiasi ppt
 
Tekhnik negosiasi dan presentase
Tekhnik negosiasi dan presentaseTekhnik negosiasi dan presentase
Tekhnik negosiasi dan presentase
 
Negosiasi
NegosiasiNegosiasi
Negosiasi
 
Mengorganisasikan presentasi
Mengorganisasikan presentasiMengorganisasikan presentasi
Mengorganisasikan presentasi
 
Memahami pola pikir orang
Memahami pola pikir orangMemahami pola pikir orang
Memahami pola pikir orang
 
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
Masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghadapi orang yang...
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

1

  • 1. Grammar of Shot The Shot and How to Frame it The Shot (syuting) : unit terkecil dari informasi visual yang diambil pada satu waktu oleh kamera yang menunjukkan tindakan tertentu atau acara. Dengan arti lain ini sebagai proses dari informasi visual yang ditangkap pada satu waktu dengan kamera yang menunjukkan suatu tindakan atau peristiwa, ini dilakukan dengan syuting pengambilan gambar. Berbicara tentang proses pengambilan gambar, kita harus tau dasar peraturan yang mengatur konstruksi visual yang dibuat untuk dimasukkan ke dalam sebuah film. The shot adalah sebuah proses rekaman suatu tindakan dengan sudut pandang tertentu dalam sebuah waktu tertentu. Dari gambar yang direkam tersebut kita bisa menarik sebuah informasi apa yang tersirat didalamnya, karena perlu diingat dalam pembuatan film adalah bagaimana kreatifitas seseorang dalam mengkomunikasikan sebuah gambar tersebut hingga audiens dapat memahami maknanya. Beberapa istilah yang perlu diketahu seperti, gambar bergerak yang digunakan mewakili sebuah aktifitas, menunjukkan proyek, atau program yang terdiri dari gambar individu yang ketika ditampilkan sangat cepat bergerak. kamera merujuk pada berbagai perangkat yang dapat merekam gambar bergerak. Camera person/operator kamera adalah orang yang mengoperasikan sebuah proses perekaman gambar bergerak. What to Show The Audience? Karena film dan acara televisi begitu sangat bergantung pada unsur-unsur visualnya, kita harus memutuskan segera dalam proses penciptaan apa penting bagi pengunjung untuk dilihat dan bagaimana film tersebut memberikan informasi, tindakan, peristiwa, atau hal detail lainnya. Naskah cerita narasi atau peristiwa pada waktu yang sebenarnya dari sebuah dokumenter akan memandu seseorang yang akan membuat film untuk memilih bingkai dan menangkap dengan kamera dan lensa. Kamera dan lensa bekerja sama untuk merekam sesuatu, persegi panjang sebagai sebuah segmen atau potongan jendela kecil bola total dunia fisik disekitar operator kamera. Potongan potongan yang memiliki batas pandang itulah yang dinamakan frame. Apapun yang terekam dalam sebuah bingkai tersebut sebagai sebuah representasi dari dunia yang sebenarnya. Ini pilihan apa yang benar-benar harus dipotret dapat menjadi hasil dari masukan dari banyak orang yang terlibat dalam proyek. Aspect Ratio Dimensi frame kamera (bidang gambar direkam aktif) atau lebar-tinggi hubungan bingkai yang sering dinyatakan sebagai rasio lebar bahwa untuk ketinggian tersebut. rasio ini disebut rasio aspek dan, tergantung pada format medium, dapat ditulis 4:3, 16:9, 1.85:1, dan seterusnya. Contoh, 4:3 berarti bahwa ketinggian terhitung tiga, maka lebarnya empat, dengan satuan yang sama.
  • 2. Gambar 1 : aspect ratio (grammar of shot-Roy Thompson) Dari gambar diatas, kita mengetahui beberapa ukuran bingkai ini atau aspek rasio dari televisi dan sejarah gambar gerak. Ukurannya telah berkembang selama beberapa dekade seiring berkembangnya teknologi. The Basic Building Blocks —The Different Shot Type Families Tembakan adalah unit terkecil dari liputan foto dari seseorang, tindakan, atau peristiwa dalam sebuah film. Kita juga tahu, dari menonton film dan program televisi, bahwa orang-orang, tindakan, dan peristiwa yang kita lihat tidak semua terlihat dari angle/sudut yang sama persis, perspektif, atau jarak. Oleh karena itu, meskipun masing-masing di-shot merupakan cara unik untuk menutupi atau membingkai tindakan, jelas bahwa ada berbagai jenis umum tembakan. Seperti close-up, medium shot, dan long shot. Medium Shot Medium shot (MS) diambil dari kepala hingga bawah pinggang. Fokus pada aktor tersebut. Pada televisi, MS adalah tepat ketika subjek berbicara tanpa terlalu banyak emosi atau konsentrasi yang intens. Ia juga bekerja dengan baik ketika tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi, yang mengapa sering digunakan oleh televisi presenter berita. Anda akan sering melihat cerita dimulai
  • 3. dengan MS dari wartawan (memberikan informasi), diikuti oleh gambar lebih dekat dari subyek wawancara (memberikan reaksi dan emosi). Close Up Close-up (CU) adalah tembakan intim, pandangan secara dekat. Akibatnya, hal itu dapat menghasilkan informasi rinci yang lebih spesifik si subjek. Biasanya pada televisi menggunakan close up jika ingin menampilkan emosi subjek secara detail. Long Shot Long shot (LS) adalah tembakan lebih inklusif. Frame ini lebih banyak memasukkan lingkungan sekitar subjek, atau tindakan dan sering menunjukkan hubungan mereka secara fisik dengan ruang jauh lebih baik. Tembakan panjang juga dapat disebut sebagai wide shot (WS) karena secara nyata mencakup lebih banyak lingkungan skitar. Ini memasukkan "full body" lebar tapi kepala hingga kaki terlihat dengan dengan frame. Digunakan untuk pengambilan gambara Interior atau eksterior. Ketiga jenis utama shooting diatas, yaitu MS, CU, dan LS - akan menjadi blok bangunan dasar yang akan kita gunakan untuk mulai menangkap objek bergerak. Dan dari ketiga dasar jenis shots ini, menghasilkan beberapa jenis lainnya, antara lain: Extreme long shot Very long shot Long shot/wide shot Medium long shot Medium shot Medium close-up Close-up Big close-up Extreme close-up
  • 4. Extreme Long Shot Dikenal dengan singkatan XLS atau ELS, juga disebut sebagai tembakan yang sangat lebar atau tembakan sudut yang sangat lebar. Jenis ini digunakan dalam penembakan eksterior, meliputi lapangan/bagian yang luas pandang, sehingga membentuk sebuah gambar yang memperlihatkan lingkungan dalam lingkup yang besar, sering digunakan sebagai tembakan mendirikan di awal sebuah film atau awal dari urutan baru dalam sebuah film, seperti menunjukkan di mana - perkotaan, pinggiran kota, pedesaan, pegunungan, gurun, laut, dll, atau juga memperlihatkan saat hari malam, musim panas, musim dingin, musim semi, musim gugur, masa lalu, masa lalu, sekarang, masa depan, dll Very Long Shot Dikenal dengan singkatan VLS. Merupakan jenis dari salah satu tembakan lebar juga, jenis ini bisa digunakan pada eksterior atau interior penembakan ketika cukup lebar dan tinggi ada dalam set studio atau bangunan lokasi, seperti ruangan terbuka. Menujukkan keadaan atau situasi lingkungan secara lebih detail. Medium Long Shot
  • 5. istilah yang digunakan dalam cinemetorgaphy. Pengambilan gambar dengan tembakan menengah biasanya menunjukkan sebagian besar orang dari kepala ke lutut. Ini memberi Anda kesempatan untuk menunjukkan beberapa lingkungan, tetapi juga memungkinkan beberapa orang untuk dengan mudah berinteraksi. Medium Close Up Disingkat dengan MCU, bisa digunakan untuk pengambilan gambar Interior atau eksterior. Pada jenis pengambilan gambar seperti ini, fitur wajah karakter subjek agak jelas - mana tampilan mata jelas, sebagai emosi, gaya rambut dan warna, make-up, dll. Ini adalah salah satu yang paling sering digunakan ketika berbicara, mendengarkan, atau melakukan suatu tindakan yang tidak melibatkan banyak badan atau gerakan kepala. Close Up Digunakan pada Interior atau eksterior. Pengambilan gambar sebuah wajah penuh sangat intim yang menunjukkan semua detail dalam mata dan menyampaikan emosi halus yang bermain di seluruh mata, mulut, dan wajah otot aktor - kondisi kesehatan dan rambut wajah pada pria dan make-up gunakan pada wanita jelas terlihat. Big Close Up
  • 6. Wajah subjek menempati sebanyak frame dan masih menunjukkan fitur mata, hidung, dan mulut. Bisa pada pengambilan gambar Interior atau eksterior. Tembakan intim menempatkan penonton langsung di wajah subjek karena setiap detail wajah sangat terlihat, gerakan wajah atau ekspresi harus halus gerakan kepala yang sangat kecil dapat ditoleransi sebelum subjek bergerak keluar dari frame. Ini digunakan untuk memeprlihatkan tentang siapa dan bagaimana "yang" merasa - marah, takut, romantis, dll. Extreme Close Up Disingkat dengan ECU atau XCU. Murni detail shot - atu aspek dari subjek seperti mata, mulut, telinga, atau tangan diperlihatkan dalam satu frame. Dapat digunakan dalam pekerjaan dokumenter,seperti scientific studi, dan dapat digunakan dalam cerita fiksi. Untuk menjadi kameramen yang baik dan menghasilkan tembakan yang menarik, maka tidak cukup hanya dengan mengetahui jenis shot saja, kita juga perlu menyertai unsur seni di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, kita akan bahas pada sub ‗the art of competition‘. The Art of Composition Komposisi sebagai sebuah pengaturan artistik yang memuat unsur-unsur seni seperti musik, lukisan, kata-kata, dan unsur visual lainnya dalam sebuah film. Yang perlu dilakukan ketika ingin menempatkan objek dengan memperhitungkan komposisi : Pertama kita harus memahami format kamera dan aspek rasio bingkai. Dengan mengetahui bentuk yang tepat dari frame, memahami batas-batas lebar dan tinggi yang akan membantu untuk memutuskan berbagai pilihan penembakan lain. Selanjutnya, memutuskan apa yang ingin dijadikan sebagai objek, arahkan kamera pada sesuatu, dan merekam gambar. Selain itu juga harus paham bagaimana menempatkan objek dalam bingkai. Inilah penempatan objek berseni dengan kerangka yang membantu menggaris bawahi arti, memberikan subteks, dan secara umum, menggunakan imajinasi dengan penuh perasaan akan keindahan, keseimbangan, dan ketertiban. Ini adalah seni komposisi. Komposisi dalam fotografi : penempatan elemen visual dalam foto sehingga menghasilkan gambar yang menyenangkan (pleasing for the eyes). Elemen Visual (elements of design, formal elements atau elements of art) adalah ―bahasa‖ yang ada untuk dikomposisikan oleh fotografer untuk menghasilkan foto yang baik. Elemen visual :
  • 7. • Garis, komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar/melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus , melingkat atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis. • Bentuk, komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran • Warna, warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisilkan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan "mood color" (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto pictorial ( foto yang menunjukkan unsur keindahan) • Tekstur, yaitu yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda ( halus, kasar, beraturan, tajam, lembut, dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan. • Arah, kitaharus menentukan arah kita dalam mengambil sebuah gambar objek dengan menentukan angle yang pas. Ada tiga pilihan angle, yaitu high angle, low angle, dan neutral. • Ukuran / dimensi • Perspektif, sudut pandang si kameramen dapat direpresentasikan pada hasil pengambilan gambarnya. • Ruang, dengan mengetahui perbedaan interior atau eksterior kita dapat menyesuaikan pencahayaa, efek yang digunakan, dan lain sebagainya Subjective Shooting Vs Objective Shooting Angel Kamera Subjektif : Kamera subjektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut berpartisipasi dalam peristiwa yang disaksikannya sebagai pengalaman pribadinya. Penonton ditempatkan kedalam film baik dia sendiri sebagai peserta aktif, atau bergantian tempat dengan sesorang pemain dalam film dan menyaksikan kejadian yang berlangsung melalui matanya. Penonton juga dilibatkan dalam film, yaitu ketika seorang pelaku dalam adegan memandang ke lensa, maka terlihat penonton diajak berinteraksi dengan pelaku. Contoh : Presenter dan VJ Angel Kamera Objektif : Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton. Penonoton menyaksikan peristiwa yang dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi. Angel kamera ini tidak mewakili pandangan siapapun dalam film, kecuali pandangan penonton atau netral. Aktor seolah olah tidak menyadari keberadaan kamera dan tidak pernah memandang kamera. Jangan perha seorang pemain melihat ataupun melirik ke lensa, bila itu terjadi , maka adegan tersebut harus diulang. Sebagian besar adehgan film disajikan datri angel kamera yang objektif.
  • 8. Headroom dan Noseroom Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek. Sedangkan Noseroom , merupakan arah pandang atau ruang gerak dalam sebuah frame , bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sesang melihat sesuatu. Rule of Thirds Pada aturan umum fotografi, bidang foto biasanya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan uang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengahtengah bidang foto. Cara Kerja: Bagilah framing foto menjadi 3 kolom dan 3 baris yang sama besar, dengan 2 garis vertikal dan 2 garis melintang. Biasanya pada kamera SLR sudah ada disediakan pilihan untuk mengaktifkan grid/garis acuan Setelah framing dibagi menjadi 3, maka letakan subjek foto pada salah satu garis. High Angel dan Low Angel Shot High Angel, pandangan tinggi. Artinya pemotretan berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto. Sedangkan Low Angel Shot adalah pemotretan yang dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengambilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bangunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun. Lebih lanjut mengenai komposisi. Gambar dua dimensi (2D) yang direkam dapat memberikan kesan ruang tiga dimensi (3D) yakni dengan menggunakan elemen komposisi untuk menciptakan ilusi ruang tiga dimensi tersebut dalam film atau frame video. Banyak metode popular termasuk garis diagonal, latar depan dan latar belakang obyek, ukuran objek, atmospherics, lebar atau panjang lensa, fokus, dan pencahayaan. Pada bagian ke tiga ini pembahasan lebih mendalam tentang langkah selajutnya dalam komposisi dan Bab ketiga pada tata bahasa ini dan memperkenalkan cara-cara baru dan lebih menarik untuk mengisi komposisi dalam pengambilan objek kita dengan informasi, makna, dan keindahan. Pembuat film harus menghasilkan ilusi multidimensionality. Ilusi mendalam pada bidang film atau video 2D dapat dibuat dalam berbagai cara, yakni : Garis Horizontal– apa yang membuat penampil terkunci dalam hubungan spasial yang dapat diketahui denganruang film. Dengan kata lain, membuat mereka memungkinkan untuk orientasi jelas atas / bawahdan kiri / kanan. Tujuan utama Anda harus untuk menjaga garis horizon Anda sebagai tingkat yang sejalan-sejajar - tepi atas dan bawah fisik film atau frame
  • 9. video. Ini relatif mudah untuk dilakukan oleh mata ketika Anda menembak yang mana harus tetap tingkat dan mantap. Dutch Angle – condong terhadap garis horizontal dan vertikal untuk menciptakan ketidakseimbangan. Garis diagonal - perspektif menciptakankekuatan untuk titik hilang dan menciptakan kedalaman. Kedalaman ruang film- foreground / ground / Middle dan background - zona di mana aksi panggung anda dan yang ada di berbagai jarak dari lensa. Ukuran benda - besar dalam bingkai yang berarti dekat dan kecil yang berarti jauh. Atmospherics - jarak yang sangat tersirat melalui uap air mengaburkan. Lensa zoom - wide angle atau tele - focal length menangkap seluruh layar pandang atau sempit pandang ruang film. Fokus - kreatif pergeseran fokus dalam kedalaman film akan mengarahkan mata pemirsa di sekitar frame dan menjaga mereka terlibat - menarik, mendorong, menaruh ke atas rak, atau mengikutifokus. Kedalaman bidang - hanya benda dalam DOF yang tampak dalam fokus yang diterimakepada penonton, memperluas / kontrak atau menggeser zona bahwa untuk mencapai lebih banyak komposisi kreatif dan menanamkan energi gambar. Pencahayaan, cahaya selalu dibutuhkan untuk mendapatkan gambar dasar Anda untuk mengekspositu, menggunakan cahaya untuk memisahkan objek dari latar belakang, membuat komposisibidang obyek dalam bingkai, menghasilkan ilusi 3D melalui pemodelan kontrasdaerah terang dan gelap, mengatur nada untuk perasaan dengan desain kunci pencahayaan yang tinggi atau rendah dan penggunaan warna. Conclusions Sebuah proses pengambilan gambar (shot) menajadi hal dasar bagi seorang film maker atau fotografer. Dengan begitu ia harus mengenal jenis – jenis shots dan frame yang digunakanya. Pengambilan gambar bukan berarti seorang kameramen harus mengambil seluruh objek yang ada dan memasukkannya ke dalam frame, tentu hal ini menjadi tidak menarik dan membingungkan untuk menentukan fokus objek yang mana yang sebenarnya ingin dipertontonkan. Maka dari itu kita perlu memilih dengan baik mana objek yang akan kita sorot, dengan mempertimbangkan ukuran frame, angle, dan tentunya jenis shots, serta memperhatikan elemen-elemen visual lainnya. Hal tersebut tidak akan menjadi menarik jika kameramen melakukannya tanpa memasukkan unsur seni. Seni dibutuhkan dalam mengkomposisikan sebuah gambar yang diambil. Pada intinya kita mengerti bagaimana camera angle dan penyesuaian cahaya dan warna pada sebuah perekaman gambar. Dari view yang ada kita harus mampu memilah mana yang baik dimasukkan dan mana yang tidak, hal tersebut kita kaitkan dengan unsur artistik sehingga objek yang terekam dapat menarik perhatian audiens.
  • 10. Referensi : Thompson, Roy. 2009. Grammar of Shot. Elsevier printed: Burlington, USA.