Dokumen tersebut membahas tentang bahasa visual dalam pembuatan karya audio visual. Bahasa visual memiliki aturan tata bahasa dan tanda baca seperti halnya bahasa verbal yang dapat menentukan makna yang tepat. Unsur-unsur kamera, suara, dan editing berperan sebagai pengatur tata bahasa dan tanda baca visual.
2. BAHASA VISUAL
2
Membuat karya audio visual, bukan sekedar
melihat apa yang tertangkap dan terlihat di
layar kamera.
Bukan berlandaskan pada upaya mendapatkan
obyek dan gambar bagus semata.
persoalan mendasarnya pada . . . VISUAL THINKING.
3. BAHASA VISUAL
3
Karya audio visual itu, pada
hakekatnya digunakan sebagai
upaya menyampaikan pesan
atau moral kepada orang atau
pihak lain.
presentation
Agar konsep dan ide dapat terimplementasi
dengan efektif, komunikasi yang dipadukan
dalam gambar, suara, dan efek khusus itu
musti disandarkan pada. . . BAHASA VISUAL.
4. BAHASA VISUAL
4
Menetapkan konsep dan ide visual film, sama
halnya ketika ingin menyiapkan redaksional sebuah
tulisan dengan Bahasa Verbal yang memiliki tata
bahasa dan aturan tertentu.
subyek
obyek preposisi
numeralia
ket. waktu
Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.
konjungsi
TATA BAHASA
TANDA BACA
IMBUHAN
predikat
ket. tempat
Bahasa Verbal memiliki satuan simbol, yaitu huruf, kata,
kalimat dan paragraf yang diatur oleh tata bahasa, tanda
baca, imbuhan dan frase agar kalimat yang terbentuk
menyatakan sebuah makna yang tegas dan benar.
FRASE
HURUF
KATA
KALIMAT
PARAGRAF
5. 5
BAHASA VISUAL
Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.
Bila tata bahasa, tanda baca, imbuhan, dan
frase tidak diimplementasikan secara baik dan
benar, apa saja resiko yang akan diterima?
Apakah makna dan arah tujuan kalimat di atas
bakal berubah?
Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi?
Budi dan Tanti? Menulis Rumah Kreatif di setiap Minggu pagi.
Budi menulis cerita tentang Tanti di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.
Menulis cerita Budi dan Tanti di Minggu Pagi setiap Rumah Kreatif.
6. BAHASA VISUAL
6
LANGUAGE
CAMERA, SOUND, dan
EDITING mempunyai
ragam komponen yang
bakal bertindak
sebagai pengatur serta
penentu tata bahasa
dan tanda baca dalam
film. Itu semua bila
diimplementasikan
secara tepat akan
menghasilkan makna
yang tegas dan benar.
Dalam film juga ada ketentuan mengenai tata bahasa
dan tanda baca. Suatu konsep film tertentu memiliki
aturan tata bahasa dan tanda baca tersendiri yang cara
bekerjanya dibentuk oleh tiga pokok besar.
FRAMING
CAMERA
SOUND
EDITING
pengatur - penentu
tata bahasa dan tanda baca
visual
MOVEMENT
ANGLE
7. BAHASA VISUAL
7
1 frame
fps - frame per second
Bila fps < 24, maka akan
terjadi atau terlihat flickers
HURUF
KATA
KALIMAT
PARAGRAF
FRAME
SHOT
SCENE
SEQUENCE
rangkaian Shot
yang bertalian
rangkaian Scene
yang saling terkait
gambar diam
gambar kontinyu,
terdiri atas
Frame
8. BAHASA VISUAL
8
F R A M I N G
FRAMING
Itu berarti musti memutuskan dimanakah dan
bagaimanakah obyek gambar akan ditempatkan
dalam frame. Kamera dan lensa adalah
perpanjangan dari mata.
Maka harus mempertimbangkan bahwa
gambar itu nantinya bisa meyakinkan audiens
mengenai informasi yang mau disampaikan
melalui obyek gambar dan menyertakan
kenyamanan tentunya.
9. BAHASA VISUAL
9
FRAMING
TYPE OF SHOT
Rule of Thirds
Prinsip dasar untuk menempatkan
posisi obyek gambar pada titik-titik
perpotongan antar garis yang
disebut sebagai power point. Itu
adalah posisi yang nyaman dan
optimal.
memutuskan dimanakah dan
bagaimanakah obyek gambar
akan ditempatkan dalam frame
BASIC RULES
Head Room
Lead Space
Ruang di atas kepala atau bagian
teratas dari obyek gambar.
Disini tidak boleh memberikan
ruang yang terlampau banyak.
Baiknya seminimal mungkin.
Memberikan ruangan sesuai arah
pandangan obyek. Jika obyek gambar
melihat ke arah kanan, maka posisi
obyek gambar haruslah berada di
bagian kiri frame dan memberikan
ruangan di bagian kanannya.
11. BAHASA VISUAL
11
FRAMING
TYPE OF SHOT
[DISTANCE]
WIDE
Keseluruhan obyek, karakter, dan
lingkungan sekitar menempati full
frame. Berperan untuk mengamati
adegan karakter, dan memberi
informasi dimana lokasi secara
menyeluruh, agar audiens leluasa
mereview scene yang dimunculkan.
MEDIUM
Cenderung tertuju pada obyek atau
karakter tertentu yang tengah
beradegan, setelah audiens tahu
semua obyek, karakter, dan lokasi.
Berperan memberi informasi lebih
detail mengenai dialog atau
tindakan yang tengah diadegankan.
CLOSE UP
Sangat fokus pada ekspresi obyek
atau karakter yang tengah beradegan.
Ini untuk lebih tegas memberikan
informasi mengenai minat, motivasi,
dan arah tujuan dari obyek atau
karakter bersangkutan, agar emosi
audiens lebih mengarah ke dalam.
12. BAHASA VISUAL
12
FRAMING
WIDE
TYPE OF SHOT
Extreme Wide Shot - EWS
Long Shot - LS
Full Shot-FS
Pandangan yang sangat jauh sekali,
sehingga tak satu pun obyek gambar yang
bisa dikenali. Hening, biasanya digunakan
untuk eksterior, pemandangan kota,
perumahan, sebuah bangunan atau
lansekap.
Ada obyek gambar yang bisa dikenali,
meski tidak jelas.
Obyek gambar mengambil frame secara
penuh, atau setidaknya bagian bawah
hingga atas tertangkap.
Tujuannya untuk mendeskripsikan besar
atau luasnya lansekap lokasi tersebut.
Biasa dikenal sebagai establish shot yang
bertujuan untuk transisi sebuah scene ke
scene berikutnya. Dalam genre thriller
seperti war atau disaster yang banyak
menggunakan shot yang detail, maka EWS
akan memberikan kesan umum
dibandingkan informasi spesifik.
Tujuannya sebagai informasi bahwa ada
karakter atau obyek gambar yang
berada di sekitar lingkungan itu.
Bila di awal scene, tujuannya agar
audiens tahu bakal memulai sebuah
scene yang bertalian dengan
sebelumnya. Bila ada di akhir scene,
berarti scene tersebut akan
meninggalkan audiens.
LS bisa juga digunakan sebagai establish
shot atau pun re-establish shot.
Tujuannya untuk menunjukkan keseluruhan
bagian ‘obyek gambar’. Situasinya, jika shot
masih ingin memperlihatkan suasana
lingkungan di situ, namun fokus pada
karakter atau obyek gambar.
Atau bila scene itu berisi dialog yang
melibatkan lebih dari dua karakter. FS sering
digunakan sebagai master shot, yaitu shot
yang berkaitan dengan continuity aktor
bersangkutan dan memungkinkan dilakukan
pilihan editing lainnya.
13. BAHASA VISUAL
13
TYPE OF SHOT
FRAMING
MEDIUM
Mid Shot - MS
Bila ingin menunjukkan lebih detail ekspresi karakter
atau sebagian dari obyek gambar, namun masih
berkesan kuat ingin memberikan suasana di sekitarnya.
Kalau obyek gambarnya manusia, biasanya frame itu
terisi oleh bagian pinggang hingga di atas kepala.
Biasanya digunakan untuk interaksi antara karakter,
termasuk dialog. Juga untuk pergerakan karakter,
terutama ketika berjalan sambil berdialog. Atau
menunjukkan keintiman dua karakter yang tengah
berbincang berdekatan.
Medium Close Up - MCU
Banyak digunakan untuk scene dialog atau ekspresi
tertentu. Terutama pada scene yang melibatkan dua
atau tiga karakter dan meminimalkan latar belakang
atau suasana di sekitarnya, karena penonton sudah
tahu lokasi dan set scene bersangkutan.
Atau dirty 2 shot, bila kamera ada di belakang seorang
karakter pertama, namun tetap ingin menampakkan
ekspresi karakter kedua yang posisinya di sebelah atau
di belakang karakter pertama.
14. BAHASA VISUAL
14
FRAMING
Close Up - CU
Fokus pada satu obyek atau karakter,
yaitu bagian tertentu dari obyek
gambar, dan akan menempati full
frame. Latar-belakang atau suasana
sekitar diabaikan.
Tujuannya memunculkan ekspresi
karakter dan kedekatan, agar audiens
terdorong masuk ke dalam karakter.
Secara emosional bisa menciptakan
kenyamanan atau audiens menjadi
tidak nyaman secara ekstrim.
TYPE OF SHOT
CLOSE UP
Extreme Close Up - ECU
Secara ekstrim ingin menunjukkan
detail dari bagian obyek atau
karakter tertentu. Bisa mata, alis,
telinga, mulut dan lainnya.
Ada yang menyebutnya artificial
shot yang digunakan untuk
mendapatkan efek dramatis.
Cut In - CI
Lebih fokus untuk mendapatkan
detail pada bagian tertentu dari
adegan karakter. Bisa jadi karena
adegan memuat ekspresi pada
bagian itu.
Misalnya, kedua tangan karakter
yang saling meremas jari, karena
sedang gelisah. Atau bagian tubuh
yang terkoyak akibat tersayat
pedang musuhnya
15. BAHASA VISUAL
15
TYPE OF SHOT
FRAMING
Knee Shot
Over The Shoulder Shot - OTS
[AREA]
Two Shot – 2S
Tight Two Shot
Three Shot – 3S
Dirty Single Shot
16. BAHASA VISUAL
16
MOVEMENT
CAMERA MOVEMENT
Salah satu perangkat memunculkan ekspresi. Itu akan merubah
hubungan antara obyek gambar atau karakter terhadap :
• frame kamera
• perspektif audiens mengenai ruang dan waktu
• kontrol penyampaian informasi secara naratif
kanan
PAN
Digunakan untuk melihat panorama
dan mengamati pergerakan obyek
TILT
kiri
Digunakan untuk melihat obyek ke
arah atas atau bawah
atas
bawah
maju
mundur
TRACK
Digunakan untuk mengikuti, memutari,
mendekati, atau menjauhi obyek
17. BAHASA VISUAL
17
MOVEMENT
PAN
Mounting pada kamera digerakkan
secara horisontal ke kiri [PAN LEFT]
atau ke kanan [PAN RIGHT]. Pan shot
biasanya untuk menunjukkan ke
audiens mengenai pemandangan
atau set di sekitar obyek gambar.
Dimulai dari still shot, lalu pan shot
dan diakhiri still shot kembali.
HANDHELD
Secara sederhana kamera dipanggul di atas pundak untuk
mengikuti pergerakan obyek gambar. Ada juga yang
memerlukan perangkat tambahan steadicam.
TILT
Mounting kamera digerakkan secara
vertikal ke atas [TILT UP] atau ke
bawah [TILT DOWN], tanpa
merendahkan atau meninggikan posisi
kamera. Teknik ini digunakan untuk
mengikuti pergerakan obyek atau
mungkin obyek sangatlah besar,
hingga audiens perlu tahu detail obyek
dari atas ke bawah atau sebaliknya.
TRACK
Ini jenis pergerakan, dimana kamera dan
operatornya bergerak bersama. Kamera
dan kamu harus bisa stabil dan nyaman di
atas track atau dolly . Pergerakan arah
kamera ke depan [TRACK IN] bisa memiliki
kesamaan
ukuran
teknis
dengan
pergerakan ke belakang [TRACK BACK].
ZOOM
Ini adalah teknik pergerakan kamera dengan
pergerakan hanya pada lensa. Obyek bisa di
proyeksikan mendekat [ZOOM IN] atau di jauhkan
[ZOOM OUT] dengan memutar-mutar zoom ring
pada lensa.
18. BAHASA VISUAL
18
ANGLE
CAMERA ANGLE
Sebuah scene dapat diambil gambarnya melalui penempatan
kamera pada lokasi dengan sudut kamera tertentu. Sudut
kamera yang berbeda akan memberikan efek emosi audiens
yang berbeda pula
19. BAHASA VISUAL
19
ANGLE
Hubungan antara SHOT dan ANGLE, seperti halnya kata-kata dan
tanda baca yang bisa membentuk kalimat yang bermakna. Meski
redaksional nya sama, namun penggunaan tanda baca berbeda bakal
memberikan makna yang berbeda pula.
The BIRD’S EYE View
HIGH ANGLE
Scene yang secara langsung diambil dari atas
kepala. Biasanya untuk menyamarkan
sesuatu yang sudah sangat dikenal. Melihat
kejadian dari atas akan menempatkan
audiens seperti berada pada posisi dewa.
Obyek menjadi terlihat lebih kecil dan
berkurang nilai harfiahnya sebagai
karakter. Sering kali dimaksudkan agar
setting terlihat sangat mendominasi
suasana.
CANTED ANGLE
LOW ANGLE
Menambah ketinggian dan sentuhan
pada kecepatan pergerakan gambar.
Membuat karakter terlihat menjadi
lebih kuat dan dominan.
EYE LEVEL
Kamera diletakkan miring,
Shot yang normal dan
tidak sejajar dengan level
wajar. Kamera
lantai. Menguatkan suasana diposisikan seolah-olah
ketidak seimbangan, transisi
mata manusia secara
dan tidak stabil.
aktual mengamati scene